HIPOTESIS
2.1.1. Bank
adalah:
“Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta
bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuantungan
saja.”
13
Menurut Kasmir (2016: 4) bank merupakan lembaga keuangan yang
kegiatannya adalah:
bahwa bank adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya serta memberikan jasa
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank. Penilaian terhadap
materialitas dari faktor-faktor penilaian, serta pengaruh dari faktor lain seperti
14
kondisi industri perbankan dan perekonimian. (Ikatan Bankir Indonesia, 2016:
10).
Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Peraturan ini tercantum pada PBI
menjadi metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and
Capital).
tahun sejak terbitnya PBI No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004. Dengan
terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak berlaku lagi,
diganti dengan model baru yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan
pendekatan risiko RBBR (Risk Based Bank Rating) baik secara individual maupun
secara konsolidasi.
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
15
5861), dan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko secara konsolidasi
bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan, antara lain
Bank Rating) baik secara individu maupun secara konsolidasi, dengan cakupan
penilaian meliputi :
bank. Risiko yang dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis risiko, yaitu :
1) Risiko kredit
2) Risiko pasar
3) Risiko likuiditas
4) Risiko operasional
5) Risiko hukum
6) Risiko reputasi
7) Risiko stratejik
8) Risiko kepatuhan
manajemen Bank atas penerapan prinsip Tata Kelola yang baik. Prinsip
Tata Kelola yang baik dan fokus penilaian terhadap penerapan prinsip Tata
16
mengenai Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dengan
perbandingan kinerja Bank dengan kinerja per group, baik melalui analisis
profil risiko, Bank mengacu pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang
Umum. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus
dalam penelitian ini, yaitu : Likuiditas dengan Loan to Deposit Ratio (LDR)
sebagai alat ukurnya, Kualitas Kredit dengan Non Performing Loan (NPL)
Operasional (BOPO) sebagai alat ukurnya dan Return on Assets (ROA) untuk
mengukur Profitabilitas.
17
2.1.3. Likuiditas
memenuhi kewajiban jangka pendek. Suatu bank dianggap likuid apabila bank
persediaan uang tunai dan aset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai.
Bank dianggap likuid kalau bank tersebut mempunyai cukup uang tunai atau aset
pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. (Darmawi, 2011 :
1) Konsep Persediaan
2) Konsep Arus
diperkirakan ini merupakan konsep likuiditas yang agak sempit karena konsep ini
tidak mempertimbangkan bahwa likuiditas dapat diperoleh dari pasar kredit dan
18
arus pendapatan. Melihat likuiditas dari pendekatan arus, orang memperhatikan
tidak hanya kesanggupan untuk mengubah aset menjadi likuid tapi kesanggupan
bank itu untuk meminjam dan memperoleh uang tunai dari hasil operasinya.
Untuk memperoleh penilaian yang wajar atas posisi likuidtas bank diperlukan :
memperhitungkan konsep arus kas, tapi ukuran likuiditas yang paling banyak
Salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan adalah rasio pinjaman
investasi. Selain itu, mereka menjadi selektif dan kalau standar dinaikkan
dan kredit menjadi lebih sulit, maka suku bunga cenderung naik.
akan lebih tinggi untuk bank yang lebih besar. Rasio yang lebih tinggi ini
mengaitkan aset likuid terhadap total deposit atau total aset. Rasio kas
utama rasio ini terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar kas tidak
Sertifikat Bank Indonesia dan surat berharga likuid jangka pendek lainnya.
rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank.
20
Menurut Kasmir (2012:290), Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan
14/SEOJK.03/2017, yaitu :
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Predikat Kesehatan Bank berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR)
No Predikat Rasio
1 Sangat Sehat 50%<LDR≤75%
2 Sehat 75%<LDR<85%
3 Cukup Sehat 85%<LDR≤100%
4 Kurang Sehat 100%<LDR≤120%
5 Tidak Sehat LDR>120%
Sumber : SE OJK No. 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum
Menurut Rivai (2013:197), bahwa istilah kredit berasal dari bahasa latin,
credo, yang berarti I believe, I trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan.
dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin
a. Prospek usaha
b. Kinerja (Performance)
c. Kemampuan membayar
a. Lancar
c. Kurang lancar
d. Diragukan
22
e. Macet
(https://www.kreditpedia.net/bi-checking-dan-penggolongan-kualitas-kredit/) :
dengan 30 hari
90 hari sampai dengan 120 hari (91 hari s/d 120 hari).
pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 120 hari sampai
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari (>180 hari).
23
2.1.4.3. Kredit Bermasalah
Ikatan Bankir Indonesia (2016: 35) bahwa parameter kualitas kredit dapat
diukur dengan rasio NPL (Non Performing Loans) yang dirumuskan sebagai
berikut :
24
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
No Predikat Rasio
1 Sangat Sehat 0% < NPL < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPL < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPL < 8%
4 Kurang Sehat 8% < NPL< 11%
5 Tidak Sehat NPL > 11%
Sumber : SE OJK No. 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum
adalah berkisar antara 2% sampai dengan 5%, apabila bank melebihi batas yang
2.1.5. Efisiensi
efisiensi adalah :
25
“ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (tidak
membuang waktu, tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepat gunaan, serta
kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat.”
diinginkan.
pencapaian tingkat efisiensi Bank dalam menyetujui jumlah Jaringan Kantor yang
direncanakan dibuka oleh Bank sesuai RBB (Rencana Bisnis Bank). Pencapaian
tingkat efisiensi Bank antara lain diukur melalui rasio Biaya Operasional terhadap
Operasional) ratio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
26
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
Beban Operasional
BOPO = x 100%
Pendapatan Operasional
dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Kategori
peringkat yang akan diperoleh bank dari besaran nilai Biaya Operasional terhadap
No Predikat Rasio
1 Sangat Sehat 83% < BOPO < 88%
2 Sehat 89% < BOPO < 93%
3 Cukup Sehat 94% < BOPO < 96%
4 Kurang Sehat 97% < BOPO < 100%
5 Tidak Sehat 100% < BOPO
Sumber : SE OJK No. 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum
2.1.6. Profitabilitas
berikut :
27
Profitabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dengan membandingkan laba dengan aktiva atau modal dalam
kepadanya, hal itu ditunjukkan dengan berapa besarnya dividen (Pandia, 2012 :
65).
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
Menurut Pandia (2012: 71) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang
menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank,
rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
adalah Return on Assets (ROA) yang nilainya berkisar antara 1,25% sampai
dengan 2% yang termasuk dalam bank sehat. Return on Assets (ROA) secara
No Predikat Rasio
1 Sangat Sehat 2% < ROA
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 2%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%
Sumber : SE OJK No. 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum
2.2. Kerangka Pemikiran
kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang
berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
34
bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan, antara lain
dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun bank. Batas aman Loan to
Deposit Ratio (LDR) suatu bank secara umum adalah sekitar 75-85 % (Peraturan
Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut.
Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit
maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang
diperoleh akan meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan Loan to Deposit
Ratio (LDR) sehingga profitabilitas bank juga meningkat. Dengan kata lain Loan
yang menunggak melebihi 90 hari. Dimana NPL terbagi menjadi kredit kurang
diperbolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%. Semakin tinggi
pengelolaan kreditnya sehingga bank mengalami kredit macet yang akhirnya akan
35
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan
ditunjukan pada gambar 2.1. dan paradigma penelitian pada gambar 2.2. sebagai
berikut :
BANK
TINGKAT KESEHATAN
PROFITABILITAS
36
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
H1
LIKUIDITAS
H2
KUALITAS
KREDIT PROFITABILITAS
H3
EFISIENSI
H4
: Hipotesis Parsial
: Hipotesis Simultan
2.3. Hipotesis
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan tetapi belum
37
1. Hipotesis 1 (H1) : Likuiditas diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR)
2018.
2. Hipotesis 2 (H2) : Kualitas kredit diukur dengan Non Performing Loan (NPL)
2018.
2018.
38