PENDAHULUAN
Gula kristal Putih (GKP) merupakan produk agronomi yang dibutuhkan industri dan
rumah tangga. Kebutuhan gula nasional pada tahun 2017 mencapai 5.8 juta ton (BPS, 2018).
Kebutuhan gula tersebut lebih besar dari produksi gula nasional pada tahun 2017 sebesar 2.1
juta ton. Oleh karena itu, pemerintah melakukan impor raw sugar sebesar 3.4 juta ton untuk
kebutuhan GKR (Gula Kristal Rafinasi) dan 1 juta ton untuk memenuhi kebutuhan GKP
Kebutuhan konsumsi gula nasional dibutuhkan dalam bentuk GKP untuk konsumsi
rumah tangga dan GKR untuk kebutuhan industri. Kebutuhan konsumsi gula semakin
domestik, pendapatan per kapita dan konsumsi periode sebelumnya (Satriani et al., 2014).
Hairani et al. (2014) juga menyatakan tingginya permintaan impor gula di Indonesia
dipengaruhi oleh impor tahun sebelumnya, konsumsi gula nasional, harga gula internasional,
perubahan pendapadatan per kapita dan stok gula domestik. Tingginya kebutuhan gula
membutuhkan peningkatan produksi dan rendemen tebu sebagai bahan baku tanaman
Produksi gula juga dipengaruhi tingkat rendemen pada tanaman tebu. Tingkat
rendemen tersebut menunjukan seberapa besar gula yang dihasilkan dari tebu tergiling.
Rendemen tebu dipengaruhi oleh waktu tebang dan kemasakan tebu. Riajaya dan Kadarwati
(2016) menjelaskan bahwa waktu penanaman tebu yang tepat dan menggunakan varietas
dengan tipe kemasakan yang sesuai dengan tipologi lahan akan meningkatkan produktivitas
tebu dan gula. Tingginya kebutuhan bahan baku tebu untuk digiling membutuhkan
1
ketersediaan tebu sepanjang musim giling. Selain itu, bahan baku tebu harus berkualitas agar
HPI Agro PT.Muria Sumba Manis merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi gula kristal. Oleh karena itu, sangatlah cocok bila HPI Agro (PT.MSM) kami
perkembangan dunia industri. Sehingga setelah mahasiswa lulus dari perguruan tinggi, ilmu
yang didapatkan mahasiswa dari perguruan tinggi dapat langsung diaplikasikan didunia kerja.
Adapun tujuan secara umum yang diharapkan setelah melaksanakan Praktik kerja
Nyata di HPI Agro (PT.MSM) antara lain agar mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu
mengembangkan potensi dan kualitas diri untuk dapat bersaing dan beradaptasi dengan
lingkungan industri dan mengimplementasikan secara teoristis yang didapat di bangku kuliah
Adapun tujuan secara khusus yang diharapkan setelah melaksanakan Praktik kerja nyata
1. Untuk mengetahui proses pembuatan gula kristal putih di PT Muria Sumba Manis.
2
1.4. Manfaat Praktek Kerja Nyata
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti proses pembuatan gula kristal putih di PT
Lokasi pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) adalah di PT. Muria Sumba Manis, Jl.
Ahmad Yani No.18A Kota Waingapu, Kabupaten Sumba TImur, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Praktek Kerja Nyata (PKN) dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2019 sampai 02
Agustus 2019. PKL dilakukan pada hari kerja kantor yaitu hari senin sampai hari sabtu
dengan batasan waktu kerja pukul 06.30 – 15.00 WIT. Adapun perhitungan jam PKN yaitu:
8 jam x 29 hari = 232 jam sebagai jam kerja efektif ditambah dengan jam lembur ketika
terdapat banyak tugas di lokasi PKN dan pengerjaan laporan diluar jam pelaksanaan PKN.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya, pabrik gula tebu di Indonesia merupakan warisan belanda pada
zaman kolonial. Perjalanan proses pengolahannyapun hampir seragam kecuali pada pabrik
yang menerapkan proses karbonatasi. Berikut ini adalah sekilas proses pengolahan gula tebu
dengan prmurnian cara sulfitasi. Secara garis besar, pabrik gula bertujuan untuk mengambil
sukrosa dari tebu semaksimal mungkin dengan menekan kehilangan gula seoptimal mungkin.
Dalam pabrik gula dikenal section-section yang disebut stasiun, mulai dari emplasement,
berfungsi untuk menimbun tebu yang datang dari kebun. Biasanya di sekitarya terdapat
pohon-pohon besar yang berfungsi untuk menahan panasnya matahari. Suhu halaman pabrik
yang panas akan menyebabkan temperatur tebu naik dan akan barakibat mempercepat proses
tebu menjadi layu (wayu). Layunya tebu akan diikuti dengan inversi sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa. Hal ini disebabkan karena nira dalam tebu bersifat asam dan proses inversi lebih
Idealnya, halaman pabrik dilengkapi dengan timbangan tebu, baik berupa jembatan
timbang atau crane yang dilengkapi dengan timbangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
bobot tebu yang masuk ke pabrik dan selanjutnya digunakan untuk pengawasan proses.
Halaman pabrik juga harus mempunyai alat untuk bongkar muatan baik dari truk atau dari
lori. Yang terpenting adalah, persediaan tebu di halaman pabrik harus dapat memenuhi
kapasitas giling. Sebenernya, sisa tebu kemarin dalam halaman pabrih, semakin kecil semakin
baik. Untuk menjamin kelancaran giling, sisa tebu yang baik yaitu pada jam 06.00 sampai
18.00 sebanyak 12 dikali kapasitas giling perjam, dan pada jam 18.00 – 06.00 sebenyak 15
4
dikali kapasitas giling perjam. Literature lain juga menyebutkan sisa tebu kemarin yang baik
adalah sebesat 25-30% dari kapasitas giling perhari dihitung pada jam 06.00 pagi. Stasiun
a. Persiapan
Tebu yang dibongkar dari truk atau lori diletakkan diatas meja tebu. Meja tebu
dilengkapi dengan alat yang berfungsi untuk mendorong tebu ke krepyak tebu
(carrier). Setelah diatas carrier, tebu dibawa melewati cutter untuk dipotong menjadi
menggunakan shredder atau unigrator. Setelah itu masuk ke gilingan. Proses persiapan
mempunyai tujuan untuk mempersiapkan tebu yang akan digiling sehingga proses
angka preparation index yang besarannya berbeda-beda tiap pabrik. Pada umumnya
b. Gilingan
dengan cepat dapat diketahui dengan melihat pol ampas. Semakin kecil pol ampas,
akan semakin baik. Dalam stasiun gilingan diberikan air panas (added water) yang
biasa disebut imbibisi (dari bahasa belanda imbibitie). Fungsinya untuk membilas
ampas gilingan antara agar fungsi pemerahan gula bisa maksimal. Umumnya pabrik
gula menerapkan sistem imbibisi majemuk yaitu menggunakan air panas dan nira
gilingan berikutnya. Dari stasiun gilingan dihasilkan nira mentah yaitu nira yang
Stasiun Pemurnian
bukan gula yang terdapat dalam nira mentah. Proses yang dilakukan baik berupa
5
proses fisik ataupun kimia. Proses dalam stasiun pemurnian dilakukan sedemikian
rupa sehingga kerusakan sukrosa dapat ditekan seoptimal mungkin. Yang pertama
saringan parabolis (DSM). Setelah itu nira mentah dipanasi sampai suhu 75 C. Nira
mentah yang telah dipanasi ditambahkan Ca(OH)2 sampai pH tertentu. Setelah itu
pada nira ditambahkan SO2 sampai pH netral. Nira dipanaskan kembali sampai suhu
jernih disaring lagi dan menghasilkan nira encer, setelah itu, dipanaskan sampai suhu
115 C dan selanjutnya diproses ke tehap evaporasi. Nira kotor yang ada di clarifier
filtrat dan blotong. Filtrat akan dikembalikan lagi ke awal proses pemurnian dan
blotong diangkut truk menuju tempat penimbunan. Fungsi dari stasiun penguapan
adalah meningkatkan konsentrasi larutan gula dalam nira. Nira encer dari stasuin
dengan menggunakan uap panas yang berasal dari uap bekas penggerak turbin
gilingan. Nira encer yang mempunyai brix 15 diuapkan airnya sampai mencapai brix
60. setelah itu akan dihasilkan material yang dinamakan nira pekat. Selanjutnya nira
Stasiun Kristalisasi
bertingkat, baik berupa A-D, A-C-D, A-B-D, atau A-B-C-D, dengan ketentuan A dan
B adalah produk (berlaku untuk abrik gula tebu di jawa). Nira pekat hasil dari stasiun
penguapan diuapkan lagi airnya sehingga akan terbentuk kristal dengan sendirinya.
Metode lain kristalisasi adalah dengan menggunakan bibit gula berupa fondan yang
selanjutnya kristal bibit itu dibesarkan. Proses kristalisasi harus dilakukan sedemikian
6
rupa sehingga kristal yang terbentuk mempunyai ukuran yang seragam. Seragamnya
ukuran kristal gula akan dicapai apabila konsentrasi larutan dalam bejana kristalisasi
dijaga pada konsentrasi tertentu. Setelah ukuran kristal yang diinginkan tercapai,
maka kristal yang masih bercampur dengan larutan (masakan /massecuit) diturunkan
ke bejana penampung.
Stasiun Pemutaran
(basket) dan larutan akan melewati saringan tersebut. Langkah proses pemutaran yang
baik akan menghasilkan gula yang putih dan mempunyai kadar air yang kecil. Di
stasiun putaran terdapat 2 jenis alat yaitu batch dan continue. Putaran continue disebut
low grade centrifugal dan putaran batch biasa disebut hi grade centrifugal (putaran
untuk produk). Selanjutnya gula produk hasil pemutaran di angkut dengan talang
cara pemanasan menggunakan udara kering dan dikontakkan dengan gula. Alat yang
digunakan bermacam macam ada yang berupa talang getar atau rotary dryer. Gula
yang dikeringkan dalam keadaan panas, untuk itu perlu didinginkan agar tidak terjadi
dengan menghembuskan udara dingin baik dari udara sekitar ataupun udara dingin
7
Stasiun Pengarungan
Gula yang sudah dingin selanjutnya ditampung di sugar bin. Setelah itu
dilakukan pengarungan atau pengemasan dengan berat 50 Kg. Untuk suplai langsung
Gudang Gula
Gudang gula berfungsi untuk menimbun gula yang telah dikemas. selanjutnya
Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, air dan energi,
timbulan limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran seringkali digunakan untuk maksud yang
sama dengan istilah Produksi Bersih. Demikian pula halnya dengan Eco- efficiency yang
menekankan pendekatan bisnis yang memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan
lingkungan.
pencemar, dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan bagaimana daur
hidup suatu produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan
limbah mulai dari bahan baku, proses produksi, produk dan transportasi sampai ke konsumen
dan produk menjadi limbah. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep
produksi bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat
8
Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan
daur hidup produk dengan tujuan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan
(UNEP, 2003).
Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-
menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi,
produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah
sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta
Dari pengertian mengenai Produksi Bersih maka terdapat kata kunci yang dipakai
peningkatan efisiensi, minimisasi resiko. Dengan demikian maka perlu perubahan sikap,
manajemen yang bertanggung-jawab pada lingkungan dan evalusi teknologi yang dipilih.
Pada proses industri, produksi bersih berarti meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku,
mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi dan limbah sebelum meninggalkan proses.
Pada produk, produksi bersih bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan selama daur
hidup produk, mulai dari pengambilan bahan baku sampai ke pembuangan akhir setelah
dalam perancangan dan layanan jasa. Penerapan Produksi Bersih sangat luas mulai dari
pariwisata, perhubungan, konservasi energi, rumah sakit, rumah makan, perhotelan, sampai
9
pada sistem informasi. Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan
pengurangan limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle,
Produksi Bersih (KLH, 2003) dituangkan dalam 5R (Re-think, Re-use, Reduction, Recovery
and Recycle). Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan limbah
langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi sampai produk.
Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiaran yang harus dimiliki
Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada proses
maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur
hidup produk.
perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait
10
Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu
limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.
Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan
Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambil bahan-
bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian
Penerapan Produksi Bersih pada industri secara individual merupakan salah satu
meliputi : perencanaan dan organisasi, kajian produksi bersih, penentuan prioritas dan analisis
Pada langkah ini industri menyiapkan perencanaan, visi, misi, dan strategi produksi
bersih. Sasaran peluang Produksi Bersih yang dikaitkan dengan bisnis dan adanya komitmen
dari manajemen puncak. Pihak industri juga melakukan identifikasi hambatan dan
penyelesaiannya, identifikasi sumber daya luar yang menyediakan informasi dan ahli
11
Langkah 2 : Kajian dan Identifikasi Peluang
Melakukan pemetaan proses atau membuat diagram alir proses sebagai alat untuk
memahami aliran bahan, energi dan sumber timbulan limbah. Identifikasi peluang-peluang
Produksi Bersih didasarkan pada temuan hasil kajian dan tinjauan lapangan berupa
limbah langsung dari sumbernya. Akar permasalahan yang menyebabkan tidak efisien dan
adanya timbulan limbah dicari penyebabnya sehingga dapat memilih tindakan dan teknik
sebanyak mungkin.
kelayakan ekonomi dilakukan secara rinci bagi peluang yang memerlukan investasi besar.
berdasarkan urutan kebutuhan biaya yaitu tanpa biaya (no cost), biaya rendah (low cost) dan
Langkah 4 : Implementasi
Membuat perencanaan waktu pelaksanaan secara konkret dan rencana tindakan yang
sumberdaya yang diperlukan. Selanjutnya melaksanakan program dan menekankan pada para
karyawan bahwa Produksi Bersih sebagai bagian dari pekerjaan, mendorong inisiatif dari
mereka sebagai umpan balik pelaksanaan. Agar implemetasi dapat dipantau kemajuannnya
maka perlu dikembangkan indikator kinerja efisiensi, lingkungan, dan kesehatan dan
keselamatan kerja.
12
Langkah 5 : Pemantauan, Umpan Balik, Modifikasi
Bersih digunakan untuk mengukur kinerja yang telah dicapai, apakah sesuai dengan
rancangan ataukah tidak. Kelemahan pencatatan data yang kurang seringkali menghambat
limbah tidak dapat dihitung dengan tepat. Pada saat pemantauan dilakukan pendokumentasian
program. Melakukan tinjauan ulang secara periodik pelaksanaan Produksi Bersih, dan kaitkan
Hal yang tak kalah penting adalah merayakan keberhasilan, mempertahankan target
telah dicapai, dan selanjutnya mengimplementasikan untuk peluang lainnya. Produksi Bersih
pada dasarnya adalah bagian dari pekerjaan dan bukan suatu program sehingga industri akan
sudah cukup banyak, baik pada industri skala kecil, menengah maupun besar untuk berbagai
13
BAB III
PT. Muria Sumba Manis mulai melaksanakan pembangunan pabrik gula modern
pertama di Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 21 April 2018. Pabrik Gula tersebut
berkapasitas 12.000 TCD serta terintegrasi dengan perkebunan tebu milik perusahaan dan
mempergunakan teknologi kogenerasi listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga pada
pompa irigasi dengan teknologi sub-drip. Hal inilah yang membedakan dengan pabrik gula
pada umumnya. Selain itu pabrik gula MSM juga menggunakan teknologi yang sepenuhnya
otomatis dan dilengkapi dengan unit dekolorisasi sehingga diharapkan produk yang
dihasilkan dapat masuk ke pasar B2B untuk gula industri atau gula rafinasi. Pabrik ini
direncanakan dapat beroperasi penuh pada tahun 2020 ini diharapkan dapat menghasilkan
1.200 ton Gula Kristal Putih Gula Kristal Rafinasi setiap harinya.
setelah mendapatkan ijin usaha sejak tahun 2015 silam, perusahaannya sangat serius
masyarakat. Dengan target kapasitas 12.000 TCD, kami yakin dapat memberikan kontribusi
dalam mendukung pencapaian swasembada gula nasional yang diperkirakan akan mencapai
6,8 juta ton pada tahun 2020 dan keberadaan kami di Sumba Timur diharapkan dapat
Selain itu, MSM juga berupaya mewujudkan praktik agribisnis yang berkelanjutan
dan menerapkan praktik-praktik perkebunan terbaik serta ramah lingkungan. Pabrik ini juga
dan ISO 14000 sebagai bentuk komitmen nyata perusahaan dalam terhadap kelestarian
lingkungan.
14
3.2 Data umum perusahaan
Pabrik Gula PT. Muria Sumba Manis merupakan industry yang bergerak pada bidang
pengolahan tebu menjadi gula kristal. PG. Muria Sumba Manis terletak di Jl. Ahmad Yani
No.18A Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Waktu
produksi pabrik 24 jam selama 180 hari. Setiap harinya PT. Muria Sumba Manis dapat
menggiling sampai 1.200 ton Gula Kristal Putih Gula Kristal Rafinasi setiap harinya.
PT. Muria Sumba Manis terletak di Jl. Ahmad Yani No.18A Kota Waingapu,
Kabupaten Sumba TImur Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan anak perusahaan
dari PT. Djarum yang bergerak dalam bidang pabrik gula. Terletak dilokasi strategis pada
jalur provinsi serta merupakan daerah khusus industri yang berada di wilayah sumba timur.
Karyawan yang bekerja di PT. MSM merupakan karyawan yang telah lolos dalam
seleksi penerimaan karyawan baru yang diadakan oleh perusahaan. Penerimaan karyawan
baru melalui tahapan yang sangat selektif dan diutamakan mempunyai fisik yang prima.
15
BAB IV
STASIUN GILINGAN
Proses ini merupakan proses awal dari kegiatan produksi gula. Di stasiun gilingan,
tebu diperah/digiling untuk mendapatkan nira mentah. Dalam pemerahan ini perlu
ditambahkan air imbibisi agar kandungan gula yang masih berada dalam ampas akan larut,
sehingga ampas akhir diharapkan mengandung kadar gula serendah mungkin. Selain
diperoleh nira mentah, di dalam proses ini juga diperoleh juga ampas akhir 100%
16
1. Cane Cutter dan Unigrator yang berfungsi sebagai pencacah tebu menjadi serpihan
2. Unit gilingan yang berfungsi sebagai memerah tebu supaya dihasilkan nira mentah
STASIUN PEMURNIAN
bukan gula yang terkandung dalam nira mentah, sehingga diperoleh nira bersih yang
dinamakan nira encer atau nira jernih. Di dalam proses ini selain didapatkan blotong yang
17
dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Di PT. Muria Sumba Manis proses pemurnian nira yang
dipakai adalah sistem sulfitasi sehingga bahan kimia yang dipakai adalah larutan kapur
tohor serta gas SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat.
1. Pemanas pendahuluan, berfungsi untuk memanaskan nira mentah pada suhu tertentu.
2. Reaktor defikasi dan sufitasi, berfungsi mereaksikan nira mentah dengan kapur dan gas
SO2.
kapur dan SO2 yang akan menghasilkan nira encer dan nira kotor.
4. Rotari vacuum filter, berfungsi sebagai penyaring nira kotor yang berasal dari proses
STASIUN MASAKAN
kental sebanyak mungkin untuk dijadikan kristal dengan ukuran yang diinginkan. Dalam
prose kristalisasi diperoleh larutan kristal gula yang disebut masecuite serta diperoleh
hasil samping berupa air kondensat yang dimanfaatkan sebagai air umpan di stasiun ketel.
18
Pan masakan yang berfungsi mengolah nira kental dari stasiun penguapan menjadi
kristal-kristal gula.
STASIUN PUTARAN
memisahkan kristal gula dari larutan (sirupnya). Pada proses ini akan diperoleh gula
19
STASIUN PEMBUNGKUSAN
2. Mesin jahit, berfungsi menjahit karung yang telah diisi gula 50 kg.
3. Conveyor gula, berfungsi sebagai alat akomodasi gula yang telah dijahit.
GUDANG
20
Gula produk SHS yang dikemas akan disimpan di gudang gula. Gula produksi
ini disimpan dengan suhu gudang 30 – 40oC, dengan kelembaban udara dalam ruang
pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh pihak
Conveyor gula, berfungsi sebagai alat akomodasi gula yang telah dijahit.
Pada musim kemarau jumlah tebu yang dibutuhkan tidak memadai karenaa proses
pertumbuhan pada tebu menjadi tidak efisien dan tidak memenuhi kebutuhan produksi yang
diharapkan.
Pabrik gula kebon agung menjaga kebersihan mengenai produksinya yaitu diruang
masker serta sandal khusus yang disediakan perusahaan. Pada kolam limbah terdapat proses
pemurnian air limbah untuk membuang limbah cair tersebut ke sungai agar tidak mencemari
air sungai.
Penyaringan asap pabrik dengan sistem pengikatan elektron. Karbon akan terikat oleh
alat penyaring dan jatuh ke bawah. Karbon tersebut dapat dibuat sebagai bahan campuran
21
BAB V
PENUTUP
5.1.1. Kesimpulan
Dalam praktek kerja nyata (PKN) yang kami lakukan di Pabrik Gula PT. Muria
Sumba Manis dapat disimpulkan bahwa Pabrik Gula PT.Muria Sumba Manis telah
menerapkan proses produksi Gula Kristal Putih dengan baik dan melakukan teknologi bersih
semaksimal mungkin dalam proses produksi serta penanganan trehadap limbah-limbah yang
dihasilkan.
5.1.2. Saran
Diharapkan Pabrik Gula PT. Muria Sumba Manis dapat mempertahankan sistem
produksi bersih yang diterapkan saat ini dan dapat mengembangkan teknologi untuk
22
DAFTAR PUSTAKA
23