Anda di halaman 1dari 8

IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Studi Permeabilitas In Vitro Sediaan Gel


Natrium Diklorofenak dan Dietilamin Diklorofenak
Yoga Windhu Wardhana1, Sriwidodo B1.,Aliya Nur Hasanah1, Priskila O. Dwiestri1
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
yoga.ww@unpad.ac.id

Abstrak
Akhir-akhir ini di pasaran farmasi beredar produk gel antiinflamasi golongan NSAID
diklofenak dengan bahan aktif yang berbeda. Beberapa produk dibuat menggunakan bahan
aktif garam natrium diklofenak, sedangkan industri farmasi lainnya menggunakan bahan aktif
garam dietilamin diklofenak. Kedua bahan aktif memiliki perbedaan sifat dan karakter
terutama dari sifat kelarutannya dalam air. Untuk itu kami bermaksud untuk mempelajari
kemampuan penyerapan (permeabilitas) dari kedua zat aktif tersebut. Gel dibuat
menggunakan komposisi yang sama dengan basis gel larut air menggunakan Hidroksi Propil
Selulosa (HPC), surfaktan,campuran kosolven dan pengawet hingga kedua bahan aktif
terlarut sempurna. Produk kemudian dievaluasi kualitasnya meliputi organoleptis, kadar, pH
dan viskositas. Sediaan gel yang telah memenuhi persyaratan kemudian diuji lebih lanjut
permeabilitasnya secara in vitro selama 32 jam dengan sel difusi franzdan sisa kulit ular
phyton (Python reticulates) sebagai membrannya. Hasil evaluasi kualitas sediaan gel
menunjukkan bahwa kedua formula gel dari bahan aktif yang berbeda memiliki kualitas yang
memenuhi persyaratan sebagai sediaan gel yang baik. Sedangkan hasil uji permeabilitas in
vitro memperlihatkan bahwa kedua bahan aktif memberikan profil yang berbeda danjumlah
keterserapan bahan yang berbeda. Dimana setelah 32 jam diperoleh sebanyak 20% natrium
diklofenak dan 15,5% dietilamin diklofenak. Terlihat bahwa profil dari dietilamin diklofenak
memiliki efek depo, sehingga dosis yang digunakan lebih efektif untuk jangka waktu lama.

Kata Kunci: Gel, natrium diklofenak, dietilamin diklofenak, permeabilitas

In Vitro Permeability Study Preparations Gel


Diclorofenac Sodium and Diethyl amine Diclorofenac
Abstract
Recently in pharmacy has marketed differently antiinflamation gel from NSAID group
diclofenac which differ of each active ingredients. Some kind of product has made with salt of
diclofenac sodium, whereas other pharmaceutical industries using salt of diclofenac
diethylamonium. Those active pharmaceutical ingredient has different properties and
character mainly on their solublity in water. So, aim of this study was to investigate of those
drug permeability. Gel was made with same compositions of water soluble basis such as
Hydroxypropyl Cellulose (HPC), surfactant, mixed of cosolvent and preservative till those
active ingredient perfectly soluble. Product was evaluated covering organoleptic, drug
contents, pH and viscosity. The qualified dosage form was furthermore tested at in vitro
permeability for 32 hours with franz diffusion cell and wasted phyton skin (Python
reticulates) as membrane. The quality of gel dosage form shown those gel from different
active ingredient has fulfilled all of requirements as good dosage form. Meanwhile for in
vitro permeabiity test resulted those active material gave different profile and amount of
penetrating drug. Where after 32 hours was obtained 20% of diclofenac sodium and 15.5% of

34
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

diclofenac diethylamonium. The profile of diclofenac diethylamonium indicated for depo


effect, so it will effective in long term usage.

Keywords : Gel, diclofenac sodium, diclofenac diethylamonium, permeability

Pendahuluan Berdasarkan hal tersebut diatas, maka


perlu dipelajari sejauh mana perbedaan sifat
Penggunaan sediaan topikal untuk tersebut dapat memberikan perbedaan
mengu-rangi rasa nyeri ataupun radang ketersediaan hayati. Penelitian ini
secara lokal di luar tubuh telah banyak merupakan penelitian tahap awal yang
dipasarkan dengan berbagai bentuk sediaan. menunjukkan perbedaan penetrasi obat
Salah satu produk yang cukup terkenal dan secara in vitro dengan bekas kelupasan kulit
paling banyak dipakai adalah diklofenak gel ular phyton sebagai membran uji. Seperti
atau emulgel. Produk ini ternyata dibuat diketahui bersama bahwa absorpsi obat
tidak dengan bahan obat/aktif yang sama, sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat anatomi
industri farmasi membuat dengan 2 bahan dan sifat fisiologik tempat absorpsi dimana
aktif berbentuk garam yang berbeda yaitu obat tersebut diaplikasikan. Oleh karenanya
natrium diklofenak dan dietilamin dipilih bekas kulit ular phyton yang
diklofenak. didasarkan pada fungsi dari lapisan tanduk
Kedua bahan aktif memiliki sifat yang pada kulit sebagai barrier dan buffer dari
berbeda terutama sifat kelarutan dalam air obat. Dimana lapisan tanduk dari kulit ular
dan koefisien partisinya. Perbedaan tersebut memiliki sedikit perbedaan dengan kulit
akan memberikan perbedaan ketersediaan manusia (Pittermann, 2007).
hayati dari sediaan gel yang dibuat. Dilihat
dari kelarutannya dalam air, natrium Metode
diklofenak memiliki kelarutan sukar larut
dalam air, sedangkan dietilamin diklofenak Bahan
sedikit larut dalam air. Untuk koefisien Natrium diklofenak (Zhejiang Kangle
partisi dari natrium diklofenak sebesar 1,1 Pharma-ceuticalCo., Ltd), Dietilamin
sedangkan dietilamin diklofenak 0,853 diklofenak (Lazmi Laboratories Pct, Ltd),
(Chuasuwan, 2008; Arora 2001; Williams, membran kulit ular Python reticulates
2003). Dari informasi tersebut menunjukkan (Kebon Binatang Bandung), Hidroksipropil
bahwa natrium diklofenak bersifat lebih selulosa (Nippon Soda), tween 80(Merck),
lipofil dibanding dietilamin diklofenak. gliserin, propilenglikol, metil paraben,
etanol, dan akuades.
Pembuatan sediaan gel

Tabel 1 Komposisi basis gel dalam persen


Natrium Dietilamin
Bahan diklofenak diklofenak
1% 1,16%
HPC 2,5 2,5
Gliserin 10 10
Propilenglikol 5 5
Tween 80 0,5 0,5
Metil paraben 0,2 0,2
Etanol 20 20
Aquadest ad 100 ad 100
35
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Dalam pembuatannya masing-masing bahan Pengamatan viskositas


aktif sebelumnya dilarutkan terlebih dulu Mengamati terjadinya perubahan
dengan sedikit etanol kemudian viskositas selama 56 hari, menggunakan
dicampurkan dengan basis gel yang telah viskometer Brookfield LV pada kecepatan
terbentuk. 10 rpm.

Pembuatan Kurva Baku Uji Permeabilitas in vitro


a. Membuat larutan baku natrium a. Persiapan cairan reseptor
diklofenak / dietilamin diklofenak Pembuatan cairan dapar fosfat pH
dalam larutan dapar fosfat pH 7,4 sesuai dengan Farmakope
7,4.masing-masing pada konsen-trasi Indonesia Ed. IV
10 ppm. b. Persiapan membran uji dari kulit ular
b. Membuat larutan baku metil paraben Sebelum digunakan rendam kulit
dalam larutan dapar fosfat pH 7,4 ular Python reticulates dalam cairan
pada konsentrasi 3 ppm. dapar fosfat pH 7,4.
c. Membuat larutan baku campuran c. Prosedur Uji Permeabilitas in vitro
antara metil paraben dan natrium Pengujian dilakukan dengan sel
diklofenak / dietilamin diklofenak difusi franz yang telah dilengkapi
dengan perbandingan 3 : 10 ppm. pengaduk magnetik. Jaga suhu
d. Menentukan panjang gelombang sistem pada 37+0,50C selama 32
analisa de-ngan derivat pertama dan jam. Aplikasikan 0,5 g sediaan gel
derivat kedua, yang ditentukan pada pada membran uji dan ambil
 245, 265, 269 dan 277 nm. sebanyak5 mL di setiap pengambilan
e. Membuat kurva baku penetapan sampel (dilakukan pada selang
kadar dari panjang gelombang waktu tertentu hingga 32 jam).
analisa yang didapat. Gantikan cairan dapar fosfat pH 7,4
setelah pengambilan sampel.
Penetapan kadar obat
Sampel sediaan gel sebanyak 1 g Hasil
dilarutkan dalam 100 mL larutan dapar
fosfat pH 7,4. Dari larutan tersebut diambil Pembuatan Kurva Baku
1 mL untuk dilarutkan dengan larutan dapar Hasil pemeriksaan spektrum serapan
fosfat pH 7,4 dalam labu ukur 10 mL. sinar UV dari campuran metil paraben dan
Kemudian analisa larutan dengan spektro- natrium diklofenak/ dietilamin diklofenak
fotometri UV sesuai panjang gelombang diperoleh panjang gelombang yang
hasil penetapan kurva baku. berdekatan sehingga menimbulkan
interferensi yang akan mengganggu analisa
Pengamatan organoleptis kadar bahan obat. Untuk itu dilakukan
Mengamati terjadinya perubahan derivatisasi dengan cara derivat pertama
bentuk, warna dan bau selama yaitu antara dA/dλ terhadap λ dan derivat
penyimpanan 56 hari. kedua dA2/dλ2 terhadap λ untuk
mendapatkan panjang gelombang zero
Pengamatan perubahan pH crossing metil paraben, dimana metil
Mengamati terjadinya perubahan pH paraben tidak mempunyai serapan pada
selama penyimpanan 56 hari. panjang gelombang tersebut atau dλ/dA=0
(Nurhidayati, 2007).

36
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Penetapan Kadar Obat Pengamatan organoleptis


Hasil pengukuran serapan sinar UV dari Pengamatan selama 56 hari
sampel sediaan gel diperoleh hasil menunjukkan bahwa sediaan gel yang dibuat
sebagaimana pada tabel 2. berikut. tidak mengalami perubahan bau, warna dan
konsistensi bentuk.
Tabel 2 Kadar Rata-rata Sediaan Gel
Diklofenak Pengamatan perubahan pH
Hasil pengukuran pH selama 56 hari
Formula Kadar Persen diperoleh kisaran rentang pH 7,43 – 7,68,
rata-rata rata- dimana nilai tersebut masih pada rentang pH
(mg) rata yang diper-syaratkan untuk sediaan topikal
Na Diklo 10,28 102.83 yaitu 6–8 (British Pharmacopeia, 2001).
DietAm 11,86 102.29 Pengamatan perubahan viskositas
Diklo Dari pengukuran viskositas
menggunakan viskometer Brookfield tipe
spindel no. 6 dengan kecepatan 10 rpm
Dengan demikian kadar diklofenak dari selama 56 hari diperoleh kisaran rentang
sediaan gel yang dibuat memenuhi 331–417 poise. Ini menunjukkan bahwa
persyaratan dimana masih dalam rentang sediaan gel masih memenuhi persyaratan
kadar yang diperbolehkan yaitu antara 95 – sebagai sediaan gel yang baik dimana
105 % (British Pharmacopeia, 2001). konsistensinya tidak mengalami perubahan
yang berarti.
Evaluasi kualitas sediaan gel

Tabel 3 Sifat Fisik Sediaan Gel Diklofenak Selama Waktu Penyimpanan

Sifat Hari ke-


Formula
Fisik 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56
Bentuk F1 kt kt kt kt kt kt kt kt kt kt
F2 kt kt kt kt kt kt kt kt kt kt
Warna F1 b b b b b b b b b b
F2 b b b b b b b b b b
Bau F1 k k k k k k k k k k
F2 k k k k k k k k k k

Keterangan : F1 : gel natrium diklofenak kt : kental


F2 : gel dietilamin diklofenak b : bening
k : khas

Tabel 4 Perubahan pH Rata-rata Sediaan Gel Diklofenak Selama Waktu Penyimpanan

Hari ke-
Formula
1 3 7 14 21 28 35 42 49 56
F1 7,50 7,49 7,49 7,50 7,54 7,54 7,65 7,67 7,59 7,56
F2 7,45 7,43 7,46 7,49 7,59 7,58 7,61 7,68 7,65 7,57

Keterangan : F1 : Gel natrium diklofenak


F2 : Gel dietilamin diklofenak

37
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Tabel 5 Perubahan Viskositas Rata-rata Sediaan Gel Diklofenak Selama Waktu Penyimpanan

Hari ke-
Formula (Poise)
0 3 7 14 21 28 35 42 49 56
F1 443 421 423 417 411 403 391 379 378 343
F2 439 419 419 417 409 417 392 369 341 331

Keterangan : F1 : gel natrium diklofenak


F2 : gel dietilamin diklofenak

Pembahasan analisis dapat diperkecil (Hayun et al.,


2006).
Berdasarkan 4 panjang Kemudian panjang gelombang
gelombang yang digunakan dalam tersebut dipakai dalam pembuatan
pengukuran spektrum serapan sinar kurva baku dimana diperoleh hasil
UV yaitu 245, 265, 269 dan 277 nm persamaan garis untuk setiap bahan
diperoleh hasil perhitungan derivat obat yang berbeda adalah :
kedua sebagai panjang gelombang Natrium diklofenak :
zero crossing yaitu 245 nm yang y = 1,07.10-4x+ 3,3.10-5
mempunyai nilai serapan r = 0,997
natrium/dietilamin diklofenak lebih Dietilamin diklofenak
besar daripada pada panjang y = 1,09.10-4x – 6.10-5
gelombang 265 nm karena pada r =0,991
serapan yang paling besar, serapannya dimana : y = serapan derivat kedua
lebih stabil sehingga kesalahan x = konsentrasi(ppm)

A B
keterangan : ( ) = metil paraben ( ) = (A) natrium /(B) dietilamin
diklofenak
( ) = campuran metil paraben dannatrium/dietilamin diklofenak
Gambar 1 Spektrum derivat kedua (A) natrium/ (B) dietilamin diklofenak,
metil paraben dan campuran keduanya

38
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Keterangan :( ) = natrium diklofenak


( ) = dietilamin diklofenak

Gambar 2 Profil permeasi dari sediaan gel natrium diklofenak dan dietilamin
diklofenak

39
IJPST Volume 1, Nomor 1, April 2014

Uji Permeabilitas in vitro bahwa natrium diklofenak merupakan


Jumlah obat yang dapat bahan obat yang memiliki daya
berpenetrasi melalui membran permeabilitas yang lebih baik. Tetapi
kelupasan kulit ular Phyton reticulates dari segi pemakaian, dietilamin
pada sel difusi franz diamati selama 32 diklofenak dengan profil permeasi depo
jam. Diperoleh hasil bahwa natrium diharapkan dapat memberikan efisiensi
diklofenak memiliki laju permeasi yang yang lebih baik.
lebih cepat dan memberikan jumlah
yang lebih banyak dibandingkan dietil- Daftar Pustaka
amin diklofenak. Hasil pengamatan
setelah 32 jam diperoleh 20% natrium 1. Arora, P and Mukherjee, B. 2002.
diklofenak dan 15,5% dietilamin Design, development,
diklofenak. physicochemical, and in vitro and
Perbedaan ini dimungkinkan antara in vivo evaluation of transdermal
lain aki-bat perbedaan lipofilisitas, berat patches containing diclofenac
molekul dan derajat ionisasi dari kedua diethyl-ammonium salt. Journal of
bahan aktif. Dimana dari penelusuran Pharmaceutical Science: 2076-
pustaka diperoleh hasil natrium 2081.
diklofenak memilikilog P sebesar 1,1, 2. Banker, G.S. 1989. Modern
berat mo-lekul 318,13 g/mol dan Pharmaceutics. New York: Marcel
dihitung dari nilai pKa persentase Dekker, Inc. 355, 356.
ionisasinya berkisar + 0,3%. Sedang- 3. Benson, H.A.E and Watkinson,
kan dietilamin diklofenak memiliki log A.C. 2011. Topical and
P sebesar 0,853, berat molekul 369,29 Transdermal Drug Delivery. New
g/mol dan persentase ionisasi berkisar + Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
0,2% (Williams, 2003). 4. Brain, K.R., K.A. Walters and A.C.
Hal ini menunjukkan bahwa Watkinson. 2002. Methods for
natrium diklofenak memiliki Studying Percutaneous Absorption.
lipofilisitas yang lebih baik, ukuran In: K.A. Walters (editor).
molekul yang lebih kecil dan persentase Dermatological and Transdermal
ionisasi yang lebih besar dibandingkan Formulations. New York: Marcel
dietilamin diklofenak, sehingga daya Dekker, Inc. 367, 368.
penetrasi natrium diklofenak lebih baik. 5. British Pharmacopoeia
Tetapi bila melihat efisiensi pemakaian Commission. 2001. British
obat topikal, pemakaian dietilamin Pharmacopoeia. London, UK: The
diklofenak memiliki efisiensi lebih Stationery Office.
tinggi karena profil pelepasan dari 6. Cannon, J.G. 2007. Pharmacology
dietilamin diklofenak memperlihatkan for Chemist. New York : Oxford
efek depo yang lebih bertahan setelah University Press. 11.
aplikasi. 7. Chien, Y.W. 1987. Transdermal
Controlled Systemic Medication.
Simpulan New York : Marcel Dekker Inc.
8. Chopda, G. 2006. Transdermal
Evaluasi kualitas sediaan gel dari Drug Delivery Systems: A Review.
kedua formula menunjukkan hasil yang Available at : http://scf-online.com
baik, keduanya memenuhi persyaratan [Diakses tanggal 6 Januari 2012].
sebagai sediaan gel yang baik. Hasil uji
permeabilitas in vitro memperlihatkan
40
IJPST Volume 1, Nomor 1, April 2014

9. Chuasuwan, B., Bunjensoh, V., Derivatif. Majalah Ilmu


Polli, J.E., Zhang, H., Amidon, Kefarmasian. 98, 99.
G.L., Junginger, H.E., Midha, K.K., 17. Joradol, R. 2005. The Effect of
Shah, V.P., Stanvchansky, S., Adhesives on Properties of
Dressman, J.B. and Barends, D.M. Ketoprofen Patch. Bangkok :
2008. Biowaiver monograph for Mahidol University Press.
immediate release solid oral dosage 18. Munson J.W. 1991. Analisis
forms : Diclofenac sodium and Farmasi Metode Modern, Parwa B.
diclofenac potassium. Willey Terj. Dari Pharmaceutical Analysis
InterScience : 1206-1208 part B, Modern Methods, oleh
10. Connors, K.A. 1982. Textbook of Harjana. Surabaya: Airlangga
Pharmaceutical Analysis, 3th ed. University Press.
NewYork : John Wiley & Sons, 19. Nurhidayati, L. 2007.
Inc. Spektrofotometri Derivatif dan
11. Dayan, N. 2005. Delivery System Aplikasianya dalam Bidang
Design in Topically Applied Farmasi. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Formulations: An Overview. In: Indonesia. 94
M.R Rosen (editor). Delivery 20. Pittermann, W. 2007. Percutaneous
System Handbook for Personal Absorption: Proof of Evidence and
Care and Cosmetic Products, Models. Available at:
Technology, Applications, and http://www.scf-online.com/
Formulations. New York: Willian [Diakses tanggal 30 Desember
Andrew Publishing. 2011]
12. Departemen Kesehatan Republik 21. Roberts, M.S., Elizabeth and M.A.
Indonesia. 1995. Farmakope Pellett. 2002. Skin Transport.
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: In:Walters, K.A. (editor).
Departemen Kesehatan Republik Dermatological and Transdermal
Indonesia. Formulation. New York: Marcel
13. Desai, A dan M. Lee. 2007. Dekker, Inc. 97, 98, 100.
Gibaldi’s Drug Delivery System In 22. Roberts, M.S., et al. 2005. Drugs
Pharmaceutical Care. United and The Pharmaceutical Sciences,
Stated : American Society of A Series of Textbook and
Health-System Pharmacist, Inc. 48, Monograph – Dermatological and
49. Transdermal. New York: Marcel
14. Gad, S.C. 2008. Pharmaceutical Dekker, Inc.
Manufacturing Handbook: 23. Williams, A.C. 2003. Transdermal
Production and Processes. New and Topical Drug Delivery.
Jersey: John Wiley & Sons, Inc. London : Pharmaceutical Press. 35,
298. 36, 37, 38.
15. Gandjar, I.G dan A. Rohman. 2007.
Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 224,
228.
16. Hayun, Harianto dan Yenti. 2006.
Penetapan Kadar Triprolidina
Hidroklorida dan Pseudoefedrina
Hidroklorida salam Tablet Anti
Influenza secara Spektrofotometri
41

Anda mungkin juga menyukai