Anda di halaman 1dari 16

Ringkasan Summary of

Kebijakan Manajemen Risiko Risk Management Policy of


CIMB Niaga CIMB Niaga

Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan The Policy is effective since obtain approval
persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan from the Board of Commisssioner (BoC) in
Juni 2020. June 2020.

Manajemen risiko merupakan bagian yang Risk management is an integral part of


integral dari aktivitas operasional dan proses operational activities and decision making
pengambilan keputusan dalam upaya process in order to achieve business
pencapaian tujuan-tujuan bisnis. Penerapan objectives. Risk management is actively
manajemen risiko dilakukan secara aktif dengan implemented to maximize value added for the
tujuan untuk memaksimalkan nilai tambah bagi shareholders, manage capital
pemegang saham, mengelola modal secara comprehensively and maintain sound capital
komprehensif dan menjaga agar permodalan level, as well as ensure sustainable
tetap berada pada tingkat yang kuat, serta profitability and business growth. The Bank
memastikan profitabilitas dan pertumbuhan employs the Enterprise Wide Risk
bisnis yang berkelanjutan. Sejalan dengan hal Management (EWRM) framework or policy to
tersebut, Bank menerapkan kebijakan/ manage its risks on integrated view through
kerangka kerja Enterprise Wide Risk risk appetite and business strategy alignment.
Management (EWRM) untuk mengelola risiko
secara terintegrasi melalui penyelarasan risk
appetite dengan strategi bisnis.

Kebijakan ini merupakan acuan standar untuk The policy is a standardized guideline to
mengelola risiko-risiko dan peluang bisnis, serta manage its risks and opportunities, and to
menyediakan pedoman dalam mengantisipasi provide guidanc to anticipate and manage
dan mengelola risiko baik berupa risiko saat ini both the existing and potential risks, taking
maupun potensi risikodengan into consideration the changing risk profiles as
mempertimbangkan perubahan profil risiko dictated by changes in business strategies, the
yang diakibatkan oleh perubahan strategi external environments and regulatory
bisnis, faktor eksternal dan ketentuan environment. The risks are monitored
regulator. Tingkat risiko yang dihadapi dipantau periodically and the whole risk managemet
secara periodik dan secara keseluruhan proses process is conducted based on Good
manajemen risiko dijalankan berdasarkan pada Corporate Governance principles
penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang implementation. The policy applies to all units
Baik. Kebijakan Manajemen Risiko (KMR)

1
berlaku untuk seluruh unit kerja termasuk Unit including Syariah Banking and become as a
Usaha Syariah (UUS) dan dapat menjadi acuan reference on risk management
dalam pelaksanaan penerapan manajemen implementation in subsidiary and affiliated
risiko bagi Perusahaaan Anak dan Perusahaan companies in accordance with OJK regulation.
Terelasi anggota konglomerasi keuangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan.

Enterprise Wide Risk Management (EWRM) Enterprise Wide Risk Management (EWRM)
Framework Framework

EWRM mencakup manajemen risiko untuk EWRM involves the management of risks
aktivitas bisnis yang berbeda-beda dan meliputi across diversified business activities and
proses yang lebih luas atas pengambilan encompasses a much broader process of
keputusan bisnis oleh manajemen dalam hal business decision-making by management on
tingkat risiko yang diambil oleh suatu lini bisnis the extent of risks to be taken by individual
atau Lembaga Jasa Keuangan (LJK) secara business lines or financial service institution or
individu atau konglomerasi keuangan secara financial conglomeration as a whole.
keseluruhan.

Kerangka kerja EWRM akan menjadi pedoman The EWRM Framework provides guideline for
bagi seluruh stakeholder internal Bank dalam all internal stakeholders to manage its risks
mengelola risiko, serta dapat menjadi acuan and become a reference for external
bagi stakeholder eksternal dalam menilai stakeholders to assess risk management
pelaksanaan manajemen risiko di Bank, implementation in CIMB Niaga, subsidiary and
Perusahaan Anak dan Perusahaan Terelasi. affiliated companies.

Tujuan utama dari EWRM adalah mendukung The main objective of EWRM is to help the
Bank mencapai tujuan bisnisnya tanpa Bank achieve its business objectives without
mengorbankan kinerja keuangan, kepatuhan compromising financial performance,
dan/atau reputasi. EWRM menentukan compliance and/or reputation. EWRM sets out
pendekatan Bank atas kerangka kerja the Bank-wide approach to risk management
manajemen risiko dan pengendalian atas risiko- and the control framework within which risks
risiko yang dikelola. Framework manajemen are managed. This framework also refers to
risiko ini juga mengacu pada ruang lingkup the risk management scopes determined by
manajemen risiko yang ditetapkan oleh Otoritas The Financial Services Authority (OJK) which
Jasa Keuangan yang mencakup: (1) Pengawasan are (1) Active supervision of the Board of
aktif dewan Komisaris dan Direksi (termasuk Commissioners (BoC) and the Board of
Dewan Pengawas Syariah), (2) Kecukupan Directors (BoD) (including Sharia Supervisory
kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, (3) Board), (2) Adequacy of Policies, procedures

2
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, and limit setting, (3) Adequacy of Risk
pemantauan dan pengendalian Risiko serta identification, measurement, monitoring and
sistem informasi Manajemen Risiko, dan (4) control as well as risk management
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. information system, and (4) Comprehensive
internal control system.

3
Komponen-komponen dari EWRM Framework: EWRM Framework components are as
follows:

i) Budaya Risiko i) Risk Culture

Bank menerapkan manajemen risiko sebagai The Bank implement risk management as
bagian integral dari budaya perusahaan dan an integral part of corporate culture and
proses pengambilan keputusan. Filosofi decision-making processes. The risk
manajemen risiko Bank diwujudkan dalam management philosophy is embodied in
pendekatan Three Lines of Defense dimana the Three Lines of Defense approach,
risiko pada awalnya dikelola pada saat whereby risks are managed upfront at the
aktivitas pengambilan risiko. Terdapat point of risk-taking activities. There is clear
pembagian tanggung jawab yang jelas atas accountability of risk ownership across
kepemilikan risiko antar bagian di Bank. units in the Bank.

Lini 1: Risk Taking Unit (Unit Bisnis dan Unit Line 1: Risk Taking Unit (Business Unit and
Pendukung) Support Unit)
Lini pertama adalah line management, baik The first line is line management, both
dari unit bisnis dan unit pendukung. Unit- from business units and support units.
unit ini akan menghadapi risiko dalam These units deal with risks on daily
aktivitas harian, dengan demikian unit activities, hence they are in the most
tersebut berada dalam posisi yang paling appropriate position to manage risks and
tepat untuk mengelola risiko serta ensure compliance with regulations,
memastikan pemenuhan regulasi, standar, standards, policies and procedures. In the
kebijakan dan prosedur. Dalam proses risk management process, these units are
manajemen risiko, mereka merupakan lini the first line of defense in managing risks,
pertahanan pertama untuk mengelola risiko including but not limited to the process of
yang mencakup namun tidak terbatas pada identifying, measuring, monitoring,
proses identifikasi, mengukur, memonitor, controlling and reporting risks as well as
mengendalikan dan melaporkan risiko serta taking appropriate actions to mitigate risks
mengambil langkah yang dibutuhkan untuk to ensure effective control.
memitigasi risiko dengan memastikan
adanya kontrol yang efektif.

4
Lini 2: Satuan Kerja Manajemen Risiko, Line 2: Risk Management, Compliance,
Satuan Kerja Kepatuhan, Anti Money Anti Money Laundering (AML) and Anti
Laundering (AML) dan Anti Fraud Fraud Management (AFM) Unit
Management
Lini kedua bertugas melakukan fungsi The second line of defense is in charge to
pengawasan yang independen dari aktivitas perform an independent oversight function
bisnis dan pelaporan ke manajemen untuk of business activities and reporting to
memastikan bahwa Bank melakukan management in order to ensure the Bank is
aktivitas bisnis dan beroperasi sesuai dengan conducting business and operating in
appetite dan ketentuan dari regulator. Unit accordance with the appetite and
yang termasuk dalam lini kedua ini seperti regulatory requirements. The second lines
satuan kerja manajemen risiko, satuan kerja are including risk management,
kepatuhan, Anti Money Laundering (AML) compliance, anti-money laundering (AML),
dan anti fraud management. Unit-unit ini and anti-fraud management (AFM) unit.
bekerja sama dengan unit bisnis untuk These units, in conjuction with business
memastikan bahwa setiap risiko telah units, ensure that each risk has been
diidentifikasi dan dikelola dengan benar. Unit properly identified and managed. These
yang termasuk dalam lini kedua ini juga second line units also develop strategies,
menyusun strategi dan implement policies and procedures and
mengimplementasikan kebijakan dan compile information to gain holistic view of
prosedur, serta mengumpulkan informasi the Bank risks.
untuk memperoleh pandangan menyeluruh
atas risiko Bank.

Lini 3: Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Line 3: Internal Audit Unit
Lini ketiga adalah SKAI yang merupakan The third line of defense is Internal Audit
suatu unit independen yang bertanggung unit which is an independent unit that
jawab secara langsung kepada Presiden directly responsible to the CEO and
Direktur dan secara fungsional kepada functionally to the BoC through Audit
Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Committee. The scope of Internal Audit
Ruang Lingkup Tugas SKAI ditetapkan untuk function is to evaluate risk management
mengevaluasi pelaksanaan manajemen implementation and control process in the
risiko dan proses pengendalian di Bank Bank such as whether the risks have been
seperti apakah risiko telah diidentifikasi dan properly identified and managed and the
dikelola secara tepat serta kualitas dan quality and continuous improvement has
perbaikan berkesinambungan telah melekat been embedded in the Bank control
di dalam proses pengendalian Bank, baik process, both on the first line and the
pada lini pertama maupun lini kedua. second line.

5
ii) Tata kelola & Organisasi ii) Governance & Organization

Dalam rangka penerapan manajemen risiko In order to implement effective risk


yang efektif, manajemen Perusahaan dan management, the Bank and other financial
entitas anggota konglomerasi keuangan conglomerate member entities should
harus menyusun struktur organisasi yang establish an organizational structure which
sesuai dengan tujuan dan kebijakan usaha, aligned with business objectives and
ukuran dan kompleksitas serta risiko yang policies, size and complexity as well as the
melekat pada Bank dan anggota inherent risk.
konglomerasi keuangan.

Dalam pengelolaan manajemen risiko, In the risk management process, strong


dibutuhkan struktur tata kelola perusahaan corporate governance structure is required
yang kuat yang berfungsi meningkatkan to improve four eyes principle mechanism
mekanisme four eyes principle dan and transparency, hence the effectiveness
transparansi dalam seluruh proses and consistency of EWRM Framework
manajemen risiko, sehingga efektivitas dan implementation could be achieved.
konsistensi penerapan EWRM Framework Regarding risk management
dapat berjalan dengan baik. Terkait dengan implementation, the BoC, Sharia
penerapan manajemen risiko, Dewan Supervisory Board (DPS) and BoD are
Komisaris, Dewan Pengawas Syariah (DPS) assisted by the respectives committees to
dan Direksi dibantu oleh komite-komite yang ensure objectivity and decision-making
dibentuk berdasarkan kebutuhan, untuk quality.
menjamin objektifitas dan mutu dalam
pengambilan keputusan.

Bentuk pengawasan efektif yang harus Effective oversight functions to be


dilakukan oleh Dewan Komisaris diantaranya performed by BoC are as follows:
adalah sebagai berikut :
1. Menyetujui dan mengevaluasi arah, 1. Approve and evaluate risk management
kebijakan serta strategi manajemen directions, policies and strategies, at
risiko, sekurang-kurangnya satu kali least once a year or more if there are
dalam setahun atau lebih jika terdapat significant changes on the factors
perubahan faktor-faktor yang affecting the Bank’s business activities.
mempengaruhi kegiatan usaha Bank Risk management policies and
secara signifikan. Kebijakan dan strategi strategies should consider the impact
manajemen risiko harus on the Bank’s capital.
mempertimbangkan dampaknya
terhadap permodalan Bank.

6
2. Mengevaluasi pertanggungjawaban 2. Evaluate BoD accountability on risk
Direksi atas pelaksanaan kebijakan management policy implementation at
manajemen risiko paling sedikit secara least on quarterly basis.
triwulanan. 3. Evaluate and take decision on BoD’s
3. Mengevaluasi dan memutuskan application or proposal related to
permohonan atau usulan Direksi yang transactions or business activities which
berkaitan dengan transaksi atau required BoC approval.
kegiatan usaha yang memerlukan 4. Supervise BoD accountability on risk
persetujuan dewan Komisaris. management external reporting.
4. Mengawasi pertanggungjawaban 5. Ensure integrated risk management
Direksi dalam pelaporan eksternal yang implementation as part of
terkait dengan manajemen risiko. conglomeration that includes at least
5. Memastikan penerapan manajemen point 1 and 2 above.
risiko terintegrasi sebagai bagian dari
konglomerasi yang mencakup paling
sedikit butir 1 dan 2 diatas.

Untuk membantu Dewan Komisaris dalam To assist BoC in ensuring the execution of
memastikan terlaksananya pengawasan oversight and advisory function for BoD as
dan pemberian nasehat kepada Direksi well as compliance with the internal and
serta kepatuhan terhadap peraturan external regulations, the Bank established
perundang-undangan dan peraturan Risk Oversight Committee (ROC).
internal Bank, Bank membentuk Komite
Pemantau Risiko (KIPER).

Direksi dibantu oleh komite-komite risiko BoD is assisted by risk committees and
dan fungsi kontrol dalam rangka control function in order to ensure the
memastikan efektivitas pelaksanaan EWRM effectiveness of EWRM Framework
Framework. Komite-komite secara umum implementation. The Committees
memberikan keputusan mengenai arah dan generally making decisions regarding risk
kebijakan pengelolaan risiko sesuai management directions and policies
fungsinya masing-masing meliputi Komite according to their respective functions
Manajemen Risiko (RMC), Assets and including Risk Management Committee
Liabilities Committee (ALCO), Credit Policy (RMC), Assets and Liabilities Committee
Committee (CPC), dan Operational Risk (ALCO), Credit Policy Committee (CPC),
Committee (ORC). Dalam pelaksanaan and Operational Risk Committee (ORC).
manajemen risiko terintegrasi, dibentuk The Bank also established Integrated Risk
Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Management Committee (IRMC) in
(IRMC). regards to integrated risk management
implementation.

7
Dalam tataran operasional, selain Satuan At operational level, in addition to Risk
Kerja Manajemen Risiko (SKMR), satuan Management Unit, other units involved in
kerja lain yang terlibat dalam fungsi internal control functions are Compliance,
pengendalian internal diantaranya Satuan Anti-Money Laundering (AML), Anti- Fraud
Kerja Kepatuhan (SKK), Satuan Kerja Anti - Management (AFM), Syariah Advisory and
Money Laundering (AML), Satuan Kerja Anti- Good Corporate Governance and
Fraud Management (AFM), Syariah Sustainability. Besides, independent
Advisory, dan Satuan Kerja Good Corporate reviews are periodically conducted by
Governance and Sustainability. Selain itu, Internal Audit, Risk Model Validation and
kaji ulang independen secara berkala Credit Assurance Testing.
dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Internal
(SKAI), Risk Model Validation, dan Credit
Assurance Testing.

iii) Risk appetite iii) Risk appetite

Risk Appetite didefinisikan sebagai jenis dan Risk Appetite is defined as the types and
jumlah risiko yang akan diambil dan dapat amount of risks that the Bank is able and
diterima oleh manajemen Bank dalam willing to accept in pursuit of its strategic
rangka mencapai tujuan strategis dan bisnis. and business objectives. Risk Appetite is
Risk Appetite bersifat dinamis, berubah dynamic, evolving in response to changes
sesuai dengan perubahan prioritas bisnis in the Bank business priorities, risk
Bank, kemampuan manajemen risiko dan management capabilities and external
kondisi eksternal. Risk Appetite tidak hanya conditions. Risk appetite takes into
mempertimbangkan pertumbuhan, account not only growth, revenue and
pendapatan dan aspirasi bisnis tetapi juga business aspirations, but also the capital
posisi modal dan likuiditas serta and liquidity positions and risk
kemampuan dan kekuatan manajemen management capabilities and strengths,
risiko mencakup sistem, proses dan sumber including risk systems, processes and
daya manusia. people.

Tujuan dari kerangka Risk Appetite yaitu The objective of Risk Appetite framework
untuk memastikan bahwa batasan dari is to ensure that the boundaries of
aktivitas risk taking yang dapat diterima acceptable risk-taking are aligned with the
sesuai dengan strategi dan rencana Bank’s strategy and business operating
operasional bisnis Bank serta cukup jelas plans and also sufficiently clear and
dan detail untuk menjadi pedoman detailed to guide the senior and front-line
karyawan manajemen senior dan karyawan employees in all of the business units in
front line di seluruh unit bisnis dalam their day-to-day decision-making. The risk

8
pengambilan keputusan sehari-hari. Proses appetite setting process is conducted on
penetapan Risk Appetite dilakukan secara annual basis.
berkala setiap tahun.

Risk Appetite Statements (RAS) terdiri dari 4 The Risk Appetite Statements (RAS) has 4
kategori pengukuran yang dibuat dengan measurement categories that link business
memperhitungkan target bisnis yang akan target, risk level and capital. RAS is
dicapai, tingkat risiko dan permodalan. RAS presented in quantitative and qualitative
ditampilkan dalam bentuk analisa analysis which includes: (i) Solvency and
kuantitatif dan kualitatif yang meliputi capitalization (ii) Earning diversification
kategori: (i) Solvency dan permodalan, (ii) and volatility (iii) Liquidity and (iv)
Diversifikasi dan volatilitas earning Franchise.
(pendapatan), (iii) Likuiditas, dan (iv)
Franchise.

Risk Appetite Bank merefleksikan The Bank Risk Appetite reflects risk
kemampuan dan kekuatan manajemen management capabilities and strengths,
risiko, termasuk sistem, proses dan sumber including systems, processes and people.
daya manusia. Bank akan selalu berusaha The Bank will, at at all times, aim to ensure
memastikan bahwa sistem, kemampuan that its risk systems, capabilities and
dan kontrol risiko sudah cukup memadai controls are sufficiently resourced and
dan efektif untuk mendukung risk appetite effective to underpin its desired risk
melalui identifikasi dan pengukuran risiko appetite, through accurate risk
secara akurat. identification and measurement.

iv) Proses Manajemen Risiko iv) Risk Management Process

Tujuan dari proses manajemen risiko yang The aim of good risk management process
baik adalah untuk mengelola risiko yang is to address the risk embeddedin the
melekat pada aktivitas Bank dengan tujuan Bank’s activities in order to add maximum
untuk memberikan nilai tambah yang sustainable value to all activities of the
berkelanjutan secara maksimal terhadap organizations. Risk management process is
seluruh aktivitas Bank. Proses manajemen employed as part of daily activities, with
risiko dilaksanakan sebagai bagian dari the goal of ensuring risks are appropriately
aktivitas sehari-hari dengan tujuan considered, evaluated and responded in a
memastikan bahwa risiko dapat timely manner.
dipertimbangkan, dievaluasi dan direspon
dengan cara dan waktu yang tepat.

9
a. Perencanaan Bisnis a. Business Planning
Manajemen risiko merupakan hal utama Risk management is central to the
dalam proses perencanaan bisnis, business planning process, including
termasuk penyusunan framework untuk setting frameworks for risk appetite,
risk appetite, risk posture dan produk risk posture establishment and new
atau aktivitas baru. Integrasi products / new business activities.
manajemen risiko terhadap proses Integration of risk management into
perencanaan bisnis dilakukan untuk business planning helps to ensure that
membantu memastikan bahwa Bank Bank operates within the approved
beroperasi sesuai dengan Risk Appetite Risk Appetite.
yang ditentukan.

b. Identifikasi dan Penilaian Risiko b. Risk Identification and Assessment


Agar tercipta manajemen risiko yang For effective risk management, risks
efektif, risiko perlu didefinisikan dengan must be clearly defined, proactively
jelas, diidentifikasi secara proaktif dan identified and assessed on an ongoing
dinilai secara berkelanjutan dengan and forward looking basis. Proper risk
dasar forward looking. Identifikasi dan identification and assessment focuses
penilaian risiko yang tepat berfokus on recognizing and understanding all
pada menyadari dan memahami seluruh key inherent risks in our business
risiko inheren yang utama dalam activities or key risks that may arise
aktivitas bisnis atau risiko-risiko utama from external factors or uncertainties.
yang dapat muncul dari faktor eksternal
atau ketidakpastian.

Jenis-jenis risiko yang melekat pada Risk types that are inherently faced by
Bank diantaranya mengacu pada the Bank also refer to OJK’s regulation,
ketentuan OJK meliputi risiko utama which includes main risks namely,
seperti risiko kredit/pembiayaan, risiko credit/financing risk, market risk,
pasar, risiko likuiditas, risiko liquidity risk, operational risk, legal
operasional, risiko hukum, risiko risk, reputation risk, strategic risk,
reputasi, risiko stratejik, risiko compliance risk, intragroup
kepatuhan, risiko transaksi intragrup transaction and insurance risk (if any),
dan risiko asuransi (jika ada), dan khusus for UUS, it also covers 2 (two) syariah’s
untuk UUS, mencakup pula 2 (dua) jenis specific risks, namely rate of return risk
risiko spesifik syariah, yaitu risiko imbal and investment risk. In addition, the
hasil dan risiko investasi. Selain jenis- Bank also identifies other risks such as
jenis risiko sesuai dengan ketentuan business risk, sustainability risk, model
OJK, Bank juga mengidentifikasi risiko- risk and Syariah Non-Compliance (SNC)
risiko lainnya seperti business risk, risk.

10
sustainability risk, model risk dan
Syariah Non-Compliance (SNC) risk.

Bank melakukan identifikasi risiko Bank identified risks through Risk &
melalui Risk & Control Self Assessment Control Self Assessment (RCSA) and
(RCSA) dan aktivitas Risk Assessment. Risk Assessment. RCSA is a structured
RCSA merupakan suatu pendekatan approach that enables the first line of
terstruktur yang memungkinkan First defense to identify and assess the key
Line of Defense untuk melakukan risks and controls in order to plan for
identifikasi dan penilaian terhadap risiko appropriate actions to minimize the
kunci dan kontrol sehingga dapat exposure of those risks.
merencanakan tindakan perbaikan yang
tepat untuk meminimalkan eksposur
risiko yang ada.

Adapun Risk Assessment mencakup Risk Assessment includes risk


proses identifikasi dan penilaian risiko identification and assessment as
sebagai berikut: follows:
1. Penilaian tahunan (Annual Risk 1. Annual assessment of risk which
Assessment) atas risiko yang categorized as non Pilar 1 and risks
tidak termasuk dalam kategori which capital requirements can’t
risiko pilar 1 dan risiko yang tidak be quantified/ measured.
dapat dikuantifikasi/ diukur 2. On going Risk Assessment process
kebutuhan modalnya. that is carried out simultaneously
2. Proses Risk Assessment yang as part of business as usual activity.
dilaksanakan secara That activity for instance is
berkesinambungan dilakukan conducted during evaluation of
sebagai bagian dari aktivitas new business segments, new
business as usual. Aktivitas product approval and policy &
tersebut dilakukan misalnya procedures periodic review.
pada saat dilakukan evaluasi 3. Emerging Risk Assessment process
segmen bisnis baru (new to further strengthen the Bank risk
business), pengembangan management process. Emerging
produk dan pada saat review risk is defined as newly developing
periodik kebijakan dan prosedur. or evolving risks which are difficult
3. Proses Emerging risk assessment to quantify and which may have a
untuk semakin memperkuat major impact on an organization.
proses manajemen risiko Bank.
Emerging risk didefinisikan
sebagai risiko yang baru timbul

11
atau berkembang yang sulit
dikuantifikasi dan kemungkinan
memiliki dampak yang material
terhadap Bank.

c. Pengukuran Risiko c. Risk Measurement


Pengukuran risiko bertujuan untuk Risk measurement aims to measure
mengukur profil risiko Bank guna Bank’s risk profile to portray the
memperoleh gambaran efektifitas effectiveness of risk management
penerapan manajemen risiko dengan implementation by knowing the
mengetahui besaran risiko suatu amount of risk of products, portfolios
produk, portofolio dan aktifitas, serta and activities, as well as the impact
dampaknya terhadap profitabilitas dan towards Bank’s profitability and
permodalan Bank. Pengukuran risiko capital. Risk measurement is very
yang terkait kerugian sangat penting crucial for provisioning and sound
untuk keperluan pencadangan dan capital adequacy. Risk measurement is
pemenuhan permodalan yang sehat. conducted by using tools
Pengukuran risiko dilakukan dengan (methodologies, models, etc) across
menggunakan perangkat (metodologi, each of the risk types through
model dan sebagainya) yang disesuaikan quantitative and qualitative approach,
dengan jenis risikonya baik dengan based on reference and best practice
pendekatan kualitatif maupun in financial and banking industry,
kuantitatif, serta berdasarkan referensi including stress testing.
dan pendekatan praktik terbaik (best
practice) di industri keuangan dan
perbankan, termasuk stress testing.

Dalam rangka melaksanakan In conducting risk measurement, Bank


pengukuran risiko Bank wajib sekurang- must, at minimum: (i) evaluate the
kurangnya melakukan (i) evaluasi secara relevance of assumption, data source
berkala terhadap kesesuaian asumsi, and procedure used to measure risk
sumber data dan prosedur yang periodically and (ii) enhancement on
digunakan untuk mengukur Risiko dan risk measurement system if there are
(ii) penyempurnaan terhadap sistem changes on Bank’s business activities,
pengukuran risiko apabila terdapat products, transactions and risk factors
perubahan kegiatan usaha Bank, that are material.
produk, transaksi dan faktor risiko yang
bersifat material.

12
d. Pengelolaan dan Pengendalian Risiko d. Risk Management and Control
Pengelolaan dan mitigasi risiko Managing and mitigating risk are an
merupakan bagian yang tidak integral part of the Bank’s business,
terpisahkan dari bisnis Bank yang which aim to reduce the risk to a level
bertujuan untuk mengurangi risiko which is manageable and within risk
sampai kepada tingkat yang dapat appetite. This can be achieved through
dikelola dan dalam batasan risk utilizing various control tools to reduce
appetite. Hal ini dapat tercapai melalui the likelihood of an occurrence or the
penggunaan berbagai perangkat kontrol impact of the risk. In general, several
untuk mengurangi likelihood dari ways to manage and mitigate risks are
munculnya kejadian risiko atau dampak accept risk, treat risk, transfer risk and
dari risiko. Secara umum, beberapa cara terminate risk.
untuk mengelola dan memitigasi risiko
adalah accept risk, treat risk, transfer
risk dan terminate risk.

Ketika Bank memutuskan untuk accept If the Bank decides to consciously


atau treat risiko, harus tersedia limit accept or treat the risk, risk
risiko dan kontrol atau pengendalian management limit and control must be
risiko. Limit membantu manajemen established to manage the risk. Limit
untuk mengendalikan eksposur dan allows management to control
memantau aktivitas pengambilan risiko exposures and monitor actual risk
aktual dibandingkan dengan toleransi taking against predetermined
yang sudah ditentukan sebelumnya. tolerances. Risk management limit and
Pengendalian dan limit dipantau dan control is monitored and reviewed
dikaji ulang secara berkala untuk periodically to align with business
menyesuaikan dengan kebutuhan needs, market condition and
bisnis, kondisi pasar dan perubahan regulatory changes.
regulasi.

e. Pemantauan dan Pelaporan e. Monitoring and Reporting


Pemantauan risiko bertujuan untuk Risk monitoring allows Bank to
mengevaluasi eksposur risiko secara evaluate risk exposure simultaneously
berkesinambungan dan melakukan and improve reporting process if there
penyempurnaan proses pelaporan are material changes on the Bank’s
apabila terdapat perubahan kegiatan business activities, products,
usaha Bank, produk, transaksi, faktor transactions, risk factors, information
risiko, teknologi informasi dan sistem technology and risk management
informasi manajemen risiko yang information system.
bersifat material.

13
Risiko-risiko baik secara individual Risks on an individual, as well as on a
maupun portfolio basis dipantau dan portfolio basis, are regularly
dilaporkan secara berkala untuk monitored and reported to ensure
memastikan bahwa risiko-risiko they remain within the Bank’s risk
tersebut masih dalam batasan risk appetite
appetite Bank.

v) Infrastruktur Manajemen Risiko v) Risk Management Infrastructure

Infrastruktur manajemen risiko yang efektif An effective risk management


sangat penting bagi implementasi enterprise infrastructure is critical in effective
wide risk management yang efektif. Tujuan enterprise wide risk management
utama dari infrastruktur manajemen risiko implemnetation. The main objective of an
yang efektif meliputi memberikan effective risk management infrastructures
gambaran yang menyeluruh terkait risiko include providing an integrated view of
dalam perusahaan, mengurangi inefisiensi risk from across the organization; reduce
dan pengulangan, mendorong perlakuan inefficiencies and redundancies, drive
terhadap risiko yang konsisten di seluruh consistent treatement of risks across the
unit di organisasi, menciptakan pemikiran organization, create “risk aware” thinking
dan pengambilan keputusan yang “risk and decision making at all levels, and
aware” di setiap level serta memungkinkan enable appropriate flows of risk
arus informasi risiko yang tepat baik ke atas, information upward, downward and
ke bawah dan antar seluruh unit di across the organization.
organisasi.

Dalam penerapan manajemen risiko perlu Risk Management implementation must


disiapkan beberapa infrastruktur seperti: be supported by several infrastructures,
namely:
a. Kebijakan, Metodologi dan Prosedur a. Risk Policies, Methodologies and
Kebijakan manajemen risiko yang Procedures
memadai sesuai dengan jenis risiko Well defined risk management policy
menjadi dasar bagi Bank untuk across risk types provides principles for
mengelola risiko. Metodologi the Bank to manage the risk.
menyediakan arahan spesifik yang Methodologies provides subject
mendukung pelaksanaan kebijakan. specific requirements to be met to
Prosedur menyediakan pedoman yang comply with the policy. Procedures
lebih rinci untuk membantu provide more detailed instructions to
implementasi kebijakan. Adanya assist with the implementation of
kebijakan, metodologi atau standar, dan policies. Policies, methodologies or

14
prosedur atau pedoman proses standard, and procedures enable
memungkinkan adanya suatu pandangan unified view of risk across the
yang sama diantara seluruh unit organization, including standardized
organisasi, termasuk definisi risiko yang risk definitions and common risk
terstandarisasi dan risk language yang language.
sama.

b. Sumber Daya Manusia (SDM) b. People


Memiliki dan menarik SDM dengan Having and attracting the right talent
kemampuan dan keahlian yang sesuai and skills are the key to ensuring a well
merupakan kunci untuk memastikan functioning EWRM Framework.
EWRM Framework berfungsi dengan Organization changes simultaneously
baik. Organisasi berubah secara and proactively to respond the
berkesinambungan serta secara proaktif increasing complexity of Bank’s
merespon peningkatan kompleksitas economic environment and regulation.
Bank serta lingkungan ekonomi dan
regulasi.

Pengukuran kinerja dan kompensasi Performance and compensation


disesuaikan dengan rencana strategis measurement are aligned with strategic
dan risk appetite. Tujuan dari plan and risk appetite. The objectives of
pengukuran kinerja berbasis risiko risk based performance are to:
adalah: i) Provide an integrated view, linking
i) Memberikan pandangan terintegrasi strategic planning, risk, and capital
yang menghubungkan antara management.
rencana stratejik, risiko dan ii) Optimize the returns of the Bank
manajemen permodalan. vis-a-vis capital constraints and risk-
ii) Mengoptimalkan keuntungan Bank taking.
dikaitkan dengan permodalan yang iii) Allow for the Bank performance
terbatas dan proses pengambilan measurement and its constituents
risiko. relative to the risks that are
iii) Memungkinkan pengukuran kinerja undertaken.
Bank relatif terhadap risiko yang iv) Protect the Bank, staffs, and
diambil. shareholders through advance
iv) Melindungi Bank, karyawan dan trigger signals by evaluating the
shareholder melalui deteksi dini future expected losses.
(advance trigger signal) dengan v) Allow for a more accurate
mengevaluasi potensi kerugian di understanding of the economics of
masa yang akan datang. transactions especially risk and
capital / opportunity costs.

15
v) Memungkinkan pemahaman yang vi) Refine the performance and
lebih akurat atas keekonomian compensation setting in order to
transaksi (economics of transactions) give the right incentives.
terutama terkait risiko dan modal /
opportunity cost.
vi) Memperbaiki pengaturan kinerja dan
kompensasi dalam rangka
memberikan insentif yang tepat. Risk based performance measurement
concept will be continuously improved
Konsep perhitungan pengukuran risiko and enhanced, aligned with Bank’s
berbasis kinerja akan selalu capability in terms of methodology,
disempurnakan dan dikembangkan information system, infrastructuress
sejalan dengan kemampuan Bank baik and available resources.
dari segi metodologi, sistem informasi,
infrastruktur dan sumber daya yang ada. c. Data and Technology
Appropriate technology and sound data
c. Teknologi dan Data management support risk management
Teknologi dan manajemen data yang activities. To enhance the effectiveness
memadai merupakan pendukung of risk measurement process, Bank
aktivitas manajemen risiko. Dalam must have information system that
rangka meningkatkan efektivitas proses provides timely and accurate report and
pengukuran risiko, Bank harus memiliki data that support management
sistem informasi yang menyediakan decision making.
laporan dan data secara akurat dan tepat
waktu untuk mendukung pengambilan
keputusan oleh manajemen. Information system must be able to
provide report as a tool for continuous
Sistem informasi harus dapat risk monitoring in order to detect and
menghasilkan laporan yang digunakan resolve deviation towards policies and
untuk pemantauan risiko secara procedures in a timely manner to
berkelanjutan guna mendeteksi dan reduce the potential loss events.
mengkoreksi penyimpangan terhadap
kebijakan dan prosedur secara lebih
cepat agar dapat mengurangi potensi
terjadinya terjadinya loss event.

16

Anda mungkin juga menyukai