Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

“PENGERTIAN DAN KONSEP TANAH”

Dosen Pengampu :
Catur Puspawati, ST., MKM
Dr. Wartiniyati, SKM., MKes
Desembra Lisa, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3 - 2D3B
1. Muhammad Ryan Rifa'i ( P21345121048 )
2. Muhammad Yazid H ( P21345121049 )
3. Tazkia Dhea Al Fitri ( P21345121073 )
4. Tiara Jamilah Jilan ( P21345121075 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pengertian dan Konsep Tanah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Dasar Teknik semester tiga program studi D3 jurusan kesehatan lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Catur Puspawati, ST., M.KM, selaku dosen pada mata kuliah Penyehatan Tanah.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 24 Agustus 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN) ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II (PEMBAHASAN) .............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Tanah .............................................................................................................. 4
2.2 Fungsi Tanah .................................................................................................................. 13
2.3 Komponen Tanah ........................................................................................................... 20
BAB III (PENUTUP) ..................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 25
3.2 Kesimpulan..................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada umumnya tanah terdiri dari zarah atau bagian yang kecil dari lapukan batu-batuan sisa
tumbuhan dan hewan. Di atas tanah di dirikan pondasi namun sebelum menetapkan macam
pondasi yang akan digunakan, harus diketahui terlebih dahulu sifat-sifat tanah dasarnya.untuk
itu perlu diadakan pemeriksaan tanah. Pemeriksaan tanah tersebut meliputi jenis tanah dan
keadaan air tanah.
Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, yang terdiri dari air, udara dan
butir-butir tanah yang padat. Bagian yang berisi dengan air dan udara disebut rongga atau pori.
Perbandingan isi air dengan udara dalam pori menentukan kondisi tanah, yaitu apabila tanah
tersebut kering, maka volume udara dalam pori lebih sedikit dibanding volume udara ,maka
tanah trsebut dikatakan basah. Apabila pori penuh diisi air, sehingga tidak ada udara
didalamnya ,maka tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.
Sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai – nilai parameter tanah yang
bersangkutan, misalnya :
a. Berat volume , yaitu berrat tanah per satuan volume
b. Berat volume kering
c. Berat volume butir
d. Specifik gravity
e. Angka rongga
f. Porositas
g. Kadar air
h. Derajat kejenuhan

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tanah?
2. Apa saja fungsi tanah?
3. Apa saja komponen tanah?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian tanah.
2. Untuk memahami fungsi tanah.
3. Untuk memahami komponen tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-tanah/
Kata tanah (Soil) berasal dari bahasa Perancis kuno yang merupakan turunan dari bahasa
Latin Solum yang berarti lantai atau dasar. Tanah adalah produk tranformasi mineral dan
bahan organik yang terletak di permukaan sampai ke dalam tertentu yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor genetis dan lingkungan.
2.1.1 Tanah Menurut Para Ahli
Menurut beberapa ahli ilmu tanah, ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama:
 Pedologi, pada kajian ini mempelajari tanah sebagai objek geologi. Pedologi terdiri
atas pemerian tanah (inventarisasi sifat dan perilaku tanah), genesis tanah (asal dan
perkembangan tanah), sistematik (klasifikasi tanah berdasarkan pedogenesis,
sebaran, dan fungsi) dan ekologi tanah (tanah sebagai lingkungan pertumbuhan
tanaman, ternak, dan manusia).
 Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda
pendukung kehidupan. Edafologi (ilmu tanah terapan) berhubungan dengan
pemanfaatan tanah untuk pertanian, silvikultur, dan hortikultur; pemahaman
kesuburan tanah untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang lebih baik serta
memperbaiki dan mempertahankan kesuburan (produktivitas).
 Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air
dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah

3
berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan
bagian dari tanah.
Definisi tanah menurut para ahli :
1) Menurut C.F. Marbut
Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan
mempunyai sifat tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter yang berbeda
dari bahan dibawahnya dalam hal; warna, sifat fisik, sifat kimia dan sifat
biologinya.“Rusia, 1914”.
2) Menurut Ramman
Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang
telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
yang hidup di dalam dan diatasnya. “Jermana, 1917”.
3) Menurut Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan
merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.

2.1.2 Jenis Tanah


Beberapa jenis tanah terdapat di muka bumi, para ahli tanah membagi beberapa jenis tanah
berdasarkan klasifikasi tanahnya, termasuk dengan memodifikasi klasifikasi tanah, jenis
tanah menurut Rahmat Sutanto, 2005 diantaranya :
1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya
yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena
dibawa dari hulu. Ciri fisik dari tanah ini biasanya bewarna cokelat hingga kelabu.
Karakteristik tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun
palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut
dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk
mencangkulnya.
Persebaran tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Papua dan Jawa.

4
Gambar 1.1 Tanah Alluvial
Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017
2. Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena
adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk
tanaman.
Karakteristik warna dari tanah andosol cokelat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan
mineral, unsur hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat
cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya
terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat
tanah andosol seperti di daerah Jawa, Bali, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Gambar 1.2 Tanah Andosol


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan
pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir,
lahar, dan lapili.

5
Karakteristik tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda.
Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan
tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada
di Pantai Parangteritis Yogyakarta.

Gambar 1.3 Tanah Entisol


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017
4. Tanah Grumosol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan
organik di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak
subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau
dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya
berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki
bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat
tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang),
Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering
maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.

6
Gambar 1.4 Tanah Grumusol
Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan.
Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur. Karakteristik tanah
Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang
sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang
banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam- hitaman.
Persebaran tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di
Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari
Sulawesi.

Gambar 1.5 Tanah Humus


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

7
6. Tanah Inseptisol
Inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan
dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang
pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik yaitu ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon
ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk
perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan
lainnya seperti karet.
Persebaran tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di Sumatera,
Kalimantan dan Papua.

Gambar 1.6 Tanah Inseptisol


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

7. Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan
alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah,
terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak
cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.

8
Gambar 1.7 Tanah Laterit
Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

8. Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik yaitu ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga
kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini
berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta
pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak
terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat,
Bali dan Papua.

Gambar 1.8 Tanah Latosol


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

9
9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan
tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme.
Karakteristik yaitu untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara
menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah
litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran tanah ini biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman
tinggi seperti di Bukit Tinggi, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Sulawesi.

Gambar 1.9 Tanah Litosol


Sumber: situs ilmu geografi.com pada Desember 2017

10
2.1.3 Lapisan Pada Tanah

Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/lapisan-tanah/
1. Lapisan Tanah Atas
Merupakan sebuah lapisan yang berada kedalaman 30 cm, seringkali disebut sebagai
istilah Top Soil. Pada lapisan ini banyak sekali bahan bahan organik, humus dan juga
menghasilkan lapisan yang paling subur sehingga sangat cocok untuk tumbuhan tanaman
akar pendek.
Cara termudah untuk bisa mengenali top soil adalah dengan warnanya yang paling gelap
dibandingkan dengan lapisan dibawahnya, terlihat bahwa lebih gembur dan seluruh
mikroorganisme hidup di lapisan ini. Sehingga ada kemungkinan terjadinya sebuah proses
sisa batang, pelapukan daun, serta bagian makhluk hidup lainnya.
2. Lapisan Tanah Tengah
Tepat di lapisan bawah setelah top soil dengan ketebalan 50 cm hingga 1 meter. Berwarna
lebih yang cerah dibanding lapisan di atasnya juga lapisan ini terbentuk dari campuran
pelapukan yang berada di lapisan bawah dengan sisa dari material top soil yang terbawa
air, mengendap sehingga bisa bersifat lebih padat dan juga seringkali disebut sebagai tanah
liat.
3. Lapisan Tanah Bawah
Lapisan yang berisi banyak batuan yang mulai melapuk dan telah tercampur dengan tanah
endapan dengan lapisan diatasnya. Pada lapisan ini masih terdapat banyak batuan yang
belum melapuk dan juga sebagian sudah pada proses pelapukan dari batuan itu sendiri dan
memiliki warna sama dengan pada batuan penyusunnya. Berada cukup di dalam dan
jarang sekali bisa ditembus oleh akar pohon maupun tanaman.

11
4. Lapisan Batuan Induk
Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari batuan padat. Jenis pada batuan
di lapisan ini memiliki perbedaan di antara satu daerah maupun tempat lainnya sehingga
bisa mengakibatkan produk dari tanah yang dihasilkan juga akan berbeda.
Batuan pada lapisan ini mudah sekali untuk pecah, akan tetapi sangat sulit untuk dilalui
oleh akar tanaman serta air, teksturnya yang berwarna terang putih kelabu hingga berwarna
kemerahan. Lapisan batuan induk ini bisa dengan mudah terlihat pada dinding jurang terjal
daerah pegunungan.

Sumber : https://geograpik.blogspot.com/2020/02/pengertian-horizon-tanah-dan-
gambarnya.html
Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan
lapisan disebelh atas ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Pada horizon
tanah, proses terbentuknya disebabkan perkembangan tanah. Sedangkan lapisan tanah
terbentuk karena proses pengendapan akibat adanya tenaga geomorfik. Selain itu,
horizon tanah terbentuk dengan lapisan yang dapat diurutkan. Urutan horizon tanah dari
permukaan ke bawah permukaan mengikuti logika pembentukan tanah oleh berbagai
proses translokasi, transformasi, pengurangan dan penambahan atas senyawa kimia dan
partikel tanah di dalam profil. Urutan perlapisan tanah mengikuti logika pengendapan
material batuan yang khas menurut macam tenaga geomorfik yang mengendapkannya.
Contoh paling banyak ditemui adalah lapisan tanah hasil pengendapan oleh proses
air akan mempunyai urutan material paling kasar berada di lapisan paling dasar dan
material paling halus berada di lapisan paling atas. Horison genetik utama atau sering
disebut dengan horison utama diberi simbol dengan huruf kapital O, A, E, B, C dan R.
Keterangan dari masing-masing horison tanah utama adalah sebagai berikut :
12
1. O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang didominasi oleh bahan organik.
2. A adalah simbol untuk horison tanah mineral yang terbentuk pada tanah atas atau lapisan
atas di bwah lapisan O, yng menunjukkan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur
batuan asli dan memperlihaatkan satu atau lebih sifat.
3. E adalah simbol ntuk horizon yang mengalami proses pelindian(leaching) maksimal,
dicirikan oleh warna yang lebih terang daripda horizon B yang terletak di bawahnya.
4. B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah horison A,E, atau O yang telah
mengalami perkembangan horison hingga mencirikan hilangnya seluruh atau sebagian
besar struktur batuan asli dan menunjukkan satau atau lebih sifat.
5. C adalah simbol simbol untuk horison ataulapisan bahan induk tanah.
6. R adalah simbol untuk lapisan batuan induk misalnya granit, basalt, batugamping , batu
pasir, dll.

2.2 Fungsi Tanah

Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tanaman. Tanah mampu menyediakan air dan
berbagai unsur baik mikro maupun makro. Tanah juga mampu menyediakan oksigen
(O2) bagi pertumbuhan tanaman. Tanah menopang berdirinya tanaman. Akar harus
tumbuh dengan baik agar dapat menyerap berbagai unsur yang terkandung di dalam
tanah, serta agar dapat menopang tanaman dengan baik.
Tanah berperan sebagai tempat hidup organisme dan mikroorganisme, termasuk manusia
di dalamnya. Tanah juga sebagai tempat hidup berbagai macam vegetasi yang hidup di

13
atasnya. Tanah dapat menjadi penyangga atau buffer system. Artinya, apabila terdapat
senyawa-senyawa yang sifatnya meracun atau zat pencemar di dalam tanah, maka tanah
secara otomatis akan menyaring atau menetralisir bahan atau senyawa tersebut.
Berdasarkan pemahaman tentang konsep tanah yang dapat dikaitkan dengan fungsi
tanah, ada 3 fungsi tanah yang dapat kita ketahui, antara lain:

1. Tanah sebagai Pijakan Bumi

Sumber : https://tamanhekanabogor.com/progress/
Tanah merupakan landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal. Tanah
merupakan landasan untuk melakukan aktivitas yang mendukung kehidupan. Tanah
mempengaruhi lokasi jalan rintis dan tempat berkemah. Berbagai kemampuan daerah
yang berbeda-beda untuk pertumbuhan tanaman dan hewan, tetapi bisa saja tidak
terpikirkan keadaan tersebut berhubungan dengan perbedaan tanah. Pengenalan tanah
sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman timbul jauh sesudah itu.

14
2. Tanah sebagai Medium Untuk Pertumbuhan Tanaman

Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/0a4a37b4449ce9b5b9074124
080f2e88.pdf
Tanah merupakan daerah peralihan antara yang hidup dan yang mati tempat tumbuh
menggabungkan energi surya dan karbondioksida dari atmosfer dengan hara dan air dari
tanah menjadi jaringan hidup. Kebudayaan manusia sampai pada pandangan berburu
tanah merupakan medium untuk pertumbuhan dana. Pada tahun 3000 SM, desa-desa
pertanian bermunculan hingga ke Skandinavia di Eropa.
Para petani tersebut telah dapat mengenal perbedaan tanah dan lebih menyukai tanah
berlumpur (tanah yang berkembang dari loes, yaitu lumpur halus (silt) yang tertiup
angin). Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan tanah untuk memberikan hasil
pertanian untuk menentukan pajak. Dari semua konsep tanah, yang paling penting bagi
kebanyakan orang adalah konsep tanah sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman.
Yang tidak kalah penting, tanah berfungsi untuk memasok hara yang dibutuhkan
tumbuhan dalam bentuk ion organik. Tanah subur secara terus-menerus akan
menyediakan hara terlarut dalam jumlah dan proporsi relatif yang sesuai untuk
pertumbuhan optimum tumbuh-tumbuhan. Hara penting tersebut terdiri dari hara
metalik, yaitu K, Ca, Fe, dan Cu, dan hara nonmetalik yaitu N, S, P, dan B.

15
3. Tanah sebagai Campuran Bahan

Sumber : https://indonusa-conblock.com/jenis-jenis-bahan-bangunan-alami-serta-
kegunannya/
Tanah dianggap sebagai satu di antara 4 komponen dasar semua benda, selain api, air,
dan udara. Konsep tanah sebagai campuran bahan berguna dalam membahas tanah
sebagai teknik, tanah sebagai sistem 3 fase, dan tanah sebagai produk buatan pabrik.
 Konsep Tanah Teknik
Tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang tak terkonsolidasi (dikokohkan) yang
tersusun dari partikel padat yang terpidah-pisah dengan cairan dan gas yang menduduki
ruangan-ruangan antarpertikel tersebut. Longsoran tanah dan batuan di sepanjang jalan
raya merupakan masalah teknik biasa di pegunungan. Tanah rabuk cenderung untuk
mengendap dan tidak cocok sebagai bahan landasan untuk jalan dan bangunan.
 Tanah sebagai Sistem 3 Fase
Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem 3 fase yang terdiri atas padatan, cairan, dan
gas. Fase padat terdiri atas partikel mineral yang membentuk kerangka yang padatnya
humus atau partikel organik terabsorpsi. Fase cair kebanyakan adalah air dari presipitasi,
yang terdapat sebagai lapisan yang mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruang
pori yang lebih kecil. Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan
atmosfer. Kegiatan biologis, seperti pernapasan akar, penguraian bahan organik,
menyerap oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Akibatnya, terdapat difusi
(penyebaran) oksigen yang terus-menerus dari atmosfer ke dalam tanah dan
karbondioksida dari tanah ke atmosfer.
Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik secara langsung satu sama lain
melalu drainase, penguapan/pertumbuhan tanaman, ruangan pori yang diduduki air
menjadi terisi oleh udara lagi. Lapisan tanah bawah bercirikan bahan organik yang jauh
lebih sedikit dibanding tanah permukaan. Tanah organik, seperti rabuk atau gambut,
mempunyai lebih banyak bahan organik dibanding bahan mineral.

16
 Tanah sebagai Tubuh yang Terorganisasi
Pengetahuan tentang tanah menimbulkan keperluan akan konsep tanah yang dapat
menampung kenyataan-kenyataan baru. Cara memandang tanah yang revolusioner
dikembangkan Dokuchaev di Rusia sekitar 1870. Ia mengamati berbagai macam tanah
dan mengamati bahwa tanah tertentu berulang ulang terdapat pada situasi tertentu.
Bahwa setiap macam tanah mempunyai morfologi unik yang terdiri karena kombinasi
iklim, makhluk hidup (tumbuhan dan hewan), bahan induk tanah, fotografi, dan umur
lahan. Tanah adalah produk evolusi dan berubah mengikuti waktu.

 Tanah sebagai Sumber Daya Alam


Perubahan penggunaan dan intensitas pendayagunaan tanah merupakan bagian dari
perkembangan. Perubahan-perubahan ini akan membantu memperjelas tekanan masa
kini dan mendatang yang kiranya akan meningkat sehubung dengan penggunaan tanah
dalam masyarakat. Hal ini sering mengakibatkan kehidupan normal dan (pengembara),
karena orang yang mengikuti migrasi hewan atau berimigrasi mengikuti musim untuk
memperoleh makan yang cukup. Keadaan alami diperlukan untuk menunjang satu orang
dalam ekonomi pengumpul makanan.

 Tanah sebagai Peralihan Tempat kita Hidup


Pendayagunaan tanah adalah konsep tanah sebagai daerah peralihan antara atmosfer dan
litosfer. Di sampin sebagai sumber daya dasar untuk produksi makanan, tanah
menampung dan memurnikan air serta membuang limbah. Tanah sendiri dapat
merupakan pencemar berupa debu di udara dan berupa sedimen dalam air. Konsep
pendayagunaan tanah diolah menjadi konsep yang mempertimbangkan dampak
pendayagunaan tanah terhadap semua segi kehidupan termasuk mutu lingkungan.

 Fungsi Umum Tanah


1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan
asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
kesediaan hara)
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau
tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,

17
maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
5. lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor,
supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara.
6. Sebagai tempat berdiri tegak nya dan bertumpunya sebuah tanaman.
7. Untuk penyediaan dan gudangnya air bagi suatu tanaman.

 Fungsi Tanah bagi Tanaman


Tanah merupakan sumber daya alam yang penting dan dibutuhkan oleh semua
makhluk hidup. Tanpa adanya tanah, tidak akan ada kehidupan di muka bumi, khususnya
di daratan. Tanah merupakan media yang sangat baik untuk menanam tanaman atau
tumbuhan. yang berbeda-beda juga memengaruhi kesuburan tanaman yang ditanam.
Namun, tanah tetap merupakan media tanam yang sangat baik, tentu saja dengan
mencampurnya beberapa bahan yang dapat menyuburkan tanaman, seperti pupuk
organik dan lain sebagainya. Selain menjadi media tanam yang baik, masih ada lagi
fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh tanah.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai fungsi-fungsi tanah bagi
tanaman atau tumbuhan, khususnya sebagai media tumbuh bagi tanaman. Fungsi atau
manfaat tanah ini tentu saja akan menjadikan kita lebih menyadari akan pentingnya tanah
dan pentingnya menyediakan lahan kosong untuk bisa ditanami oleh pepohonan atau
tanaman. Berikut ini merupakan manfaat atau fungsi tanah bagi tanaman/ tumbuhan
sebagai media tanam:
1) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
Fungsi atau manfaat dari tanah bagi tanaman yang pertama adalah tanah sebagai
tempat tumbuh dan tembat berkembangnya perakaran. Dalam fungsi ini, tanah yang
mempunyai dua peranan utama, yakni sebagai penyokong tegak tumbuhnya trubus
atau bagian atas tanaman, dan sebagai penyerap zat- zat yang dibutuhkan oleh
tanaman.

2) Penyedia kebutuhan primer tanaman


Tidak hanya manusia saja yang belajar kebutuhan dan mempunyai kebutuhan
primer. Namun semua makhluk hidup juga mempunyai kebutuhan primernya
masing- masing, tak terkecuali tanaman. Tanah merupakan media yang
menyediakan kebutuhan primer dari tanaman untuk dapat melaksanakan aktivitas
metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi. Beberapa

18
kebutuhan primer dari tumbuhan yang disediakan oleh tanah, meliputi air, serta
unsur- unsur hara lainnya.
3) Penyedia kebutuhan sekunder tanaman
Selain mempunyai kebutuhan primer, ternyata tumbuhan juga mempunyai
kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder dari tanaman atau tumbuhan ini dengan
tujuan agar tanaman tersebut bisa melakukan aktivitasnya secara optimum.
Beberapa bahan yang menunjang aktivitas tanaman agar berjalan optimum antara
lain zat- zat aditif yang diproduksi oleh biota, terutama oleh mikroflora tanah seperti:
a) Zat- zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam- asam organik khas),
b) Antiboitik dan juga toksin yang berguna sebagai anti penyakit tanaman yang
ada di dalam tanah
c) Senyawa atau enzim yang berguna dalam penyediaan kebutuhan primer atau
transformasi zat- zat toksin eksternal seperti pestisida dan limbah industri yang
berbahaya.
4) Sebagai habitat biota tanah
Fungsi tanah sebagai habitat biota tanah ini baik yang bersifat positif karena terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder
tanaman tersebut, maupun yang bersifat negatif karena merupakan hama penyakit
pada tanaman.
Fungsi Tanah Lainnya :
a. Produksi biomassa, yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran,
sumber hara dan zat pendukung pertumbuhan.
b. Penyaringan, penyangga dan pengubah antara atmosfer, air tanah dan akar
tanaman.
c. Habitat biologi dan konservasi genetik.
d. Sebagai ruang infrastruktur untuk teknik, industri dan sosial ekonomi serta
pembangunannnya
e. Sebagai sumber daya energi, material dasar, pertambangan dan air
f. Sebagai sumber keindahan dan warisan budaya

19
2.3 Komponen Tanah

Sumber :
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12015/05.%20BAB%20II.pdf?seq
uence=6&isAllowed=y

Sebagai bagian dari ekosisitem bumi, tanah berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer,
litosfer dan biosfer, oleh karenanya tanah mengandung udara (dari atmosfer), air (dari
hidrosfer), mineral (dari litosfer) dan bahan organik (dari biosfer). Keempat komponen
itu merupakan komponen utama penyusunan tanah. Bahan-bahan penyusun tanah
tersebut jumlahnya masing-masing berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap
lapisan tanah. Proporsi relatif keempat komponen tanah tersebut sangat mempengaruhi
sifat-sifat dan produktivitas tanah. Di dalam tanah keempat komponen tersebut
bercampur, walupun sepertinya tanah itu seluruhnya padat, tetapi sebenarnya sekitar
separuh dari tanah adalah padatan (mineral dan bahan organik) dan separuhnya lagi ruang
pori yang berisi air dan udara.

20
1. Komponen Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan, oleh karenanya
susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batuan
yang dilapuknya. Pelapukan memecah batuan dan mineral, memodifikasi atau
menghancurkan sifat fisik dan kimianya dan hancuran yang halus dan terlarut dibawa ke
hilir atau tetap. Pelapukan juga mensintesis mineral baru yang kelak akan menjadi tanah.
Sifat dan jenis batuan dan mineral yang melapuk menentukan laju dan hasil dari
penghancuran dan sintesis tersebut. Mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral
primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari
batuan yang dilapuk, sementara mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang
terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung.

2. Komponen Organik
Komponen organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Pengaruh bahan
organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman
adalah: sebagai glanulator (memperbaiki struktur tanah), sumber unsur hara, menambah
kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsur-unsur hara dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik
halus atau humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran
bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Kerangka penyusun
tanah tidak hanya terdiri atas bahan mineral saja (tubuh tanah mineral). Bahan organik
juga mempunyai kontribusi (tubuh tanah organik). Kontibusi bahan organik terhadap
tanah sebagai tubuh alam adalah sumber N tanah dan unsur hara lainnya, terutama S dan
P; berperan penting dalam pembentukan struktur tanah; mempengaruhi keadaan air,
udara, dan temperatur tanah; serta mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan mati yang sebagian terdekomposisi dan
mengalami modifikasi, serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan.
Berdasarkan definisi konvensional bahan organik, bahan tanaman yang kasar (diameter
>2 cm) atau verterbrata tidak termasuk di dalamnya. Humus merupakanistilah yang
sangat populer dan terbentuk dari bermacam-macam senyawa organik, sedangkan bahan
organik merupakan istilah yang lebih netral. Istilah C-organik digunakan untuk

21
menghindarkan kesalahan dan untuk tujuan klasifikasi karena data C-organik diperlukan
sebagai kriteria pembeda horizon dan jenis tanah. Humus merupakan bahan organik tanah
yang sudah mengalami perubahan bentuk dan bercampur dengan bahan mineral tanah.
Ada bermacam-macam definisi humus, tetapi tidak ada satu pun yang tepat benar.

3. Komponen Air
Air terdapat di tanah karna ditahan atau diserap masa tanah, tertahan oleh lapisan
kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Bagi tanaman air sangat
berguna, diantaranya sebagai unsur hara tanaman dimana tanaman memerlukan air dari
tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses
fotosintesis. Air juga berguna sebagai pelarut unsur hara, sehingga unsur-unsur hara yang
terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. Air mempunyai
arti yang sangat penting berdasarkan 2 gatra utama, yakni sebagai berikut.
a) Gatra ekologi, air diperlukan dalam pertumbuhan tanaman dan pengangkutan
unsur hara dalam bentuk larutan.
b) Gatra pedologi, air merupakan faktor penting dalam semua proses pedogenesis:
pelapukan, penggayan humus, mobilitas-unsur, pelindian, translokasi,
perpindahan, dan lain lain
Neraca air di dalam tanah ditentukan berdasarkan curah hujan efektif (jumlah curah
hujan-semua bentuk kehilangan), termasuk intersepsi oleh tajuk tanaman; kehilangan
melalui kondensasi sangat kecil sehingga diabaikan; kehilangan bentuk aliran (limpasan
permukaan tanah dipengaruhi kondisi topografi); infiltrasi; kapasitas retensi air; serta
kehilangan transpirasi melalui tanaman disana evaporasi dari permukaan tanah.
Limpasan permukaan dan pengatusan terjadi melalui saluran dan sungai. Proses
masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah disebut insiltrasi; sedangkan gerakan
air di dalam tanah karena gaya gravitasi disebut perkolasi. Sebagian air perkolasi
diadsorbsi oleh partikel tanah dan berada dalam pori tanah karena gaya kapiler. Air yang
diikat partikel tanah dan air kapiler disebut sebagai lengas tanah yang sebagian dapat
dimanfaatkan tanaman, sebagaian lagi terus mengalir sebagai air perkolasi dan
selanjutnya bergabung dengan air tanah. Air tanah dapat naik melalui gaya kapilaritas
untuk mengisi pori tanah yang kehilamngan lengas.

22
4. Komponen Udara
Udara tanah seperti halnya air tanah mempunyai peranan penting ditinjau dari
aspek ekologi (respirasi perkaran tanaman dan mikroorganisme) dan pedogenesis (proses
oksidasi dan reduksi). Kandungan air dan udara dalam pori tanah saling tergantung.
Apabila tanah dijenuhi air maka kandungan udara 0 kecuali udara yang larut dalam
larutan tanah; pada kondisi tanah kering seluruh ruang pori terisi udara. Kandungan udara
pada kapasitas lapangan disebut kapasitas udara, dan ini sesuai dengan bagian pori tanah
yang tidak terisi air (pori > 10µm). Kapaitas udara bervariasi tergantung pada volume
pori dan kandungan air pada kapasitas lapangan dengan nilai rerata kurang lebih 40%
untuk pasir, 20% persen untuk geluh dan debu, dan 10% untuk lempung.

a) Komposisi udara tanah


Komposisi udara tanah berbeda dengan komposisi udara atmosfer karena respirasi
perakaran dan organisme tanah (memerlukan O₂ dan melepaskan CO₂ (Tabel dibawah
ini); kandungan CO₂ udara di permukaan tanah kurang lebih 10 kali lebih besar daripada
CO₂ atmosfer.
Tabel 1.1
Komposisi Udara Dalam Tanah
O₂ CO₂ N
Atmosfer 20,95 0,03 79,0
Tanah <20,6 >0,2 =79,0

Sumber : Sutanto, Rahman (2005)


Apabila pertukaran gas terhambat, kandungan CO₂ udar adi lapisan tanah
bawahan dapat mencapai lebih dari 10% dengan O₂ kurang dari 10% dan hal ini akan
menghambat pertumbuhan perakaran.

23
b) Pertukaran gas
Perbedaan tekanan antara atmosfer dan tanah yang dihasilkan oleh fluktuasi
temperatur dan tekanan udara, angin, dan penggantian udara oleh air hujan mempunyai
pengaruh kecil terhadap gerakan gas antara tanah dan atmosfer. Pertukaran gas terjadi
secara difusi yang disebabkan oleh perbedaan tekanan parsial O₂ dan CO₂ antara tanah
dan atmosfer. Tekanan parsial oksigen cukup tinggi dan CO₂ lebih rendah di atmosfer
sehingga oksigen bergerak ke dalam tanah dan CO₂ mengalir keluar dari tanah. Proses
ini dikenal sebagai respirasi tanah. Besarnya pertukaran gas tergantung pada
permeabilitas tanah ke udara yang diukur berdasarkan frekuensi pori yang terisi udara
dan kontinuitasnya, dan hal ini dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, struktur, dan
kandungan air. Besarnya pertukaran gas berturut-turut: tanah pasir > geluh > debu >
lempung.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kualitas tanah dipengaruhi oleh batuan induk yang menjadi penyusun tanah tersebut.
Tanah terbentuk melalui proses yang panjang hingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
sehari-hari, misalnya untuk pertanian, dibuat kerajinan, bercocok tanam, dibuat bahan baku,
dan lainnya. Jenis tanaman yang tumbuh pada satu tempat berbeda dengan tanaman yang
tumbuh pada tempat lain karena bergantung pada struktur tanahnya dan asal bahan pembentuk
tanah tersebut. Tanah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas
yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi
bahan organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi.
Komponen penyusun tanah :
a) Bahan Padatan berupa bahan mineral
b) Bahan Padatan berupa bahan organik.
c) Air
d) Udara

3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi tentang pencemaran tanah, disarankan pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada.

25
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, C. P. (2018). Penyehatan Tanah. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-


content/uploads/2018/09/Penyehatan-Tanah_SC.pdf, 7-10.
Kurniawan, A. (24 Agustus 2022). https://www.gurupendidikan.co.id/author/ariskurniawan/.
Rahmat. (2017). Geografi Tanah. https://dokumen-makalah.blogspot.com/2014/12/makalah-
tanah.html.

26

Anda mungkin juga menyukai