Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN SEMESTER  GANJIL  GENAP NILAI

 UJIAN TENGAH SEMESTER WAKTU PELAKSANAAN UJIAN


 UJIAN AKHIR SEMESTER HARI TANGGAL JAM RUANGAN
UNIVERSITAS
DIRGANTARA
MARSEKAL TAHUN AKADEMIK 2019 / SABTU 30/01/2021 09.00
SURYADARMA 2020

Nomor Induk 1 9 1 0 8 3 0 7 0 Paraf Mahasiswa


Mahasiswa
Nama Mahasiswa ANDIKA PERMANA

Fakultas HUKUM Program S-1


Studi
HUKUM PERUSAHAAN DAN KEPALITAN Paraf Dosen
Mata Kuliah

Dosen Pengampu Lasmauli Noverita S., SH, MH

Kelas Perkuliahan  Reguler Pagi  Reguler Sore

1.legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan
tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada
pemerintahan yang berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini berwujud
pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. contoh dokumen yang mendukung syahnya
perusahaan tersebut adalah antara lain: akte pendirian perusahaan tersebut oleh notaris dan di
umumkan dilembaran negara, nomor pokok wajib pajak persahaan, surat izin usaha, izin ganguan
atau HO (Hinderordonnantie), izin lokasi,izin lingkungan, dan banyak izin-izin lainnya sesuai
bidang usahanya masing-masing.
Perusahaan sebagai wahana pembangunan perekonomian diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan peraturan perun dang-undangan.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia dikenal tiga jenis
badan usaha, yaitu badan usaha swasta, badan usaha milik negara dan koperasi. Yang dikatakan
dengan badan usaha atau perusahaan menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan adalah: 3setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan.dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan
dan atau laba.
Dari pengertian di atas, ada dua unsur pokok yang terkandung dalam suatu perusahaan yaitu
bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha baik berupa suatu persekutuan atau
badan usaha yang didirikan, bekerja dan berkdudukan di Indonesia dan jenis usaha yang berupa
kegiatan dalam bidang bisnis yang dijalankan secara terus menerus untuk mencari keuntungan.2
Pesatnya perkembangan kegiatan bisnis di Indonesia, banyak kalangan pengusaha tidak lagi
bertindak sendiri menjalankan perusahaannya, melainkan mereka bersama-sama mendirikan
persekutuan-persekutuan dan perseroan-perseroan diantaranya adalah persekutuan perdata,
firma, persekutuan komonditer, perseroan terbatas, dan koperasi.
Perusahaan selalu terhubung dengan pihak ketiga dan ingin melindungi perusahaan yang
dijalankan secara jujur ("te goeder trouw"), maka sangat penting arti legalitas suatu perusahaan
dalam kegiatan bisnis, karena legalitas perusahaan merupakan jati diri yang melegalkan atau
mengesahkan suatu perusahaan sehingga diakui oleh masyarakat.

2.Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar atau
seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk atau
jasa yang sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat . BUMN juga sebagai salah satu sumber
penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar . Status pegawai badan usaha- badan
usaha tersebut adalah pegawai negeri
contoh: pertamina, bank indonesia, PLN
3.Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena per-janjian
atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.

UU 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang hadir setelah
keadaan krisis moneter yang terjadi di Indonesia dan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan terhadap perekonomian nasional sehingga menimbulkan kesulitan besar terhadap
dunia usaha dalam menyelesaikan utang piutang untuk meneruskan kegiatannya. Semakin
pesatnya perkembangan perekonomian dan perdagangan makin banyak permasalahan utang
piutang yang timbul di masyarakat.

UU 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menggantikan
Undang-undang tentang Kepailitan (Faillissements-verordening, Staatsblad 1905:217 juncto
Staatsblad 1906:348) yang sebagian besar materinya sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat sehingga diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang
Kepailitan, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang berdasarkan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1998, namun masih belum memenuhi perkembangan dan kebutuhan hukum
masyarakat.

UU 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang didalamnya
mengatur tentang syarat-syarat dan prosedur permohonan pernyataan pailit dan permohonan
penundaan kewajiban pembayaran utang termasuk di dalamnya pemberian kerangka waktu secara
pasti bagi pengambilan putusan pernyataan pailit dan/atau penundaan kewajiban pembayaran
utang. Undang-undang ini memberikan pengertian utang diberikan batasan secara tegas. Demikian
juga pengertian jatuh waktu.

Anda mungkin juga menyukai