Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS

TINGKAT
KESEHATAN
BANK
Mata kuliah : Manajemen Perbankan
Dosen Pengampu : Almas Farah Dinna Dewi,S.E.,M.M

Disusun oleh : Kelompok 1


ANGGOTA KELOMPOK :

1. Bulgari Irbita Putri S. 220803102003


2. Arinil Haq 220803102041
3. Safiera Mumtaz H. 220803102046
4. Amalia Putri Pamungkas 220803102057
5. Fidyah Putri Junia 220803102067
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana tingkat kesehatan bank


dalam perbankan
2. lalu faktor apa yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank.
3. Mengetahui metode untuk mengukur likuiditas bank dan implikasinya
terhadap kesehatan bank.
4. Mampu mengidentifikasi indikator-indikator yang relevan untuk setiap
aspek dalam metode CAMEL dan RGEC.
OUTLINE
1. Definisi Kesehatan Bank
2. Dasar Hukum Kesehatan Bank
3. Prinsip-Prinsip Dalam Tingkat Penilaian Kesehatan Bank
4. Metode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Metode Camel
5. Metode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Metode Rgec
7. Studi Kasus
8. Video Pembelajaran
APA ITU
KESEHATAN BANK
Kemampuan suatu bank untuk
melakukan suatu kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu
memenuhi kewajibannya dengan baik
dan sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.
BANK YANG
SEHAT ITU MENILAI KESEHATAN
SEPERTI APA? BANK
secara sederhana,
menilai suatu kesehatan bank dapat
- yang dapat menjaga dan memelihara dilihat dari berbagai segi.
kepercayaan masyarakat untuk menentukan apakah bank
tersebut dalam kondisi yang sehat,
- dapat menjalankan fungsi intermediasi cukup sehat, kurang sehat atau tidak
sehat.
- dapat menjaga dan memelihara lalu Bank Indonesia sebagai pengawas dan
lintas pembayaran pembina bankbank dapat memberikan
arahan atau petunjuk bagaimana bank
- dapat mendukung aktifitas kegiatan tersebut harus
moneter. dijalankan atau bahkan kalau perlu
dihentikan kegiatan operasinya
DASAR HUKUM KESEHATAN
BANK
• DasarHukum I
UU No. 10 Thn1998, Undang-UndangPerbankan.

• DasarHukum II
UU No. 3 Thn2004, Undang-UndangBank Sentral.

• Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada semuabank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha secarakonvensional perihal sistem penilaian tingkat
kesehatanbank umum

• Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 12 April 2004 tentangsistem penilaian tingkat


kesehatan bank umum, bank wajibmelakukan penilaian tingkat kesehatan bank
secaratriwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
PRINSIP PRINSIP DALAM TINGKAT
PENILAIAN KESEHATAN BANK
Manajemen Bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini
sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank :

1. Berorientasi Risiko
2. Proporsionalitas
3. Materialitas dan Signifikansi
4. Komprehensif dan Terstruktur
METODE PENILAIAN TINGKAT
KESEHATAN BANK
1.METODE CAMEL

Penilaian tingkat kesehatan bank dengan mengunakan Metode CAMEL


merupakan metode untuk menilai tingkat kesehatan bank secara kualitatif dan
kuantitatif berdasarkan aspek - aspek yaitu capital (permodalan), asset (kualitas
aset), management (manajemen), earning (rentabilitas), liquidity (likuiditas),dan
sensitifitas pada risiko pasar (Sensitivity to Market Ratio).
Dalam menganalisa penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
metode CAMELS jadi hanya membahas dari sisi finansialnya saja,
sehingga indikator yang dinilai hanya pada faktor penilaian
permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas,Sensitivity to Market Ratio.
1. PENILAIAN ASPEK PERMODALAN (CAPITAL)

Tingkat kesehatan bank dari aspek modal dinilai atau diukur


menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). adalah perbandingan
antara modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia
setelah dihitung pertumbuhan risiko(margin risk) dari akibat yang
berisiko atau Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


-kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta
kemampuan permodalan bank dalam mengcover aset bermasalah.
-kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan,
2. PENILAIAN KUALITAS ASET (ASSETS)

Merupakan penilaian jenis aset yang dimiliki oleh perbankan. NPL(Non


Performing Loan) merupakan masalah yang sering terjadi akhir – akhir ini
yang menyebabkan kredit macet yang akan mengurangi jumlah modal
dan pendapatan bank. Semakin kecil NPL maka semakin baik bagi suatu
bank.

meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


-kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit,
perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP).
-kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal,
sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif
bermasalah.
3. PENILAIAN ASPEK KUALITAS MANAJEMEN (MANAGEMENT)

Kualitas manajemen dapat tercermin dari kualitas SDMnya dalam


bekerja, pendidikan dan pengalaman dalam menangani berbagai kasus
yang terjadi (Kasmir, 2011).

meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


-kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko
-kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. PENILAIAN ASPEK RENTABILITAS (EARNINGS)

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya atau


bisa dikatakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai bank tersebut (Kasmir, 2011).
ROA (Return on Assets), merupakan rasio yang digunakan mengukur
kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan
dengan total asetnya. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank dari segi penggunaan asset.
ROE (Return on Equity), merupakan perbandingan antara keuntungan
yang diperoleh bank dengan total modal sendiri. Jadi, semakin besar
ROE akan semakin baik bagi bank. NIM (Net Interest Margin), merupakan
perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan rata – rata aktiva
produktif.
5. PENILAIAN ASPEK LIKUIDITAS (LIQUIDITY)

Merupakan kemampuan bank untuk melunasi kewajiban jangka


pendeknya tepat pada waktunya. Loan Deposit Ratio (LDR), merupakan
usuran likuiditas dan tingkat efisiensi operasional yang dicapai bank
dengan indikator BOPO.

meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


-rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to
Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan
-kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management/ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas
pendanaan
6. PENILAIAN ASPEK SENSITIFITAS TERHADAP RISIKO PASAR

Variabel ini merupakan ukuran seberapa besar tingkat sensitivitas


sebuah bank terhadap resiko pasar atau Market Risk. Resiko pasar itu
sendiri merupakan akibat pergerakan harga pasar dari portofolio yang
dimiliki oleh bank, dan dapat merugikan bank tersebut.

meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:


-kemampuan modal Bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai
akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar
-kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
2. METODE RGEC

Penilaian tingkat kesehatan dengan metode ini selain dilihat dari indikator
finansialnya juga dilihat dari indikator risikonya. Adapun indikator penilaian
kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC adalah penilaian
terhadap Risk Profile (profil risiko), Good Corporate Governance (GCG),
Earning (rentabilitas), dan Capital (permodalan).
METODE RGEC
mencakup indikator acuan yakni :

1. Risk Profile ( Profil Resiko)


2. Good Corporate Govarnance ( GCG)
3. Earnings ( Rentabilitas)
4. Capital (Permodalan)
1.Risk Profile
Profil resiko merupakan penilaian terhadap Risiko inheren
dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas
operasional bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8
jenis :
a. Risiko Kredit
b. Risiko Pasar
c. Risiko Likuiditas
d. Risiko Operasional
e. Risiko Hukum
f. Risiko Startegis
g. Risiko Kepatuhan
h. Risiko Reputasi
A. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan


atau pihak lain dalam memenui kewajiban kepada bank.
Rasio kredit dihitung dengan menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL). Non Performing Loan (NPL)
merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung
persentase jumlah kredit yang bermasalah yang dihadapi
oleh bank.
RASIO KREDIT
Jadi dalam perhitungan rasio kredit
dengan menggunakan rasio NPL
maka,bank dikatakan sehat
ketika :
b. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administrative termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan harga option
.
c. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tanpa menggangu aktivitas dan kondisi
keuangan bank. Rasio likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio Loan to Deposit
Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
tingkat likuiditas suatu bank, dengan cara membandingkan antara kredit yang
disalurkan dengan dana yang dihimpun dari masyarakat sehingga dapat diketahui
kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
RASIO LIKUIDITAS
Dengan menghitung Loan to Deposit Ratio :

Jadi dalam perhitungan rasio


likuiditas dengan menggunakan
rasio LDR maka,bank dikatakan
sehat
ketika :
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dana atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan atau
adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

e. Risiko hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan atau
kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena
ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan
perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang
tidak memadai.
f. Risiko strategis
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam
mengambil keputusan dan atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

g. Risiko kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi
dan atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku.

h. Risiko reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
2. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance merupakan penilaian terhadap


kualitas manajemen bank atas pelaksanaan 5 Prinsip Good
Corporate Governance yaitu :

1. Transparency ( Transparansi)
2. Accountability ( Akuntanbilitas )
3. Responbility ( Tanggung Jawab)
4. Independence ( Kemandirian)
5. Fairness ( Adil )
3. Earnings ( Rentabilitas)
Earnings adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi
rentabilitas. Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Assets), dan
BOPO ( Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional). Komponen laba
actual terhadap proyeksi anggaran dan kemampuan komponen laba dalam meningkatkan
permodalan. Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada rasio-rasio yaitu :

a. Return On Assets (ROA)


Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan
pembayaran deviden.
EARNINGS
Jadi dalam perhitungan pada rasio
ROA maka, bank dikatakan sehat
ketika :
b. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya.
Jadi dalam perhitungan
pada rasio BOPO maka,
bank dikatakan sehat
ketika :
4. Capital ( Permodalan)
Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan
modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai
profil risiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat
sesuai dengan karakteristik, skala usaha dan kompleksitas usaha bank.

Jadi dalam perhitungan


pada rasio CAR maka,
bank dikatakan sehat
ketika :
STUDI KASUS
Bank Bukopin

Bank Bukopin jalan Semeru no 35 Malang. Analisis data yang digunakan yaitu dengan menghitung besarnya rasio
dan nilai kredit dari masing-masing komponen CAMEL kemudian menetapkan predikat Bank tersebut. Hasil
penelitian yang telah dilakukan, diketahui nilai yang didapat oleh Bank Bukopin untuk masing-masing unsur dari
tahun 2003 hingga 2005 yaitu untuk unsur Capital (Modal) tahun 2003 mendapatkan nilai kredit sebesar 21,256,
pada 2004 naik menjadi 24,56 dan naik lagi menjadi 24,46 pada 2005. Sedangkan untuk unsur Asets Quality
(Kualitas Aset) nilai yang didapat dari tahun 2003 hingga 2005 yaitu pada tahun 2003 nilainya sebesar 27,83 dan
pada 2004 naik menjadi 26,46. begitu pula dengan tahun 2005 nilainya sebesar 27,1. Untuk unsur manajemen
nilai yang didapat yaitu tahun 2003 nilainya sebesar 24,56 kemudian pada 2004 sebesar 24,75 dan pada 2005 naik
menjadi 24,93. Sedangkan pada unsur yang keempat ini yaitu earning (laba) nilai yang didapat dari tahun 2003
hingga 2005 selalu maksimal yaitu 10. Unsur yang terakhir yaitu Likuiditas nilai yang didapat yaitu pada tahun
2003 sebesar 9,913. Sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 mendapatkan nilai yang sama yaitu 10. dari masing-
masing unsur itu kemudian dijumlahkan untuk mengetahui nilai CAMEL secara keseluruhan. Nilai CAMEL secara
keseluruhan yang didapat yaitu pada tahun 2003 sebesar 93,559 kemudian naik menjadi 94,78 pada 2004 dan
naik lagi pada 2005 menjadi 96,49. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kredit CAMEL Bank Bukopin dari
tahun 2003 hingga 2005 selalu mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan pada tahun 2004 yaitu sebesar
1,3%. Sedangkan pada tahun 2005 kenaikannya sebesar 1,8%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Bank
Bukopin mendapatkan predikat sehat.
Penyelesaian dan saran :

Dari kesimpulan yang ada saran agar Bank Bukopin selalu mempertahankan predikat
sehatnya yang telah siperoleh selama ini. Selain itu Bank Bukopin juga harus lebih
selektif dalam memberikan kredit untuk meminimalisir tunggakan kredit yang terjadi.
Dengan dipertahankan predikat sehatnya Bank Bukopin diharapkan kepercayaan
masyarakat terhadap bank dapat dipertahankan, atau bahkan bisa lebih meningkat.
VIDEO PEMBELAJARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pdfdrive.com/penilaian-tingkat-kesehatan-bank-dengan-menggunakan-
metode-camel-dan-rgec-pada-bank-e109300325.html

file:///C:/Users/Acer/Downloads/390-61-872-1-10-20170403.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/266308-penilaian-tingkat-kesehatan-
bank-pendeka-dda8fb87.pdf

file:///C:/Users/Acer/Downloads/288-Article%20Text-492-1-10-20120829.pdf
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai