Anda di halaman 1dari 4

Chapter 2

Manajemen risiko korporasi

Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh
kegiatan usaha, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risiko-risiko
lainnya dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan.

Pada dasarnya, enterprise risk management (ERM) adalah integrasi tiga cara yaitu

1. Pengintegrasian organisasi risiko


Di dalam ERM harus ada unit manajemen risiko perusahaan tersentralisasi dan
bertanggung jawab langsung kepada CEO dan direksi dengan tanggung jawab
menyusun kebijakan umum untuk seluruh aktivitas pengambilan risiko.
2. Pengintegrasian strategi transfer risiko
Pendekatan ERM menggunakan sudut pandang portofolio seluruh jenis risiko dalam
suatu perusahaan dan merasionalisasikan penggunaan derivatif, asuransi, dan produk-
produk alternatif transfer risiko lainnya untuk melindungi nilai hanya risiko residual
yang tidak dikehendaki manajemen.
3. Pengintegrasian manajemen risiko ke dalam proses bisnis perusahaan.
ERM mengoptimalkan kinerja bisnis dengan mendukung dan memengaruhi keputusan
penetapan harga, pengalokasian sumber daya, dan berbagai keputusan bisnis lainnya.

Manfaat ERM

1. Efektivitas organisasi
Penunjukan Chief Risk Officer (CRO) dan pembentukan fungsi ERM memungkinkan
adanya koordinasi dari atas ke bawah yang diperlukan untuk membuat berbagai
fungsi ini bekerja secara efisien
2. Pelaporan risiko
Fungsi unit enterprise risk dapat menetapkan prioritas tingkat dan isi laporan risiko
yang harus disampaikan kepada manajemen senior dan direksi, seperti perspektif
perusahaan, kerugian agregat pengecualian kebijakan risk incident, eksposur penting,
dan indikator -peringatan dini. Laporan ini dapat berbentuk panel risiko yang
mencakup informasi yang tepat waktu dan ringkas mengenai risiko-risiko penting
perusahaan. ERM nantinya akan meningkatkan transparansi di seluruh organisasi
3. Kinerja bisnis
Perusahaan yang telah mengadopsi pendekatan ERM mengalami perbaikan kinerja
bisnis. Perbaikan ini didapat dari pengalokasian modal dan penetapan harga. ERM
mengelola hubungan antara risiko, modal, profitabilitas, dan merasionalisasikan
strategi pemindahan risiko.

Kerangka ERM

Otoritas Jasa Keuangan Menetapkan paling sedikit 4 prasyarat penerapan manajemen risiko
secara efektif

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi


2. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
serta sistem informasi manajemen risiko
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Terdapat 7 komponen yang harus dikembangkan dan dihubungkan menjadi satu kesatuan
yang terintegrasi dalam ERM:

1. Tata kelola perusahaan untuk memastikan bahwa dewan komisaris dan direksi telah
membuat proses organisatoris dan kontrol perusahaan yang tepat untuk mengukur dan
mengelola risiko lintas perusahaan.
OJK telah menetapkan wewenang dan tanggung jawab dewan komisaris
berikut:
a. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko.
b. Mengevaluasi pertanggungjawaban direksi atas pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko
c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan direksi yang berkaitan
dengan transaksi yang memerlukan persetujuan komisaris

Evaluasi kebijakan manajemen risiko idealnya dilakukan oleh dewan


komisaris paling sedikit satu kali dalam setahun atau dengan frekuensi yang
lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang memengaruhi
kegiatan usaha secara signifikan. Sedangkan evaluasi pertanggunajawaban
dreksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dilakukan oleh dewan
komisaris paling sedikit secara triwulanan.

Wewenang dan tanggung jawab direksi adalah

a. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulisa dan


komprehensif. Termasuk dalam kebijakan dan strategi manajemen risiko
adalah penetapan dan persetujuan limit risiko, baik risiko secara
keseluruhan, perjenis risiko, maupun peraktivitas fungsional. Kebijakan
dan strategi manajemen risiko disusun paling sedikit satu kali atau lebih
dalam setahun apabila terdapat perubahan faktor-faktor yang memengaruhi
kegiatan usaha secara signifikan
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan
eksposur risiko yang diambil oleh perusahaan secara keseluruhan,
termasuk tanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
adalah mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh satuan kerja manajemen risiko dan penyampaian laporan
pertanggungjawaban kepada dewan komisaris secara triwulanan
c. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan
direksi.
d. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang
organisasi. Pengembangan budaya manajemen risiko meliputi komunikasi
yang memadai kepada seluruh wjenjang organisasi tentang pentingnya
pengendalian intern yang efektif.
e. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan manajemen risiko, peningkatan kompetensi sumber daya manusia
dilakukan antara lain melalui program pendidikan dan pelatihan secara
berkesinambungan mengenai penerapan manajemen risiko
f. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara
independen. Independen berarti adanya pemisahan fungsi antara
pengukuran, dan pemantauan risiko dengan satuan kerja yang melakukan
dan menyelesaikan transaksi.
g. Melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan
 Keakuratan metodologi penilaian risiko
 Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko
 Ketepatan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko

Kaji ulang secara berkala antara lain dimaksudkan untuk


mengantisipasi apabila terjadi perubahan faktor eksternal dan faktor
internal

2. Manajemen lini untuk mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam aktivitas


penghasil pendapatan perusahaan, termasuk pengembangan bisnis, manajemen
produk, penentuan harga, dan lain-lain.
3. Manajemen portofolio untuk mengumpulkan eksposur risiko, menggabungkan
pengaruh diversifikasi, dan mengawasi konsentrasi risiko terhadap batass risiko yang
dibuat
4. Pemindahan risiko untuk mengurangi eksposur risiko yang dipandang terlalu tinggi
atau dipandang lebih efektif biaya apabila memindahkan ke pihak ketiga daripada
menahannya dalam portofolio risiko perusahaan.
5. Analisis risiko untuk memberikan perangkat pengukuran analisis dan pelaporan untuk
mengukur eksposur risiko perusahaan dan juga menelusuri pemicu eksternal
6. Sumber daya data dan teknologi untuk mendukung proses analisis dan pelaporan
7. Manajemen stakeholder untuk menyampaikan dan melaporkan informasi risiko
perusahaan kepada para stakeholdernya.

Anda mungkin juga menyukai