Abstract Reduction of ketone compound to pada sintesis inhibitor protease HIV, GS-9005 (Turcu,
corresponding secondary alcohol using carrot (Daucus 2010). Sementara itu senyawa (S)-Rivastigmine, suatu
carota) as biocatalyst source has been done obat penyakit alzheimer dibuat dari alkohol sekunder
succesfully for the first time in Indonesia. Secondary 1-fenil-1-etanol (Mangas Sanchez et al., 2009).
alcohol is an important intermediate compound in the Secara umum, alkohol sekunder dapat diperoleh dari
synthesis of drugs, fragrance, flavor, and any others suatu senyawa keton melalui reaksi reduksi. Agen
organic synthesis. In order to create a new synthesis pereduksi yang umum digunakan adalah litium
route, called green chemistry, carrot is used as an aluminium hidrida (LiAlH4) dan natrium borohidrida
alternative reducing agent for carbonyl compound. In (NaBH4). Beberapa kekurangan dari agen pereduksi
this research, alcohol dehidrogenase enzyme (ADH) konvensional tersebut yaitu relatif mahal dan bersifat
and coenzyme NAD(P)H found in carrot has been toksik.
successfully used to reduce ketone compound Keterbatasan yang terdapat pada agen pereduksi/
(benzophenone as substrat model) to benzohydrol katalis konvensional dapat diatasi apabila reaksi
(diphenyl methanol) with the yield and conversion is reduksi menggunakan biokatalis. Biokatalis memiliki
84,96% and 97,96%. Experiment of reduction were karakteristik yang unik apabila dibandingkan dengan
carried out by blending of carrot suspension (20 gram katalis komersial (homogen maupun heterogen), yaitu
in 50 mL phosphate buffer pH 7) and 0,5 mmol of bersifat enantioselektif, kemoselektif, regioselektif,
benzophenone in a 100 mL Erlenmeyer flask pyrex reaksi berlangsung dengan aman, dan tidak
reactor equipped with magnetic stirrer and 48 hours membahayakan lingkungan karena biokatalis mudah
reaction time at room temperature. Analysis using terdekomposisi setelah digunakan (Nakamura et al.,
FTIR shows that there is a peak at 3302,13 cm -1 for 2003). Beberapa biokatalis yang telah dipakai
hydroxyl funtional group in the product that are misalnya Pseudomonas sp (alkohol dehidrogenase),
characteristic for alcohol compound (in this case Lactobacillus kefir (alcohol dehidrogenase),
diphenyl methanol). Besides that, UV Vis spectrum Geotrichum candidum (gliserol dehidrogenase),
of product indicate the maximum wavelength at 279 Mucor javanicus (dihidroksiaseton reduktase), dan hati
nm. kuda (alkohol dehidrogenase). Jaringan tumbuhan
untuk bioreduksi senyawa keton dapat berasal dari
Keywords - reduction, biocatalyst, carrot, ketone apel, wortel, kentang, timun, bawang, dan lobak (Yang
compound, secondary alcohol et al., 2008).
Senyawa alkohol sekunder merupakan senyawa Wortel diperoleh dari pasar lokal (asli Indonesia)
intermediet (building block) yang penting pada sintesis dan disimpan dalam lemari pendingin sebelum
obat obatan (bidang farmasetika), senyawa digunakan. Beberapa bahan yang digunakan pada
agrokimia, pemberi rasa (flavor), aroma (fragrance), penelitian ini adalah benzofenon, etil asetat (Merck),
dan senyawa kimia untuk bahan baku industri n-heksana (Merck), buffer fosfat pH 7, Na2SO4,
(Lakshmi et al., 2011). Sebagai contoh, senyawa ethanol. Peralatan yang dipakai adalah Pelat TLC
bisfuran alkohol merupakan building block Silica Gel 60 F254, lampu UV 254 nm, magnetic stirrer
dan bar, Erlenmeyer 100 mL, labu ekstraksi, dan
peralatan gelas lain.
Diseminasikan dalam Seminar Nasional MIPA 2013 MIPA Sebagai Landasan Kreasi dan Inovasi Teknologi
Fakultas MIPA Universitas Pakuan Bogor, Indonesia.
2. 2. Preparasi Biokatalis
Bagian luar (kulit) wortel dikupas, sehingga
menyisakan daging buah. Daging buah diiris tipis kecil
kecil sampai didapatkan ukuran dengan panjang 1
cm. Irisan irisan ini kemudian direndam dalam air
bebas ion selama 30 jam. Suspensi ini telah siap
digunakan sebagai biokatalis. Dalam eksperimen
bioreduksi, digunakan suspensi yang terdiri dari 20
gram irisan wortel segar dalam 50 mL bufer fosfat pH
7,0.
2. 3. Reaksi Reduksi Gambar 1. Suspensi Biokatalis Wortel
Senyawa keton (benzofenon) dengan konsentrasi
Eksperimen reduksi senyawa keton menjadi alkohol
akhir 10 mmol/ L ditambahkan ke dalam gelas beaker
sekunder menggunakan wortel sebagai biokatalis
yang berisi suspensi 20 gram wortel dalam 50 mL
dilakukan dalam sebuah reaktor Pyrex berupa labu
bufer fosfat pH 7. Campuran diaduk menggunakan
Erlenmeyer 100 mL. Sebelum ditambahkan ke dalam
magnetic stirrer selama 48 jam, dan dilakukan pada
suspensi biokatalis wortel, benzofenon yang berbentuk
temperatur ruang. Reaksi reduksi diakhiri dengan
kristal berwarna putih harus diubah ke bentuk larutan
memisahkan potongan potongan wortel dengan
dengan cara melarutkannya dalam etanol. Hal ini
filtrasi menggunakan corong Buchner pada sistem
karena apabila benzofenon ketika direduksi masih
vakum. Filtrat diekstraksi menggunakan etil asetat
dalam bentuk padat, akan mempersulit kontak antara
(3x20 mL). Ke dalam fraksi etil asetat, ditambahkan
biokatalis dengan substrat (benzofenon) karena
garam Na2SO4 anhidrat. Pelarut etil asetat kemudian
perbedaan fasa dan polaritas antara medium dengan
diuapkan untuk mendapatkan kristal produk. Produk
senyawa keton. Larutan benzofenon kemudian
dianalisis kemurniannya dengan Kromatografi Lapis
ditambahkan ke dalam suspensi irisan wortel dalam air
Tipis (TLC).
(20 g dalam 50 mL bufer fosfat pH 7). Penggunaan
2.4. Karakterisasi Produk Menggunakan
bufer fosfat pH 7 dimaksudkan agar pH campuran
Spektrofotometer FTIR dan UV Vis
tetap konstan (tidak berubah secara signifikan). Hal ini
Analisis gugus fungsi yang terdapat pada produk
karena berdasarkan literatur (Fruchey, 2011), apabila
dilakukan menggunakan bantuan instrumentasi FTIR
reaksi reduksi dilakukan tanpa larutan buffer, selama
Simadzu Prestige 21 dengan metode pelet KBr.
reaksi berjalan campuran akan menjadi bersifat asam
Sedangkan panjang gelombang maksimum senyawa
(pH sekitar 5) sehingga mengganggu aktivitas enzim
produk dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV
(biokatalis).
Vis 2450 Double Beam.
Produk reaksi reduksi yang kemudian ditentukan Absorbansi produk sebesar 1,196. Setelah dilakukan
kemurniannya menggunakan teknik kromatografi lapis perhitungan secara matematis dan disesuaikan dengan
tipis (TLC). Hasil analisis menunjukkan hanya faktor pengenceran (dilution), didapatkan persen
terbentuk satu spot pada spot produk, yang konversi senilai 97,96%.
menandakan produk sudah dalam keadaan cukup Gambar spektrum senyawa benzofenon
murni. Sedangkan nilai Rf untuk starting material adalah adanya gugus karbonil dengan ciri khas puncak
(benzofenon) dan produk masing masing 0,52 dan pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm -1, yang pada
0,37 setelah dikembangkan dengan pelarut n-heksana : spektrum produk kali ini gugus karbonil muncul pada
etil asetat (20:1). 1666,50 cm-1. Perbedaan signifikan antara senyawa
benzofenon (substrat) dan difenil metanol (hasil
Spot Spot reduksi) adalah munculnya puncak pada bilangan
benzofenon produk gelombang 3302,13 cm-1 yang merujuk pada
keberadaan gugus fungsi hidroksil (-OH) pada struktur
senyawa produk. Sedangkan pada senyawa
benzofenon tidak ditemui puncak tersebut. Pada
spektrum senyawa produk masih terdapat puncak
gugus karbonil 1724,36 cm-1 (bilangan gelombang
bergeser dari 1666,50 cm-1 pada senyawa awal). Hal
gambar 3. Hasil Analisis dengan TLC ini menandakan tidak semua benzofenon terkonversi
menjadi produk. Pada tabel berikut diberikan beberapa
Hal ini sesuai dengan teori bahwa difenil metanol bilangan gelombang spektrum yang penting dari
sebagai produk reaksi bersifat lebih polar daripada substrat (benzofenon) dan produk (benzohidrol).
benzofenon sehingga difenil metanol lebih tertahan Tabel 2. Perbandingan beberapa puncak spektrum
oleh fasa diam TLC yang bersifat polar. Akibatnya, FTIR benzofenon dan produk.
difenil metanol memiliki nilai Rf yang lebih kecil.
Panjang gelombang karakteristik (maks) untuk Indonesia sebagai biokatalis reduksi untuk
produk ditentukan menggunakan spektrofotometer, memproduksi senyawa alkohol sekunder yang
didapatkan hasil bahwa nilai maks produk berada pada merupakan fine chemical yang sangat penting.
279 nm. Sedangkan senyawa keton awal, benzofenon, b. Alkohol sekunder yang penting dalam industri
memiliki panjang gelombang maksimum 252 nm. obat/farmasi adalah yang bersifat khiral, sehingga
Adanya perbedaan ini mengacu pada struktur penelitian ke depan akan melakukan bioreduksi
keduanya yang berbeda, gugus OH pada produk terhadap prokhiral keton, sehingga diperoleh
termasuk gugus kromofor, yaitu dapat menyebabkan alkohol dengan persen enantiomeric excess yang
pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih tinggi, hal ini karena reduksi menggunakan
besar. biokatalis dari sayur sayuran bersifat
enantioselektif..
DAFTAR PUSTAKA
Lakshmi, Ch Sree., Goka Roopa Reddy, Adari
Wavelenght = 252 nm Bashkar Rao. 2011. Asymmetric Reduction of
Abs = 1,852 Heteroaryl Methyl Ketones Using Daucus carota.
Journal of Green and Sustainable Chemistry, Vol.
1, pp. 117 122.
IV. SIMPULAN Yang, Z-H., Rong Zeng, Gai Yang, Yu Wang, Li-Zhen
Wortel (Daucus carota) dapat digunakan secara efektif Li, Zao-Sheng Lv, Man Yao, Bin Lai. 2008.
dan efisien sebagai biokatalis reduksi senyawa keton Asymmetric Reduction of Prochiral Ketones to
(dalam hal ini benzofenon) menjadi alkohol sekunder Chiral Alcohols Catalyzed by Plants Tissue. J Ind
(dalam hal ini benzohidrol) dengan yield dan konversi Microbiol Biotechnol, Vol. 35,pp. 1047 1051.
masing-masing 84,96% dan 97,96%. Dengan
demikian, ditemukan rute baru sintesis senyawa
alkohol sekunder dari senyawa keton ynag bersifat
green chemistry dengan mengandalkan enzim
dehidrogenase beserta koenzimnya yang berada di
dalam wortel. Semakin banyak biokatalis (wortel)
yang ditambahkan, maka semakin banyak jumlah
alkohol yang terbentuk.
1. SARAN