Anda di halaman 1dari 6

Penyelenggara Pelatihan : ASBISINDO Kompartemen BPRS

Tempat Penyelenggaraan : LYNN Hotel Yogyakarta


Kode Unit Kompetensi : K.64PRS00.029.1
Judul Unit Kompetensi : Menerapkan Manajemen Risiko Kredit, Risiko Operasional,
Risiko Kepatuhan, dan Risiko Likuiditas
Nama Trainer : Syahril T Alam
Nama Peserta : Rena Bangun Luhur
Tanggal : 22 Juli 2023

MENERAPKAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL, RISIKO KEPATUHAN,


DAN RISIKO LIKUIDITAS

Lengkapilah form berikut ini.


1 Menetapkan aspek-aspek penilaian kualitas penerapan manajemen risiko
1.1 Aspek-aspek dalam penilaian kualitas penerapan manajemen risiko
a. Identifikasi Resiko
b. Pengukuran Resiko
c. Pemantauan Resiko
d. Pengendalian Risiko
1.2 Menetapkan batas tolerenasi atau limit risiko kredit
a. Risk Appetite, merupakan tingkat dan jenis risiko yang bersedia diambil dalam
rangka mencapai sasaran BPRS.
b. Risk Tolerance, adalah tingkat dan jenis risiko yang secara maksimum ditetapkan
oleh BPRS.
c. Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko harus diperhatikan dalam
penyusunan kebijkan manajemen risiko, termasuk dalam penetapan limit.
1.3 Strategi dalam penarapan manajemen risiko
a. Strategi pelaksanaan manajemen risiko.
b. Sistem organisasi manajemen risiko.
c. Kecukupan kebijakan dan prosedur terkait manajemen risiko.
d. Penetapan limit sesuai risk appetite BPRS.

1.4 Struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab


Wewenang Komite Remunerasi dan Nominasi : S1-2/T66
a. Komite Remunerasi bertugas mengawasi pengaturan pemberian insentif dan
kompensasi bagi Direksi, DeKom, dan pejabat eksekutif BPRS.
b. Komite Remunerasi mengupayakan agar sistem remunerasi tidak mendorong
perilaku karyawan untuk mengabaikan risiko.
c. Komite Nominasi memberi masukan atau usulan calon pengurus BPRS dan calon
pejabat eksekutif BPRS.

1.5 Sistem Informasi Manajemen Risiko harus handal dan dapat mendukung pembuatan
laporan :
a. Akurat
b. Informatif
c. Relevan
d. Lengkap
e. Konsisten
f. Tepat waktu.

2 Melakukan pengelolaan risiko kredit


2.1 Mengidentifikasi risiko kredit wajib didukung oleh:

1/
a. Sistem informasi manajemen yang memadai penyediaan data dan informasi yang
lengkap, akurat, terkini, dan utuh untuk pengambilan keputusan.
b. Laporan yang akurat dan informatif tentang kondisi keuangan, kinerja aktivitas
fungsional dan eksposur risiko kredit bank.

2.2 BPRS dapat mengukur risiko kredit dengan metode pemeringatan pembiayaan nasabah
(financing risk rating). Rating dapat didasarkan pada analisis:
a. Kualitatif
b. Kuantitatif

2.3 SKMR melakukan pamantauan risiko kredit terhadap:


a. Kualitas pembiayaan.
b. Informasi kelancaran pembayaran kewajiban nasabah kepada BPRS.
2.4 Restrukturisasi dalam rangka memitigasi kredit dapat dilakukan jika:
a. Nasabah mengalami penurunan kemampuan bayar.
b. Nasabah memiliki prospek usaha yang baik.
c. Nasabah mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi.

3 Melakukan pengelolaan risiko operasional


3.1 Penyebab risiko operasional:
a. Ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses intern.
b. Kesalahan SDM.
c. Kegagalan sistem.
d. Masalah ekstern yang mempengaruhi opersional BPRS.
3.2 Mitode pengukuran penyebab risiko operasional
a. Key Risk Indicator; metode atau cara untuk memantau kualitas kontrol,
mengendalikan risiko dan eksposur risiko operasional berupa statistik matriks,
mengubah data atau kriteria kualitatif menjadi kuantitatif.
b. Risk scorecard; metode atau cara untuk mengubah dengan menerjemahkan
penilaian atau kriteria kualitatif menjadi kuantitatif.

3.3 Pelaksanaan pemantauan harus dilakukan secara merata pada:


1. Jaringan operasional BPRS
2. Jenjang Organisasi operasional.
3. Termasuk perkiraan risiko pada masa kini, masa yang akan datang.
3.4 Mitigasi risiko operasional dilakukan oleh BPRS dengan cara membuat perencanaan
setiap aktivitas BPRS untuk mengurangi :
a. Probabilita kejadian risiko operasional.
b. Dampak kerugian.
c. Potensi besarnya kerugian yang akan ditanggung BPRS.
d. Metode business impact analysis (BIA) analisis lengkap.

4 Melakukan pengelolaan risiko likuiditas


4.1 Proses identifikasi risiko likuiditas BPRS
a. Aktivitas usaha BPRS, yaitu jenis dan kompleksitas kegiatan usaha BPRS termasuk
produk dan/ atau aktivitas baru.
b. Ketidakpatuhan BPRS, yaitu jumlah dan materialitas ketidakpatuhan BPRS terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, ketentuan intern BPRS, Prinsip Syariah,
serta praktik dan standar etika bisnis yang sehat.

2/
c. Litigasi, yaitu jumlah dan materialitas dari tuntuan litigasi.

4.2 Pengukuran risiko likuiditas berdasarkan:


a. Komposisi likuiditas-aset
b. Komposisi likuiditas-kewajiban.
c. Konsentrasi aset-kewajiban.
4.3 Pemantauan risiko likuiditas atas struktur pendanaan BPRS
a. Dana pihak ketiga yang dimiliki bank.
b. Market share pendanaan bank.
c. Dana masyarakat secara keseluruhan komposisi dan distribusi.
d. Komposisi spesifik pada simpanan berjangka.
4.4 Mitigasi risiko likuiditas pada BPRS yang sulit diprediksi ( conditional and unpredictable)
terhadap jenis akad :
Musyarakah murni bersifat open ended, tidak dapat diprediksi pola arus kas nasabah dan
sangat tergantung kepada kondisi kinerja bisnis nasabah.

5 Melakukan pengelolaan risiko kepatuhan


5.1 Identifikasi risiko kepatuhan harus dilakukan secara inheren, termasuk melakukan
identifikasi terhadap risiko kepatuhan pada :
Prinsip Syariah

5.2 Pengukuran risiko kepatuhan mernggunakan indicator/parameter :


a. Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan
b. Frekuensi pelanggaran (track record kepatuhan bank)
c. Pelanggaran atas ketentuan transaksi keuangan tertentu.
5.3 Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan pada kantor pusat dengan focus pemantauan
pada:
a. Pemantauan limit risiko kepatuhan.
b. Laporan tertulis (berkala dan insidentil)
c. Pemenuhan kewajiban bank terhadap hal hal berikut ini :
1) Batas Maksimum Penyediaan Dana.
2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
3) Pembiayaan bermasalah (NPF)
4) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
5) Kewajiban Pelaporan kepada pihak eksternal.
6) Pelaksanaan komitmen bank kepada pihak eksternal.
5.4 Dewan komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap pelaksanaan fungsi
kepatuhan BPRS dengan melakukan:
a. Evaluasi fungsi kepatuhan minimal 2 (dua) kali dalam setahun.
b. Saran dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi kepatuhan bank.

6 Melakukan pengelolaan risiko hukum


6.1 Risiko hukum bersumber dari :
a. Kelemahan BPRS dalam aspek yuridis karena lemahnya perikatan yang dilakukan
pihak BPRS
b. Ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan
transaksi bank menjadi tidak sesuai ketentuan.
c. Proses litigasi BPRS yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap BPRS dan/atau
bank terhadap pihak ketiga.

3/
6.2 Pengukuran risiko hukum harus memadai dan terintegrasi, beberapa indicator kerugian
akibat risiko hukum.
a. Tuntutan litigasi
b. Pembatalan perjanjian disebabkan oleh kelemahan perikatan.
c. Perubahan peraturan perundang-undangan sehingga produk BPRS tidak sejalan
dengan ketentuan yang ada.
d. sanksi hukum karena ketidakpatuhan terhadap regulasi berlaku terutama peraturan
perbankan syariah
e. sanksi yang diterima bank karena hukuman perdata
f. sanksi yang diterima bank karena hukuman pidana.

6.3 Pemantauan risiko hukum


Tujuannya : Untuk menjaga penyebab risiko, kejadian risiko dan potensi risiko
yang dihadapi bank agar tidak berdampak sanksi hukum maupun
risiko kerugian finansial bagi BPRS.

6.4 Dalam rangka pengendalian risiko hukum satuan kerja yang membawahi bidang hukum
harus:

a. Kaji ulang secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian antara BPRS dengan pihak
lain.
b. Penilaian kembali terhadap efektivitas proses kekuatan hukum.
c. Pengecekan validitas hak dalam kontrak/ perjanjian yang dibuat BPRS.
d. Apabila menerbitkan garansi dokumen hukum yang efektif dan berkekuatan hukum
cukup untuk melindungi bank dari risiko hukum.

7 Melakukan pengelolaan risiko imbal hasil


7.1 Risiko imbal hasil (rate of return risk)
Akibat dari : perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang
dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga.

7.2 Mitode repricing gab, sering digunakan untuk mengukur risiko imbal hasil yaitu dengan
mengukur selisih:
Antara : perubahan pendapatan imbal hasil terhadap perubahan suku bunga pasar.

7.3 Pelaksanaan pemantauan risiko imbal hasil salah satu fokusnya kepada sumber dana:
Berbasis : sumber dana pihak ketiga berbasis akad bagi hasil yang dimiliki BPRS.

7.4 Langkah-langkah memitigasi risiko imbal hasil :


a. Ekspektasi perubahan suku bunga pasar yang menjadi acuan bank.
b. Gap analysis struktur neraca maupun laba-rugi bank.
c. Penyelesaian gap antara imbal hasil dan perubahan imbal hasil.

8 Melakukan pengelolaan risiko investasi


8.1 Risiko investasi (equty investment risk)
Akibat dari : BPRS ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam

4/
pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net revenue sharing
maupun yang menggunakan metode profit and loss sharing.

8.2 Mengukur calon nasabah dengan prinisip 5 C yaitu :


a. Character.
b. Capital.
c. Capacity.
d. Collateral.
e. Condition.

8.3 Pemantauan risiko investasi untuk menjaga:


a. Kualitas analisis pembiayaan investasi.
b. Kelayakan keputusan investasi
c. Analisis yang lebih mendalam secara kontinyu, berkala atau insidentil.

8.4 Langkah-langkah memitigasi risiko investasi :


a. BPRS harus memiliki strategi dan manajemen risiko yang kuat berkaitan dengan
karakteristik risiko investasi pembiayaan.
b. BPRS harus memiliki satuan kerja yang diberi wewenang dan tanggungjawab
menganalisis laporan riil dan target rencana bisnis serta melaporkan kepada Direksi
bank secara berkala.
c. BPRS harus mempunyai infrastruktur yang memadai untuk memastikan kinerja dan
operasional usaha yang dibiayai.

Menyusun laporan terhadap penerapan manajemen risiko kredit, operasional, likuiditas,


9
kepatuhan, hukum, imbal hasil dan invsetasi
9.1 Ketentuan laporan (coret yang tidak sesuai)
Laporan profil risiko : rutin / insidentil
Laporan risiko lain : rutin / insidentil
9.2 Penyampaian laporan penerapan manajemen risiko:
Kepada : : Otoritas Jasa Keuangan
9.3 Laporan atau imformasi yg dihasilkan dari system informasi manajemen risiko
disampaikan secara berkala.
Kepada : Direksi

HASIL PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


Trainer memberikan penilaian atas hasil tugas praktek, peserta dinilai:
Kompeten

Belum kompeten

Trainer Syahril T. Alam Peserta Rena Bangun Luhur


Tanda Tanda 22 Juli 2023
tangan & tangan &
tanggal tanggal

5/
6/

Anda mungkin juga menyukai