Anda di halaman 1dari 4

Ciri Seksual Sekunder

Ciri seksual sekunder adalah ciri kelamin yang dapat ditandai dengan melihat ciri-ciri fisik untuk
membedakan ikan jantan dan betina. Namun, tidak semua jenis ikan bisa dibedakan jenis kelaminnya
hanya dengan melihat ciri-ciri fisiknya, contohnya ikan ringau (Datnioides micrrolepis) yang sangat sulit
dibedakan jenis kelaminnya sehingga sering kali terjadi kesalahan dalam pemilihan induk (Sirikul et al.,
1994). Jenis ikan yang memiliki morfologi (bentuk dan ukuran tubuh) yang jelas berbeda antara ikan
jantan dan betina maka ikan tersebut memiliki ciri dimorfisme seksual. Sedangkan jenis ikan yang
memiliki perbedaan warna yang jelas antara ikan jantan dan betina maka ikan tersebut memiliki ciri
dikromatisme seksual. Suatu jenis ikan dapat memiliki kedua ciri tersebut atau hanya salah satunya saja,
atau bahkan tidak kedua-duanya.

Ciri seksual sekunder pada ikan jantan dan betina berkembang seiring dengan diferensiasi seksual yang
terjadi. Seiring dengan perkembangan stadia ikan (larva-benih-juvenil-dewasa), ciri kelamin sekunder
akan berkembang menentukan status kelamin ikan tersebut. Ikan jantan biasanya mengembangkan
karakteristrik seksual yang lebih ekstrim dari segi morfologi, warna, dan agresivitas. Hal ini dipengaruhi
oleh hormon androgen yang diproduksi oleh testis. Secara umum, bentuk sirip ikan jantan lebih panjang,
warna ikan jantan lebih cerah dan cemerlang, serta ikan jantan memiliki tingkat agresivitas yang lebih
tinggi. Namun dari segi ukuran, pada beberapa spesies, ikan betina memiliki ukuran tubuh yang jauh
lebih besar dari ikan jantan.

Berdasarkan kemunculannya ciri seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual sekunder
sementara dan ciri seksual sekunder permanen.

Ciri seksual sekunder  sementara.

Ciri seksual sekunder sementara hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Ciri seksual sekunder
muncul akibat adanya rangsangan lingkungan pada saat musim pemijahan. Secara umum, ikan yang
siap memijah atau birahi menunjukkan beberapa perubahan perilaku dan penampakan tubuhnya yang
muncul karena pengaruh hormonal saat ikan sedang birahi. Perubahan ini merupakan salah satu bentuk
adaptasi reproduksi yang dikembangkan oleh spesies ikan tersebut untuk kelestarian jenisnya.

Ciri seksual sekunder sementara yang muncul pada beberapa spesies ikan di antaranya adalah sebagai
berikut:

1. Ovipositor pada ikan Europan bitterling (Rhodeus sericeus), yaitu organ pada ikan betina yang
digunakan untuk meletakkan telur pada insang kerang air tawar (Gambar 3.) (Smith et al., 2004);
2. Adanya semacam jerawat dengan susunan yang khas di atas kepala ikan horny head (Nocomis
biguttatus) jantan pada waktu musim pemijahan (Gunderson et al., 2010).
3. Perubahan warna ikan jantan selama masa pemijahan pada beberapa spesies, misalnya: warna
kebiruan pada ikan Pecos pupfish (Cyprinodon pecosensis); warna kehitaman pada
ikan Mexican pupfish (Cyprinodon beltrani); warna merah pada kepala dan sirip ikan Duskystripe
shiner (Luxilus pilsbryi) (Kodric-Brown, 1998).
Gambar 3. Pemijahan ikan bitterling betina pada insang kerang air tawar: (a)
Kepala di bawah untuk memeriksa kerang; (b) Penetrasi organ conical; (c)
penetrasi ovipositor pada insang kerang; (d) pencabutan ovipositor
(dimodifikasi dari Smith et al., 2004)

Gambar 4. Ciri kelamin sekunder ikan Nocomis biguttatus jantan pada saat
siap memijah (Gunderson et al., 2010)
Ciri seksual sekunder permanen

Ciri seksual sekunder yang berciri permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan
sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium
pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada
ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan
sebagainya. Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja. Apabila ikan
jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang,
tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan sesuatu perubahan. Sebaliknya tanda bulatan hitam pada ikan
Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, bila ovariumnya dihilangkan. Hal
ini disebabkan adanya pengaruh dari hormon yang dikeluarkan oleh testis mempunyai peranan pada
tanda seksual sekunder, sedangkan tanda hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang
dikeluarkan oleh ikan betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam.

Cicak adalah reptil yang berukuran 7,5-15cm dan ukuran cicak jantan lebih
besar dari betina. Secara umum ukurannya beragam, dengan tubuh bersisik
halus dan dibagian belakang ekor terdapat garis seperti pita. Warna tubuh
abu-abu atau coklat muda sampai krem. Beberapa spesies cicak warna
kehijauan dan bagian bawah putih. Cicak memiliki pupil vertikal dan dada
tengah berwarna dan kadang-kadang tampak semi-transparan.
Pada cicak, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil,
berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di
gantung oleh mesorchium. Testis akan membesar saat musim kawin. Saluran reproduksi, duktus
mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian
duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang
sangat berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk
duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf
bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptile termasuk cicak, duktus
deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital
yang pendek. Hemipenis merupakan sepasang alat capulatio yang berupa tonjolan di dinding
cloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda
dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan
keluar.
Sedangkan untuk cicak betina, organ genitalianya terdiri dari ovarium yang berjumlah
sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian
ventral kolumna vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding
bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel
telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan
cangkang kapur.

 Sebelum membiakkan kucing, perlu juga memahami tanda-tanda kelamin


kucing tersebut. Pemahaman ini cukup penting, selain organ reproduksi
termasuk alat vital. Informasi organ reproduksi juga akan memudahkan dalam
memahami perilaku kucing ke depannya. Organ reproduksi kucing jantan terdiri
dari testis (penghasil sperma) dan penis. Sementara itu, organ reproduksi
kucing betina terdiri dari ovarium (penghasil sel telur), tuba falopi, uterus,
serviks, vagina, klitoris, vulva, serta putting susu. Jenis kelamin kucing dewasa
biasanya lebih mudah diketahui daripada anak kucing (kitten). Jenis kelamin
dapat diketahui dengan cara memeriksa bagian sekitar anus (di bawah pangkal
ekor).

Kucing jantan dewasa biasanya mempunyai badan lebih besar dan kekar serta
mempunyai penis dan testis. Testis kucing jantan dewasa berbentuk seperti dua
buah bola kecil sebesar kelereng yang terletak di antara anus dan penis. Di
bawah testis terdapat lingkaran kecil yang merupakan lubang tempat keluarnya
penis. Sementara itu, kucing betina dewasa memiliki vulva di bawah lubang
anus yang berbentuk seperti garis. Menentukan jenis kelamin anak kucing yang
berumur kurang dari dua bulan sedikit agak sulit. Anak kucing jantan
mempunyai lubang berbentuk lingkaran kecil di bawah anus. Selain itu, jarak
antara anus dengan lubang penis lebih lebar karena pada tempat ini akan
tumbuh testis.

Interval siklus reproduksi pada kucing betina dikenal dengan Sebutan


oestrouscycle yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada kucing betina.
Kucing betina memerlukan pancingan saat akan berovulasi. Hal ini berarti
kesiapan sel telur pada kucing betina tergantung kucing jantannya. Telur yang
dihasilkan ovarium mengalir ke tuba falopi, lalu turun ke uterus. Saat itulah
telur siap dibuahi oleh sperma. Telur yang sudahdibuahi kemudian akan
melekat pada dinding uterus dan berkembang. Tidak seperti hewan mamalia
lainnya, kucing betina dapat melahirkan anak kucing berulang-ulang dalam
jumlah yang banyak. Kejadian ini secara ilmiah sulit untuk diketahui alasannya.
Proses melahirkan anak kucing masih dapat terjadi sepanjang hidup kucing
betina.

Tahapan oestrous cycle meliputi empat fase, yaitu sebagai berikut. Pertama,
Proestrus. Proses pemanasan awal terjadi. Tahap ini perilaku kucing betina
mulai berharap untuk di kencani kucing jantan. Kedua Oestrus. Panas yang
sebenarnya terjadi. Proses ini disebut ovulasi. Ketiga, Metoestrus. Periode
dengan perilaku kembali normal jika oestrus tidak mengalami perkawinan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan kembali kefase satu (proestrus) sekitar 2—3
minggu. Dan Keempat, Anoestrus. Periode perilaku kucing betina malas/tidak
banyak bergerak yang diikuti dengan fase metoestrus setelahbeberapa siklus.
Masa ini kucing betina sudah tidak panas lagi.

Anda mungkin juga menyukai