CPP GUNDIH
Disusun oleh:
Kelompok : 5 (lima)
Anggota :
1. Bungka Rico Hutabalian (221420002)
2. Chika Adelia (221420030)
3. Daffa Yoganza (221420043)
4. Fauzan Azmi (221420012)
5. Muhammad Jaggu A. (221420018)
Program studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : 1 (satu)
Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat serta nikmat-Nya, sehingga
penyusunan laporan kunjungan lapangan Central Processing Plant (CPP) Gundih dapat
terselesaikan dengan baik yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2022 dapat
terselesaikan sebagai salah satu tugas praktikum PIM (PengantarIndustri Migas) Hulu dan
Hilir pada konsentrasi Refinery tingkat 1 di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu,
Tahun Akademik 2022-2023.
Laporan ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh selama kegiatan kunjungan
lapangan dan data-data dari internet. Dalam pelaksanaan dan pembuatan Laporan Kunjungan
ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan yang didapat dari berbagai pihak. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada :
1. Allah SWT.
2. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberi kepercayaan kepada kami.
3. Direktur PEM Akamigas, Ibu Dr, Erdilla Indriani.S.Si.,M.T.
4. Bapak Annasit, S.T, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pengolahan Minyak
dan Gas.
5. Bapak Edi Untoro, Ir., M.T., selaku Pembina Laporan Kunjungan.
6. Teman-teman di jurusan Refinery I PEM Akamigas dan semua pihak yang telah
memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kunjungan lapangan ini masih memiliki
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, saya berharap mendapatkan saran serta kritik dari semua pihak sehingga
dapat menjadi bahan perbaikan bagi penulis. Demikian tugas laporan ini penulis sampaikan,
penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri kami pribadi dan umumnya
untuk pembaca. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Telah dilaksanakan:
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 1
1.3 waktu dan tempat kunjungan
1.4 Profil Perusahaan ................................................................................................. 1
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Kromatografi .............................................................................4
B. Bagian- bagian Gas Kromatografi ...................................................................... 8
C. Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi .................................................... 9
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan PIM Hilir ini adalah untuk mengetahui dan memahami
proses- proses yang terjadi dalam industri transmisi gas. Selain itu, hal ini dapat bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai proses alir industri. Terlebih lagi, laporan
kunjungan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam ilmu pengetahuan.
1
SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli Gas
(PJBG) Gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP, dengan PT Pertamina EP, gas tersebut
berasal dari gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Jawa Tenga Blok Gundih di Jawa
Tengah dengan titik searah Area h dengan titik searah Area Gundih. Gundih. SPP Juga telah
mendapatkan PJBG dengan PT Indonesia Power dengan periode penyaluran penyaluran gas
selama 15 tahun untuk volume sebesar sebesar 50 MMSCFD, MMSCFD, gas tersebut
tersebut diperuntukan diperuntukan guna memasok memasok kebutuhan kebutuhan
PLTGU Tambak Lorok. SPP akan mengangkut gas tersebut melalui pipa gas dengan
diameter 20 inchi dan panjang pipa sekitar sekitar 123 km dari Blok Gundih, Blok Gundih,
Cepu ke PLTGU Tambak PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Semarang. Pipa tersebut akan
ditanam secara paralel di bahu jalur rel kereta api dengan jarak 10 meter dari as rel sesuai
dengan aturan dari Ditjen Perkeretaapian serta perjanjian sewa lahan dengan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) sebagai Right-of-way pipa gas milik SPP. Dengan memanfaatkan gas
alam sebagai sumber energi pengganti BBM, maka Pemerintah Indonesia dapat memenuhi
strategi pemanfaatan energi jangka panjang sehingga akan mengurangi subsidi terhadap
produk berbasis minyak secara signifikan dan akan mengurangi ketergantungan pada harga
bahan bakar tinggi. Pengoperasian PLTGU Tambak Lorok milik PT.Indonesia Power akan
dioptimalkan untuk mencapai nilai ekonomi dengan beralih sumber energi dari bahan bakar
cair ke gas, sehingga pembangkit listrik akan meningkatkan efisiensinya sampai dengan
75%.PT. SPP telah merancang jaringan pipa untuk dapat menyalurkan gas hingga 75
MMSCFD untuk dapat mengakomodir kebutuhan PLTGU Tambak Lorok serta mengurangi
subsidi BBM. SPP juga b SPP juga berpotensi untuk meny berpotensi untuk
menyumbangkan pajak umbangkan pajak kepada Negara dalam kepada Negara dalam
2
jumlah yang cukup signifikan. Selain itu juga turut s Selain itu juga turut serta berkontribusi
dalam men erta berkontribusi dalam menyumbangkan yumbangkan Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP) melalui penyewaan ROW lahan Kereta Api yang sebelumnya tidak
produktif. Visi dan misi PT Sumber Petrindo Perkasa memilki visi yaitu menjadi
perusahaan gas terbesar dan paling terpercaya di Indonesia. Dan juga memiliki misi yang
bertujuan untuk menjadi penyedia infrastruktur, teknologi, dan pelayanan gas alam yang
paling handal dalam membantu klien kami dalam menyediakan energi alam yang ramah
lingkungan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert
seperti helium atau gas yang yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa
lapisan cairan mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang
berada di dalam tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan
untuk melakukan kromatografi gas disebut dengan gas kromatografi (atau “aerograf”
atau “pemisah gas”). Senyawa dalam fasa gas yang di analisa berinteraksi dengan
dinding kolom, yang dilapisi dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing
senyawa mengalami elusi pada waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu
retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi merupakan keluaran dari KG yang dapat
dianalisis [3].
Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga
dengan kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa perbedaan
yang perlu dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa diam cairan
dan fasa gerak gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam adalah padat dan
fasa gerak berupa cairan. Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur ini adalah
“Kromatografi gas-cair”, yang merujuk pada fasa gerak dan fasa diam). Kedua, kolom
yang dilalui fasa gas terletak di dalam oven dengan temperatur gas yang dapat
dikendalikan, sementara kromatografi kolom (biasanya) tidak dilengkapi pengendali
temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa gas murni merupakan fungsi dari
tekanan uap gas [3].
Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya melakukan
proses pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih (atau tekanan
uap). Meski demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk memisahkan komponen
campuran dalam skala besar, sementara KG hanya dapat untuk skala yang jauh lebih
kecil (skala mikro) [4].
5
m) dan sempit (diameter dalam 0.1 – 0.53 mm) yang mengandung fase diam
menyelimuti dinding kolom. Kolom ini terletak dalam suatu oven yang akan dipanaskan
ketika analisis untuk mengelusi komponen yang kurang volatil. Lubang keluar kolom
tersambung ke detektor yang merespon komponen kimia yang keluar dari kolomuntuk
menghasilkan sinyal. Sinyal ini direkam oleh suatu software pada komputer untuk
menghasilkan kromatogram.
Di dalam analisis kuantitatif yang harus kita perhatikan adalah luas puncak
kromatografi (luas kromatogram) dari setiap komponen yang akan kita analisis. Luas
Setiap puncak yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi atau besar setiap
puncak tersebut. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi yang tepat
dari setiap komponen cuplikan. Bila luas kromatogram disebut A, besarnya setiap
puncak adalah Q, maka berdasarkan pernyataan tersebut diatas,
Q=A
6
Ketelitian analisis kuantitatif dengan kromatografi gas sangat bergantung pada
kelinieran detektor. Setiap detektor memberi tanggapan yang berbeda terhadap setiap
komponen cuplikan. Faktor tanggapan ini harus kita ketahui, disamping itu jika kondisi
kerja alat berubah, tanggapan detektor pun akan berubah. Pada detektor yang peka
terhadap konsentrasi, seperti detektor daya hantar (TCD), harus dijaga agar kecepatan
alir gas pembawa tetap. Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat, maka kemurnian
gas pembawa, kecepatan alir gas pembawa, suhu detektor,arus kawat pijar, tahanan dan
tekanan di dalam detektor harus selalu tetap. Jika salah satu kondisi ini berubah secara
drastis, kinerja detektor pun akan berubah.
Detektor merupakan bagian yang akan menafsirkan hasil pemisahan zat di dalam
kolom. Kinerja detektor bergantung kepada kepekaan terhadap kontaminan di dalam
cuplikan. Detektor harus menghasilkan kromatogram yang baik tanpa adanya noise dan
drift serta memberikan waktu tanggap yang cepat. Atau dengan kata lain detektor harus
memiliki konstanta waktu yang kecil. Ada berbagai jenis detektor dua diantaranya
adalah detektor (1) Thermal conductivity detector(TCD) dan (2) Flame Ionization
detector (FID). TCD yang menggunakan prinsip perbedaan konduktivitas panas dari
setiap zat. Perbedaan ini akan memberikan dampak yang berbeda terhadap laju
pendinginan. Temperatur merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi
hambatan. Perbedaan hambatan akan memberikan perbedaan arus listrik. Perbedaan
arus listrik ini akan menggerakkan perekam yang nilainya berbeda-beda bergantung
kepada zat yang terdeteksi. Gas dengan berat molekul makin tinggi akan mempunyai
daya hantar panas yang semakin rendah. Gagasan dasar pada pendeteksian FID
(detektor ionisasi nyala) adalah bahwa jika dibakar, senyawa organik akan terurai
membentuk pecahan-pecahan sederhana yang bermuatan positif, biasanya terdiri dari
satu atom karbon. Pecahan ini meningkatkan daya hantar tempat lingkungan nyala yang
nilainya dapat diukur dan direkam. Jadi gas efluen kolom dialirkan ke dalam suatu nyala
(yang paling banyak digunakan adalah nyala hidrogen) yang dibakar oleh udara dan dua
elektroda yang bermuatan ditempatkan di dalam nyala tersebut. FID mengukur jumlah
atom karbon, bukan jumlah mol molekul seperti pada TCD. Detektor jenis ini lebih
peka, namun tidak dapat dipakai untuk mendeteksi gas-gas anorganik.FID atau detektor
ionisasi nyala Rekorder adalah alat perekam isyarat dari detektor dan akan menunjukkan
hasil berupa kromatogram. Isyarat akan diperlemah atau diperkuat sehingga cocok
dalam selang rekorder yang dipergunakan. Penguatan ini dapat diatur dengan
7
menggunakan atenuasi yang tepat. Bentuk dari kromatogram ini bergantung kepada
jenis detektornya. Thermostat adalah alat untuk mengkondisikan suhu kolom, injektor
dan detektor sedemikian rupa, sehingga dapat dilakukan menganalisis sampel dengan
baik. Untuk mendapatkan kondisi tersebut, kolom ditempatkan dalam oven/ ruang/kotak
yang terisolasi dan dipanaskan / didinginkan dengan suhu yang dapat dikontrol dengan
baik.
Pada kali ini Gas Kromatografi pada SPP Gundih digunakan untuk gasifikasi
pada kilang. Gasifikasi sendiri adalah proses perubahan bahan bakar padat secara
termokimia menjadi suatu gas dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara
yang digunakan untuk proses pembakaran. Pada SPP Gundih menggunakan 2 jenis gas
kromatografi yaitu offline dan online. Perbedaan ini dapat dilihat dari cara kerja injeksi
dan analisis datanya. Untuk gas kromatografi online cara kerja injeksinya secara
otomatis dengan pengaturan dari monitor sedangkan yang offline injeksinya secara
manual dengan setiap jam diperhatikan agar hasil analisis sesuai dengan yang
dibutuhkan. Adanya 2 macam gas kromatografi ini ditujukan sebagai pembanding. Agar
dapat dipastikan bahwa alat gas kromatografi berjalan dengan semestinya.
8
Fungsi dari tempat injeksi adalah untuk mengantarkan sampel ke dalam aliran
gas pembawa. Penginjekan sampel dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis
(yang dapat menyesuaikan jumlah sampel).
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC.Ada
3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler
(capillary column); dan kolom preparative (preparative column).
4. Detektor
Pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-
menerus, cepat, dan akurat. Merupakan suatu gawai yang menunjukan dan mengukur
banyaknya komponen yang terpisah dalam gas pembawa. Suhu detector harus panas
agar cuplikan tak mengembun . Pelebaran puncak dan menghilangnya puncak
komponen merupakan ciri khas terjadinya pengembunan Seluruh detector ditutup dalam
oven yang lebih panas disbanding dengan temperature kolom. Hal itu menghentikan
kondensasi dalam detector (pada FID)
5. Recorder
Alat fungsinya alat untuk mencetak hasil perrcobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
2.3 Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi
1. Lakukan proses preparasi sample di awal jika memang dirasa membutuhkan waktu yang
cukup lama. Jika memang dirasa preparasi samplenya sebentar bisa dilakukan
bersamaan dengan persiapan instrument.
2. Nyalakan UPS untuk antisipasi daya listrik turun atau mati ketika instrument sedang
digunakan.
3. Nyalakan komputer atau PC yang sebelumnya sudah dikonfigurasi untuk instrument gas
chromatography.
4. Buka katup gas atau flow controller pada instrument ini, untuk memastikan gas carrier
bisa mengalir.
9
5. Nyalakan instrument gas kromatografi, biasanya terdapat switch di bagian kiri atau
belakang. Tunggu hingga instrument menginisiasi komponen, pada beberapa instrument
terdapat fitur self- testing sekitar beberapa menit.
6. Beralih fokus ke komputer, buka aplikasi instrument, pastikan komputer dan instrument
terhubung dan bisa berkomunikasi.
7. Setting instrument untuk melakukan conditioning, proses ini biasanya akan mengatur
suhu kolom pada rentan tertentu. Tunggu 20-30 menit sesuai dengan masing-masing
merk instrument. Atau pada kasus tertentu terdapat informasi bahwa instrument sudah
dalam kondisi ready.
8. Disisi lain jika anda belum menyiapkan sample, bisa dilakukan saat ini. Sambil
menunggu instrument ready.
9. Pada bagian aplikasi, setting identitas sample yang akan di analisa lengkap dengan
informasi penting lainnya, seperti :
• nama user
• tanggal
• methode
• nama sample
• running time
• holding time
10. Jika dirasa semua persiapan untuk analisa sudah sesuai, tinggal running methode
instrument dan injeksikan sample.
11. Tunggu hingga proses selesai dan menampilkan hasil pada layar komputer.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Dimana kunjungan lapangan ke SPP Gundih untuk memberikan gambaran mengenai
alur proses industri transmisi gas alam.
- Gas kromatografi berfungsi untuk menganalisa sampel campuran secara kualitatif dan
kuantitatif.
- Pada SPP Gundih terdapat penggunaan gas kromatografi online dan offline yang akan
dialirkan ke CPP Gundih untuk proses kilang.
B. Saran
- Diharapkan dalam control room diberikan pembelajaran umum mengenai proses aliran
dalam SPP Gundih.
- Dalam penjelasan data-data kurang merinci dalam pengaruhnya pada proses.
11
Daftar Pustaka
11
13