DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
4820120095
FAKULTAS KESEHATAN
S1 FARMASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehinggamakalah
ini yang berjudul “TANAMAN KUMIS KUCING “ dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupunmenambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dankritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri mara=h (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Semet
Meong (Lombok) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah
Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat digunakan sebagai bahan obat-
obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar
pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat
menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk
encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu
pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Sangat efektif dalam melawan infeksi. Seseorang yang terkena penyakit ISK atau
Infeksi Saluran Kemih biasanya disarankan untuk mengonsumsi air rebusan daun kumis
kucing.
Kumis kucing juga populer disebut sebagai tanaman ginjal. Di Pulau Jawa, manfaat
kumis kucing telah dikenal luas, salah satunya adalah mengobati gangguan ginjal. Kabarnya
kumis kucing dapat menghilangkan batu ginjal hingga berukuran 5 cm.
3. Atasi Rematik
Rematik merupakan penyakit yang menimbulkan rasa sakit ketika otot atau
persendian mengalami peradangan atau pembengkakan.
Langkah pertama, siapkan daun ataupun bunga kumis kucing sebanyak 5 lembar dan
rebus dengan 3 gelas air. Setelah itu, tuggu sampai dingin dan siap untuk diminum.
Dosis yang dianjurkan adalah minum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas setiap
minum.
4. Meredakan Batuk
Ternyata khasiat kumis kucing sangat banyak, salah satunya adalah dapat meredakan
batuk. Cara mengolah daun kumis kucing untuk meredakan batuknya adalah dengan
menyiapkan 15-20 gram ditambah dengan 1 gelas air. Rebus dan airnya diminum 3 kali
sehari, dosisTanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Tanaman Kumis kucing
(Orthosiphon aristatus)nya adalah satu gelas.
Ketika seseorang menderita penyakit gusi berdarah, maka dapat diatas dengan
berkumur. Sehingga kalau ingin redakan gusi bengkak bisa lebih memudahkan atasi si
bengkak.
Menurut Barnes et al. (1996), tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Classis
: Dicotyledoneae Sub Classis : Sympetalae Ordo : Tubiflorae / Solanales Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon Species : Orthosiphon stamineus Benth, Aristatus, Spicatus,
Grandiflorus Tanaman ini pertama kali disebarluaskan dari India, Indo China, dan Thailand
melewati kawasan Malesia (Indonesia, Filipina, Papua Nugini) hingga Australia. Sebagai
tanaman yang tumbuh liar disepanjang anak sungai dan selokan, Kumis kucing (Orthophoon
aristatus) mulai banyak ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan
di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl, disebut Kumis kucing (Orthosiphon
aristatus) karena kumpulan benang sari bunganya panjang dan menjulur dari dua sisi yang
berbeda sehingga mirip dengan kumis kucing. Bagian tanaman yang sering digunakan
sebagai obat adalah daunnya, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Daun Kumis
kucing (Orthosiphon aristatus) rasanya sedikit pahit.
1. Flavonoid Flavonoid merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam pelarut
polar seperti etanol, methanol, butanol, dan aseton (Markham, 1998). Flavonoid merupakan
golongan terbesar dari senyawa fenol yang mempunyai sifat menghambat pertumbuhan virus,
bakteri dan jamur. Khunaifi (2010) 6 menyatakan bahwa senyawa-senyawa flavonoid
umumnya bersifat a6ntioksidan. Senyawa flavonoid dan senyawa turunanya memiliki dua
fungsi fisiologis yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai
antibakteri) dan anti virus bagi tanaman.
2. Saponin Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan
busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis
sel darah merah (Robinson, 1995). Beberapa saponin bekerja sebagai antibakteri dan
digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid. Saponin merupakan glukosida
yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin bekerja sebagai
antibakteri dengan mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel
bakteri lisis (Ganiswara, 1995
3. Terpenoid Terpenoid ditemukan dalam tumbuhan sebagai minyak atsiri yang memberi
bau harum dan bau khas pada tumbuhan dan bunga. Selain itu, terpenoid juga terdapat dalam
jamur, invertebrate laut dan feromon serangga. Sebagian besar terpenoid ditemukan dalam
bentuk glikosida atau glikosil eter (Thomson, 1993). Terpenoid digunakan oleh tumbuhan
sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan bakteri. Terpenoid juga terdapat
dalam damar, kulit batang dan getah. Triterpenoid tertentu dikenal karena rasa pahitnya
(Milyasari, 2010). Senyawa terpenoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel bakteri (Ajizah, 2004)
Imunomodulator
Bahan yang termasuk imunostimulator dibagi menjadi dua yaitu bahan biologik dan
sintetik. Bahan biologik itu seperti: hormon timus, limfokin, interferon, antibodi monoklonal,
transfer faktor/ekstrak leukosit, lymphokine-activated killer cell (sel LAK), bahan biologik
asal bakteri dan asal jamur. Bahan sintetik seperti: levamisol, isoprinosin, muramil dipeptid
(MDP), biological respons modifier (BRM), hidroksiklorokuin, arginin, dan antioksidan
(Tony, 2010). Suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dapat
dilakukan dengan memberikan berbagai komponen sistem imun, seperti imunoglobulin dalam
bentuk immune serum globulin (ISG), hyperimmune serum globulin (ISG), plasma,
transplantasi sumsum tulang, jaringan hati, timus, plasmaferesis, dan leukoferesis.
Imunomodulator digunakan terutama pada penyakit imunodefisiensi, in9feksi kronis dan
kanker (Nugraha, 2012)
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri mara=h (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Semet
Meong (Lombok) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah
Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
2. DAFTAR PUSTAKA
https://sinta.unud.ac.id9