Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI KEUANGAN

D A N A K U N TA N S I
“MANAJEMEN RESIKO
PA S A R O P S I D A N
BERJANGKA”
 
DOSEN PENGAMPU: Drs.
Laode Saidi, M.Kom.
DISUSUN OLEH: 
KELOMPOK XI
MUHAMMAD TAQWA
AL KAUTSAR
(F1A120029)
IIN NURHALIZAH
(F1A120057)
HARNAWATI
(F1A120023)
ANDRIANTON
(F1A120045)
DESTANTYA
SALSABILLAH
(F1A120049)
KARTIKA (F1A120059)
Perkembangan industri perbankan Indonesia sudah mengalami
pasang surut, baik yang mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun
yang menghambat. Krisis keuangan yang terjadi di Asia pada 1998, dan
imbas dari krisis di Amerika tahun 2008 serta krisis di kawasan Eropa di
tahun 2011, merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga yang
dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kualitas industri
perbankan. Perbaikan tersebut tidak hanya dari sisi bank sebagai suatu
perusahaan yang berorientasi pada laba, namun juga meningkatkan
pengetahuan para bankir, dan mendorong praktik penerapan manajemen
yang lebih baik didalam mengelola bank.

Penerapan manajemen risiko tidak dimaksudkan untuk menghambat


pertumbuhan bisnis bank, namun dimaksudkan untuk dapat memastikan,
bahwa risiko dalam bisnis yang dijalankan, diketahui dan disadari oleh
bank, dan diupayakan agar risiko tersebut masih berada dalam koridor
toleransi risiko bank, sesuai kebijakan yang sudah ditentukan oleh bank.
1. Pengertian Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko pada Menurut PBI No. 5/8/PBI/2003, Manajemen Risiko adalah
bank juga berperan dalam meningkatkan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk
shareholder value, memberikan gambaran
kepada pengelola bank mengenai apa mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
sebenarnya potensi kerugian di masa risiko yang timbul dari usaha bank. Manajemen risiko
mendatang, menentukan berapa banyak
modal yang diperlukan untuk menutup merupakan aktivitas mengelola risiko sehingga dapat
berbagai risiko dan menghitung potensi diminimalisir terjadinya di masa mendatang dengan didukung
return atau imbal hasil yang diharapkan
sesuai besarnya modal. sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, sistem
informasi, dan ketersediaan data. Aktivitas dimaksud antara lain
meliputi identifikasi risiko, mengukur risiko, mengendalikan
secara rutin, dan merekomendasikan kebijakan
(shifting/hedging risiko, menyerap risiko dengan asuransi,
menambah modal, dan sebagainya).
1. Identifikasi Risiko 3. Pemantauan dan Limit Pengendalian risiko dapat
Tujuan dilakukannya Risiko Sebagai bagian dari dilakukan oleh bank, antara lain
identifikasi risiko adalah untuk penerapan pemantauan risiko, dengan cara lindung nilai atau
mengidentifikasi seluruh jenis bank menggunakan limit hedging, dan metode mitigasi
risiko yang melekat pada setiap risiko baik secara individual risiko lainnya seperti penutupan
aktivitas fungsional yang dan keseluruhan/konsolidasi. asuransi, pembelian garansi,
berpotensi merugikan bank. melakukan sekuritisasi aset dan
4. Pengendalian Risiko
menggunakan instrumen credit
Pengendalian risiko dilakukan
2. Pengukuran Risiko derivatives, serta penambahan
bank untuk mengelola risiko
modal bank untuk menyerap
Pengukuran risiko dilakukan tertentu, terutama yang dapat
potensi kerugian.
untuk mengukur profil risiko membahayakan kelang sung an
bank, dan selanjutnya usaha bank.
digunakan untuk memeroleh
gambaran efektivitas penerapan
manajemen risiko.

2. Proses Manajemen Risiko


3. Sistem Informasi Manajemen Risiko
Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang harus dimiliki dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bank, dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif. Sebagai bagian dari
proses manajemen risiko, bank harus memiliki sistem informasi manajemen risiko yang dapat memastikan:

 Data yang diperlukan tersedia secara akurat dan tepat waktu.


 Eksposur risiko terukur secara akurat, informatif, dan tepat waktu, baik eksposur risiko secara keseluruhan/komposit
maupun eksposur per jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas
fungsional bank
 Mematuhi penerapan manajemen risiko terhadap kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.
 Hasil (realisasi) penerapan manajemen risiko dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh bank sesuai dengan
kebijakan dan strategi penerapan manajemen risiko.

Sistem informasi manajemen risiko harus dapat menerjemahkan risiko yang diukur dengan format teknis kuantitatif
sehingga menjadi format kualitatif yang mudah dipahami oleh Direksi dan pejabat bank. Dalam mengembangkan
teknologi sistem informasi dan software baru, bank harus memastikan bahwa penerapan sistem informasi dan teknologi
baru tersebut tidak akan menimbulkan gangguan.
4. Penerapan Manajemen
Slide title 7 1. Pengawasan Aktif 3. Proses Manejemen
Resiko Dewan Komisaris dan Risiko dan Sistem
Penerapan Manajemen Risiko
Direksi Informasi Manajemen
didalam kebijakan manajemen risiko
Risiko
Dewan Komisaris dan
mencakup pengawasan aktif Dewan Dilakukan dengan
Direksi bertanggung jawab
Komisaris dan Direksi, Kecukupan menganalisa seluruh jenis
atas efektivitas penerapan
Kebijakan, prosedur dan penetapan dan karakteristik risiko
Manajemen Risiko.
limit, kecukupan proses identifikasi, yang terdapat pada setiap
pengukuran, pemantauan dan aktivitas, produk dan jasa
2. Kebijakan, Prosedur dan
pengendalian risiko serta sistem Bank.
Penetapan Limit
informasi Manajemen Risiko dan
Pedoman Penerapan 4. Sistem Pengendalian
sistem pengendalian Intern secara
Manajemen Risiko Bank Internal
menyeluruh.
dituangkan dalam Kebijakan Sistem pengendalian
internal dilakukan secara
Manajemen Risiko yang menyeluruh dan berbasis
disetujui oleh Dewan risiko yang melekat pada
kegiatan usaha Bank.
Komisaris dan Direksi.
5 Jenis-Jenis Manajemen Risiko yang Dikelola oleh Bank
Tingkat risiko yang dihadapi Bank tercermin dari hasil penilaian profil risiko yang mencakup penilaian terhadap risiko
inheren dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko atas 8 (delapan) jenis risiko yang dikelola oleh Bank,
yaitu:
1. Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
Bank.  Risiko Kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Bank, bersumber pada aktifitas pemberian kredit, kepemilikan
instrumen keuangan, transaksi antar Bank, serta kewajiban komitmen dan kontigensi, dimana sumber utama pendapatan
Bank bersumber dari aktivitas penyaluran kredit.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan secara keseluruhan dari
kondisi pasar.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank, yang dapat
bersumber antara lain dari Sumber Daya Manusia (SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur serta kejadian eksternal.
5. Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan dalam mengatisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko Stratejik bersumber dari ketidaktepatan dalam
perumusan strategi, dan sistem informasi manajemen.
6. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/ atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.
7. Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis yang antara lain disebabkan
ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perudang-undangan, kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat sahnya
kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna, dan proses litigasi.
8. Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepetingan (stakeholder) yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank atas aktivitas bisnis dijalankannya.

Sehingga dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkansebagai berikut:

Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari usaha bank. Manajemen risiko merupakan aktivitas mengelola risiko
sehingga dapat diminimalisir terjadinya di masa mendatang dengan didukung sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi, sistem informasi, dan ketersediaan data. Aktivitas dimaksud antara lain meliputi identifikasi risiko, mengukur
risiko, mengendalikan secara rutin, dan merekomendasikan kebijakan (shifting/hedging risiko, menyerap risiko dengan
asuransi, menambah modal, dan sebagainya).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai