KEPERCAYAAN
KELEBIHAN
LAYANAN DLM
MENGHIMPUN KESEHATAN
DANA BANK
BANK KERAHASIAAN
LEMBAGA
KEUANGAN
LKBB
Pengertian
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5
Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Metode CAMELS
(PBI No6/10/PBI/2004
SE No 6/23/DPNP)
berlaku th 2004
RGEC
(PBI No.13/1/PBI/2011
SE BI No 13/24/DPNP)
Berlaku 2011 - skrg
Metode CAMEL
1. Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponenkomponen sebagai berikut:
1. manajemen umum;
2. penerapan sistem manajemen risiko; dan
3. kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
Metode CAMEL
4. Rentabilitas (Earnings) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif
faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponenkomponen sebagai berikut:
a. Profil risiko (risk profile), penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko yaitu: a. risiko kredit; b. risiko pasar; c. risiko likuiditas; d. risiko
operasional; e. risiko hukum; f. risiko stratejik; g. risiko kepatuhan; dan h. risiko
reputasi.
b. Good Corporate Governance (GCG), penilaian terhadap manajemen Bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
c. Rentabilitas (earnings), penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earnings Bank
d. Permodalan (capital), penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan.
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM
METODE RGEC
1. Profil risiko (risk profile) Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu
1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank,
termasuk Risiko Kredit akibat kegagalan debitur, Risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk, dan
settlement risk
2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.
3. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
4. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank.
5. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan.
6. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
7. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
8. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu
keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
SE BI No 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
METODE RGEC
2. Good Corporate Governance (GCG) adalah struktur dan mekanisme yang mengatur
pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku kepentingan.
Pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima)
prinsip dasar sebagai berikut:
Dalam hal berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan
permasalahan atau pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan
mempengaruhi operasional dan/atau kelangsungan usaha Bank, Bank Indonesia
berwenang menurunkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.
Tindak Lanjut Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Dalam hal berdasarkan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dan/atau hasil self assesment oleh Bank terdapat:
maka Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau pemegang saham pengendali Bank wajib
menyampaikan action plan kepada Bank Indonesia.
Tindak Lanjut Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Bank Indonesia berwenang meminta Bank untuk melakukan penyesuaian terhadap action
plan,
a. sesuai batas waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia, untuk action plan yang
merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank oleh Bank Indonesia;
b. paling lambat pada tanggal 15 Agustus, untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi
akhir bulan Juni dan tanggal 15 Februari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi
akhir bulan Desember, untuk action plan yang merupakan tindak lanjut dari hasil self
assesment Bank.
a. teguran tertulis;
b. penurunan Tingkat Kesehatan Bank;
c. pembekuan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
d. pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham Bank dalam
daftar pihakpihak yang mendapatkan predikat tidak lulus dalam
penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test).
Penggabungan Usaha
Bank