Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Resiko

Kelompok 1 01 Muhammad aswin himawan 1800032180

02 Wulaeni efendi 1800032181

03 Tomi pratama 1800032182


MANAJEMEN RESIKO BI,OJK
DAN PERBANKAN SYARIAH
Definisi
1) Manajemen Resiko Menurut Soeisno (1999:2)

Risiko adalah ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian.

Di mana peristiwa yang terjadi akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang atau lembaga untuk mencapai
tujuannya.

2) Manajemen Resiko Menurut Herman (2006:17)

Resiko adalah tingkat penyebaran nilai dalam suatu distribusi nilai dalam suatu distribusi nilai dalam suatu
distribusi disekitar nilai rata-ratanya, ini berarti
Contentsmakin besar resikonya.
Manajemen Resiko BI
Klasifikasi Manajemen Risiko yang ditetapkan BI
1.Risiko Kredit Risiko ini timbul karena kegagalan 5.Risiko Pasar Risiko yang timbul karena adanya
pihak lawan (debitur) memenuhi kewajibannya pergerakan variabel pasar (suku bunga, kurs) dari
karena kinerja yang kurang baik/buruk. portfolio yang dimiliki bank berbalik arah dan tidak
sebagaimana yang diharapkan.

2.Risiko Likuiditas Bila bank tidak mampu


52 % tempo
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh 6.Risiko Operasional Risiko ini timbul karena tidak
berfungsinya proses internal (process factors)

3.Risiko Hukum Risiko yang timbul karena


kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan
7.Risiko Reputasi Risiko karena adanya publikasi negatif
adanya tuntutan hukum yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi
negatif terhadap bank

4.Risiko Kepatuhan Risiko yang terjadi karena


tidak mematuhi dan tidak melaksanakan ketentuan 8.Risiko Strategik Risiko yang timbul karena penetapan
yang berlaku dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat
Kerangka Kerja Manajemen Risiko Proses manajemen risiko
yang akan dilakukan oleh para manajer diletakkan dalam suatu kerangka kerja agar berjalan efektif

1. Memahami rantai risiko


2. Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan
perilaku para stakeholder
3. Memahami peristiwa yang pernah diambil perusahaan yang
dapat merugikan bank
4. Melakukan penilaiaan atas risiko dan pengendalian yang ada
5. Menyusun tanggapan atas risiko yang ada
6. Menetapkan aktifitas pengendalian
7. Mengkomunikasikan risiko dan manajemen risiko
8. Melakukan pemantauan terhadap risiko dan pengelolaannya
Pelaksananan
Manajemen Resiko OJK
 
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGANNOMOR 18 /POJK.03/2016
TENTANGPENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

Penerapan Manajemen Risiko tidak hanya ditujukan bagi


kepentingan Bank tetapi juga bagi kepentingan nasabah. Salah
satu aspek penting dalam melindungi kepentingan nasabah dan
dalam rangka pengendalian Risiko adalah transparansi
informasi terkait produk atau aktivitas.
Otoritas Jasa Keuangan menetapkan ketentuan ini sebagai
standar minimal yang harus dipenuhi oleh perbankan Indonesia
dalam menerapkan Manajemen
Perbaharuan Penerapan Aturan

Aturan Baru
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis aturan main baru
dalam penerapan manajemen risiko bagi lembaga
keuangan non bank. Aturan itu tertuang dalam
Peraturan OJK nomor 44 /POJK.05/2020 tentang
penerapan manajemen risiko bagi Lembaga jasa
keuangan nonbank.

Aturan Lama
Aturan lama yang ada dalam POJK nomor 1/POJK.05/2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Non-Bank. Pada aturan lama, pelaku usaha wajib
memitigasi risiko strategi, operasional, aset dan liabilitas,
kepengurusan, tata kelola, dukungan dana, serta asuransi.
Menurut
Dewan komisioner OJK
“Lembaga Jasa Keuangan Non Bank wajib
menerapkan manajemen risiko secara efektif
mencakup risiko strategis, operasional, asuransi
(bagi perusahaan asuransi), kredit, pasar,
likuiditas, hukum, kepatuhan, dan reputasi,”
tulis Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh
Santoso dalam belied itu
Manajemen Resiko Pada
Perbankan Syariah
Faktor Terjadinya Perubahan
1.Inovasi Keuangan 2.Perubahan Bisnis Perbankan
Inovasi keuangan dan perkembangan yang cepat di pasar Perubahan bisnis perbankan: ada perubahan permanen
derivatif telah meningkatkan kompleksitas manajemen dalam bisnis perbankan tradisional, sebagai hasil dimana
institusi keuangan. Produk-produk inovatif telah muncul bisnis telah bergerak dari bisnis pemberian pinjaman
STRENGTHS
baik pada neraca keseimbangan dan produk baru, telah tradisional kepada aktivitas pemberian pinjaman yang lebih
kompleks.
memunculkan profil pendapatan dan resikonya yang
mempengaruhi profil resiko dari institusi.

4.Lingkungan peraturan
Didalam krisis keuangan, dan krisis utang Dunia Ketiga pada tahun
3.Peningkatan kompetisi 1980an hingga krisis di Asia Timur pada tahun 1990an, terjadi kesadaran
kompetisi diperbankan telah meningkat, membuat lebih besar akan kebutuhan peraturan dan pengawasan institusi
keuangan.
bankbank kecil sulit untuk bertahan. Bank-bank berskala
kecil tidak mampu untuk berkompetisi karena
OPPORTUNITIES
meningkatnya biaya bisnis dan tingginya biaya
5.Peningkatan kompetisi
manajemen resiko.
penguapan pasar yang meningkat: institusi keuangan pertama kali
menyadari pentingnya manajemen resiko setelah kegagalan sistem
Bretton Woods atas tarif pertukaran tetap, yang menimbulkan
penguapan signifikan dalam tarif pertukaran asing dan pasar suku bunga
Langkah-langkah Manajemen Resiko

Langkah Pertama Langkah Kedua


Merancang metode untuk melihat
Mengidentifikasi sumber resiko resiko dengan menggunakan
model matematis
Jenis-jenis Resiko
kejadian yang berefek pada kerugian keuangan langsung atas aset
1.Resiko Keuangan atau modal bank

2.Resiko Kredit Dikenal dengan resiko potensial yang mana pihak lawan akan gagal untuk melakukan
pembayaran atas obligasinya berkaitan dengan batas waktu yang disetujui

3.Resiko Bisnis Diasosiasikan dengan lingkungan bisnis bank, termasuk makroekonomi dan kebijakan, faktor
legal dan pengaturan, dan sector infrastruktur keuangan seperti sistem pembayaran. Resiko
bisnis juga termasuk resiko menjadi insulven karena modal yang tidak cukup untuk melanjutkan
4.ResikoTingkat operasi
Pendapatan
Muncul dari ketidapastian dalam pendapatan yang dihasilkan oleh bank syariah atas aset
5.Resiko mereka. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan penyimpangan dari harapan pemegang jumlah
investasi
Pengambilan
Uang Disebabkan oleh tekanan kompetitif yang dihadapi oleh institusi keuangan Islam baik dari
pihak institusi keuangan Islam yang ada, maupun dari lawannya yaitu, institusi konvensional
Jenis-jenis Resiko
6.Resiko Perbendaharaan
Muncul dari manajemen sumber daya keuangan dari institusi
keuangan berkaitan dengan manajemen kas, manajemen modal,
manajemen liquiditas jangka pendek, dan manajemen aset dan
kewajiban

7. Resiko Likuiditas
Fungsi manajemen perbendaharaan Institusi keuangan Islam
menjadi tugas yang menantang karena berpengaruh pada kinerja
bank syariah, sebab mudah terjadi pada resiko liquiditas

8.Resiko Manajemen Liabilitas Aset (ALM)


Resiko ketidaksesuasian neraca keseimbangan yang berasal dari
perbedaan tempo dan kondisi portofolio ban atas aset dan
liabilitasnya

9.Resiko Pembatasan
Resiko kegagalan untuk meringankan dan mengatur berbagai
jenis resiko yang berbeda. Hal ini meningkatkan resiko tekanan
bank.
Jenis-jenis Resiko
10. Resiko Operasional
11.Resiko Transparasi 12.Resiko Syariah
Sebagai resiko kerugian
yang berasal dari Berkaitan dengan struktur
Transparansi didefiniskan sebagai dan fungsi dewan syari’ah
ketidakcukupan atau
“keterbukaan informasi yang dapat sebagai institusi dan level
kegagalan proses internal,
berkaitan dengan dipercaya yang memungkinkan sistemik
masyarakat dan sistem pengguna informasi tersebut untuk
atau dari resiko internal. melakukan penilaian yang akurat
atas kondisi dan kinerja keuangan
bank, aktivitas bisnis, tingkat
resiko, dan praktek manajemen
resiko
13. Resiko penerima kepercayaan

muncul dari kegagalan institusi untuk menampilkan berkaitan dengan


standar implisit dan eksplisit
Jenis-jenis Resiko

14. Resiko Pengaturan 16.Resiko Reputasi


Pentingnya pengaturan dan resiko Resiko dimana kepercayaan dari klien
dihubungkan dengan pengaturan yang buruk bank syariah rusak karena adanya
telah menarik perhatian dari sejumlah peneliti tindakan atau kelakuan yang tidak
dan pembuat kebijakan bertanggungjawab dari manajemen.

15. Resiko Pasar 17. Resiko Investasi Modal


Muncul dalam bentuk pergerakan harga
Prinsip IFSB atas Resiko Investasi
yang tidak baik seperti, hasil (resiko tarif
Modal Institusi keuangan Islam, harus
pendapatan), tarif benchmark (resiko tarif
menempatkan strategi yang tepat,
suku bunga), tarif pertukaran asing (resiko
manajemen resiko dan proses pelaporan
FX), modal sendiri dan harga komoditas
berkaitan dengan karakteristik resiko
(resiko harga) yang memiliki dampak
investasi modal, termasuk investasi
potensial atas nilai keuangan aset.
mudarabah dan musarakah
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang

Kesimpulan keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an


setelah berkembangnya teori accidentmode.Tujuan dari
manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat
terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI,
maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi.
Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap
terjadinya kerugian maupun ‘accident’. Dari data yang ada,
jumlah pembeli dari kelompok menengah merupakan pembeli
mayoritas.Lebih dari 60 persen pembeli tipe 70 dan 100 adalah
dari kelompok menengah. Aturan itu juga menyebabkan
transaksi pembelian rumah khusus untuk tipe 70 yang dijual
rata-rata seharga 300 juta rupiah hingga 400 juta rupiah
mengalami penundaan karena konsumen harus menyediakan
tambahan biaya agar memenuhi persyaratan uang muka 30
persen.
 
 
THANK YOU
Any Question

Anda mungkin juga menyukai