Anda di halaman 1dari 9

BOTANI FARMASI

MAKALAH TENTANG TUMBUHAN YANG BERKHASIAT SEBAGAI

OBAT TRADISIONAL ( KUMIS KUCING )

DOSEN PEMBIMBING

Neneng Rahmalia I.M. Farm.Apt,

DISUSUN OLEH

Risma Yanti Wulandari

4820120095

UNIVERSITAS QOMARUL HUDA BADARUDDIN

FAKULTAS KESEHATAN

S1 FARMASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehinggamakalah
ini yang berjudul “TANAMAN KUMIS KUCING “ dapat tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupunmenambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dankritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi mengkonsumsi tumbuhan obat atau rempah-rempah dalam bentuk ramuan


jamu tradisional telah dikenal dan diakui secara luas oleh masyarakat, baik untuk maksud
pemeliharaan kesehatan dan kebugaran jasmani, pencegahan penyakit (preventif), pengobatan
(kuratif), maupun pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Namun sayangnyatidak semua
masyarakat menyukai ramuan jamu tradisional karena citarasa jamu yangdiidentikkan dengan
aroma tajam dan rasa pahit sehingga menurunkan nilai palatabilitas minuman tersebut.

Akibatnya, tidak semua masyarakat mendapatkan khasiat kesehatandari ramuan jamu


tradisional.Indonesia memiliki kekayaan sumber daya hayati terbesar kedua setelah
Brazildengan lebih dari 28.000 spesies tanaman. Meskipun demikian, baru sekitar
1.000spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM)yang telah digunakan untuk memproduksi pangan fungsional, terutama untuk
jamu.Sumber daya alam yang melimpah ini semestinya menjadi salah satu keunggulan
komparatif bagi daya saing Indonesia, khususnya untuk mengembangkan produk
panganfungsional.Kumis kucing (Orthosiphon aristatusB1.Miq) merupakan salah satu jenis
tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional, karena di dalamnya
banyak mengandung senyawa flavonoid lipofilik yang berfungsi sebagai
antioksidan.Budidaya kumis kucing di kebun pembibitan tanaman meningkat secara pesat
dengan persentase pertumbuhan mencapai sekitar 90-95%, terutama ketika diketahui bahwa
ekstrak daun kumis kucing dapat dimanfaatkan sebagai aktivator pembusukan sampah daun
mahoni menjadi pupuk kompos yang dapat meningkatkan produktivitas hutandamar (Agathis
loranthifolia).
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian kumis kucing

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri mara=h (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Semet
Meong (Lombok) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah
Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat digunakan sebagai bahan obat-
obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar
pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat
menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk
encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu
pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.

Kumis kucing juga banyak dibudidayakan dengan sistemtumpang sari dengan


tanaman palawija (misalnya jagung) untuk memberi keseimbangannutrien tanah sehingga
dapat meningkatkan produktivitas hutan damar.Tanaman kumis kucing mengandung berbagai
senyawa kimia, salah satunyaadalah flavonoid. Penelitian terhadap flavonoid dari beberapa
tanama nmempunyai efekfarmakologis sebagai anti inflamasi. Flavonoid yang terdapat dalam
simplisia daunkumis kucing bisa disaring menggunakan air maupun etanol 70% (Harbone,
1987).Penyarian yang dilakukan dengan mengunakan pelarut air akan diperoleh zat yang
bersifat cenderung polar. Pelarut air mempunyai kelemahan yaitu menyebabkan
reaksifermentatif sehigga mengakibatkan perusakan bahan aktif lebih cepat.
Kelemahanlainnya adalah menyebabkan pembengkakan sel sehingga bahan aktif akan terikat
kuat pada simplisia, larutan dalam air juga mudah dikontaminasi. Pelarut
alkoholikmerupakan pilihan utama untuk semua jenis flavonoid. Pelarut etanol bisa
digunakanuntuk menyari zat yang kepolaran relatif tinggi sampai relatif rendah, karena
etanolmerupakan pelarut universal. Etanol mempunyai kelebihan dibanding air yaitu
tidakmenyebabkan pembengkaan sel, menghambat kerja enzym dan memperbaiki stabilitas
bahan obat telarut. Etanol 70% sangat efektif menghasilkan bahan aktif yang optimal, bahan
balas yang ikut tersaring dalam cairan penyaring hanya sedikit, sehingga zat aktifyang
tersaring akan lebih banyak.

Tanaman kumis kucing mempunyai banyak manfaatnya untuk pengobatan.Bagian


tanaman yang biasa digunakan adalah herbal baik segar maupun yang telahdi keringkan. Teh
yang dibuat dari daun yang dikeringkan mempunyai reputasi yang baik sebagai obat-obatan
terhadap penyakit ginjal (Van Steenis, 1947). Kumis kucing berkhasiat diuretik, di Jawa
digunakan untuk pengobatan hipertensi dan diabetes,tanaman ini juga sudah digunakan
masyarakat untuk pengobatan pendarahan, ginjal, batu empedu, gout dan rematik (Barnes,
1996).

2.Beberapa manfaat kumis kucing

1. Menyembuhkan Infeksi Saluran Kemih

Sangat efektif dalam melawan infeksi. Seseorang yang terkena penyakit ISK atau
Infeksi Saluran Kemih biasanya disarankan untuk mengonsumsi air rebusan daun kumis
kucing.

2. Mengobati Gangguan Ginjal

Kumis kucing juga populer disebut sebagai tanaman ginjal. Di Pulau Jawa, manfaat
kumis kucing telah dikenal luas, salah satunya adalah mengobati gangguan ginjal. Kabarnya
kumis kucing dapat menghilangkan batu ginjal hingga berukuran 5 cm.

3. Atasi Rematik

Rematik merupakan penyakit yang menimbulkan rasa sakit ketika otot atau
persendian mengalami peradangan atau pembengkakan.

Cara mengolah daun kumis kucing sebagai obat cukup mudah :

 Langkah pertama, siapkan daun ataupun bunga kumis kucing sebanyak 5 lembar dan
rebus dengan 3 gelas air. Setelah itu, tuggu sampai dingin dan siap untuk diminum.

 Dosis yang dianjurkan adalah minum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas setiap
minum.

4. Meredakan Batuk
Ternyata khasiat kumis kucing sangat banyak, salah satunya adalah dapat meredakan
batuk. Cara mengolah daun kumis kucing untuk meredakan batuknya adalah dengan
menyiapkan 15-20 gram ditambah dengan 1 gelas air. Rebus dan airnya diminum 3 kali
sehari, dosisTanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Tanaman Kumis kucing
(Orthosiphon aristatus)nya adalah satu gelas.

5. Mengobati Gusi Bengkak

Ketika seseorang menderita penyakit gusi berdarah, maka dapat diatas dengan
berkumur. Sehingga kalau ingin redakan gusi bengkak bisa lebih memudahkan atasi si
bengkak.

Tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Tanaman Kumis kucing (Orthosiphon


aristatus) mudah tumbuh dan dikembangbiakan di seluruh Indonesia. Kumis kucing
(Orthosiphon aristatus) dimanfaatkan masyarakat untuk pemecah batu ginjal, diuretik
(peluruh kencing), pengobatan hipertensi, gout (arthritis), demam dan rematik.

Menurut Barnes et al. (1996), tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Classis
: Dicotyledoneae Sub Classis : Sympetalae Ordo : Tubiflorae / Solanales Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon Species : Orthosiphon stamineus Benth, Aristatus, Spicatus,
Grandiflorus Tanaman ini pertama kali disebarluaskan dari India, Indo China, dan Thailand
melewati kawasan Malesia (Indonesia, Filipina, Papua Nugini) hingga Australia. Sebagai
tanaman yang tumbuh liar disepanjang anak sungai dan selokan, Kumis kucing (Orthophoon
aristatus) mulai banyak ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan
di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl, disebut Kumis kucing (Orthosiphon
aristatus) karena kumpulan benang sari bunganya panjang dan menjulur dari dua sisi yang
berbeda sehingga mirip dengan kumis kucing. Bagian tanaman yang sering digunakan
sebagai obat adalah daunnya, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Daun Kumis
kucing (Orthosiphon aristatus) rasanya sedikit pahit.

Kandungan Kimia Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Penelitian-penelitian yang


sudah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa Kumis kucing mengandung beberapa
senyawa aktif Flavonoid, Alkaloid, Terpenoid, dan Saponin.

1. Flavonoid Flavonoid merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam pelarut
polar seperti etanol, methanol, butanol, dan aseton (Markham, 1998). Flavonoid merupakan
golongan terbesar dari senyawa fenol yang mempunyai sifat menghambat pertumbuhan virus,
bakteri dan jamur. Khunaifi (2010) 6 menyatakan bahwa senyawa-senyawa flavonoid
umumnya bersifat a6ntioksidan. Senyawa flavonoid dan senyawa turunanya memiliki dua
fungsi fisiologis yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai
antibakteri) dan anti virus bagi tanaman.

Flavonoid dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dengan merusakan permeabilitas


dinding sel bakteri (Sabir, 2008). Flavonoid mampu menghambat motilitas bakteri (Mirzoefa
et al., 1997).

2. Saponin Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan
busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis
sel darah merah (Robinson, 1995). Beberapa saponin bekerja sebagai antibakteri dan
digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid. Saponin merupakan glukosida
yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin bekerja sebagai
antibakteri dengan mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel
bakteri lisis (Ganiswara, 1995

3. Terpenoid Terpenoid ditemukan dalam tumbuhan sebagai minyak atsiri yang memberi
bau harum dan bau khas pada tumbuhan dan bunga. Selain itu, terpenoid juga terdapat dalam
jamur, invertebrate laut dan feromon serangga. Sebagian besar terpenoid ditemukan dalam
bentuk glikosida atau glikosil eter (Thomson, 1993). Terpenoid digunakan oleh tumbuhan
sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan bakteri. Terpenoid juga terdapat
dalam damar, kulit batang dan getah. Triterpenoid tertentu dikenal karena rasa pahitnya
(Milyasari, 2010). Senyawa terpenoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel bakteri (Ajizah, 2004)

4. Alkaloid Alkaloid merupakan metabolit terbanyak pada tumbuhan. Alkaloid mencakup


senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen sebagai gabungan
dalam sistem siklik. Alkaloid bersifat racun bagi manusia dan mempunyai aktivitas fisiologis
dalam bidang pengobatan. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai anti bakteri, dengan cara
mengganggu komponen penyusun peptidog

Imunomodulator

Imunomodulator (Immunomodulating agents) merupakan bahan (obat) yang dapat


mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun. Cara kerja imunomodulator
(Immunomodulating agents) meliputi mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu
(imunorestorasi), memperbaiki fungsi sistem imun dengan menggunakan bahan yang
merangsang sistem tersebut (imunostimulasi) dan usaha untuk menekan respon imun, jadi
berfungsi sebagai kontrol negatif atau regulasi reaktivitas imunologik (imunosupresi).

Bahan yang termasuk imunostimulator dibagi menjadi dua yaitu bahan biologik dan
sintetik. Bahan biologik itu seperti: hormon timus, limfokin, interferon, antibodi monoklonal,
transfer faktor/ekstrak leukosit, lymphokine-activated killer cell (sel LAK), bahan biologik
asal bakteri dan asal jamur. Bahan sintetik seperti: levamisol, isoprinosin, muramil dipeptid
(MDP), biological respons modifier (BRM), hidroksiklorokuin, arginin, dan antioksidan
(Tony, 2010). Suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dapat
dilakukan dengan memberikan berbagai komponen sistem imun, seperti imunoglobulin dalam
bentuk immune serum globulin (ISG), hyperimmune serum globulin (ISG), plasma,
transplantasi sumsum tulang, jaringan hati, timus, plasmaferesis, dan leukoferesis.
Imunomodulator digunakan terutama pada penyakit imunodefisiensi, in9feksi kronis dan
kanker (Nugraha, 2012)
BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri mara=h (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Semet
Meong (Lombok) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah
Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

2. DAFTAR PUSTAKA

https://sinta.unud.ac.id9

Anda mungkin juga menyukai