Indonesia Submitted :
Paris Agreement 1. Updated NDC Alignment dengan
Kyoto Protocol adopted skenario 1.5C
2
adopted 2. LTS-LCCR 2050
Kesepakatan GLOBAL PERUBAHAN IKLIM dibawah UNFCCC
Status pertemuan Parties dan bbrp
Keputusan penting
Adopsi 1992
UNFCCC COP- 25
• BAP (COP-13), REDD+ milestone,
Tidak ada penentuan (Enter into force/EIF : 1995) • Cancun Agreement (COP 16 : incl. pre 2020
target kuantitatif USD 100 billion pledges), GCF
penurunan emisi • Warsaw Framework for REDD+ (COP-19)
Pendekatan top-down
dengan target kuantitatif
penurunan emisi bagi
negara industri.
TIDAK ADA KEWAJIBAN
Kyoto (1) Adopsi 1997/COP-3 (EIF : 2005 :
2008-2012)
CMP-15
NEGARA BERKEMBANG
TURUNKAN EMISI (hanya
sebagai supply Carbon)
Protokol (2) Doha Ammendment* 2012/
COP-18 (EIF : Okt 2020 : 2013-2020) • Marrakech Accord (Flexible mechanisms (COP 7, adopsi
pd COP-11/CMP.1) : ET, JI, CDM), Adaptation Fund
Negara-negara didorong untuk mengimplementasikan dan USD 110 juta USD 20,9 juta
mendukung, melalui Resul-based payment, berdasarkan FCPF (kinerja (advance
keputusan COP, kebijakan dan insentif positif untuk
kegiatan REDD+ (penurunan emisi dari deforestasi dan Kaltim (2021-2025)) payment)
degradasi hutan, peran konservasi, pengelolaan hutan
4
Article 6 Paris Agreement (Dec CMA3 and CMA4 serta Permen No 21/22 Pasal 18 sampai 22)
Pre-2020/
Komitmen mandatory negara maju Post-
1. Semua negara berada di satu platform (komitmen negara
dituangkan dalam NDC : Indonesia 29-41 %); LTS (global
(NAMAC; KP & Doha Ammendment)
PostKontribusi
COP voluntary negara berkembang 2020
peaking dan NZE)
(sekarang menjadi 31,89 % dan 43,2 %
Bali
(NAMAs : Indonesia 26 – 41 %)
(PA)*
2. Sektor kehutanan dan LU merupakan bagian
penting/kontributor terbesar NDC Indonesia.
Note * :
• Komitmen kolektif global yang dinyatakan dalam NDCs belum menjamin tercapainya PA temperature goals ( 2 oC – 1,5oC)
masih sekitar 3oC.
• Lima-Paris Action Agenda on Climate Change : mendorong aksi iklim oleh ‘cities/regions’, pebisnis dan investor serta
memfasilitasi kolaborasi antara Pemerintah dengan kelompok ini (PS – NPS).
• Marrakech Partnership for Global Climate Action (COP-22) memformalkan kemitraan PS – NPS. 6
I. KOMITMEN INDONESIA :
II. KONSIDERANS
MENIMBANG PERPRES 98/2021:
Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, merupakan game changer
1. Dampak perubahan iklim dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.
mempengaruhi kualitas kehidupan
vide Pasal 28 H UUD 1945 Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi Net-Zero Emission dunia. ….carbon
2. Ratifikasi Paris Agreement, UU Nomor market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan
16 Tahun 2016, ada kewajiban
Ekosistem ekonomi karbon yang transparan,
1
iklim.
pemerintah pengurangan emisi GRK
3. Karbon indikator kinerja nasional
bernilai ekonomi dan dalam rangka
berintegritas, inklusif dan adil harus diciptakan.”
2
(Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World Leaders’ Summit,
kontribusi global Glasgow, 1st November 2021)
3 4 7
Kebijakan karbon akan mempengaruhi perekonomian dalam jangka panjang
Proyeksi peningkatan suhu global s.d. 2100
including emission
Skenario tanpa mitigasi level
perekonomian sources/improve
ments Source: Pesic. 2018
Dunia menghadapi tekanan terkait climate change, semua kegiatan perekonomian sekarang harus
Source: European Central Bank. 2020
Climate mengarah kesana yang kemudian sesuai dengan UNFCCC. Keterlibatan pemerintah dalam
Adaptation climate change menjadi pokok yaitu negara dan pemerintah sebagai ikut menjadi pengatur agar
Energy Waste IPPU Agriculture Forestry tujuan terkait agenda climate change bisa tercapai.
Emission BAU (2030) ER (CM 1) ER (CM 2) 8
GAMBARAN HUBUNGAN KERJA
KELEMBAGAAN TERKAIT IKLIM DAN
KARBON DI INDONESIA Bi
e.g.
Jep later (1) Political level : MEF-EC,
JCM ang al 9 G20, MoCA, Petersberg
, N den Dialogue.
orw ga 1
ay n (2) Implementation Level :
FIP, FCPF-CF, BioCFSL,
UNREDD+.
Note : garis yang
menghubungkan 2
berbagai e.g. WB, WTO
kesepakatan atau 8
institusi tidak IPCC, UNEP, ICAO,
Asian
IMO etc.
mencerminkan 3 /KP/PA
Climate
hubungan yang Zones
sama (bebarapa
relasi bersifat
formal, mutual 7 Agenda
4 beyond
recognition, atau e.g. Gold
link tanpa ikatan Standard, VCS, Koalisi Local
6 national
Plan Vivo, ART- 5 jurisdiction
formal. Government (termasuk 30
TREES/LEAF e.g. REDD+ (Papua, by 30 (di
Partnership, NDC
Kalteng,dll) KKP))
Partnership
Dan LTKL
9
Sumber : IPCC – AR5, WG3 (dimodifikasi)
Target Pengurangan Emisi GRK 2030 dalam Enhanced NDC
Dokumen NDC
Komitmen Para Pihak
Pasal 3 dan 4 Paris Agreement
• Kewajiban masing-masing Negara untuk menyampaikan Kontribusi
yang Ditetapkan Secara Nasional/Nationally Determined
Contributions-NDC. (Pasal 3)
• Komitmen Para Pihak untuk mencapai titik puncak emisi gas rumah
kaca secepat mungkin dan melakukan upaya penurunan emisi secara
cepat melalui aksi mitigasi (Pasal 4).
10
SECOND
60%
Catatan : Sektor Kehutanan memiliki porsi TERBESAR di dalam target
NDCkesepakatan COP
• Awal tahun 2023 telah dimulai proses penyusunan SNDC yang berdasarkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca: 10
(COP-27 dan COP-28) perlu diselaraskan dengan LTS (Id. LTS-LCCR 2050 dan NZE by 2060)
Target CM1 dan CM2 serta Realisasi Inventarisasi GRK
11 11
)
t NDC (UNFCCC
itung de
ngan ta
rge s/d tahun 2030
Mu lai d ih
Target penurunan emisi 41 % di tahun 2030 sudah terlampaui di tahun 2020 yang harus dipertahankan dan ditingkatkan
Upaya Pencapaian Target NDC … (1)
PENYELENGGARAAN NEK
I. Mitigasi Perubahan Iklim
PENCAPAIAN Psl. 5
dilakukan melalui:
TARGET NDC II. Adaptasi Perubahan Iklim
1. Perdagangan Karbon;
2. Pembayaran Berbasis Kinerja;
3. Pungutan Atas Karbon; dan/atau
4. mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu
Baseline Emisi GRK 2O3O: pengetahuan dan teknologi
Psl. 16
2.869 juta ton COze
Emisi GRK
Emisi GRK provinsi Rencana Aksi Mitigasi Perubahan Iklim nasional
Provinsi
Baseline
Psl. 27
PERENCANAAN
Rencana Aksi Mitigasi Perubahan Iklim provinsi
Psl. 5 P E R AT U R A N M E N T E R I L H K
Psl. 34 & 39
Strategi Implementasi NDC Peta Jalan
Ketahanan Iklim
Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim nasional
1. pengembangan kepemilikan dan komitmen;
1. rincian Baseline;
Baseline
2. pengembangan kapasitas;
2. rincian target; Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim provinsi
3. penciptaan kondisi pemungkin;
3. skenario mitigasi;
4. penyusunan kerangka kerja dan jaringan komunikasi;
4. skenario adaptasi;
5. kebijakan satu data Emisi GRK dan ketahanan iklim; Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim kab/kota
5. tata kelola;
6. penyusunan kebijakan, rencana, dan program;
6. kebutuhan dana; Psl. 25 & 26
7. penyusunan pedoman implementasi NDC;
7. teknologi; dan Rencana Aksi Mitigasi Perubahan PELAKSANAAN
8. pelaksanaan NDC; dan
8. peningkatan kapasitas. Iklim nasional dan Sektor dapat
9. pemantauan dan kaji ulang NDC. digabungkan dalam peta jalan NDC PEMANTAUAN & EVALUASI
INSTRUMEN KEBIJAKAN
SISTEM INFORMASI PERUBAHAN IKLIM
Program Ozon
Sejak tahun 2016
Sejak tahun 2015 Sejak tahun 2016 Sejak tahun 2018
• Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon merupakan Bukti Komitmen Indonesia
dan leading by Example dalam berkontribusi dalam pengendalian emisi Gas
Rumah Kaca Global sekaligus memperkuat implementasi pembangunan
berkelanjutan
• Nilai Ekonomi Karbon adalah nilai terhadap setiap unit emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan kegiatan ekonomi (Perpres 98/21
Pasal 1 ayat 2, PermenLHK 21/22 Pasal 1 ayat 1)
16
OVERVIEW dan POSITIONING PENGATURAN NEK … (1)
1. Carbon pricing (Nilai ekonomi Karbon) merupakan pemberian nilai terhadap setiap unit emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan dari kegiatan manusia dan ekonomi (melalui mekanisme pasar agar biaya emisi dapat dibebankan kepada
kegiatan yang mengeluarkan emisi karbon atau peng-emisi, (prinsip polluters pay principle) .
2. Perpres 98/2021 dimaksudkan untuk pencapaian target NDC, didasarkan pada : perlunya keterlibatan semua pihak
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat ditingkat global, nasional dan lokal, untuk menjaga peningkatan suhu rata-
rata global di bawah 2oC menuju 1.5oC dari tingkat suhu pra industrialisasi.
3. Untuk Indonesia, target tersebut ditetapkan dalam NDC dengan target penurunan emisi sebesar 29% (kemampuan
sendiri) dan sampai dengan 41% (dukungan kerjasama internasional) pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario
business as usual dengan tahun dasar yaitu tahun 2010. Target tersebut selanjutnya ditingkatkan kembali di dokumen
Enhanced NDC yang disubmit tahun 2022.
4. Tata kelola karbon telah diatur melalui Perpres No. 98 Tahun 2021 dan PermenLHK No. 21 Tahun 2022, mengatur
ketentuan peralihan bagi pelaku usaha yang telah melaksanakan perdagangan karbon sebelum terbitnya Perpres No.
98 Tahun 2021. Tidak ada hambatan bagi pelaksanaan skema Pasar Karbon Sukarela (VCM), Semua aktivitas
perdagangan karbon wajib mematuhi tata kelola karbon sehingga dapat secara realistis dilaksanakan (workable).
5. Seluruh aktivitas perdagangan karbon diwajibkan mencatatkan registrasi pada Sistem Registri Nasional (SRN
PPI), dan diwajibkan memperoleh Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE GRK) melalui otoritas pemerintah.
17
OVERVIEW dan POSITIONING PENGATURAN NEK … (2)
Kebijakan dan peraturan NEK dikembangkan dalam narasi politik sumberdaya alam dan lingkungan Indonesia dalam relevansi
subyek tentang climate change :
Constitutional mandate: perubahan iklim mempunyai pengaruh terhadap lingkungan bagi manusia yang harus
dilindungi hak konstusionalnya dalam hal mendapatkan lingkungan yang baik (merujuk pada Pasal 28 H UUD 1945)
dan karbon merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia dan harus digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat Indonesia (merujuk pada Pasal 33 UUD 1945)
Constitusional rights bahwa angka karbon (emisi) merupakan ukuran kinerja universal (dunia) dalam pengelolaan
perubahan iklim yang merefleksikan tingkat keberhasilan negara dalam mengendalikan perubahan iklim. Oleh
karenanya hak atas karbon dan nilai ekonomi karbon harus dikuasai, dilindungi dan dikelola oleh negara dan diatur
Pemerintah Indonesia;
Management/operation rights: bahwa nilai ekonomi karbon timbul dari upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
yang dilakukan oleh semua pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha/kegiatan, dan masyarakat;
Economic rights). bahwa pengelolaan nilai ekonomi karbon, mitigasi dan adaptasi harus mendukung pencapaian
sasaran komitmen Indonesia dalam kontribusi pengurangan emisi GRK dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat ( pemanfaatan secara ekonomi dari karbon)
a reflection of performance with equal degree of magnitude): bahwa capaian Angka Carbon merupakan salah satu
dari refleksi keberhasilan suatu negara dari upaya-upaya kontribusi kepada dunia atas penurunan emisi gas rumah kaca,
disamping ukuran lain yang juga sangat penting meliputi bidoversity, landscape conservation serta lainnya.
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021
1 2 3 4 5
I II III IV
VIII VII VI V
IX X XI XII
Perkembangan saat ini
Pengelolaan
mekanisme pasar karbon Dana
Mekanisme Pelaksanaan Penyelenggaraan melalui bursa karbon P dilakukan
Dapat dalam dan/atau luar N melalui
bertempat diINDONESIA
1. Perdagangan Karbon dilakuka B lembaga yang
negeri P
n lintas perdagangan langsung mengelola
Ar.6 Paris sektor dana
Agreement
lingkungan
a. Perdagangan Emisi Mekanisme dan Prosedur Penetapan PT BAE Emisi aktual hidup atau
Perdagangan Emisi di bawah atau a lembaga yang
Penyelenggaraan di atas PT t ditunjuk
Penerbitn PT BAE-
NEK dilaksanakan BAE-PU a
PU
oleh: u Sertifikasi
Mekanisme dan baseline
a. kementerian/ hasil capaian Pengurangan
lembaga; b. Offset Emisi prosedur Offset
pengurangan
emisi GRK Target pengurangan Emisi (SPE)
b. pemerintah Ar.5 Paris Emisi GRK emisi
daerah; Agreement
c. pelaku usaha;
dan
2. Pembayaran Berbasis Kinerja Pedoman 1. Internasional ke Pemerintah
Pengelolaan
d. masyarakat. Dana
Umum PBK 2. Internasional ke Provinsi
3. Nasional ke Sub nasional PNBP dr dilakukan
mekanisme 4. Provinsi ke Kab/Kota, Swasta dan Masy Nasional
3. Pungutan atas Karbon oleh melalui
pembagian or Prov ke
Menkeu lembaga yang
manfaat swasta
mengelola
dana
lingkungan
4. Mekanisme lainnya sesuai perkembangan Menteri dapat melakukan hidup atau
ilmu pengetahuan, teknologi yang penyesuaian pengelolaan dana dan lembaga yang
ditetapkan oleh Menteri pembagian manfaat ditunjuk
22
Perdagangan Karbon
UMUM: dilakukan berdasarkan Peta Jalan disusun dan ditetapkan oleh untuk uji kepatutan atas Perdagangan
Perdagangan Karbon Sektor menteri terkait setelah Emisi dan sebagai acuan dalam Offset
1. Mekanisme dan Prosedur berkoordinasi dengan Menteri.
atau sub sektor Emisi GRK oleh Direktorat Jenderal
Perdagangan Karbon dalam
negeri dan/atau Luar negeri.
2. Ketentuan dalam Perdagangan
Karbon:
a. sesuai dengan peta jalan
Perdagangan Karbon;
b. menyediakan cadangan
Kriteria Umum Kriteria Khusus
pengurangan emisi
(buffer); dan Kriteria umum perdagangan Kriteria khusus perdagangan karbon :
c. berbentuk SPE-GRK untuk karbon: • rencana dan strategi pencapaian target NDC pada
• disagregasi Baseline Emisi Sektor atau Sub Sektor;
Perdagangan Karbon lintas
Sektor. GRK Sektor atau Sub Sektor • sasaran Perdagangan karbon;
d. telah mencapai target NDC tahunan; • strategi Perdagangan Emisi dalam negeri dan
• disagregasi target pengurangan Perdagangan Emisi luar negeri;
pada Sub Sektor atau Sub-
sub sektor dan mendapat emisi nasional Sektor atau Sub • periode waktu Perdagangan karbon;
otorisasi dari Menteri untuk Sektor tahunan; dan • Periode Penaatan pengukuran kinerja; dan
• hasil Inventarisasi Emisi GRK • harmonisasi dengan mekanisme pelaksanaan
Perdagangan Karbon luar
negeri; berupa emisi aktual pada Sub penyelenggaraan NEK lainnya agar tidak terjadi
Sektor atau sub Sub Sektor penghitungan ganda dan pembayaran ganda.
23
Perdagangan Karbon
Perbedaan Antara Perdagangan Emisi dan Offset Emisi
Penetapan PTBAE dan PTBAE-PU periode waktunya sesuai karakteristik sektor Penetapan baseline dan target pelaku usaha oleh Bupat/Walikota,
(PLTU setiap tahun) Gubernur atau Menteri terkait sesuai dengan kewenangannya
Kinerja pengurangan emisi setelah verifikasi (pelaku usaha yang menyertakan Kinerja penurunan emisi yang surplus dapat diusulkan SPE-GRK dan
DRAM) dari PTBAE-PU dapat diusulkan penerbitan SPE-GRK untuk dapat diperdagangkan di dalam negeri, luar negeri dan lintas sektor
perdagangan dalam negeri, luar negeri dan lintas sektor. (DRAM, laporan pelaksanaan, vaildasi verifikasi independen)
Kinerja penurunan emisi yang nilainya dibawah PTBAE-PU hanya dapat Perdagangan lintas sektor ditentukan melalui kuota yang ditetapkan oleh
diperdagangkan dalam negeri dan sesama PTBAE-PU Menteri terkait
Kinerja Penurunan Emisi yang nilainya diatas PTBAE-PU harus melakukan
pengimbangan dengan membeli dari PTBAE-PU yang kinerja dibawah PTBAE- Kinerja penurunan emisi yang defisit harus melakukan pengimbangan
PU, atau dari offset emisi yang surplus dan/atau membayar pajak emisi dengan membeli offset emisi yang surplus atau membayar pajak
25
Pengembangan Infrastruktur Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon
26
Struktur Hulu – Hilir Perdagangan Karbon
Internasional
Entitas
KARBON jual dan
beli
SWASTA CO2eq
Off
taker Dana dan
Catatan
Karbon
AKSI MITIGASI
(entitas/unit usaha melakukan aksi
mitigasi : Sektor/ Sub Sektor TINGKAT EMISI
• Entitas/Unit Usaha penghasil Emisi GRK
• Pelaporan Emisi GRK dilakukan oleh
DRAM LCAM masing-masing unit usaha
(
SIGN SMART
(Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Sistem Registry Nasional Nasional)
PERDAGANGAN
6
interaksi dan/atau bagi-pakai EMISI
AKSI MITIGASI RBP OFFSET EMISI
(Result based Payment)
PTBAE Pelaku Usaha (PTBAE
PU)
PTBAEPU diterbitkan di awal periode
Sertifikat Apresiasi perdagangan/tahun oleh K/L terkait
Insentif Sertifikat Pengurangan Emisi
(SPE) Registry PTBAE
Pengimbangan dengan
penambahan SPE
Keterangan : Mitra Pembangunan/
DRAM : Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi Donor 28
LCAM : Laporan Capaian Aksi Mitigasi
Article 6 Paris Agreement
(Dec CMA3 and CMA4 serta Permen No 21/22 Pasal 18 sampai 22)
Corresponding
Standard SRN MRV SPE Adjustment (CA)
Mekanisme untuk mengukur, • CA memastikan terpenuhinya transparency, accuracy, consistency, complete-ness and
mela-porkan dan comparability (UNFCCC).
memverifikasi kegiatan • CA adalah alat yang digunakan negara untuk memastikan untuk memastikan Pemantauan
pengurangan emisi GRK pengendalian perpindahan sertifikat pengurangan emisi ke entitas lain di luar negeri (UNFCCC).
• Menjadi kunci untuk menjaga dan mengendalikan tujuan pencapaian NDC Nas.
• CA merupakan alat kendali pemindahan hasil capaian penurunan emisi GRK antar negara dari
aksi mitigasi perubahan iklim.
Tahapan Perolehan SPE untuk NEK
II. MRV
Emisi GRK rata-rata tahunan;
dan
4. AMDAL dan Sumber daya
Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi atau Measurement, Reporting, and Verification yang selanjutnya disingkat
MRV adalah kegiatan untuk memastikan bahwa data dan/atau informasi Aksi Mitigasi dan Aksi Adaptasi telah
dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan/atau standar yang telah ditetapkan serta dijamin kebenarannya. (Pasal 1
Ketentuan Umum)
Laporan pelaksanaan PTBAE-PU :
• pengukuran emisi aktual pada
akhir Periode Penaatan; dan
Pengukuran emisi aktual pada • pengukuran sisa Batas Atas Emisi
Verifikator Independen untuk
akhir Periode Penaatan GRK pada saat Periode Penaatan
mengetahui kesesuaian PTBAE PU
Perdagangan
emisi Validasi
a) program RBP Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) untuk Provinsi Kalimantan Timur.Carbon Fund untuk Fase RBP
disiapkan sebesar 110 juta USD untuk capaian penurunan emisi (ER) sebesar 22 juta ton CO 2e dalam kurun waktu 2019-2024.
b) program RBP BioCarbon Fund (BioCF) untuk pendekatan Landscape di Provinsi Jambi untuk emission reduction 14 juta ton
CO2e dengan pembayaran kinerja sebesar 70 juta USD tahun 2021-2025 dengan Fase Preparatoin 1,5 Juta USD (2019 - Sept
2021) dan Pre-Investment 13,5 Juta USD (tahun 2021-2025), saat ini sedang dalam persiapan negosiasi harga per unit karbon di
penyiapan ERPA sampai akhir tahun 2023.
c) program RBP Green Climate Fund (GCF) dengan scoping pilot project nasional dengan penurunan emisi sebesar 103.78 juta
USD dengan 20,25 juta ton CO2e hasil kinerja tahun 2014-2016, dan saat ini sedang dalam persiapan transfer ke Provinsi
seluruh Indonesia dengan Pendekatan Kontribusi terhadap emission reduction nasional.
d) Serta Pembayaran kinerja pengurangan emisi oleh Kerajaan Norway sebesar 56 Juta USD (dana sudah di Indonesia) dan
dimanfaatkan untuk implementasi Netsink Folu 2030 untuk mencapai dan pemenuhan target NDC (Komitmen yang terhormat
Bapak Presiden) -140 juta Ton CO2e. (dalam tahapan Implementatif).
36
Result Based Payment (RBP) (success story)
RBP for Verified ER GCF (Kinerja ER 2014-2016/ex-post RBP), alokasi untuk SubNasional/Provinsi
• Penerima Manfaat: SubNasional/Provinsi
• Dana Output 2 disalurkan ke SubNasional/Provinsi yang berkontribusi bagi pengurangan emisi dan/atau peningkatan serapan GRK
(tCO2e) periode 2014-2016
• Metode/pendekatan dalam pembagian alokasi dana RBP untuk setiap provinsi mempertimbangkan:
Hasil analisis deforestasi, degradasi hutan, dan dekomposisi gambut
Hasil analisis kontribusi Emission Reduction dan Carbon Stock
• Penggunaan dana diprioritaskan pada 5 tema (area) program:
1. Social Forestry (Perhutanan Sosial)
2. Forest Management Unit (KPH)
3. Forest and Land Rehabilitation (RHL)
4. Forest Fire Management
5. Sustainable Livelihood
Surplus Kinerja Indonesia hasil technical annex pada 3rd (Biennial Update Report) BUR
o hasil kinerja Indonesia dalam Pengendalian Perubahan Iklim yang diakui secara internasional dan sekaligus merupakan kontribusi Indonesia
dalam pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Global.
o Periode Kinerja Pengurangan emisi gas rumah kaca melalui program REDD+ tahun 2018-2020, UNFCCC telah mengakui dan menverifikasi Kinerja
tersebut, dan Indonesia terverifikasi mencapai Surplus Kinerja Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 577.449.160 ton CO2e. Dari hasil
technical analysis terhadap technical annex pada 3rd BUR (Biennial Update Report) tersebut dapat pula disimpulkan bahwa data, informasi dan
metodologi capaian kinerja REDD+ Indonesia dinyatakan transparan, konsisten, lengkap, akurat, dan komprehensif
37
Perdagangan Karbon Internasional
Pada saat ini terjadi pro dan kontra yang kuat terkait pemanfaatan kredit karbon untuk pemenuhan target NDC
1. Telah ada kajian mutakhir : Worlds Economic Forum tahun 2023, VCMI tahun 2022, Tropical Forest Carbon Initiatif
tahun 2023, The business Times tahun 2023, C2ES tahun 2023, The Guardian Jerman, kajian Universitas Berkley
2. Bahwa kredit karbon yang dihasilkan dari pasar karbon sukarela kurang berkualitas, kurang transparan bahkan
terindikasi menjadi kredit hantu yang tdk real (Junk Credit).
3. Negosiasi COP 27 yang membahas Article 6.4 juga terjadi perbedaan pendapat untuk voluntary carbon market yang dilakukan
tanpa otorisasi dan corresponding adjustment, bahwa kesepakatan “dalam hal tidak dikhususkan untuk otorisasi baik
tujuan pencapaian target NDC dan/atau tujuan selain NDC (OIMP) seperti Result Based Climate Financing, Domestic
carbon pricing dan Market Price Based Measure, selama memberikan kontribusi pencapaian target NDC bagi host
country”.
4. Pengaturan internasional Article 6.4 tidak ada mandat khusus untuk voluntary carbon market, dan apabila ada yg tidak
dikhususkan untuk otorisasi juga diserahkan kepada Parties untuk menentukan selama memberikan kontribusi
pencapaian target NDC.
Persoalan Voluntary Carbon Market dari Aspek MRV
(bila tanpa Pengaturan /CA) ... (1)
Penyedia kredit karbon dari voluntary carbon market menyatakan bahwa telah berupaya mewujudkan kredit karbon
yang berkualitas dan transparansi melalui
1. penyusunan methodologi, penyusunan baseline, penggunaan validator dan verifikator independent, dan penggunaan system registry yang
mereka bangun dan kerjasamakan diantara mereka.
2. Peran pemerintah maupun Lembaga internasional kurang atau bahkan tidak ada kecuali yang menggunakan kredit karbon tersebut untuk memenuhi
NDC nya.
3. Penggunaan kredit karbon dari Voluntary carbon market dipertanyakan oleh banyak pihak karena tidak mengikuti pedoman dan aturan dari
internasional maupun nasional secara penuh.
4. VCMI, World Economic Forum, Tropical Forest Carbon Initiatif, The Guardian Jerman, Universitas Berkley mengkaji perlu adanya suatu kepastian
standar dalam menghasilkan kredit karbon yang berkualitas, integritas lingkungan dan transparansi sesuai dengan keputusan COP, CMA dan CMP
5. regulasi nasional dapat sebagai basis untuk menghasilkan kredit karbon yang terstandar baik untuk kepentingan pencapaian target NDC,
dekarbonisasi maupun tujuan sukarela seperti labelling, pembiayaan ramah lingkungan dan memenuhi kebutuhan pasar.
Lokasi Bisnis Karbon Hutan (Swasta) Indikatif Potensi Masalah
II. TERKAIT DAMAGE KAWASAN HUTAN
DAN FOREST GOVERNANCE SERTA
CARBON GOVERNANCE INDONESIA
42 42
TN Batang Gadis - Sumatera Utara
(20.000 Ha dari 72.000 Ha)
43
43
TN Sebangau - Kalteng
(70.000 Ha (dari 540.000 Ha)
TN Gunung Leuser - Aceh
(cliam tanam pohon 1.500.000 batang)
TN Berbak Sembilang
Sumetra Selatan
Bisnis Karbon Di Kawasan Hutan Produksi dari Perijinan HTI
RMU II Kalteng
RRC Kalteng
GAL Sumsel
RMU I Kalteng
Kondisi Penutupan Lahan Ketika Kondisi Penutupan Lahan
Izin Diterbitkan
(Tahun 2013) Tahun 2021
Damaging
Kondisi penutupan lahan : Kondisi penutupan lahan tahun 2021:
- Areal Berhutan 13.707 Ha (59,66 %) - Areal Berhutan 264 Ha (1,15 %) Environmnetal Integrity
- Areal Non Hutan 9.267 Ha (40,34 %) - Areal Non Hutan 22.710 Ha (98,85 %)
Terima Kasih
Alamat : Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 12
Jln. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta
Website : http://ditjen ppi.menlhk.go.id
Telepon/Fax. +62 21 574 6724, Ext. 809