Anda di halaman 1dari 4

Blok Corridor

Blok Corridor memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas
berlokasi di onshore Sumatera Selatan, Indonesia. Produksi minyak lebih banyak disumbang
dari Lapangan Supat, Suban Baru, dan Rawa. Untuk produksi gas berasal dari Lapangan
Suban, Sumpal, dan Dayung. Mayoritas produksi adalah gas yang dijual melalui kontrak
jangka panjang kepada para mitra yang handal di Indonesia dan Singapura. Blok Corridor
merupakan salah satu blok migas yang bernilai strategis mengingat besarnya produksi gas yang
mencapai 1.100 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara dengan 12 persen dari
total produksi gas bumi nasional saat ini. Adapun, produksi minyak dan kondensat sekitar 7000
barel per hari (BOPD).
Total Cadangan
4.428,26 miliar kaki kubik persegi (BSCF)

Kondisi Blok Corridor


Salah satu perusahaan migas asal Amerika Serikat telah resmi melepaskan aset hulu migasnya
di Indonesia. Dia adalah ConocoPhillips. ConocoPhillips sudah resmi melepas asetnya di
Indonesia kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pada awal 2022 lalu.
ConocoPhillips sebelumnya merupakan operator dan juga pemegang hak partisipasi
(Participating Interest/ PI) sebesar 54% di Blok Corridor, lepas pantai Sumatera Selatan.
Padahal, Blok Corridor merupakan salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Realisasi
penyaluran (lifting) gas dari ConocoPhillips Grissik dari Blok Corridor pada 2021, berdasarkan
data SKK Migas, tercatat 829 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 106,3% dari
target APBN 780 MMSCFD. Pada 2022 ini penyaluran gas dari Blok Corridor juga ditargetkan
terbesar kedua setelah BP Berau Ltd, yakni sekitar 725 MMSCFD.
Medco resmi mengakuisisi aset ConocoPhillips senilai US$ 1,35 miliar atau kisaran Rp 19,37
triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).
Perjanjian Jual Beli Saham (Share Sale and Purchase Agreement/ SPA) antara Medco Energi
Global Pte Ltd (MGE) dan Phillips International Investments Inc telah dilakukan pada 8
Desember 2021 lalu. Dengan demikian, Blok Corridor di Sumatera Selatan kini resmi dikelola
oleh Medco.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
mencatatkan per tanggal 31 Desember 2022, lifting gas Blok Corridor berada di angka >770
MMSCFD (Million Standard Cubic Meters per Day). Hasil ini 107 persen di atas target APBN
2022 sebesar 725 MMSCFD.
Sedangkan lifting minyak sebesar >6,200 BOPD (Barrel Oil per Day). Blok Corridor yang
dioperasikan Medco E&P merupakan penyumbang lifting nomor dua terbesar dalam
capaian lifting migas secara nasional.
Lifting Minyak dan Gas Bumi Indonesia (2017 – RAPBN 2022)

Terlihat dari data diatas, produksi gas pada tahun 2010 sebesar 1,4 Juta BPD, tahun 2016
kurang dari 1,2 Juta BPD dan tahun 2022 kurang dari 1 Juta BPD.

Total Sumur Blok Corridor


Total sumur Blok Corridor kurang lebih berjumlah 79 Sumur dengan jumlah sumur gas
sebanyak 19

Metode Produksi
Diakui secara luas bahwa ada hubungan antara stres, heterogenitas stres, dan permeabilitas
fracture dan fault sub surface. Di sajikan analisis lapangan gas Suban Sumatera Selatan, yang
dikembangkan terutama di fracture carbonate dan crystalline basement, di mana deformasi
aktif telah mempartisi reservoir menjadi domain struktural dan tegangan yang berbeda. Domain
ini memiliki atribut geomekanis dan struktural yang berbeda yang mengontrol arsitektur
permeabilitas lapangan.
Bidang ini adalah gabungan dari elemen ekstensional Paleogen yang telah dimodifikasi oleh
kontraksi Neogen untuk menghasilkan basement-rooted forced folds dan dorongan neoformed.
Patahan skala reservoir diinterpretasikan secara rinci di sepanjang sisi barat lapangan dan
mengungkapkan geometri kompresional miring klasik.
Kinerja bulk reservoir diatur oleh arsitektur tekanan lokal yang bekerja pada patahan yang ada
dan zona kerusakan rekahannya untuk mengubah permeabilitasnya dan karenanya, aksesnya
ke gas yang didistribusikan. Potensi reservoir paling meningkat di area yang memiliki banyak
rekahan dengan rasio geser tinggi terhadap tegangan normal. Hal ini terjadi pada area lapangan
yang berada pada gaya stress strike-slip. Secara komparatif, potensi reservoar lebih rendah di
area lapangan yang berada dalam gaya tegangan dorong-sesar di mana terdapat lebih sedikit
rekahan dengan rasio tegangan geser-ke-normal yang tinggi. Pencapaian produktivitas
sumur tertinggi bergantung pada pemanfaatan patahan yang mengalami tekanan kritis
dan zona kerusakan rekahan yang terkait. Dua lubang sumur telah dibor berdasarkan
konsep ini, dan masing-masing menunjukkan peningkatan potensi aliran tiga hingga
tujuh kali lipat.

Permasalahan Pada Blok Corridor


Masalah yang sering dihadapi produksi sumur gas yaitu liquid loading. Liquid yang
terakumulasi di dasar sumur akan menyebabkan gas tidak bisa terproduksi yang menyebabkan
sumur harus ditutup.

Anda mungkin juga menyukai