Standar air minum di indonesia diterapkan untuk sumber air minum (air baku) dan air minum
sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia:
Pasal 4
Pasal 5
Menteri, Kepala BPOM, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pasal 6
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri dan Kepala BPOM dapat
memerintahkan produsen untuk menarik produk air minum dari peredaran atau
melarang pendistribusian air minum di wilayah tertentu yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
Pasal 7
Beberapa standar baku mutu air minum yang layak minum baik dari segi fisika, kimia, dan
biologi diantara lain yaitu:
Persyaratan Fisika
• Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010
adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang
tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan
berlumpur.
• Temperatur
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air
yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut
dalam jumlah yang cukup besar.
• Warna
Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI
Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak
minum adalah 15 skala TCU.
Persyaratan kimia
• Kesadahan
Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, derajat kesadahan (CaCO3)
maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter
Persyaratan Biologi
1. Persyaratan fisika
a. Padatan total
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padaf terapung serta
senyawa-senyawa yang terlarut dalam ur (zat padat yang lolos filter kertas) dan
bahan tersuspensi (zat yang tidak lolos saringan filter).
b. Bau
Limbah cair industri berpotensi mengandung senyawa berbau ataupun senyawa yang
potensial menghasilkan bau selama proses pengolahan limbah cair.
c. Temperatur
Suhu air limbah dipengaruhi oleh kondisi udara sekitarnya, air panas yang dibuang
dari sisa pendingin mesin pada industri ataupun dari rumah tangga. Suhu air limbah
biasanya berkisar pada 13-24 0C.
d. Kepadatan
Kepadatan limbah cair didefinisikan sebagai massa per volume.
e. Warna
Karakteristik yang sangat mencolok pada air limbah adalah berwarna yang umumnya
disebabkan oleh zat organic dan algae.
f. Kekeruhan
Kekeruhan pada dasarnya disebabkan oleh adanya koloid, zat organik, jasad renik,
lumpur, tanah liat dan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera.
2. Persyaratan kimia
a. Zat organik
Air limbah mengandung lebih kurang 75% susspmded solid (SS) dari padatan yang
dapat disaring dalam bentuk zat organik. Beberapa bentuk senyawa organik dalam
limbah antara lain.
1. Protein
2. Minyak dan lemak
3. Karbohidrat
4. Pestisida
5. Deterjen atau surfaktan
b. Zat anorganik
1. pH
pH yang baik untuk air limbah adzlahnetral (pH 7).
2. Alkalinitas
Alkalinitas atau kebasaan air limbah disebabkan oleh adanya hidroksida,
karbonat dan bikarbonat seperti kalsium, magnesium dan natrium atau kalium.
3. Logam
Logam seperti Nikel (Ni), Mg, Fe meskipun dalam konsentrasi yang rendah
dibutuhkan oleh mikroorganisme tetapi dengan kadar yang berlebih dapat
membahayakan kehidupan mikroorganisme.
4. Gas
Gas yang sering muncul dalam air limbah yang tidak diolah antara lain :
Nitrogen, CO, H2S, NH3 dan CHn Gas-gas ini berasal dari hasil dekomposisi
zat organik dalam air limbah.
c. COD
COD adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara
kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi daripada nilai BOD karena
lebih banyak senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dibandingkan
oksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa
derajat pencemaran pada suatu perairan makin tinggi pula.
d. BOD
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh populasi
mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk menstabilkan materi
organik. Semakin besar angka BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air
limbah semakin besar.
3. Persyaratan biologi
a. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak berwarna.
b. Jamur
Jamur dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh pada
daerah lembab dengan pH rendah
c. Alga
Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa yang
tidak kita inginkan.
Berikut daftar baku mutu air limbah domestik menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku
mutu air limbah domestik.
1. pH - 6-9
2. BOD mg/l 30
4. TSS mg/l 30
6. Amoniak mg/l 10
7. Total Coliform jumlah/ 3000
100ml
8. Debit l/orang/ 100
hari
Rentang nilai konsentrasi yang khas untuk standar baku mutu air limbah industri menurut
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah.
b. Rasa
Air ang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
c. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia
maupun mikroorganisme yang berwarna.
d. Suhu
suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan
apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25o ± 3oC.
f. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun yang organik. Batas maksimal kekeruhan untuk air bersih adalah
dengan kadar maksimum 25 NTU.
2. Persyaratan kimia
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimai lainnya
yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang
digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut :
a. Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding
pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
b. pH
pH yang dianjurkan untuk air bersih Permenkes No.32 Tahun 2017 adalah 6,5 – 8,5.
c. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh manusia. Tetapi
untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala.
d. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl), dalam jumlah yang banyak klor (Cl) akan
menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Kadar
maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
e. Seng (Zn)
Seng (Zn) dapat menimbulkan warna air menjadi opalascent dan bila dimasak akan
timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan di
dalam air bersih adalah 15 mg/l.
f. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) merupakan metal kelabu-kemerahan keracunan seringkali bersifat
khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam.
3. Persyaratan biologi
a. Syarat mikrobiologis
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari haruslah bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namun bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
b. Syarat bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung bakteri-baktrei penyakit dan juga tidak boleh
mengandung bakteri-bakteri penyakit dan juga tidak boleh mengandung bakteri-
bakteri coli yang telah melebihi batas tertentu yaitu 1 coliper 100 ml air.
Berikut daftar persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.
2. Warna TCU 50
o
4. Suhu C suhu udara ± 3
Wajib
2. Besi mg/l 1
Tambahan
6. Seng mg/l 15