Anda di halaman 1dari 5

 Rangkuman pembicara 2 : Ibu Patricia (Deputi direktur laporan

dan Standar Akuntansi Department Penelitian dan Pengaturan


Perbankan, OJK).

- Gambaran besar dari beberapa hal yang dimilki oleh Perbankan yaitu :
1. UU Perbankan ;
2. Manajemen risiko, dan
3. Kualitas Aset (Ketentuan).
- Di dalam menjalankan perannya diatur di dalam UU Perbankan , Bank
harus melakukan kegiatan dengan prinsip kehati-hatian dan melakukan
penilaian dan penetapan kualitas asset.
-Di dalam melakukan kegiatan dengan prinsip kehati-hatian ini, UU
Perbankan dituangkan ke dalam beberapa bentuk yaitu dalam bentuk
Manajemen Risiko kemudian dalam bentuk Kualitas Aset.
-Penerapan dalam Manajemen Risiko.
Bank harus menghadapi beberapa risiko di dalam kegiatannya, yaitu :
1. Risiko Kredit.
2. Risiko Pasar (Karena Perubahan suku bunga dan Perubahan kurs).
3. Risiko Operasional
4. Risiko Hukum
5. Risiko Likuiditas ( Bagaimana bank harus memaintance likuiditas jangka
pendek dan jangka panjang).
6. Risiko Strategik, dan
7. Risiko Kepatuhan.
- Keterkaitan antar resiko ini ada apabila ada salah satu kreditur yang
bermasalah, yaitu tidak membayar cicilan tepat waktu,tidak membayar
kreditnya jatuh tempo secara tepat waktu. Hal ini juga mempengaruhi
terhadap risiko likuiditas.
- Bank juga menjaga risiko kredit tidak hanya melihat dari resiko nya saja
tetapi juga melihat dampaknya secara komprehensif terhadap resiko-
resiko lainnya.
- Dari sisi Kualitas Aset :
* OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menerbitkan 2 PJOK mengenai kualitas Aset
yaitu :
1. POJK No.40/ POJK 03/2019 (POJK Kualitas Aset) tentang PENILAIAN
KUALITAS ASET BANK UMUM, dimana Bank harus menyiapkan Cadangan
tertentu terhadap potensi kerugian.
Apakah kredit yang diberikan kepada kreditur akan dapat dikembalikan tepat
waktu? Tidak. Lalu apa penyebabnya?
1. Kondisi usaha ;
2. Resiko-resiko lain ( Ada debitur yang tidak melakukan pembayaran tepat
waktu).
Penyebab penyebab ini akan menimbulkan kredit bermasalah sehingga harus
di cadangkan baik oleh bank sejak awal.
2. POJK No. 42/ POJK.03/2019 (POJK PPKB), mengenai KEWAJIBAN
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU
PEMBIAYAAN BAGI BANK UMUM.

- POJK No. 42/ POJK.03/2019 (POJK PPKB).


Bank wajib memilki / menyusun kebijakan perkreditan yang disetujui oleh
Dewan Komisaris antara lain,yaitu :
1. Prinsip Kehati-hatian,
2. Harus memilki Operasional/Organisasi dan Manajemen,
3. Kebijakan Persetujuan Kredit,
4. Dokumen dan Administrasi (termasuk di dalamnya laporan keuangan),
5. Pengawasan, dan
6. Bank harus memilki prosedur penanganan/penyelesaian kredit bermasalah.

- POJK No.40/ POJK 03/2019 (POJK Kualitas Aset).


Bank di dalam melakukan Assignment terhadap debitur – debiturnya dengan
melihat dari 3 Pilar, yaitu sebagai berikut :
 Pilar 1 – Prospek usaha.
Bank menilai banyak prospek usaha salah satunya adalah potensi
pertumbuhan usaha.
 Pilar 2 – Kinerja Debitur
Di pertimbangkan mengenai Profitabilitas, Struktur permodalan,Arus Kas,
dan Sensitivitas.
 Pilar 3 – Kemampuan Membayar
Salah satu hal yang dipertimbangkan dari beberapa isi dari pilar 3 ini adalah
ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur.

Selain ke - 2 (Dua) POJK Diatas juga terdapat POJK SILK.

 POJK SILK ( Sistem Informasi Layanan Keuangan) / Kalau dulu namanya


Bank Check-in.

 SILK adalah satu media pertukaran informasi yang di sediakan oleh


regulator dimana infomasi-informasi mengenai perkreditan disampaikan
oleh bank. SILK ini dibatasi, juga SILK ini bukan untuk Marketing , tetapi
informasi-informasi ini boleh digunakan oleh pelapor-pelapor lainnya
dan informasi nya juga digunakan pada saat seleksi kredit.
 Saat ini yang menjadi Pelapor adalah Lembaga keuangan yaitu Bank,
Bank Umum, DPR, LEASING, Perusahaan pembiayaan, beberapa
perusahaan sekuritas, yang memberikan pembiayaan margin (Pelapor
SILK), beberapa Koperasi besar yang menjalankan mandate dari
pemerintah dalam penyaluran kredit mikro.

Selain SILK, melihat informasi mengenai perkreditan dapat juga di akses


melalui Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP). Dan LPIP yang
aktif di Indonesia hanya ada 2(dua).

 Di dalam sistem layanan informasi keuangan terdapat serangkaian


informasi yang terdiri dari beberapa hal :
- Informasi mengenai Aset.
- Informasi mengenai Liabilitas ;
- Informasi mengenai Ekuitas ;
- Dan lain- lain.

Prosedur umum dalam Persetujuan Kredit .


Bank melakukan analisa terhadap debitur sebagai berikut :
1 . Permohonan Kredit ;
2. Analisa Kredit ;
3. Rekomendasi Kredit , dan
4. Pemberian Persetujuan Kredit.

 DI POJK No.40/POJK.03/2019 , OJK juga mewajibkan bank yaitu :


1. Bank wajib memilki ketentuan yang mengatur Prosedur/
Peningkatan antara bank dengan debitur yang
mewajibkan/mengharuskan debitur untuk menyampaikan Laporan
Keuangan dan Laporan Keuangan Audit ( Laporan Keuangan adalah
Informasi Utama, dan dimana Laporan keuangan audit itu dikaitkan
dengan jumlah fasilitas).
2. Pada saat debitur mengalami kegagalan, bank di wajibkan
melakukan Evaluasi Restrukturisasi bagi debitur yang masih dapat di
selamatkan dan yang masih memilki prospek usaha ( Dalam menilai
Prospek usaha ini diwajibkan ada penyediaan terkait laporan
keuangan dari debitur-debitur tersebut).
3. Bank wajib melakukan Pemantauan restrukturisasi

 Besaran Fasilitas kredit yang wajib di audit ditentukan oleh masing-


masing bank.
 Besaran Plafon yang wajib di audit ditentukan oleh masing-masing
bank.

- Secara umum laporan keuangan untuk debitur bank sudah baik, tetapi
masih ada ditemui beberapa kelemahan yang perlu di perbaik.
- Dalam rangka Manajemen risiko kredit, Beberapa bank menentukan
daftar KAP rekanan.
Dilakukannya penentuan daftar KAP rekanan ini didasari karena
beberapa hal yaitu :
1. Belum tersedia data memadai untuk dilakukan cross check ( Salah
satunya adalah untuk mengantisipasi laporan Palsu, antisipasi dari
keakurasian/keakuratan laporan, dan sebagainya).
2. Terdapat praktik kurang professional.
3. Tingkat keyakinan bank terhadap kualitas audit dari setiap KAP.

 Untuk perbankan yang sehat harus memilki Aset yang sehat,dan


harus memilki kredit yang sehat. Dimana kredit yang sehat ini di
pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah Informasi
Keuangan Independen yang menjadi kebutuhan peran dari Jasa
Akuntansi Publik.

Anda mungkin juga menyukai