Anda di halaman 1dari 8

PERMODALAN BANK konsep kerangka permodalan yang menjadi standar

Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking) secara internasional.


Permodalan Bank Umum Konvensional
• Kompleksitas kegiatan usaha bank yang semakin
meningkat berpotensi menyebabkan semakin tingginya
risiko yang dihadapi bank. Peningkatan risiko ini perlu
diikuti oleh peningkatan modal yang diperlukan oleh bank
untuk menanggung kemungkinan kerugian yang timbul.
• Oleh karena itu, bank wajib memiliki modal inti minimum
yang dipersyaratkan untuk mendukung kegiatan usahanya.
Modal Inti meliputi modal disetor dan cadangan tambahan
modal paling kurang Rp100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah)
Bank perlu meningkatkan kemampuan untuk menyerap Pilar 1 Kebutuhan Modal Minimum (Minimum
risiko yang disebabkan oleh kondisi krisis dan/ atau Capital Requirements Menetapkan persyaratan
pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan melalui modal minimum yang dikaitkan dengan risiko kredit
peningkatan kualitas dan kuantitas permodalan bank sesuai (credit risk), risiko pasar (market risk) dan risiko
dengan standar internasional yang berlaku (Basel III). Maka, operasional (operational risk). Dalam hal ini, bank
diatur kewajiban pemenuhan KPMM sebagai berikut: 1. diharuskan untuk memelihara modal yang cukup untuk
Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil menutup risiko yang dihadapi.
risiko yang ditetapkan sebagai berikut: a. 8% dari ATMR Pilar 2 Proses review pengawasan (Supervisory
(bank dengan profil risiko peringkat 1); b. 9% s.d. Bank
Review Process) Bank wajib memiliki proses untuk
perlu meningkatkan kemampuan untuk menyerap risiko
yang disebabkan oleh kondisi menilai kecukupan modal secara keseluruhan yang
krisis dan/ atau pertumbuhan kredit perbankan yang dikaitkan dengan profil risiko dan strategi untuk
berlebihan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas mempertahankan tingkat permodalannya (Internal
permodalan bank sesuai dengan standar internasional yang Capital Adequacy Assessment Process - ICAAP) 2.
berlaku (Basel III). Maka, diatur kewajiban pemenuhan Pengawas akan mereview dan mengevaluasi ICAAP
KPMM sebagai berikut: bank, termasuk kemampuan bank untuk memantau dan
1. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil memastikan kepatuhan terhadap ketentuan rasio
risiko yang ditetapkan sebagai berikut: permodalan dan mengambil tindakan pengawasan
a. 8% dari ATMR (bank dengan profil risiko yang tepat. 3. Pengawas dapat meminta bank untuk
peringkat 1);
beroperasi di atas rasio permodalan yang ditetapkan
b. 9% s.d. <10% dari ATMR (profil risiko peringkat
2); dan meminta bank menyediakan modal di atas batas
c. 10% s.d. <11% dari ATMR (profil risiko peringkat minimum. 4. Pengawas dapat melakukan intervensi
3); untuk mencegah modal turun di bawah tingkat
d. 11% s.d. <14% dari ATMR (profil risiko peringkat minimum yang dipersyaratkan dan meminta bank
4 & 5); untuk melakukan tindak lanjut pengawasan sesegera
Penetapan peringkat profil risiko mengacu pada ketentuan mungkin.
yang berlaku mengenai penilaian tingkat kesehatan bank Pilar 3 Disiplin Pasar (Market Discipline) Pada
umum. prinsipnya pilar 3 bertujuan untuk mendorong
Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking) terciptanya lingkungan usaha perbankan yang sehat,
Permodalan BPR Struktur Permodalan BPR terdiri antara lain dengan meningkatkan transparansi kepada
dari: 1. Modal Inti (Tier 1 Capital) terdiri dari: a. publik sehingga publik dapat turut berperan dalam
Modal Inti Utama meliputi: modal disetor dan mengawasi kegiatan usaha bank. Beberapa prasyarat
cadangan tambahan modal (agio, dana setoran modal, utama agar tujuan tersebut dapat tercapai antara lain: 1.
modal sumbangan, cadangan, laba ditahan, laba tahun- Tersedia informasi yang cukup bagi publik mengenai
tahun lalu, dan laba tahun berjalan); b. Modal Inti kondisi bank; dan 2. Kemampuan publik dalam
Tambahan (di luar modal inti utama); menilai kondisi bank melalui analisis atas informasi
2. Modal Pelengkap (Tier 2 Capital) terdiri dari: a. yang tersedia.
Komponen modal yang memenuhi persyaratan: b. Implementasi Basel III di Indonesia Paket reformasi
Surplus revaluasi aset tetap; c. Penyisihan keuangan global atau lebih dikenal dengan sebutan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) umum, Basel III ditujukan untuk meningkatkan ketahanan
setinggi-tingginya sebesar 1,25% dari ATMR. baik di level mikro maupun di level makro.
Evolusi Kerangka Permodalan Basel Salah satu Peningkatan ketahanan di tingkat mikro dilakukan
peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan dengan memperkuat kualitas permodalan bank,
adalah peraturan mengenai permodalan bank yang meningkatkan rasio permodalan bank, meningkatkan
berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan ketahanan dan kecukupan likuiditas bank serta
terjadinya kerugian. Permodalan juga merupakan salah meningkatkan ketahanan bank terutama pada saat
satu fokus utama otoritas pengawas bank dalam periode krisis. Sedangkan peningkatan ketahanan di
melaksanakan prinsip kehati-hatian. Mengingat level makro dilakukan dengan melakukan reformasi
pentingnya peran modal bank, Basel Committee on terhadap pengaturan makroprudensial antara lain
Banking Supervision (BCBS) mengeluarkan suatu dengan menerapkan rasio leverage yang dapat
membantu memitigasi risiko yang dapat bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar
membahayakan sistem keuangan dan ekonomi, modal. Serta dalam bentuk penyertaan modal
mengurangi prosiklikalitas (procyclicality) serta sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi
menerapkan countercyclical capital buffer yang harus akibat kegagalan kredit.
dikembangkan pada saat kondisi perekonomian sedang
membaik, sehingga dapat digunakan untuk menutup
potensi risiko yang muncul saat kondisi krisis.
KUALITAS ASET PERBANKAN

Penilianan Tingkat Kesehataan


Dalam POJK dinyatakan bahwa tingkat kesehatan
bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang
Kualitas aset bank dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Dalam hal
Dalam rangka memelihara kelangsungan usahanya, ini bank wajib memelihara dan/ atau meningkatkan
bank perlu tetap mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kehati-hatian dan manajemen risiko. Dalam mengukur
kualitas aset dan tetap melakukan penghitungan kesehatannya, bank wajib menggunakan penilaian
penyisihan penghapusan aset yang akan yang dilakukan mencakup faktor-faktor:
mempengaruhi rasio permodalan bank.
Penggolongan kualitas AKTIVA Produktif

2. Good Corporate Governance (GCG) Kewajiban


penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian
terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-
PPAP adalah cadangan umum dan cadangan khusus prinsip GCG.
untuk menutup risiko kemungkinan kerugian karena 3. Rentabilitas (earnings); meliputi penilaian terhadap
aktiva produktif. Dalam membentuk PPAP, bank akan kinerja rentabilitas (earnings), sumber-sumber
memperhitungkan setiap jenis aktiva bank yang masih rentabilitas (earnings), dan kesinambungan rentabilitas
outstanding dari yang berkualitas lancar hingga yang bank.
macet. Kriteria lancar, dalam perhatian khusus, kurang 4. Permodalan (capital); meliputi penilaian terhadap
lancar, diragukan, dan macet didasarkan pada: tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan
Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta permodalan.
kemampuan peminjam yang ditinjau dari keadaan
usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
Berikut ini jenis aktiva produktif dan komponen
yang diperhitungkan dalam PPAP:
#1: Kredit Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan. Atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
#2: Surat Berharga Surat berharga dimaksud dalam
hal ini adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi,
sekuritas kredit, atau derivatifnya.
#3: Penempatan Dana Penempatan yang dimaksud
dalam hal ini adalah penanaman dana bank pada bank
lainnya berupa giro, call money, deposito berjangka,
Giro wajib Minimum
sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan
GWM adalah simpanan minimum dalam Rupiah yang
penempatan lainnya.
wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
#4: Penyertaan Dana Penyertaan adalah penanaman
Rekening Giro pada Bank Indonesia yang besarnya
dana dalam bentuk saham pada perusahaan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase
tertentu dari DPK. Sistem GWM yang sebelumnya
bersifat fixed (tetap), telah diubah menjadi pemenuhan
sebagian giro wajib minimum primer secara rata-rata
pada akhir periode tertentu. Pada saat ini, dari total
GWM Rupiah bank umum konvensional sebesar 6,5%
dari Dana Pihak Ketiga (DPK), porsi GWM rata-rata
Rupiah untuk bank umum konvensional adalah 2%
dari DPK (berlaku sejak 16 Juli 2018). Contoh
Seorang nasabah mengambil uang sebesar Rp 5 juta
dari tabungannya. Bak mencatat pengurangan sebesar
Rp. 5 juta dari simpanan dan kas.
Neraca Bank

SUKU BUNGA
dengan ketentuan BI, dalam menilai permohonan
kredit, bank hanya memberikan kredit jika diajukan
secara tertulis
ANALISIS KREDIT, 1) Analisis Kualitatif 2)
Analisis Kuantitatif 3) Spread Sheet 4) Feasibility
Analysis 5) Sensitivity Analysis
Analisis Kualitatif, a. Aspek Legalitas b. Aspek
Karakter dan Manajemen c. Aspek Teknis Produksi d.
Aspek Pemasaran e. Aspek Lingkungan dan Sosial
Analisis Kuantitatif a. Analisis Laporan Keuangan b.
Rasio Keuangan rasio rentabilitas, rasio likuiditas,
Spread Sheet Model yang digunakan dalam
melakukan analisis keuangan perusahaan dengan cara
menuangkan data keuangan perusahaan (neraca, L/R
dan cash flow) dari beberapa periode ke dalam model
spread sheet. Tujuannya adalah
a. Mempercepat analisis keuangan karena dihitung
oleh system secara otomatis
b. Mempermudah melihat trend performance keuangan
beberapa tahun ke belakang
c. Mempermudah melakukan proyeksi ke depan
d. Mempercepat pembuatan rating/skor debitur
Feasibility Analysis Bank menilai proposal yang akan
dibiayai dengan menilai kelayakan secara teknis
maupun financial. Ukuran kelayakan finansial yang
biasa digunakan adalah;
a. Payback Period
b. Internal Rate of Return jika IRR >= bunga kredit ,
maka layak dibiayai
Sensitivity Analysis Dilakukan untuk mengantisipasi
ketidakpastian dimasa yad. Contohnya dengan
menaikkan atau menurunkan secara persentase
“komponen perhitungan proyeksi” yang telah dipilih
secara konservatif, sebagai berikut; a. Tingkat
penjualan b. Interest rate c. Nilai kurs (asumsi
penjualan dalam valas) d. Biaya yang berpengaruh
(misal BBM) e. Perubahan term of payment
ANALISIS AGUNAN Dalam melakukan analisis
agunan, agar diperhatikan bahwa suatu barang yang
USAHA POKOK BANK UMUM dapat dijadikan sebagai agunan kredit harus memenuhi
Proses Kredit kriteria; a. Mempunyai nilai ekonomis b. Dapat
dipindahtangankan kepemilikannya dari pemilik
semula ke pihak lain (marketable, executeur baar) c.
Mempunyai nilai yuridis dalam arti dapat diikat secara
sempurna berdasarkan ketentuan. Agunan merupakan
second way out, yang diserahkan debitur untuk
mencukupi pelunasan kewajiban debitur dalam hal
debitur tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut
ANALISIS RISIKO dan MITIGASI Analisis ini
merupakan ringkasan dari risiko-risiko yang
teridentifikasi dari analisis per aspek sebelumnya.
Berdasarkan risiko yang ada maka perlu dilakukan
mitigasi, sebagai dasar menentukan covenant
(persyaratan akad perjanjian) Dalam melakukan
analisis ini, perlu diperhatikan; a. Risk event b. Potensi
risiko c. Mitigasi atas potensi risiko
PENETAPAN JUMLAH KREDIT Pada dasarnya
jumlah kredit disesuaikan dengan kebutuhan (calon)
INISIASI, Bank menerima permohonan nasabah atau debitur, demikian juga jenis kreditnya. Namun perlu
memberikan penawaran kredit kepada nasabah. Sesuai dibicarakan dengan (calon) debitur dengan baik dan
disesuaikan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dipenuhi oleh nasabah dan bank.
mengenai BMPK. Penentuan jumlah kredit dilakukan Beberapa tanda yang dapat mengindikasikan terjadinya
dengan berdasar pada ; a. Nilai jaminan b. masalah pada nasabah antara lain: Laporan penjualan
Gaji/penghasilan nasabah c. Jumlah biaya yang menurun dibandingkan periodeperiode sebelumnya
dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan d. Studi dan perputaran stok berjalan lambat, Panggilan telepon
kelayakan e. Analisis keuangan dari bank tidak dijawab, Penurunan tajam nominal
PENETAPAN JUMLAH KREDIT Pola Analisis rekening nasabah, Kunci untuk meminimalkan
Kredit; a. Analisis 5 C b. Analisis 7 P’s c. Analisis kredit bermasalah adalah dengan memperhatikan
Studi Kelayakan Usaha d. Gaji/penghasilan nasabah e. gejalagejala yang terjadi dan tidak menunggu sampai
Jumlah biaya yang dikeluarkan nasabah untuk dengan nasabah tidak dapat membayar
pembiayaan f. Studi kelayakan g. Analisis keuangan sehingga bank harus melakukan monitoring secara
berkala dan menyeluruh dengan mengetahui beberapa
tanda yang dapat dimonitor antara lain:

KEWENANGAN MEMUTUS KREDIT

METODE PERHITUNGAN BUNGA

DOKUMENTASI dan ADMINISTRASI KREDIT


Bukti pihak yang berwenang • Bank memastikan
bahwa pihak yang menandatangani adalah pihak yang
berwenang
Bukti bahwa nasabah telah berhutang pada bank •
Adanya promissory note Batas maksimum pemberian kredit
Bukti agunan • Bank menyimpan bukti kepemilikan BMPK merupakan persentase maksimum penyediaan
agunan dan perikatan dana yang diperkenankan terhadap modal bank •
Perjanjian kredit • Diatur secara jelas hak dan Tujuannya untuk melindungi kepentingan dan
kewajiban bank dengan nasabah dan dapat kepercayaan masyarakat, serta memelihara kesehatan
meminimalkan risiko kredit dan daya tahan bank, dimana dalam penyaluran dana
Kredit • Syarat dan ketentuan kredit, termasuk jenis bank diwajibkan untuk mengurangi resiko dengan cara
kredit, nilai, tingkat bunga & jadwal pelunasan menyebarkan penyediaan dana sesuai ketentuan PBI
Representation and warranties • Penjelasan pernyataan
yang dibuat nasabah adalah benar
Affirmative covenants • Apa yang harus dilakukan
nasabah sampai dengan kredit lunas
Negative covenants • Tanpa ijin bank maka nasabah
tidak diperkenankan melalui beberapa tindakan
SISTEM INFORMASI DEBITUR • SID merupakan
Events of default • Kejadian yang dapat memicu
system informasi yang utuh dan komprehensif
kegagalan pembayaran kredit
mengenai profildan kondisi debitur, terutama debitur
Remedies • Beberapa pilihan yang dapat diambil bank
yang sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana •
apabila nasabah tidak bisa melunasi pinjaman
Dalam proses kredit, system informasi ini dapat dapat
Administrasi kredit • Seluruh dokumentasi kredit harus
mendukung percepatan proses analisis dan
dicatat dan dibukukan secara benar, lengkap dan akurat
pengambilan keputusan pemberian kredit • Untuk
Copy dokumentasi • Copy dokumen diserahkan
kepentingan manajemen risiko, maka system informasi
kepada nasabah
ini dibutuhkan demi menentukan profil risiko kredit
MONITORING KREDIT, Kredit yang diberikan
debitur
harus dimonitor oleh bank secara terus menerus untuk
USAHA POKOK BANK UMUM
meyakinkan bahwa seluruh persyaratan dan ketentuan
Pedoman aktivitas perkreditan bank menurut The kredit dari cabang 〆 Melakukan analisis,
Basel Committee: 〆 Bank menetapkan dan me-review mengevaluasi tingkat risiko kredit dan
secara berkala strategi resiko. 〆 Bank mempunyai merekomendasikan kepada pemutus kredit 〆
pedoman pemberian kredit secara rinci 〆 Bank Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan
mempunyai system yang mampu mengadministrasikan pada penilaian yang jujur, objektif, dan cermat 〆
berbagai resiko 〆 Bank mempunyai system review Melakukan koordinasi dan memonitor langkah-
assessment yang independen langkah terkait pencegahan kredit bermasalah 〆
Fungsi Organisasi Perkreditan Melakukan pembinaan SDM yang terlibat dalam
Dalam satu organisasi perkreditan secara umum aktivitas kredit
setidaknya terdapat: 〆 Fungsi Bisnis/ pemasaran Organisasi Perkreditan
kredit. 〆 Fungsi pengambilan keputusan/ komite
kredit 〆 Fungsi administrasi kredit/ operation 〆
Fungsi kebijkaan dan monitoring kredit
Fungsi Bisnis/ Pemasaran
Fungsi Utamanya: 〆 Melakukan proses penjualan
produk kredit. 〆 Mencari dan mendapatkan calon
nasabah 〆 Membuat laporan secara berkala
kunjungan nasabah 〆 Mengumpulkan dan meneliti
data dan informasi nasabah dalam rangka memproses
pemberian kredit 〆 Melakukan analisa kredit atas
permohonan kredit dalam rangka memproses Etika Kredit
persetujuan kredit 〆 Memonitor pencairan dana kredit 9 Kode etik Bankir Indonesia : 1) Patuh dan taat pada
maupun proses pelunasan kredit 〆 Menerapkan ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
prinsip Know Your Customer dalam berhubungan berlaku 2) Seorang bankir melakukan pencatatan yang
dengan nasabah 〆 Melakukan cross selling produk benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan
bank lainnya kegiatan banknya. 3) Seorang bankir menghindarkan
Fungsi Pengambilan keputusan/ komite kredit diri dari persaingan yang tidak sehat. 4) Seorang
Pengambilan kredit harus menganut Four eye bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk
principles dan kredit adanya kredit limit. Four Eye kepentingan pribadi. 5) Seorang bankir menghindarkan
Principles artinya keputusan kredit tidak boleh diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan
diputuskan satu orang. 4 Cara pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan 6)
kredit: 〆 Masing-masing pejabat credit officer Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan
mempunyai limit yang berbeda berdasarkan jabatan banknya. 7) Seorang bankir memperhitungkan dampak
dalam organisasi kredit. 〆 Seorang credit officer bisa yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan
memperbesar credit limitnya dengan menggabungkan banknya terhadap keadaan ekonomi, social dan
limit dengan credit officer lainnya untuk memperbesar lingkungan. 8) Seorang Seorang bankir tidak
keputusan kreditnya 〆 Dalam jumlah limit tertentu, menerima menerima hadiah atau imbalan yang
kredit harus diputuskan dalam komite kredit 〆 Semua memperkaya diri pribadi maupun keluarganya. 9)
keputusan kredit hanya ada dalam komite kredit Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela
Fungsi Administrasi kredit/ operation yang dapat merugikan citra profesinya
Fungsi Utamanya: 〆 Membantu pimpinan untuk Produk Kredit
memastikan bahwa proses administrasi kredit telah Jenis Kredit : 〆 Kredit Konsumer 〆 Kredit Ritel 〆
dilakukan dengan benar 〆 Bertanggungjawab Kredit Wholesale
terhadap kelengkapan dan kelayakan dokumen kredit Kredit Konsumer Jenis-jenis Kredit Konsumer : 〆
〆 Memastikan seluruh pencairan dan pelunasan telah Kredit Pemilikan Rumah 〆 Kredit Pemilikan
dilakukan secara benar 〆 Memastikan proses Kendaraan 〆 Kredit Tanpa Agunan 〆 Kredit
pengikatan dan penerimaan dokumen kredit/jaminan Multiguna 〆 Kartu Kredit
dijalankan dengan benar 〆 Memastikan telah Kredit Ritel Kredit ini diberikan kepada perorangan/
dilakukan order asuransi jiwa kredit dan kebakaran 〆 Badan usaha dan digunakan untuk menjalankan
Memastikan telah dilakukan verifikasi status debitur kegiatan usahanya. Penggunaan Kredit Ritel : 〆
telah dilakukan BI Checking 〆 Memastikan dan Pembiayaan penambahan persediaan/ inventory 〆
memonitor pengkinian dokumen, penyimpanan Tagihan dari supplier 〆 Karena beberapa customer
dokumen dan jaminan besar meminta penundaan 〆 Ekspansi bisnis 〆
Fungsi Kebijakan dan monitoring kredit Modernisasi peralatan
Fungsi Utamanya: 〆 Membantu direksi dalam Jenis Kredit Ritel : 〆 Kredit Modal Kerja 〆 Kredit
merumuskan dan menetapkan kebijakan, aturan, arah Investasi 〆 Bank Garansi 〆 Letter of Credit 〆
dan strategi 〆 Memantau perkembangan dan kondisi Obligasi 〆 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
kualitas kredit, serta memberikan saran perbaikan 〆 (SKBDN)
Mengevaluasi atas permohonan pemberian fasilitas
Kredit Wholesale, Kredit ini hamper sama dengan kekayaan hasil kejahatan tersebut yang seolaholah
jenis Kredit Ritel, namun memiliki loan size yang berasal dari kegiatan yang sah. Kemudian dapat lebih
lebih besar leluasa digunakan oleh pelaku.
Resiko Kredit, Pihak-pihak yang terkait : 〆 Debitur Tujuan pelaku kejahatan melakukan pencucian
(conterparty risk) 〆 Bank, terjadi karena kesalahan uang,
bank dalam melakukan analisis terkait pemberian 〆 Menyembunyikan uang yang diperoleh dari
kredit 〆 Negara, (country risk), terjadi akibat kejahatan. Hal ini agar uang atau kekayaan tersebut
ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajiban tidak dipermasalahkan secara hukum dan tidak disita
karena aturan sebuah negara oleh pihak yang berwajib juga agar tidak dicurigai
Counterparty risk, Risiko yang disebabkan oleh banyak orang. 〆 Menghindari penyelidikan dan/atau
debitur sehubungan dengan ketidakmampuannya atau tuntutan hukum. Pelaku kejahatan ingin melindungi
ketidakmauannya melaksanakan kewajibannya kepada atau menghindari tuntutan hukum dengan cara
bank. Counterparty risk terdiri dari : 〆 Obligor risk, “menjauhkan” diri mereka sendiri dari uang/kekayaan
berkaitan dengan kemampuan dan kemauan 〆 hasil kejahatan, misalnyadengan menyimpannya atas
Collateral risk, terkait pemenuhan collateral yang nama orang lain. 〆 Meningkatkan keuntungan. Pelaku
diberikan 〆 Legal risk, terkait aspek dokumentasi kejahatan bisa saja mempunyai beberapa usaha lain
administrasi yang legal. Seringkali, uang hasil kejahatan disertakan
Penggolongan kualitas kredit, Bank Indonesia ke dalam perputaran usaha-usaha mereka yang sah
menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan tersebut. Akibatnya, uang hasil kejahatan bisa melebur
berikut : 〆 Lancar 〆 Dalam Perhatian Khusus 〆 ke dalam usaha atau bisnis yang sah, serta
Kurang Lancar 〆 Diragukan 〆 Macet kemungkinan dapat meningkatkan keuntungan usaha.
Penggolongan kualitas kredit Dengan melakukan pencucian uang, penerima suap
tadi dapat leluasa menggunakan uangnya tanpa
dicurigai. Misalnya, dengan pura-pura mendapatkan
warisan yang ditransfer melalui bank. Selain itu, uang
hasil suap yang seharusnya jadi barang bukti bahwa
pelaku nemerima suap pun bisa disamarkan dengan
disimpan di bank atas nama orang lain.
Konsep follow the money dan pemberantasan
Resiko Kredit, Secara lebih luas, setidaknya risiko pencucian uang secara global, Pendekatan follow the
kredit mengandung tiga komponen : 〆 Peluang gagal money merupakan istilah lain bagi Pendekatan Anti
bayar (probability default), berkaitan dengan Pencucian Uang, yaitu mendahulukan mencari
ketidakmampuan debitur memenuhi kewajiban 〆 uang/harta kekayaan hasil tindak pidana dibandingkan
Eksposur kredit (Exposure credit ), terkait potensi dengan mencari pelaku kejahatan. Setelah hasil tindak
kerugian jika debitur gagal bayar 〆 Tingkat pidana diperoleh melalui pendekatan analisa transaksi
keuangan (financial analysis) kemudian dicarilah
pemulihan (recovery rate), terkait tingkat
pelakunya dan tindak pidana yang dilakukan. Manfaat
pengembalian kredit yang gagal bayar sebagai upaya
pemulihan kinerja bank Utamanya: 〆 Jangkauannya lebih jauh sehingga
ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN dirasakan lebih adil; 〆 Dapat dilakukan dengan
TERORISME ”diam-diam”, sehingga lebih mudah, dan risiko lebih
Arti dari pencucian uang, Jika ada statistik mengenai kecil karena tidak berhadapan langsung dengan pelaku
data uang atau harta kekayaan dari berbagai macam yang kerap memiliki potens melakukan perlawanan 〆
tindak pidana, misalnya pencurian, penggelapan pajak, Pendekatan merampas hasil kejahatan mengurangi atau
korupsi, atau pembalakan hutan, tentu jumlahnya menghilangkan motivasi orang untuk melakukan
sangatlah besar. Ketika seseorang menerima uang tindak pidana. 〆 Adanya insentif pengecualian
suap, ia menerima uang dalam jumlah besar. Apabila ketentuan rahasia bank dan ketentuan kerahasiaan
ia langsung menggunakan uang tersebut bisa jadi ia lainnya.
dicurigai banyak orang. Arti dari pencucian uang Oleh 3 Tipologi Pencucian uang : 1) Penempatan
karena itu, agar perbuatan menerima suapnya tidak (placement) à upaya menempatkan dana yang
diketahui, pelaku kejahatan akan menyembunyikan dihasilkan dari suatu kegiatan tindak pidana ke dalam
atau menyamarkan asal usulnya. Perbuatan sistem keuangan. 2) Pemisahan/pelapisan (layering) à
menyamarkan atau menyembunyikan uang/harta memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya, yaitu
kekayaan dari hasil tindak pidana tersebut dikenal tindak pidananya melalui beberapa tahap transaksi
dengan nama PENCUCIAN UANG keuangan untuk menyembunyikan atau menyamarkan
Cara Melakukan Pencucian Uang, Caranya, uang asal-usul dana. Dalam kegiatan ini terdapat proses
hasil kejahatan bisa: 〆 disimpan di bank atas nama pemindahan dana dari beberapa rekening/lokasi
orang lain, 〆 disetorkan secara tunai atau ditransfer ke tertentu sebagai hasil placement ke tempat lain melalui
berbagai rekening yang berbeda atas nama orang-orang serangkaian transaksi yang kompleks dan didesain
yang berbeda pula, atau 〆 dipakai untuk menambah untuk menyamarkan dan menghilangkan jejak sumber
modal usaha atau bisnis legal Setelah dicuci, harta dana tersebut. 3) Penggabungan (integration) à upaya
menggabungkan/menggunakan harta kekayaan yang
telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung,
diinvestasikan ke dalam berbagai jenis produk
keuangan dan bentuk material lainnya, dipergunakan
untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah, ataupun
untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana.
Tipologi pencucian uang, Modus operandi pencucian
uang dari waktu ke waktu semakin kompleks
menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang
cukup rumit. Hal itu terjadi baik pada tahap placement,
layering, maupun integration, sehingga dalam
penanganannya membutuhkan peningkatan
kemampuan secara sistematis dan berkesinambungan.
Pe n e m p a t a n, Beberapa modus penempatan
tersebut di antaranya : • Menempatkan uang dalam
sistem perbankan • Menyelundupkan uang atau harta
hasil tindak pidana ke negara lain • Melakukan
konversi harta hasil tindak pidana • Melakukan
penempatan secara elektronik • Memecah-mecah
transaksi dalam jumlah yang lebih kecil ( structuring) •
Menggunakan beberapa pihak lain dalam melakukan
transaksi ( smurfing )
Pemisahan atau Pelapisan (Layering), Beberapa
modus layering tersebut di antaranya: • Transfer dana
secara elektronik • Transfer melalui kegiatan
perbankan lepas pantai (offshore banking) • Transaksi
menggunakan perusahaan boneka (shell corporation)
Penggabungan (Integration), Beberapa modus
Integration tersebut di antaranya: • Melakukan
investasi pada suatu kegiatan usaha • Penjualan dan
pembelian aset • Pembiayaan korporasi
Pengertian tindak pidana pendanaan terorisme,
Dengan diundangkannya Undang-Undang nomor 9
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
tindak Pidana Pendanaan Terorisme, Indonesia telah
memiliki dasar pijakan yang kuat untuk
memaksimalkan pencegahan dan pemberantasannya.
Tindak pidana pendanaan terorisme à perbuatan
apapun yang berkaitan dana, baik langsung atau tidak
langsung dengan maksud atau diketahui untuk kegiatan
terorisme, organisasi teroris, atau Yang membedakan
Anti Pencucian Uang dibandingkan dengan pendanaan
terorisme adalah bahwa dalam pendanaan terorisme
tidak mempertimbangkan apakah dananya bersumber
dari kegiatan yang sah atau ilegal, sedangkan dalam
anti pencucian uang selalu sumber dananya dari hasil
tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai