Anda di halaman 1dari 32

STANDAR PROSEDUR OPERASI

KSP Semarak Dana


MANAJEMEN RESIKO KSP

BAB 1 : PENDAHULUAN & PENJELASAN MANAJEMEN


RISIKO KSP

A. LATAR BELAKANG

KSP menerapkan kerangka manajemen risiko yang terintegrasi melalui

organisasi yang terstruktur serta serangkaian prosedur dan metodologi untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, mengendalikan dan melaporkan

risiko-risiko yang sudah ada maupun yang mungkin timbul dari kegiatan

usaha KSP.

Struktur Manajemen Risiko KSP memberikan sistem pengendalian dan

pengawasan yang solid untuk mengatasi risiko-risiko dalam usaha koperasi.

Secara teratur KSP memperbaiki kebijakan, menyempurnakan prosedur, dan

menyesuaikan batas toleransi risiko untuk memastikan keseimbangan yang

optimal antara kualitas aset dengan profitabilitas usaha, serta menjaga agar

penerapan manajemen risiko sejalan dengan perubahan ekonomi makro

maupun perkembangan usaha KSP.

Penerapan manajemen risiko yang baik dan menyeluruh, diharapkan KSP

dapat terus berkembang dengan kinerja keuangan yang baik dan risiko yang

terkendali.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

a. Bahwa dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi Koperasi

Simpan Pinjam, maka semakin meningkat pula kebutuhan terhadap

penerapan manajemen risiko oleh KSP;

b.Bahwa dalam rangka menciptakan sektor keuangan yang tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil serta memiliki daya saing yang tinggi diperlukan

pengelolaan eksposure risiko yang efektif;

c. Bahwa penerapan manajemen risiko merupakan salah satu upaya

memperkuat kelembagaan dan reputasi industri KSP sesuai dengan arah

pengembangan Perkoperasian Indonesia;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

huruf b dan huruf c dipandang perlu untuk melaksanakan Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Koperasi Simpan Pinjam.

B. PENGERTIAN

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkanPinjam yang selanjutnya disebut KSP adalah Koperasi yang

melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam;

2. Koperasi Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut KSP adalah Koperasi


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam;

3. Pengawas adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat

anggota untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.

4. Pengurus koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih

dalam rapat anggota untuk mengurus organisasi dan usaha koperasi.

5. Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu.

6. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha KSP

7. Pengelola adalah anggota koperasi atau pihak ketiga yang diangkat oleh
pengurus dan diberi wewenang untuk mengelola usaha koperasi atau Unit
Simpan Pinjam Koperasi.

8. Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada

anggota Pengurus atau mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan

operasional KSP, antara lain Pemimpin Kantor Cabang, Kepala Divisi,

Kepala Bagian, Kepala Satuan Kerja Audit Intern atau pegawai yang

ditunjuk bertanggung jawab mengenai pelaksanaan fungsi audit intern,

manajer dan/atau pejabat lainnya yang setara.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO SECARA UMUM

Pasal 1

KSP wajib menerapkan Manajemen Resiko secara efektif baik paling kurang

mencakup 4 (empat) pilar yaitu:

A. Pengawasan aktif Pengawas dan Pengurus;

B. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan limit yaitu:

1) kebijakan Manajemen Risiko;

2) prosedur Manajemen Risiko; dan

3) penetapan limit Risiko.

C. Kecukupan proses dan sistem yaitu:

1) proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko;

2) sistem informasi Manajemen Risiko.

D. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Pasal 2

1.Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 mencakup :

a.Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan anggota dan/atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada KSP


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

b. Risiko Operasional adalah Risiko akibat kegiatan operasional KSP antara

lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses

internal, kesalahan Sumber Daya Manusia, kegagalan sistem, atau adanya

masalah eksternal yang mempengaruhi operasional Koperasi.

c. Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat KSP tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan dan

ketentuan lain yang berlaku termasuk yang menyebabkan terjadinya

kelemahan aspek yuridis, tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang

undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak

dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak

sempurna

d. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan KSP untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan

e. Risiko Strategik adalah Risiko akibat ketidaktepatan KSP dalam

mengambil keputusan strategik, pengambilan keputusan usaha yang tidak

tepat dan/atau kegagalan KSP dalam mengantisipasi perubahan lingkungan

usaha

f. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

anggota koperasi dan mayarakat umum yang bersumber dari publikasi

negatif terkait KSP atau persepsi negatif mengenai KSP.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

2. KSP yang masuk kategori Klasifikasi Usaha Koperasi (KUK) baik KUK

III dan IV harus menerapkan manajemen resiko.

Pasal 3

KSP wajib menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap

jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2

Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengurus

Pasal 4

1.Wewenang dan tanggung jawab bagi Pengurus mencakup :

a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara

tertulis;

b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan

Pengurus;

c. mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang

organisasi;

d. memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait

dengan Manajemen Risiko;


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

e. memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara

independen; dan

f. bertanggung jawab atas:

1) pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko; dan

2) eksposur Risiko yang diambil KSP secara keseluruhan.

2. Dalam rangka melaksanakan wewenang dan tanggung jawab sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Pengurus harus memiliki pemahaman yang memadai

mengenai Risiko yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional KSP dan

mampu mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan profil Risiko KSP.

3. Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan alat untuk

mengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan Risiko;

a.Mengevaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan, strategi, dan kerangka

Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam

frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan usaha KSP, eksposur Risiko, dan/atau profil Risiko

secara signifikan;

b. Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab

yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan

Manajemen Risiko;
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

c. Memastikan seluruh Risiko yang material dan dampak yang ditimbulkan

oleh Risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan menyampaikan laporan

pertanggungjawaban kepada Pengawas secara berkala. Laporan dimaksud

antara lain memuat laporan perkembangan dan permasalahan terkait Risiko

yang material disertai langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang, dan

akan dilakukan;

d. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan

atau penyimpangan dalam kegiatan usaha KSP yang ditemukan oleh Satuan

Kerja Audit Intern;

e. Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk

mengelola dan mengendalikan Risiko;

f. Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah diterapkan secara

independen yang dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi antara

Satuan Kerja Manajemen Risiko yang melakukan identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian Risiko dengan satuan kerja yang melakukan

dan menyelesaikan transaksi atau melaksanakan fungsi operasional KSP.

g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan

eksposur Risiko yang diambil KSP secara keseluruhan :


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

1.Mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan yang

disampaikan oleh satuan kerja manajemen risiko atau pejabat yang

bertanggung jawab pada fungsi manajemen risiko

2. Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada Pengawas secara

semesteran

h. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan

Pengurus. Transaksi yang memerlukan persetujuan Pengurus antara lain

transaksi yang telah melampaui kewenangan pejabat KSP satu tingkat di

bawah Pengurus, sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern yang berlaku.

i. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi,

antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang

organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif.

j. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait

dengan manajemen risiko, antara lain melalui program pendidikan dan

pelatihan secara berkesinambungan mengenai penerapan manajemen risiko.

k. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dimaksudkan untuk mengantisipasi

apabila terjadi perubahan faktor eksternal dan faktor internal,guna

memastikan :

1) Keakuratan metodologi penilaian risiko


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

2) Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen; dan

3) Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko

Wewenang dan Tanggungjawab Pengawas

Pasal 5

a. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko sekurang-

kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun atau frekuensi lebih tinggi apabila

terdapat faktor2 yang mempengaruhi usaha KSP secara signifikan.

b. Memastikan penerapan Manajemen Risiko oleh Pengurus

c. Mengevaluasi pertanggungjawaban Pengurus sekurang-kurangnya setiap

semester atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko sebagaimana pasal 4.

c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Pengurus yang berkaitan dengan

transaksi yang memerlukan persetujuan Pengawas yaitu transaksi yang harus

mendapatkan persetujuan Pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku antara lain pemberian kredit kepada pihak

terkait

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO,

PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO,

DAN PENETAPAN LIMIT RISIKO


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

Pasal 6

Kebijakan Manajemen Risiko paling sedikit meliputi:

a. Penetapan Risiko yang terkait dengan kegiatan usaha, produk, dan layanan

KSP;

b. Penetapan sistem informasi Manajemen Risiko;

c. Penentuan limit dan penetapan toleransi Risiko;

d. Penetapan penilaian peringkat Risiko;

e. Penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam kondisi terburuk;

dan

f. Penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko.

Pasal 7

(1) Prosedur Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud paling sedikit meliputi:

a. jenjang delegasi wewenang dan pertanggungjawaban yang jelas; dan

b. dokumentasi prosedur dan penetapan limit Risiko secara memadai.

(2) Penetapan limit Risiko sebagaimana dimaksud meliputi:

a. limit secara keseluruhan;

b. limit per jenis Risiko; dan


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

c. limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposur Risiko.

PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN, DAN

PENGENDALIAN RISIKO, SERTA SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN RISIKO

Pasal 8

(1) KSP wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian Risiko terhadap seluruh faktor Risiko yang bersifat material.

(2) Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian

Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didukung oleh:

a. sistem informasi manajemen yang memadai; dan

b. laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan KSP,

kinerja aktivitas fungsional dan eksposur Risiko KSP.

Pasal 9

(1) Pelaksanaan proses identifikasi Risiko paling sedikit dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap:

a. karakteristik Risiko yang melekat pada KSP; dan

b. Risiko dari kegiatan usaha, produk, dan layanan KSP.

(2) Dalam rangka melaksanakan pengukuran Risiko, KSP melakukan paling

sedikit:
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

a. evaluasi terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang

digunakan untuk mengukur Risiko; dan

b. penyesuaian terhadap proses pengukuran Risiko apabila terdapat

perubahan yang bersifat material pada kegiatan pelayanan KSP, produk,

dan faktor Risiko.

(3) Dalam rangka melaksanakan pemantauan Risiko, KSP melakukan paling

sedikit:

a. evaluasi terhadap eksposur Risiko; dan

b. penyesuaian proses pelaporan apabila terdapat perubahan yang bersifat

material pada kegiatan usaha KSP, produk, faktor Risiko, teknologi

informasi, dan sistem informasi Manajemen Risiko.

(4) Pelaksanaan proses pengendalian Risiko digunakan KSP untuk mengelola

Risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha KSP.

Pasal 10

(1) Sistem informasi Manajemen Risiko paling sedikit meliputi laporan atau

informasi mengenai:

a. eksposur Risiko atau obyek yang rentan terhadap resiko;

b. kepatuhan terhadap kebijakan Manajemen Risiko

c. kepatuhan terhadap prosedur Manajemen Risiko dan penetapan limit

Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8; dan


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

d. realisasi penerapan Manajemen Risiko dibandingkan dengan target yang

ditetapkan.

(2) Laporan atau informasi yang dihasilkan dari sistem informasi Manajemen

Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara berkala

kepada Pengurus.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Pasal 11

KSP wajib melaksanakan sistem pengendalian intern yang menyeluruh secara

efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh

jenjang organisasi KSP.

Pasal 12

Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang menyeluruh sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 paling sedikit harus mampu mendeteksi kelemahan

dan penyimpangan yang terjadi, secara tepat waktu.

Pasal 13

(1) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh dalam rangka penerapan

Manajemen Risiko paling sedikit meliputi:


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

a. kesesuaian sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat Risiko

yang melekat pada kegiatan usaha dan jenis layanan KSP;

b. penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan

kebijakan Manajemen Risiko;

c. penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan

prosedur Manajemen Risiko dan penetapan limit Risiko;

d. penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas;

e. struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas kegiatan usaha

KSP;

f. pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat

waktu;

g. kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan KSP terhadap

peraturan perundang-undangan;

h. dokumentasi secara lengkap dan memadai; dan

i. verifikasi dan reviu terhadap sistem pengendalian intern.

(2) Penilaian terhadap sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen

Risiko dilakukan oleh satuan kerja audit intern atau Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi audit intern.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

ORGANISASI DAN FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

Pasal 14

Dalam rangka pelaksanaan proses dan sistem Manajemen Risiko, KSP yang

masuk Klasifikasi Usaha Koperasi (KUK) IV wajib membentuk:

a. Komite Manajemen Risiko; dan

b. satuan kerja Manajemen Risiko.

Pasal 15

(1) Komite Manajemen Risiko paling sedikit terdiri dari:

a. Mayoritas Pengurus; dan

b. Pengelola terkait.

(2) Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko memberikan

rekomendasi kepada Pengurus, yang paling sedikit meliputi:

a. Penyusunan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko;

b. Perbaikan dan/atau penyempurnaan pelaksanaan Manajemen Risiko

berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Manajemen Risiko; dan

c. Pertimbangan dan/atau penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan

operasional yang menyimpang dari prosedur normal.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

Pasal 16

(1) Satuan kerja Manajemen Risiko serta Pejabat Eksekutif harus independen.

(2) Satuan kerja Manajemen Risiko serta Pejabat Eksekutif bertanggung jawab

langsung kepada anggota Pengurus yang membawahkan fungsi Manajemen

Risiko.

(3) Wewenang dan tanggung jawab satuan kerja Manajemen Risiko atau Pejabat

Eksekutif yang ditunjuk bertanggung jawab menerapkan fungsi Manajemen

Risiko meliputi:

a. Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen

Risiko yang telah disetujui oleh Pengurus;

b. Pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan, per jenis Risiko, dan per

jenis aktivitas fungsional;

c. Pengkajian usulan penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru;

d. Penyampaian rekomendasi kepada satuan kerja atau pegawai yang

menangani fungsi operasional dan Komite Manajemen Risiko, sesuai

kewenangan yang dimiliki; dan

e. Penyusunan dan penyampaian laporan profil Risiko secara berkala kepada

anggota Pengurus yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan

Komite Manajemen Risiko.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

PENGELOLAAN RISIKO PRODUK DAN AKTIVITAS BARU

Pasal 17

(1) Dalam rangka pengelolaan Risiko yang melekat pada penerbitan produk

dan/atau pelaksanaan aktivitas baru, KSP wajib memiliki kebijakan dan

prosedur secara tertulis.

(2) Kriteria penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru KSP adalah

penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas yang:

a. tidak pernah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh KSP; atau

b. telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh KSP namun

dilakukan pengembangan yang mengubah atau meningkatkan seluruh

Risiko atau Risiko tertentu KSP.

(3) Kebijakan dan prosedur secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit meliputi:

a. Penetapan Risiko produk dan aktivitas baru;

b. Identifikasi seluruh Risiko yang terkait dengan produk dan aktivitas baru;

c. Analisis aspek hukum untuk masing-masing produk dan aktivitas baru;

d. Sistem dan prosedur operasional serta kewenangan dalam pengelolaan

produk dan aktivitas baru;


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

e. Sistem informasi akuntansi untuk produk dan aktivitas baru; dan

f. Masa uji coba metode pengukuran dan pemantauan Risiko terhadap

produk dan aktivitas baru.

(4) Penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

KSP wajib menyampaikan informasi secara tertulis mengenai Risiko yang

terkait dengan produk dan aktivitas baru kepada anggota atau calon anggota

sebelum dilakukannya transaksi.

Sumber Daya Manusia (SDM) KSP

Pasal 19

Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab penerapan Manajemen Risiko

terkait SDM KSP maka Pengurus harus:

a. Menetapkan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang

terkait dengan penerapan Manajemen Risiko. Kualifikasi SDM tersebut

dijabarkan dalam dokumen SDM KSP yaitu SPESIFIKASI JABATAN untuk

seluruh jabatan yang tercantum dalam Struktur Organisasi KSP.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

b. Memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM yang ada di KSP dan

memastikan SDM dimaksud memahami tugas dan tanggung jawabnya, baik

untuk unit usaha, Satuan Kerja Manajemen Risiko maupun unit pendukung

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen Risiko;

c. Mengembangkan sistem penerimaan pegawai, pengembangan, dan pelatihan

pegawai termasuk rencana suksesi manajerial serta remunerasi yang memadai

untuk memastikan tersedianya pegawai yang kompeten di bidang Manajemen

Risiko;

d. Memastikan peningkatan kompetensi dan integritas pimpinan dan personil

satuan kerja usaha, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Audit

Internal, dengan memperhatikan faktor-faktor seperti pengetahuan,

pengalaman/rekam jejak dan kemampuan yang memadai di bidang

Manajemen Risiko melalui program pendidikan dan pelatihan yang

berkesinambungan, untuk menjamin efektivitas proses Manajemen Risiko;

e. Menempatkan pejabat dan staf yang kompeten pada masing-masing satuan

kerja sesuai dengan sifat, jumlah, dan kompleksitas kegiatan usaha KSP;

f. Memastikan bahwa pejabat dan staf yang ditempatkan pada masing-masing

satuan kerja tersebut memiliki:

1) Pemahaman mengenai Risiko yang melekat pada setiap produk/aktivitas

KSP;
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

2) Pemahaman mengenai faktor-faktor Risiko yang relevan dan kondisi pasar

yang mempengaruhi produk/aktivitas KSP, serta kemampuan mengestimasi

dampak dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap kelangsungan usaha

KSP;

3) Kemampuan mengkomunikasikan implikasi eksposur Risiko KSP kepada

Pengurus dan komite Manajemen Risiko secara tepat waktu.

g. Memastikan agar seluruh SDM memahami strategi, tingkat Risiko yang akan

diambil dan toleransi Risiko, dan kerangka Manajemen Risiko yang telah

ditetapkan Pengurus dan disetujui oleh Pengawas serta

mengimplementasikannya secara konsisten dalam aktivitas yang ditangani

Strategi Manajemen Risiko

Pasal 20

1) KSP merumuskan strategi Manajemen Risiko sesuai strategi usaha secara

keseluruhan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan

toleransi Risiko.

2) Strategi Manajemen Risiko disusun untuk memastikan bahwa eksposur

Risiko KSP dikelola secara terkendali sesuai dengan kebijakan, prosedur

intern KSP serta peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang

berlaku.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

3) Strategi Manajemen Risiko disusun berdasarkan prinsip-prinsip umum

berikut:

a) Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk

memastikan kelangsungan usaha KSP dengan mempertimbangkan

kondisi/siklus ekonomi atau konjungtur ekonomi;

b) Strategi Manajemen Risiko secara komprehensif dapat mengendalikan

dan mengelola Risiko KSP; dan

c) Mencapai kecukupan permodalan yang diharapkan disertai alokasi

sumber daya yang memadai.

4) Strategi Manajemen Risiko disusun dengan mempertimbangkan faktor

berikut:

a) Perkembangan ekonomi dan industri serta dampaknya pada Risiko KSP;

b) Organisasi KSP termasuk kecukupan sumber daya manusia dan

infrastruktur pendukung;

c) Kondisi keuangan KSP termasuk kemampuan untuk menghasilkan laba,

dan kemampuan KSP mengelola Risiko yang timbul sebagai akibat

perubahan faktor eksternal dan faktor internal;

d) Bauran serta diversifikasi portofolio KSP.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

5) Pengurus harus mengkomunikasikan strategi Manajemen Risiko dimaksud

secara efektif kepada seluruh satuan kerja, manajer, dan staf yang relevan agar

dipahami secara jelas.

6) Pengurus harus melakukan review strategi Manajemen Risiko dimaksud

secara berkala termasuk dampaknya terhadap kinerja keuangan KSP, untuk

menentukan apakah perlu dilakukan perubahan terhadap strategi Manajemen

Risiko KSP.

Tingkat Risiko yang akan Diambil (Risk Appetite) dan

Toleransi Risiko (Risk Tolerance)

Pasal 21

1) Tingkat Risiko yang akan diambil merupakan tingkat dan jenis Risiko yang

bersedia diambil oleh KSP dalam rangka mencapai sasaran KSP. Tingkat

Risiko yang akan diambil tercermin dalam strategi dan sasaran usaha KSP.

2) Toleransi Risiko merupakan tingkat dan jenis Risiko yang secara maksimum

ditetapkan oleh KSP. Toleransi Risiko merupakan penjabaran dari tingkat

Risiko yang akan diambil.

3) Dalam menyusun kebijakan Manajemen Risiko, Pengurus harus memberikan

arahan yang jelas mengenai tingkat Risiko yang akan diambil dan toleransi

Risiko KSP.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

4) Tingkat Risiko yang akan diambil dan toleransi Risiko harus diperhatikan

dalam penyusunan kebijakan Manajemen Risiko, termasuk dalam penetapan

limit.

5) Dalam menetapkan toleransi Risiko, KSP perlu mempertimbangkan strategi

dan tujuan usaha KSP serta kemampuan KSP dalam mengambil Risiko (risk

bearing capacity).

Kebijakan dan Prosedur

Pasal 22

1) Kebijakan Manajemen Risiko merupakan arahan tertulis dalam menerapkan

Manajemen Risiko dan harus sejalan dengan visi, misi, strategi usaha KSP

dan dalam penyusunannya harus dikoordinasikan dengan fungsi atau unit

kerja terkait.

2) Kebijakan dan prosedur harus didesain dan diimplementasikan dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha, tingkat Risiko

yang akan diambil dan toleransi Risiko, profil Risiko serta peraturan yang

ditetapkan otoritas dan/atau praktek Koperasi yang sehat.

3) KSP harus memiliki prosedur dan proses untuk menerapkan kebijakan

Manajemen Risiko. Prosedur dan proses tersebut dituangkan dalam pedoman


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

pelaksanaan yang harus direview dan dikinikan secara berkala untuk

mengakomodasi perubahan yang terjadi.

4) Dalam rangka pengelolaan Risiko yang melekat pada produk atau aktivitas

baru, KSP wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis

5) Produk atau aktivitas baru KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan produk baru atau aktivitas baru yang memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Tidak pernah diterbitkan atau dilakukan sebelumnya oleh KSP; atau

b. Telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh KSP namun

dilakukan pengembangan yang bmengubah atau meningkatkan eksposur

Risiko tertentu KSP

6) Kebijakan dan prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Sistem dan prosedur (standard operating procedures) dan kewenangan

dalam pengelolaan produk dan aktivitas baru;

b. Identifikasi seluruh Risiko yang terkait dengan produk dan aktivitas baru;

c. Masa uji coba metode pengukuran dan pemantauan Risiko terhadap

produk dan aktivitas baru; untuk memastikan bahwa metode pengukuran

dan pemantauan Risiko telah teruji dari aspek kehati-hatian dan aspek-

aspek lainnya
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

d. Sistem informasi akuntansi untuk produk dan aktivitas baru meliputi

Kebijakan dan prosedur mengenai sistem informasi akuntansi termasuk

kemampuan sistem informasi pemberian informasi mengenai tingkat

keuntungan maupun potensi kerugian untuk produk dan aktivitas baru

e. Analisa aspek hukum untuk produk dan aktivitas baru, Kebijakan dan

prosedur terkait analisa aspek hukum termasuk kemampuan pemberian

informasi mengenai Risiko kepatuhan termasuk kelemahan aspek yuridis

yang ditimbulkan produk dan aktivitas baru

7) Kebijakan Manajemen Risiko paling kurang memuat:

a) Penetapan Risiko yang terkait dengan produk dan transaksi Koperasi

yang didasarkan atas hasil analisis KSP terhadap Risiko yang melekat

pada setiap produk dan transaksi Koperasi yang telah dan akan dilakukan

sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha KSP;

b) Penetapan metode dalam melakukan identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen

Risiko dalam rangka menilai secara tepat eksposur Risiko pada setiap

produk dan transaksi Koperasi serta aktivitas usaha KSP;

c) Penetapan data yang harus dilaporkan, format laporan, dan jenis

informasi yang harus dimasukkan dalam laporan Manajemen Risiko

sehingga mencerminkan eksposur Risiko yang menjadi pertimbangan


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

dalam rangka pengambilan keputusan usaha dengan tetap memperhatikan

prinsip kehati-hatian;

d) Penetapan kewenangan dan besaran limit secara berjenjang termasuk

batasan transaksi yang memerlukan persetujuan Pengurus, serta penetapan

toleransi Risiko yang merupakan batasan potensi kerugian yang mampu

diserap oleh kemampuan permodalan KSP, dan sarana pemantauan

terhadap perkembangan eksposur Risiko KSP;

e) Penetapan peringkat profil Risiko sebagai dasar bagi KSP untuk

menentukan langkah-langkah perbaikan terhadap produk, transaksi

Koperasi, dan area aktivitas usaha KSP tertentu dan mengevaluasi hasil

pelaksanaan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko;

f) Struktur organisasi yang secara jelas merumuskan peran dan tanggung

jawab Pengawas, Pengurus, komite-komite, Satuan Kerja Manajemen

Risiko, satuan kerja operasional, Satuan Kerja Audit Intern, dan satuan

kerja pendukung lainnya;

g) Penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen

Risiko guna memastikan kepatuhan terhadap ketentuan ekstern dan intern

yang berlaku, efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional KSP,

efektivitas budaya Risiko pada setiap jenjang organisasi KSP, serta


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

tersedianya informasi manajemen dan keuangan yang akurat, lengkap,

tepat guna, dan tepat waktu;

h) Kebijakan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan atau

business continuity management) atas kemungkinan kondisi eksternal dan

internal terburuk, sehingga kelangsungan usaha KSP dapat dipertahankan

termasuk rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) dan rencana

kontinjensi (contingency plan). Penyusunan kebijakan rencana

kelangsungan usaha memenuhi hal-hal antara lain sebagai berikut:

1) Melibatkan berbagai satuan kerja terkait;

2) Bersifat fleksibel untuk dapat merespon berbagai skenario gangguan

yang sifatnya tidak terduga dan spesifik, yaitu gambaran kondisi-kondisi

tertentu dan tindakan yang dibutuhkan segera;

3) Pengujian dan evaluasi rencana kelangsungan usaha secara berkala;

4) Pengurus wajib menguji, mereview, dan mengkinikan rencana

kelangsungan usaha secara berkala untuk memastikan efektivitas

rencana kelangsungan usaha yang telah disusun.

5) Kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko wajib didokumentasikan

secara memadai dan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai.


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

Limit Risiko

Pasal 23

1) Prosedur dan penetapan limit Risiko sebagaimana dimaksud dalam wajib

disesuaikan dengan tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite)

terhadap Risiko KSP yakni harus memperhatikan pengalaman KSP terkait

dengan risiko transaksi usahanya di masa yang lalu

2) Prosedur dan penetapan limit Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekurang-kurangnya memuat:

a. Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas

b. Pelaksanaan kaji ulang dilakukan oleh satuan kerja di KSP yang

independen dan tidak terkait dengan penyusunan dan penetapan

prosedur dan penetapan limit. Yang dimaksud secara berkala adalah

sekurangkurangnya satu kali dalam satu tahun atau lebih sesuai dengan

jenis Risiko, kebutuhan dan perkembangan KSP

c. Dokumentasi prosedur dan penetapan limit secara memadai yakni

dokumentasi yang tertulis, lengkap, kini dan utuh sehingga dapat

memudahkan untuk dilakukan jejak audit untuk keperluan pengendalian

intern KSP.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

3) Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan limit secara

berkala sebagaimana dimaksud wajib dilakukan oleh KSP yang masuk

KUK IV.

4) Penetapan limit Risiko sebagaimana dimaksud pada wajib mencakup:

a. Limit secara keseluruhan yakni batas risiko yang dapat ditoleransi oleh

KSP atas seluruh risiko yang wajib diterapkan

b. Limit per jenis Risiko adalah batas risiko yang dapat ditoleransi oleh

KSP untuk setiap jenis risiko

c. Limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposure Risiko

adalah batas risiko yang dapat ditoleransi oleh KSP untuk setiap

aktivitas fungsional

5) KSP harus memiliki limit Risiko yang sesuai dengan tingkat Risiko yang

akan diambil, toleransi Risiko, dan strategi KSP secara keseluruhan dengan

memperhatikan kemampuan modal KSP untuk dapat menyerap eksposur

Risiko atau kerugian yang timbul, pengalaman kerugian di masa lalu,

kemampuan sumberdaya manusia, dan kepatuhan terhadap ketentuan

eksternal yang berlaku.

6) Prosedur dan penetapan limit Risiko paling kurang mencakup:

a) Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas;


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

b) Dokumentasi prosedur dan penetapan limit secara memadai untuk

memudahkan pelaksanaan kaji ulang dan jejak audit;

c) Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan limit secara

berkala paling kurang satu kali dalam setahun atau frekuensi yang lebih

sering, sesuai dengan jenis Risiko, kebutuhan dan perkembangan KSP;

dan

d) Penetapan limit dilakukan secara komprehensif atas seluruh aspek yang

terkait dengan Risiko, yang mencakup limit secara keseluruhan, limit

per Risiko, dan limit per aktivitas usaha KSP yang memiliki eksposur

Risiko.

7) Limit harus dipahami oleh setiap pihak yang terkait dan dikomunikasikan

dengan baik termasuk apabila terjadi perubahan.

8) Dalam rangka pengendalian Risiko, limit digunakan sebagai ambang batas

untuk menentukan tingkat intensitas mitigasi Risiko yang akan dilaksanakan

manajemen KSP.

9) KSP harus memiliki mekanisme persetujuan apabila terjadi pelampauan

limit.

10) Besaran limit diusulkan oleh satuan kerja operasional terkait, yang

selanjutnya direkomendasikan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko


STANDAR PROSEDUR OPERASI
KSP Semarak Dana
MANAJEMEN RESIKO KSP

untuk mendapat persetujuan Pengurus atau Pengawas melalui Komite

Manajemen Risiko, atau Pengurus sesuai dengan kewenangannya masing-

masing yang diatur dalam kebijakan internal KSP.

11) Limit tersebut harus direview secara berkala oleh Pengurus dan/atau

Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk menyesuaikan terhadap perubahan

kondisi yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai