BAHASA INDONESIA
Kayaruddin Kadir
Soal yang jadi langganan
CPNS
adalah parafrase
terutama memparafrasekan
puisi
Pengertian Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah
pengungkapan kembali suatu tuturan
bahasa ke dalam bentuk bahasa lain
tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut
bertujuan untuk menjelaskan makna
yang tersembunyi
Contoh 1
Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
kudengar seru menderu
dalam hatiku
apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal
(Chairil Anwar)
parafrasanya menjadi:
parafrasenya menjadi :
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan
seseorang yang menyesali masa mudanya tidak
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
SELANJUTNYA ADALAH PERGESERAN MAKNA :
1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya.
CONTOH:
1. Ibu
2. kepala
3. jurusan
2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran
makna yang menyebabkan makna yang
baru menjadi lebih sempit jika
dibandingkan makna sebelumnya
CONTOH:
1. sarjana ( orang pandai menjadi S.1)
2. madrasah ( sekolah menjadi hanya
sekolah islam)
3. guru (mengajarkan sesuatu skrg pengajar
disekolah)
3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru
dirasakan lebih baik atau lebih tinggi jika
dibandingkan makna sebelumnya
CONTOH:
1. Buta jadi Tuna netra
2.Perempuan jadi Wanita
3. Beranak jadi Melahirkan
4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru
dirasakan lebih buruk atau lebih rendah jika
dibandingkan makna sebelumnya
CONTOH:
1.Pergi menjadi Kabur
2.Hamil menjadi Bunting
3. Sekelompok menjadi Gerombolan
5. Persamaan Sifat (Asosiasi)
Asosiasi adalah proses pergeseran makna
secara kiasan
contoh :
Gadis desa itu manis
Manis Perasa Penglihatan sekali
Suaranya sangat
Sedap Perasa Pendengaran
sedap di dengar
Menentukan ide pokok paragraf.
Contoh paragraf:
Pada hari minggu ayah mengajak saya pergi ke toko
buku. Toko buku yang kami tuju ada di pusat kota. Kami
mengendarai sepeda motor kesana.
Kalimat yang bercetak tebal mengandung pokok pikiran dari
paragraf tersebut. Pokok pikirannya adalah Ayah mengajak
saya pergi ke toko buku.
Kalimat selanjutnya dalam paragraf tersebut adalah kalimat
pendukung pokok pikiran. Kalimat pendukung ini berfungsi
memberi gambaran terperinci dari kalimat yang berisi pokok
pikiran. Dan sangat tidak mungkin soal CPNS hanya terdiri
dari 1 atau 2 kalimat penjelas karena sifatnya yang HOTS
Contoh paragraf induktif
Ciri Opini :
1. Kebenarannya belum pasrti ditandai dengan
penggunaan mungkin barangkali dll
2. Menyatakan hub. Sebab akibat
3. Mengandung subjektivitas
4. Terkadang berupa saran, nasihat dan
pengandaian
Contoh opini
1. Tinggal dipegunungan itu menyenangkan
2. Ruangan ini sempit sekali
3. Ibuku adalah orang yang tegar
4. Soto buatan istriku adalah yang terenak di
dunia
5. Bekerja sebagai tukang cukur itu adalah hal
yang mudah
3. Membenarkan sebuah kalimat atau
paragraf
Terdiri atas 4 aspek :
1. Pengunaan huruf kapital
2. Penggunaan huruf miring dan cetak tebal
3. Penggunaan tanda baca yang sesuai PUEBI
4. Penggunaan imbuhan (awalan,akhiran dan
sisipan)
60
• EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
hubungan antara lambang-lambang itu.
61
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
contoh : Buku itu sangat tebal. Kantor pajak penuh sesak.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipian, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.
contoh: diampuni, diperpanjang, bergeletar, mempermainkan, penetapan.
C. Kata Ulang
• Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya,
contoh: Murid duduk di bangku
Saya pergi ke sana untuk mencarinya
Paman datang dari Bandung
74
Perbedaan antara Ejaan Van Ophujsen dengan Ejaan
Soewandi
1. Khoesoes 1. Chusus
2. Djoem’at 2. Djum’at
3. Ja’ni 3. Jakni
4. Pajoeng 4. Pajung
5. Tjoejoe 5. Tjutju
6. Soenji 6. Sunji
7. Goeroe 7. Guru
8. Njoenja 8. Njonja
76
Perubahan yang terjadi di PUEBI dibanding
Ejaan Soewandi (1)
1. Didepan; 1. Di pasar
2. Ditulis; 2. Di kampus
3. Diundang; 3. Di meja
4. Kemudian; 4. Ke pasar
5. Kepada; 5. Ke kampus
6. Kedepan 6. Ke pasar
78
Perubahan yang terjadi di PUEBI dibanding Ejaan
Soewandi (2)
4. Beberapa huruf berubah penulisannya :
- tj: c = tjukup - cukup
- ch : kh = chusus - khusus
- nj : ny = njonja - nyonya
- sj : sy = sjarat - syarat
- dj : j = djalan - jalan
- j : y = dajang - dayang
79
Singkatan dan Akronim
80
Contoh singkatan & akronim
• Singkatan • Akronim
1. AC [ a – se ] [ a – ce ]
2. BBC [ bi – bi – se ] [ be – be- ce ]
3. LNG [ el – en – gi ] [ el – en – ge ]
4. TVRI [ ti – vi- er – i ] [ te – ve - er- i ]
5. MTQ [ em – te – kyu ] [ em – te – ki ]
6. IGGI [ ay– ji – ji – ay ] [ i – ge – ge – i )
7. IUD [ ay – yu – di ] [ i – u – de ]
8. RCTI [ er– se –te – ay ] [ er – ce – te – i ]
82
PENULISAN PARTIKEL
PUN
Kayaruddin kadir
Penulisan partikel pun dalam bahasa
Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu :
Kayaruddin Kadir
Pengertian
Informasi mengenai sumber referensi (acuan)
yang digunakan dalam penulisan sebuah karya
ilmiah.
Daftar pustaka (bibliografi) perlu dilampirkan
dalam sebuah karya ilmiah sebagai bentuk
penghargaan atas pikiran/pendapat orang lain
yang dikutip dalam karya ilmiah tersebut
Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam
penulisan daftar pustaka :
1. Nama pengarang
2. Tahun terbit
3. Judul buku
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Aturan umum penulisan daftar pustaka
1. Penyusunan daftar pustaka disusun secara
alfabetis (urut abjad) berdasarkan nama
belakang dari pengarang.
2. Penulisan daftar pustaka tidak perlu diberi
nomor urut.
3. Daftar pustaka diletakkan di bagian akhir karya
ilmiah.
4. Gelar akademik, pangkat, kebangsawanan
tidak perlu dicantumkan.
Contoh penulisan daftar pustaka
Aminudin. 1999. Pembelajaran Terpadu Bahasa dan Sastra
Indonesia. Malang : IKIP Malang Press.
Baradja, Abdullah. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa.
Yogyakarta : UGM University Press.
------------------------ . 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamid, Fuad Abdul dan Taufik Ismail. 1987. Menuju Pengajaran
Bahasa Berbasis Strategi Belajar. Semarang : PT. Toha Putra.
Wahab, Abdul dkk. 1996. Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Surabaya : Airlangga University Press.
Nama Pengarang
Halliday, M.A.K. dan Ru qaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks :
Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semantik. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Judul buku Tahun terbit Nama pengarang Penerbit Tempat terbit
Contoh:
a. bisa : dapat
bisa : racun
b. buku : ruas
buku : kitab
Homofon
Homofon adalah Kata yang sama lafalnya dengan
kata lain tetapi beda ejaan dan maknanya.
Contoh:
a. sangsi : ragu-ragu
sanksi : hukuman
b. bank : tempat menanbung
bang : panggilan untuk laki-laki
Homograf
Homograf adalah kata yang sama ejaannya dengan
kata yang lain tertapi beda lafal dan maknanya.
Contoh:
a. apel (lafal e seperti pada teh) : upacara
apel (lafal e seperti pada teman) : nama buah
b. seminar (lafal e seperti pada teman) : bersinar-
sinar
seminar (lafal e seperti pada sate) : pertemuan
ilmiah
Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai
makna lebih dari satu.
Contoh:
a. Husni mempunyai hubungan darah dengan
Hasan.
b. Tubuhnya berlumuran darah akibat terjatuh
dari sepeda motor.
Kesimpulan
Pembeda Homonim Homofon Homograf Polisemi
Sepanjang Sungai Cisadane saat ini airnya coklat. Sampah plastik dan
sampah rumah tangga lainnya bertebaran di badan sungai. Di pinggir
sungai berdiri industri yang menggelontorkan imbahnya ke sungai itu.
Gaya
Bahasa
Fungsi & Tujuan
Penggunaan Majas
1.Menghidupkan cerita
2.Memperindah sebuah
karangan
3.Menarik perhatian
4.Memberi
nasihat/petuah
5.Memperhalus
ungkapan yang kasar
6.Menyindir
Jenis-Jenis
Majas
Perbandingan
Pertentangan
Penegasan
Sindiran
Perbandingan
1 Metafora
2 Personifikasi
3 litotes
4 Eufimisme
5 Hiperbola
6 Sinekdoke Part Pro Toto
7 Sinekdoke Totem Pro Parte
8 Metonimia
9 Alusi
10 Alusio
11 Simile
Perbandingan
Metafora
Membandingkan suatu benda dengan benda
lain yang mempunyai kemiripan sifat.
Contoh:
1.Dewi siang muncul di balik awan. (matahari)
2.Beliau gugur sebagai kusuma bangsa.
(pahlawan)
Perbandingan
Personifiksi
mengumpamakan benda mati sebagai makhluk
hidup. Atau memberikan sifat-sifat manusia
pada benda mati.
Contoh:
1.Rembulan terlelap dibuai mimpi
2.Penanya menari-nari di atas kertas.
Perbandingan
Litotes
Litotes: menyebutkan kata-kata yang maksudnya
berlawanan arti dengan kata yang digunakan
untuk merendahkan diri.
Contoh:
1.Singgahlah sebentar di
gubug kami.
2.Makanlah dengan seadanya.
Perbandingan
Eufimisme
Eufemisme: menggunakan ungkapan halus/sopan
sebagai pengganti ungkapan yang dianggap
kasar/tidak sopan.
Contoh:
1. Permisi Bu, saya mau ke belakang.
(ke kamar mandi)
2. Bruno adalah anak yang kurang
cepat mengikuti pelajaran. (bodoh)
Perbandingan
Hiperbola
Hiperbola: mengandung pernyataan yang berlebihan
dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan
dan pengaruhnya.
Contoh:
1.Cintaku padamu sedalam lautan.
2.Sampah di sudut kelas itu semakin lama
semakin menggunung karena lama tidak
dibersihkan.
Perbandingan
Sinekdoke Part Pro Toto
Contoh:
1. Indonesia memboyong emas dalam olimpiade
Bejing 2008 lalu.
2. Akibat guyuran hujan semalam Surabaya terendam
banjir.
Perbandingan
Metonimia
Metonomia: menyebutkan kata sebagai ciri atau
sangat erat kaitannya dengan benda yang
dimaksudkan.
Contoh:
1.Presiden berkunjung ke Papua naik
garuda.
2.Saya pergi ke sekolah naik kijang.
Perbandingan
Alusi
Alusi: menyebutkan nama tempat, nama tokoh
atau nama peristiwa yang terkenal baik fiksi
maupun nonfiksi untuk menyatakan sesuatu.
Contoh:
1.Jangan kau menjadi Si Malin Kundang.
2. Tragedi bom Bali masih menyisakan trauma
bagi sebagian orang.
Perbandingan
Alusio
Alusio: menggunakan uangkapan yang
isinya sudah lazim/umum.
Contoh:
1.Bersikaplah seperti padi semakin berisi
semakin merunduk.
2.Belajarlah yang giat agar tidak seperti katak
dalam tempurung.
Perbandingan
Simile
Simile: majas perbandingan yang
menggunakan kata istilah, misalnya: bak,
ibarat, laksana, seperti, bagaikan
Contoh:
1.Bedanya seperti langit dan bumi
2.Kulitnya halus mulus bak sutra
3.Cinta laksana pawana
Pertentangan
1 Paradoks
2 Kontradiksio
3 Antitesis
Pertentangan
Contoh:
1.Orang itu sangat kaya, tapi
miskin hatinya.
2.Deby merasa kesepian di tengah
keramaian pesta.
Pertentangan
Antitesis: menggunakan
pasangan kata yang berlawanan
makna.
Contoh:
1.Besar kecil, tua muda berbondong-
bondong menuju arena bazar.
2.Kaya miskin di hadapan Tuhan semua
sama.
Penegasan
1 Repetisi
2 Pleonasme
3 Klimaks
4 Antiklimaks
5 Retoris
6 Koreksio
7 Anafora
Penegasan
Repetisi: mengulang kata yang digunakan
untuk menegaskan arti atau maksudnya.
Contoh:
1 Ironi
2 Sinisme
3 Sarkasme
Sindiran
Contoh:
1.Rajin sekali kamu hari ini, baru pukul
08.00 sudah datang.
2.Tulisanmu bagus sekali sampai
mataku juling membacanya.
Sindiran
Contoh:
1.Hei Anjing, enyah kau dari hadapanku!
2.Mampus pun aku tak peduli, diberi nasihat
masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Bacalah teks lirik yang ditulis Ahmad Dani berikut ini! Pahamilah jenis-jenis gaya
bahasanya!
KOSONG
Kamu seperti hantu
Kau genggam hatiku
Terus menghantuiku
Dan kau tuliskan namamu
Kemanapun tubuhku pergi
Kau tulis namamu
Kau terus membayangi aku
Tubuhku ada di sini
Salahku biarkan kamu
Tetapi tidak jiwaku
Bermain dengan hatiku
Kosong yang hanya ku rasakan
Aku tak bisa memusnahkan
Kau telah tinggal di hatiku
Kau dari pikiranku ini
Didalam keramaian
Aku masih merasa sepi
Sendiri memikirkan kamu
ATURAN DAN CARA-CARA PENULISAN ALAMAT
SURAT
Kayaruddin Kadir
Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut:
a. Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah
antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi
sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah
kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Jadi,
alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal
karena tempatnya cukup leluasa.
b. Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut
berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah.
(Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata dari
berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal).
c. Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang
terhormat (tidak diikuti titik).
d. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju,
biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu,
Bapak, Saudara atau Sdr.
e. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang
ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg.,
kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan.
Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki
pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan
Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang
dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur
PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan Bapak,
Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat,
atau dengan jabatan.
Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar:
Yth. Bapak Syakuro, B.A.
Yth. Bapak Darwino
Yth. Ir. Mariani
Yth. Kepala Desa Tajur
Yth. Kapten Sum.o
f. Penulisan kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT,
dan RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal
kata. Selanjutnya, nama kota dan provinsi dituliskan dengan huruf
awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apa
pun. Seperti pada alamat pengirim, pada alamat yang dituju pun
perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah memilikinya
untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda
ke alamat yang dituju.
e. pada akhir penulisan alamat tidak diakhiri dengan tanda baca
apapun.
ATURAN KTSP
PENGGUNAAN KTSP
SEMUA KATA DASAR YANG BERAWALAN KTSP
JIKA BERTEMU DENGAN AWALAN ME- WAJIB
MELEBUR
TIPU = MENIPU
TITIP = MENITIP
SIMPAN = MENYIMPAN
SOSIALISASI = MENYOSIALISASI
PUKUL = MEMUKUL
PIKUL = MEMIKUL
KECUALI 2 KATA