Risiko
Risiko Inheren
Dosen Pengampu : Iwan Budiyono, SE, MSi, Akt
Anggota Kelompok 4
Indikator
pengendalian Penilaian kualitas
02 04 aset
risiko pembiayaan
01 01
Pengertian
Risiko Inheren
Risiko Inheren
Risiko inheren merupakan Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis
BPRS, baik yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat
dikuantifikasi, yang berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi
keuangan BPRS. Risiko inheren dapat ditentukan oleh faktor intern
dan faktor ekstern.
Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan
parameter yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian
dilakukan tanpa mempertimbangkan fungsi pengendalian atas
setiap jenis Risiko yang dilakukan oleh BPRS.
02 02
Indikator Pengendalian
Risiko Pembiayaan
NPF ( Non Performing Financing )
NPF adalah rasio antara pembiayaan bermasalah (yang masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar,
diragukan, dan macet) dengan total pembiayaan yang disalurkan. Peningkatan jumlah pembiayaan
mempengaruhi tingginya Non Performing Financing (NPF) di Bank Syariah. Apabila rasio Non
Performing Financing (NPF) tinggi maka, risiko pembiayaan bank syariah juga tinggi.
NPF dibagi menjadi dua jenis, yaitu NPF Gross dan NPF Net. Perbedaannya adalah NPF gross
tidak memperhitungkan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), sedangkan NPF net
memperhitungkan PPAP. Standar maksimal NPF yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
yaitu sebesar 5%.
PPAP ( Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif )
PPAP merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet
berdasarkan penggolongan kualitas aset produktif. PPAP memiliki fungsi sebagai cadangan
terhadap resiko kerugian penanaman aktiva produktif. Besarnya PPAP akan mencerminkan
kualitas aktiva produktif.
Semakin besar PPAP maka akan semakin menurun kualitas aktiva produktif. PPAP yang dibentuk
untuk pembiayaan/ kredit berupa cadangan umum dan cadangan khusus. Dalam PPAP, sumber
dana yang dicadangkan tersebut berasal dari laba tahun berjalan yang di dapatkan oleh Bank
Syariah tersebut.
BMPK ( Batas Maksimum Pemberian Kredit )
BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap
modal Bank. Penentuan BMPK bertujuan untuk mengatur portofolio kredit perbankan
agar tidak terakumulasi pada satu kelompok atau individual dalam memberikan kredit,
sebab konsentrasi kredit pada kelompok atau individu tertentu akan mengandung risiko
sangat besar bagi bank.
2. Surat berharga
4. Penyertaan Modal
POJK kualitas aset BUS dan UUS terdiri dari 10 bab dengan
pokok pengaturan tertentu
Bab I
Ketentuan Umum
terdiri dari definisi istilah yang sering digunakan
dalam POJK
Bab II
Kualitas Aset
Kewajiban Bank dan direksi dalam
pengelolaan aset, serta penetapan dan
penilaian kualitas aset
bab III Aset Produktif
1 2 3
uniform pembiayaan surat berharga
clasification mudharabah & syariah
system musyarakah
4 5 6
agunan tunai pembiayaan aset produktif
dan penyediaan berorientasi
dana ekspor
Bab IV
Aset non Produktif
pengaturan untuk jenis jenis aset non
produktif yaitu agunan yang diambil alih
(AYDA) dan properti terbengkalai
Bab V
PPKA dan CKPN
1
pengecualian
pembentukan
penyisihan umum
2
agunan yang dapat
diperhitungkan sebagai
pengurangan PPKA
Bab VI
Restrukturisasi Pembiayaan
Kriteria dan prinsip umum dalam Restrukturisasi Pembiayaan, perlakuan akuntansi,
kebijakan, prosedur dan pedoman, penetapan kualitas Pembiayaan yang
direstrukturisasi, Restrukturisasi Pembiayaan melalui Penyertaan Modal Sementara;
dan koreksi penetapan kualitas Pembiayaan yang direstrukturisasi. Adapun
penyempurnaan pengaturan antara lain perhitungan pencapaian rasio Realisasi Bagi
Hasil (RBH) terhadap Proyeksi Bagi Hasil (PBH) untuk Pembiayaan direstrukturisasi
dilakukan berdasarkan akumulasi sejak perjanjian Restrukturisasi Pembiayaan
tersebut.
Bab VII
Hapus buku
Kewajiban Bank, Direksi, dan Dewan
Komisaris terkait hapus buku, serta
persyaratan melakukan hapus buku.
Bab VIII
Pelaporan
Kewajiban, batas waktu, dan tata cara penyampaian Laporan Perbedaan Kualitas
Aset Produktif dan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan
Penyempurnaan :
2. Laporan Perbedaan Kualitas Aset Produktif pertama kali disampaikan untuk posisi
akhir bulan Juni tahun 2022.
3. POJK Kualitas Aset BUS dan UUS mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com | +91 620 421 838
yourwebsite.com