Anda di halaman 1dari 28

Bab 4 Penilaian Kesehatan Bank

dan Penggabungan Usaha Bank


Oleh : Rinwantin, SE,MM
Latar belakang

KEPERCAYAAN
KELEBIHAN
LAYANAN DLM
MENGHIMPUN KESEHATAN
DANA BANK

BANK KERAHASIAAN

LEMBAGA
KEUANGAN

LKBB
Pengertian
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5
Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang


dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank.

Mia Lasmi Wardiah (dasar – dasar perbankan)


Kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara yang sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku
Aturan Kesehatan Bank
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pasal 29

1) Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.


2) Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas
aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubung-an
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
3) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan
usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah
yang mempercayakan dananya kepada bank.
4) Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.
5) Ketentuan yang wajib dipenuhi oleh bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4) ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Aturan Kesehatan Bank
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum

1. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment)


2. Penilaian sendiri (self assessment) dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi akhir bulan
Juni dan Desember.
3. Bank wajib melakukan pengkinian self assesment sewaktu-waktu apabila diperlukan.
4. Hasil self assessment Tingkat Kesehatan Bank yang telah mendapat persetujuan dari Direksi wajib
disampaikan kepada Dewan Komisaris
5. Bank wajib menyampaikan hasil self assessment kepada Bank Indonesia sebagai berikut:
1. untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual, paling lambat pada tanggal 31 Juli
untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 31 Januari untuk
penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember; dan
2. untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi, paling lambat pada tanggal 15
Agustus untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 15 Februari
untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember.
Aturan Kesehatan Bank
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5
Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum

Dalam rangka pengawasan Bank, apabila terdapat perbedaan


hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dengan hasil self assesment penilaian
Tingkat Kesehatan Bank maka yang berlaku adalah hasil
penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Bank
Indonesia
Metode Pengukuran Kesehatan Bank
Metode CAMEL
(Pakfeb 1991)
Berlaku th 1991 - 2003

Metode CAMELS
(PBI No6/10/PBI/2004
SE No 6/23/DPNP)
berlaku th 2004

RGEC
(PBI No.13/1/PBI/2011
SE BI No 13/24/DPNP)
Berlaku 2011 - skrg
Metode CAMEL
1. Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponenkomponen sebagai berikut:

1. kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum


(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku;
2. komposisi permodalan;
3. trend ke depan/proyeksi KPMM;
4. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal Bank
5. kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan (laba ditahan)
6. rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha
7. akses kepada sumber permodalan; dan
8. kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
Bank.
Metode CAMEL
2. Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponenkomponen sebagai berikut:

1. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva


produktif;
2. debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;
3. perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset
dibandingkan dengan aktiva produktif;
4. tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP);
5. kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;
6. sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif;
7. dokumentasi aktiva produktif; dan
8. kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
Metode CAMEL
3. Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:

1. manajemen umum;
2. penerapan sistem manajemen risiko; dan
3. kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
Metode CAMEL
4. Rentabilitas (Earnings) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif
faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponenkomponen sebagai berikut:

1. return on assets (ROA);


2. return on equity (ROE);
3. net interest margin (NIM);
4. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional
(BOPO);
5. perkembangan laba operasional;
6. komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan
7. penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya;
dan
8. prospek laba operasional.
Metode CAMEL
5. Likuiditas (Liquidity) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponenkomponen sebagai berikut:

1. aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid


kurang dari 1 bulan;
2. 1-month maturity mismatch ratio;
3. Loan to Deposit Ratio (LDR);
4. proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;
5. ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;
6. kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management/ALMA);
7. kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar
modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan
8. stabilitas dana pihak ketiga (DPK).
Metode CAMELS
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Penilaian
pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
sebagai berikut:

1. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku


bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi
(adverse movement) suku bunga;
2. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai
tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi
(adverse movement) nilai tukar; dan
3. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
METODE RGEC
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Bank wajib melakukan
penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan
pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian terhadap
faktor - faktor sebagai berikut :

a. Profil risiko (risk profile), penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko yaitu: a. risiko kredit; b. risiko pasar; c. risiko likuiditas; d. risiko
operasional; e. risiko hukum; f. risiko stratejik; g. risiko kepatuhan; dan h. risiko
reputasi.
b. Good Corporate Governance (GCG), penilaian terhadap manajemen Bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
c. Rentabilitas (earnings), penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earnings Bank
d. Permodalan (capital), penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan.
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

METODE RGEC
1. Profil risiko (risk profile) Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu

1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank,
termasuk Risiko Kredit akibat kegagalan debitur, Risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk, dan
settlement risk
2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.
3. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
4. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank.
5. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan.
6. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
7. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
8. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu
keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
SE BI No 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum

METODE RGEC
2. Good Corporate Governance (GCG) adalah struktur dan mekanisme yang mengatur
pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku kepentingan.
Pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima)
prinsip dasar sebagai berikut:

1. transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang


material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan;
2. akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif;
3. pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat;
4. independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa
pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan
5. kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG bank harus melakukan
penilaian sendiri (self assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11
(sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yaitu:

1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;


2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4. penanganan benturan kepentingan;
5. penerapan fungsi kepatuhan;
6. penerapan fungsi audit intern;
7. penerapan fungsi audit ekstern;
8. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
9. penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
(large exposures);
10.transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan GCG
dan pelaporan internal; dan
11.rencana strategis Bank
METODE RGEC
3. Rentabilitas (earnings) adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut., adapun alat ukurnya sbb :

1. return on assets (ROA);


2. return on equity (ROE);
3. net interest margin (NIM);
4. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO);
5. perkembangan laba operasional;
6. komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan
7. penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; dan
8. prospek laba operasional.qqqq
METODE RGEC
4. Capital dalam aspek ini yg dinilai adl permodalan yang dimiliki oleh bank yg
didsasarkan pd kewajiban penyediaan modal minimum bank, atau dsb CAR
(capital adeuacy ratio)

CAR=(modal bank)/(aktiva tertimbang menurut risiko) x 100%


Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank
Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Adapun kategori pemeringkatannya adl sbb :

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1). → Sangat sehat


b. Peringkat Komposit 2 (PK-2). → sehat
c. Peringkat Komposit 3 (PK-3). → cukup
d. Peringkat Komposit 4 (PK-4). → Kurang sehat
e. Peringkat Komposit 5 (PK-5). → Tidak sehat

Dalam hal berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan
permasalahan atau pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan
mempengaruhi operasional dan/atau kelangsungan usaha Bank, Bank Indonesia
berwenang menurunkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.
Tindak Lanjut Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Dalam hal berdasarkan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dan/atau hasil self assesment oleh Bank terdapat:

a. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 4


atau peringkat 5; dan/atau
b. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat
3, namun terdapat permasalahan signifikan yang perlu diatasi agar tidak
mengganggu kelangsungan usaha Bank,

maka Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau pemegang saham pengendali Bank wajib
menyampaikan action plan kepada Bank Indonesia.
Tindak Lanjut Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Bank Indonesia berwenang meminta Bank untuk melakukan penyesuaian terhadap action
plan,

a. sesuai batas waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia, untuk action plan yang
merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank oleh Bank Indonesia;
b. paling lambat pada tanggal 15 Agustus, untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi
akhir bulan Juni dan tanggal 15 Februari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi
akhir bulan Desember, untuk action plan yang merupakan tindak lanjut dari hasil self
assesment Bank.

Bank wajib menyampaikan laporan pelaksanaan action plan paling lambat:

a. 10 (sepuluh) hari kerja setelah target waktu penyelesaian action plan;


b. 10 (sepuluh) hari kerja setelah akhir bulan dan dilakukan secara bulanan, apabila terdapat
permasalahan yang signifikan yang akan mengganggu penyelesaian action plan secara tepat waktu.
Sanksi
Bank yang tida mematuhi peraturan tsb diatas, dikenakan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
berupa:

a. teguran tertulis;
b. penurunan Tingkat Kesehatan Bank;
c. pembekuan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
d. pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham Bank dalam
daftar pihakpihak yang mendapatkan predikat tidak lulus dalam
penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test).
Penggabungan Usaha
Bank

Dalam prakteknya penggabungan dlm


dunia perbankan tdk hanya bagi bank yg
dinilai tidak sehat saja. Akan ttp bank yg
sehat pun dpt pula bergabung dengan
bank lainnya dg tujuan ttt
Jenis
Penggabungan
Bank
Merger
Akuisisi
Penggabungan dr Konsolidasi
satu atau lebih bank Pengambil alihan
dg tetap kepemilikan suatu
Proses peleburan
mempertahankan bank . Nama bank
dua perusahaan
berdirinya salah satu tdk berubah, yg
atau lebih untuk
bank dn berubah pemiliknya
menjadi satu
membubarkan bank perusahaan baru.
lainnya
Alasan Penggabungan Bank
1. Masalah Kesehatan Bank
2. Masalah Permodalan
3. Masalah Manajemen
4. Teknologi dan dministrasi
5. Ingin menguasai Pasar

Keinginan untuk mengadakan


penggabungan dpt dilakukan
atas:
1. Inisiatif bank ybs
2. Permintaan BI
Persyaratan melakukan Penggabungan
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-
keuangan/rancangan-
regulasi/Documents/05.%20RPOJK%20tentang%20Persyarata
n%20dan%20Tata%20Cara%20Penggabungan,%20Peleburan,
%20Pengambilalihan,%20Integrasi,%20dan%20Konversi%20B
ank%20Umum.pdf

1 Telah memperoleh persetujuan dr


RUPS
2 Memenuhi rasi kecukuan modal yg
telah ditetapkan BI
3 Calon anggota direksi dan dewan
komisaris tiak termasuk daftar orang
yg tercela dibidang perbankna
4
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai