Abstrak—Sistem perpipaan loading dan unloading loading bekerja untik menyalurkan minyak jadi dari tangki
merupakan salah satu sistem terpenting di PT. PERTAMINA penyimpanan menuju kapal tanker. Pada sistem loading dan
(Persero) RU VI Balongan yang berfungsi sebagai jalur bongkar unloading ini terdapat sebuah Emergency Shutdown valve
dan pengisian minyak mentah dari kapal tengker ke tangki yang merupakan salah satu bentuk sistem keamanannya,
penyimpanan (storage tank). Pada jalur perpipaan loading-
Emergency Shutdown valve pada sistem loading-unloading ini
unloading terdapat suatu sistem keamanan berupa emergency
shutdown valve yang berfungsi untuk menutup aliran crude oil berfungsi untuk menutup aliran crude oil dari subsea pipeline
dari subsea pipeline menuju ke tangki penyimpanan apabila menuju ke tangki penyimpanan apabila terdapat accident.
terdapat bahaya. Sejak pertama dioperasikan hingga sekarang Dimana emergency shutdown valve adalah sebuah equipment
emergency shutdown vavlve tidak pernah digunakan karena tidak yang hanya digunakan untuk mengisolasi sistem pada waktu
pernah terjadi bahaya, akan tetapi pada sistem tersebut akan shutdown. Sehingga dalam sistem perpipaan minyak dan gas,
dilakukan pengembangan/penambahan jalur aliran crude oil ke Emergency Shutdown valve memiliki peranan yang sangat
meterring system dengan kapasitas yang relatif besar. Oleh penting untuk menghindari terjadinya suatu accidentyang
karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kinerja tidak terduga dan secara tiba-tiba pada sistem.
emergency shutdown valve melalui pengamatan waktu respon
Kurang lebih 30 tahun sejak pertama dioperasikan,
yang diperlukan valve untuk menutup aliran terhadap jenis
aliran fluidanya (crude oil Duri, Minas, DCO dan Jati Barang), Emergency Shutdown valve pada sistem loading-unloading ini
selain itu dilakukan pengamatan terhadap pola aliran fluidamya belum pernah dioperasikan sama sekali karena keberadaan
ketika valve mulai menutup (tutupan 0%, 25%, 50%, 75% dan Shutdown valve yang sudah tidak berfungsi, akan tetapi pada
85%). Dari pengamatan tersebut diperoleh bahwa Apabila sistem tersebut akan dilakukan pengembangan/penambahan
ditinjau dari nilai time respons shutdown valve, kinerja shutdown jalur aliran crude oil ke meterring system dengan kapasitas
valve masih tergolong bagus, karena dapat menutup aliran fluida yang relatif besar. Oleh karena itu diperlukan analisa kinerja
dalam waktu 72 detik dari diameter pipa sebesar 36 inch. Emergency Shutdown valve untuk meningkatkan keamanan
Sedangkan apabila ditinjau dari ΔP sistem terhadap jenis aliran sistemnya. Analisa kinerja tersebut dilakukan dengan
crude oil dan jenis prosesnya dapat dikatakan bahwa kinerja
menggunakan parameter waktu tempuh yang diperlukan SDV
shutdown valve paling bagus ketika proses unloading, karena
untuk menutup aliran terhadap jenis aliran crude oilnya yang
nilai ΔP paling besar yaitu1,4 x 10-4 N/m2. Dari hasil pengamatan
menggunakan software Simulink MATLAB, serta melakukan
pola aliran fluida, tekanan paling besar saat fluida menumbuk
valve pada tutupan 85%. pengamatan terhadap pola aliran fluida menggunakan software
Computational fluid dynamics.
Kata Kunci—Kinerja emergency shutdown valve, loading- Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah: Analisa
unloading. kinerja Sistem Shutdown Valve hanya dilakukan pada proses
loading dan unloading, Data proses yang digunakan adalah
data normal operation WGI (kontraktor Pertamina Balongan),
I. PENDAHULUAN analisa kinerja Sistem Shutdown Valve disimulasikan
HV-119
yang diperlukan valve untuk menutup aliran fluida apabila T-9
Loading Line Ø 36"
diberi sinyal menutup (time respons). Setelah itu dilakukan HV-401
MOV-002
HV-402
persiapan simulasi untuk kinerja shutdown valve dengan cara
mengumpulkan dan mengamati semua data yang diperlukan
dalam analisa kinerja shutdown valve dalam simulasi
menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD), Crude Oil
42-T-101
simulasi menggunakan CFD ini bertujuan untuk melihat pola
aliran fluida yang berdasarkan perubahan nilai tekanan dan Crude Oil
Loading Line Ø 36"
kecepatan aliran ketika menumbuk shutdown valve yang mulai 42-T-102
MOV-215
Dimana 𝐾𝐾𝑣𝑣 adalah gain valve yang di dapat dari Setelah nilai 𝐾𝐾𝑣𝑣 didapat, selanjutnya dilakukan perhitungan
perbandingan span output valve terhadap span inputnya, nilai time constant dari emergency shutdown valve, hasilnya
sedangkan 𝜏𝜏𝑐𝑐𝑐𝑐 adalah time constant valve ketika mencapai adalah:
3,581 1,906 − 0
63% dari set pointnya. Untuk mendapatkan nilai time constant 𝜏𝜏𝑐𝑐𝑐𝑐 = �� � + 0,3� = 11,9
dapat diperoleh dari persamaan𝑇𝑇𝑣𝑣 = 𝑌𝑌𝑐𝑐 /𝐶𝐶𝑣𝑣 , dengan 𝑌𝑌𝑐𝑐 adalah 0,39 1,906
faktor storaking time valve dan 𝐶𝐶𝑣𝑣 adalah koefisien valve yang
bernilai 0,39 untuk jenis I/P. ∆𝑉𝑉 adalah fraksi perubahan (2) Permodelan Matematis Sistem Loading-Unloading
emergency shutdown valve dengan persamaan (debit aliran Untuk permodelan matematis perpipaan ini digolongkan
maks – debit aliran min)/debit aliran maks. Sedangkan 𝑅𝑅𝑣𝑣 pada dua tipe, yaitu: perpipaan offshore dan perpipaan
adalah perbandingan time constant inherent dengan time onshore, dengan asumsi bahwa emergency shutdown valve
stroke dengan nilai 0,3 untuk jenis aktuator piston. Gain dari berada diantara perpipaan offshore dan onshore. Pada analisa
emergency shutdown valve (𝐾𝐾𝑣𝑣 ) dapat ditunjukkan pada loading perpipaan yang dikendalikan shutdown valve adalah
persamaan berikut: [6]: perpipaan offshore dan pada analisa unloading perpipaan yang
𝐾𝐾𝑣𝑣 = 𝐾𝐾𝑖𝑖/𝑝𝑝 . 𝐾𝐾𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 dikendalikan perpipaan onshore dengan besar flowrate
(3) sebelum masuk shutdown valve konstan.
Dengan parameter bahwa span input i/p adalah keluaran Pada perpipaan loading-unloading ini perubahan nilai
logic solver (arus) dan span output i/p adalah masukan kecepatan dan tekanan sangat berpenngaruh, sehingga
aktuator (tekanan), maka nilai 𝐾𝐾𝑖𝑖/𝑝𝑝 didapatkan dari: permodelannnya menggunakan persamaan Bernaulli[3].
15−3 12 1 1
𝐾𝐾𝑖𝑖/𝑝𝑝 = 20−4 = 16 (4) 𝑃𝑃1 + 2 𝜌𝜌𝑣𝑣1 2 + 𝜌𝜌𝜌𝜌ℎ1 = 𝑃𝑃2 + 2 𝜌𝜌𝑣𝑣2 2 + 𝜌𝜌𝜌𝜌ℎ2 + ℎ𝑙𝑙
Dengan parameter bahwa span input aktuator adalah Nilai ℎ1 dan ℎ2 sama dengan nol, karena tidak ada
masukan aktuator (tekanan) dan span output akuator adalah perbedaan ketinggian pipa, sehingga persamaan 3.1 menjadi:
kluaran shutdown valve (flowrate, maka nilai 𝐾𝐾𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 1 2
𝑃𝑃2 = 𝑃𝑃1 + 𝜌𝜌(𝑣𝑣1 + 𝑣𝑣2 2 ) + ℎ𝑙𝑙
didapatkan dari: 2
6860 −0 6860 𝜌𝜌 𝑄𝑄 2
𝐾𝐾𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 15−3 = 12 (5) 𝑃𝑃2 = 𝑃𝑃1 + 2(𝐴𝐴 2 +𝐴𝐴 2 ) + ℎ𝑙𝑙 (5)
1 2
Dari persamaan 4 dan 5 didapatkan 𝐾𝐾𝑣𝑣 sebesar: Adapun data perpipaan dan aliran fluida yang di dapat
dari Pertamina RU VI maupun dari hasil perhitungan ada
12 6860 6860 dalam Tabel 3.
𝐾𝐾𝑣𝑣 = � �=
16 12 16 Dari data-data pada Tabel 3 , dapat dihitung nilai
headloss pipa, yaitu sebesar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-333
IV. KESIMPULAN
Adapun Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1) Analisa kinerja emergency shutdown valve menggunakan
parameter nilai time respons shutdown valve, ΔP sistem,
dan perubahan nilai pressure dan kecepatan aliran fluida
pada saat menubruk shutdown valve, di bawah shutdown
valve dan sesudah shutdown valve.
2) Apabila ditinjau dari nilai time respons shutdown valve,
(a) (b) kinerja shutdown valve masih tergolong bagus, karena
dapat menutup aliran fluida dalam waktu 72 detik dari
diameter pipa sebesar 36 inch. Sedangkan apabila ditinjau
dari ΔP sistem terhadap jenis aliran crude oil dan jenis
prosesnya dapat dikatakan bahwa kinerja shutdown valve
paling bagus ketika proses unloading, karena nilai ΔP
paling besar yaitu1,4 x 10-4 N/m2.
3) Dengan jenis shutdown valve pada Pertamina RU VI
Balongan berupa ball valve, maka shutdown valve akan
(c) (d) mampu untuk menutup aliran dengan waktu 72 detik
Gambar. 11. Perubahan Kecepatan Aliran Fluida (a) Crude Oil DCO, (b) dengan nilai tekanan yang semakin meningkat ketika luas
Crude Oil Jati Barang, (C) Crude Oil Duri, (d) Crude Oil Minas.
tutupan valve semakin besar.
Hampir semua jenis crude Oil terlihat bahwa semakin
besar penghalang suatu aliran crude oil maka semakin besar DAFTAR PUSTAKA
nilai kecepatannya, karena perjalanan aliran tiba-tiba terhalang [1] Oilfield Processing, Volume Two: Crude Oil, Francis S. Manning and
sehingga lama-kelamaan akan terhenti dan mecari ruang yang Richard E. Thompson, Pennwell Books, Oklahoma, 1995
kosong untuk dialiri. Sedangkan kecepatan yang melewati [2] Pertamina RU VI. 20012. New Independent Flushing System SPM
150,000 DWT. Balongan Jawa Barat
ruang sisa bukaan valve akan semakin tinggi, karena semua
[3] Fox R. W., Pritchard P. J., dan McDonald Alan T. 2010. Intruduction to
aliran fluida yang terhalang akan pindah ke ruang kosong Fluid Dinamics Seventh Edition. Emertus: John Wilet & sons. Inc.
tersebut. Disisi lain kecepatan sesudah ESDV akan semakin [4] GEA 19186 Becker Emergency Shutdown Valve. Elk Grove Village,
kecil dibandingkan kecepatan ketika sebelum dan di bawah Illinois 60007 USA. 2011
[5] Prayoga, Araya D. 2012. Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan
ESDV, karena kecepatan aliran fluida harus dibagi pada
dan Laju Aliran untuk Kebutuhan Refueling System pada DPPU
luasan yang lebih lebar. Juanda Surabaya. Surabaya: ITS.
C. Analisa Kinerja Shutdown Valve
Analisa kinerja shutdown valve dilakukam menggunakan
parameter nilai time respons shutdown valve dan perubahan
nilai pressure dan kecepatan aliran fluida pada saat menubruk
shutdown valve, di bawah shutdown valve dan sesudah
shutdown valve. Dari hasil analisa didapat garis besar bahwa
apabila ditinjau dari nilai time respons shutdown valve, kinerja
shutdown valve masih tergolong bagus, karena dapat menutup
aliran fluida dalam waktu 72 detik dari diameter pipa sebesar
36 inch. Waktu 72 detik dengan diameter yang hampir 1 meter
tersebut dapat digolongkan dalam waktu yang cepat.
Sedangkan apabila ditinjau dari ΔP sistem terhadap jenis
aliran crude oil dan jenis prosesnya dapat dikatakan bahwa
kinerja shutdown valve paling bagus ketika proses unloading,
karena nilai ΔP sistem ketika shutdown valve menutup paling
besar. Selain itu apabila dilihat dari perubahan tekanan dan
aliran fluida dapat dikatakan bahwa semakin besar luasan
shutdown valve yang menutup aliran fluida maka nilai
tekanannya semakin tinggi dan nilai kecepatannya semakin
menurun dari kecepatan masukan fluidanya. Dengan jenis
shutdown valve pada Pertamina RU VI Balongan berupa ball
valve, maka shutdown valve akan mampu untuk menutup
aliran dengan waktu 72 detik dengan nilai tekanan yang
semakin meningkat ketika luas tutupan valve semakin besar,
karena karakteristik dari ball valve sendiri dapat
meminimalkan overpressure pada sistem tekanan rendah dan
dapat meminimalkan turbulensi aliran.