Anda di halaman 1dari 77

PEMAHAMAN DAN

PENILAIAN RESIKO
1  ISMI PUTRI AMALIA (7211417072)

2  FAIZAH KHOIRUNNISA (7211417073)

3  PRATIKA HANAFIAH (7211417074)

4  JUWAIRIYYAH (7211417075)

5  AFTA SERTI MARDITA (7211417076)


FILOSOFI COSO

Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen


dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki pemahamanmengenai
proses penentuan risio dan sarana yang digunakan, serta auditor internal
harus memasukan hasil penentuan risiko ke dalam program audit untuk
memastikan bahwa kontrol – kontrol yang dibutuhkan memang diterapkan
untuk mengurangi risiko
Tujuan penentuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan
beragam risiko yang ada serta prioritas dan keterbatasan dari daftar risiko
atau dari banyaknya risiko yang dihadapi.
Fungsi penentuan risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses
manajemen yang harus dilakukan secara terorganisasi dan berurutan. Jadi
proses penentuan risikoitu sendiri merupakan hal pening bagi audit.
SIAPA YANG MEMANFAATKAN
PENENTUAN RISIKO?
1. Manajemen, menggunakan penenetuan risiko sebagai:
a. Bagian dari proses untuk memastikan kesuksesan suatu entitas
b. Alat yang penting dalam merancang sistem-sistem baru untuk memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan
2. Akuntan publik (auditor internal), menggunakan penentuan risiko dalam
merencanakan audit mereka
MERENCANAKAN PENENTUAN RISIKO
DAN EKSPOSUR
Rencana audit dirancang untuk memasukan perimbangan tentang risiko dan
eksposur organisasi.
Practice advisory 2010-2, “menghubungkan rencana audit dengan risiko dan
eksposur” menyatakan bahwa rencana strategis organisasi harus
mempertimbangkan risiko dan eksposur. Rencana audit harus menilai
tingkat kesadaran atas rencana strategis terhadap elemen-elemen
prioritas risiko dan eksposur.
MEMPERLUAS AUDIT BERBASIS RISIKO

Konsep audit berbasis risiko (risk based auditing) secara tradisional bermula
dari observasi dan analisis kontrol, kemudian berlanjut ke penentuan risiko
yang berkaitan dengan operasi dan akhirnya ke penentuan apakah
aktivitas ini sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi.
Cara melakukan manajemen risiko

1. Mengendalikan dan menerima risiko, atau


2. Menghindari atau mendifersifikas risiko, atau
3. Membagi dan mentrasfer bagian – bagian risiko ke unit-unit lainnya
Konsep manajemen risiko ini telah semakin
diterima karena risiko tidak dapat dihindarkan
di semua jenisopwerasi dan adanya
kebutuhan untuk mengakomodasikannya
melalui berbagai pilihan aktivitas.
Pilihan – pilihan tersebut mancakup:

1. Kontrol
2. Penerimaan
3. Penghindaran
4. Pendisertifikasian
5. Pembagian dan pemindahan
ORGANISASI TANPA PROSES
MANAJEMEN RISIKO
Dua aspek risiko:
1. Auditor internal harus menelaah risiko pada biang-bidang yang diaudit
untuk membuat program audit
2. Jika terdapat program manajemen risiko, auditor internal harus
mengevaluasinya sebagai bagian dari audit
RISIKO AUDIT DAN KOMPONEN –
KOMPONENNYA PADA AUDIT LAPORAN
KEUANGAN
Risiko audit terdiri atas 2 tingkatan:
1. Tingkat laporan keuangan
2. Saldo akun
Faktor – faktor yang dapat
meningkatkan risiko audit:
1. Karakteristik manajemen
2. Karakteristik operasi dan industri
3. Karakteristik penugasan
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan auditor dalam
mengevaluasi risiko audit pada tingkat
saldo atau kelompok transaksi:

1. Dampak faktor-faktor risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan


keuangan
2. Kerentanan aktiva untuk salah digunakan
3. Kompetensi dan pengalaman karyawan yang memproses data
RISIKO BAWAAN

Risiko bawaan/inheren (inherent risk) adalah kerentanan suaru asersi atas


terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak
ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang
diterapkan.
RISIKO KONTROL

Risiko kontrol (kontrol risk) adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa
terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.
RISIKO DETEKSI

Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.
HUBUNGAN ANTAR - RISIKO

Rumus untuk mengevaluasi risiko – risiko baik secara kuantitatif maupun


kualitatif :

 Risiko Audit = risiko bawaan x risiko kontrol x risiko deteksi


 Risiko deteksi = risiko audit/(risiko bawaan x risiko kontrol)
1. Suatu Persediaan Risiko

Departemen audit internal, Allstate, mengembangkan “persediaan risiko


usaha” untuk membantu dalam :
 Memberikan kerangka kerja
 Memfasilitasi pembahasan tentang risiko usaha
 Membuat suatu infrastruktur untuk mengawasi perubahan pada risiko
usaha
 Mempersiapkan manajemen dan audit internal dalam mengambil
langkah-langkah proaktif
 Meningkatkan keahlian para staf audit di bidang risiko
Persediaan risiko disusun dalam dua
bagian dasar
Risiko-risiko Eksternal : Risiko-risiko Internal :
 Sumber daya manusia
Lingkungan
 Integritas
Bencana  Informasi dan teknologi
Pasar keuangan  Akuntansi dan pelaporan
 keuangan
peringkat
Pertanyaan-pertanyaan Dasar tentang
Risiko
 Apakah terdapat temuan-temuan signifikan pada audit-audit sebelumya?
 Bagaimana lingkup audit sebelumnya?
 Kapan audit terakhir kali dilakukan?
 Perubahan-perubahan apa yang telah terjadi pada
system/personalia/produk dan jasa yang ditawarkan?
 Berapa nilai dolar aktiva yang dikuasai
 Apa kepentingan entitas terhadap induk perusahaan?
 dsb
Strategi Penentuan Risiko Bell Canada

Bell Canada telah menggunakan evaluasi risiko sebagai sebuah bagian


integral dari proses pencatatan auditnya. Suatu perangkat dibuat untuk
membantu auditor menentukan jenis atau tingkat risiko setiap operasi yang
diaudit. Setiap operasi yang diaudit dibagi kedalam subproses, fungsi, atau
ektivitas kunci. Bagian-bagian ini membentuk suatu sumbu pada matriks risiko.
Pada sumbu yang lain auditor membuat daftar sepuluh risiko usahaumum
perusahaan. Disetiap sel auditor menggunakan sistem skor sederhana.

3 mengidentifkasi kemungkinan terjadi yang


besar,
2 mengidentifkasi kemungkinannya sedang,
1 mengidentifikasi kemungkinannya kecil.
Strategi Penentuan Risiko Bell Canada
Auditor Internal dan Risiko
Perdagangan Elektronik
Kepentingan auditor dalam hal ini adalah untuk menentukan dampak
fungsi perdagangan elektronik (electronic commerce –EC) terhadap risiko
organisasi. Dengan asumsi risiko-risiko ini dapat diidentifikasi, auditor
seharusnya, terkadang dengan bantuan ahli teknologi informasi (IT),
menentukan dan menggambarkan ukuran-ukuran yang bias diambil untuk
mengurangi risiko-risiko tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
Risiko EDI

Pertukaran data elektronik (electronic data interchange –EDI) adalah


sebuah sistemkomunikasi komputer-ke-komputer yang saling berhubungan
untuk dokumen-dokumen bisnis yang terstandarisasi di batas-batas organisasi.
Komputer, database, dan pusat informasi terhubung oleh jaringan komunikasi
publik atau lainnya. Kerawanan sistem EDI adalah tinggi karena kegagalan
sistem pada setiap tiga tahapan, yaitu inisiasi, transaksi, dan tujuan akan
mengganggu transaksi.
Risiko EDI

Enam area factor risiko : 3 lapis risiko control :


1. Tercurinya akses informasi
• Kontrol administratif
2. Hilangnya integritas data
3. Kurang lengkapnya transaksi • Kontrol fisik
4. Tidak tersedianya system EDI • Perangkat lunak
5. Ketidakmampuan untuk
mengirimkan transaksi
6. Kurangnya pedoman hokum CREDI = CRA*CRP*CRS
Risiko Kecurangan Manajemen

Tiga elemen yang digunakan dalam proses evaluasi risiko :


 Kondisi
 Motivasi
 Tingkah laku
2. Membuat Rencana Penentuan Risiko

Kontrol internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas,
manajemen, dan karyawan lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan
yang wajar mengenai pencapaian tujuan pada kategori-kategori berikut ini :
 Efektivitas dan efisiensi operasi
 Keandalan pelaporan keuangan
 Ketaatan terhadap hokum dan regulasi yang berlaku
3. Manajemen Risiko

Auditor membantu manajemen untuk mengambil risiko-risiko yang


menguntungkan, dan berhati-hati dengan cara-cara yang layak dan efisien.
Auditor mengevaluasi langkah-langkah yang ditempuh manajemen untuk
mencapai manfaat terbesar dari organisasi.
Akan tetapi, disamping penentuan risiko dan bantuan kepada
manajemen dalam mengubah risiko menjadi elemen pendapatan
institusional, auditor harus memperluas bidang audit agar bias mencakup
control risiko, pendanaan risiko, dan administrasi risiko.
Tujuan-tujuan proses manajemen risiko

 Risiko yang muncul dari strategi dan aktivitas usaha diidentifikasi dan
diprioritaskan
 Manajemen dan dewan komisaris telah menentukan tingkat risiko yang dapat
diterima oleh organisasi, termasuk penerimaan risiko yang dirancang untuk
mencapai rencana startegis organisasi
 Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan diimplementasikan untuk
mengurangi, atau justru mengelola risiko pada tingkat yang ditentukan dapat
diterima oleh manajemen dan dewan komisaris.
 Aktivitas-aktivitas pengawasan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk secara
periodic menilai ulang risiko dan efektivitas control untuk mengelola risiko
 Dewan komisaris dan manajemen menerima laporan periodic mengenai hasil
proses manajemen risiko.
Metode-metode Analitis

 Pembuatan bagan alir


 Kuesioner control internal
 Analisis matriks
 Metodologi ilustratif COSO
 Metode Courtney
FILOSOFI COSO

Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen


dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki pemahamanmengenai
proses penentuan risio dan sarana yang digunakan, serta auditor internal
harus memasukan hasil penentuan risiko ke dalam program audit untuk
memastikan bahwa kontrol – kontrol yang dibutuhkan memang diterapkan
untuk mengurangi risiko
Tujuan penentuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan
beragam risiko yang ada serta prioritas dan keterbatasan dari daftar risiko
atau dari banyaknya risiko yang dihadapi.
Fungsi penentuan risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses
manajemen yang harus dilakukan secara terorganisasi dan berurutan. Jadi
proses penentuan risikoitu sendiri merupakan hal pening bagi audit.
SIAPA YANG MEMANFAATKAN
PENENTUAN RISIKO?
1. Manajemen, menggunakan penenetuan risiko sebagai:
a. Bagian dari proses untuk memastikan kesuksesan suatu entitas
b. Alat yang penting dalam merancang sistem-sistem baru untuk memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan
2. Akuntan publik (auditor internal), menggunakan penentuan risiko dalam
merencanakan audit mereka
MERENCANAKAN PENENTUAN RISIKO
DAN EKSPOSUR
Rencana audit dirancang untuk memasukan perimbangan tentang risiko dan
eksposur organisasi.
Practice advisory 2010-2, “menghubungkan rencana audit dengan risiko dan
eksposur” menyatakan bahwa rencana strategis organisasi harus
mempertimbangkan risiko dan eksposur. Rencana audit harus menilai
tingkat kesadaran atas rencana strategis terhadap elemen-elemen
prioritas risiko dan eksposur.
MEMPERLUAS AUDIT BERBASIS RISIKO

Konsep audit berbasis risiko (risk based auditing) secara tradisional bermula
dari observasi dan analisis kontrol, kemudian berlanjut ke penentuan risiko
yang berkaitan dengan operasi dan akhirnya ke penentuan apakah
aktivitas ini sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi.
Cara melakukan manajemen risiko

1. Mengendalikan dan menerima risiko, atau


2. Menghindari atau mendifersifikas risiko, atau
3. Membagi dan mentrasfer bagian – bagian risiko ke unit-unit lainnya
Konsep manajemen risiko ini telah semakin diterima
karena risiko tidak dapat dihindarkan di semua
jenisopwerasi dan adanya kebutuhan untuk
mengakomodasikannya melalui berbagai pilihan
aktivitas.
Pilihan – pilihan tersebut mancakup:
1. Kontrol
2. Penerimaan
3. Penghindaran
4. Pendisertifikasian
5. Pembagian dan pemindahan
ORGANISASI TANPA PROSES
MANAJEMEN RISIKO
Dua aspek risiko:
1. Auditor internal harus menelaah risiko pada biang-bidang yang diaudit
untuk membuat program audit
2. Jika terdapat program manajemen risiko, auditor internal harus
mengevaluasinya sebagai bagian dari audit
RISIKO AUDIT DAN KOMPONEN –
KOMPONENNYA PADA AUDIT LAPORAN
KEUANGAN
Risiko audit terdiri atas 2 tingkatan:
1. Tingkat laporan keuangan
2. Saldo akun
Faktor – faktor yang dapat
meningkatkan risiko audit:
1. Karakteristik manajemen
2. Karakteristik operasi dan industri
3. Karakteristik penugasan
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan auditor dalam
mengevaluasi risiko audit pada tingkat
saldo atau kelompok transaksi:

1. Dampak faktor-faktor risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan


keuangan
2. Kerentanan aktiva untuk salah digunakan
3. Kompetensi dan pengalaman karyawan yang memproses data
RISIKO BAWAAN

Risiko bawaan/inheren (inherent risk) adalah kerentanan suaru asersi atas


terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak
ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang
diterapkan.
RISIKO KONTROL

Risiko kontrol (kontrol risk) adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa
terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.
RISIKO DETEKSI

Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.
HUBUNGAN ANTAR - RISIKO

Rumus untuk mengevaluasi risiko – risiko baik secara kuantitatif maupun


kualitatif :

 Risiko Audit = risiko bawaan x risiko kontrol x risiko deteksi


 Risiko deteksi = risiko audit/(risiko bawaan x risiko kontrol)
Sifat Dasar Manajemen

Manajemen berhubungan dengan penetapan tujuan dan melihat


pencapaiannya melalui kerja bersama
TEORI TEORI

 1. Teori Klasik
 Pemikiran yang bersifat klasik atau ilmiah mulai mengembangkan sistem
manajemen di abad ke-18. sejumlah pemikiran brilian dikembangkan
dalam teori klasik, yang bertujuan untuk memberikan tekanan pada
struktur organisasi yang masih kacau.
 2. Teori Keperilakuan
Para ahli ditahun 1930-an hingga 1940-an mengajak untuk memberi perhatian
lebih pada sisi manusia dari manajemen. Riset yang berkelanjutan dilakukan
untuk mendukung pandangan bahwa bila kebutuhan dan keinginan manusia
dapat dipuaskan, maka produktivitas akan meningkat
 3. Teori Sistem
Dalam teori sistem yang uncul tahun 1950-an sampai 1970-an, setiap
organisasi dipandang sebagai sebuah gabungan subsistem yang kompleks.
Setiap sistem memiliki unsur input, pemrosesan, dan output. Masing masing
dipengaruhi oleh umpan balik dan diatur dengan kontrol
 4. Teori Kuantitatif
Menerapkan logika dan teknik matematika untuk mengukur variable dan hubungan dalam
tempat kerja
5. Teori Sistem Sosial
Sistem ini yang dihubungkan dengan teori manajemen keperilakuan, memandang organisasi
sebagai serangkaian hubungan antarbudaya
6. Teori Manajemen Berdasar Tujuan
Jika berhasil maka akan menghasilkan kerja sama yang lebih baik antarmanajer, komunikasi
yang baik antardepartemen, karyawan yang lebih memiliki kemampuan untuk mengarahkan
diri dan kepekaan tinggi terhadap tujuan organisasi
7. Teori Integrasi
Menekankan pada partisipasi antara organisasi dengan individu untuk menghilangkan
kesenjangan pada pekerja dan akhirnya meningkatkan produksi
MODEL MODEL MANAJEMEN

1. Otokrasi
2. Pemeliharaan
3. Pendukung
4. Pertemanan
TREN DAN TEKNIK

Pada tahun tahun belakangan ini seiring dengan dorongan untuk


berkompetisi dan langkah perubahan yang sangat cepat, manajemen
memiliki keinginan untuk melakukan uji coba terhadap teori teori, tren dan
teknik yang ada.
RESIKO, TATA KELOLA DAN KONTROL

Proses audit internal telah mengubah penekanannya dari masalalu dan masa
kini menjadi masa depan, dan audit berdasarkan resiko muncul sebagai
bagian yang diintegrasikan dalam praktik professional. Ketika auditor internal
membantu manajemen dalam menangani hal hal yang paling penting,
seperti yang berhubungan dengan manajemen resiko, mereka berarti telah
menunjukan nilai mereka pada perusahaan
FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN

Ada empat fungsi manajemen: Perencanaan, pengorganisasian, pengarah,


pengontrolan. Auditor internal tidak dapat melakukan fungsi manajemen ini
karena independensi mereka, tetapi mereka dapat membantu manajer
dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan kebaikan
PERENCANAAN-PERSPEKTIF MANAJER

Perencanaan mengawali fungsi manajemen yang lain karena


pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan berawal dari
perencanaan. Perencanaan adalah proses seleksi pilihan terbaik dari
berbagai pilihan yang dapat membantu organisasi menemukan tujuannya.
Perencanaan - Perspektif Auditor
Internal

Kendala-
Aktivitas Standar
kendala
Proses Audit Untuk
bagi
Internal Manajemen
Rencana
Menjembat
ani
Perubahan Prosedur
Kesenjanga
n

Pengambila
Anggaran
n Keputusan
Pengorganisasian - Perspektif Auditor
Internal

Pendekata Bagan
Tanggung
n Untuk Organisas
Organisasi Jawab
i
Pertanggu
Wewena Pendeleg
ngjawaba
ng n asian

Rentang Staf dan


Kontrol Lini
Pengorganisasian - Perspektif
Auditor Internal

Wewenang Departeme Desentralis


Fungsional ntalisasi asi

Kelompok Penempat
Komite
Informal an Staf
Pengorganisasian - Perspektif Auditor
Internal
• Tanggung Jawab, Wewenang, dan Pertanggungjawaban

• Pendelegasian

• Staf dan Lini

• Wewenang Fungsional

• Departementalisasi
Pengorganisasian - Perspektif Auditor
Internal

•Desentralisasi
•Komite
•Kelompok Informal
•Penempatan Staf
Proses Memimpin – Perspektif
Manajemen
Proses memimpin (leading) adalah fungsi yang mengarahkan sumber daya ke
arah pencapaian sasaran dan tujuan.
Pergarahan yang sukses biasanya tergantung pada motivasi pihak yang
diarahkan.
Dinamika Individu
Berdasarkan teori Maslow, kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi :
 Fisiologi.
 Keamanan atau keselamatan
 Penerimaan
 P enghargaan
 Aktualisasi diri
Dinamika Kelompok
Seluruh perusahaan terdiri atas kelompok dan kesepakatan sosial. Dinamika
kelompok (group dynamics) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku marusia dalam kelompok ini.
Seluruh kelompok memiliki karakteristik umum tertentu dan mereka semua
memiliki pemimpin-seseorang yang cenderung untuk berada di atas di mana
pun ia berada.
Pemimpin biasanya menetapkan standar atau norma untuk dirinya sendiri
dan mengharapkan anggota kelompok untuk mengikuti norma ini.
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership ) adalah seni untuk memengaruhi dan
menstimulasi kinerja. Bila dilaksanakan secara tepat, kepemimpinan dapat
membuat orang biasa dapat melakukan hal yang luar biasa.
Kepemimpinan muncul dari kekuasaan, tetapi kekuasaan dapat berjalan
mulai dari paksaan sampai dengan karisma pemimpin.
Terdapat empat gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu :
1. Otokratik
2. Konsultatif
3. Partisipatif
4. Kekuasaan yang bebas
Motivasi

Frederick Heraberg dengan teori kepuasan dan ketidakpuasan.


Ketidakpuasan adalah faktor-faktor yang harus ada tetapi tidak terlalu
memotivasi orang seperti gaji, hubungan antarpersonal, pengawasan,
kebijakan organisasi, kondisi kerja, status, dan keamanan kerja.
Kepuasan adalah hal-hal yang memotivasi pekerja, yaitu pengakuan,
pencapaian, dan potensi untuk berkembang dan maju.
Komunikasi

Komunikasi formal dilakukan melalui struktur formal organisasi, sedangkan


komunikasi informal bergerak di luar saluran struktur yang formal. Komunikasi
informal lebih cepat dan dapat ditingkatkan dengan ekspresi dan gaya bicara
pergirim.
Contoh komunikasi formal dapat :
 Ditelaah dan diperbaiki, serta lebih banyak waktu yang digunakan untuk
memahami pesan
 Didokumentasikan untuk masa depan
 Dapat dihasilkan secara massal
 Lebih kompleks, memungkinkan penggunaan grafik dan tabel.
 Ketiadaan bahasa tubuh dan syarat fisik yang mungkin menutupi kata-kata.
Proses Memimpin – Perspektif Auditor
Internal
Kepemimp inan dan Motivasi
Beberapa standar untuk evaluasi adalah:
1. Pemimpin yang baik mencerminkan kep ercayaan dari bawahan, mencari, dan
menggunakan ide mereka
2. Bawahan bebas berbicara kepada atasan tentang pekerjaan mereka
3. Pemimpin meminta partisipasi dari karyawan
4. Karyawar bekerja sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan organisasi
5. Setiap orang diberi informasi secara jelas tentang sasaran yang diharapkan untuk dicapai
6. Pemimpin mempelajari dan memahami masalah, kesulitan, dan kekecewaan bawahan.
7. Karyawan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
8. Proses pengambilan keputusan memotivasi dan tidak melemahkan semangat karyawan.
Komunikasi

Kebijakan dan prosedur adalah bentuk komunikasi seperti halnya instrumen


perencanaan. Auditor internal seharusnya menetapkan apakah kebijakan
dan prosedur dapat dengan mudah dipahami, berhubungan dengan kondisi
sekarang, dan sesuai dengan perkembangan kemajuan.
Pengontrolan-Perspektif Manajer

Mengevaluasi kecukupan dan efektiviras sistem kontrol adalah kegiatan


utama dari pekerjaan auditor internal.
Pengontrolan adalah satu proses untuk memastikan bahwa tindakan yang
diarahkan telah dilaksanakan seperti yang direncanakan untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang diinginkan.
K ontrol dapat disebut sebagai sistem tertutup yang terdiri atas rangkaian enam
unsur:
1. Membuat standar kinerja guna memberkan sarana untuk mengukur dan
membandingkan kejadian-kejadian dan menetapkan variasi yang
diperbolehkan
2. Mengukur kinerja atau kemajuan untuk mengampulkan informasi atas kondisi
yang terjadi.
3. Menganalisis kinerja atau kemajuan dan menbandingkannya dengan standar
untuk menentukan varian.
4. Mengevaluasi penyimpangan dan membawanya agar memperoleh
menentukan penyebab dan tindakan perbaikan yang efektif.
5. Memperbaiki penyimpangan dari standar antuk melihat bahwa tujuan dan
sasaran akan tercapai.
6. Menindaklanjuti tindakan perbaikan untuk menentukan efektivitasnya.
 Standar
Standar menerjemahkan sasaran menjadi hasil yarg dapat diukur secara spesifik.
Seluruh standar diturunkan dari rencana, bukan dari kebijakan, aturan, tujuan,
atau prinsip. Standar seharusnya dihubungkan dengan rencana dan berhubungan
dengan berbagai unsur kinerja. Contohnya:
 Jumlah output
 Keakuratan kualitas
 Biaya
 Ketepatan waktu
 Mo dal
 Pendapatan
 Pengukuran
Seharusnya dicatat secara akurat dan diko murikasikan secara tep at.
 Perbandingan
Begitu standar sudah ditetapkan dan tugas telah diukur, maka kinerja dan standar
harus dibandingkan.
 Evaluasi membutuhkan analisis atas p erbandingan dan berp edo man p ada
standar.
 Perbaikan
Perbaikan berarti memindahkan rintangan yang dapat mencegah penyelesaian
tugas. Perbaikan melibatkan perubahan sikap dan mengubah kecenderungan
yang bertentangan.
 Penindaklanjutan meliputi pengawasan sistem kontrol itu sendiri.
 Pendekatan terhadap Kontro l
Kontrol dapat dipaksakan atau dicapai melalui kontrol diri. Kontro l yang
dipaksakan bersifat tradisional.
Kontrol ini mengukur kinerja berdasarkan standar yang dipaksakan,
melakukan tindakan perbaikan melalui tanggung jawab individu dan
melakukan penindaklanjutan untuk melihat apakah tindakan perbaikan
tersebut berhasil.
Pengontrolan-Perspektif Auditor
Internal
Auditor internal mungkin ingin menggunakan standar berikut dalam mengevaluasi
kontro l:
 Penetapan Standar dan Pengembangan Sistem Kontrol
 Pengamatan atas Operasi
 Pelatihan Karyawan
 Menghadapi Penyimpangan
 Menyusun Kontrol Induk
 Kepatuhan
 Mempertahankan Kontrol atas Proses dan Operasi
 Para Ahli Kontrol
 Pengelolaan untuk Memastikan Lingkungan yang Etis
Perilaku manajemen adalah faktor penting yang memengaruhi keputusan
etis. Dalam lingkungan saat ini, fungsi manajemen harus dilaksanakan untuk
memastikan sebuah lingkungan yang etis. Perilaku yang dapat mendorong
perilaku yang tidak etis meliputi:
 Mengatakan kepada staf untuk melakukan apa saja agar memperoleh
hasil.
 Memberi beban secara berlebihan kepada pembuat kinerja terbaik untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah selesai
 Mencari cara lain ketika pekerjaan yarg salah terjadi
 Mengerjakan hal-hal yang disukai saja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai