2
Menggabungkan dan menganalisa informasi risiko dari seluruh sumber informasi
yang tersedia.
Menganalisa probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensinya.3
a. Pengukuran Risiko
Pendekatan pengukuran risiko digunakan untuk mengukur profil risiko bank guna
memperoleh gambaran efektifitas penerapan manajemen risiko. Pendekatan tersebut harus
dapat mengukur:
Sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal.
Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud berdasarkan fluktuasi perubahan
yang terjadi di masa lalu dan korelasinya.4
b. Pemantauan dan Limit Risiko
Dalam rangka pengendalian risiko, limit digunakan sebagai ambang batas untuk
menentukan tingkat intensitas mitigasi risiko yang akan dilaksanakan manajemen. Limit
risiko ditentukan sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil, toleransi risiko, dan strategi
bank secara keseluruhan, memperhatikan kemampuan modal bank untuk dapat menyerap
eksposur risiko atau kerugian yang timbul, pengalaman kerugian di masa lalu, kemampuan
sumber daya manusia, dan kepatuhan terhadap ketentuan eksternal yang berlaku.5
b) Kecukupan Sumber Daya Manusia
Bank harus memiliki SDM yang cukup, diantaranya adalah:
Bank harus menetapkan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang
terkait dengan penerapan manajemen risiko.
Untuk menjamin pelaksanaan proses manajemen risiko yang berlandaskan prinsip
kehati-hatian, maka bank harus meningkatkan tingkat kompetensi dan integritas
pejabat terutama pimpinan satuan kerja operasional dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR), dengan memperhatikan faktor-faktor seperti pengetahuan,
pengalaman (track record), kemampuan, serta pendidikan yang memadai di bidang
manajemen risiko.
Bank harus mengembangkan sistem penerimaan pegawai, pengembangan dan
pelatihan pegawai, serta penyeleksian yang memadai untuk memastikan tersedianya
pegawai yang kompeten di bidang manajemen risiko.
5
Bank harus menempatkan pejabat dan staf yang kompeten pada Satuan Kerja
Manajemen Risiko (Risk Management Unit) sesuai dengan sifat, jumlah, dan
kompleksitas usaha Bank.6
c) Kecukupan Sistem Informasi Manajemen
Selain memiliki kecukupan SDM, bank juga harus memiliki kecukupan sistem
informasi manajemen diantaranya adalah:
Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen yang harus dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bank,
dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif.
Sebagai salah satu output sistem informasi manajemen risiko, laporan eksposur risiko
disusun secara berkala oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko atau sekelompok petugas
yang diberikan wewenang dan bersifat independen terhadap unit kerja yang
melakukan kegiatan operasional.
Frekuensi penyampaian laporan kepada Direksi terkait dan Komite Manajemen
Risiko harus ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah dengan cepat.
Sumber ; 1 Sulad Sri Hardanto, Manajemen Risiko Bank Umum, (Jakarta: Elex Medi
Komputindo,2009), hal. 97. 2 Ikatan Bankir Indonesia, Manaejmen Kesehatan Bank Berbasis
Risiko, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2016), hal. 87