Anda di halaman 1dari 31

Manajemen

Risiko
Risiko Inheren
Dosen Pengampu : Iwan Budiyono, SE, MSi, Akt
Anggota Kelompok 4

1. Deffa Reza Pratama ( 4.42.21.1.05 )


2. Dyan Anggoro Kasih Utomo ( 4.42.21.1.08 )
3. Sakti Alam Pradana Kartika ( 4.42.21.1.24 )
4. Zelika Kun Hafidhoh ( 4.42.21.1.30 )
Sub Materi

Pengertian Risiko Penerapan


01 Inheren 03 manajemen risiko

Indikator
pengendalian Penilaian kualitas
02 04 aset
risiko pembiayaan
01 01
Pengertian
Risiko Inheren
Risiko Inheren
Risiko inheren merupakan Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis
BPRS, baik yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat
dikuantifikasi, yang berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi
keuangan BPRS. Risiko inheren dapat ditentukan oleh faktor intern
dan faktor ekstern.
Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan
parameter yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian
dilakukan tanpa mempertimbangkan fungsi pengendalian atas
setiap jenis Risiko yang dilakukan oleh BPRS.
02 02
Indikator Pengendalian
Risiko Pembiayaan
NPF ( Non Performing Financing )

NPF adalah rasio antara pembiayaan bermasalah (yang masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar,
diragukan, dan macet) dengan total pembiayaan yang disalurkan. Peningkatan jumlah pembiayaan
mempengaruhi tingginya Non Performing Financing (NPF) di Bank Syariah. Apabila rasio Non
Performing Financing (NPF) tinggi maka, risiko pembiayaan bank syariah juga tinggi.

NPF dibagi menjadi dua jenis, yaitu NPF Gross dan NPF Net. Perbedaannya adalah NPF gross
tidak memperhitungkan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), sedangkan NPF net
memperhitungkan PPAP. Standar maksimal NPF yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
yaitu sebesar 5%.
PPAP ( Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif )

PPAP merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet
berdasarkan penggolongan kualitas aset produktif. PPAP memiliki fungsi sebagai cadangan
terhadap resiko kerugian penanaman aktiva produktif. Besarnya PPAP akan mencerminkan
kualitas aktiva produktif.

Semakin besar PPAP maka akan semakin menurun kualitas aktiva produktif. PPAP yang dibentuk
untuk pembiayaan/ kredit berupa cadangan umum dan cadangan khusus. Dalam PPAP, sumber
dana yang dicadangkan tersebut berasal dari laba tahun berjalan yang di dapatkan oleh Bank
Syariah tersebut.
BMPK ( Batas Maksimum Pemberian Kredit )
BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap
modal Bank. Penentuan BMPK bertujuan untuk mengatur portofolio kredit perbankan
agar tidak terakumulasi pada satu kelompok atau individual dalam memberikan kredit,
sebab konsentrasi kredit pada kelompok atau individu tertentu akan mengandung risiko
sangat besar bagi bank.

· Pos-pos yang diperhitungkan dalam menentukan (BMPK)

1. Kredit yang diberikan.

2. Surat berharga

3. Penempatan pada bank lain

4. Penyertaan Modal

5. Transaksi rekening administrative


03 03
Penerapan
Manajemen Risiko
Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan
analisis paling tidak terhadap karakteristik risiko
yang melekat pada bank dan risiko dari produk
dan kegiatan usaha bank.
Pengukuran Risiko

1. Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian


asumsi, sumber data, dan prosedur yang
digunakan untuk mengukur risiko.
2. Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran
risiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha
bank, produk, transaksi, dan faktor risiko yang
bersifat material yang dapat mempengaruhi
kondisi keuangan bank.

Untuk mengukur risiko, bank dapat menggunakan


pendekatan kualitatif maupun kuantitatif yang disesuaikan
dengan tujuan usaha, komplektisitas usaha, dan kemampuan
bank
Pemantauan Risiko
1. Evaluasi terhadap eksposur risiko.
Dapat dilakukan dengan cara pemantauan dan pelaporan risiko
yang bersifat material atau yang berdampak kepada kondisi
permodalan bank, yang didasarkan pada penilaian potensi risiko
dengan menggunakan historical trend ( jejak tren)
2. Peyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan
kegiatan usaha bank, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi
informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat
material.
Langkah - langkah Pengendalian
Risiko
Pengendalian risiko dapat untuk
dilakukan dengan metode
mitigasi risiko, serta
penambahan nilai modal untuk
melindungi nilai dan untuk
menyerap potensi kerugian

Dalam melaksanakan fungsi pengendalian risiko


nilai tukar dan risiko liabilitas, bank paling tidak
menerapkan manajemen aset dan liabilitas
04
Penilaian
Kualitas aset
Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan
Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 16/POJK.03/2014 tentang penilaian
kualitas aset BUS dan UUS. kualitas aset
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
menilai aset yang dimiliki bank yaitu aset
produktif dan non produktif. kemudian
disempurnakan dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan 2/POJK.03/2022
latar belakang penerbitan POJK
1. harmonisasi pengaturan dengan bank umum konvensional untuk
mengurangi potensi arbitase peraturan
2. penyesuaian dengan ketentuan terkini, antara lain POJK
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank dan POJK
mengenai pelaporan bank umum melalui sistem pelaporan OJK
3. pengelolaan risiko kredit BUS dan UUS pada tingkat yang
memadai, antara lain aset produktif yang diberikan oleh
beberapa bank
4. peningkatan potensi pasar BUS dan UUS yang terkait dengan
perlindungan asuransi terhadap angunan yang dapat
diperhitungkan sebagai pengurang penyisihan penilaian kualitas
aset (PPKA)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
2/POJK.03/2022
pokok pengaturan

POJK kualitas aset BUS dan UUS terdiri dari 10 bab dengan
pokok pengaturan tertentu
Bab I
Ketentuan Umum
terdiri dari definisi istilah yang sering digunakan
dalam POJK
Bab II
Kualitas Aset
Kewajiban Bank dan direksi dalam
pengelolaan aset, serta penetapan dan
penilaian kualitas aset
bab III Aset Produktif

1 2 3
uniform pembiayaan surat berharga
clasification mudharabah & syariah
system musyarakah

4 5 6
agunan tunai pembiayaan aset produktif
dan penyediaan berorientasi
dana ekspor
Bab IV
Aset non Produktif
pengaturan untuk jenis jenis aset non
produktif yaitu agunan yang diambil alih
(AYDA) dan properti terbengkalai
Bab V
PPKA dan CKPN
1
pengecualian
pembentukan
penyisihan umum

2
agunan yang dapat
diperhitungkan sebagai
pengurangan PPKA
Bab VI
Restrukturisasi Pembiayaan
Kriteria dan prinsip umum dalam Restrukturisasi Pembiayaan, perlakuan akuntansi,
kebijakan, prosedur dan pedoman, penetapan kualitas Pembiayaan yang
direstrukturisasi, Restrukturisasi Pembiayaan melalui Penyertaan Modal Sementara;
dan koreksi penetapan kualitas Pembiayaan yang direstrukturisasi. Adapun
penyempurnaan pengaturan antara lain perhitungan pencapaian rasio Realisasi Bagi
Hasil (RBH) terhadap Proyeksi Bagi Hasil (PBH) untuk Pembiayaan direstrukturisasi
dilakukan berdasarkan akumulasi sejak perjanjian Restrukturisasi Pembiayaan
tersebut.
Bab VII
Hapus buku
Kewajiban Bank, Direksi, dan Dewan
Komisaris terkait hapus buku, serta
persyaratan melakukan hapus buku.
Bab VIII
Pelaporan
Kewajiban, batas waktu, dan tata cara penyampaian Laporan Perbedaan Kualitas
Aset Produktif dan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan
Penyempurnaan :

1. Kewajiban Bank menyampaikan laporan perbedaan kualitas Aset Produktif


dalam rangka uniform classification system untuk Aset Produktif yang diberikan
oleh lebih dari 1 (satu) Bank melalui Sistem Pengelolaan Naskah Dinas dan Arsip
OJK (SIPENAOJK), paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

2. Kewajiban Bank menyampaikan laporan Restrukturisasi Pembiayaan melalui


Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO), dengan tata cara dan batas waktu
penyampaian sesuai dengan POJK mengenai pelaporan bank umum melalui sistem
pelaporan OJK.
Bab IX
Ketentuan Lain lain
Dalam pertimbangan tertentu, OJK
dapat menetapkan kebijakan lain dari
yang sudah ada dalam POJK ini sesuai
dengan Undang-Undang mengenai
administrasi pemerintahan.
Bab X
Ketentuan Penutup
1. Kewajiban penyesuaian kualitas Aset Produktif dalam rangka uniform classification
system untuk Aset Produktif yang diberikan oleh ≥1 (satu) Bank pertama kali
dilakukan untuk posisi akhir bulan Maret tahun 2022.

2. Laporan Perbedaan Kualitas Aset Produktif pertama kali disampaikan untuk posisi
akhir bulan Juni tahun 2022.

3. POJK Kualitas Aset BUS dan UUS mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com | +91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Question
1. Proses apa yang terjadi dalam penerapan manajemen risiko?
2. Apakah NPF semakin besar semakin baik atau buruk?
3.

Anda mungkin juga menyukai