TOPIK MODUL
FASILITATOR
2
KETENTUAN UMUM
1. BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
2. Tingkat Kesehatan BPR adalah hasil penilaian kondisi BPR yang dilakukan
terhadap faktor profil risiko, tata kelola, rentabilitas, dan permodalan BPR.
3. Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat Kesehatan
BPR.
KEWAJIBAN PENILAIAN TKS BPR
(1) BPR wajib memelihara dan/atau meningkatkan Tingkat Kesehatan BPR dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
(2) Direksi dan Dewan Komisaris BPR wajib:
a. memastikan upaya untuk memelihara dan memantau Tingkat Kesehatan BPR; dan
b. melakukan langkah yang diperlukan untuk memelihara dan/atau meningkatkan Tingkat
Kesehatan BPR,
(3) BPR yang melanggar ketentuan dan/atau anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang melanggar ketentuan dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(4) Dalam hal: BPR, anggota Direksi, dan/atau anggota Dewan Komisaris telah dikenai sanksi
administratif dan tetap melanggar dapat dikenai sanksi administratif berupa:
a. larangan melakukan ekspansi kegiatan usaha dan/atau jaringan kantor; dan/atau
b. penghentian sementara sebagian kegiatan operasional BPR
PENILAIAN TKS BPR
1. BPR wajib melakukan penilaian sendiri atas Tingkat Kesehatan BPR setiap semester untuk posisi
akhir bulan Juni dan Desember.
2. Hasil penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR wajib mendapat persetujuan dari Direksi dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris.
3. BPR wajib menyampaikan hasil penilaian sendiri Tingkat Kesehatan setiap semester untuk posisi
akhir bulan Juni dan Desember kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk:
a. penilaian Tingkat Kesehatan BPR posisi akhir bulan Juni, disampaikan paling lambat pada
tanggal 31 Juli; dan
b. penilaian Tingkat Kesehatan BPR posisi akhir bulan Desember, disampaikan paling lambat pada
tanggal 31 Januari
4. Hasil penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR dilaporkan secara daring melalui system pelaporan
OJK. Dalam hal sistem pelaporan OJK belum tersedia, laporan disampaikan secara luring.
PENILAIAN PROFIL RISIKO
1. Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional BPR yang dilakukan terhadap 6
(enam) jenis risiko:
a. risiko kredit;
b. risiko operasional;
c. risiko kepatuhan;
d. risiko likuiditas;
e. risiko reputasi; dan
f. risiko strategis.
2. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis
BPR, baik yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat dikuantifikasi, yang
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi keuangan BPR.
3. Penilaian KPMR mencerminkan penilaian atas kecukupan sistem pengendalian risiko yang
mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko, paling sedikit mencakup penilaian
terhadap 4 (empat) pilar yaitu: pengawasan Direksidan Dewan Komisaris. kecukupan
kebijakan, prosedur, dan limit risiko; kecukupan proses dan sistem; dan sistem
pengendalian intern yang menyeluruh.
PENILAIAN PROFIL RISIKO
2. BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp15.000.000.000,00 dan kurang dari a. risiko kredit;
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) b. risiko operasional;
3. BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 namun memiliki total c. risiko kepatuhan; dan
aset kurang dari Rp300.000.000.000,00 dan memenuhi kondisi: d. risiko likuiditas.
a. memiliki kurang dari 10 (sepuluh) kantor cabang; dan
b. tidak melakukan kegiatan sebagai penerbit kartu Anjungan Tunai Mandiri atau kartu
debit
4. BPR yang memiliki modal inti lebih dari Rp50.000.000.000,00 a. risiko kredit;
5. BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 namun memiliki total aset b. risiko operasional;
paling sedikit Rp300.000.000.000,00 dan memenuhi kondisi: c. risiko kepatuhan;
a. memiliki paling sedikit 10 (sepuluh) kantor cabang; dan/atau d. risiko likuiditas;
b. melakukan kegiatan sebagai penerbit kartu Anjungan Tunai Mandiri atau kartu debit, e. risiko reputasi; dan
f. risiko strategis.
PENILAIAN PROFIL RISIKO BERDASARKAN KATEGORI BPR
3. BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 c. risiko kepatuhan;
(lima puluh miliar rupiah) namun memiliki produk, layanan, jasa, d. risiko likuiditas;
dan/atau kegiatan lain yang menambah eksposur risiko. e. risiko reputasi; dan
f. risiko strategis.
PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA
a. Penilaian faktor tata kelola merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen BPR atas penerapan
prinsip tata kelola yang baik. Penilaian faktor tata kelola dilakukan berdasarkan analisis atas:
1) Penerapan prinsip tata kelola yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi atau profesional, dan kewajaran.
2) Kecukupan struktur, proses, dan hasil penerapan tata kelola yang mencakup 11 (sebelas) faktor
penilaian penerapan tata kelola yaitu:
a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab f) penerapan fungsi audit intern;
Direksi; g) penerapan fungsi audit ekstern;
b) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab h) penerapan manajemen risiko, termasuk
Dewan Komisaris; sistem pengendalian intern;
c) kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau i) batas maksimum pemberian kredit;
fungsi komite; j) rencana bisnis BPR; dan
d) penanganan benturan kepentingan; k) transparansi kondisi keuangan dan non
e) penerapan fungsi kepatuhan; keuangan.
PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA
b. Pedoman dan tata cara penilaian terhadap faktor tata kelola lebih lanjut sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan tata kelola.
c. Penyampaian dan publikasi laporan penerapan tata kelola Dalam TKS dilaksanakan sejak posisi
laporan bulan Desember 2022 dilakukan paling lambat tanggal 31 Januari untuk laporan posisi
tanggal 31 Desember
d. Untuk penilaian tingkat kesehatan posisi bulan Juni, BPR mempertimbangkan penilaian sendiri atas
penerapan tata kelola posisi Desember tahun sebelumnya yang disesuaikan dengan perkembangan
kondisi atau permasalahan dalam penerapan tata kelola selama 6 (enam) bulan terakhir.
PENILAIAN FAKTOR RENTABILITAS
a. Penilaian faktor rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan BPR dalam
menghasilkan laba untuk mendukung permodalan dan kegiatan operasional yang meliputi penilaian
terhadap kinerja rentabilitas dan tingkat efisiensi operasional BPR.
b. Penilaian aspek kuantitatif faktor rentabilitas merupakan penilaian terhadap 3 (tiga) komponen, yaitu:
1) Return on Asset (ROA);
2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO); dan
3) Net Interest Margin (NIM)
c. Penilaian aspek kualitatif, yaitu:
1) penilaian sumber rentabilitas, ditunjukkan dengan penilaian atas kontribusi komponen pendapatan
yang mendukung rentabilitas;
2) penilaian kesinambungan rentabilitas, ditunjukkan dengan penilaian atas prospek rentabilitas di
masa datang; dan/atau
3) penilaian manajemen rentabilitas, ditunjukkan dengan penilaian atas kemampuan BPR dalam
mengelola rentabilitas.
PENILAIAN FAKTOR PERMODALAN
a. Penilaian faktor permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal BPR yang
mencerminkan dukungan keuangan dalam pelaksanaan aktivitas BPR untuk menyerap potensi
kerugian saat ini dan waktu mendatang.
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, tren, struktur, stabilitas permodalan, dan
perbandingan kinerja BPR dengan kinerja industri atau peer group.
b. Penilaian aspek kuantitatif faktor permodalan merupakan penilaian terhadap 2 (dua) komponen
yaitu:
1) Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM); dan
2) Rasio Modal Inti terhadap Aset Produktif Bermasalah.
c. Penilaian aspek kualitatif faktor permodalan merupakan penilaian terhadap: manajemen
permodalan, ditunjukkan dengan penilaian atas pemahaman Direksi dan Dewan Komisaris terhadap
pengelolaan modal, kebijakan dan prosedur pengelolaan modal, perencanaan modal, dan penilaian
kecukupan modal.
Kemampuan akses permodalan, ditunjukkan dengan penilaian atas akses sumber modal baik yang
berasal dari internal dan eksternal, misalnya kinerja rentabilitas yang mendukung permodalan atau
pihak lain yang dapat mendukung permodalan BPR.
SESI
RSEOJK
TATA CARA PENILAIAN TKS BPR
14
TAHAPAN PENILAIAN
1. Penilaian Risiko inheren merupakan penilaian atas Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis BPR,
baik yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat dikuantifikasi, yang berpotensi
memengaruhi posisi keuangan BPR.
2. Karakteristik Risiko inheren BPR ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain
strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas BPR, kondisi industri
perbankan serta kondisi makro ekonomi.
3. Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan memerhatikan parameter atau indikator yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
4. Hasil penialian terhadap risiko inheren dikategorikan menjadi 5 (lima), yaitu yaitu:
1) Peringkat 1 (Sangat Rendah),
2) Peringkat 2 (Rendah),
3) Peringkat 3 (Sedang),
4) Peringkat 4 (Tinggi), dan
5) Peringkat 5 (Sangat Tinggi).
PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO (KPMR)
1. Penilaian tingkat KPMR bertujuan untuk menilai kecukupan sistem pengendalian Risiko.
2. Penilaian tingkat KPMR dilakukan dengan memperhatikan parameter atau indikator yang bersifat
kualitatif.
3. Penetapan peringkat parameter KPMR dilakukan melalui analisis secara komprehensif dengan
memperhatikan keterkaitan antara satu parameter penilaian dengan parameter lainnya, dan tidak
dipengaruhi oleh Risiko inheren yang dimiliki oleh BPR.
4. Hasil Penetapan tingkat KPMR untuk masing-masing jenis Risiko dikategorikan ke dalam 5
peringkat:
1) Peringkat 1 (sangat memadai),
2) Peringkat 2 (memadai),
3) Peringkat 3 (cukup memadai),
4) Peringkat 4 (kurang memadai), dan
5) Peringkat 5 (tidak memadai).
Form 0101
Kertas Kerja Risiko Inheren Kredit
Nama BPR :
Periode :
Parameter Sandi Rasio Nilai Analisis
Komposisi Portfolio Aset dan Tingkat Konsentrasi 1210
Kredit
1. Rasio aset produktif terhadap total aset 1211
2. Rasio kredit yang diberikan terhadap total aset produktif 1212
3. Rasio 25 debitur terbesar terhadap total kredit yang 1213
diberikan
4. Rasio kredit per sektor ekonomi terhadap total kredit 1214
yang diberikan
Kualitas aset 1220
1. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 1221
2. Rasio kredit bermasalah neto terhadap total kredit yang 1222
diberikan (NPL Net)
3. Rasio kredit kualitas rendah terhadap total kredit yang 1223
diberikan
Strategi penyediaan dana 1230
Faktor eksternal 1240
Tingkat Risiko Inheren Kredit 1292
Kertas Kerja KPMR Kredit
Nama BPR
Periode
Parameter Sandi Nilai Analisis
Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris 1310
1. Apakah Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan 1311
Manajemen Risiko kredit yang disusun oleh Direksi dan melakukan evaluasi
secara berkala?
2. Apakah Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi terhadap 1312
pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko
kredit secara berkala dan memastikan tindak lanjut hasil evaluasi dimaksud?
3. Apakah Direksi telah menyusun kebijakan Manajemen Risiko kredit, 1313
melaksanakan secara konsisten, dan melakukan pengkinian secara berkala?
4. Apakah Direksi telah memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang 1314
diperlukan dalam rangka mitigasi risiko kredit, dan melakukan komunikasi
kebijakan Manajemen Risiko kredit terhadap seluruh jenjang organisasi BPR?
5. Apakah BPR telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit 1315
dan fungsi Manajemen Risiko kredit?
6. Apakah Direksi telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka 1316
penerapan Manajemen Risiko kredit?
Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Limit 1320
7. Apakah BPR telah memiliki kebijakan Manajemen Risiko kredit yang memadai 1321
dan disusun dengan mempertimbangkan visi, misi, skala usaha dan
kompleksitas bisnis, serta kecukupan SDM?
Kertas Kerja KPMR Kredit
Nama BPR
Periode
Parameter Sandi Nilai Analisis
8. Apakah BPR: Memiliki prosedur manajemen risiko kredit dan penetapan limit risiko 1322
kredit yang ditetapkan oleh Direksi; Melaksanakan prosedur Manajemen Risiko kredit
dan penetapan limit risiko kredit secara konsisten untuk seluruh aktivitas; dan
Melakukan evaluasi dan pengkinian terhadap prosedur Manajemen Risiko kredit dan
penetapan limit risiko kredit secara berkala?
9. Apakah BPR telah memiliki kebijakan dan prosedur penerbitan produk dan/atau 1323
pelaksanaan aktivitas baru yang mencakup identifikasi dan mitigasi risiko kredit sesuai
dengan ketentuan?
Kecukupan Proses dan Sistem 1330
10. Apakah BPR telah melaksanakan proses Manajemen Risiko kredit yang melekat pada 1331
kegiatan usaha BPR yang terkait dengan Risiko kredit?
11. Apakah BPR telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung 1332
Direksi dalam pengambilan keputusan terkait risiko kredit serta telah dilaporkan
kepada Direksi secara berkala?
Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh 1340
12. Apakah SKAI atau PEAI telah melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan 1341
manajemen risiko kredit, menyampaikan laporan hasil audit intern, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan?
13. Apakah sistem pengendalian intern terhadap risiko kredit telah dilaksanakan oleh 1342
seluruh jenjang organisasi BPR?
Tingkat KPMR 1350
Form 0201
Kertas Kerja Risiko Inheren Operasional
Nama BPR
Periode
Parameter Sandi Nilai Analisis
Kompleksitas bisnis dan kelembagaan 2210
1. Skala usaha dan struktur organisasi 2211
2. Jaringan kantor, Rentang kendali dan lokasi kantor cabang 2212
3. Keberagaman produk dan/atau jasa 2213
4. Tindakan korporasi 2214
Sumber daya manusia (SDM) 2220
1. Kecukupan kuantitas dan kualitas SDM 2221
2. Permasalahan operasional karena faktor manusia (human error) 2222
Penyelenggaraan teknologi informasi (TI) 2230
Pilar penyimpangan (Fraud) 2240
Faktor eksternal 2250
Tingkat Risiko Inheren Operasional 2292
Form 0202
Kertas Kerja KPMR Operasional
Nama BPR
Periode
Parameter Sandi Nilai Analisis
Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris 2310
1. Apakah Dewan Komisaris telah melakukan persetujuan terhadap kebijakan manajemen
risiko operasional yang disusun oleh Direksi dan melakukan evaluasi secara berkala? 2311
Berdasarkan penilaian terhadap Risiko inheren dan KPMR untuk masing-masing Risiko, selanjutnya ditentukan tingkat Risiko.
Tingkat Risiko dapat ditentukan berdasarkan matriks penetapan tingkat Risiko sebagai berikut:
MATRIKS PENILAIAN FAKTOR PROFIL RISIKO BPR
Penentuan peringkat profil risiko didasarkan atas hasil penilaian 6 jenis risiko yang wajib dinilai BPR
Tingkat
Tingkat Kualitas
Jenis Risiko Risiko Tingkat Risiko
Manajemen Risiko
Inheren
Risiko Kredit
Risiko Operasional
Risiko Kepatuhan
Risiko Likuiditas
Risiko Reputasi
Risiko Stratejik
Peringkat Komposit Peringkat Profil Risiko
PERINGKAT FAKTOR PROFIL RISIKO
Berdasarkan penetapan tingkat Risiko untuk setiap jenis risiko selanjutkan menentukan
peringkat profil risiko.
Peringkat faktor profil risiko ditetapkan ke dalam 5 (lima) peringkat yaitu:
1. Peringkat 1 (sangat rendah),
2. Peringkat 2 (rendah),
3. Peringkat 3 (sedang),
4. Peringkat 4 (tinggi), dan
5. Peringkat 5 (sangat tinggi).
Urutan peringkat faktor profil risiko yang lebih kecil mencerminkan semakin rendahnya
risiko yang dihadapi oleh BPR
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PROFIL RISIKO
Peringkat Definisi
Peringkat 1 Profil Risiko BPR yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain
(Sangat Rendah) sebagai berikut:
a. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan BPR, kemungkinan kerugian yang
dihadapi BPR dari risiko inheren tergolong sangat rendah selama periode waktu tertentu pada
masa yang akan datang.
b. KPMR sangat memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut dapat
diabaikan.
Peringkat 2 Profil Risiko BPR yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain
(Rendah) sebagai berikut:
a. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan BPR, kemungkinan kerugian yang
dihadapi BPR dari risiko inheren tergolong rendah selama periode waktu tertentu pada masa yang
akan datang.
b. KPMR memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut perlu mendapatkan
perhatian manajemen.
Peringkat 3 Profil Risiko BPR yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain
(Sedang) sebagai berikut:
a. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan BPR, kemungkinan kerugian yang
dihadapi BPR dari risiko inheren tergolong sedang selama periode waktu tertentu pada masa yang
akan datang.
b. KPMR cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan
yang membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PROFIL RISIKO
Peringkat Definisi
Peringkat 4 Profil Risiko BPR yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain
(Tinggi) sebagai berikut:
a. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan BPR, kemungkinan kerugian yang
dihadapi BPR dari risiko inheren tergolong tinggi selama periode waktu tertentu pada masa yang
akan datang.
b. KPMR kurang memadai. Terdapat kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko yang
membutuhkan tindakan korektif segera.
Peringkat 5 Profil Risiko BPR yang termasuk dalam peringkat ini pada umumnya memiliki karakteristik antara lain
(Sangat Tinggi) sebagai berikut:
a. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan BPR, kemungkinan kerugian yang
dihadapi BPR dari risiko inheren tergolong sangat tinggi selama periode waktu tertentu pada masa
yang akan datang.
b. KPMR tidak memadai. Terdapat kelemahan signifikan pada berbagai aspek manajemen risiko yang
tindakan penyelesaiannya di luar kemampuan manajemen
Peringkat profil risiko sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank
perkreditan rakyat.
TATA CARA PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA
1. Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas)
Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan
infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola.
2. Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang
digunakan sebagai Skala Penerapan penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5
dengan kententuan sebagai berikut:
a. Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak
diterapkan/dipenuhi.
b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar
belum diterapkan/dipenuhi.
c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah
diterapkan/dipenuhi.
d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah
diterapkan/dipenuhi.
e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya
diterapkan/dipenuhi.
TATA CARA PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA
3. Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2,
nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan struktur dan
infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada
masing masing faktor.
4. Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot
struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk bobot proses penerapan Tata Kelola; dan 10%
untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.
5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-
masing faktor.
6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor
sesuai Tabel 1.
Keterangan :
Bobot A :
BPR modal inti < Rp50
milyar total aset < Rp10
milyar
Bobot B :
BPR modal inti < Rp50
milyar total aset paling
sedikit Rp10.000.000.000,00
milyar
Bobot C :
BPR modal inti paling sedikit
Rp50 milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80 milyar
Bobot D :
BPR modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00
(delapan puluh milyar
7. Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka
6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan Nilai Komposit.
8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan
Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2.
9. Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak
Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2, Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai
BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.
TATA CARA PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA
Peringkat Definisi
Peringkat 1 BPR memiliki penerapan tata kelola yang sangat baik.
Peringkat 2 BPR memiliki penerapan tata kelola yang baik.
Peringkat 3 BPR memiliki penerapan tata kelola yang cukup baik.
Peringkat 4 BPR memiliki penerapan tata kelola yang kurang baik.
Peringkat 5 BPR memiliki penerapan tata kelola yang tidak baik.
Peringkat tata kelola sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan
tata kelola bagi bank perkreditan rakyat.
TATA CARA PENILAIAN FAKTOR RENTABILITAS
Peringkat 1 Rentabilitas sangat memadai, laba melebihi target, dan mendukung pertumbuhan permodalan.
BPR yang termasuk dalam Peringkat 1 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh
karakteristik sebagai berikut:
a. Kinerja BPR dalam menghasilkan laba (rentabilitas) sangat memadai.
b. Sumber utama rentabilitas yang berasal dari core earnings sangat dominan.
c. Komponen yang mendukung core earnings sangat stabil.
d. Kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba pada masa datang
sangat tinggi.
Peringkat 2 Rentabilitas memadai, laba melebihi target, dan mendukung pertumbuhan permodalan. BPR yang
termasuk dalam Peringkat 2 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik
sebagai berikut:
a. Kinerja BPR dalam menghasilkan laba atau rentabilitas memadai.
b. Sumber utama rentabilitas yang berasal dari core earnings dominan.
c. Komponen yang mendukung core earnings stabil.
d. Kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba pada masa datang
tinggi.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR RENTABILITAS
Peringkat 5 Rentabilitas tidak memadai, laba tidak memenuhi target dan tidak dapat diandalkan serta segera
memerlukan peningkatan kinerja laba untuk memastikan kelangsungan usaha BPR. BPR yang
termasuk dalam Peringkat 5 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik
sebagai berikut:
a. BPR mengalami kerugian yang signifikan.
b. Sumber utama rentabilitas berasal dari noncore earnings.
c. Komponen yang mendukung core earnings tidak stabil.
d. Kerugian BPR memengaruhi permodalan secara signifikan.
TATA CARA PENILAIAN FAKTOR PERMODALAN
Penetapan peringkat faktor permodalan dilakukan dengan menilai aspek kuantitatif dan kualitatif, sebagai berikut:
Dalam penilaian aspek kuantitatif, BPR menetapkan peringkat komponen permodalan dengan cara terlebih
dahulu menghitung masing-masing komponen permodalan dan menetapkan peringkat masing-masing komponen
permodalan.
Selanjutnya, BPR mempertimbangkan penilaian aspek kualitatif yang merupakan penilaian terhadap
manajemen permodalan dan/atau kemampuan akses permodalan.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN
Peringkat Definisi
Peringkat 1 BPR memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang sangat memadai relatif terhadap
kondisi risiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai
dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR. BPR yang termasuk
dalam Peringkat 1 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik
sebagai berikut:
a. BPR memiliki tingkat permodalan yang sangat memadai, sangat mampu
mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi, dan mendukung ekspansi usaha BPR ke
depan.
b. Kualitas komponen permodalan pada umumnya sangat baik, permanen, dan dapat
menyerap kerugian.
c. BPR telah melakukan simulasi dengan hasil yang dapat menutup seluruh Risiko yang
dihadapi dengan sangat memadai.
d. BPR memiliki manajemen permodalan yang sangat baik dan/atau memiliki proses
penilaian kecukupan modal yang sangat baik sesuai dengan strategi dan tujuan bisnis
serta kompleksitas usaha dan skala BPR.
e. BPR memiliki akses sumber permodalan yang sangat baik dan/atau memiliki
dukungan permodalan dari pemegang saham.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN
Peringkat Definisi
Peringkat 2 BPR memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai relatif terhadap
kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang kuat sesuai dengan
karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR. BPR yang termasuk dalam
Peringkat 2 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai
berikut:
a. BPR memiliki tingkat permodalan yang memadai dan dapat mengantisipasi hampir
seluruh risiko yang dihadapi.
b. Kualitas komponen permodalan pada umumnya baik, permanen, dan dapat
menyerap kerugian.
c. BPR telah melakukan simulasi dengan hasil yang dapat menutup seluruh Risiko
yang dihadapi dengan memadai.
d. BPR memiliki manajemen permodalan yang baik dan/atau memiliki proses penilaian
kecukupan modal yang baik.
e. BPR memiliki akses sumber permodalan yang baik dan/atau terdapat dukungan
permodalan dari pemegang saham.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN
Peringkat Definisi
Peringkat 3 BPR memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang cukup memadai relatif terhadap
kondisi risiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang cukup kuat sesuai dengan
karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR. BPR yang termasuk dalam Peringkat
3 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut:
a. BPR memiliki tingkat permodalan yang cukup memadai, dan cukup mampu
mengantisipasi risiko yang dihadapi.
b. Kualitas komponen permodalan pada umumnya cukup baik, cukup permanen, dan cukup
dapat menyerap kerugian.
c. BPR telah melakukan simulasi dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang
dihadapi dengan cukup memadai.
d. BPR memiliki manajemen permodalan yang cukup baik dan/atau memiliki proses
penilaian kecukupan modal yang cukup baik.
e. BPR memiliki akses sumber permodalan yang cukup baik, namun dukungan dari
pemegang saham dilakukan tidak secara eksplisit.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN
Peringkat Definisi
Peringkat 4 BPR memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang kurang memadai relatif
terhadap kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang lemah
dibandingkan dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha BPR.
BPR yang termasuk dalam Peringkat 4 memenuhi seluruh atau sebagian besar dari
contoh karakteristik sebagai berikut:
a. BPR memiliki tingkat permodalan yang kurang memadai dan tidak dapat
mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi.
b. Kualitas komponen permodalan pada umumnya kurang baik, kurang permanen,
dan kurang dapat menyerap kerugian.
c. BPR telah melakukan simulasi dengan hasil yang kurang dapat menutup seluruh
risiko yang dihadapi.
d. BPR memiliki manajemen permodalan yang kurang baik dan/atau memiliki
proses penilaian kecukupan modal yang kurang baik.
e. BPR kurang mampu melakukan akses pada sumber permodalan, dan tidak
terdapat dukungan dari pemegang saham.
DEFINISI PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN
Peringkat Definisi
Peringkat 5 BPR memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang tidak memadai relatif
terhadap kondisi risiko, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang
sangat lemah dibandingkan dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas
usaha BPR. BPR yang termasuk dalam Peringkat 5 memenuhi seluruh atau
sebagian besar dari contoh karakteristik sebagai berikut:
a. BPR memiliki tingkat permodalan yang tidak memadai, sehingga Bank harus
menambah modal untuk mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi pada saat
kondisi normal dan pada saat kondisi krisis.
b. Kualitas instrumen permodalan pada umumnya tidak baik, tidak permanen, dan
tidak dapat menyerap kerugian.
c. BPR telah melakukan simulasi dengan hasil yang tidak dapat menutup seluruh
risiko yang dihadapi.
d. BPR memiliki manajemen permodalan yang tidak baik dan/atau memiliki
proses penilaian kecukupan modal yang tidak baik.
e. BPR tidak mampu melakukan akses pada sumber permodalan dan tidak
terdapat dukungan dari pemegang saham.
PENENTUAN BOBOT FAKTOR TKS BPR
G GOVERNANCE/TATAKELOLA 30%
E EARNING/RENTABILITAS 15%
62
PENENTUAN PERINGKAT KOMPOSIT TKS BPR
63
PENENTUAN PERINGKAT KOMPOSIT TKS BPR
64
PENENTUAN PERINGKAT KOMPOSIT TKS BPR
66
PENENTUAN PERINGKAT KOMPOSIT TKS BPR
Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dapat dikinikan sewaktu-waktu dalam hal BPR memenuhi kondisi
tertentu sesuai dengan POJK TKS BPR. Pengkinian atas penilaian Tingkat Kesehatan BPR dapat
dilakukan di luar periode akhir bulan Juni dan Desember. Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta
BPR untuk menyampaikan hasil pengkinian penilaian sendiri Tingkat Kesehatan BPR sewaktu-
waktu dengan memberikan batas waktu penyampaian sesuai dengan kondisi BPR serta urgensi
kebutuhan pengawasan.
Sebagai contoh:
BPR menghadapi permasalahan signifikan pada bulan September akibat kerugian fraud yang
berdampak pada permodalan dan kinerja BPR secara keseluruhan. Pada bulan September,
dilakukan pengkinian penilaian tingkat kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi permasalahan
yang terjadi.
68
RENCANA TINDAK
1. Dalam hal berdasarkan hasil penilaian Tingkat Kesehatan BPR yang dilakukan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau hasil penilaian sendiri terdapat:
a. Faktor tata kelola dan/atau profil risiko BPR yang ditetapkan dengan peringkat 4 dan/atau
peringkat 5;
b. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPR yang ditetapkan dengan peringkat 4; dan/atau
c. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPR yang ditetapkan selain peringkat 4 atau peringkat 5,
namun berpotensi ditetapkan dalam pengawasan intensif atau terdapat permasalahan signifikan
yang perlu diatasi agar tidak mengganggu kelangsungan usaha BPR, BPR wajib menyampaikan
rencana tindak.
2. Permasalahan signifikan sebagaimana angka 1 hurup c termasuk BPR yang melakukan pelanggaran
ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan penerapan manajemen risiko kurang
memadai dan/atau tidak memadai.
3. Pelaksanaan kaji ulang dan penyampaian rencana tindak sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR, dilakukan sesuai dengan angka 1 dan 2
pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini.
69
RENCANA TINDAK
4. BPR menyusun dan menyampaikan rencana tindak dalam hal BPR memenuhi kondisi tertentu
sesuai dengan POJK TKS BPR. Rencana tindak antara lain meliputi:
a. memperbaiki penerapan manajemen risiko dengan langkah perbaikan yang nyata disertai
dengan target waktu penyelesaian. Sebagai contoh, pada BPR dengan tingkat risiko kredit
yang tinggi, rencana tindak yang dapat dilakukan adalah menurunkan tingkat risiko kredit
tersebut dengan memperbaiki kelemahan dalam kualitas penerapan manajemen risiko kredit
dan/atau menurunkan eksposur risiko kredit inheren;
b. memperbaiki penerapan tata kelola dengan langkah perbaikan yang nyata dan target waktu
penyelesaian. Sebagai contoh, pada BPR dengan peringkat 4, yang disebabkan karena
lemahnya fungsi kepatuhan akibat perangkapan jabatan yang berdampak pada pelaksanaan
tugas, BPR dapat memperbaiki kelemahan tersebut dengan pemenuhan struktur
sebagaimana ketentuan yang berlaku dan meningkatkan efektivitas fungsi kepatuhan dalam
proses bisnis BPR;
c. memperbaiki kinerja keuangan, antara lain peningkatan efisiensi dalam hal BPR mengalami
permasalahan rentabilitas; dan/atau
d. melakukan tambahan setoran modal secara tunai oleh pemegang saham dalam hal BPR
mengalami permasalahan permodalan.
70
RENCANA TINDAK
5. Laporan rencana tindak dan realisasi rencana tindak disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan, melalui:
a. bentuk salinan elektronik (softcopy) melalui surat elektronik resmi atau salinan cetak
(hardcopy) yang ditujukan kepada Kantor Regional Otoritas Jasa Keuangan atau Kantor
Otoritas Jasa Keuangan setempat sesuai dengan wilayah tempat kedudukan kantor pusat
BPR; atau
b. sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan dalam hal telah tersedia.
71
LAPORAN PENILAIAN SENDIRI
1. BPR menyampaikan laporan hasil penilaian sendiri atas Tingkat Kesehatan BPR kepada Otoritas
Jasa Keuangan dengan mengacu pada Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini paling lambat tanggal:
a. 31 Juli untuk penilaian Tingkat Kesehatan BPR posisi akhir bulan Juni; dan
b. 31 Januari untuk penilaian Tingkat Kesehatan BPR posisi akhir bulan Desember.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang telah disetujui oleh Direksi dan disampaikan
kepada Dewan Komisaris selanjutnya disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui
sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan pertama kali untuk posisi laporan bulan Desember
2022.
3. BPR dan BPRS menyiapkan laporan penilaian sendiri atas tingkat kesehatan dalam bentuk text
file (.txt) dan dokumen pendukung portable document format (pdf)
4. Dalam hal batas waktu penyampaian:
a. laporan profil risiko sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan
manajemen risiko; dan
b. laporan penerapan tata kelola sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
penerapan tata kelola,
jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Daerah, maka batas waktu penyampaian laporan adalah hari kerja berikutnya.
72
LAPORAN PENILAIAN SENDIRI TINGKAT KESEHATAN
Nama BPR :
Posisi :
Penilaian Posisi Laporan Penilaian Posisi Sebelumnya
Faktor/Komponen Rasio Peringkat Bobot Nilai Faktor Rasio Peringkat Bobot Nilai Faktor
(%) (a) (b) (c)=(a)*(b) (%) (a) (b) (c)=(a)*(b)
Profil Risiko
Tata Kelola
Rentabilitas
1. Return on Asset (ROA)
2. Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
3. Net Interest Margin (NIM)/
Net Imbalan (NI)
Permodalan
1. Rasio KPMM
1. Rasio MIAPB
Nilai Komposit (Penjumlahan dari Nilai Faktor)
Peringkat Komposit
Analisis Posisi Laporan
Kesimpulan Tingkat Kesehatan
1. Profil Risiko …..
2. Tata Kelola ….
3. Rentabilitas ….
4. Permodalan….
73