Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 23 - Biofarmasi GH

Perkutan
Lokal
OKTAPIANI.Z (066118240)
AZAHRA FITRI (066118284)
NISA APRILIANI (066118300)
Resume Jurnal
Judul Jurnal
Pengaruh variasi formula semi solid natrium diklofenak terhadap
absorpsi perkutan dan korelasinya secana in vitro - in vivo

Penulis Mae Sri Hartati Wahyuningsih

Lab Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah


Penerbit
Mada

tahun terbit Maret 1996

0 2,5 5 7,5 10
PENDAHULUAN ABSORPSI PERKUTAN

adalah masuknya molekul obat dari kulit ke


Apa yang dimaksud dalam jaringan di bawah kulit, kemudian
absorpsi perkutan? masuk ke dalam sirkulasi darah dengan
mekanisme difusi pasif (Chien, 1987).

Obat dalam bentuk sediaan semi padat dapat berupa


krim, salep, pasta dan emulgel. Obat yang digunakan
secara topikal dapat memberi aksi, apabila obat dapat
lepas dari pembawanya, selanjutnya berada pada
permukaan kulit dan atau menembus sampai ke dalam
epidermis serta dapat menyebar ke peredaran darah
yang dikenal dengan absorpsi perkutan.
Natrium diklafenak adalah obat antiinflamasi nonsteroldal
(NSAID), yang merupakan obat pilihan untuk rheumatoid
arthritis. Ini tersedia secara komersial sebagai tablet salut
enterik dan emulgel untuk bentuk sediaan topikal. Obat
topikal disiapkan dan dikembangkan untuk tujuan sistemik
dalam pengobatan rheumatoid arthritis, untuk mengurangi
risiko reaksi obat yang merugikan secara oral. Sebagai obat
antirematik oral, obat ini menyebabkan pusing dan iritasi
pada mukosa lambung.

Tujuan Penelitian Jurnal


untuk menilai pengaruh variasi formulasi semipadat
terhadap penyerapan perkutannya
BASIS SALEP MENURUT MACAM
DAN KOMPOSISI BASISNYA :
SALEP BERDASARKAN
1. berminyak atau bahan salep seperti minyak, KEGUNAANNYA :
2. Basis absorpsi (serap),
3. Basis salep larut dalam air, basis salep 1. Pelumas
golongan ini PEG. 2. Pelindung
4. Basis salep emulsi, basis ini berbentuk 3. Antiinfeksi
setengah padat dan merupakan emulsi W/O 4. Antipruritik
atau emulsi O/W. Kedua golongan ini dapat 5. Antiperspiran
menyerap air dalam jumlah tertentu dan tidak 6. Antiseboroeus
terjadi peru-bahan konsistensinya. 7. Antieksim
8. Keratolitik
BAGAIMANAKAH PENGARUH
VARIASI FORMULA NATRIUM Sebelum dapat memberikan efek, obat
DIKLOFENAK SEMI SOLID perlu dilepaskan terlebih dahulu dari
TERHADAP ABSORPSI PERKUTAN basisnya. Setelah obat dengan stratum
DAN KORELASINYA SECARA IN korneum, maka obat akan menembus
VITRO DAN IN VIVO DARI SEDIAAN epidermis dan masuk ke dalam sistemik
menembus sirkulasi sistemik secara disufi
SÀLEP, KRIM MULA SENDIRI
pasif .
DIBANDINGKAN DENGAN PATEN E.
ANVA BASIS SALEP DIBAGI YANG Kulit manusia tersusun atas 3 lapis utama
DIFORMULA SENDIRI yaitu:
DIBANDINGKAN DENGAN PATEN E a. epidermis
? b. dermis
c. Jaringan subdermis yang berlemak.
ALAT BAHAN

Spektrofotometer (Hitachi Model kelinci putih


150-20) EDTA (derajat analisis)
sentrifus (Erweka app.) TCA (derajat-analisis)
Neraca (Inaba C-200 D) Na. diklofenak (derajat farmasi)
Dissolution tester (Erweka app.) PEG 4000 (derajat farmasi)
Celophan porous, tebal 0,0012 inc. PEG 400 (derajat farmasi)
new cut off 6000-8000 (Spektrofor Cera alba (derajat farmasi)
spektrum medical industries Inc.) Boraks (derajat farmasi)
Sel Difusi . Membran selofan (derajat farmasi)
Cara
Kerja
1.PENGUJIAN PELEPASAN 2.PENGUJIAN PELEPASAN
OBAT SECARA IN VITRO OBAT SECARA IN VIVO
Sediaan yang telah dipreparasi dalam sel
difusi dimasukkan ke dalam alat dissolution
Kelinci dicukur punggungnya dengan luas 25 cm3
tester pada suhu 37C - 0,5C . Dengan (5x5 cm3) , lalu salep seberat 4 gram dioleskan pada
putaran yang di atur pada 100 rpm . daerah yang dicukur tersebut, ditutup punggungnya
dengan aluminium foil dan di balut. Pengambilan
Pengambilan cairan di lakukan pada menit ke sampel darah dilakukan pada jam ke 0,25 , 0,5 , 1 , 2 ,
5, 10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120, sebanyak 5,0 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 24 , 28 , 32. Sampel darah 1ml diberi
EDTA, diambil plasmanya sebanyak 0,5 ml ditambah
ml dan cairan yang di ambil tersebut diganti
TCA 1 ml, disentrifus selama 15 menit, lalu campuran
dengan sejumblah volume yang sama . di ambil 1,0 ml di tambah aquadest 2,0 ml selanjutnya
Absorbans dari sampel dibaca pada di baca absorbansinya pada spektrofotometer UV
dengan panjang gelombang 276 nm. Dengan uji in
spektrofotometer UV dengan panjang vitro akan diperoleh harga DE sedangkan uji in vivo
maksimum 276 nm akan di proleh harga Kel dan Ka natrium dikorofenak
dari beberapa basis salep
HASIL DAN
PEMBAHASAN
JURNAL INI DILAKUKAN DENGAN METODE DIFUSI DENGAN MENGUKUR NILAI DISOLUSI OBAT YANG
DIPENGARUHI KECEPATAN ABSORPSI PERKUTAN ATAU KETERSEDIAAN HAYATI OBAT.

parameter menggambarkan kecepatan pelepasan obat dengan menghasilkan nilai


disolusi dari perhitungan kuantitatif untuk menggambarkan jumlah obat yang
dilepaskan pada waktu tertentu yaitu dissolution efficiency.
hasil perhitungan efesiensi disolusi salep, krim dan paten E menunjukan bahwa krim M/A memberikan
angka efisiensi tertinggi sedangkan salep hidrokarbon menunjukan harga efisiensi disolusi terendah

dari lima kelompok sediaan obat baik salpe A-B, krim C-D
dan paten E. yang masing- masing mengandung natrium
diklofenak 1% terlihat bahwa sediaan salep dengan basis
tercuci (B) memberi kurva yang paling tinggi setelah menit
ke 15, bila dibandingkan dengan keempat sediaan lainnya.
hal ini karena polietilenglikol (PEG) merupakan basis
bersifat polar bila dibandingkan dengan basis lain. maka obat
dalam basis PEG lebih mudah berdifusi kedalam air
pada gambar 2. Hasil uji absorpsi perkutan sediaan semi solid
terdiri dari salep hidrokarbon, salep tercuci, krim minyak dalam
air, krim air dalam minyak dan paten E
hasil percobaan absorpsi perkutan in vivo menunjukan profil
yang mirip dengan nilai disolusi percobaan in vitro.
faktor yang mempengaruhi absorpsi perkutan antara lain
derajat kelarutan bahan obat dalam air, obat diklofenak
mempunyai sifat hidrofilik dan hidrofobik yang merupakan
bahan yang baik untuk berdifusi melalui stratum korneum
seperti melalui epidermis dan lapisan kulit

penelitian secara in vivo tetapan absorpsinya (Ka) harga rata-rata yang terbesar adalah
crem C = 0,838. krem D = 0,738. paten E = 0,734, Salep B = 0,612. Dan salep A = 0,361.
Absorpsi perkutan salep A paling lambat, dikarenkan pembawa yang bersifat hidrofobik
bekerja sebagai penghalang uap air sehingga akan memperlambat absorpsi perkutan
karena 40% startum mengandung air.
dalam analisis kolerasi in vitro dan in vivo absorpsi obat yang cepat dapat
dibedakan dari absorpsi obat yang lebih lambat melalui pengamatan waktu
absorpsi bagi bagi sediaan.
JULIANTI TRISNO
Kepala Pengembangan Produk

BILQIS YUANITA
Kepala Pembuat Roti

CANDRA HERMAWAN
Asisten Pembuat Roti
Tim Kami

Anda mungkin juga menyukai