Risiko Bank
FEBI IAIN Samarinda
Disusun Oleh:
Dedy Mainata, S.E., M.Ag
Angrum Pratiwi, M.E.I
1. Prinsip-Prinsip Keuangan Syariah
2. Pengertian Manajemen Risiko Bank Syariah
3. Tujuan Manajemen Risiko Bank Syariah
4. Manfaat Manajemen Risiko Bank Syariah
5. Ruang Lingkup Manajemen Risiko Bank Syariah
Bank Umum Konvensional yang selanjutnya
disebut BUK adalah Bank Umum Konvensional
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, yang memiliki Unit Usaha Syariah
Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya
suatu peristiwa tertentu
Manajemen Risiko adalah serangkaian
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi,mengukur, memantau, dan
mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh
kegiatan usaha Bank
Bank adalah Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah
Bank Umum Syariah yang selanjutnya disebut
BUS adalah Bank Umum Syariah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut
UUS adalahUnit Usaha Syariah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
a. Risiko Kredit;
b. Risiko Pasar;
c. Risiko Likuiditas;
d. Risiko Operasional;
e. Risiko Hukum;
f. Risiko Reputasi;
g. Risiko Stratejik;
h. Risiko Kepatuhan;
i. Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk); dan
j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk).
Direksi adalah Direksi sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas
Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas
Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang
bertugas memberikan nasihat dan saran
kepada Direksi serta mengawasi kegiatan
Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah
menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko secara tertulis dan
komprehensif;
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan
eksposur Risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan;
mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan
Direksi;
mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang
organisasi;
memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan Manajemen Risiko;
memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara
independen; dan
melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:
1. keakuratan metodologi penilaian Risiko;
2. kecukupan implementasi sistem informasi Manajemen Risiko; dan
3. ketepatan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan
limit Risiko.
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko; dan
Pengukuran
Risiko
Identifikasi Pengeloaan
Risiko Risiko
(diversifikasi, asuransi, dsb)
pengeloaan
risiko
(umpan balik). sistem
pelaporan