Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UAS KIMIA LINGKUNGAN

Dosen pengampu : Drs.Edward.Hs,.Ms

Nama : Rizky Fahmi Saputra


Nim : 2007126278
Prodi/Kelas : Teknik Lingkungan/B

1. BAKU MUTU AIR MINUM


Standar kualitas air didasarkan atas :

➢ Kesehatan : logam dan logam berat, anorganik (nitrit), zat organic


➢ Estetika : bau, rasa, warna
➢ Toksisitas : efek racun
➢ Polusi : mencegah teremisinya pencemar ke lingkungan
➢ Ekonomi : kerugian-kerugian ekonomi

Standar air minum di indonesia diterapkan untuk sumber air minum (air baku) dan air minum
sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia:

➢ Standar sumber air minum (air baku) : PP 82/2001


➢ Standar air minum : Keputusan Menkes No. 492/2010

PERATURAN MENTERI KESEHATAN PERSYARATAN KUALITAS AIR


MINUM.
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
2. Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok
masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan
air minum.
3. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disingkat KKP adalah unit
pelaksana teknis Kementerian Kesehatan di wilayah pelabuhan, bandara dan
pos lintas batas darat.
5. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan
6. Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat BPOM
adalah badan yang bertugas di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai
peraturan perundang-undangan
Pasal 2
Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang
diproduksinya aman bagi kesehatan.
Pasal 3

1. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,


mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan
2. Parameter wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan persyaratan
kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara
air minum.
3. Pemerintah daerah dapat menetapkan parameter tambahan sesuai dengan
kondisi kualitas lingkungan daerah masing-masing dengan mengacu pada
parameter tambahan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
4. Parameter wajib dan parameter tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Pasal 4

1. Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan


pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal
2. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus
untuk wilayah kerja KKP.
3. Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan pengawasan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air
minum yang diproduksi memenuhi arat sebagaimana diatur dalam Peraturan
ini.
4. Kegiatan pengawasan kualitas air minum sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air,
analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatalaksana pengawasan kualitas air minum
ditetapkan oleh Menteri

Pasal 5
Menteri, Kepala BPOM, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 6

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri dan Kepala BPOM dapat
memerintahkan produsen untuk menarik produk air minum dari peredaran atau
melarang pendistribusian air minum di wilayah tertentu yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

Pasal 7

Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberikan


sanksi administratif kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas air minum sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
Pasal 8
Pada saat ditetapkannya Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum sepanjang mengenai persyaratan kualitas air minum dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Beberapa standar baku mutu air minum yang layak minum baik dari segi fisika, kimia, dan
biologi diantara lain yaitu:

Persyaratan Fisika

• Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010
adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang
tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan
berlumpur.

• Tidak berbau dan rasanya tawar


Bau dan rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas air. Bau dan rasa
dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan pengecap. Bau busuk merupakan
sebuah indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan (dekomposisi)
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme di dalam air.

• Jumlah padatan terapung


Air yang baik dan layak untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam
jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L).

• Temperatur
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air
yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut
dalam jumlah yang cukup besar.

• Warna
Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI
Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak
minum adalah 15 skala TCU.
Persyaratan kimia

• Derajat keasaman (pH)


Air yang baik adalah air yang bersifat netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7
dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut
PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002, batas pH minimum dan maksimum air layak
minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi
rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air dengan pH kurang dari
7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7.

• Kandungan bahan kimia organic


Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang mengandung bahan kimia organik.
Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang terkandung melebihi batas dapat
menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena bahan kimia organik yang
melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut
antara lain NH4, H2S, SO4 2- , dan NO3.

• Kandungan bahan kimia anorganik


Bahan - bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion-
ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).

• Kesadahan
Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, derajat kesadahan (CaCO3)
maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter
Persyaratan Biologi

• Tidak mengandung organisme pathogen


Beberapa mikroorganisme patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan
bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit.
1. Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan
Leptospira.
2. Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry.
3. Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis.

• Tidak mengandung mikroorganisme nonpatogen


Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme yang tidak berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak,
lender, dan kerak pada pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada di
dalam air sebagai berikut:
1. Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes (Moldlikose bacteria),
Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan Bakteri Besi (Iron
Bacteria).
2. Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan
rasa tidak enak pada air.
3. Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living)
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
I. PARAMETER WAJIB

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang


diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. parameter mikrobiologi
1. E.coli Jumlah /100 mL 0
sampel
2. Total Bakteri koliform Jumlah /100 Ml 0
sampel
b. Kimia an-organik
1. Arsen Mg/I 0,01
2. fluorida Mg/I 1,5
3. total kromium Mg/I 0,05
4. cadmium Mg/I 0,003
5. nitrit (sebagai NO2-) Mg/I 3
6. nitrat (sebagai NO3+) Mg/I 50
7. sianida Mg/I 0,07
8. selenium Mg/I 0,01
2. Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan
a. parameter fisika
1. Bau Tidak berlaku
2. warna TCU 15
3. total zat padat terlarut /TDS Mg/I 500
4. kekeruhan NTU 5
5. rasa Tidak berasa
6. suhu ◦C Suhu udara +- 3
b. parameter kimiawi
1. aluminium Mg/I 0,2
2. besi Mg/I 0,3
3. kesadahan Mg/I 500
4. khlorida Mg/I 250
5. mangan Mg/I 0,4
6. pH 6,5-8,5
7. seng Mg/I 3
8. sulfat Mg/I 250
9. tembaga Mg/I 2
10. amonia Mg/I 1,5

II. PARAMETER TAMBAHAN


NO Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yg
diperoleh
1. KIMIAWI
a. Bahan Anorganik
Air raksa Mg/I 0,001
Antimon Mg/I 0,02
Barium Mg/I 0,7
Baron Mg/I 0,5
molybdenum Mg/I 0,07
Nikel Mg/I 0,07
Sodium Mg/I 200
Timbal Mg/I 0,01
Uranium Mg/I 0,015
b. Bahan Organik
Zat organic (KMnO4) Mg/I 10
Deterjen Mg/I 0,05
Chlorinated ethenes
Carbon tetrachloride Mg/I 0,004
Dichloromethane Mg/I 0,02
1,2-dichloroethane Mg/I 0,05
Chlorinated ethenes
1,2-dichloroethane Mg/I 0,05
Trichloroethane Mg/I 0,02
Tetrachloroethene Mg/I 0,04
Aromatic hydrocarbons
Benzene Mg/I 0,01
Toluene Mg/I 0,7
Xylenes Mg/I 0,5
Ethilbenzene Mg/I 0,3
Styrene Mg/I 0,02
Chlorinated benzenes
1,2-dichlorobenzene (1,2-DCB) Mg/I 1
1,4-dichlorobenzene (1,4-DCB) Mg/I 0,3
Lain-lain
Di(2- Mg/I 0,008
ethylhexy)phthalate
Acrylamide Mg/I 0,0005
Epichlorohydrin Mg/I 0,0004
hexachlorobutadiene Mg/I 0,0006
Ethylenediaminetetraacetic Mg/I 0,6
acid/EDTA

Nitrilotriacetic acid/NTA Mg/I 0,2


c. Pestisida
Alachlor Mg/I 0,02
Aldicarb Mg/I 0,01
Aldrin dan dieldrin Mg/I 0,00003
Atrazine Mg/I 0,002
Carbofuran Mg/I 0,007
Chlordane Mg/I 0,0002
Chlorotoluron Mg/I 0,03
DDT Mg/I 0,001
1,2-dibromo-3- Mg/I 0,001
chloropropane
2,4-dichlorophenoxyacetic Mg/I 0,03
acid
1,2-dichloropropane Mg/I 0,04
Isoproturon Mg/I 0,009
Lindane Mg/I 0,002
MCPA Mg/I 0,002
Methoxychlor Mg/I 0,02
Metolachlor Mg/I 0,01
Molinate Mg/I 0,006
Pendimethalin Mg/I 0,02
PCP Mg/I 0,009
Permenthrin Mg/I 0,3
Simazine Mg/I 0,002
Trifluralin Mg/I 0,02
Chlorophenoxy herbicides
selain 2,4-D dan MCPA
2,4-DB Mg/I 0,090
Dichloroprop Mg/I 0,10
Fenoprop Mg/I 0,009
Mecoprop Mg/I 0,001
2,4,5-trichlorophenoxyacetic Mg/I 0,009
acid
d. Desinfektan dan hasil
sampingannya
Desinfektan
Chlorine Mg/I 5
Hasil sampingan
Bromate Mg/I 0,01
Chlorate Mg/I 0,7
Chlorite Mg/I 0,7
Chlorophenols
2,4,6-trichlorophenol/2,4,6-TCP Mg/I 0,2
Bromoform Mg/I 0,1
DBCM Mg/I 0,1
BDCM Mg/I 0,06
Chloroform Mg/I 0,3
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetc acid Mg/I 0,05
Trchloroacetc acid Mg/I 0,02
Chloral hydate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile Mg/I 0,02
Dibromoacetonitrile Mg/I 0,07
Cyanogen chloride (sbg CN) Mg/I 0,07
2. RADIOAKTIFITAS
Gross alpha activity Bq/I 0,1
Gross beta activity Bq/I 1

2. BAKU MUTU AIR LIMBAH


Air limbah adalah air bekas atau sisa yang tidak terpakai yang dihasilkan dari
berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih. Dalam air limbah ini sendiri,
terdapat 2 jenis air limbah yaitu air limbah domestik dan air limbah industri. Guna
mengetahui lebih luas tentang air limbah, perlu diketahui secara detail mengenai kandungan
yang ada dalam air limbah serta karakteristiknya. Karakteristik air limbah dibedakan menjadi
tiga bagian besar, yaitu karakteristik fisik, kimia dan biologi.

1. Persyaratan fisika

a. Padatan total
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padaf terapung serta
senyawa-senyawa yang terlarut dalam ur (zat padat yang lolos filter kertas) dan
bahan tersuspensi (zat yang tidak lolos saringan filter).

b. Bau
Limbah cair industri berpotensi mengandung senyawa berbau ataupun senyawa yang
potensial menghasilkan bau selama proses pengolahan limbah cair.

c. Temperatur
Suhu air limbah dipengaruhi oleh kondisi udara sekitarnya, air panas yang dibuang
dari sisa pendingin mesin pada industri ataupun dari rumah tangga. Suhu air limbah
biasanya berkisar pada 13-24 0C.

d. Kepadatan
Kepadatan limbah cair didefinisikan sebagai massa per volume.

e. Warna
Karakteristik yang sangat mencolok pada air limbah adalah berwarna yang umumnya
disebabkan oleh zat organic dan algae.
f. Kekeruhan
Kekeruhan pada dasarnya disebabkan oleh adanya koloid, zat organik, jasad renik,
lumpur, tanah liat dan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera.

2. Persyaratan kimia

a. Zat organik
Air limbah mengandung lebih kurang 75% susspmded solid (SS) dari padatan yang
dapat disaring dalam bentuk zat organik. Beberapa bentuk senyawa organik dalam
limbah antara lain.

1. Protein
2. Minyak dan lemak
3. Karbohidrat
4. Pestisida
5. Deterjen atau surfaktan

b. Zat anorganik
1. pH
pH yang baik untuk air limbah adzlahnetral (pH 7).

2. Alkalinitas
Alkalinitas atau kebasaan air limbah disebabkan oleh adanya hidroksida,
karbonat dan bikarbonat seperti kalsium, magnesium dan natrium atau kalium.

3. Logam
Logam seperti Nikel (Ni), Mg, Fe meskipun dalam konsentrasi yang rendah
dibutuhkan oleh mikroorganisme tetapi dengan kadar yang berlebih dapat
membahayakan kehidupan mikroorganisme.

4. Gas
Gas yang sering muncul dalam air limbah yang tidak diolah antara lain :
Nitrogen, CO, H2S, NH3 dan CHn Gas-gas ini berasal dari hasil dekomposisi
zat organik dalam air limbah.

c. COD
COD adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara
kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi daripada nilai BOD karena
lebih banyak senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dibandingkan
oksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa
derajat pencemaran pada suatu perairan makin tinggi pula.
d. BOD
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh populasi
mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk menstabilkan materi
organik. Semakin besar angka BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air
limbah semakin besar.

3. Persyaratan biologi

a. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak berwarna.

b. Jamur
Jamur dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh pada
daerah lembab dengan pH rendah

c. Alga
Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa yang
tidak kita inginkan.

Berikut daftar baku mutu air limbah domestik menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku
mutu air limbah domestik.

No. Parameter Satuan Standar Baku Mutu


(kadar maksimum)

1. pH - 6-9

2. BOD mg/l 30

3. COD mg/l 100

4. TSS mg/l 30

5. Minyak & lemak mg/l 5

6. Amoniak mg/l 10
7. Total Coliform jumlah/ 3000
100ml
8. Debit l/orang/ 100
hari

Rentang nilai konsentrasi yang khas untuk standar baku mutu air limbah industri menurut
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah.

No. Jenis Limbah Industri pH BOD COD TSS Minyak Amoniak


& lemak
1. Penyamakan kulit 6-9 50 110 2600 5 5

2. Minyak sawit 6-9 100 350 250 25

3. Karet 6-9 100 250 100 15

4. Tapioka 6-9 150 300 100

5. Mosodium glutamat 6-9 80 150 100

6. Inosin monofosfat 6-9 80 150 100

7. Kayu lapis 6-9 75 125 50 4

8. Pengolahan susu 6-9 40 100 50 10

9. Minuman ringan 6-9 50 30 6

10. Industri sabun, deterjen, dan 6-9 75 180 60 15


minyak nabati
11. Pengolahan buah dan sayuran 6-9 75 150 100

12. Pengolahan hasil perikanan 6-9 100 200 100 15 5

13. Pengolahan rumput laut 6-9 100 250 10 5

14. Pengolahan kelapa 6-9 75 150 100 15

15. Pengolahan daging 6-9 125 250 100 10 10

16. Pengolahan kedelai 6-9 150 300 100

17. Peternakan sapi 6-9 100 200 100 25

18. Minyak goreng 6-9 75 150 60 5


19. Industri gula 6-9 100 250 100 5

20. Industri rokok 6-9 150 300 100 5 3

21. Industri elektronika 6-9 50 110 60 10 10

22. Pengolahan kopi 6-9 90 200 150

23. Industri pertrokimia hulu 6-9 100 200 150 15

24. Industri rayon 6-9 60 150 100

25. Industri PTA 6-9 150 300 100 15

26. Industri PET 6-9 75 150 100 10

27. Pulp dan kertas 6-9 75-100 100- 45-


350 100
28. Industri farmasi 6-9 100 300 100

29. Industri pestisida 6-9 30 100 25 1

30. Industri pupuk 6-10 3 1.5 0.3 0.75

31. Industri tekstil 6-9 60 150 50 3 8

32. Kegiatan perhotelan 6-9 28 50 50 10 10

33. Pelayanan kesehatan 6-9 50 80 30 10 10

34. Rumah pemotongan hewan 6-9 100 200 100 15 25


3. BAKU MUTU AIR BERSIH
Air bersih digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan
sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu
Air bersih dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan
ini meliputi persyaratan fisik, kimia,dan biologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan
permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai sebagi
berikut:
1. Persyaratan fisika
a. Bau
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Air yang berbau tidak akan disukai
oleh masyarakat.

b. Rasa
Air ang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.

c. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia
maupun mikroorganisme yang berwarna.

d. Suhu
suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan
apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25o ± 3oC.

e. Jumlah zat padat terlarut


Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat oorganik, garam anorganik,
dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka keadaan akan naik pula.

f. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun yang organik. Batas maksimal kekeruhan untuk air bersih adalah
dengan kadar maksimum 25 NTU.

2. Persyaratan kimia
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimai lainnya
yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang
digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut :
a. Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding
pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.

b. pH
pH yang dianjurkan untuk air bersih Permenkes No.32 Tahun 2017 adalah 6,5 – 8,5.

c. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh manusia. Tetapi
untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala.

d. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl), dalam jumlah yang banyak klor (Cl) akan
menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Kadar
maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.

e. Seng (Zn)
Seng (Zn) dapat menimbulkan warna air menjadi opalascent dan bila dimasak akan
timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan di
dalam air bersih adalah 15 mg/l.

f. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) merupakan metal kelabu-kemerahan keracunan seringkali bersifat
khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam.
3. Persyaratan biologi
a. Syarat mikrobiologis
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari haruslah bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namun bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.

b. Syarat bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung bakteri-baktrei penyakit dan juga tidak boleh
mengandung bakteri-bakteri penyakit dan juga tidak boleh mengandung bakteri-
bakteri coli yang telah melebihi batas tertentu yaitu 1 coliper 100 ml air.

Berikut daftar persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.

Parameter fisik dalam standar baku mutu air bersih

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu


.
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25

2. Warna TCU 50

3. Zat padat terlarut mg/l 1000


(Total Dissolved Solid)

o
4. Suhu C suhu udara ± 3

5. Rasa tidak berasa

6. Bau tidak berbau

Parameter Biologi dalam standar baku mutu air bersih

No Parameter Unit Standar Baku Mutu


.
Wajib (kadar maksimum)

1. Total coliform CFU/100 50


ml
2. E. coli CFU/100 0
ml

Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk


Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

No. Parameter Unit Standar Baku Mutu


(kadar maksimum)

Wajib

1. pH mg/l 6,5 - 8,5

2. Besi mg/l 1

3. Fluorida mg/l 1,5

4. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500

5. Mangan mg/l 0,5


6. Nitrat, sebagai N mg/l 10

7. Nitrit, sebagai N mg/l 1

8. Sianida mg/l 0,1

9. Deterjen mg/l 0,05

10. Pestisida total mg/l 0,1

Tambahan

1. Air raksa mg/l 0,001

2. Arsen mg/l 0,05

3. Kadmium mg/l 0,005

4. Kromium (valensi 6) mg/l 0,05

5. Selenium mg/l 0,01

6. Seng mg/l 15

7. Sulfat mg/l 400

8. Timbal mg/l 0,05

No. Parameter Unit Standar Baku Mutu


(kadar maksimum)
9. Benzene mg/l 0,01

10. Zat organik (KMNO4) mg/l 10

Anda mungkin juga menyukai