Anda di halaman 1dari 7

PT.

Buana Finance

1. Proses Identifikasi
1) Perusahaan wajib melakukan analisis paling sedikit terhadap karakteristik risiko yang
melekat pada Perusahaan dan risiko dari kegiatan usaha Perusahaan.
2) Perusahaan wajib melakukan paling sedikit evaluasi berkala terhadap kesesuaian asumsi
sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko; serta penyesuaian
terhadap perubahan kegiatan usaha Perusahaan dan faktor risiko yang bersifat material.
3) Perusahaan wajib melaksanakan proses pengendalian risiko untuk mengelola risiko
tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Perusahaan.
4) Terkait dengan pemantauan risiko, Perusahaan wajib melakukan paling sedikit evaluasi
terhadap eksposur risiko dan penyesuaian terhadap proses pelaporan dalam hal terdapat
perubahan: kegiatan usaha, faktor risiko, teknologi informasi, dan system informasi
manajemen risiko Perusahaan yang bersifat material.
2. a) Risiko kredit
Yang termasuk risiko kredit akibat kegagalan debitur antara lain:
1) Risiko konsentrasi kredit merupakan risiko yang timbul akibat terkonsentrasinya
penyediaan dana kepada 1 (satu) pihak atau sekelompok pohak, industry, sektor, dan/atau
area geografis tertentu yang berpotensi menimbulkan kerugian cukup besar yang dapat
mengancam kelangsungan usaha Perusahaan.
2) Counterparty credit risk merupakan risiko yang timbul akibat terjadinya kegagalan pihak
lawan dalam memenuhi kewajibannya dan timbul dari jenis transaksi yang memiliki
karakteristik tertentu, misalnya transaksi yang dipengaruhi oleh pergerakan nilai wajar atau
nilai pasar.
3) Settlement risk merupakan risiko yang timbul akibat kegagalan penyerahan kas dan/atau
instrument keuangan pada tanggal penyelesaian (settlement date) yang telah disepakati dari
transaksi penjualan dan/atau pembelian instrument keuangan.
b) Risiko pasar
Dalam menilai risiko inheren atas risiko pasar, parameter atau indikator yang digunakan
paling sedikit adalah:
(a) Strategi dan kebijakan bisnis terkait dengan risiko pasar
(b) Volume dan komposisi portofolio asset yang terekspos risiko pasar; dan
(c) Volume dan komposisi portofolio liabilitas yang terekspos risiko pasar.
c) Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Perusahaan yang disebabkan karena berbagai macam sumber,
antara
lain:
(a) Kelemahan sumber daya manusia;
(b) Kelemahan proses internal;
(c) Kejadian eksternal yang berdampak buruk terhadap Perusahaan.
Dalam menilai risiko inheren atas risiko operasional, parameter atau indikator yang
digunakan
paling sedikit adalah:
(a) Kompleksitas organisasi dan kegiatan usaha;
(b)Sumber daya manusia;
(c) Sistem teknologi dan informasi;
(d)Risiko kecurangan;
(e)Gangguan terhadap bisnis dan organisasi; dan
(f) Tingkat interaksi dan ketergantungan Perusahaan.

3. Risiko inheren, merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis
Perusahan, yang dilakukan dengan memperhatikan parameter atau indikator yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Perusahaan.
Karakteristik risiko inheren Perusahaan ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal
dikategorikan ke dalam 5 (lima) peringkat sebagai berikut:
1. Peringkat 1 (rendah)
2. Peringkat 2 (sedang rendah)
3. Peringkat 3 (sedang)
4. Peringkat 4 (sedang tinggi)
5. Peringkat 5 (tinggi)
b. Kualitas penerapan manajemen risiko, dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat, yaitu:
1. Peringkat 1 (kuat);
2. Peringkat 2 (agak kuat);
3. Peringkat 3 (cukup);
4. Peringkat 4 (agak lemah); dan
5. Peringkat 5 (lemah).

4. Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau


pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis yang disebabkan karena berbagai macam sumber, antara lain:
(a) Menetapkan strategi yang kurang sejalan dengan visi dan misi Perusahaan;
(b) Melakukan analisa lingkungan strategus yang tidak komprehensif;
(c) Terdapat ketidaksesuaian rencana strategis antar level strategis;
(d) Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis seperti perubahan
teknologi, perubahan kondisi ekonomi makro, kompetisi di pasar, dan perubahan kebijakan
otoritas terkait.
Dalam menilai risiko inheren atas risiko strategis, parameter atau indikator yang digunakan
paling sedikit adalah:
(a) Kesesuaian strategi bisnis dengan kondisi lingkungan usaha;
(b) Pilihan strategi: strategi berisiko tinggi dan strategi berisiko rendah;
(c) Posisi strategi Perusahaan di industri;
(d) Pencapaian realisasi bisnis Perusahaan
Penangulangan Resiko PT Maskapai Reasuransi Indonesia

Indentifikasi Resiko

1. Perusahaan melakukan identifikasi seluruh risiko secara berkaia, yaitu satu kali dalam setahun.
2. Perusahaan mempunyai metode dalam mengidentifikasi risiko pada seluruh produk dan aktifitas
bisnis perusahaan.
3. Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko baik dari produk dan
aktivitas Perusahaan, dan untuk risiko dari produk ataupun aktivitas yang baru diperkenalkan atau
dijalankan sebelumnya sudah melalui proses Manajemen risiko.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko dan permodalan antara lain:underwriting, makroekonomi,
operasional, strategi, risiko likuiditas dan tambahan risiko yang berasal dari anggota grup.

Klasifikasi Resiko

1. Risiko Kepengurusan
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
a. Penunjukan dan Pemberhentian
b. Komposisi dan Proporsi
c. Kompetensi dan Integritas
d. Kepemimpinan
2. Risiko Tata Kelola
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
a. Pedoman tata kelola
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Tanggung jawab
e. Independensi
f. Kewajaran dan kesetaraan
g. Manajemen Risiko
3. Risiko Strategi
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
Risiko Bawaan :
a. Kesesuaian strategi dengan kondisi Iingkungan bisnis
b. Posisi strategis Asuransi
Risiko Manajemen dan pengendalian:
a. Proses penyusunan dan penetapan strategi
b. Penerapan rencana strategi
4. Risiko Operasional
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
Risiko Bawaan:
a. Kompleksitas asuransi
b. Sistem dan Teknologi informasi
c. Kecurangan dan tuntutan hukum
d. Gangguan terhadap bisnis perusahaan
Risiko Manajemen dan pengendalian:
a. Kebijakan dan prosedur
b. Kegiatan administrasi
c. Pengelolaan sistem dan teknologi informasi
d. Pencegahan kecurangan dan tuntutan hukum
e. Manajemen sumber daya manusia
f. Manajemen penggunaan jasa pihak ketiga
5. Risiko Aset dan Liabilitas
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
Risiko Bawaan:
a. Pengelolaan aset
b. Pengelolaan liabilitas
Risiko Manajemen dan pengendalian:
a. Kepedulian direksi dan manajemen
b. Pengelolaan risiko aset dan liabilitas
c. Pengelolaan risiko investasi
d. Pengendalian dalam melakukan valuasi asing
6. Risiko Asuransi
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
Risiko Bawaan:
a. Dominasi risiko asuransi terhadap seluruh lini usaha
b. Bauran risiko produk dan jenis manfaat
c. Struktur reasuransi
Risiko Manajemen dan pengendalian:
a. Pemahaman direksi dan manajemen
b. Desain produk
c. Penetapan premi
d. Underwriting
e. Valuasi Liabilitas
f. Reasuransi
g. Klaim
h. Distribusi produk
i. Kajian oleh pihak independen
7. Risiko Dukungan Dana
Area yang diukur dan dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut:
Risiko Bawaan:
a. Kemampuan pendanaan (permodalan)
b. Tambahan pendanaan (permodalan)

Pengukuran Resiko
1. Perusahaan melakukan pengukuran risiko dengan mengukur eksposur risiko perusahaan sebagai
acuan untuk melakukan pengendalian. Pengukuran risiko wajib dilakukan secara berkaia paling
kurang 2 kali dalam setahun, baik untuk produk dan lini usaha maupun seluruh aktivitas bisnis
Perusahaan.
2. Sistem pengukuran risiko yang dilakukan Perusahaan dapat mengukur:
a. Pengaruh aktivitas maupun produk terhadap perubahan dan faktor yang mengakibatkan
timbulnya risiko baik dalam keadaan normal dan tidak normal.
b. Perubahan yang terjadi dan frekuensi terjadinya risiko dan dampak serta korelasinya dengan
aktifitas di masa lalu.
c. Faktor penyebab terjadinya risiko secara individual.
d. Eksposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko, dengan mempertimbangkan keterkaitan
antar risiko.
3. Metode pengukuran risiko dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode pengukuran dilakukan
dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko (iikeiihood) dan dampak yang
ditimbulkan oleh risiko tersebut (impact) dengan menyesuaikan dengan karakteristik risiko
Perusahaan.
4. Sistem pengukuran risiko dievaluasi dan disempurnakan oleh Perusahaan secara berkaia atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan untuk memastikan kesesuaian asumsi, akurasi, kewajaran dan
integritas data, serta prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
5. Proses pengukuran Risiko memuat proses validasi, frekuensi validasi, persyaratan data dan informasi,
persyaratan evaluasi terhadap asumsi-asumsi yang digunakan, sebelum suatu model diaplikasikan
oleh Perusahaan.
6. Stress test dapat dilakukan untuk melengkapi sistem pengukuran risiko dengan cara mengestimasi
potensi kerugian Perusahaan pada kondisi pasar yang tidak normal. Hal ini untuk melihat sensitivitas
kinerja Perusahaan terhadap perubahan faktor risiko dan mengidentifikasi pengaruh yang
berdampak signifikan terhadap portofolio Perusahaan.
7. Perusahaan dapat melakukan stress test jika dibutuhkan dan dapat mereview hasil stress test
tersebut serta mengambil langkah-langkah yang tepat apabila
8. perkiraan kondisi yang akan terjadi melebihi tingkat toleransi yang dapat diterima. Hasil tersebut
digunakan sebagai masukan pada saat penetapan atau perubahan kebijakan dan limit.
9. Perusahaan secara berkaia mengukur risiko berdasarkan kemampuan Perusahaan dalam menilai
risikonya sendiri dan posisi permodalan Perusahaan.

Strategi Manajemen Resiko

Penyusunan strategi untuk Risiko Operasional mengacu pada cakupan

penerapan secara umum sebagaimana dimaksud dalam butir strategi

manajemen risiko di atas.

1. Direksi menetapkan arahan atas strategi bisnis yang dibagi dalam rencana 5 tahun, 3 tahun, dan 1 tahun
ke depan. Strategi perusahaan ditetapkan melalui rapat khusus Direksi dan disahkan pada Raker Tahunan
dan direview pada saat Mid Year Review.
2. Direksi secara rutin melakukan rapat internal maupun rapat koordinasi dengan Kepala Divisi.

PT. Garuda Food

- Identifikasi Risiko
Unit Audit Internal PT Garuda Food secara berkala mengirimkan tim untuk melakukan kegiatan audit di
Perseroan dan entitas anak diberbagai aspek operasional seperti dibidang pemasaran, penjualan,
pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan.

- Klasifikasi Risiko

1. Risiko Kendali Mutu


Perseroan sebagai perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman menghadapi risiko mutu
yang dapat terjadi sejak penerimaan bahan, penyimpanan, proses produksi maupun pendistribusian
barang jadi.
Dalam mengelola risiko kendali mutu ini, perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh bahan yang
berkualitas, antara lain dengan melakukan audit vendor, menetapkan standar kualitas bahan dan
melakukan quality control sejak bahan diterima, penyimpanan bahan, penyerahan ke proses produksi
hingga barang jadi serta penyimpanan barang jadi di gudang. Dalam proses produksi, Perseroan juga
menetapkan standarisasi parameter produksi serta secara berkesinambungan melakukan maintenance
terhadap mesin-mesin produksi.

2. Risiko Kepatuhan Terhadap Regulasi


Terhadap risiko atas kemampuan Perseroan mematuhi peraturan dan perundangundangan yang
berlaku, Perseroan senantiasa memantau, memahami dan menjalankan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku disemua aspek kegiatan perseroan

3. Risiko Keuangan
Untuk risiko-risiko yang berhubungan dengan keuangan, Perseroan menanganinya melalui pengelolaan
keuangan dengan prinsip kehati-hatiankehati-hatian

4.Risiko Manajemen
Data perseroan telah menerapkan sistem informasi dan teknologi terkini dengan menggunakan sistem
terintegrasi dibeberapa fungsi bisnis utama seperti: sales, distribusi dan produksi yang telah terintegrasi
dalam infrastruktur teknologi informasi yang dikelola oleh tim internal yang berpengalaman dibidangnya
dan juga melalui kerja sama dengan mitra-mitra strategis yang mempunyai kompetensi dibidang
teknologi informasi.

5.Risiko Bisnis
Perseroaan berkomitmen memastikan kelangsungan dan kestabilan operasional perusahaan serta
memitigasi risiko yang berpotensi dapat mengganggu kegiatan operasional

- Pengukuran Risiko

Adanya unit Audit Internal yang merupakan perangkat tata kelola perusahaan yang baik merupakan
salah satu cara Perseroan untuk meninjau efektivitas sistem manajemen risiko atas kegiatan usaha.

- Strategi

Strategi pengelolaan yang dilakukan berdasarkan klasifikasi risiko antara lain:


A. Risiko Kendali Mutu
Dalam mengelola risiko kendalimutu ini, Perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh bahan yang
berkualitas

B. Risiko Kepatuhan Terhadap Regulasi

● Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Untuk mengelola risiko kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan, perseroan memiliki daft ar peraturan dan perundang-undangan yang diperbaharui secara
setiap bulan dan melakukan pemantauan dalam pelaksanaannya

● Kepatuhan Terhadap Teknologi Informasi Perseroan dan entitasanak memiliki tim yang bertugas untuk
melakukan pemantauan

C. Risiko Manajemen Data Untuk melakukanbeberapa aktivitas rutin teknologi informasi sesuai dengan
standar yang dibutuhkan bisnis Perseroan. Pengelolaan risiko aktivitas rutin teknologi informasi meliputi
jaringan (network), pusatdata dan juga data cadangan untuk persiapan menghadapi bencana
D. Risiko Persaingan
Untuk mengelola risiko persaingan yang merupakan faktor risiko utama, Perseroan mengandalkan
kemampuan berinovasi dan upaya-upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensioperasional.

Anda mungkin juga menyukai