Anda di halaman 1dari 158

MATERI SKD CPNS

BAHASA INDONESIA

Kayaruddin Kadir
Soal yang jadi langganan
CPNS
adalah parafrase
terutama memparafrasekan
puisi
Pengertian Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah
pengungkapan kembali suatu tuturan
bahasa ke dalam bentuk bahasa lain
tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut
bertujuan untuk menjelaskan makna
yang tersembunyi
Contoh 1
Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
kudengar seru menderu
dalam hatiku
apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal
(Chairil Anwar)
parafrasanya menjadi:

Ketika si ku berkaca, aku sangat terkejut melihat mukaku


ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu, dalam hati
kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun  mendengar lagu yang lain menggema
menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya jadi
mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Bila peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Lukadan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang perih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Chairil Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia menginginkan jangan ada seorangpun
yang bersedih, bahkan juga kekasih atau istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang meratapi kematian si aku
sebab tidak ada gunanya. Si aku ini adalah binatang jalang yang
lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak
terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia
ditembak, peluru menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan
memberontak terhadap aturan-aturan yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan,
diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada akhirnya akan
hilang sendiri.
Si aku akan makin tidak peduli pada segala aturan dan ikatan,
halangan, serta penderitaan. Si aku mau hidup seribu tahun lagi.
Maksudnya, si aku menginginkan semangatnya, pikirannya, karya-
karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo)
MENYESAL
Kini PAGIKU  HILANG SUDAH MELAYANG entah
kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak
kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang DATANG
MEMBAYANGi alam pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI

parafrasenya menjadi :
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan
seseorang yang menyesali masa mudanya tidak
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
SELANJUTNYA ADALAH PERGESERAN MAKNA :

1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru menjadi
lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya.
CONTOH:
1. Ibu
2. kepala
3. jurusan
2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran
makna yang menyebabkan makna yang
baru menjadi lebih sempit jika
dibandingkan makna sebelumnya
CONTOH:
1. sarjana ( orang pandai menjadi S.1)
2. madrasah ( sekolah menjadi hanya
sekolah islam)
3. guru (mengajarkan sesuatu skrg pengajar
disekolah)
3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru
dirasakan lebih baik atau lebih tinggi jika
dibandingkan makna sebelumnya

CONTOH:
1. Buta jadi Tuna netra
2.Perempuan jadi Wanita
3. Beranak jadi Melahirkan
4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna
yang menyebabkan makna yang baru
dirasakan lebih buruk atau lebih rendah jika
dibandingkan makna sebelumnya

CONTOH:
1.Pergi menjadi Kabur
2.Hamil menjadi Bunting
3. Sekelompok menjadi Gerombolan
5. Persamaan Sifat (Asosiasi)
Asosiasi adalah proses pergeseran makna
secara kiasan

contoh :

1. Amplop makna sebenarx Tempat Surat


kiasannya Uang Sogokan
2. KursiTempat duduk Jabatan
3. Parasit Jenis tumbuhan Orang yang
merugikan
6. Pertukaran Tanggapan (Sinestesia)
Sinestesia adalah proses pergeseran makna yang
berkaitan dengan konteks alat indera sebagai
penerimanya. 
contoh :
Kata Indera 1 Indera 2 Contoh Kalimat

Gadis desa itu manis
Manis Perasa Penglihatan sekali

Pedas Perasa Pendengaran Perkataannya sangat


pedas di telinga

Suaranya sangat
Sedap Perasa Pendengaran
sedap di dengar
Menentukan ide pokok paragraf.

UNTUK LEBIH CEPATNYA maka kita tentukan


dulu pola pengembangan kalimat yang
digunakan

Apakah polanya deduktif atau induktif


Liat di samping !!!!
Pokok pikiran sebuah paragraf pada umumnya berada di depan dan di belakang. Dengan melihat kalimat pembuka dan penutup

Contoh paragraf:
Pada hari minggu ayah mengajak saya pergi ke toko
buku. Toko buku yang kami tuju ada di pusat kota. Kami
mengendarai sepeda motor kesana.
Kalimat yang bercetak tebal mengandung pokok pikiran dari
paragraf tersebut. Pokok pikirannya adalah Ayah mengajak
saya pergi ke toko buku. 
Kalimat selanjutnya dalam paragraf tersebut adalah kalimat
pendukung pokok pikiran. Kalimat pendukung ini berfungsi
memberi gambaran terperinci dari kalimat yang berisi pokok
pikiran. Dan sangat tidak mungkin soal CPNS hanya terdiri
dari 1 atau 2 kalimat penjelas karena sifatnya yang HOTS
Contoh paragraf induktif

Sebaiknya hindari menelepon sambil berkendara,


melanggar rambu-rambu dan kebut-kebutan. Itulah
hal-hal yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Kalimat yang bercetak tebal mengandung pokok
pikiran paragraf tersebut. Pokok pikirannya
adalah hal-hal yang menyebabkan kecelakaan lalu
lintas.
Pokok pikiran dari paragraf tersebut berada di bagian
akhir paragraf, makanya disebut sebagai paragraf
induktif. Paragraf induktif adalah paragraf yang
diawali dengan kalimat penjelasan dan diakhiri
dengan kalimat umum.
2. Menentukan kalimat fakta dan kalimat opini.

Soal kedua ini juga banyak pengecohnya.


Untuk itu maka anda harus banyak
memahami apa itu fakta dan apa itu
pendapat. Dengan memahami ciri fakta
dan pendapat anda bisa  dengan mudah
menyelesaikan soal soal cpns bagian
fakta dan pendapat. 
Pengertian fakta adalah hal yang benar
terjadi dan kebenarannya dapat dibuktikan
Ciri fakta dalam jawaban :
1. Ditunjukkan dengan angka
2. Kebenarannya objektif dan tidak memihak
3. Menunjuk pada orang, benda ,peristiwa atau
waktu tertentu
4. Biasanya merupakan jawaban dari 5 W dan
1H
Contoh kalimat fakta
1. Roma adalah ibukota Italia
2. Harimau adalah hewan pemakan daging
3. Tanggal 2 mei diperingati sebagai hari
pendidikan nasional
4. Pada tahun 2004 aceh diterjang tsunami
5. R.A kartini lahir di jepara
Opini adalah hasil pemikiran, anggapan,perkiraan oleh
seseorang maupun kelompok

Ciri Opini :
1. Kebenarannya belum pasrti ditandai dengan
penggunaan mungkin barangkali dll
2. Menyatakan hub. Sebab akibat
3. Mengandung subjektivitas
4. Terkadang berupa saran, nasihat dan
pengandaian
Contoh opini
1. Tinggal dipegunungan itu menyenangkan
2. Ruangan ini sempit sekali
3. Ibuku adalah orang yang tegar
4. Soto buatan istriku adalah yang terenak di
dunia
5. Bekerja sebagai tukang cukur itu adalah hal
yang mudah
3. Membenarkan sebuah kalimat atau
paragraf
Terdiri atas 4 aspek :
1. Pengunaan huruf kapital
2. Penggunaan huruf miring dan cetak tebal
3. Penggunaan tanda baca yang sesuai PUEBI
4. Penggunaan imbuhan (awalan,akhiran dan
sisipan)

Banyak materinya ini ....    


Materi tambahan pendamping
1. Aturan penulisan surat
2. Daftar Pustaka
3. Penulisan Gelar
4. Majas
5. Penulisan Partikel
6. Sinonim dan Antonim
7. Homonim Homofon Homograf
TIPS UNTUK SOAL SINONIM DAN ANTONIM
TIPS UNTUK SOAL SINONIM
TIPS PERTAMA

1. JIKA SOALNYA MERUPAKAN KATA ASING DAN


ATAU KATU SULIT

1. MAKA PILIH PASANGAN JAWABAN PADA OPTION


YANG BUKAN KATA SULIT DAN ATAU KATA ASING
TIPS KEDUA

2. JIKA SOALNYA ADALAH KATA SULIT DAN ATAU KATA


ASING BAIK ITU BERUPA SERAPAN BAHASA ASING
(ARAB/INGGRIS), SANSEKERTA, LATIN, DAN ISTILAH
ILMIAH/KESEHATAN )

2. PILIHLAH JAWABAN YANG TERDIRI DARI LEBIH SATU


SUKU KATA KARENA PASANGAN JAWABAN UNTUK
SOAL SEPERTI TERSEBUT DI ATAS TIDAK BISA APPLE TO
APPLE/ WORD TO WORD/ KATA KE KATA/ SATU KE SATU

JAWABANNYA WAJIB TERDESKRIPSI LEBIH DARI 1 KATA


TIPS KETIGA

3. JIKA SOALNYA TERDIRI LEBIH DARI SATU SUKU KATA


MAKA

3. SEBAIKNYA PILIHLAH JAWABAN YANG MEMILIKI


JUMLAH SUKU KATA YANG SAMA DENGAN SOAL
TIPS UNTUK SOAL ANTONIM
SOAL ANTONIM
1. Jika soalnya kata
sulit/asing maka lebih
baik memilih jawaban
yang sama sulit/asing
pula
2. Usahakan memilih
jawaban yang terdiri dari
satu suku saja pada soal
yang juga memiliki jumlah 1
suku kata
2. Usahakan memilih
jawaban yang terdiri dari
satu suku saja pada soal
yang juga memiliki jumlah 1
suku kata
3. USAHAKAN MAMPU
MENERJEMAHKAN SOAL KE
DALAM BAHASA
INDONESIA YANG MUDAH
DIPAHAMI
4. JIKA TERDAPAT PILIHAN
JAWABAN YANG MEMILIKI
BUNYI MIRIP DENGAN SOAL
MAKA KEMUNGKINAN
BESAR JAWABANYA
ADALAH ITU
SOAL SINONIM
1. DESTINASI = ...
A. Penyulingan D. Tempat Tujuan
B. Derviasi E. Idaman
C. Penyucian
1. Destinasi adalah suatu tempat tujuan atau tujuan suatu
pengiriman. Semisal kita tidak tahu artinya, coba kita ingat
kosakata bahasa Inggris DESTINATION, yang artinya
“tujuan”. Soal di atas tidak jauh dengan kata “tujuan”,
sehingga jawaban yang paling mendekati adalah D.
2. HEKSAPODA = ...
A. Berkaki enam D. Bentuk kebangunan
B. Berisi enam E. Tata ruang
C. Segi banyak
2. Heksapoda adalah sebutan untuk hewan yang jumlah
kakinya enam (hewan yang tergolong di kelas
insecta/serangga). Untuk menjawabnya, bisa kita
lakukan analisis perkata. Ingat kata “heksa” = tujuh,
maka kemungkinan jawaban adalah A dan B. kemudian
ingat kata “poda” melekat dengan kata serangga.
Maka, heksapoda lebih dekat jawabannya dengan
pilihan jawaban A.
3. ALGORITME = ...
A. Irama D. Prosedur pemecahan
B. Alegori E. Cara alternatif
C. Nada dasar
3. Algoritme adalah prosedur sistematis untuk memecahkan
masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas atau urutan
logis pengambilan keputusan untuk pemcahan masalah.
Sehingga, ALGORITME = prosedur pemecahan. Bagi yang
benar-benar tidak tahu dengan soal tersebut, maka langkah yang
dapat Anda lakukan adalah dengan mencoba mengingat kata
yang sering melekat dengan algoritme, yaitu algoritme
pemrograman. Kemudian coba kita pasangkan semua kata dari
pilihan jawaban yang ada. Pilihan A, B, dan E sudah jelas tidak
masuk dan aneh jika digabungkan dengan kata pemrograman.
Pilihan jawaban yang tersisa tinggal B dan D. Berdasarkan pola-
pola soal yang sering keluar, biasanya diberikan kosakata-
kosakata asing dan kebanyakan itu sebagai penjebak. Maka
jawaban yang benar adalah D.
4. FLEGMATIS = ...
A. Bertemperamen lamban D. Berbau getah bening
B. Pragmatis E. Hipotelis
C. Fleksibel
4. Flegmatis adalah bertemperamen lamban, tidak mudah
terangsang dan mempunyai kebiasaan yang sukar dirubah.
Kemudian, langkah apa yang harus kita tempuh jika kita
sama sekali tidak tahu artinya? Dalam TPA biasanya
diberikan jebakan berupa kosakata yang mirip-mirip, maka
jawaban yang bisa kita eliminasi adalah jawaban B dan E.
Jawaban C bisa kita kesampingkan karena kata fleksibel
semakna dengan lentur atau mudah menyesuaikan diri atau
beradaptasi. Nah, kita tinggal punya dua jawaban A atau D.
Jika kita lihat dari beberapa penjebak mengarah kepada
sebuah sifat kepribadian, maka dari A dan D yang merupakan
sebuah sifat kepribadian adalah A, yaitu bertemperamen
lamban
5. PURBAWISESA = ...
A. Selesai D. Acara
B. Hubungan E. Kekuasaan sepenuhnya
C. Bergelombang
5. Mungkin sebagian orang sering mendengar kata
Wisesa. Karena kata tersebut ada yang
mempergunakannya sebagai nama orang.
Jika kita perhatikansecara penalaran dari pilihan
jawaban yang ada, pilihan A, C, dan D, kemungkinan
untuk dijadikan arti sebuah nama mungkin sangat kecil.
Dan kata wisesa sendiri punya makna penguasa utama.
Sehingga, kata PURBAWISESA bersinonim dengan
kata kekuasaan sepenuhnya.
6. ORTODIDAKTIF = ...
A. Maju dengan belajar sendiri
B. Cara mengajar anak tuna grahita
C. Pendidikan luar biasa
D. Cara belajar siswa aktif
E. Rehabilitasi kerusakan tulang
6. Ada kalanya kita berhadapan dengan kosakata yang
sama sekali asing di telinga kita. Kita juga kehabisan
akal mau dikerjakan dengan pendekatan apa. Maka,
jika bertemu masalah seperti ini, langsung asal tebak
saja. Karena jika kita memperturutkan rasa penasaran,
kita akan kehabisan waktu.
ORTODIDAKTIF adalah cara mengajar anak yang
mengalami keterbelakangan mental (tuna grahita)
8. MUTATIS MUTANDIS
A. proses penggarapan keputusan
B. keputusan forum tanpa kuorum
C. perubahan seperlunya
D. pemanasan zat tubuh
E. model pemilihan pimpinan dewan
SOAL ANTONIM
1. ALIANSI >< ...
A. Perkawanan D. Persekutuan
B. Perlawanan E. Kerjasama
C. Permusuhan
1. Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
serapan, seperti bahasa Inggris, sansekerta dan lainnya. Maka, langkah
pertama untuk memudahkan kita menemukan makna atau arti katanya
adalah dengan mengembalikan ke dalam bahasa aslinya.
Seperti pada kata ALIANSI. Kata aliansi sendiri merupakan serapan dari
kata “alliance” (dalam bahasa Inggris) yang mempunyai arti
“persekutuan”.
Dari pilihan yang ada, kata yang berkaitan dengan hubungan persekutuan
adalah: perkawanan dan kerjasama.
INGAT! Dalam soal TPA biasanya terdapat beberapa pilihan jawaban
yang sifatnya pengecoh, yaitu dua kata atau lebih yang hampir memiliki
arti yang sama.
Dari pilihan tersebut, yang hampir berarti sama adalah perlawanan dan
permusuhan. Maka, kita harus memahami arti yang lebih dalam dari dua
kata tersebut.
Dan yang lebih mengarah sebagai lawan kata dari ALIANSI adalah
permusuhan.
2. APRIORI >< ...
A. Priori D. Tanpa kritik
B. Aposteriori E. Satu pendapat
C. Supriori
2. Kebanyakan orang menjawab A, karena berpikiran
penambahan huruf “A” pada Apriori sebagai lawan dari kata
priori. Berdasarkan pengalaman kami, tipe soal TPA tidak
sesederhana deperti apa yang kita pikirkan. Hal yang paling
aman adalah harus benar-benar mengetahui makna kata
APRIORI dan makna kata di pilihan jawabannya.
APRIORI adalah beranggapan sebelum mengetahui
(melihat, menyelidiki) keadaan sebenarnya. Sedangkan
APOSTERIORI = setelah diketahui (dilihat, diselidiki)
keadaan sebenarnya, sehingga:
APRIORI >< APOSTERIORI
3. DEFORESTASI >< ...
A. Kehutanan D. Reboisasi
B. Penebangan hutan E. Hutan lindung
C. Pembukaan lahan
3. Pada kata DEFORESTASI terdapat bagian kata
FORES yang artinya hutan.
Maka, deforestasi memiliki arti yang berkaitan
dengan hutan.
DEFORESTASI memiliki arti penebangan hutan.
Sehingga, lawan katanya adalah reboisasi yang
memiliki arti penanaman kembali hutan yang
gundul.
5. REPRESIF >< ...
A. Preventif D. Mengekang
B. Proyektif E. Menghadapi
C. Mengatasi
5. Represif adalah bersifat represif (menekan, mengekang,
menahan atau menindas). Bisa juga diartikan; bersifat
menyembuhkan.
Preventif adalah bersifat mencegah (supaya jangan terjadi apa-
apa). Artinya, jika tidak terjadi apa-apa, tidak perlu
menyembuhkan.
PUEBI DAN TANDA BACA
Kayaruddin Kadir

60
• EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
hubungan antara lambang-lambang itu.

• Kesantunan Ejaan membicarakan tentang :


pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan
unsur serapan dan pemakaian tanda baca.

61
I. PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad : huruf dalam bahasa Indonesia


terdiri dari 26
B. Huruf Vokal : huruf vokal dalam bahasa
Indonesia berjumlah 5 ( a,e, i, o, u)
C. Huruf Konsonan : berjumlah 21
D. Huruf Diftong : ( ai, au, oi)
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Pemenggalan Kata
06/28/2021 BI/PUEBI 62
II. PENULISAN HURUF

Huruf dalam bahasa Indonesia dibedakan :


a. Huruf Besar / Kapital
b. Huruf Miring

Fungsi Huruf Besar / Kapital


1. Huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf pertama petikan langsung.
3. Huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
4. Huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
9. Huruf pertama nama khas dalam geografi.
10.Huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi
badan/lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi.
11.huruf pertama kata ganti Anda.
12.Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan.
13.Huruf pertama singkatan gelar, nama, dan sapaan.
Huruf Miring
1. Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

2. Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan


huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

3. Dipakai untuk menuliskan kata nama-nama


ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa
daerah, kecuali yang disesuaikan ejaannya.
PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
contoh : Buku itu sangat tebal. Kantor pajak penuh sesak.

B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipian, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.
contoh: diampuni, diperpanjang, bergeletar, mempermainkan, penetapan.

2. Bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan


dan akhiran, maka ata-kata itu ditulis serangkai.
contoh : menggarisbawahi,
menyebarluaskan,
dilipatgandakan
3. Unsur gabungan kata yang merupakan kombinasi ditulis serangkai
contoh: Pancasila, tunanetra, infrastruktur, antarkota, mahasiswa,
poligami, dll.

4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung


mengikuti/mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata
contoh: bertanggung jawab, garis bawahi,
dilipat dua, bertepuk tangan dll.

C. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.


contoh : anak-anak, biri-biri, mondar-mandir, ramah- tamah, sayur-
mayur, dll.
D. Gabungan Kata
1. Kata majemuk ditulis terpisah
contoh: duta besar, orang tua, kambing
hitam, rumah sakit, dll.
2. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin
menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk
menegaskan pertalian diantara unsur-unsur yang
bersangkutan.
contoh: anak-isteri, adik-kakak, bapak-ibu,
dll.
3. Gabungan kata ditulis serangkai.
contoh: apabila, adakalanya, matahari,
daripada, bagaimana, peribahasa, halalbihalal, dll.
Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
• Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Contoh : Apa yang kumiliki boleh kauambil.

• Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai


dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan rapi di lemari.
69
E. Kata Depan

• Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya,
contoh: Murid duduk di bangku
Saya pergi ke sana untuk mencarinya
Paman datang dari Bandung

• kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap


sebagai salah satu kata ditulis serangkai seperti
kepada ,daripada, kemari, keluar, dikeluarkan.
• Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

• Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata


yang mendahuluinya.

• Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang


mendahuluinya. (satu kali pun, apa pun)

• Kata yang dianggap padu (adapun, ataupun,


bagaimanapun, meskipun, sekalipun, walaupun,
maupun)
71
PENULISAN KATA SERAPAN

1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya kedalam bahasa


Indonesia.
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya,
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing.
3. Kata asing yang berfungsi memperkaya peristilahan ditulis sesuai
PUEBI.

a. Unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa


Indonesia, seperti reshuffle, chatting, browsing, dll.
b. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti fotokopi, manajemen,
objek, dll.
PEMAKAIAN TANDA BACA

Tanda-tanda baca di bahasa Indonesia antara lain:


1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ( )
9. Tanda garis miring (/)
10.Tanda petik ganda (“...”)
11.Tanda petik tunggal (‘...’)
12.Tanda pisah (-)
13.Tanda elipsis (...)
14.Tanda kurung siku [ ]
15.Tanda ulang (2)
16.Tanda penyingkat (apostrof) (‘)
Macam-macam Ejaan

1. Ejaan Van Ophujsen (nama seorang guru


Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
2. Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik
Indonesia) tahun 1947;
3. Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun
1958;
4. Ejaan Yang Disempurnakan (PUEBI)
diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.

74
Perbedaan antara Ejaan Van Ophujsen dengan Ejaan
Soewandi

A. Ejaan Van Ophujsen B. Ejaan Soewandi

1. Huruf j untuk kata : sajang, 1. Huruf oe berubah menjadi


bajang, pajah, dll. u: buku, saku, guru dll.
2. Tanda diakritik berubah
2. Huruf oe untuk kata: menjadi k, seperti : tak,
goeroe, boekoe, dll. pak.
3. Tanda diakritik berbentuk 3. Awalan dan kata depan di
koma ain, untuk kata : ta’ , & ke ditulis serangkai /
pa’ digabungkan dengan kata
yang mengikutinya.
4. Angka 2 dipakai untuk
pemakaian kata ulang.
75
Contoh kata

Ejaan Van Ophujsen Ejaan Soewandi


(1901 – 1947) ( 1947 – 1972 )

1. Khoesoes 1. Chusus
2. Djoem’at 2. Djum’at
3. Ja’ni 3. Jakni
4. Pajoeng 4. Pajung
5. Tjoejoe 5. Tjutju
6. Soenji 6. Sunji
7. Goeroe 7. Guru
8. Njoenja 8. Njonja

76
Perubahan yang terjadi di PUEBI dibanding
Ejaan Soewandi (1)

1. Huruf f, v, z, q & x diresmikan pemakaiannya


menjadi huruf BI;
2. Angka 2 untuk kata ulang dihapuskan, untuk
penulisannya harus ditulis berulang diikuti
tanda hubung;
3. Awalan di & ke ditulis serangkai, dan kata
depan di & ke ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya;
77
Contoh : Awalan dan Kata Depan

• Awalan di dan ke • Kata Depan di- dan ke-

1. Didepan; 1. Di pasar
2. Ditulis; 2. Di kampus
3. Diundang; 3. Di meja
4. Kemudian; 4. Ke pasar
5. Kepada; 5. Ke kampus
6. Kedepan 6. Ke pasar

78
Perubahan yang terjadi di PUEBI dibanding Ejaan
Soewandi (2)
4. Beberapa huruf berubah penulisannya :
- tj: c = tjukup - cukup
- ch : kh = chusus - khusus
- nj : ny = njonja - nyonya
- sj : sy = sjarat - syarat
- dj : j = djalan - jalan
- j : y = dajang - dayang

79
Singkatan dan Akronim

1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan


yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

2. Akronim adalah singkatan yang berupa


gabungan huruf awal kata, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang disingkat. Akronim
dibaca dan diperlakukan sebagai kata.

80
Contoh singkatan & akronim
• Singkatan • Akronim

1. no : Nomor 1. ABRI (Angkatan Bersenjata


2. PT : Perseroan terbatas Republik Indonesia)
3. PT : Perguruan Tinggi 2. SIM
4. BUMN 3. Bappenas
5. DKI 4. Kadin
6. KTP 5. Jamsostek
7. kg 6. pemilu (pemilihan umum)
8. Sdr. hlm. Yth.
9. dll.
10. a.n. 81
Lafal Singkatan dan Kata
Singkatan Lafal tidak baku Lafal baku

1. AC [ a – se ] [ a – ce ]
2. BBC [ bi – bi – se ] [ be – be- ce ]
3. LNG [ el – en – gi ] [ el – en – ge ]
4. TVRI [ ti – vi- er – i ] [ te – ve - er- i ]
5. MTQ [ em – te – kyu ] [ em – te – ki ]
6. IGGI [ ay– ji – ji – ay ] [ i – ge – ge – i )
7. IUD [ ay – yu – di ] [ i – u – de ]
8. RCTI [ er– se –te – ay ] [ er – ce – te – i ]
82
PENULISAN PARTIKEL
PUN

Kayaruddin kadir
Penulisan partikel pun dalam bahasa
Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Penulisan partikel pun yang dipisah


dari kata yang mendahuluinnya
2. penulisan partikel pun yang
digandeng dengan kata yang
mendahuluinnya
1. Partikel pun yang ditulis terpisah
A. Kalimat yang menggunakan partikel pun dengan
terpisah dari kata yang mendahuluinya terjadi
jika partikel pun tersebut bersinonim dengan
kata “juga”
Contoh :
a. Dosen saya makan durian. Saya pun makan
durian.
b. Anton diundang, saya pun diundang.
c. Gubernur juga bernyanyi. Bupati pun bernyanyi.
B. Menyatakan perlawanan
Contoh :
a. Dibujuk pun dia pasti
tidak akan mau.
b. Diberi pun saya tak
sudi.
C. Melekat pada kata dasar
yang tidak masuk dalam jenis
kata penghubung
Contoh
1. Apa pun
2. Sedikit pun
3. Dimana pun
2. Partikel pun yang ditulis
serangaki/disambung adalah jenis kata
penghubung yang dianggap merupakan
satu kesatuan kata.
Contoh :
a. Meskipun hujan, saya akan tetap datang
b. Kalaupun dia juara, dia tidak
mendapatkan uang
c. Adapun penyebabnya belum diketahui
Jumlah kata seperti itu
terbatas (hanya 12 kata),
yaitu adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun,
meskipun, sekalipun,
walaupun, sungguhpun
MENULIS DAFTAR PUSTAKA

Kayaruddin Kadir
Pengertian
Informasi mengenai sumber referensi (acuan)
yang digunakan dalam penulisan sebuah karya
ilmiah.
Daftar pustaka (bibliografi) perlu dilampirkan
dalam sebuah karya ilmiah sebagai bentuk
penghargaan atas pikiran/pendapat orang lain
yang dikutip dalam karya ilmiah tersebut
Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam
penulisan daftar pustaka :

1. Nama pengarang
2. Tahun terbit
3. Judul buku
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Aturan umum penulisan daftar pustaka
1. Penyusunan daftar pustaka disusun secara
alfabetis (urut abjad) berdasarkan nama
belakang dari pengarang.
2. Penulisan daftar pustaka tidak perlu diberi
nomor urut.
3. Daftar pustaka diletakkan di bagian akhir karya
ilmiah.
4. Gelar akademik, pangkat, kebangsawanan
tidak perlu dicantumkan.
Contoh penulisan daftar pustaka
Aminudin. 1999. Pembelajaran Terpadu Bahasa dan Sastra
Indonesia. Malang : IKIP Malang Press.
Baradja, Abdullah. 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa.
Yogyakarta : UGM University Press.
------------------------ . 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamid, Fuad Abdul dan Taufik Ismail. 1987. Menuju Pengajaran
Bahasa Berbasis Strategi Belajar. Semarang : PT. Toha Putra.
Wahab, Abdul dkk. 1996. Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Surabaya : Airlangga University Press.
Nama Pengarang

1. Apabila nama pengarang terdiri lebih dari satu


unsur/kata, maka nama yang paling belakang
diletakkan di depan. (M. Arif Rahman Hakim 
Hakim, M. Arif Rahman)
2. Apabila pengarangnya ada 2 maka yang dibalik
cukup nama pengarang yang pertama saja. (Fuad
Abdul Hamid dan Taufik Ismail  Hamid, Fuad
Abdul dan Taufik Ismail).
3. Apabila pengarangnya lebih dari 2 maka yang
ditulis cukup nama pengarang yang pertama saja
dan diberi singkatan dkk. (dan kawan-kawan) atau
et.al. (Suwanto, Daud, Nurdin, dan Agus 
Suwanto, dkk.)
4. Apabila dalam sebuah daftar pustaka
terdapat dua atau lebih buku yang dikarang
oleh pengarang yang sama maka
pengurutannya berdasarkan tahun terbitnya
dan nama pengarang cukup ditulis sekali dan
selanjutnya digantikan dengan garis.
5. Pemisahan antara nama belakang dan nama
depan menggunakan tanda koma.
6. Setelah unsur nama pengarang diakhiri
dengan tanda titik.
Tahun terbit

1. Apabila ada 2 buku atau lebih yang dikarang


oleh pengarang yang sama, maka yang
dituliskan pertama kali adalah yang tahun
terbitnya paling dulu.
2. Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun
terbitnya, maka cukup ditulis dengan ‘t.t.’
(tanpa tahun)
3. Pemisahan antara unsur tahun terbit dengan
unsur judul buku menggunakan tanda titik.
Judul buku

1. Semua huruf pertama dari setiap kata dalam judul


buku ditulis dengan menggunakan huruf kapital
KECUALI kata-kata tugas seperti ‘dan’, ‘untuk’, ‘di’,
‘yang’, ‘atau’, ‘dari’, ‘ke’, dll.
2. Jika daftar pustaka diketik dengan komputer maka
penulisan judul buku dengan menggunakan huruf
miring (italics).
3. Jika ditulis tangan atau diketik manual maka
penulisan judul buku diberi garis bawah.
4. Pemisahan antara unsur judul buku dengan unsur
tempat terbit menggunakan tanda titik.
Tempat (kota terbit)

1. Tempat terbit cukup dengan


menyebutkan kota di mana
penerbit buku itu berlokasi.
2. Pemisahan antara unsur tempat
terbit dengan nama penerbit
menggunakan tanda titik dua (:)
Nama penerbit

1. Pada bagian ini, kita cukup


menuliskan nama
perusahaan/lembaga yang
menerbitkan buku tersebut.
2. Setelah unsur nama penerbit
diakhiri dengan tanda titik.
Data buku :

Judul buku : bahasa, konteks, dan teks : aspek-aspek bahasa dalam


pandangan semantik
Pengarang : M.A.K. Halliday dan Ruqaiya Hasan
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 1992
Nama penerbit : Gadjah Mada University Press

Halliday, M.A.K. dan Ru qaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks :
Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semantik. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Judul buku Tahun terbit Nama pengarang Penerbit Tempat terbit

hak gus 2000 E. Kosasih Pustaka Bandung


dur untuk Hidayah
nyeleneh

analisis 1996 Gillian Brown, Gramedia Jakarta


George Yule,
wacana Andree
Feillard, Greg
Barton, &
Geoffrey
Leech

memahami 1996 Komarudin Paramadina Jakarta


bahasa agama Hidayat
: sebuah
kajian
hermeneutik
Ragam dan jenis kata yang sering
muncul dalam soal CPNS
Kayaruddin kadir
Terdiri atas 4 bagian
1.Homonim
2.Homofon
3.Homograf
4.Polisemi
Homonim
Homonim adalah kata yang sama lafal dan
ejaannya dengan kata yang lain tetapi berbeda
maknanya karena berasal dari sumber yang
berbeda.

Contoh:
a. bisa : dapat
bisa : racun
b. buku : ruas
buku : kitab
Homofon
Homofon adalah Kata yang sama lafalnya dengan
kata lain tetapi beda ejaan dan maknanya.

Contoh:
a. sangsi : ragu-ragu
sanksi : hukuman
b. bank : tempat menanbung
bang : panggilan untuk laki-laki
Homograf
Homograf adalah kata  yang sama ejaannya dengan
kata yang lain tertapi beda lafal dan maknanya.

Contoh:
a. apel (lafal e seperti pada teh) : upacara
apel (lafal e seperti pada teman) : nama buah
b. seminar (lafal e seperti  pada teman) : bersinar-
sinar
seminar (lafal e seperti pada sate) : pertemuan
ilmiah
Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai
makna lebih dari satu.

Contoh:
a. Husni mempunyai hubungan darah dengan
Hasan.
b. Tubuhnya berlumuran darah akibat terjatuh
dari sepeda motor.
Kesimpulan
Pembeda Homonim Homofon Homograf Polisemi

Tulisan Sama Tidak sama Sama Sama

Lafal/bunyi Sama Sama Tidak sama Sama

Makna Tidak sama Tidak sama Tidak sama Sama

Contoh Buku Bang Apel Darah


Jenis Karangan / Wacana yang
Muncul Dalam Soal CPNS
5 jenis karangan/wacana
• Eksposisi / Paparan
• Argumentasi / Pendapat
• Persuasi / Ajakan
• Narasi / Cerita
• Deskripsi / Gambaran
Eksposisi
Karangan yang berisi penjelasan-penjelasan atau paparan
yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Contoh :

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca


secara teliti atau membaca secara saksama bacaan
berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk
mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat
dan rinci. Misalnya, mengetahui hal-hal yang
diperlukan.
Argumentasi
Karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan
logis dan diperkuat dengan data atau fakta sehingga
pendapat itu diterima kebenarannya. Contoh :

Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas


dan di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang
itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang
nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak
di genangan air tersebut.
Persuasi
Karangan yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang-
orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang
sesuatu. Agar hal yang disampaikan itu dapat
mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan
dan fakta. Contoh :

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk


tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi
menyuburkan tanaman dan memberantas hama.
Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan
menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu
pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu,
hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.
Narasi
Karangan yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa,
konflik, dan penyelesaiannya. Contoh:

Hafiz terkejut mendengar suara


kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya
tali timba pengangkat tanah, tempat
Abdullah bergantung. Ketika itu tampaklah
oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke
atas dengan cepat, besar, dan jernih.
Deskripsi
Karangan yang berisi pengalaman atas sesuatu yang dilihat,
dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya, sehingga
membuat pembaca seolah-olah melihat, merasa,
mendengar, mengalami, dan sebagainya, apa yang
digambarkan tersebut (memfungsikan pancaindera si
pembaca). Contoh :

Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit


berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin
menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik
mengusik sepinya malam.
Latihan 1
Pelanggaran lalu lintas sering dilakukan.
Pelanggaran itu contohnya menyeberang tidak di
tempat yang sudah disediakan. Bus
menghentikan mobil sekehendak hati supir.
Pengendara sepeda motor sering ngebut.
Pengendara juga banyak yang tidak memiliki SIM.

Jenis wacana tersebut adalah ….


Latihan 2

Sepanjang Sungai Cisadane saat ini airnya coklat. Sampah plastik dan
sampah rumah tangga lainnya bertebaran di badan sungai. Di pinggir
sungai berdiri industri yang menggelontorkan imbahnya ke sungai itu.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf deskripsi tersebut adalah …


a.Di beberapa titik bau menyengat pun tercium.
b.Air sungai pun digunakan untuk mencuci dan mandi.
c.Penduduk di bantaran sungai sering membuang sampah ke sungai.
d.Pembuangan limbah ke sungai itu dapat mengancam lingkungan.
e.Kondisi itu sangat memprihatinkan dan menunjukkan rendahnya
kesadaran masyarakat.
MAJAS

Gaya
Bahasa
Fungsi & Tujuan
Penggunaan Majas

1.Menghidupkan cerita
2.Memperindah sebuah
karangan
3.Menarik perhatian
4.Memberi
nasihat/petuah
5.Memperhalus
ungkapan yang kasar
6.Menyindir
Jenis-Jenis
Majas

Perbandingan

Pertentangan

Penegasan

Sindiran
Perbandingan
1 Metafora
2 Personifikasi
3 litotes
4 Eufimisme
5 Hiperbola
6 Sinekdoke Part Pro Toto
7 Sinekdoke Totem Pro Parte
8 Metonimia
9 Alusi
10 Alusio
11 Simile
Perbandingan
Metafora
Membandingkan suatu benda dengan benda
lain yang mempunyai kemiripan sifat.

Contoh:
1.Dewi siang muncul di balik awan. (matahari)
2.Beliau gugur sebagai kusuma bangsa.
(pahlawan)
Perbandingan
Personifiksi
mengumpamakan benda mati sebagai makhluk
hidup. Atau memberikan sifat-sifat manusia
pada benda mati.

Contoh:
1.Rembulan terlelap dibuai mimpi
2.Penanya menari-nari di atas kertas.
Perbandingan
Litotes
Litotes: menyebutkan kata-kata yang maksudnya
berlawanan arti dengan kata yang digunakan
untuk merendahkan diri.

Contoh:
1.Singgahlah sebentar di
gubug kami.
2.Makanlah dengan seadanya.
Perbandingan
Eufimisme
Eufemisme: menggunakan ungkapan halus/sopan
sebagai pengganti ungkapan yang dianggap
kasar/tidak sopan.
Contoh:
1. Permisi Bu, saya mau ke belakang.
(ke kamar mandi)
2. Bruno adalah anak yang kurang
cepat mengikuti pelajaran. (bodoh)
Perbandingan
Hiperbola
Hiperbola: mengandung pernyataan yang berlebihan
dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan
dan pengaruhnya.
Contoh:
1.Cintaku padamu sedalam lautan.
2.Sampah di sudut kelas itu semakin lama
semakin menggunung karena lama tidak
dibersihkan.
Perbandingan
Sinekdoke Part Pro Toto

Sinekdoke part pro toto: menyebutkan sebagian


suatu benda tetapi yang dimaksud seluruh benda
tersebut.
Contoh:
1.Telah ku terima sepucuk surat cinta darinya.
2.Sejak pagi Milo tidak kelihatan batang
hidungnya.
Perbandingan
Sinekdoke Totem Pro Parte

Sinekdoke totem pro parte: menyebutkan seluruh


benda tetapi yang dimaksud sebagian benda
tersebut.

Contoh:
1. Indonesia memboyong emas dalam olimpiade
Bejing 2008 lalu.
2. Akibat guyuran hujan semalam Surabaya terendam
banjir.
Perbandingan
Metonimia
Metonomia: menyebutkan kata sebagai ciri atau
sangat erat kaitannya dengan benda yang
dimaksudkan.
Contoh:
1.Presiden berkunjung ke Papua naik
garuda.
2.Saya pergi ke sekolah naik kijang.
Perbandingan
Alusi
Alusi: menyebutkan nama tempat, nama tokoh
atau nama peristiwa yang terkenal baik fiksi
maupun nonfiksi untuk menyatakan sesuatu.

Contoh:
1.Jangan kau menjadi Si Malin Kundang.
2. Tragedi bom Bali masih menyisakan trauma
bagi sebagian orang.
Perbandingan
Alusio
Alusio: menggunakan uangkapan yang
isinya sudah lazim/umum.
Contoh:
1.Bersikaplah seperti padi semakin berisi
semakin merunduk.
2.Belajarlah yang giat agar tidak seperti katak
dalam tempurung.
Perbandingan
Simile
Simile: majas perbandingan yang
menggunakan kata istilah, misalnya: bak,
ibarat, laksana, seperti, bagaikan

Contoh:
1.Bedanya seperti langit dan bumi
2.Kulitnya halus mulus bak sutra
3.Cinta laksana pawana
Pertentangan
1 Paradoks
2 Kontradiksio
3 Antitesis
Pertentangan

Paradoks: menyebutkan dua hal


yang seolah-olah bertentangan
tetapi sebenarnya tidak karena
objek yang dibicarakan berbeda.

Contoh:
1.Orang itu sangat kaya, tapi
miskin hatinya.
2.Deby merasa kesepian di tengah
keramaian pesta.
Pertentangan

Kontradiksio: memperlihatkan sesuatu


yang bertentangan dengan apa yang
sudah dikemukakan sebelumya/
menyangkal pernyataan yang telah
disampaikan.
Contoh:
1.Kelas ini sudah dibersihkan namun
di sana sini masih ada kotoran.
2.Nilai raport saya semua 8, kecuali
bahasa Indonesia 9.
Pertentangan

Antitesis: menggunakan
pasangan kata yang berlawanan
makna.
Contoh:
1.Besar kecil, tua muda berbondong-
bondong menuju arena bazar.
2.Kaya miskin di hadapan Tuhan semua
sama.
Penegasan
1 Repetisi
2 Pleonasme
3 Klimaks
4 Antiklimaks
5 Retoris
6 Koreksio
7 Anafora
Penegasan
Repetisi: mengulang kata yang digunakan
untuk menegaskan arti atau maksudnya.
Contoh:

1.Belajar dan belajarlah selagi engkau


masih muda.
2.Biarpun bumi terbelah dua biarpun
matahari terbit dari barat, kau tetap
pujaan hatiku.
Penegasan
Pleonasme: memberikan keterangan yang
maknanya sudah tercakup pada kata yang
diterangkan/kata yang medahului.
Contoh:

1.Dimanapun kita berada kita harus bersikap


sopan santun.
2.Lelaki itu jatuh tersungkur dengan darah
merah mengaliri kepalanya
Penegasan

Klimaks: menyebutkan hal-hal secara


berurutan yang semakin lama semakin
meningkat.
Contoh:
1.Film itu tidak hanya disukai anak-anak,
tetapi para remaja, orang dewasa, bahkan
orang tua pun juga menyukainya.
2.Jangankan menyeberangi sungai, selat bahkan
lautan pun akan ku seberangi demi untuk
bertemu dikau.
Penegasan

Antiklimaks: menyebutkan hal-hal secara


berurutan yang semakin lama semakin
menurun.
Contoh:
1.Jangankan setahun, sebulan, seminggu,
sejam, semenit, bahkan sedetik pun bila aku
tidak bertemu denganmu dunia terasa hampa.
2.Jangankan Rp. 1.000.000, Rp. 1000 pun aku
tak punya.
Penegasan

Retoris: menggunakan pertanyaan tetapi tidak


memerlukan jawaban karena jawabannya sudah
dapat dimaklumi/dapat dipastikan secara umum.
Contoh:

1.Apakah kamu tidak ingin naik kelas dengan


nilai yang bagus?
2.Apakah kita diam saja melihat orang
menghancurkan negara ini?
Penegasan

Koreksio: membetulkan kembali apa yang


sudah diucapkan, baik dengan sengaja
maupun tidak.
Contoh:
1. Tibalah acara yang kita tunggu-tunggu dan
langsung pulang, eh maaf, maksud saya
silahkan menikmati hidangan yang telah
disediakan.
2. Saya sangat berterima kasih atas kehadiran
teman-teman pada pesta ulang tahun saya
yang ke 6 tahun ini, maaf maksud saya 16
tahun.
Penegasan

Anafora: gaya bahasa repetisi berupa


perulangan kata pertama pada setiap
baris/kalimat
Contoh:

1.Ada kemauan, ada jalan.


2.Ada gula, ada semut
Sindiran

1 Ironi
2 Sinisme
3 Sarkasme
Sindiran

Ironi: menyatakan makna yang


bertentangan dengan maksud untuk
menyindir atau mengolok-olok.

Contoh:
1.Rajin sekali kamu hari ini, baru pukul
08.00 sudah datang.
2.Tulisanmu bagus sekali sampai
mataku juling membacanya.
Sindiran

Sinisme: sindiran yang lebih


tajam/keras daripada ironi, sehingga
orang yang disindir agak merasa
tersinggung.
Contoh:
1.Harum sekali baumu, tidak ada air ya di
rumahmu?
2.Ocehanmu betul-betul mengganggu
telingaku!
Sindiran

Sarkasme: sindiran yang sangat


kasar/tajam, bahkan kadang-kadang
merupakan kutukan/ejekan.

Contoh:
1.Hei Anjing, enyah kau dari hadapanku!
2.Mampus pun aku tak peduli, diberi nasihat
masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Bacalah teks lirik yang ditulis Ahmad Dani berikut ini! Pahamilah jenis-jenis gaya
bahasanya!

KOSONG
Kamu seperti hantu
Kau genggam hatiku
Terus menghantuiku
Dan kau tuliskan namamu
Kemanapun tubuhku pergi
Kau tulis namamu
Kau terus membayangi aku
Tubuhku ada di sini
Salahku biarkan kamu
Tetapi tidak jiwaku
Bermain dengan hatiku
Kosong yang hanya ku rasakan
Aku tak bisa memusnahkan
Kau telah tinggal di hatiku
Kau dari pikiranku ini
Didalam keramaian
Aku masih merasa sepi
Sendiri memikirkan kamu
ATURAN DAN CARA-CARA PENULISAN ALAMAT
SURAT

Kayaruddin Kadir
Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut:

a.   Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah
antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi
sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah
kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Jadi,
alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal
karena tempatnya cukup leluasa.
 
b. Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut
berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah.
(Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata dari
berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal).
 
c.   Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang
terhormat (tidak diikuti titik).
d. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju,
biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu,
Bapak, Saudara atau Sdr.
 
e. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang
ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg.,
kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan.
Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki
pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan
Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang
dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur
PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan Bapak,
Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat,
atau dengan jabatan.
Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar:
Yth. Bapak Syakuro, B.A.
Yth. Bapak Darwino
Yth. Ir. Mariani
Yth. Kepala Desa Tajur
Yth. Kapten Sum.o

f.   Penulisan kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT,
dan RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal
kata. Selanjutnya, nama kota dan provinsi dituliskan dengan huruf
awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apa
pun. Seperti pada alamat pengirim, pada alamat yang dituju pun
perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah memilikinya
untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda
ke alamat yang dituju.
e. pada akhir penulisan alamat tidak diakhiri dengan tanda baca
apapun.
ATURAN KTSP
PENGGUNAAN KTSP
SEMUA KATA DASAR YANG BERAWALAN KTSP
JIKA BERTEMU DENGAN AWALAN ME- WAJIB
MELEBUR

DENGAN SYARAT UTAMA SETELAH KTSP


DIAWALI OLEH HURUF VOKAL (A,I,U,E,O)
CONTOH
KIRIM = MENGIRIM
KACAU = MENGACAU

TIPU = MENIPU
TITIP = MENITIP

SIMPAN = MENYIMPAN
SOSIALISASI = MENYOSIALISASI

PUKUL = MEMUKUL
PIKUL = MEMIKUL
KECUALI 2 KATA

1. MEMPUNYAI KATA DASARNYA ADALAH


EMPUNYA
2. MEMPERHATIKAN BUKAN MEMERHATIKAN
KARENA KATA DASARNYA ADALAH HATI ADA 2
IMBUHAN YANG MASUK YAKNI MEM- DAN
PER-
BEDA DENGAN KATA PENGERUH YANG HARUS
MELEBUR MENJADI MEMENGARUHI DLL

Anda mungkin juga menyukai