Anda di halaman 1dari 24

AN

I
P
A

S
E
K
O
L
A
H

I
I
I
T
A
N OLEH
A
H PUTU AYU DANTI ISWANI NIM. 1613071003
I MADE ARTA CAHYANA NIM. 1613071004
D NI LUH PUTU WIWIK WULANDARI NIM. 1613071038
A I DW. AYU MADE RATNA DEWI NIM. 1613071045
N

K
E JURUSAN PENDIDIKAN IPA
B FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
E UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
R SINGARAJA
L 2018
A
N
G
S
U
N
G
A
N

K
E
H
I
D
U
P
K TA PENGANTAR
A
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan berkat,
rahmat, karunia dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanah
dan Keberlangsungan Kehidupan” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Penulis menyusun
makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah IPA Sekolah III yang diampu oleh
Bapak Dr. I Nyoman Suardana, M.Si dan Ibu Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd.
Selama proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui permasalahan dan hambatan, tetapi
berkat adanya bantuan dari berbagai pihak yang terkait, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih
yang mendalam atas bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak yang terkait.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan referensi dalam penulisan makalah yang serupa,
serta dengan hati yang tulus penulis tak lupa memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada hal-hal yang
tidak berkenan, semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, mebalas budi baiknya.

Singaraja, 03 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2


1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Tanah ...................................................................................... 4
2.2 Proses Pembentukan Tanah ..................................................................... 5
2.3 Komponen Tanah ..................................................................................... 7
2.4 Peranan Tanah .......................................................................................... 9
2.5 Peran Organisme Tanah ......................................................................... 11
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
3.2 Saran ....................................................................................................... 16
Daftar Pustaka
Lampiran LKS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang tersusun atas bahan organik dan mineral. Campuran
mineral dapat berupa batuan yang telah lapuk. Sementara bahan organik berasal dari tumbuhan atau
hewan yang telah mati dan terurai. Tanah terbentuk dari pelapukan batu secara biologis, fisika, dan
kimiawi. Komponen tanah berupa batuan, udara, air, humus, mineral, dan komponen organik. Tanah
merupakan aspek penting dalam kehidupan, mempunyai peranan penting dan merupakan pondasi utama
dari semua kegiatan yang di lakukan oleh manusia. Tanah merupakan tempat tinggal milyaran makhluk
hidup yang sangat berperan dalam menjaga kelangsungan hidup di bumi, seperti berbagai jenis
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Tumbuhan sebagai produsen nomor satu sangat bergantung pada
tanah untuk berkembang biak. Tumbuhan memerlukan unsur hara atau nutrisi pada tanah yang berupa
mineral-mineral dan air yang terkandung dalam tanah. Makhluk hidup yang tak tampak oleh penglihatan
kita yang terdapat dalam tanah bukanlah makhluk hidup yang tidak berguna, justru organisme itulah yang
membantu menyediakan nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan. Selain itu, beberapa tumbuhan, misalnya
tanaman polong-polongan dan kacang-kacangan membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk
membantu akar melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara. Karena tanah merupakan aspek penting
dalam menjaga keberlangsungan kehidupan, sehingga diperlukan pengetahuan yang lebih tentang tanah
itu sendiri agar kita mampu menjaga kelestarian tanah dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Ilmu yang mempelajari proses terjadinya tanah, perkembangan tanah, persoalan tanah, dan penyebaran
tanah dipermuakaan bumi disebut dengan geografi tanah. Pada makalah ini akan dibahas tentang
pengertian tanah, proses pembentukan tanah, komponen tanah, peranan tanah, dan peranan organisme
tanah.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, adapun beberapa rumusan masalah yang dapat menulis
rumuskan, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan tanah?.
2. Bagaimanakah proses pembentukan tanah?.
3. Apa saja komponen-kompenen yang terdapat di dalam tanah?.
4. Bagaimana peranan tanah bagi makhluk hidup lain?.
5. Bagaimana peran organisme yang terdapat di dalam tanah?.

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan tersebut, tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian tanah.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan tanah.
3. Untuk mengetahui komponen-kompenen yang terdapat di dalam tanah.
4. Untuk mengetahui peranan tanah bagi makhluk hidup lain.
5. Untuk mengetahui peran organisme yang terdapat di dalam tanah.

1.4. Manfaat

Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Penulis

Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis, yaitu telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis
seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Selain itu, penulis juga mendapat ilmu untuk
memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini serta pengalaman mengenai teknik
penulisan makalah yang benar.
2. Bagi Pembaca

Manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca, yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
mengenai pengertian tanah, proses pembentukan tanah, komponen-komponen tanah, peran tanah, dan
peran organisme tanah, sehingga dapat memberikan
pengetahuan lebih dan bermanfaat bagi pembaca. Selain itu makalah ini juga dapat dijadikan sebagai
referensi dalam menulis makalah dengan materi tanah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tanah

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia, sebagaimana kita lihat
segala kebutuhan hidup manusia dari produk yang bahan-bahannya hampir seluruhnya tersedia di dalam
tanah. Tanah dapat diartikan sebagai suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai
hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Berdasarkan pendekatan geologi, tanah diartikan sebagai
lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh
gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
Tanah merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi
akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah, dan
lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto, 2010). Secara singkat tanah dapat diartikan sebagai
campuran dari batuan yang telah lapuk, penguraian bahan organik, mineral, air, dan udara (Zubaidah,
2015).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara;
secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi; dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat
aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-
obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
2.2. Proses Pembentukan Tanah

Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan besar yang gersang dan tidak
ditumbuhi tanaman apapun. Batuan-batuan tersebut mengalami proses sangat panjang yang melibatkan
beragam faktor pembentukan tanah sehingga membentuk beragam jenis tanah seperti tanah gambut,
tanah liat, tanah humus, dan lain sebagainya. Proses yang juga dikenal dengan istilah proses
pembentukan tanah inilah yang membuat batuan tersebut mengalami perubahan bentuk menjadi tanah.
Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan
tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan batuan, pelunakan
struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan. Berikut akan dijelaskan keempat proses
terbentuknya tanah tersebut.
a. Proses Pelapukan Batuan

Batuan yang berada di permukaan bumi karena pengaruh iklim lambat laun mengalami proses pelapukan.
Pada proses ini terjadi penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan
kimianya. Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya pelapukan, seperti sinar matahari, perubahan
suhu yang ekstrim, dan hujan. Berdasarkan faktor penyebabnya, pelapukan dapat digolongkan menjadi
tiga jenis, yaitu pelapukan fisik, pelapukan kimia, dan pelapukan biogis.
1. Pelapukan Fisik

Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa
mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru. Pelapukan fisik
dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang terjadi dengan sangat ekstrim. Perubahan suhu secara
drastis membuat ikatan batuan menjadi lapuk dan mudah mengalami cracking (pemecahan).
2. Pelapukan Kimia

Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral
ke dalam unsur-unsur penyusunnya karena pengaruh reaksi kimia yang biasa disertai dengan
pembentukan mineral-mineral baru. Mineral baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah
disebut mineral sekunder, sedangkan mineral asli disebut mineral primer. Penyebab utama pelapukan
kimia adalah air (air yang penuh gas O2 dan CO2 menjadi katalisator reaksi kimia). Reaksi kimia yang
melarutkan dan menguraikan mineral-mineral, antara lain oksidasi, reduksi, hidratasi, hidrolisis,
pembentukan senyawa karbonat, dan pelarutan.
3. Pelapukan Biologis

Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat
tinggi maupun yang tingkat rendah. Akar tumbuhan tingkat tinggi masuk ke dalam celah-celah (retakan)
batuan dan membantu memecahkan batuan. Mikro dan makro organisme mempertinggi kandungan CO 2
karena pernafasan dan juga menambah keasaman tanah. Penguraian sisa organisme oleh mikroba tanah
juga menghasilkan CO2, asam-asam organik, dan anorganis yang membantu mempercepat proses
pelapukan secara kimia. Jenis pelapukan ini berlangsung secara terus menerus setelah tanah terbentuk
dan siap digunakan sebagai media hidup beragam jenis hewan dan tumbuhan mikro. Bisa dikatakan
bahwa pelapukan biologi adalah pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang nantinya terbentuk.
b. Proses Pelunakan Struktur Batuan

Setelah mengalami pelapukan, batuan-batuan remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian
mengalami pelunakan. Dalam hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat tersebut
masuk dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan sehingga terjadi pelapukan di dalam batuan
untuk melunakan struktur batuan. Pada tahap ini, calon makhluk hidup (organic matter) mulai dapat
tumbuh di lapisan
permukaan batuan karena sudah terdapat air dan udara yang dapat mendukung kehidupan. Akan tetapi,
organisme yang dapat berkembang pada tahapan proses pembentukan tanah ini terbilang masih sangat
terbatas, misalnya lumut dan mikroba. Lumut tersebut dapat membuat batuan menjadi berlubang
sehingga dapat dimasuki oleh tumbuhan kecil.
c. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis

Setelah tahapan pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah dilanjutkan dengan
tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhan-tumbuhan ini berukuran lebih besar dari lumut,
misalnya seperti rumput. Akar-akar tumbuhan tersebut kemudian masuk ke dalam batuan yang telah
lunak dapat membantu memecah batuan tersebut. Pada tahapan inilah proses pelapukan biologi dimulai.
Selain itu, air yang membawa asam humus juga dapat menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan.
Batuan yang hancur tersebut akan menjadi unsur mineral pembentuk tanah.
d. Proses Penyubuaran

Pada tahap ini, tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik. Tanah
yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses pelapukan batuan akan
bertambah subur dengan adanya pelapukan materi-materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan
yang mati di permukaan. Mikroorganisme tanah memegang peran penting dalam hal ini. Batuan sudah
menjadi tanah yang subur dan dapat ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan.

2.3. Komponen Tanah

Tanah merupakan bagian permukan bumi tempat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan serta tempat
hidupnya berbagai jenis hewan dan milyaran mikroorganisme. Tanah memiliki beberapa komponen
seperti berikut:
a. Batuan

Batuan merupakan bahan padat yang terbentuk secara alami yang tersusun dari campuran mineral dan
senyawa dengan berbagai
komposisi. Para ahli geologi mengelompokkan batuan menjadi 3 jenis berdasarkan proses terjadinya
yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Jenis-jenis batuan tersebut sudah pernah kamu pelajari pada
saat Sekolah Dasar. Batuan dapat berasal dari magma gunung berapi yang mendingin. Batuan-batuan
yang ada di bumi tersebut mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk tanah.
b. Udara

Meskipun tanah adalah benda yang kelihatannya padat, tetapi sebenarnya pada tanah tersebut terdapat
rongga-rongga yang berisi udara. Rongga udara terdapat di antara partikel (butiran) tanah. Selain di
antara partikel tanah, rongga udara juga terdapat di antara batuan yang terdapat di tanah, di antara batuan
dan partikel tanah, di antara partikel tanah dengan akar tumbuhan ataupun di antara akar tanaman dengan
batu. Rongga udara juga dapat terbentuk oleh aktivitas hewan tanah, misalnya cacing.
c. Humus

Humus adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi (penguraian) hewan atau
tumbuhan yang telah mati, daun yang gugur, ataupun feses oleh bakteri dan jamur. Humus adalah tanah
yang memiliki tekstur gembur dan memiliki banyak pori-pori sehingga memungkinkan untuk terjadinya
pertukaran udara. Kondisi tersebut menyebabkan akar memperoleh cukup udara dan tanah humus
mampu mempertahankan air sehingga tanah selalu lembab. Selain itu humus juga mengandung
mineralmineral dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan.
d. Air

Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup, seperti bakteri, cacing, jamur, tumbuhan,
dan lainlainnya. Makhluk hidup yang hidup di tanah pada umumnya butuh kelembaban tanah.
Kelembaban tanah disebabkan karena keberadaan air di dalam tanah. Begitu pula tumbuhan juga
membutuhkan air. Air diserap oleh tumbuhan setelah air menembus tanah dan mencapai akar.
e. Mineral

Tanah dapat berasal dari pelapukan batuan dan kerak bumi. Kerak bumi memiliki tebal 10-15 kilometer
atau bahkan lebih. Kerak bumi banyak memiliki kandungan mineral berupa ion-ion positif dan negatif.
Beberapa contoh ion positif yang ada di tanah yaitu kalium (K +), kalsium Ca2+), dan magnesium (Mg2+).
Sedangkan ion-ion negatif yang ada di tanah yaitu nitrat (NO 3-), fosfat (H2PO4-), dan sulfat (SO42-). Ion-
ion tersebut merupakan nutrisi bagi tumbuhan yang diserap melalui akar. Kandungan mineral dalam
tanah yang berbeda-beda menentukan sifat dan karakter suatu tanah.
Tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di dalamnya tetapi juga sifat fisika dan
kimia tanah. Sifat fisika tanah mencakup tekstur dan struktur tanah.Salah satu sifat kimia tanah yang
menjadi indikator kesuburan tanah adalah derajat keasaman atau pH tanah. Tanah yang subur memiliki
pH tanah sekitar 7. Pada kisaran pH tersebut tumbuhan dapat menyerap nutrisi secara optimal.
f. Komponen Organik

Tanah merupakan tempat hidup dari beberapa makhluk hidup mulai dari bakteri, jamur, alga, serangga,
dan cacing tanah. Organisme tanah tersebut menguraikan bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup
sehingga menghasilkan meterial organik di dalam tanah.

2.4. Peranan Tanah bagi Makhluk Hidup Lain

Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup, termasuk tempat hidup bagi tumbuhan.
Tumbuhan misalnya pohon jeruk tidak mampu berpindah-pindah untuk mencari kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, tanah harus dapat menyediakan segala keperluan hidup bagi pohon jeruk tersebut
sehingga dapat terus tumbuh dan menghasilkan buah sehingga dapat kita nikmati. Tumbuhan
memerlukan unsur hara atau nutrisi pada tanah yang berupa mineral-mineral dan air yang terkandung
dalam tanah. Beberapa tumbuhan, misalnya tanaman polong-polongan dan kacang-kacangan
membutuhkan bakteri yang ada di tanah untuk membantu akar melakukan
penyerapan dan pengolahan zat hara. Berikut peran tanah bagi makhluk hidup.
a. Tempat Hidup Hewan dan Bakteri

Tanah berfungsi sebagai tempat hidup bagi berbagai macam hewan. Selain hewan, pada tanah juga
terdapat bakteri meskipun tidak dapat dilihat pada saat pengamatan. Bermilyar-milyar hewan dan bakteri
hidup di atas dan dalam tanah.
b. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia

Berbagai aktivitas manusia seperti sepak bola, bermain kelereng, dan lainnya dilakukan di atas tanah.
Rumah sebagian besar manusia dibangun di atas tanah. Manusia juga menggunakan berbagai jenis tanah
sebagai bahan bangunan rumah. Berbagai macam barang kerajinan dan perabotan rumah tangga juga
banyak yang dibuat dari tanah. Misalnya kerajinan tangan dari tanah liat seperti gerabah, keramik, teko
atau poci.
c. Penyedia Tambang atau Bahan Galian.

Selain mengandung nutrisi yang penting bagi tumbuhan, tanah menyimpan berbagai macam logam,
batubara dan minyak bumi yang dibutuhkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Emas, perak, timah, dan benda logam lain tersebar luas di dalam tanah, tetapi hanya beberapa wilayah di
Indonesia yang tanahnya mengandung logam-logam tersebut. Batubara dan minyak bumi juga tersimpan
di tanah, sehingga perlu dilakukan penambangan dan pengeboran untuk mendapatkannya.
d. Penyedia dan Penyaring Air

Sumber air berada di dalam tanah, meskipun banyak juga yang terdapat di atas permukaan tanah
misalnya danau, sungai, dan laut. Agar dapat memperoleh air tanah, kita biasanya menggali tanah sampai
beberapa meter untuk membuat sumur. Air tanah banyak dimanfaatkan oleh hewan, tumbuhan, dan
manusia. Air bersih yang berasal dari tanah biasanya dimanfaatkan untuk minum, mandi, mencuci, dan
memasak oleh masyarakat. Rumah tangga dan industri banyak menghasilkan limbah berupa air. Air kotor
sisa buangan rumah tangga atau industri ada
3. Memangsa
bakteri dan jamur
yang diolah dan3. ada juga yang langsung
Jamurdibuang
(fungi) ke tanah1.melalui
Sangat aliran sungai.
penting Mikoriza dan
Beberapa bahan penyebab polusi (polutan) yang masuk ke tanah
dalam yang melalui air atau secara langsung
Rhizobium
masuk ke tanah dapat dinetralkan dan menjadi bahan yang tidak membahayakan
dekomposisi lingkungan. Hal ini
karena di dalam tanah terdapat bakteri atau mikroorganisme yang berfungsi
senyawa organik menguraikan senyawa
kompleks atau yang berbahaya menjadi lebih sederhana dan yangtidak merusak lingkungan.
resisten
terhadap
2.5. Peran Organisme Tanah pelapukan (lignin)
2. Hifanya
Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakanberperan
semua makhluk
penting hidup baik hewan (fauna)
maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian daridalam fase hidupnya berada dalam sistem tanah.
Tanah menyimpan milyaran organisme di dalamnya. Selain makhluk hidup yang tampak secara kasat
pembentukan
mata, di dalam tanah juga terdapat milyaran organisme yang tinggal
struktur di dalamnya. Organisme tanah pada
(mengikat
umumnya berada pada lapisan tanah bagian atas, kurang partikel
lebih 10tanah)
cm di 3.
bawah permukaan tanah.
Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100% dilakukan Bebepa
oleh jamur dan bakteri. Beberapa contoh
jenis
mikroorganisme dalam tanah antara lain sebagai berikut. jamur bersimbiose
dengan perakaran
tanaman untuk
meningkatkan
Hasil dari aktivitas biologis yang dilakukan oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme
pengambilan air inilah yang dapat
mempengaruhi kesuburan, tekstur tanah, dan kegemburandan tanah.
haraBerikut
serta ini uraian lebih lanjut tentang
beberapa peranan organisme tanah. menekan populasi
1. Dekomposer penyakit

Organisme tanah melakukan dekomposisi atau penguraian terhadap bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa makhluk hidup. Misalnya, daun-daun yang telah jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad
hewan yang telah mati menjadi materi organik yang lebih sederhana. Selain menguraikan materi organik,
organisme tanah juga dapat membantu pelapukan bantuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang
biasa kita sebut mineral tanah. Materi organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan
zat hara atau nutrisi bagi tanaman. Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dimanfaatkan untuk
membuat pupuk kompos, yaitu pembuatan pupuk dari bahan organik.
No. dalam Tanah
2. Pereaksi Kimia Jenis Peran dan Fungsi Contoh
Mikroorganisme
1.
Bakteri yang terdapat Bakteri
di tanah terlibat 1. Perubah
dalam reaksi penguraian bahan
materi organik.Nitrosomonas,
Misalnya bakteri
Nitrosomonas yang terlibat dalam organik 2. Ozotobakter, dan
Memonopoli Rizobium
dalam reaksi
enzimatik
(oksidasi dan
Fiksasi) 3.
Senyawa
ekstraselluler
berperan sebagai
pengikat (binding
agent) partikel-
partikel tanah
2. Protozoa 1. Mempercepat Amoeba, Siliata,
tersedianya unsur dan Flagelata
hara bagi tanaman
2. Dekomposisi
bahan organik
reaksi penguraian materi organik kompleks yang berasal dari sisa makhluk hidup menjadi nitrat, senyawa
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Mikoriza, yaitu jamur yang mampu membantu tanaman untuk
meningkatkan kemampuannya menyerap unsur hara berupa fosfor.
3. Pengurai Polutan dalam Tanah

Organisme tanah dapat berperan sebagai agen biologis yang mampu membersihkan polutan dalam tanah.
Organisme tanah menguraikan bahan kimia yang masuk ke tanah misalnya herbisida dari hasil pertanian.
Penguraian herbisida dapat dilakukan dengan lebih cepat jika aktivitas organisme tanah semakin tinggi.
Unsur racun dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena
terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah
parah.
4. Pencegah Penyakit Tanah

Pada kondisi normal ketika tanah memiliki jumlah senyawa organik dan aktivitas organisme yang tinggi
maka organisme tanah dapat melawan organisme penyakit yang masuk ke tanah. Kondisi tanah yang
normal dapat tercipta ketika aktivitas pertanian dan perkebunan tidak berlebihan dan tidak banyak
menggunakan bahan kimia untuk pupuk dan pestisida. Secara alami, organisme yang ada di tanah
memanfaatkan prinsip pengendalian biologis, yaitu predator dan mangsa sehingga organisme yang
mengganggu tanah dapat terkendali.
5. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran partikel yang menyusun tanah. Tekstur tanah juga
merupakan ukuran proporsi relatif berbagai ukuran partikel yang menyusun suatu tanah. Pembentukan
tekstur tanah ini tentunya tidak lepas dari bantuan beberapa makhluk hidup seperti cacing atau akar
tumbuhan yang mampu mempercepat pemecahan partikel-partikel tersebut dari batuan. Tanah dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya. Jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan
jumlah partikel penyusun yang paling banyak terdapat pada tanah tersebut. Partikel yang terdapat di
dalam
tanah adalah pasir, liat, dan debu. Tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda, oleh karena itu
tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti tanah lempung, tanah liat dan pasir, ataupun
tanah campuran dari ketiganya. Tekstur tanah tersebut juga akan mempengaruhi sifat-sifat tanahnya.
Tanah pasir memiliki tekstur yang berbutir sehingga memiliki porositas yang tinggi, artinya tanah pasir
kurang dapat menyimpan atau menahan air karena air akan mudah mengalir melewati celah-celah yang
cukup besar. Berbeda dengan tanah liat, tanah liat tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil
sehingga tanah liat dapat menyimpan air lebih lama. Sifat tanah akan mempengaruhi kemampuannya
dalam menyediakan nutrisi dan air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan yang hidup di
atasnya. Tanah yang subur memiliki perpaduan tanah lempung, tanah liat, dan pasir yang hampir sama.
Sifat dari perpaduan ketiga jenis tanah tersebut akan sangat menguntungkan tumbuhan di atasnya sebab
dengan adanya tanah liat yang sulit ditembus air maka kandungan air dalam tanah dapat terjaga. Adanya
pasir juga menguntungkan karena akan memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga memudahkan
selsel akar mendapatkan oksigen.
6. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah yang terikat satu sama lain menjadi suatu
gumpalan. Partikel-partikel tanah direkatkan oleh suatu perekat seperti bahan organik yang dihasilkan
oleh organisme tanah. Lendir yang dihasilkan oleh organisme tanah akan bercampur dengan tanah dan
membuat partikel tanah terkumpul membentuk gumpalan-gumpalan tanah. Gumpalan tanah yang baik
akan menunjang kehidupan organisme tanah dan juga menunjang pertumbuhan populasi organisme
tanah. Keberadaan jamur di tanah juga mampu membantu pembentukan gumpalan tanah.
Struktur tanah dan kegemburan tanah saling memiliki keterkaitan. Organisme tanah juga mampu
membuat pori-pori tanah yang dapat menggemburkan tanah dan memungkinkan udara masuk ke dalam
tanah (aerasi tanah). Pori-pori tanah dapat terbentuk karena adanya pergerakan
organisme tanah seperti cacing tanah, lipan, dan kaki seribu. Pori-pori tanah juga berguna untuk
meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Tanah yang memiliki aerasi dan jumlah air yang cukup, sangat
baik untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, yaitu tanah dapat diartikan
sebagai suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan
mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan. Proses pembentukan tanah terdiri dari empat proses, yaitu proses pelapukan
batuan, proses pelunakan struktur batuan, proses tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan.
Tanah memiliki beberapa komponen seperti, batuan, udara, humus, air, mineral, dan komponen organik.
Sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan, tanah mempunyai berbagai peranan bagi makhluk
hidup lain, yaitu sebagai tempat hidup hewan dan bakteri, penunjang kesehatan dan penyedia keperluan
manusia, penyedia tambang atau bahan galian, penyedia dan penyaring air. Tanah menyimpan milyaran
organisme di dalamnya yang mempunyai peranan tersendiri. Beberapa peranan organisme tanah tersebut,
antara lain sebagai decomposer, pereaksi kimia dalam tanah, pengurai polutan dalam tanah, pencegah
penyakit tanah, pemberi pengaruh pada tekstur tanah, dan pengatur kegemburan dan struktur tanah.

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu tanah merupakan komponen
yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan makhluk hidup, oleh karena itu tanah perlu dijaga
kelestariannya dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Daftar Pustaka

Aditya, Raden. Pembentukan Horizon Tanah. Tersedia pada:


http://www.academia.edu/29903900/PEMBENTUKAN_HORIZON_TANAH. Diakses pada: Selasa, 27
Noveber 2018.
Utomo, Muhajir., dkk. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Yulipriyanto, Hieronymus. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Zubaidah, Siti., dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX Semester II. Jakarta: Penerbit
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai