Anda di halaman 1dari 4

RESUME

REFRESHMENT SNI ISO 37001:2016


SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN

1. Latar belakang pelatihan


Pelatihan ini merupakan media bagi APIP Inspektorat Utama untuk
menambah pengetahuan akan SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SMAP). SMAP merupakan standar yang merinci persyaratan dan
menyediakan panduan untuk membantu BKKBN dalam mencegah,
mendeteksi, dan menangani penyuapan.

2. Materi
SNI ISO 37001 dirancang bagi organisasi untuk menaati peraturan
perundang-undangan dan memiliki kemampuan untuk proses PDCA (Prevent,
Detect, Respond) ancaman. SNI ISO 37001 memiliki 6 prinsip menurut UK
Bribery Act 2010 guidance yaitu:
1) Proporsional prosedur, kebijakan dan prosedur yang ada harus
proposional dengan risiko penyuapan yang dihadapi. disesuaikan dengan
budaya dan lingkup penerapannya agar mencapai tujuan organisasi
mencegah penyuapan. Risiko signifikan memerlukan prosedur lebih luas
dan metode yang detail, termasuk prosedur analisis risiko dan due
diligence yang dibangun;
2) Komitmen pimpinan, kepemimpinan yang efektif pada pencegahan
penyuapan disesuaikan dengan ukuran orgnisasi, struktur manajemen dan
keadaan saat itu. Pimpinan dapat menjaga kebijakan dilaksanakan,
dikomunikasikan kepada vendor, dan menjamin hasil analisis risiko;
3) Manajemen risiko, berdasarkan stakeholder yang terkait dan isu internal
dan eksternal, organisasi menganalisis risiko dan didokumentasikan.
Secara umum risiko eksternal dikategorikan menjadi: risiko negara, risiko
sektor, risiko transaksi, risiko dari peluang bisnis dan risiko rekanan.
kompleksitas metode yang diambil mencerminkan maturitas organisasi;
4) Due diligence/uji kepatuhan, kegiatan (memiliki prosedur) yang dilakukan
terhadap proses/personil/unit kerja yag memiliki nilai risiko diatas rendah
untuk memastikan tidak terjadi. Due Diligence terhadap mitra usaha perlu
mengkaji kebenaran lokasi, kepatuhannya terhadap aturan hukum, dan
kebijakan anti korupsi yang dimiliki;
5) Komunikasi yang efektif, setiap persyaratan standar harus dapat
dikomunikasikan sesuai peruntukannya. Bila perlu buat daftar komunikasi
dan penanggungjawabnya. Hal yang wajib dikomunikasikan adalah
kebijakan anti suap dan dokumentasi kepada internal dan eksternal.
Training atau sosialisasi kepada personil organisasi untuk memudahkan
komunikasi; dan
6) Monitoring dan review/evaluasi, monitoring dilakukan melalui tim
kepatuhan yang melaporkan kepada pimpinan puncak. Monitor dilakukan
secara berkala. Hasil dari monitoring dan review dapat berupa perubahan
risiko, prosedur maupun kebijakan yang menunjukkan efektivitas
penerapan SMAP.
Konteks organisasi:
1) Memahami organisasi dan konteksnya, hal ini bertujuan untuk
Mengidentifikasi Isu internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi
dalam mencapai sasaran hasil yang diinginkan dari SMAP.
2) Kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan, hal ini bertujuan untuk
Menentukan pemangku kepentingan, dan persyaratan yang relevan dari
pemangku kepentingan.
3) Ruang lingkup SMAP, mempertimbangkan isu internal dan eksternal,
persyaratan stakeholder, dan hasil dari penilaian risiko.
4) Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), Terdapat langkah-langkah
yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi risiko, dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani, penyuapan.
5) Penilaian risiko penyuapan, risiko penyuapan merupakan risiko atas
menawarkan, membayarkan, menjanjikan, atau menerima suap dari/ke
pejabat pemerintah, karyawan, anak perusahaan, perantara, atau pihak
ketiga lainnya (baik individual atau korporasi), yang bertindak untuk
kepentingan komersial organisasi. Penilaian risiko penyuapan dilakukan
dengan tahapan identifikasi, analisa, dan evaluasi.

Tata kelola kepemimpinan:


1) Dewan pengarah, memiliki fungsi pengawasan dan pengarahan dengan
menyetujui kebijakan anti suap, memastikan strategi dan kebijakan sejalan,
meninjau SMAP, menyediakan SD yg cukup, melakukan pengawasan yg
wajar. Dewan pengarah bisa dirangkap oleh manajemen puncak.
2) Manajemen puncak, memiliki fungsi kepemimpinan dengan memastikan
SMAP dapat diterapkan, dipelihara dan ditinjau, daapt diintegrasikan,
menyediakan SD yg cukup, mengkomunikasikan kepada internal dan
eksternal, mempromosikan budaya anti suap dan peningkatan
berkelanjutan.
3) Fungsi kepatuhan anti penyuapan FKAP, memiliki fungsi pengelolaan
ABMS dan FKAP ditugaskan oleh MP untuk mengawasi rancangan dan
penerapannya, menyediakan petunjuk dan panduan, memastikan
penerapan SMAP sesuai persyaratan SNI, melaporkan kinerja SMAP ke
dewan pengarah dan manajemen puncak.
Dewan pengarah, manajemen puncak, dan fungsi kepatuhan anti pengyapan
FKAP membuat kebijakan anti penyuapan sebagai informasi terdokumentasi,
serta mengkomunikasikannya kepada stakeholder. Organisasi juga harus
memastikan agar seluruh personel dan stakeholder mendapatkan pelatihan
dan kepedulian secara reguler yang terkait dengan perannya dalam
organisasi.
Tahapan operasi:
1) Perencanaan dan pengendalian operasi;
2) Uji kelayakan;
3) Pengendalian keuangan;
4) Pengencalian non keuangan;
5) Penerapan pengendalian anti penyuapan yang dikendalikan organisasi dan
rekan bisnisnya;
6) Komitmen anti penyuapan;
7) Hadiah, kemurahan hati, sumbangan, dan keuntungan serupa;
8) Mengelola ketidakcukupan pengendalian anti penyuapan;
9) Meningkatkan kepedulian dan investigasi; dan
10)Penanganan penyuapan.

Evaluasi kinerja:
1) Pemantauan, pengukuran analisis, dan evaluasi
Hal-hal yang perlu dipantau:
a) Efektifitas pelatihan;
b) Keefektifan pengendalian, sebagai contoh melalui hasil pengujian
sampel;
c) Keefektifan alokasi tanggung jawab untuk memenuhi persyaratan
system manajemen anti penyuapan;
d) Keefektifan dalam mengatasi kepatuhan terhadap kegagalan yang
sebelumnya teridentifikasi;
e) Contoh dimana audit internal tidak dilaksanakan sesuai jadwal.
2) Audit internal
Organisasi harus:
a) Merencanakan, menetapkan, menerapkan, dan memelihara program
audit termasuk frekuensi, metoda, tanggung jawab, persyaratan
perencanaan dan pelaporan, harus dipertimbangkan pentingnya proses
tersebut, perubahan yang berpengaruh, hasil audit terdahulu;
b) Menentukan kriteria audit dan lingkup;
c) Memilih auditor yang kompeten dan melaksanakan audit untuk
memastikan objektifitas dan tidak memihak;
d) Memastikan hasil audit dilaporkan pada manajemen, fungsi kepatuhan
anti penyuapan, manajemen puncak, dewan pengarah (jika ada);
e) Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti penerapan program
dan hasil audit.
Audit harus wajar, proporsional dan berbasis resiko. Audit ini harus terdiri
dari proses audit internal yang meninjau prosedur, pengendalian dan
sistem untuk:
a) Penyuapan atau dugaan penyuapan;
b) Pelanggaran terhadap kebijakan anti penyuapan;
c) Kegagalan rekan bisnis untuk memenuhi persyaratan anti penyuapan
yang berlaku di organisasi;
d) Kelemahan dalam, atau peluang untuk peningkatan pada SMAP.
3) Tinjauan manajemen
a) Tinjauan manajemen puncak
b) Tinjauan dewan pengarah
4) Tinjauan fungsi kepatuhan anti penyuapan
Fungsi kepatuhan anti penyuapan harus:
a) Menilai secara berkelanjutan apakah SMAP cukup secara efektif
mengelola risiko penyuapan dan diterapkan secara efektif.
b) melaporkan pada rentang waktu terencana kepada dewan pengarah
(jika ada) dan manajemen puncak mengenai penerapan dari SMAP
termasuk hasil investigasi dan audit.

Tahapan penerapan SNI ISO 37001:2016


1) Persiapan:
a) Training awareness terhadap standar
b) Gap Analysis
2) Pengembangan sistem:
Pengembangan kebijakan dan dokumentasi
3) Implementasi
a) Sosialisasi penerapan
b) Implementasi sistem
4) Review sistem
a) Audit internal
b) Tinjauan manajemen
c) Persiapan sertifikasi
5) Sertifikasi
a) Pemilihan lembaga sertifikasi
b) Pelaksanaan audit sertifikasi
c) Perbaikan hasil audit
d) Keputusan sertifikasi
e) Surveilan di tahun berikutnya

3. Implementasi
A. Menyusun pakta integritas yang ditandatangani oleh seluruh pegawai di
Inspektorat Utama BKKBN.
B. Tersedianya layanan Whistle Blowing System (WBS) pada Inspektorat
Utama BKKBN.

4. Kesimpulan
Sudah diterapkannya SNI ISO 37001:2016 SMAP pada Inspektorat Utama
BKKBN.

Anda mungkin juga menyukai