Anda di halaman 1dari 17

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank Konvensional

Secara garis besar, bank merupakan lembaga keuangan yang

mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam bahasa perbankan, fungsi perbankan

disini adalah sebagai financial intermediary antar pihak yang kelebihan dana

pada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana. Sedangkan pengertian

bank menurut UU No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang

perbankan, Kasmir (2003) adalah bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan

selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:

a. Menghimpun dana

b. Menyalurkan dana

c. Memberikan jasa bank lainnya

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
10

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan

pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya

hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank

umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yaitu bank

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2 Bank Syariah

Ketentuan operasional perbankan dengan prinsip syariah mengacu

pada UU No. 7 Tahun 1992 yang telah disempurnakan oleh Undang-Undang

nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan dan UU No. 23 tahun 1999 tentang

Bank Indonesia, UU No. 3 tahun 2004. Sebagai peraturan pelaksana UU No.

7 Tahun 1992 yaitu PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip

Bagi Hasil sebagaimana telah dihapus oleh PP No. 30 tahun 1999. UU yang

baru ini, telah memusatkan ketentuan perbankan kedalam satu wadah yaitu

Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Didalam ketentuannya, mengenai

eksistensi bank dengan prinsip syariah, dalam UU No 10 tahun 1998 tentang

Perbankan, diatur dalam pasal-pasal berikut: Pasal 37 ayat 1, Pasal 129 ayat

3, Pasal 13 huruf C, Pasal 1 ayat 1 jo Ayat 4 a, Pasal 8 ayat 1 jo Ayat 2, Pasal

6 huruf M dan dan Pasal 7 point C (Ratnasari, 2009).

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah, adalah bank

yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
11

dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan

produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.

Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan

bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-

Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam

adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan

syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara

Islam (Rindawati, 2007).

Bank syariah perlu untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas

jasa atau produk yang ditawarkan kepada mereka. Salah satu persyaratan

pengembangan kepercayaan tersebut adalah ketersediaan informasi akuntansi

yang meyakinkan nasabah terhadap kemampuan bank syariah dalam

mencapai tujuannya. Laporan keuangan perbankan syariah diharapkan tidak

hanya memenuhi berbagai laporan formula sesuai dengan anjuran standar,

tetapi laporan tersebut harus memperhatikan esensi penting ekonomi syariah

yaitu dalam rangka menjalankan ketentuan-ketentuan syariah islam dan

dalam mencapai tujuan syariah secara umum yaitu maslahah, atau dapat

dikatakan sebagai sarana pemenuhan amanah (Suwarno, 2008).

2.3 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional yaitu menyangkut

aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja

(Antonio, 2001).

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
12

2.3.1 Akad dan aspek legalitas

Pada Bank Syariah akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi

dan ukhrawi karena berdasarkan hukum islam. Akad yang sesuai dengan

syariah diantaranya bagi hasil berbeda dengan Bank Konvensional yang

menjalankan aktivitas usahanya dengan memberikan pinjaman dan

menerima berupa bunga.

2.3.2 Lembaga penyelesaian sengketa

Dalam penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dengan

nasabah berbeda dengan Bank Konvensional dimana kedua belah pihak

tidak menyelesaikan masalah tersebut di pengadilan akan tetapi

menyelesaikannya menurut tata cara dan hukum materi syariah.

Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip

syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah

Indonesia atau BAMUI sedangkan pada bank konvensional

permasalahan diselisaikan dengan jalur hukum.

2.3.3 Struktur organisasi

Bank Syariah dapat mempunyai struktur yang sama dengan bank

konvensional seperti dalam hal komisaris dan direksi akan tetapi unsur

yang sangat membedakan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

yaitu keharusan adanya dewan pengawas syariah yang berfungsi

mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan

garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada

posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
13

menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan

Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota dewan

pengawas syariah dilakukan oleh rapat umum pemegang saham setelah

para anggota dewan pengawas syariah mendapat rekomendasi dari

Dewan Syariah Nasional.

2.3.4 Bisnis dan usaha yang dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah tidak terlepas dari

kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan Bank Syariah tidak akan

mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang

diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak

semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana Bank

Syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

2.3.5 Lingkungan dan budaya kerja

Sebuah Bank Syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai

dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq,

harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif

muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional

(fathanah), dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana

informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal

reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan

syariah.

Akan tetapi Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam beberapa hal

memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang,

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
14

mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan

umum pembiayaan, dan lain sebagainya.

2.4 Kinerja Keuangan

Analisis kinerja keuangan adalah seni untuk menginterprestasikan

laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi serta data

numerik lainnya yang dihasilkan oleh suatu badan usaha. Tujuan analisis

keuangan bank adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada suatu saat

tertentu, perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya sampai saat penilaian

hingga membuat suatu prediksi mengenai keadaan keuangan bank di masa

yang akan datang. Dengan melakukan analisis data keuangan dari tahun-tahun

lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan maupun kekuatan dari bank yang

dinilai (Asril, 2008).

Menurut Yunanto (2008) dalam Kurniawati (2009) mendefinisikan

kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh

bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank juga merupakan gambaran

kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja keuangan bank

dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan.

Informasi posisi dan kinerja keuangan di masa lalu sering digunakan sebagai

dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan. Kinerja

merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap bank karena merupakan

cerminan dari kemampuan bank dalam mengelola dan mengalokasi sumber

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
15

dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perhitungan Kinerja keuangan Bank menurut Peraturan Bank

Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum sebagai berikut :

1. Rasio permodalan (capital) menurut Peraturan Bank Indonesia

No.9/1/PBI/2007:

Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya merupakan

lembaga yang didirikan dengan maksud orientasi laba. Kekuatan aspek

permodalan ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya

oleh masyarakat

Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam

menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat

pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut

atau kekayaan yang dimilki oleh para pemegang sahamnya.. Untuk

menghitung rasio permodalan digunakan kewajiban penyertaan modal

minimum. Kewajiban penyediaan modal minimum bank dapat diukur dari

persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).

Sejalan dengan standar yang ditentukan BIS (Bank for International

settlements) berdasarkan Deregulasi BI 29 Februari 1993, terhadap seluruh

bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar

8 % dari total aktiva tertimbang menurut aktiva tertimbang menurut resiko

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
16

(ATMR). Presentase kebutuhan modal minimum ini disebut Capital

Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan

modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya,

2001).

Modal
CAR = X 100%
ATMR

Hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dibandingkan dengan kewajiban

penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan hasil

perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan

telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak. Jika hasil

perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan

modal minimum sama dengan 100% atau lebih, modal bank yang

bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal).

Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak

memenuhi ketentuan CAR.

Rasio permodalan menurut ketentuan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004:

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara

lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai

berikut:

1) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.

2) Komposisi permodalan.

3) Trend ke depan/proyeksi KPMM.

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
17

4) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal

Bank.

5) Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan (laba ditahan).

6) Rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha.

7) Akses kepada sumber permodalan.

8) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

Bank.

2. Rasio Rentabilitas (earning) menurut Peraturan Bank Indonesia

No.9/1/PBI/2007:

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam

menghasilkan keuntungan. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif

faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponenkomponen sebagai berikut:

1) Return on assets (ROA).

2) Return on equity (ROE).

3) Net interest margin (NIM).

4) Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional

(BOPO).

5) Perkembangan laba operasional.

6) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan.

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
18

7) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.

8) Prospek laba operasional.

Rasio rentabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE).

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang

tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Karena itu dipergunakan angka

laba setelah pajak (Rindawati, 2007). Rasio ini dinyatakan dengan rumus

sebagai berikut:

laba setelah pajak


ROE = x100%
modal sendiri

3. Rasio Likuiditas menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007:

Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Suatu bank dinyatakan

likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutangnya, dapat

membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi

permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.

Rasio likuiditas menurut ketentuan Bank Indonesia No.

6/10/PBI/2004: Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor

likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponenkomponen sebagai berikut:

1) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid

kurang dari 1 bulan.

2) L-month maturity mismatch ratio.

3) Loan to Deposit Ratio (LDR).

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
19

4) Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang.

5) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.

6) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities

management/ALMA).

7) Kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,

pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.

8) Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah loan or

Financing to deposit ratio (LDR atau FDR). Rasio ini merupakan

perbandingan antara jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank

dengan dana yang diterima oleh bank. LDR atau FDR menyatakan

seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan dana

yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit atau pembiayaan

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2001).

Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari

LDR atau FDR suatu bank adalah sekitar 80 %. Namun batas toleransi

berkisar antara 85-100%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah dana yang diberikan


LDR = X 100%
Total dana pihak ketiga

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
20

4. Rasio Efisiensi

Rasio biaya operasi adalah perbandingan antara beban operasional

dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya. Untuk Bank Syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas

pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual beli, fee, biaya

administrasi, dan lain-lain (Dendawijaya, 2001).

Rasio tersebut dirumuskan :

BebanOperasional
BOPO = X 100%
Pendapa tan Operasional

2.5 Perbandingan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional secara garis

besar yaitu (Kurniawati, 2009):

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
21

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Syaria’ah dan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional


1. Melakukan investasi-investasi 1. Investasi yang halal dan haram.
yang halal saja.
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga.
jual beli, atau sewa.
3. Berorientasi pada keuntungan 3. Profit oriented.
(profit oriented) dan
kemakmuran dan
kebahagian dunia akhirat .
4. Hubungan dengan nasabah 4. Hubungan dengan nasabah dalam
dalam bentuk hubungan bentuk hubungan debitor-debitor.
kemitraan.
5. Penghimpunan dan penyaluran 5. Tidak terdapat dewan sejenis.
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
22

2.6 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil

Tabel 2.3

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bank Konvensional Bank Syariah


2. Penentuan suku bunga dibuat 1. Penentuan besarnya rasio/
pada waktu akad dengan nisbah bagi berpedoman pada
asumsi harus selalu untung kemungkinan untung rugi.
untuk pihak Bank.

3. Besarnya prosentase 2. Besarnya nisbah (rasio) bagi


berdasarkan pada jumlah hasil berdasarkan jumlah
uang/ modal yang keuntungan yang diperoleh.
dipinjamkan.
3. Tergantung pada kinerja usaha
4. Tidak tergantung kepada jumlah pembagian laba
kinerja usaha jumlah meningkat sesuai dengan
pembayaran bunga tidak peningkatan jumlah
mengikat meskipun jumlah pendapatan.
keuntungan berlipat ganda
saat keadaan ekonomi sedang
baik.

5. Eksistensi bunga diragukan 4.Tidak ada agama yang meragukan


kehalalannya oleh semua keabsahan bagi hasil.
agama termasuk agama Islam.
6. Pembayaran bunga tetap 5. Bagi hasil tergantung kepada
seperti yang dijanjikan tanpa keuntungan proyek yang dijalankan
pertimbangan proyek yang jika proyek itu tidak mendapatkan
dijalankan oleh pihak nasabah keuntungan maka kerugian akan
untung atau rugi. bersama oleh kedua belah pihak
Sumber : (Kurniawati, 2009)

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
23

2.7 Kerangka Pemikiran

Bank merupakan suatu lembaga intermediasi keuangan yang paling

penting dalam sistem perekonomian. Bank mamiliki peran sebagai perantara

keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

tidak memiliki dana. Misalnya dalam memperlancar perekonomian, berbagai

transaksi baik berskala lokal maupun internasional membutuhkan adanya jasa

perbankan. Transfer dana, rekening giro, penerbitan L/C, deposito box, tukar

menukar valuta asing serta berbagai jenis pelayanan jasa lainnya merupakan

kegiatan dalam perbankan disamping tempat yang aman untuk menitipkan

dana (Khasanah, 2009).

Jenis bank di Indonesia di bedakan menjadi dua jenis, yang dibedakan

dengan pembayaran bunga yaitu bank konvensional dan bagi hasil usaha yaitu

bank syariah (Rindawati, 2007). Perbedaan antara bank syariah dan bank

konvensional adalah terletak pada prinsip yang digunakan. Bank Syariah

beroperasi menggunakan prinsip bagi hasil untuk menghindari riba, sedangkan

bank konvensional menggunakan bunga dalam operasi dan berprinsip meraih

untung yang sebesar-besarnya. Selain itu pada bank syariah terdapat Dewan

Pengawas Syariah sedangkan pada bank konvensional tidak ada (Khasanah,

2009).

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya

agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus

bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang

pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
24

manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu

faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup

adalah kinerja (kondisi keuangan) bank (Rindawati, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Rindawati (2007) tentang analisis

perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan

konvensional. Menemukan bukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara rasio NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR antara perbankan syariah dan

perbankan konvensional, namun untuk rasio CAR tidak terdapt perbedaan.

Supriyanti (2008) meneliti tentang Analisis Perbandingan Kinerja

Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah. Hasil penelitian ini

memperoleh kesimpulan bahwa variabel dari rasio Capital, Asset, Liquidity

berpengeruh signifikan terhadap kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank

Konvensional.

Kurniawati (2009) yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja

keuangan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan rasio keuangan,

memperoleh bukti bahwa terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan

bank konvensional jika dilihat dari rasio permodalan dan likuiditas, namun

jika dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan efisiensi tidak

terdapat perbedaan. Berdasarkan perbedaan Bank Syariah dan Bank

Konvensional diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran penalitian

sebagai berikut:

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011
25

Kinerja Keuangan:
Bank Syariah Rasio Bank Konvensial
Permodalan
Rasio
Rentabilitas
Rasio
Likuiditas
Rasio Efisiensi

Keterangan: Anak panah arah berlawanan menjelaskan perbedaan antara Bank


Konvensional dengan Bank syariah dari rasio keuangan.

Gambar 2.1 : Kerangka pemikiran analisis perbandingan kinerja keuangan


bank syariah dan bank konvensional berdasarkan rasio keuangan.

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank

konvensional dilihat dari rasio permodalan.

H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank

konvensional dilihat dari rasio rentabilitas.

H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank

konvensional dilihat dari rasio likuiditas.

H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank

konvensional dilihat dari rasio efisiensi.

Analisis Perbedaan Kinerja..., Septi Windiasih Aditya Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2011

Anda mungkin juga menyukai