Anda di halaman 1dari 7

Regulasi Kosmetik Halal di Korea

Kelompok 2
Anggota : 1. Okeu Indriyani 066118229
2. Hilel gloria sesa 066118253
3. Oktapiani.Z 066118240
4. Dwi nidya citra pangesti 066118242
5. Hapiz fazrulrahman 066118245
6. Alfiyyah rofifah 066118249

Pertanyaan : Bagaimana regulasi kosmetika/produk halal di negara tetangga,


bandingin sama indonesia?

1. INDONESIA

Sebagian besar penduduk Indonesia menempatkan skincare Korea menjadi


produk kosmetik tebaik dan terfavorit dengan persentasi 46,6% mengalahkan
produk kosmetik Indonesia dengan persentase 34,1%. Namun tidak banyak
konsumen yang sadar akan kandungan yang ada pada produk yang digunakan,
terutama pada kaum milenial. Hanya 0.1% wanita milenial yang mengecek
label/informasi tentang komposisi produk kecantikan yang mereka beli.
Kebanyakan remaja berusia di bawah 18 tahun lebih memperhatikan harga
dibandingkan keamanan dan kehalalan produk kosmetik tersebut.

Di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim


terbanyak di dunia, regulasi kehalalan produk kosmetik telah diatur sejak tahun
2013 oleh Majelis Ulama Indonesia dalam Fatwa MUI No 26 tentang Standar
Kehalalan Produk Kosmetik dan Penggunaanya. Pada fatwa tersebut dituliskan
bahwa setiap muslim harus menggunakan kosmetik yang berbahan halal dan suci.
Hal tersebut didasari oleh firman Allah dalam Q.S Al-Jasiyah:13, dan
AlBaqarah:168. Selain itu, Lembaga Pengakaji Pangan, Obatobatan, dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) mengeluarkan Surat
Keputusan No SK07/Dir/LPPOM MUI/I/13-rev1 tentang Daftar Bahan Tidak Kritis
(Halal Positive List of Materials) yang berisi daftar bahan kosmetik yang halal
digunakan.

MUI telah mengeluarkan label dan sertifikasi halal sejak 6 Januari 1989.
Bahkan , sertifikasi halal MUI diakui secara luas di berbagai belahan dunia dan
dikenal paling ketat

Sehingga sebelum BPJPH menerbitkan sertifikat halal, harus ada


rekomendasi atau fatwa halal dari MUI. MUI juga melakukan sertifikasi terhadap
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)
Proses penerbitan sertifikat halal melibatkan tiga pihak , yaitu :
1. BPJPH,
2. Majelis Ulama Indonesia,
3. dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) .

Berikut adalah proses Prosedur penerbitan sertifikat halal ?

1. Mengajukan permohonan Sertifikat Halal


2. Memenuhi Akad Ketetapan Halal
3. Pemeriksaan produk oleh Auditor Halal LPH
4. Penetapan Kekhalalan Produk
5. Penerbitan Sertifikasi

PRODUK WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL

Produk barang seperti makanan dan kosmetik ditetapkan masing-masing


jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait, lembaga
terkait, dan MUI.

Selain itu juga terdapat BPOM merupakan suatu lembaga yang


keberadaannya sangat memiliki peran penting terhadap masyarakat khususnya
dalam hal pemakaian kosmetik yang berkaitan dengan jaminan keamanan, mutu,
dan kemanfaatan suatu produk kosmetik. Kosmetik tanpa label BPOM tidak
terjamin tentang mutu, keamanan dan kemanfaatannya. Hal tersebut terjadi karena
produk tersebut tidak melalui tahap penilaian pada proses perizinan.

BPOM adalah sebuah lembaga nonkementerian di Indonesia yang bertugas


mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Pengawasan obat dan
makanan dilakukan melalui sistem pengawasan yang komphrehensif, berbasis
ilmiah, dan berstandar Internasional meliputi pengawasan sejak produk belum
beredar (pre market control) sampai dengan setelah beredar di pasaran (post market
control).

2. KOREA

Pada regulasi kosmetik halal di korea ini kami hanya mendapatkan


informasi dari sisi kerja sama antara indonesia dan korea dimana LPPOM MUI
bekerja sama dengan Indonesia Halal Training and Education Centre (IHATEC)
dan IHK (Ini Halal Korea) kembali menyelenggarakan pelatihan Sistem Jaminan
Halal (SJH) ke-9 di Bankers Club, Myeongdong, Seoul.

Ini Halal Korea (IHK) siap membantu perusahaan terkait regulasi sertifikasi
halal. IHK adalah salah satu kantor cabang Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Korea yang
telah beroperasi sejak 2015. Adapun peran IHK adalah mendampingi perusahaan
Korea agar dapat memenuhi persyaratan sertifikasi halal.

Sedangkan kami belum mengetahui/mendapatkan informasi tentang


regulasi sertifikat halal dari proses dan alur untuk mendapatkan sertifikat dan label
halal pada kosmetik di korea dari kebijakan pemerintahnya sendiri, diketahui juga
masyarakat muslim dikorea adalah minoritas.

Namun untuk produk pangan kami menemukan beberapa refrensi. Dimana


strategi pemerintah Korea Selatan dalam mempromosikan halal foodnya terhadap
Indonesia, Kebijakan Korea Selatan dalam menerapkan sertifikasi halal terhadap
makanan Korea ini telah bekerja sama dengan berbagai organisasi dan lembaga
penyedia sertifikat halal dari negara muslim. Pemerintah Korea Selatan sendiri telah
bekerja sama dengan beberapa organisasi dari negara-negara muslim yang memiliki
otoritas terhadap pengeluaran sertifikat halal, contohnya Uni Emirat Arab,
Indonesia dan Malaysia.

Pada tahun 2015, pemerintah Korea Selatan bekerjasama dengan berbagai


organisasi dalam proses pengembangan Korean Food menjadi sektor industri halal
food. Pengembangan kebijakan ini dilakukan bersama MAFRA yang bekerjasama
dengan Korean Muslim Federation (KMF). KMF sendiri merupakan satu satunya
lembaga resmi di Korea Selatan yang mempunyai otoritas untuk mengeluarkan
sertifikat halal bagi produk-produk makanan halal, restoran maupun hotel yang ada
di Korea Selatan.

Untuk mendapatkan sertifikasi halal dari KMF, perusahaan-perusahaan yang akan


memproduksi makanan halal harus melalui tahapan dan prosedur sebagai berikut :

a) Perusahaan mengajukan berkas-berkas yang diperlukan sebagai syarat pengajuan


permohonan sertifikasi halal.

b) Perusahaan membayar biaya administrasi yang diperlukan dalam proses


pengajuan sertifikasi halal.

c) Korea Muslim Federation akan melakukan penelitian, pemeriksaan dan


peninjauan ke pabrik-pabrik perusahaan yang bermohon tersebut. Pemeriksaan
yang dilakukan berupa pemeriksaan terhadap bahan-bahan, cara pemototngan
produk makanan tersebut. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan sample bahan
tambahan untuk diteliti lebih lanjut dilaboratorium guna diperiksa kehalalannya,
apakah bahan tersebut termasuk haram ataupun mengandung alcohol. Jika dalam
pemeriksaan berlangsung ternyata ditemukan bahan-bahan yang termasuk haram
maka produk makanan tersebut tidak bisa lolos untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Jika tetap ingin memperoleh sertifikasi halal maka dapat mengganti bahan yang
haram tersebut menjadi bahan-bahan yang halal.
d) Melakukan pertemuan dengan Komite Persetujuan Syariah halal Korea guna
membahas penelitian akhir dan pengeluaran sertifikasi halal yang akan dilakukan
oleh pihak KMF (Setiawan, 2016).
Perbandingan

• KMF menggunakan sertifikasi halal berbasis blockchain real time, yang dimana
pelanggan dapat memeriksa validitas / memverifikasi sertifikasi halal secara
real time dengan memindai kode QR pada produk. Sementara untuk indonesia
sedikit mirip tetapi hanya untuk menampilkan nomor registrasinya.
• Untuk proses pengeluaran sertifikat halal di indonesia melibatkan 3 lembaga
yakni BPJPH, MUI, dan LPH

Anda mungkin juga menyukai