Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

PRAKTIKUM FITOKIMIA

“Manfaat secara Farmakologi Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus)”

Disusun oleh KELOMPOK 6 (04FKKP004/4D) :

1. Anggria Nurul Hasanah (201030700203)


2. Diva Annisa Riyani (201030700190)
3. Erwin Aji Saputra (201030700183)
4. Nadia Lutfia Putri (201030700061)
5. Phuja Arinda Manuruyah (201030700077)
6. Tarisabrina Salsabila (201030700215)

Dosen Pembimbing :
Nurhasanah, S.Si, M.Si

STIKES WDH
Tahun Ajaran 2020/2021
Laboratorium Farmakognosi
Program Studi S-1 Farmasi Klinik dan Komunitas
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Tinjauan Pustaka

Kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) adalah salah satu tanaman herbal yang berasal dari
wilayah Asia Tenggara dan memiliki berbagai efek farmakologis yaitu diantaranya sebagai
antiinflamasi pada penyakit gout arthritis dan sebagai diuretik (Laavola & Nieminen, 2012).
Selain itu masyarakat meyakini bahwa tanaman ini berguna untuk mengobati berbagai
penyakit peradangan seperti kanker, hepatitis, rematik, sakit perut, psoriasis, hiperlipidemia,
diabetes, dan batu ginjal sehingga Kumis kucing (Orthosiphon Stamineus) sering digunakan
oleh masyarakat luas sebagai obat herbal (Tabana, Saleih, & Ahmeed, 2016). Di Eropa
banyak yang menggunakan rebusan daun Orthosiphon Stamineus untuk membuat teh jawa
guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran.

Azis, W.A., Muriman, L.Y., Burhan, S.R., 2019. Orthosiphon Stamineus Sebagai Anti
Inflamasi Dan Diuretik Pada Penyakit Gout Arthritis. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional 2, 89–94.

Orthosipan aristatus banyak dibudidayakan di daerah tropis negara dan Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Orang Asia dan Eropa menggunakan daun tanaman ini sebagai teh
herbal yang disebut sebagai teh Jawa. Beberapa karya terkait dengan sifat farmakologis
Orthosiphon. aristatus telah dilakukan secara komprehensif, antara lain antidiabetes,
antiinfeksi, hipourisemia dan diuretik, antiobesitas dan hipolipidemik, antiosteoporosis,
antiangiogenik dan antikanker, antioksidan dan perlindungan usus dari stres oksidatif,
perlindungan osteoartritis, enzim pengubah angiotensin I dan glukosidase penghambatan
Fenolik, flavonoid, sinensetin, dan asam rosmarinic adalah konstituen atau komponen penting
untuk sifat farmakologis.

Oleh karena itu, kandungan fitokimia Orthosiphon aristatus dikaitkan dengan kegiatan
farmakologi. Untuk itu, penting untuk memilih genotipe Orthosiphone aristatus dengan
fitokimia tinggi. kadar kal dan aktivitas farmakologi, yang dapat digunakan untuk
pengembangan varietas melalui pemuliaan tanaman program

DOI : 10.1038/s41598-020-77991-2
Kumis kucing dengan nama latin Orthosiphon Aristatus di Indonesia dikenal sebagai
tanaman obat keluarga yang banyak digunakan untuk mengobati penyakit, contohnya seperti
edema, hepatitis, penyakit kuning, hipertensi, diabetes mellitus, rematik, influenza dan
penyakit lainnya. Banyak sekali penelitian yang dilakukan terhadap daun kumis kucing ini
seperti Nair, et al. (2014) yang menunjukan ekstrak asetat dari daun kumis kucing dapat
menghambat bakteri pathogen seperti (Peudomonas aeruginosa, Aeromonas hydrophilla,
Staphylococcus aureus) dan sel kanker kolon.

Yam, et al. (2013) juga mengatakan bahwa ekstrak metanol daun kumis kucing
menghasilkan kadar antioksidan yang tinggi dan tidak bersifat toksik Penelitian oleh
Maheswari, et al. (2008) menunjukkan ekstrak metanol daun kumis kucing (200 mg/kg)
memiliki aktivitas hepatoprotektif yang diujikan pada tikus. Selain itu, Prayoga (2008)
membuktikan ekstrak etanol daun kumis kucing memiliki efek antiinflamasi pada tikus putih
jantan galur Wistar sebesar 64,120%

DOI : 10.20473/jkr.v4i1.13176

Seperti yang diuraikan bahawasanya daun kumis kucing banyak sekali manfaat dalam
mengobati berbagai penyakit, salah satunya yaitu hipertensi dalam sebuh jurnal penelitian
yang menjelaskan mengenai toksisitas kumis kucing sebagai obat hipertensi dikatakan bahwa
daun kumis kucing bisa digunakan sebagai slah satu obat hipertensi karena mengandung
Methylripariochromene dimana memiliki aktivitas terhadap tekanan darah tinggi seperti
aktivitas vasodilatasi, diuetik, dan penurunan denyut jantung

DOI : 10.19026/bjpt.4.5399

Kumis kucing merupakan tanaman obat tradisional Indonesia yang digunakan untuk
mengobati diabetes dengan menghambat aktivitas enzim pencernaan yaitu enzim α-
glukosidase. Tanaman kumis kucing juga kaya akan antioksida yang berpotensi untuk
menurunkan resiko komplikasi diabetes karena stress oksidatif. Dari sejumlah penelitian juga
ditemukan bahwa kumis kucing terdapat 116 senyawa aktif dimana berasal dari kelompok
monoterpena, diterpena, triterpena, saponin, flavonoid, minyak atsiri serta asam organic.
Metoksi flavonoid (sinensitin dan 5,6,7,3’-tetrametoksi-4’-hidroksi-8-C-prenilflavon),
diterpena (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol, staminol, dan staminolakton), triterpena (asam
ursolat, asam oleanolat, asam betulinat, asam hidroksibetulinat, asam maslinat, α-amirin dan
β-amirin) diidentifikasi sebagai senyawa penghambat aktivitas enzim α-glukosidase
sedangkan fenolik (asam rosmarinat), flavonoid (eupatorin, sinensetin, 5-hidroksi- 6,7,3’,4’-
tetrametoksiflavon, salvigenin, 6-hidroksi-5,7,3’-trimetoksiflavon dan 5,6,7,3’-tetrametoksi-
4’-hidroksi- 8-C-prenilflavon), diterpena (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol, staminol, dan
staminolakton), triterpena (asam ursolat, asam oleanolat, asam betulinat, asam
hidroksibetulinat, asam maslinat, α -amirin dan β-amirin) diidentifikasi sebagai senyawa
antioksidan

DOI : 10.6066/jtip.2016.27.1.17

Banyak sekali tumbuhan yang khususnya tumbuhan herbal yang diperkirakan


mengandung bioaktif salah satunya daun kumis kucing ini, terdapat sebuah penelitian yang
meneliti pemanfaatan daun kumis kucing dalam pengawetan kayu, penelitian dilakukan untuk
mengetahui dan menambah informasi mengenai pengawet alami dengan menggnaka RAL.
Menunjukkan bahwa keefektifan ekstrak ini menunjukkan rata-rata mortalitas rayap sebesar
65% dan pengurangan berat kertas sebesar 2,71%. Ekstrak etanol tumbuhan kumis kucing 1:4
telah mampu meningkatkan mortalitas rayap kering dan meminimalkan pengurangan berat
kertas saring dan kayu

Judul : Uji Retensi Dan Efektivitas Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon


aristatus) Terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes sp) Pada Kayu
Durian (Durio zibethinus)

Bersumber dari www.malacards.org ada beberapa penyakit yang dapat diatasi oleh
senyawa aktif dari daun kumis kucing seperti penyakit Nephrolithiasis (Batu Ginjal), Urinary
Tract Infection (Infeksi saluran kemih), Nephrolithiasis, Calcium Oxalate (nefrolitiasis
kalsium oksalat, Gout (Artritis), Osteogenic Sarcoma (Sarkoma osteogenik), Toxic
Encephalopathy (Ensefalopati toksik), Hypoxia (Hipoksia), Hepatocellular Carcinoma
(Kanker hati), Liver Disease (Penyakit liver), Kidney Disease (Gagal ginjal)

Sumber : https://www.malacards.org/search/results?query=ORTHOSIPHON+ARISTATUS
Tanaman kumis kucing merupakan tanaman obat asli Indonesia yang sering
digunakan dalam pengobatan tradisional. Daun kumis kucing ini dapat digunakan masyarakat
untuk menyembuhkan batuk, encok, masuk angin, sembelit, radang ginjal dan batu ginjal
(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran hasil pertanian, 2013).
Banyak khasiat yang terkandung dalam tumbuhan kumis kucing ini, daun kumis
kucing basah maupun kering digunakan untuk menanggulangi berbagai penyakit. Di
Indonesia daun yang kering (simplisia) dipakai sebagai obat penyakit kulit maupun penyakit
dalam, kumis kucing juga bersifat sebagai antibakteri (Sofiani, 2003).
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obatobatan. Di
Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran
air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan
kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin
dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang
ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Beberapa khasiat tanaman kumis yaitu: sebagai antioksidan karena memiliki aktivitas
antoksidan yang tinggi dan mempunyai aktivitas hepatoprotektif karena dapat menurunkan
kadar bilirubin pada tikus yang terkena jaundice. Ektrak daun kumis kucing juga berfungsi
sebagai diuretik yang bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal, pembilasan ginjal dan
saluran kemih. 6 Sebagai anti-inflamasi yang dapat digunakan untuk pengobatan arthritis dan
rematik. Selain itu, daun kumis kucing juga memilki sifat hemolitik kuat yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi serta mengurangi kolesterol. (Himani et al., 2013).
Tanaman kumis kucing menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, diuretik, antidiabetik,
antihipertensi, antiinflamasi, antibakteri, serta hepatoprotektif (Adnyana et al. 2013).
Daun kumis kucing di Indonesia telah digunakan untuk diuretik, mencegah dan
mengobati rematik, diabetes mellitus, hipertensi, radang amandel, epilepsi, gangguan
menstruasi, gonore, sifilis, batu ginjal, batu empedu, nefritis akut dan kronis, gout arthritis,
dan antipiretik (Adnyana et al. 2013). Tanaman Kumis kucing adalah obat herbal yang
banyak digunakan secara empiris dan dipercaya memiliki efek diuretic. Beberapa negara
mempercayai dan menggunakan tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit seperti
hipertensi, aterosklerosis, radang ginjal, deman, influenza, hepatitis, kencing manis, dan lain-
lain (Achmad dkk, 2008).
Secara tradisional daun kumis kucing digunakan untuk memperlancar air kencing
(diuretik), menghancurkan batu ginjal, menurunkan tekanan darah, encok, dan kecing manis
(Soedarsono, dkk, 1996).
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/JIPI/article/view/10155/pdf_1
Sofiani Y.S,. 2003. Isolasi, Pemurnian, dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Sinensetin
dari Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphonis aristatus) [Skripsi]. Bogor: Prodi
Biokimia FMIPA IPB.
https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/tanaman_obat/kumis_kucing.pdf
http://eprints.umm.ac.id/68739/3/BAB%20II.pdf
Soedarsono, A. Pudjoarinto, D. Gunawan, S. Wahyuno, L. A Donatus, M. Dradjad, S.
Wibowo, dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, PPOT UGM, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai