Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER


FARMASI FISIKA II
“REVIEW JURNAL INTERNATIONAL”

OLEH:

NAMA : ADONAI EHAT BOMBANG


NIM : O1A118119
KELAS :C
DOSEN : WA ODE SITTI ZUBAYDAH, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
1. Emulsi

Judul Formulation and Characterization of a Pharmaceutical


Pickering Emulsion
Jurnal Journal of J Pharmaceutical Care & Health System
Volume 5
Issue 1
Tahun 2018
Penulis Touzouirt S, Zaid T A, Nabiev M and Hadjsadok A
ISSN 2376-0419
DOI 10.4172/2376-0419.1000190
Reviewer Adonai Ehat Bombang
Tanggal 19 Desember 2019

Latar Alasan Banyak surfaktan sintesis yang digunakan


Belakang pada sediaan emulsi yang diketahui
beracun bagi manusia dan lingkungan dan
mineral tanah liat yang memiliki sifat
sebagai eksipien dan /atau aktivitas
biologisnya.
Tujuan Untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri
Penelitian dari emulsi setelah penggabungan minyak
esensial Tymus fontanesii
Teori dan  Tanah liat bentonit termasuk dalam
Hasil FDA tidak aktif.
Penelitian  Bentonit dianggap sebagai bahan baku
Sebelumnya alami yang ramah lingkungan dan
telah digunakan dalam beberapa
stabilitas studi emulsi Pickering.
 Thyme memiliki aktivitas sebagai
antibakteri, antimikroba, antivirus,
anti-oksidan, anti-inflamasi, antiseptik,
dan antifungi.
Metode Jenis Eksperimen
Metodologi Surface Respon Metodologi
Penelitian Komposisi optimal yang terdiri atas
70% bentonit, 0,015% CTAB, dan 0,015
mol/ L NaCl.
Prosedur Persiapan Emulsi
Kerja Pembuatan emulsi menggunakan Heidolph
RZR1, dimana bentonit dan air
ditempatkan di dalam gelas plastik selamat
24 jam kemudian ditambahkan surfaktan
dan NaCl. Rotor Stator ditempatkan dalam
gelas dan diaduk selma 90 detik pada
670rpm. Hasil ektraksi minyak atsiri
thyme secara destilasi air ditambahkan
kedalam campuran secara perlahan dengan
menggunakan T10 IKA Ultra-Turrax
homogenizer selamat 15 menit dengan
kecepatan 14500rpm.
Hasil dan Hasil Pada pengujian sensitifitas bakteri
Pembahasan Escherichia coli, Staphylococus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Bacilius careus
dan Koch bacilius terhadap emulsi
Pickering yang mengadung minyak
essensial thyme menunjukkan bakteri
E.coli, B. careus dan Koch bacilius
memiliki sensitifitas yang sangat tinggi.
Pembahasan Hasil menunjukkan efek antibakteri dari
emulsi Pickering yang mengadung tyme
EO adalah nol dan hal ini dapat dikaitkan
dengan fenomena enkapsulasi. Aktivitas
antibakteri berhubungan negatif dengan
efisiensi enkapsulasi dan oleh karena itu
efek tertunda atau terkontrol akan
meningkat dengan meningkatnya efisiensi
enkapsulasi. Efek antibakteri dan
antijamur dari tyme EO pada bagian kulit
dipelukan gesekan dan penyebaran untuk
memecah emulsi agar zat aktif dalam
emulsi dapat dipecahkan. Dengan
demikian prospek yang menarik dari
penelitian ini adalah pengevaluasian difusi
Tyme EO melalui lapisan kulit.
Penutup Kesimpulan Pembuatan emulsi Pickering dapat
dipertimbangkan dengan menggabungkan
dengan bahan aktif yang dapat berupa
Tyme EO. Penelitian aktivitas bakteri dari
essential oil memberi gambaran
enkapsulasi tinggi (100%), yang membuat
aplikasi ini berguna ketika pelepasan zat
aktif yang berkepanjangan yang
diinginkan.
Kelebihan Menggunakan Heidolph RZR1 rotor stator
penelitian dan T10 IKA Ultra-Turrax
Kekurangan Hasil diameter zona hambat semua berada
penelitian pada kategori penghambat yang sangat
kuat

2. Kelarutan

Judul Method Validation for Equilibrium Solubility and


Determination of Temperature Effect on the Ionization
Constant and Intrinsic Solubility of Drugs
Jurnal Journal of Pharmaceutical Sciences & Emerging Drugs
Volume 6
Issue 1
Tahun 2018
Penulis Kyoowon Baek, Su Bin Jeon, Bo Kyung Kim and Nam
Sook Kang
ISSN 2380-9477
DOI 10.4172/2380-9477.1000125
Reviewer Adonai Ehat Bombang
Tanggal 19 Desember 2019

Latar Alasan Ingin memahami fisikokimia sifat-sifat


Belakang molekul obat seperti nilai pKa dan nilai
logS0 (LogS).
Tujuan  Untuk membandingkan nilai pKa dan
Penelitian logS0 yang diperoleh dengan
menggunakan alat prediksi dan hasil
eksperimen.
 Untuk mengidentifikasi efek suhu pKa
dan logS0 untuk obat yang terionisasi
pada 25◦C dan 37◦C.
 Untuk memvalidasi metode Shake-
Flash menggunakan buffer berbeda
dan waktu pengadukan dan
sedimentasi dibandingkan dengan
eksperimen potensionometri.
Teori dan  Sekitar 95% dari obat dipasaran
Hasil terionisasi dalam air atau pelarut
Penelitian organik apapun.
Sebelumnya  Kelarutan secara teoritis dikategorikan
atas kelarutan kinetik, artinya
konsentrasi suatu senyawa ketika
curah hujan pertama kali muncul.
kelarutan kesetimbangan logS, artinya
konsentrasi senyawa dalam larutan
jenuh ketika kelebihan padatan yang
hadir, solusi dan padatan ada pada
kesetimbangan. Kelarutan intrinsik
(logS0), mengacu pada kelarutan
kesetimbangan asam bebas dan bentuk
basa pada pH independen (8-9).
 Metode Shake-Flash adalah suatu
prosedur sederhana namun memakan
waktu yang lama untuk mengocokan
dan keseimbangan sampel secara
manual.
Metode Jenis Eksperimen
Metodologi Metode Shake-Flash
Penelitian
Dengan menggunakan larutan penyangga
yang berbeda dan berbagai pengadukan
dan sedimentasi waktu.
Prosedur  Titrasi potensiometri otomatis
Kerja SiriusT3 (Sirius Analytical Ltd)
digunakan untuk menentukan pKa dan
logS0 (logS) untuk semua API pada
25± 0,1◦C dan 37± 0,1◦C.
Untuk pengukuran pKa digunakan pH-
metrik dan UV-metrik.
Hasil dan  pKa dan logS0 nilai prediksi vs percobaan pada 25◦C
Pembahasan Semua nilai prediksi pKa dan logS0 diperoleh pada
suhu kamar , bukan pada bio yang relevan pada suhu
37◦C. Oleh karena itu untuk nilai prediksi pKa dan
logS0 dapat dibandingkan dengan nilai eksperimental
pada 25◦C.

 Efek suhu pKa dan logS0 pada 25◦C dan 37◦C


Untuk mengevaluasi efek suhu untuk nila pKa dan
logSo, Semua API dititasi dibawah sushu yang
ditetapkan, yaitu suhu ruangan dan suhu bio relevan.
hasil menunjukkan uji pKa individu pada suhu yang
berbeda yaitu divalidasi menggunakan perangkat lunak
perhitungan pKa (penyempitan perangkat lunak
siriusT3, Analytial Ltd).

 Kelarutan keseimbangan (logS0) antara metode shake-


flash dan metode potensiometri
Metode shake-flash menunjukkan nilai logS0 yang
kompatibel dengan hasil dari metode potensiometri
kecuali dalam beberapa obat yang diendapkan dan ada
didalamnya yang berbentuk amorf.

Penutup Kesimpulan Prediksi perangkat lunak memberi nilai


tidak konsisten dibandingkan dengan nilai
eksperimental terutama untuk logS0,
berdasarkan perbandingan antara nilai pKa
dan logS0 menunjukkan bahwa semua
molekul seperti obat harus diuji daripada
menggunakan alat prediksi untuk
memahami perilaku obat in vivo.
Kelebihan Penggunaan Metode Shake-Flash dengan
penelitian berbagai jenis dapar, menocokan dan
sedimentasi.
Kekurangan Penggunaan sampel pH asam dan basa
Penelitian yang tidak sebanding

3. Suspensi
Judul Development, Characterization and Evaluation of
Tinidazole Nanosuspension for Treatment of Amoebiasis
Jurnal Journal of Nanomedicine & Nanotechnology
Volume 7
Issue 6
Tahun 2016
Penulis Pawar R N, Chavan S N dan Menon M D
ISSN 2157-7439
DOI 10.4172/2157-7439.1000413
Reviewer Adonai Ehat Bombang
Tanggal 20 Desember 2019

Latar Alasan Amoebiasis adalah penyakit infeksi yang


Belakang tersebar luasd di dunia dan sebagian besar
di India dan negara berkembang lainnya,
penyakit ini dpat berkembang dengan
cepat dan belum memliki vaksis efektif.
Tujuan Untuk menguji penyerapan sediaan
Penelitian nanosuspensi di dalam tubuh
Teori dan  Kelarutan adalah faktor penting untuk
Hasil kemanjuran obat, terlepas rute
Penelitian pemberian, terutama ketika obat
Sebelumnya kurang larut di dua media pelarut.
 Nanosuspensi didefinisikan sebagai
suspensi ultra-halus dari nano partikel
obat murni distabilkan dengan
campuran surfaktan.
 Obat yang kelarutan dan absorbsi
dengan laju penyerapan terbatan
umumnya ditunjukkan dengan
bioavailabilitas oral dan variabel
rendah.
 Pada penelitian nanosuspensi banyak
digunakan metode nanoprepitasi untuk
meningkatkan kalarutan dan
bioavailabilitas obat.
Metode Jenis Eksperimen
Metodologi Nanoprespitasi
Penelitian
Beberapa sufaktan dan pelarut disaring
untuk mengembangkan formulasi
nanosuspensi yang stabil.
Prosedur Nanosuspensi disiapkan dengan
Kerja menambahkan fase organik kedalam fase
berair dengan pengadukan terus menerus.
Emulsi yang tercipta kemudian dikenakan
penguapan dan 50c menggunakan
rotavapor dalam kondisi vakum. aseton
suspensi yang terbentuk kemudian
diencerkan lalu disaring.

Karakteristik Fito kimia


Formulasi kering beku yang
dikembangkan dikarakterisasi untuk
kandungan obat, ukuran partikel, pH,
pelarut residu, kemudahan pemulihan,
kadar air, pelepasan obat in vitro,
soyalecithin saturasi, spektrokopi IR,
DSC, X-ray RD, ESEM dan stabilitas.

Studi Penyerapan Ex-Vivo


Bertujuan untuk membandingkan
tingkat penyerapan dari nano suspensi
yang diformulasikan dengan obat
mikronisasi, tablet yang dipasarkan
menggunakan model usus tikus
Lumen bagian dalam usus tikus yang
baru dieksisi diikat disatu ujung dan
memalalui ujang lainnya, sampel TNZ
disuntikkan menyebar dangan bantuan
jarum tuberkulin dan kemudian diikat.
segmen ini kemudian diikat pada dayung
pembubar USP tipe II dan direndam dalam
bafer fosfat.
Hasil dan Nanosuspensi dengan 0,75% TNZ, menunjukkan 0,19
Pembahasan soyalechithin ukuran partikel 217,0nm dan membentuk
suspensi homogen pada pemulihan, dengan peningkatan
laju disolusi 7% dan 10%, dibandingkan dengan obat
mikro (88%) dan produk yang dipasarankan (85%) .
sekitar 10% peningkatan saturasi diamati.
Selaput rasa formulasi yang berhasil dimasukkan adalah
1,2% peppermint dan 0,2% sucralose. Studi Penyerapan
ex-vivo menunjukkan peningkatan penyerapan dari
nanosuspensi (94%) dibandingkan dengan obat mikro
(72%), campuran fisik (70%) dan tablet yang dipasarkan
(75%) dalam waktu 2 jam, menunjukkan peningkatan
ketersediaan hayati dari produk nanosuspensi.
Penutup Kesimpulan Dari penelitian ini menghasilkan
nanosuspensi yang stabil dari TDZ dengan
peningkatan penyerapan yang baik pada
pasien anak.Tingkat disolusi disebabkan
oleh peningkatan luas permukaan yang
tersedia pada nanopartikel dan konversi
kristal berbentuk.
Kelebihan Adanya studi penyerapan secara in-vivo
penelitian dan ex-vivo serta berbagai
pengkarakterisasi formulasi kering beku
Kekurangan Metode nanoprespitasi tidak mengubah
penelitian sifat kristal obat yang berbeda dengan
literatur

Anda mungkin juga menyukai