Anda di halaman 1dari 49

Nilai Ekonomi Karbon

dalam Perpres 98/2021 dan PermenLHK 21/2022

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM-KLHK


31 MARET 2023
Indonesian Commitment on Global and National Climate Change

Key Factor : Key Factor :


• Detail Adaptation Program and Action • Peak emission projection in 2030
• Elaboration of Transparancy Framework • FOLU Net Sink 2030
and Means of Implementation • Target net zero emission (NZE) in
• Entry point of Long Term Vision on
2060 or faster
Climate Change

UPDATED NDC dan LTS-LCCR 2050

Rio Earth Summit Indonesian • Indonesian Ratification on Paris


United Nations Framework Ratification on Kyoto Agreement (Act No. 16 of 2016)
Convention on Climate Change Protocol (Act No.
• Indonesian First Nationally
(UNFCCC) established 17 of 2004 ) Indonesia Submitted :
Determined Contribution (NDC)
to UNFCCC Enhanced NDC

1992 1997 2004 2015 2016 2021 2022 2060

Indonesia Submitted :
Paris Agreement 1. Updated NDC Alignment dengan
Kyoto Protocol adopted skenario 1.5C
2
adopted 2. LTS-LCCR 2050
Kesepakatan GLOBAL PERUBAHAN IKLIM dibawah UNFCCC
Status pertemuan Parties dan bbrp
Keputusan penting
Adopsi 1992
UNFCCC COP- 25
• BAP (COP-13), REDD+ milestone,
Tidak ada penentuan (Enter into force/EIF : 1995) • Cancun Agreement (COP 16 : incl. pre 2020
target kuantitatif USD 100 billion pledges), GCF
penurunan emisi • Warsaw Framework for REDD+ (COP-19)

Pendekatan top-down
dengan target kuantitatif
penurunan emisi bagi
negara industri.
TIDAK ADA KEWAJIBAN
Kyoto (1) Adopsi 1997/COP-3 (EIF : 2005 :
2008-2012)
CMP-15
NEGARA BERKEMBANG
TURUNKAN EMISI (hanya
sebagai supply Carbon)
Protokol (2) Doha Ammendment* 2012/
COP-18 (EIF : Okt 2020 : 2013-2020) • Marrakech Accord (Flexible mechanisms (COP 7, adopsi
pd COP-11/CMP.1) : ET, JI, CDM), Adaptation Fund

Pendekatan bottom up Paris Adopsi 2015/COP-21


– komitmen Parties
melalui NDC – LTS Agreement (EIF : 2016; COP 22 sd 24 ~ CMA-2
dengan 20C-1.50C global CMA 1.1-1.3) • Katowice Rule Book (CMA 1.3)
goal
KEWAJIBAN NEGARA
BERKEMBANG UNTUK
TURUNKAN EMISI/NDC 3
Article 5 Paris Agreement Komitmen Pembayaran
MANDAT DECISION 1/CP. 21
USD 56 juta USD 56 juta
(kinerja (kinerja
Negara-negara agar melakukan konservasi dan Norway
(2016-2017)) (2016-2017))
5.1
meningkatkan serapan dan cadangan karbon,
sesuai Pasal 4 Ayat 1 (d) dari Konvensi
(peningkatan pengelolaan berkelanjutan dan
kerjasama dalam konservasi, peningkatan
serapan dan cadangan karbon, termasuk USD 103 juta USD 56 juta
biomassa, kehutanan, kelautan dan ekosistem (kinerja
darat, pesisir dan laut), termasuk melalui
GCF (kinerja
kehutanan (2014-2016)) (2014-2016))

Negara-negara didorong untuk mengimplementasikan dan USD 110 juta USD 20,9 juta
mendukung, melalui Resul-based payment, berdasarkan FCPF (kinerja (advance
keputusan COP, kebijakan dan insentif positif untuk
kegiatan REDD+ (penurunan emisi dari deforestasi dan Kaltim (2021-2025)) payment)
degradasi hutan, peran konservasi, pengelolaan hutan

5.2 berkelanjutan dan peningkatan stok karbon di negara


berkembang), joint adaptasi dan mitigasi dari pengelolaan
USD 70 juta
hutan, manfaat selain karbon, pendekatan integral dari
pengelolaan hutan berkelanjutan dengan memastikan insentif
USD 15 juta
untuk manfaat selain karbon BioCF (kinerja (preparation,
Jambi (2021-2025)) pre-
investment)

4
Article 6 Paris Agreement (Dec CMA3 and CMA4 serta Permen No 21/22 Pasal 18 sampai 22)

Article 6.2 Article 6.4


Cooperative Approach Cooperative Approach CDM
ITMO Transition or New Investments

Note: Permen LHK No 21 th 2022


Pasal 18 Ayat 1 Indonesia telah Article 6.4 emission
Mitigation Outcome
menetapkan bahwa Perdagangan reductions
Karbon Luar Negeri melalui
Kerjasama Article 6.2 dan 6.4
ditujukan untuk pencapaian
target NDC (International A6.4ERs not specified as
Authorized A6.4 ERs Authorized
Mitigation Purposes), sedangkan authorized
untuk tujuan lain selain NDC
(other purposes) seperti CORSIA for the purpose of contributing to the
dan Voluntary purposes (bukan ITMO
Voluntary Carbon Market) boleh
ITMO reduction of emission levels in the host Party.

dilakukan apabila target Other International Mitigation Purposes


pengurangan emisi NDC telah
Corresponding Corresponding
tercapai
Adjustment Adjustment Voluntary
NDC CORSIA Purposes
International Mitigation Other Purposes
Purposes

Other International Mitigation Purposes

Voluntary domestic mitigation


NDC CORSIA Purposes Domestic Price Result Based Climate
pricing schemes
International based measure Finance
Other Purposes 5
Mitigation Purposes
KOMITMEN NEGARA DALAM KONTEKS
UNFCCC/KP/PA PRE 2020 DAN POST 2020

Pre-2020/
Komitmen mandatory negara maju Post-
1. Semua negara berada di satu platform (komitmen negara
dituangkan dalam NDC : Indonesia 29-41 %); LTS (global
(NAMAC; KP & Doha Ammendment)
PostKontribusi
COP voluntary negara berkembang 2020
peaking dan NZE)
(sekarang menjadi 31,89 % dan 43,2 %
Bali
(NAMAs : Indonesia 26 – 41 %)
(PA)*
2. Sektor kehutanan dan LU merupakan bagian
penting/kontributor terbesar NDC Indonesia.

Note * :
• Komitmen kolektif global yang dinyatakan dalam NDCs belum menjamin tercapainya PA temperature goals ( 2 oC – 1,5oC) 
masih sekitar 3oC.
• Lima-Paris Action Agenda on Climate Change : mendorong aksi iklim oleh ‘cities/regions’, pebisnis dan investor serta
memfasilitasi kolaborasi antara Pemerintah dengan kelompok ini (PS – NPS).
• Marrakech Partnership for Global Climate Action (COP-22) memformalkan kemitraan PS – NPS. 6
I. KOMITMEN INDONESIA :

II. KONSIDERANS
MENIMBANG PERPRES 98/2021:

“…Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif


……...”

Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, merupakan game changer
1. Dampak perubahan iklim dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.
mempengaruhi kualitas kehidupan
vide Pasal 28 H UUD 1945 Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi Net-Zero Emission dunia. ….carbon
2. Ratifikasi Paris Agreement, UU Nomor market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan
16 Tahun 2016, ada kewajiban
Ekosistem ekonomi karbon yang transparan,
1
iklim.
pemerintah pengurangan emisi GRK
3. Karbon indikator kinerja nasional
bernilai ekonomi dan dalam rangka
berintegritas, inklusif dan adil harus diciptakan.”
2
(Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit,
kontribusi global Glasgow, 1st November 2021)

3 4 7
Kebijakan karbon akan mempengaruhi perekonomian dalam jangka panjang
Proyeksi peningkatan suhu global s.d. 2100

including emission
Skenario tanpa mitigasi level

Skenario Paris Agreement


 Menjaga kenaikan temperatur global dibawah 2°C dan
berusaha untuk menjaga kenaikan temperatur global
pada 1,5°C Negara Negara
 Emisi Netto Nol (net-zero emission) sebagai tujuan berkembang Maju
jangka panjang
 Negara berkembang & maju wajib berkontribusi pada
Source: Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
Coupled Model Intercomparison Project Phase penurunan emisi global
Five AR5 Atlas Subset  Janji untuk membatasi emisi gas rumah kaca
melalui Nationally Determined Contribution (NDC) • Bagaimana negara berkembang menuju industrial level
 Global stocktake secara berkala atas kemajuan dg tetap menjaga level emisi rendah?
implementasi Paris Agreement • Bagaimana negara maju mempertahankan ekonomi
industri dan menurunkan emisi?

National Determined Contribution Command and Control Regulations


 Penurunan tingkat emisi dari tingkat business as Linkage dengan ekonomi
usual (BAU) sebesar 29% pada tahun 2030 melalui
lima sektor: kehutanan (17.2%), energi (11%),
Economic Instruments
Financial Perlunya kebijakan
pertanian (0.32%), industri (0.10%), dan limbah Climate Stability yang mampu  carbon taxes,  introduction of
(0.38%)
Mitigation Opsi  TRANSFERABLE technical standards,
mengintegrasikan
PERMITS  subsidies for research,
19% dari BAU- 70% dari BAU- solusi bagi development,
energi kehutanan (CARBON
11% dari BAU 17.2% dari BAU Total permasalahan iklim Kebijakan TRADING), deployment and
Total
Economy
sekaligus menjawab  incentives for the
transfer of new
Climate Technology tantangan renewable energy
technologies.

perekonomian sources/improve
ments Source: Pesic. 2018

Dunia menghadapi tekanan terkait climate change, semua kegiatan perekonomian sekarang harus
Source: European Central Bank. 2020
Climate mengarah kesana yang kemudian sesuai dengan UNFCCC. Keterlibatan pemerintah dalam
Adaptation climate change menjadi pokok yaitu negara dan pemerintah sebagai ikut menjadi pengatur agar
Energy Waste IPPU Agriculture Forestry tujuan terkait agenda climate change bisa tercapai.
Emission BAU (2030) ER (CM 1) ER (CM 2) 8
GAMBARAN HUBUNGAN KERJA
KELEMBAGAAN TERKAIT IKLIM DAN
KARBON DI INDONESIA Bi
e.g.
Jep later (1) Political level : MEF-EC,
JCM ang al 9 G20, MoCA, Petersberg
, N den Dialogue.
orw ga 1
ay n (2) Implementation Level :
FIP, FCPF-CF, BioCFSL,
UNREDD+.
Note : garis yang
menghubungkan 2
berbagai e.g. WB, WTO

kesepakatan atau 8
institusi tidak IPCC, UNEP, ICAO,
Asian
IMO etc.
mencerminkan 3 /KP/PA
Climate
hubungan yang Zones

sama (bebarapa
relasi bersifat
formal, mutual 7 Agenda
4 beyond
recognition, atau e.g. Gold
link tanpa ikatan Standard, VCS, Koalisi Local
6 national
Plan Vivo, ART- 5 jurisdiction
formal. Government (termasuk 30
TREES/LEAF e.g. REDD+ (Papua, by 30 (di
Partnership, NDC
Kalteng,dll) KKP))
Partnership
Dan LTKL
9
Sumber : IPCC – AR5, WG3 (dimodifikasi)
Target Pengurangan Emisi GRK 2030 dalam Enhanced NDC
Dokumen NDC
Komitmen Para Pihak
Pasal 3 dan 4 Paris Agreement
• Kewajiban masing-masing Negara untuk menyampaikan Kontribusi
yang Ditetapkan Secara Nasional/Nationally Determined
Contributions-NDC. (Pasal 3)
• Komitmen Para Pihak untuk mencapai titik puncak emisi gas rumah
kaca secepat mungkin dan melakukan upaya penurunan emisi secara
cepat melalui aksi mitigasi (Pasal 4).

Dokumen Enhanced NDC Dokumen Update NDC

10
SECOND
60%
Catatan : Sektor Kehutanan memiliki porsi TERBESAR di dalam target
NDCkesepakatan COP
• Awal tahun 2023 telah dimulai proses penyusunan SNDC yang berdasarkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca: 10
(COP-27 dan COP-28) perlu diselaraskan dengan LTS (Id. LTS-LCCR 2050 dan NZE by 2060)
Target CM1 dan CM2 serta Realisasi Inventarisasi GRK

Rezim Kyoto Protocol Rezim Paris Agreement

11 11
)
t NDC (UNFCCC
itung de
ngan ta
rge s/d tahun 2030
Mu lai d ih

Target penurunan emisi 41 % di tahun 2030 sudah terlampaui di tahun 2020 yang harus dipertahankan dan ditingkatkan
Upaya Pencapaian Target NDC … (1)

Upaya Pencapaian Target NDC


Sektor

Sub Sektor a. energi;


Target NDC Mitigasi Perubahan Iklim b. limbah;
a. pembangkit; c. proses industri dan
b. transportasi; penggunaan
Strategi Implementasi c. bangunan; produk;
Penyelenggaraan
d. limbah padat; d. pertanian;
1. pengembangan 1. Mitigasi e. limbah cair; e. kehutanan;
kepemilikan dan Perubahan Iklim f. sampah; dan/atau
komitmen; 2. Adaptasi g. industri; f. sektor lain sesuai
2. pengembangan kapasitas; Perubahan Iklim Pelaksanaan Penyelenggara h. persawahan; dengan
3. penciptaan kondisi 1. kementerian/ i. peternakan; perkembangan
1. perencanaan Aksi
pemungkin; j. perkebunan; ilmu pengetahuan
Mitigasi Perubahan lembaga;
4. penyusunan kerangka k. perhutanan; dan teknologi.
Iklim; 2. pemerintah daerah;
kerja dan jaringan l. Pengelolaan gambut
2. pelaksanaan Aksi 3. Pelaku Usaha; dan
komunikasi; dan mangrove; dan/atau
Mitigasi Perubahan 4. masyarakat.
5. kebijakan satu data Emisi m. sub sektor lain sesuai
Iklim; dan
GRK dan ketahanan dengan perkembangan
3. pemantauan dan
iklim; ilmu pengetahuan dan
evaluasi Aksi
6. penyusunan kebijakan, teknologi.
Mitigasi Perubahan
rencana, dan program;
Iklim.
7. penyusunan pedoman
implementasi NDC; Note :
8. pelaksanaan NDC; dan Sektor lainnya dan Sub Sektor lainnya ditetapkan oleh
9. pemantauan dan kaji Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri terkait
Menteri selaku Koordinator
ulang NDC. (Sektor Kelautan – Blue Carbon)
13
Upaya Pencapaian Target NDC … (2)
Psl. 45 dapat dilakukan melalui

PENYELENGGARAAN NEK
I. Mitigasi Perubahan Iklim
PENCAPAIAN Psl. 5
dilakukan melalui:
TARGET NDC II. Adaptasi Perubahan Iklim
1. Perdagangan Karbon;
2. Pembayaran Berbasis Kinerja;
3. Pungutan Atas Karbon; dan/atau
4. mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu
Baseline Emisi GRK 2O3O: pengetahuan dan teknologi
Psl. 16
2.869 juta ton COze

Baseline Emisi GRK sektor Pedoman peyusunan Baseline Psl. 25

Emisi GRK
Emisi GRK provinsi Rencana Aksi Mitigasi Perubahan Iklim nasional

Provinsi
Baseline
Psl. 27

PERENCANAAN
Rencana Aksi Mitigasi Perubahan Iklim provinsi
Psl. 5 P E R AT U R A N M E N T E R I L H K
Psl. 34 & 39
Strategi Implementasi NDC Peta Jalan

Ketahanan Iklim
Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim nasional
1. pengembangan kepemilikan dan komitmen;
1. rincian Baseline;

Baseline
2. pengembangan kapasitas;
2. rincian target; Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim provinsi
3. penciptaan kondisi pemungkin;
3. skenario mitigasi;
4. penyusunan kerangka kerja dan jaringan komunikasi;
4. skenario adaptasi;
5. kebijakan satu data Emisi GRK dan ketahanan iklim; Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim kab/kota
5. tata kelola;
6. penyusunan kebijakan, rencana, dan program;
6. kebutuhan dana; Psl. 25 & 26
7. penyusunan pedoman implementasi NDC;
7. teknologi; dan Rencana Aksi Mitigasi Perubahan PELAKSANAAN
8. pelaksanaan NDC; dan
8. peningkatan kapasitas. Iklim nasional dan Sektor dapat
9. pemantauan dan kaji ulang NDC. digabungkan dalam peta jalan NDC PEMANTAUAN & EVALUASI
INSTRUMEN KEBIJAKAN
SISTEM INFORMASI PERUBAHAN IKLIM

Program Kampung Iklim


Sejak tahun 2011 Sejak tahun 2015
Sejak tahun 2002 Sejak tahun 2011

Program Ozon
Sejak tahun 2016
Sejak tahun 2015 Sejak tahun 2016 Sejak tahun 2018
• Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon merupakan Bukti Komitmen Indonesia
dan leading by Example dalam berkontribusi dalam pengendalian emisi Gas
Rumah Kaca Global sekaligus memperkuat implementasi pembangunan
berkelanjutan

• Nilai Ekonomi Karbon adalah nilai terhadap setiap unit emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan kegiatan ekonomi (Perpres 98/21
Pasal 1 ayat 2, PermenLHK 21/22 Pasal 1 ayat 1)

16
OVERVIEW dan POSITIONING PENGATURAN NEK … (1)

1. Carbon pricing (Nilai ekonomi Karbon) merupakan pemberian nilai terhadap setiap unit emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan dari kegiatan manusia dan ekonomi (melalui mekanisme pasar agar biaya emisi dapat dibebankan kepada
kegiatan yang mengeluarkan emisi karbon atau peng-emisi, (prinsip polluters pay principle) .
2. Perpres 98/2021 dimaksudkan untuk pencapaian target NDC, didasarkan pada : perlunya keterlibatan semua pihak
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat ditingkat global, nasional dan lokal, untuk menjaga peningkatan suhu rata-
rata global di bawah 2oC menuju 1.5oC dari tingkat suhu pra industrialisasi.
3. Untuk Indonesia, target tersebut ditetapkan dalam NDC dengan target penurunan emisi sebesar 29% (kemampuan
sendiri) dan sampai dengan 41% (dukungan kerjasama internasional) pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario
business as usual dengan tahun dasar yaitu tahun 2010. Target tersebut selanjutnya ditingkatkan kembali di dokumen
Enhanced NDC yang disubmit tahun 2022.
4. Tata kelola karbon telah diatur melalui Perpres No. 98 Tahun 2021 dan PermenLHK No. 21 Tahun 2022, mengatur
ketentuan peralihan bagi pelaku usaha yang telah melaksanakan perdagangan karbon sebelum terbitnya Perpres No.
98 Tahun 2021. Tidak ada hambatan bagi pelaksanaan skema Pasar Karbon Sukarela (VCM), Semua aktivitas
perdagangan karbon wajib mematuhi tata kelola karbon sehingga dapat secara realistis dilaksanakan (workable).
5. Seluruh aktivitas perdagangan karbon diwajibkan mencatatkan registrasi pada Sistem Registri Nasional (SRN
PPI), dan diwajibkan memperoleh Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE GRK) melalui otoritas pemerintah.

17
OVERVIEW dan POSITIONING PENGATURAN NEK … (2)

Kebijakan dan peraturan NEK dikembangkan dalam narasi politik sumberdaya alam dan lingkungan Indonesia dalam relevansi
subyek tentang climate change :
 Constitutional mandate: perubahan iklim mempunyai pengaruh terhadap lingkungan bagi manusia yang harus
dilindungi hak konstusionalnya dalam hal mendapatkan lingkungan yang baik (merujuk pada Pasal 28 H UUD 1945)
dan karbon merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia dan harus digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat Indonesia (merujuk pada Pasal 33 UUD 1945)
 Constitusional rights bahwa angka karbon (emisi) merupakan ukuran kinerja universal (dunia) dalam pengelolaan
perubahan iklim yang merefleksikan tingkat keberhasilan negara dalam mengendalikan perubahan iklim. Oleh
karenanya hak atas karbon dan nilai ekonomi karbon harus dikuasai, dilindungi dan dikelola oleh negara dan diatur
Pemerintah Indonesia;
 Management/operation rights: bahwa nilai ekonomi karbon timbul dari upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
yang dilakukan oleh semua pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha/kegiatan, dan masyarakat;
 Economic rights). bahwa pengelolaan nilai ekonomi karbon, mitigasi dan adaptasi harus mendukung pencapaian
sasaran komitmen Indonesia dalam kontribusi pengurangan emisi GRK dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat ( pemanfaatan secara ekonomi dari karbon)
 a reflection of performance with equal degree of magnitude): bahwa capaian Angka Carbon merupakan salah satu
dari refleksi keberhasilan suatu negara dari upaya-upaya kontribusi kepada dunia atas penurunan emisi gas rumah kaca,
disamping ukuran lain yang juga sangat penting meliputi bidoversity, landscape conservation serta lainnya.
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021

BAB III UPAYA PENCAPAIAN TARGET KONTRIBUSI


YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
Pasal 5 Upaya pencapaian target NDC
Pasal 6 – 8 Mitigasi Perubahan Iklim
Pasal 9 – 27 Perencanaan Aksi Mitigasi PI
BAB V KERANGKA TRANSPARANSI
Pasal 28 Pelaksanaan Aksi Mitigasi PI Pasal 60 Tatacara melakukan kerangka transparansi
Pasal 29 – 30 Pemantauan dan Evaluasi Aksi Mitigasi PI Pasal 61 MRV
Pasal 31 – 33 Adaptasi Perubahan Iklim Pasal 62 – 65 Pengukuran
BAB I Pasal 66 – 67 Pelaporan
Pasal 34 – 41 Perencanaan Aksi Adaptasi PI
KETENTUAN UMUM Pasal 42 Pelaksanaan Aksi Adaptasi PI Pasal 68 Validasi dan Verifikasi
Pasal 1 Definisi dan pengertian Pasal 43 – 44 Pemantauan dan Evaluasi Aksi Adaptasi PI Pasal 69 – 70 Sistem Registri Nasional Pengendalian PI
Pasal 71 – 77 Sertifikasi Pengurangan Emisi

1 2 3 4 5

BAB IV TATA LAKSANA


BAB II
PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI BAB VI PEMANTAUAN
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG
KARBON DAN EVALUASI
LINGKUP 6
Pasal 45 – 47 Nilai Ekonomi Karbon Pasal 78 – 80
Pasal 2 – 3 Maksud dan Tujuan
Pasal 48 – 54 Perdagangan Karbon Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 4 Ruang Lingkup
Pasal 55 – 57 Pembayaran Berbasis Kinerja
Pasal 58 – 59 Pungutan Atas Karbon
10 9 8 7

BAB X BAB IX BAB VIII BAB VII PEMBINAAN DAN


KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN KOMITE PENGARAH PENDANAAN
Pasal 87 – 90 Penutup PERALIHAN Pasal 84 Komite Pengarah Pasal 81 – 82 Pembinaan
Pasal 85 – 86 Peralihan Pasal 83 Pendanaan 19
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 Tahun 2022

Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Pungutan Atas


Umum Perdagangan Karbon Berbasis Kinerja Karbon

I II III IV

Sertifikasi Pengukuran, Pelaporan, Mekanisme


Penyelenggaraan
Pengurangan Emisi dan Verivikasi Penyelenggaraan NEK
SRN PPI
Gas Rumah Kaca Penyelenggaraan NEK Lainnya

VIII VII VI V

Pengelolaan Dana Atas Partisipasi Para Pemantauan dan Ketentuan


Perdagangan Karbon Pihak Evaluasi Penutup

IX X XI XII
Perkembangan saat ini

Peraturan yang telah terbit


Percepatan Implementasi Permen LHK No.21/2022: Permen ESDM No.16/2022: Permenkomarves No 5 Tahun 2022
Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Tata Laksana Penerapan Nilai Tata Cara Penyelenggaraan NEK Struktur dan Tata Kerja Komite Pengarah
Ekonomi Karbon Subsektor Pembangkit Tenaga Listrik Penyelenggaraan NEK
Hal-hal yang dilakukan: Gugatan Keberatan Hak
1. Menyiapkan/ mengembangkan perangkat pendukung SRN dan Sign Smart; Uji Materiil terhadap
Perpres 98/2021 : 2. Melakukan sosialisasi berjenjang baik untuk party maupun non party stakeholder di tingkat nasional dan
sub nasional;
Perpres Nomor 98/202
3. Menyediakan dokumen Perpres dan Permen NEK ke dalam 2 bahasa (Indonesia-Inggris); oleh Masyarakat Adat
Penyelenggaraan Nilai 4. Menyiapkan kelembagaan sebagai clearing house dan pusat layanan implementasi Nilai Ekonomi
Ekonomi Karbon Karbon (Rumah Karbon);
Status:
Untuk Pencapaian 5. meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam implementasi NEK. Gugatan Ditolak MA
Target Kontribusi Yang
Ditetapkan Secara Peraturan masih dalam Proses Penerbitan
Nasional Dan RPermen LHK: Permen LHK
Pengendalian Emisi Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan tentang Penyelenggaraan Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional
Gas Rumah Kaca (Nationally Determined Contribution)
Dalam Pembangunan Rancangan Permendagri Penyiapan Substansi Fiskal dan Pembiayaan
Nasional Peran Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Nilai Ekonomi • Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Tarif dan
Karbon dalam Rangka mencapai Target NDC. DPP Pajak Karbon
• Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Tata Cara
KLHK dan Tim OJK sedang menyiapkan RPOJK tentang
dan Mekanisme Pengenaan Pajak Karbon
Pembentukan dan Pengaturan Teknis Bursa Karbon
Hal-hal yang dilakukan:
• Percepatan pembahasan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Peraturan Menteri LHK dengan Kumham dan
K/L terkait.
• Memastikan peraturan turunan dari Kementerian Terkait sektor berjalan inline dan terintegrasi dengan P21/22 dan p.98/21 Bisa diaplikasikan
di masyarakat.
Skema Mekanisme dan Prosedur Penyelenggaraan NEK

Pengelolaan
mekanisme pasar karbon Dana
Mekanisme Pelaksanaan Penyelenggaraan melalui bursa karbon P dilakukan
Dapat dalam dan/atau luar N melalui
bertempat diINDONESIA
1. Perdagangan Karbon dilakuka B lembaga yang
negeri P
n lintas perdagangan langsung mengelola
Ar.6 Paris sektor dana
Agreement
lingkungan
a. Perdagangan Emisi Mekanisme dan Prosedur Penetapan PT BAE Emisi aktual hidup atau
Perdagangan Emisi di bawah atau a lembaga yang
Penyelenggaraan di atas PT t ditunjuk
Penerbitn PT BAE-
NEK dilaksanakan BAE-PU a
PU
oleh: u Sertifikasi
Mekanisme dan baseline
a. kementerian/ hasil capaian Pengurangan
lembaga; b. Offset Emisi prosedur Offset
pengurangan
emisi GRK Target pengurangan Emisi (SPE)
b. pemerintah Ar.5 Paris Emisi GRK emisi
daerah; Agreement
c. pelaku usaha;
dan
2. Pembayaran Berbasis Kinerja Pedoman 1. Internasional ke Pemerintah
Pengelolaan
d. masyarakat. Dana
Umum PBK 2. Internasional ke Provinsi
3. Nasional ke Sub nasional PNBP dr dilakukan
mekanisme 4. Provinsi ke Kab/Kota, Swasta dan Masy Nasional
3. Pungutan atas Karbon oleh melalui
pembagian or Prov ke
Menkeu lembaga yang
manfaat swasta
mengelola
dana
lingkungan
4. Mekanisme lainnya sesuai perkembangan Menteri dapat melakukan hidup atau
ilmu pengetahuan, teknologi yang penyesuaian pengelolaan dana dan lembaga yang
ditetapkan oleh Menteri pembagian manfaat ditunjuk
22
Perdagangan Karbon

 Ketentuan dan Kriteria Perdagangan Karbon

UMUM: dilakukan berdasarkan Peta Jalan disusun dan ditetapkan oleh untuk uji kepatutan atas Perdagangan
Perdagangan Karbon Sektor menteri terkait setelah Emisi dan sebagai acuan dalam Offset
1. Mekanisme dan Prosedur berkoordinasi dengan Menteri.
atau sub sektor Emisi GRK oleh Direktorat Jenderal
Perdagangan Karbon dalam
negeri dan/atau Luar negeri.
2. Ketentuan dalam Perdagangan
Karbon:
a. sesuai dengan peta jalan
Perdagangan Karbon;
b. menyediakan cadangan
Kriteria Umum Kriteria Khusus
pengurangan emisi
(buffer); dan Kriteria umum perdagangan Kriteria khusus perdagangan karbon :
c. berbentuk SPE-GRK untuk karbon: • rencana dan strategi pencapaian target NDC pada
• disagregasi Baseline Emisi Sektor atau Sub Sektor;
Perdagangan Karbon lintas
Sektor. GRK Sektor atau Sub Sektor • sasaran Perdagangan karbon;
d. telah mencapai target NDC tahunan; • strategi Perdagangan Emisi dalam negeri dan
• disagregasi target pengurangan Perdagangan Emisi luar negeri;
pada Sub Sektor atau Sub-
sub sektor dan mendapat emisi nasional Sektor atau Sub • periode waktu Perdagangan karbon;
otorisasi dari Menteri untuk Sektor tahunan; dan • Periode Penaatan pengukuran kinerja; dan
• hasil Inventarisasi Emisi GRK • harmonisasi dengan mekanisme pelaksanaan
Perdagangan Karbon luar
negeri; berupa emisi aktual pada Sub penyelenggaraan NEK lainnya agar tidak terjadi
Sektor atau sub Sub Sektor penghitungan ganda dan pembayaran ganda.
23
Perdagangan Karbon
 Perbedaan Antara Perdagangan Emisi dan Offset Emisi

Perdagangan Emisi Offset Emisi


Kinerja pengurangan emisi diukur menggunakan PTBAE-PU. Jumlah komulatif
PTBAE-PU maksimal sama dengan PTBAE Kinerja pengurangan emisi GRK diukur menggunakan Baseline

Penyusunan baseline dilakukan oleh pelaku usaha dan berdasarkan hasil


Penetapan PTBAE dan PTBAE-PU (termasuk kuota/allowance) oleh Menteri
inventarisasi gas rumah kaca dalam jangka waktu tertentu (antara 5-10
terkait, berdasarkan peta jalan NDC
tahun)

Penetapan PTBAE dan PTBAE-PU periode waktunya sesuai karakteristik sektor Penetapan baseline dan target pelaku usaha oleh Bupat/Walikota,
(PLTU setiap tahun) Gubernur atau Menteri terkait sesuai dengan kewenangannya

Kinerja pengurangan emisi setelah verifikasi (pelaku usaha yang menyertakan Kinerja penurunan emisi yang surplus dapat diusulkan SPE-GRK dan
DRAM) dari PTBAE-PU dapat diusulkan penerbitan SPE-GRK untuk dapat diperdagangkan di dalam negeri, luar negeri dan lintas sektor
perdagangan dalam negeri, luar negeri dan lintas sektor. (DRAM, laporan pelaksanaan, vaildasi verifikasi independen)

Kinerja penurunan emisi yang nilainya dibawah PTBAE-PU hanya dapat Perdagangan lintas sektor ditentukan melalui kuota yang ditetapkan oleh
diperdagangkan dalam negeri dan sesama PTBAE-PU Menteri terkait
Kinerja Penurunan Emisi yang nilainya diatas PTBAE-PU harus melakukan
pengimbangan dengan membeli dari PTBAE-PU yang kinerja dibawah PTBAE- Kinerja penurunan emisi yang defisit harus melakukan pengimbangan
PU, atau dari offset emisi yang surplus dan/atau membayar pajak emisi dengan membeli offset emisi yang surplus atau membayar pajak

Pemilihan mekanisme perdagangan emisi dengan kriteria : memiliki emisi tinggi


dan aksi mitigasi tidak signifikan, dalam rangka efisiensi energi dari aksi mitigasi Pemilihan mekanisme Offset emisi dengan kriteria : banyak pilihan aksi
yang terbatas, pemberian insentif untuk melakukan aksi mitigasi lainnya mitigasi dan metodologi, abatement cost lebih efisien
Perdagangan Emisi Lintas Sektor

target pengurangan Emisi GRK Sub Sektor


dan/atau rencana Aksi Mitigasi Perubahan
Iklim telah tercapai

lintas Sektor luar negeri Pelaku Usaha telah memiliki kinerja


Perdagangan Karbon pengurangan emisi atau hasil capaian
Lintas Sektor penurunan emisi
lintas Sektor dalam negeri
kuota Perdagangan Karbon lintas
Sektor yang ditetapkan menteri
terkait

disusun dengan mempertimbangkan:


a. pengutamaan Mitigasi Perubahan Iklim pada Sektor yang bersangkutan;
b. biaya pengurangan emisi pada Sektor yang terlibat (abatement cost);
c. metodologi pembuktian kinerja Mitigasi Perubahan Iklim pada Sektor yang terlibat;
d. hasil pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Tata Laksana Penerapan NEK pada setiap
tahun; dan
e. perbandingan capaian pengurangan emisi dengan target NDC pada tahun berjalan.

25
Pengembangan Infrastruktur Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon

Bursa karbon merupakan bursa efek atau penyelenggara perdagangan


yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas yang
• pengembangan menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
infrastruktur terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
Perdagangan Karbon; keuangan mengenai Perdagangan Karbon dan/atau catatan
kepemilikan Unit Karbon.

Pengembangan infrastruktur Perdagangan Karbon dapat


• pengaturan Mekanisme
terhubung dengan bursa karbon internasional
pemanfaatan perdagangan
penerimaan negara karbon melalui
dari Perdagangan Bursa Karbon Pemanfaatan penerimaan negara dari Perdagangan Karbon
Karbon; dan/atau dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

• administrasi transaksi Administrasi transaksi karbon dilakukan melalui pencatatan


karbon dan pendokumentasian pelaksanaan Perdagangan Karbon

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

26
Struktur Hulu – Hilir Perdagangan Karbon
Internasional

Pemerintah Kebijakan dan


Regulasi Catatan
Karbon
Law
Enforcement
PEMDA

Entitas
KARBON jual dan
beli
SWASTA CO2eq
Off
taker Dana dan
Catatan
Karbon

Masyarakat/ Aksi Mitigasi


Grass Root dan Aksi RBP
Adaptasi
27
Summary Penyelenggaraan Aksi Mitigasi dan NEK

AKSI MITIGASI
(entitas/unit usaha melakukan aksi
mitigasi : Sektor/ Sub Sektor TINGKAT EMISI
• Entitas/Unit Usaha penghasil Emisi GRK
• Pelaporan Emisi GRK dilakukan oleh
DRAM LCAM masing-masing unit usaha

(
SIGN SMART
(Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Sistem Registry Nasional Nasional)

Persetujuan Teknis Batas atas Emisi


(PTBAE)
PENGURANGAN EMISI • Disusun oleh K/L terkait
X TERVERIFIKASI • Diturunkan dari Baseline Nasional dan Sektoral

PERDAGANGAN
6
interaksi dan/atau bagi-pakai EMISI
AKSI MITIGASI RBP OFFSET EMISI
(Result based Payment)
PTBAE Pelaku Usaha (PTBAE
PU)
PTBAEPU diterbitkan di awal periode
Sertifikat Apresiasi perdagangan/tahun oleh K/L terkait
Insentif Sertifikat Pengurangan Emisi
(SPE) Registry PTBAE

BPDLH Registry Credit Carbon Surplus DEFISIT


(Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup) (pencatatan, transfer dan/atau penghapusan Konversi ke SPE Data IGRK < PTBAE- Data IGRK > PTBAE-
Pengimbangan dengan
unit offset) (untuk perdagangan lintas PU penambahan PTBAE- PU
sector) PU

Pengimbangan dengan
penambahan SPE
Keterangan : Mitra Pembangunan/
DRAM : Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi Donor 28
LCAM : Laporan Capaian Aksi Mitigasi
Article 6 Paris Agreement
(Dec CMA3 and CMA4 serta Permen No 21/22 Pasal 18 sampai 22)

Article 6.2 Article 6.4


Cooperative Approach Cooperative Approach CDM
ITMO Transition or New Investments

Note: Permen LHK No 21 th


2022 Pasal 18 Ayat 1 Indonesia Article 6.4 emission
Mitigation Outcome
telah menetapkan bhw reductions
Perdagangan Karbon Luar Negeri
melalui Kerjasama Article 6.2
dan 6.4 ditujuan untuk
pencapaian target NDC A6.4ERs not specified as
Authorized A6.4 ERs Authorized
(International Mitigation authorized
Purposes), sedangkan untuk
tujuan lain selain NDC (other for the purpose of contributing to the
purposes) seperti CORSIA dan ITMO
Voluntary purposes (bukan
ITMO reduction of emission levels in the host Party.

Voluntary Carbon Market) boleh Other International Mitigation Purposes


dilakukan apabila target Corresponding
Corresponding
pengurangan emisi NDC telah
Adjustment Adjusment Voluntary
tercapai NDC CORSIA Purposes
International Mitigation Other Purposes
Purposes

Other International Mitigation Purposes

Voluntary domestic mitigation


NDC CORSIA Pueposes Domestic Price Result Based Climate
pricing schemes
International based measure Finance
Other Purposes
Mitigation Purposes
Tujuan Dilakukan Pencatatan, Pelacakan, Otorisasi dan CA

Perdag LN Dicatat dan Tujuan Recording,


Tracking, Authorized Tidak Boleh
Transfer SPE CA di SRN And Corresponding Dilakukan
N
UPAYA Otorisasi Adjustment:
D
SENDIRI 1. Kontrol Pemerintah
C implementasi NDC dan
Pembagian Transfer Dicatat dan memastikan capaian
Tanpa Authorized
NDC;
I beban KERJASAM ITMO atau CA di SRN And Correspon
penurunan Ding Adjustmen:
N A LN A6.2 SPE dan Int’l 2. Memastikan TACCC;
emisi:
D 1. pemerintah
ITMO Otorisasi Registry 3. Menghindari double
1. Tidak transparan;
2. Rendah kualitas
O 2. entitas counting;
unit karbon
N publik Dicatat dan 4. Tidak terjadi
3. Dihasilkan unit
E 3. swasta KERJASAM Transfer karbon hantu or
CA di SRN peningkatan emisi bagi
tdk real
S A LN A6.4 A6.4 ER pihak yg bekerjasama;
dan A6.4 4. Emisi para pihak
I Otorisasi yg bertransaksi
Registry 5. Memastikan integritas
meningkat
lingkungan
A 5. tdk transparan dan
kualitas unit
karbon rendah
RBP LN A5 1. Tidak ada 1. Recording dan 6. Integritas
Pemerintah tracking di REDD lingkungan
transfer unit rendah
dan Pemprov karbon Web UNFCCC
dan SRN Jika MRV tidak Robust, Registry
dg persetujuan 2. Unt Capaian yg tdk Standar, L VV yg tdk
NDC host 2. Tdk ada otorisasi
Pemerintah terakreditasi (tdk sesuai Dec
country dan CA COP, CMA, CMP dan Regulasi
nasional).
30
Langkah dan Proses

Mendiskusikan Metode Penghitungan, Saat transaksi LN melaporkan untuk pencatatan


Kriteria dan Dasar Dalam menentukan dan mendapatkan otorisasi. Dalam hal
Mendaftarkan jumlah CO2eq, terutama berkaitan Sertifikat /ICER kekhususan dan CAs nol didiskusikan dan
kegiatan dengan land based activities diperoleh mendapatkan dispensasi/insentif dengan prosedur
dalam Protokol

Pencatatan dan penelusuran Negara Surat bentuk bukti pengurangan emisi


terhadap entitas yang melakukan GRK, diterbitkan setelah pengur-angan
kegiatan pengurangan emisi GRK emisi GRK terverifikasi

Corresponding
Standard SRN MRV SPE Adjustment (CA)

Mekanisme untuk mengukur, • CA memastikan terpenuhinya transparency, accuracy, consistency, complete-ness and
mela-porkan dan comparability (UNFCCC).
memverifikasi kegiatan • CA adalah alat yang digunakan negara untuk memastikan untuk memastikan Pemantauan
pengurangan emisi GRK pengendalian perpindahan sertifikat pengurangan emisi ke entitas lain di luar negeri (UNFCCC).
• Menjadi kunci untuk menjaga dan mengendalikan tujuan pencapaian NDC Nas.
• CA merupakan alat kendali pemindahan hasil capaian penurunan emisi GRK antar negara dari
aksi mitigasi perubahan iklim.
Tahapan Perolehan SPE untuk NEK

Kriteria Metodologi (Ps 60 (2) huruf f)


1. ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
Penyusunan Dokumen Rancangan Aksi
2. ditetapkan BSNonal; dan/atau
Mitigasi (DRAM)
1. Data Aksi Mitigasi 3. disetujui oleh UNFCCC
Identifikasi Aksi Mitigasi 2. Metodologi dan baseline yang ditetapkan
Program penyimpanan dan 3. Eperhitungan stimasi jumlah reduksi Emisi
Mencatatkan DRAM dan laporan
Serapan Emisi GRK GRK rata-rata tahunan; dan
4. AMDAL dan Sumber daya hasil validasi pada SRN PPI

Penyusunan Laporan hasil


pelaksanaan Aksi Mitigasi.
Membuat akun pendaftaran di SRN PPI 1. Data Aksi Mitigasi
(srn.menlhk.go.id) 2. Metodologi dan baseline yang
Validasi DRAM oleh ditetapkan

I. SRN Validator Independen 3. Perhitungan jumlah reduksi

II. MRV
Emisi GRK rata-rata tahunan;
dan
4. AMDAL dan Sumber daya

III.SPE Penelaahan akhir oleh Tim


Mencatatkan laporan hasil Laporan hasil pelaksanaan
Kriteria Validator/Verifikator Independen (Ps
40 (2) :
pelaksanaan dan laporan dilakukan Verifikasi oleh 1. terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional;
Berdasarkan hasil telaahan tim MRV hasil Verifikasi pada SRN Verifikator independen 2. memiliki kompetensi sebagai Validator dan
MRV, Direktur Jenderal PPI Verifikator capaian Aksi Mitigasi Perubahan
menerbitkan SPE-GRK Iklim dalam rangka NEK; dan
3. tidak memiliki konflik kepentingan (tidak
terlibat dalam pelaksanan aksi mitigasi
Sistem MRV

Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi atau Measurement, Reporting, and Verification yang selanjutnya disingkat
MRV adalah kegiatan untuk memastikan bahwa data dan/atau informasi Aksi Mitigasi dan Aksi Adaptasi telah
dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan/atau standar yang telah ditetapkan serta dijamin kebenarannya. (Pasal 1
Ketentuan Umum)
Laporan pelaksanaan PTBAE-PU :
• pengukuran emisi aktual pada
akhir Periode Penaatan; dan
Pengukuran emisi aktual pada • pengukuran sisa Batas Atas Emisi
Verifikator Independen untuk
akhir Periode Penaatan GRK pada saat Periode Penaatan
mengetahui kesesuaian PTBAE PU
Perdagangan
emisi Validasi

Offset emisi GRK


M R V
melaporkan capaian Aksi
• Tahap Perencanaan untuk Tahap Pelaksanaan Mitigasi Perubahan Iklim yang Verifikator Eksternal/
mendapatkan : telah dilakukan Independen. Hasil verifikasi
untuk mendapatkan
• Emisi Baseline; dan besaran Emisi GRK atau sbg dasar penerbitan SPE
• besaran target penurunan Serapan GRK aktual.
Emisi GRK atau
peningkatan Serapan GRK
berikut waktu
pencapaiannya.
Prosedur Penyelenggaraan Penetapan Metodologi
leading by example
Result Based Payment (RBP) (succes story)

a) program RBP Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) untuk Provinsi Kalimantan Timur.Carbon Fund untuk Fase RBP
disiapkan sebesar 110 juta USD untuk capaian penurunan emisi (ER) sebesar 22 juta ton CO 2e dalam kurun waktu 2019-2024.
b) program RBP BioCarbon Fund (BioCF) untuk pendekatan Landscape di Provinsi Jambi untuk emission reduction 14 juta ton
CO2e dengan pembayaran kinerja sebesar 70 juta USD tahun 2021-2025 dengan Fase Preparatoin 1,5 Juta USD (2019 - Sept
2021) dan Pre-Investment 13,5 Juta USD (tahun 2021-2025), saat ini sedang dalam persiapan negosiasi harga per unit karbon di
penyiapan ERPA sampai akhir tahun 2023.
c) program RBP Green Climate Fund (GCF) dengan scoping pilot project nasional dengan penurunan emisi sebesar 103.78 juta
USD dengan 20,25 juta ton CO2e hasil kinerja tahun 2014-2016, dan saat ini sedang dalam persiapan transfer ke Provinsi
seluruh Indonesia dengan Pendekatan Kontribusi terhadap emission reduction nasional.

d) Serta Pembayaran kinerja pengurangan emisi oleh Kerajaan Norway sebesar 56 Juta USD (dana sudah di Indonesia) dan
dimanfaatkan untuk implementasi Netsink Folu 2030 untuk mencapai dan pemenuhan target NDC (Komitmen yang terhormat
Bapak Presiden) -140 juta Ton CO2e. (dalam tahapan Implementatif).

36
Result Based Payment (RBP) (success story)

RBP for Verified ER GCF (Kinerja ER 2014-2016/ex-post RBP), alokasi untuk SubNasional/Provinsi
• Penerima Manfaat: SubNasional/Provinsi
• Dana Output 2 disalurkan ke SubNasional/Provinsi yang berkontribusi bagi pengurangan emisi dan/atau peningkatan serapan GRK
(tCO2e) periode 2014-2016
• Metode/pendekatan dalam pembagian alokasi dana RBP untuk setiap provinsi mempertimbangkan:
Hasil analisis deforestasi, degradasi hutan, dan dekomposisi gambut
Hasil analisis kontribusi Emission Reduction dan Carbon Stock
• Penggunaan dana diprioritaskan pada 5 tema (area) program:
1. Social Forestry (Perhutanan Sosial)
2. Forest Management Unit (KPH)
3. Forest and Land Rehabilitation (RHL)
4. Forest Fire Management
5. Sustainable Livelihood

Surplus Kinerja Indonesia hasil technical annex pada 3rd (Biennial Update Report) BUR

o hasil kinerja Indonesia dalam Pengendalian Perubahan Iklim yang diakui secara internasional dan sekaligus merupakan kontribusi Indonesia
dalam pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Global.

o Periode Kinerja Pengurangan emisi gas rumah kaca melalui program REDD+ tahun 2018-2020, UNFCCC telah mengakui dan menverifikasi Kinerja
tersebut, dan Indonesia terverifikasi mencapai Surplus Kinerja Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 577.449.160 ton CO2e. Dari hasil
technical analysis terhadap technical annex pada 3rd BUR (Biennial Update Report) tersebut dapat pula disimpulkan bahwa data, informasi dan
metodologi capaian kinerja REDD+ Indonesia dinyatakan transparan, konsisten, lengkap, akurat, dan komprehensif
37
Perdagangan Karbon Internasional

Contoh yang terjadi di mekanisme Voluntary Carbon Market


Pada saat ini telah berjalan mekanisme Nilai Ekonomi Karbon (NEK) diantaranya adalah mekanisme pembangunan bersih antara
negara maju dengan negara berkembang Clean Development Mechanism (CDM) sebanyak 202 proyek, skema voluntary carbon
market melalui VCS dengan jumlah 14 (empat belas) proyek, dan Joint Crediting Mechanism dengan penerbitan sertifikat
pengurangan emisi GRK sebesar 744 juta ton CO2e.
o Clean Development Mechanism (CDM) di Indonesia salah satu mekanisme penurunan emisi negara ANNEX I dibawah Kyoto
Protocol dengan data jumlah project sebanyak 52 berdasarkan reporting date tahun 2021 dengan total CER Issued sebesar
35.243.122 ton CO2e dengan total investment 1.758.219.377 USD salah satunya Indocement Blended Cement Project
o Joint Crediting Mechanism (JCM) Kerjasama Bilateral Indonesia- Jepang dengan jumlah project sebanyak 23 dimulai registrasi
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2021 dengan total perkiraan rata-rata pengurangan emisi sebesar 215.827 ton CO2e.
o Plan Vivo for nature, climate and comunities juga sudah melakukan programnya di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 4
project yaitu Bujang Raba Community PES bekerjasama dengan WARSI di Jambi, Durian Rambun REDD project protecting
the Rio Kemunyang village forest Jambi, Nanga Lauk, Punan Long Adiu dengan Total besaran emisinya sebesar 93.746 ton CO2e
dengan contoh participant project PT. AEON Mall Indonesia Itochu Corporation dan PT. PERTAMINA (PERSERO) Yokogawa
Electric Corporation.
o Perdagangan karbon yang melibatkan perhutanan sosial sampai dengan 8 Januari 2023 realisasi sebesar 5.2 Juta ha dengan 7.867
unit SK Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) dengan besaran 10.058 KUPS mandiri tersebar di 33 Provinsi. Perdagangan
karbon ini juga mewujudkan kebijakan Bapak Presiden dalam Penguatan Hutan Sosial di Indonesia, walaupun saat ini perlu
adanya penyesuaian terhadap Perpres 98 tahun 2021 serta PermenLHK NEK Nomor 21 Tahun 2022.
Persoalan Voluntary Carbon Market dari Aspek MRV
(bila tanpa Pengaturan /CA) ... (1)

Terkait Kualitas Karbon Dalam Penilaian Internasional

Pada saat ini terjadi pro dan kontra yang kuat terkait pemanfaatan kredit karbon untuk pemenuhan target NDC

1. Telah ada kajian mutakhir : Worlds Economic Forum tahun 2023, VCMI tahun 2022, Tropical Forest Carbon Initiatif
tahun 2023, The business Times tahun 2023, C2ES tahun 2023, The Guardian Jerman, kajian Universitas Berkley
2. Bahwa kredit karbon yang dihasilkan dari pasar karbon sukarela kurang berkualitas, kurang transparan bahkan
terindikasi menjadi kredit hantu yang tdk real (Junk Credit).
3. Negosiasi COP 27 yang membahas Article 6.4 juga terjadi perbedaan pendapat untuk voluntary carbon market yang dilakukan
tanpa otorisasi dan corresponding adjustment, bahwa kesepakatan “dalam hal tidak dikhususkan untuk otorisasi baik
tujuan pencapaian target NDC dan/atau tujuan selain NDC (OIMP) seperti Result Based Climate Financing, Domestic
carbon pricing dan Market Price Based Measure, selama memberikan kontribusi pencapaian target NDC bagi host
country”.
4. Pengaturan internasional Article 6.4 tidak ada mandat khusus untuk voluntary carbon market, dan apabila ada yg tidak
dikhususkan untuk otorisasi juga diserahkan kepada Parties untuk menentukan selama memberikan kontribusi
pencapaian target NDC.
Persoalan Voluntary Carbon Market dari Aspek MRV
(bila tanpa Pengaturan /CA) ... (1)

Penyedia kredit karbon dari voluntary carbon market menyatakan bahwa telah berupaya mewujudkan kredit karbon
yang berkualitas dan transparansi melalui

1. penyusunan methodologi, penyusunan baseline, penggunaan validator dan verifikator independent, dan penggunaan system registry yang
mereka bangun dan kerjasamakan diantara mereka.
2. Peran pemerintah maupun Lembaga internasional kurang atau bahkan tidak ada kecuali yang menggunakan kredit karbon tersebut untuk memenuhi
NDC nya.
3. Penggunaan kredit karbon dari Voluntary carbon market dipertanyakan oleh banyak pihak karena tidak mengikuti pedoman dan aturan dari
internasional maupun nasional secara penuh.
4. VCMI, World Economic Forum, Tropical Forest Carbon Initiatif, The Guardian Jerman, Universitas Berkley mengkaji perlu adanya suatu kepastian
standar dalam menghasilkan kredit karbon yang berkualitas, integritas lingkungan dan transparansi sesuai dengan keputusan COP, CMA dan CMP
5. regulasi nasional dapat sebagai basis untuk menghasilkan kredit karbon yang terstandar baik untuk kepentingan pencapaian target NDC,
dekarbonisasi maupun tujuan sukarela seperti labelling, pembiayaan ramah lingkungan dan memenuhi kebutuhan pasar.
Lokasi Bisnis Karbon Hutan (Swasta) Indikatif Potensi Masalah
II. TERKAIT DAMAGE KAWASAN HUTAN
DAN FOREST GOVERNANCE SERTA
CARBON GOVERNANCE INDONESIA

1. Taman Nasional Tanjung Puting


AREA TN YANG KALIMANTAN TENGAH
DICLAIM SEBAGAI
SUMBER KARBON,
MENYALAHI ATURAN,
IDENTIK DGN
PERAMBAHAN,
KONSEKWENSI
SANKSI PIDANA AREA IZIN
PERUSAHAAN YANG
MENDAPATKAN IZIN
KONSESI DARI
PEMEIRNTAH

42 42
TN Batang Gadis - Sumatera Utara
(20.000 Ha dari 72.000 Ha)

43
43
TN Sebangau - Kalteng
(70.000 Ha (dari 540.000 Ha)
TN Gunung Leuser - Aceh
(cliam tanam pohon 1.500.000 batang)
TN Berbak Sembilang
Sumetra Selatan
Bisnis Karbon Di Kawasan Hutan Produksi dari Perijinan HTI

RMU II Kalteng

RRC Kalteng

GAL Sumsel
RMU I Kalteng
Kondisi Penutupan Lahan Ketika Kondisi Penutupan Lahan
Izin Diterbitkan
(Tahun 2013) Tahun 2021

Damaging
Kondisi penutupan lahan : Kondisi penutupan lahan tahun 2021:
- Areal Berhutan 13.707 Ha (59,66 %) - Areal Berhutan 264 Ha (1,15 %) Environmnetal Integrity
- Areal Non Hutan 9.267 Ha (40,34 %) - Areal Non Hutan 22.710 Ha (98,85 %)
Terima Kasih
Alamat : Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 12
Jln. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta
Website : http://ditjen ppi.menlhk.go.id
Telepon/Fax. +62 21 574 6724, Ext. 809

Anda mungkin juga menyukai