Anda di halaman 1dari 25

KIMIA LINGKUNGAN

DESINFEKTAN DAN MACAM - MACAM DESINFEKTAN AIR SERTA TEKNIK


SAMPLING-NYA

Nisa Fauzana (p21345121058)


Muhammd Ryan Rifa’i (p21345121048)
Sabilla Dewi Larasati (p21345121065)
Vita Cahya Sabrina (p21345121078)

KELOMPOK 9

D3 SANITASI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul DESINFEKTAN DAN MACAM - MACAM
DESINFEKTAN AIR SERTA TEKNIK SAMPLING-NYA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Desembra Lisa
S.Pd, M.Pd pada KIMIA LINGKUNGAN. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desembra Lisa S.Pd, M.Pd, selaku dosen mata
kuliah KIMIA LINGKUNGAN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, 17 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

I. Pengertian Desinfektan ......................................................................................................2


a. Desinfektan Air.......................................................................................................3
b. Cara Pengolahan Air Permukaan............................................................................5
c. Bahan Desinfektan..................................................................................................6
d. Zat Kimia yang Digunakan.....................................................................................9
II. Jenis Desinfektan Air....................................................................................................11
III. Cara Desinfeksi Air...........................................................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB 1

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit Pengertian lain dari
disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh
mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan. Disinfektan tidak memiliki daya
penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau
cemaran mineral. Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga
dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desinfektan air ?
2. Apa saja jenis desinfektan air ?
3. Apa saja teknik desinfektan air ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang desinfektan dalam kegiatan sehari-hari dan
konsep dasar kimia fisik dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

I. Pengertian Desinfektan

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan
dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan
tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai
salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses
sterilisasi.

Setidaknya ada 10 kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu

1) Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar


2) Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
3) Tidak toksik pada hewan dan manusia
4) Tidak bersifat korosif
5) Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6) Tidak berbau/ baunya disenangi
7) Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8) Larutan stabil
9) Mudah digunakan dan ekonomis
10) Aktivitas berspektrum luas

2
A. Disenfektan Air

Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak
dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air
berasal dari :

a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-
sumber lainnya.

Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air
dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. Masalah pencemaran serta efisiensi
penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami
di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Pada situasi darurat untuk mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi sangatlah sulit.
Secara umum ada beberapa sumber air yang dapat kita gunakan secara langsung atau melalui
pengolahan sederhana dulu:

A. AIR DARI PDAM

Air dari PDAM adalah yang termasuk bisa dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan
sehari-hari: masak, mandi, mencuci; air PDAM yang akan diminum harus direbus dahulu.
Namun air PDAM ini kadang belum tersedia diberbagai tempat.

B. AIR HUJAN

Air hujan adalah air murni yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun
melarutkan benda-benda diudara yang dapat mengotori dan mencemari air hujanseperti: gas
(O2, CO2, N2, dll), jasat renik, debu, kotoran burung, dll. Bagaiman mendapatkan air hujan,
caranya dengan menampung air hujan dari talang/genteng rumah kedalam bak penampungan.
Untuk mengindari bahan-bahan pengotor dan pencemar yang berasal dari talang/genteng dan
udara caranya adalah waktu awal penampungan air hujan 15 menit setelah hujan turun. Di
bawah talang diberi saringan dari ijuk/kerikil/pasir. Sebelum diminum air harus dimasak
dahulu

3
4
C. MATA AIR

Di daerah pegunungan atau perbukitan sering terdapat mata air. Air mata air berasal dari
air hujan yang masuk meresap kedalam tanah dan muncul keluar tanah kembali karena
kondisi batuan geologis didalam tanah. Kondisi geologis mempengaruhi kwalitas air mata air,
pada umumnya kwalitasnya baik dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi harus
dimasak sebelum diminum.

D. AIR TANAH

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap dan tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat
dibagi menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Bagaimana mendapatkan air tanah
caranya adalah dengan mengebor atau menggali. Macam sumur untuk mendapatkan air tanah
adalah:

1. Sumur Gali, adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara menggali dan
menaikkan airnya dengan ditimba.
2. Sumur Pompa Tangan adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor
dan menaikkan airnya dengan pompa dengan tenaga tangan.
3. Sumur Pompa Listrik adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan
menaikkan airnya dengan dipompa dengan tenaga listrik.

E. AIR PERMUKAAN

Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi, air laut dan sebagainya
adalah merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai bahan air bersih dan air minum
tetapi perlu pengolahan. Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan tercemar oleh
bahan pengotor dan pencemar yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air
permukaan. Karena sifatnya yang demikian maka sebelum diminum air permukaan perlu
diolah terlebih dahulu sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih atau
air minum.

5
B. Cara Pengolahan Air Permukaan

Prinsipnya terdiri dari tahapan sebagai berikut: Penyaringan, Penggumpalan lumpur,


netralisasi, pemisahan endapan lumpur dan desinfeksi secara kimiawi dan mekanik. Bahan kimia
penggumpal lumpur: paket cairan PAC atau tawas. Bahan kimia penetral PH : paket bubuk putih
PAC atau kapur. Bahan kimia desinfektan : Kaporit atau Aquatabs. Proses mekanik adalah
pemindahan air baik secara grafitasi atau manual pada susunan wadah/tandon/ember/drum untuk
menunjang tahapan langkah-langkah pengolahan.

Langkah-Langkah Penjernihan Air dengan Menggunakan PAC atau larutan Tawas sebagai
berikut:

1) Pasang saringan benda-benda di atas penampungan


2) Tampung air dari sumber air baku permukaan sebanyak 100 liter ke dalam
wadah/tandon/ember/drum.
3) Gunakan cairan PAC atau Tawas 10 ml penggumpal lumpur
4) Gunakan bubuk putih PAC penetralisir PH
5) Tunggu lumpur mengendap
6) Pisahkan air dari endapan lumpur
7) Desinfeksi air jernih yang dihasilkan dengan kaporit atau aquatabs
8) Simpan air yang dihasilkan ini secara aman

Kadar Bahan:

Cara membuat larutan tawas, siapkan 20 liter air dan campurkan sejumlah tawas secukupnya,
tergantung tingkat kekeruhan air bakunya. Sebaiknya dicoba-caoba dulu berapa jumlah tawas
yang baik untuk penggumpalan untuk tingkat kekeruhan air baku tertentu.

Cara Desinfekten dengan Kaporit, untuk 100 liter air digunakan 72 mg (1/4 sendok teh) kaporit.
Untuk 3000 liter air diperlukan 5 gram (1 sendok teh penuh) kaporit. Cara desinfeksi dengan
Aquatabs, untuk 10 liter air digunakan 1 tablet aquatabs.

6
C. Bahan Sebagai Desinfektan
1. Golongan"Aldehid"

Bahan kimia golongan aldehid yang umum digunakan antara lain formaldehid, glutaraldehid
dan glioksal. Golongan aldehid ini bekerja dengan cara denaturasi dan umum digunakan dalam
campuran air dengan konsentrasi 0,5%. Daya aksi berada dalam kisaran jam, tetapi untuk kasus
formaldehid daya aksi akan semakin jelas dan kuat bila pelarut air diganti dengan alkohol.

Formaldehid pada konsentrasi di bawah 1,5% tidak dapat membunuh ragi dan jamur, dan
memiliki ambang batas konsentrasi kerja pada 0,5 ml/m3 atau 0,5 mg/l serta bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Larutan formaldehid dengan konsentrasi 37% umum
disebut formalin dan biasa digunakan utuk pengawetan mayat. Glutaraldehid memiliki daya aksi
yang lebih efektif dibanding formaldehid, sehingga lebih banyak dipilih dalam bidang virologi
dan tidak berpotensi karsinogenik. Ambang batas konsentrasi kerja glutaraldehid adalah 0,1
ml/m3 atau 0,1 mg/l.

Pada prinsipnya golongan aldehid ini dapat digunakan dengan spektrum aplikasi yang luas,
misalkan formaldehid untuk membunuh mikroorganisme dalam ruangan, peralatan dan lantai,
sedangkan glutaraldehid untuk membunuh virus. Keunggulan golongan aldehid adalah sifatnya
yang stabil, persisten, dapat dibiodegradasi, dan cocok dengan beberapa material peralatan.
Sedangkan beberapa kerugiannya antara lain dapat mengakibatkan resistensi dari
mikroorganisme, untuk formaldehid diduga berpotensi bersifat karsinogen, berbahaya bagi
kesehatan, mengakibatkan iritasi pada sistem mukosa, aktivitas menurun dengan adanya protein
serta berisiko menimbulkan api dan ledakan.

2. Golongan Alkohol

Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain golongan aldehid.
Beberapa bahan di antaranya adalah etanol, propanol dan isopropanol. Golongan alkohol bekerja
dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalam rentang detik hingga menit dan untuk
virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-
90%.

Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus
non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan

7
kulit. Adapun keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak
material, dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya
bila berinteraksi dengan protein. Sedangkan beberapa kerugiannya adalah berisiko tinggi
terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap.

3. Golongan Pengoksidasi

Bahan kimia yang termasuk golongan pengoksidasi kuat dibagi ke dalam dua golongan
yakni peroksida dan peroksigen di antaranya adalah hidrogen peroksida, asam perasetik, kalium
peroksomono sulfat, natrium perborat, benzoil peroksida, kalium permanganat. Golongan ini
membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi dan umum dibuat dalam larutan air
berkonsentrasi 0,02%. Daya aksi berada dalam rentang detik hingga menit, tetapi perlu 0,5 - 2
jam untuk membunuh virus.

Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum yang luas, misalkan
untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair. Kekurangan golongan ini terutama
oleh sifatnya yang tidak stabil, korosif, berisiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi di
atas 15%, serta perlu penanganan khusus dalam hal pengemasan dan sistem distribusi/transpor.

4. Golongan "Halogen"

Golongan halogen yang umum digunakan adalah berbasis iodium seperti larutan iodium,
iodofor, povidon iodium, sedangkan senyawa terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan
organik yang mengandung gugus halogen terutama gugus klor, misalnya natrium hipoklorit, klor
dioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam
rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-
5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk
membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi.

Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang, lumpur air selokan.
Adapun kekurangan dari golongan halogen dan senyawa terhalogenasi adalah sifatnya yang tidak
stabil, sulit terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa.

5. Golongan "Fenol"

8
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak dipakai antara lain fenol
(asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi
dengan cara denaturasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam
larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus, spora
tetapi tidak baik digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi.
Umum digunakan sebagai dalam proses desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai, serta
dinding atau peralatan yang terbuat dari papan/kayu.

Adapun keunggulang dari golongan-golongan fenol dan fenol terhalogenasi adalah sifatnya
yang stabil, persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara
lain susah terbiodegradasi, bersifat racun, dan korosif.

6. Golongan Garam Amonium Kuarterner

Beberapa bahan kimia yang terkenal dari golongan ini antara lain benzalkonium klorida,
bensatonium klorida, dan setilpiridinium klorida. Golongan ini berdaya aksi dengan cara aktif-
permukaan dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air
dengan konsentrasi 0,1%-5%. Aplikasi untuk proses desinfeksi hanya untuk bakteri vegetatif,
dan lipovirus. terutama untuk desinfeksi peralatannya.

Keunggulan dari golongan garam amonium kuarterner adalah ramah terhadap material, tidak
merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan bersifat sebagai pengemulsi, tetapi ada
kekurangannya yakni hanya dapat terbiodegradasi sebagian. Kekurangan yang lain yang
menonjol adalah menjadi kurang efektif bila digunakan pada pakaian, spon, dan kain pel karena
akan terabsorpsi bahan tersebut serta menjadi tidak aktif bila bercampur dengan sabun, protein,
asam lemak dan senyawa fosfat.

Salah satu produk yang sudah dipasarkan dari golongan ini diklaim efektif untuk membunuh
parvovirus, di mana virus ini merupakan jenis virus hidrofilik yang sangat susah untuk dimatikan
dibandingkan virus lipofilik.

7. Golongan "Biguanida"

Bahan kimia yang sudah digunakan dari golongan ini antara lain klorheksidin. Klorheksidin
terkenal karena sangat ampuh untuk antimikroba terutama jenis bakteri gram positif dan

9
beberapa jenis bakteri gram negatif. Klorheksidin sangat efektif dalam proses desinfeksi
Staphylococcus aureaus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi kurang baik
untuk membunuh beberapa organisme gram negatif, spora, jamur terlebih virus serta sama sekali
tidak bisa membunuh Mycoplasma pulmonis.

D. Zat-Zat Kimia Yang Digunakan


1. TAWAS

Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling
ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas
tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka
semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-
sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2

Air akan mengalami :

H2O → H+ + OH-

Selanjutnya :

2 Al+3 + 6OH- → 2Al(OH)3

Selain itu akan dihasilkan asam :

3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4

Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun,
karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8-7,4.
Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan
alkalinitas, biasanya ditambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda abu (Na2CO3).

Reaksi yang terjadi :

Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4 + 6CO2

Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O → 2Al(OH3) + 3Na2SO4 + 3CO2

10
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4

2. KAPUR

Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat
membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sehingga pH = 10,5
maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan
dengan penambahan soda abu. Reaksinya :

Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3 + 2H2O

2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 → 2CaCO3↓ + Mg(OH)2↓ + 2H2O

Ca(OH)2 + Na2CO3 → CaCO3↓ + 2NaOH

3. KLORIN

Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah. Sebagai oksidator dan
desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada
pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air
tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III). Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan
tetapi termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis
kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya. Klorin
dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk
karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam
air dengan klorin. Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang
didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena
terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit
akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium
hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.

11
II. Jenis Desinfektan Air

Jenis bahan kimia yang sering digunakan sebagai disinfektan adalah bahan kimia yang
mengandung klorin contohnya adalah hipoklorit, kloramina, dan klorin-dioksida.

1. Hipoklorit

Selaian menggunakan gas klorin, beberapa penglohan menggunakan klorin untuk disinfektan
air sebagai hipoklorit, juga dikenal sebagai bubuk pemutihan. Hipoklorit kurang murni dari gas
klorin dan kurang berbahaya. Suhu, cahaya, dan energi fisik dapat memecah hipoklorit sebelum
mereka dapat bereaksi dengan patogen dalam air. Hipoklorit bekerja dengan cara yang sama
seperti gas klor. Mereka bereaksi dengan air dan membentuk disinfektan asam hypochlorous .
Secara umum, desinfeksi menggunakan gas klorin dan hipoklorit terjadi dengan cara yang sama.
Perbedaannya terletak pada bagaimana klorin dimasukkan ke dalam air dan pada penanganan
dan penyimpanan senyawa klorin. Selain itu, jumlah masing-masing jenis klorin yang
ditambahkan ke air akan bervariasi karena setiap senyawa memiliki konsentrasi klorin yang
berbeda.

Ada tiga jenis hipoklorit yaitu, natrium hipoklorit, kalsium hipoklorit dan pemutih komersial.

1) Natrium hipoklorit

Natrium hipoklorit (NaOCl) datang dalam bentuk cair yang mengandung hingga 12% klorin.
Reaksi natrium hipoklorit dengan air ditunjukkan di bawah ini:

Natrium hipoklorit + Air -> Asam Hypochlorous + Natrium Hidroksida

12
NaOCI + H2O -> HOCl + NaOH

Natrium hipoklorit dapat dibuat dengan menyerap gas klor dalam larutan natrium hidroksida
dingin:.

2NaOH + Cl2 -> NaCl + NaOCI + H2O

Natrium hidroksida dan klorin diproduksi secara komersial oleh proses kloralkali, dan tidak
perlu mengisolasinya untuk membuat natrium hipoklorit. Oleh karena itu NaOCl dibuat secara
industri oleh elektrolisis larutan natrium klorida tanpa pemisahan antara anoda dan katoda.
Larutannya harus disimpan di bawah 40 ° C (dengan koil pendingin) untuk mencegah
pembentukan natrium klorat. Larutan komersial selalu mengandung sejumlah besar natrium
klorida (garam biasa) sebagai produk sampingan utama, seperti yang terlihat pada persamaan
di atas.

Suatu larutan natrium hipoklorit sering digunakan sebagai desinfektan dan sebagai zat pemutih.
Larutan 12% banyak digunakan dalam pengolahan air untuk klorinasi air. Hipoklorit uji tinggi
(HTH) dijual untuk klorinasi kolam renang dan mengandung sekitar 30% natrium hipoklorit.

Keuntungan Natrium hipoklorit sebagai disinfektan sebagai berikut:

 Mudah disimpan dan diangkut.


 Dosis kecil sangat cocok untuk peralatan yang kecil
 Transportasi dan penyimpanan natrium hipoklorit aman.
 Natrium hipoklorit seefektif gas klorin untuk disinfeksi dan menghasilkan disinfektan
sisa.

Kekurangan sodium hypochlorit sebagai disinfektan adalah:

 Natrium hipoklorit adalah zat yang berbahaya dan korosif


 Ketika bekerja dengan sodium hypochlorit, tindakan keamanan harus diambil untuk
melindungi pekerja dan lingkungan.
 Harganya cukup mahal.

2) Kalsium hipoklorit

13
Kalsium hipoklorit (Ca(OCl)2), juga dikenal sebagai bubuk pemutih atau kapur yang
diklorinasi adalah bubuk amorf putih dengan bau kaporit yang menyengat. Ketika baru dibuat
itu mengandung sekitar 30 – 50% dari kaporit yang tersedia. Namun demikian, senyawa tidak
stabil, dan pada paparan udara, cahaya, kelembaban, dengan cepat kehilangan kandungan
klorinnya. Kekuatannya harus dipastikan terlebih dahulu di laboratorium sebelum
menggunakannya untuk klorinasi. Reaksi kalsium hipoklorit dengan air ditunjukkan di bawah
ini:

Kalsium hipoklorit + Air -> Asama Hypochlorous + Calcium Hydroksida

Ca(OCI)2 + 2 H2O -> 2 HOCl + Ca (OH)2

Metode yang biasa dilakukan adalah membuat suspensi bubuk dalam air, kapur di
dalamnya dibiarkan mengendap, dan air khlor yang berada diatasmerupakan bagian yang
digunakan. Dengan asumsi serbuk pemutih melepaskan 33,3% dari beratnya sebagai klorin,
beberapa jenis larutan yang digunakan mungkin seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

Kekuatan klorin dan jumlah bubuk yang diperlukan

Masalah yang cukup timbul dalam penggunaan bubuk pemutihan. Ada sedimen berat
kapur ketika bubuk pemutih dicampur dengan air, endapan ini harus dibuang, tetapi supernatan
masih mengandung sejumlah besar kapur yang tersuspensi yang cenderung menyumbat segala
jenis perangkat tetesan yang dapat digunakan. WHO merekomendasikan untuk terlebih dahulu
menyusun larutan 1% yang terdiri dari 40g serbuk pemutih ke satu liter air (kira-kira dengan
asumsi 15% tersedia klorin). Kemudian direkomendasikan bahwa tiga tetes larutan ini harus
ditambahkan ke satu liter air minum. Larutan kuat dari klorin sangat tidak stabil dan akan cepat
kehilangan kandungan klorinnya jika terkena udara atau sinar matahari. Oleh karena itu,

14
mereka harus disimpan dalam wadah tertutup berdinding gelap. Bahkan ketika disimpan
dengan 0,1% larutan akan kehilangan sejumlah besar klorinnya dalam tiga hingga tujuh hari.

Secara umum serbuk pemutih adalah media yang tidak memuaskan untuk penerapan dosis
klorin yang dikontrol setiap hari. Penggunaannya harus dihindari sedapat mungkin karena
sering mengakibatkan overdosis air dengan klorin, konsumen juga keberatanterhadap rasa yang
sangat kuat

Kerugian dari kalsium hipoklorit atau bubuk pemutih adalah:

 Menaikkan nilai pH air karena kandungan kapurnya,


 Kandungan klorinnya yang sangat rendah,
 Kekutanya akan berkurang pada waktu saat berada dalam penyimpanan.
 Harganya relatif sangat mahal dan melelahkan dalam operasi

Pemutih komersial

Pemutih komersial adalah pemutih yang tersedia di toko kelontong. Konsentrasi pemutih
komersial bervariasi tergantung pada merek.

3) Chloramin

Beberapa pabrik pengolahan menggunakan kloramin daripada asam hipoklorin untuk


mendisinfeksi air. Untuk menghasilkan kloramin, pertama gas klorin atau hipoklorit
ditambahkan. Selanjutnya dikloramin dapat bereaksi dengan asam hipoklorit untuk membentuk
trikloramin:

Dichloramin + Asam Hypochlorous -> Trichloramin + Air

NHCl2 + HOCl -> NCl3 + H2O

Jumlah reaksi ini tergantung pada pH air. Dalam banyak kasus, baik monokloramin dan
dikloramin terbentuk. Monokloramin dan dikloramin, dapat digunakan sebagai agen desinfektan
dan disebut residu klorin gabungan karena klorin dikombinasikan dengan nitrogen. Hal ini
berbeda dengan residu klorin bebas dari asam hipoklorit yang digunakan dalam jenis klorinasi
lainnya. Kloramin lebih lemah dari klorin, tetapi lebih stabil, sehingga sering digunakan sebagai

15
disinfektan dalam sistem pengolahan air. Kloramin efektif membunuh bakteri dan beberapa
protozoa, tetapi mereka sangat tidak efektif dalam membunuh virus.

4) Klorin dioksida

Klorin dioksida, (ClO2), adalah bentuk klorin yang sangat efektif karena akan membunuh
protozoa, Cryptosporidium, Giardia, dan virus yang tidak dapat dibunuh oleh sistem lain. Selain
itu, klor dioksida mengoksidasi semua logam dan bahan organik, mengubah bahan organik
menjadi karbon dioksida dan air. Klorin dioksida dapat digunakan untuk menghilangkan
senyawa sulfida dan rasa dan bau fenolik. Ketika klor dioksida digunakan trihalomethana tidak
terbentuk, dan karenanya, proses klorinasi tidak terpengaruh oleh amonia. Selain itu, klor
dioksida efektif pada pH yang lebih tinggi daripada bentuk-bentuk klorinasi lainnya.Namun,
klorin dioksida tidak digunakan di semua sistem karena klor dioksida harus dihasilkan di tempat
khusus, yang merupakan proses yang sangat mahal yang membutuhkan keahlian teknis yang luar
biasa. Tidak seperti gas klorin, klor dioksida sangat mudah terbakar dan harus diperhatikan
ketika menangani klorin dioksida.

III. Cara-Cara Desinfeksi

Salah satu upaya meningkatkan kualitas air secara mikrobiologi adalah dengan desinfeksi.
Adapun desinfeksi ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri pathogen (penyebab penyakit)
yang penyebarannya melalui air dengan cara :

 Kimia

Dengan penambahan bahan kimia, seperti : kaporit, Ozone

 Fisik

Yaitu dengan pemanasan dan penggunaan sinar ultr violet.

Bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk mendesinfeksi air adalah CHLOR dan
senyawa chlor yang disebut CHLORINASI. Chlorinasi di Indonesia biasanya menggunakan
KAPORIT (Ca(OCl)2), karena murah murah, mudah didapat dan mudah penanganannya. Untuk

16
memudahkan dalam membubuhkan kaporit ke dalam air maka dibuatlah suatu alat pembubuh
kaporit yang disebut CHLORINE DIFFUSER.

17
 ASPEK-ASPEK DESINFEKSI

Kecepatan dan keampuhan disinfektan tergantung dari beberapa faktor, yaitu

1. Jenis

Jenis mikroorganisme mempunyai kepekaan tertentu terhadap disinfektan.

2. Jumlah

Jumlah mikroorganisme yang besar terutama yang pathogen akan memerlukan dosis
disinfektan yang besar pula.

3. Umur

Umur mikroorganisme akan berpengaruh pula terhadap efektifitas disinfektan.

4. Penyebaran

Mikroorganisme yang menyebar akan mudah ditembus oleh disinfektan

5. Waktu kontak

Untuk dapat bergfungsi dengan optimal, disinfektan harus mempunyai waktu kontak yang
cukup dengan air yang diproses.

Ada beberapa pilihan teknik dan cara-cara untuk melakukan desinfeksi, dan berikut adalah
sedikit ringkasannya :

18
1. Desinfeksi menggunakan Kaporit
Cara yang paling umum kita temukan adalah dengan adanya penambahan CaOCl atau biasa
disingkat sebagai kaporit.

Kaporit dapat ditemukan dalam bentuk cair ataupun tablet. Dosis yang disarankan untuk
ditambahkan dalam pengolahan air adalah sekitar 12 – 30 ppm.
Kaporit banyak digunakan karena mudah tersedia di pasaran, selain itu harganya juga murah.
Kekurangan dari kaporit ini adalah sifatnya yang dapat mengoksidasi logam, plus dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan infertilitas.
2. Desinfeksi menggunakan Chlorine
Chlorine biasanya diinject kedalam air dengan dalam bentuk gas. Anda bisa menemukannya
di banyak PDAM, Chlorinator.
Selain dalam bentuk gas, chlorine juga terdapat dipasaran dalam bentuk cair. Kalau Anda tau
Bay***n maka Anda akan menemukan komposisi zat aktif didalamnya adalah chlorine atau
sodium hypochlorite.
Sodium hypochlorite amat sangat reaktif dan bereaksi dengan sangat cepat dalam membunuh
bakteri. kekuranganya terletak pada kesulitan pembuatannya yang harus menggunakan
chlorinttor, selain itu juga cukup berbahaya.
3. Desinfeksi Dengan Ozone
Ozone adalaha suatu zat tak stabil yang dibentuk oleh oksigen, kalau secara senyawa oksigen
itu lambangnya O2 maka Ozone adalah O3.
Penggunaan Ozone untuk desinfeksi banyak ditemukan di spa atau tempat therapy. Dalam
kadar normal ozone akan berfungsi untuk membunuh bakteri dan juga mensterilkan udara
disekitar. Sehingga meningkatkan kadar oksigen.
4. Desinfeksi dengan UV Light
Anda dapat menemukan proses desinfeksi ini di beberapa depot pengolahan air. Prinsipnya
adalah membunuh bakteri dengan gelombang UV atau sinar matahari.
UV juga biasa dipilih dalam instalasi RO rumah tangga dikarenakan pemasangannya yang
mudah, ringkas dan tidak memakan tempat.

19
5. Desinfeksi dengan Proses Membrane
Ultrafiltrasi, Nanofiltrasi serta reverse osmosis system juga dapat berfungsi sebagai proses
desinfikasi. hal ini dikarenakan membrane mereka yang bekerapatan tinggi membuat bakteri
sulit masuk dan mencemari permeaate atau air hasil produk dari proses membrane.

Lihat juga : Pengenalan Sistem Reverse Osmosis


6. Proses Desinfeksi dengan Sinar Matahari
Lagi-lagi mengandalkan sinar matahari alias UV. Cara ini biasanya dilakukan pada tempat-
tempat dengan sinar matahari yang cukup bagus. Caranya adalah dengan menaruh air
didalam botol bening PET, lalu dijemur dibawah sinar matahari selama 6 jam. Maka Anda
akan mendapatkan air yang bebas dari bakteri dengan gratis.

20
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh kuman penyakit
lainnya. Jenis desinfektan yang biasa digunakan adalah chlor atau formaldehid. Jenis ini lebih
efektif bila dicampur dengan air terutama dalam pembuatan es. Untuk menjaga kualitas ikan
penggunaan chlor sebanyak 0,05 % atau 0,5 gram/liter air sangat efektif.

Desinfektan, bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen yang masih terdapat dalam air
yang sudah melalui tahap filter. Desinfektan yang digunakan adalah substansi kimia yang
merupakan oksidator kuat seperti khlor dan kaporit.

21
DAFTAR PUSTAKA

2012. DESINFEKTAN AIR, https://d-edourats.blogspot.com/2012/06/desinfektan-air.html,


diakses pada 16/10/2021 pukul 16 : 00 WIB.

2018. Jenis-Jenis Disinfektan dalam Pengolahan Air. https://teknologipengolahanair.com/jenis-


jenis-disinfektan-dalam-pengolahan-air/#:~:text=Jenis-Jenis%20Disinfektan%20dalam
%20Pengolahan%20Air.%20Jenis%20bahan%20kimia,menggunakan%20klorin%20untuk
%20disinfektan%20air%20sebagai%20hipoklorit%2C%20, diakses pada 16/10/2021 pukul 18 :
00 WIB.

2015. Beberapa Teknik Desinfeksi Pada Pengolahan Air. https://olah-air.com/2015/12/beberapa-


teknik-desinfeksi-pada-pengolahan-air.html, diakses pada 16/10/2021 pukul 20 : 00 WIB.

Desinfektan. https://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan, diakses pada 17/10/2021 pukul 17 : 00


WIB

2012. Desinfeksi.

https://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/desinfeksi.html#:~:text=DESINFEKSI.%20Desinfeksi
%20adalah%20proses%20pengolahan%20air%20dengan%20tujuan,dilihat%20dari%20%3A
%20jenis%2C%20jumlah%2C%20umur%2C%20penyebaran.%202., diakses pada 17/10/2021
pukul 17 : 30 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai