(KAK)
BIMBINGAN TEKNIS
PENYUSUNAN RDTR DAN PZ KOTA BANDUNG
(MY 2013-2014)
Tahun 2013
0
Kerangka Acuan Kerja (Kak)
I. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini, dari 398 kabupaten dan 93 kota sudah terdapat 146 kabupaten dan 45
kota yang telah menetapkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)-nya. Di
dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dijelaskan bahwa
rencana umum tata ruang, dalam hal ini RTRW kabupaten/kota, belum dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Oleh karena itu perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). RDTR dan
peraturan zonasi sangat diperlukan sebagai acuan operasional dalam pemanfaatan
serta pengendaliaan pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya sebagai acuan untuk
pemberian izin pemanfaatan ruang. Sesuai dengan ketentuan Pasal 59 Peraturan
Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
disebutkan bahwa setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata ruangnya. RDTR
tersebut disusun apabila RTRW Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan acuan yang
lebih detail atau operasional.
Penyelenggaraan penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian) di
daerah, banyak yang tidak berjalan efektif dan optimal. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya sumber daya manusia, serta minimnya keahlian dan keterampilan yang
dimiliki oleh aparat pemerintah di bidang penataan ruang. Keterbatasan yang dimiliki
sangat terasa di dalam proses perencanaan penataan ruang baik untuk provinsi dan
kabupaten/kota.
Oleh karenanya di dalam proses perencanaan perlu dilakukan pendampingan teknis
penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi. Untuk mempercepat proses penyusunan
RDTR Kota yang merupakan penjabaran dari RTRW Kota maka Direktorat Perkotaan
1
melakukan kegiatan bimbingan teknis dalam penyusunan RDTR Kota yang dilakukan
oleh pemerintah kota. Kegiatan ini juga dalam rangka agar RDTR dan PZ yang disusun
sesuai dengan ketentuan didalam Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan PZ Kabupaten/Kota. Adapun kota yang
terpilih dalam kegiatan bimbingan teknis ini adalah Kota Bandung sebagai pemenang
Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah (PKPD) PU bidang Penataan Ruang untuk tahun
2012.
Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah mempercepat penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan PZ untuk kota Bandung.
III. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah terselenggaranya kegiatan
bimbingan teknis penyusunan RDTR dan PZ Kota Bandung untuk mempercepat
penyelesaian RDTR Kota di lingkungan Satuan Kerja Pengembangan Perkotaan, serta
tersedianya draft Raperda RDTR di kota yang dimaksud.
V. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan membutuhkan pendanaan kurang lebih sebesar
Rp. 3..000.000.000,- (tiga milyar rupiah) untuk dua tahun anggaran (2013-2014)
termasuk pajak yang bersumber dari dana APBN pada Satuan Kerja Pengembangan
Perkotaan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum. Dan
kebutuhan biaya untuk tahun pertama (2013) sebesar Rp. 900.000.000 ,- (sembilan
ratus juta rupiah) dan tahun kedua (2014) sebesar Rp. 2.100.000.000,- (dua milyar
seratus juta rupiah) yang dilakukan secara kontraktual.
2
-undangan koordinasi (bila diperlukan), dan lain-lain.
-jadwal kerja pelaksanaan proses pendampingan.
c. Pemilihan lokasi kawasan prioritas yang akan di-RDTR-kan melalui Pembahasan di
daerah dengan pemerintah daerah dan serta penetapan lokasi perencanaan.
d. Melakukan survey ke lokasi penyusunan RDTR dan PZ dan pengumpulan data
awal yang dibutuhkan agar Tim mengetahui lebih jelas kondisi lapangan.
e. Pengumpulan data lengkap untuk bahan sayembara RDTR dan PZ dan diskusi
dengan beberapa instansi yang dilakukan dengan konsinyasi di daerah
f. Penyelenggaraan Sayembara Konsep RDTR Kawasan Terpilih, yang meliputi:
1. Pembahasan TOR Sayembara, Bahan Penjurian, draft kriteria penilaian serta
pemilihan Juri di Pusat
2. Penyusunan Buku Panduan Sayembara
3. Proses publikasi kegiatan sayembara di daerah dan di pusat melalui organisasi
profesi, perguruan tinggi, media massa didaerah dan dipusat, instansi pemda
dan pusat, website (minimal kementerian PU), bahan cetak (poster, flyer,
baliho,dll).
4. Proses pendaftaran peserta diutamakan melalui Website Kementerian
PU/Ditjen Penataan Ruang
5. Penjelasan Sayembara ke Peserta
6. Pengumpulan bahan yang terdaftar di sayembara
7. Proses penjurian
8. Pengumuman / publikasi pemenang sayembara
3
k. Melakukan Sosialisasi Raperda RDTR dan PZ yang telah mendapatkan
persetujuan substansi di daerah.
l. Melakukan pembahasan di daerah terkait laporan antara 2
m. Melakukan pembahasan di pusat terkait laporan draft final
n. Melakukan pembahasan di pusat terkait laporan laporan akhir
o. Melakukan evaluasi terhadap hasil pendampingan teknis
p. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan teknis penyusunan
RDTR dan PZ Kota.
Lingkup lokasi kegiatan adalah kota Bandung sebagai Pemenang PKPD PU bidang
Penataan Ruang tahun 2012 dan juga sebagai salah salah satu kota yang RTRW-nya
telah diperdakan dengan lingkup wilayah penyusunan RDTR sendiri ditentukan
berdasarkan hasil kesepakatan dengan daerah terkait deliniasi.
VIII. METODOLOGI
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode sebagai berikut:
1. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur, studi
terdahulu, terkait.
2. Melakukan field study (studi lapangan) untuk inventarisasi data dilakukan dengan
pengumpulan data sekunder pada instansi terkait maupun survey pengamatan
langsung.
3. Menempatkan tenaga ahli di daerah selama 9 (sembilan) bulan sebagai mitra
daerah dan memberikan bimbingan teknis pada daerah (transfer pengetahuan).
4. Metode diskusi melalui pembahasan/konsinyasi/FGD. Diskusi yang dilaksanakan
meliputi:
Pembahasan dan penyusunan KLHS untuk RDTR kawasan yang
direncanakan.
Pembahasan substansi RDTR dan PZ di pusat, dengan melibatkan
Pemerintah Kota dan instansi pusat.
Pembahasan substansi RDTR dan PZ di daerah, dengan melibatkan
Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi dan instansi pusat.
Konsinyasi di daerah, terkait dengan revisi substansi RDTR dan PZ, bersama
dengan Pemerintah Kota dan instansi pusat.
Pembahasan laporan di pusat, yaitu laporan awal dan laporan akhir kegiatan,
dengan melibatkan Pemerintah Kota dan instansi pusat.
5. Metode evaluasi, yang dilaksanakan oleh tim untuk mengevaluasi proses
penyusunan RDTR dan PZ yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
4
X. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebanyak 154 MM
dengan lingkup layanan yang diperlukan sebagai berikut:
5
f. Ahli Prasarana Kota (12 MM)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Sipil, minimal S-1, lulusan universitas
negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman di bidangnya sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun. Bertanggung jawab memberikan masukan terhadap
permasalahan dalam penyusunan RDTR dan PZ, khususnya yang menyangkut
aspek infrastruktur, serta mengevaluasi materi RDTR dan PZ serta Raperdanya.
Volume
Jumlah
No Tenaga ahli Tahun 1 Tahun 2
(orang
(bulan) (bulan)
1 Ahli Perencana Kota/ Ahli 1 orang 7 11
6
Volume
Jumlah
No Tenaga ahli Tahun 1 Tahun 2
(orang
(bulan) (bulan)
Manajemen Pendampingan (TL)
2 Ahli Arsitektur/ Ahli Planologi (Co 1 orang 7 11
TL)
3 Ahli Arsitektur 2 orang 5 dan 0 9
4 Ahli Planologi / Perencana 1 orang 0 11
Wilayah Kota
5 Ahli GIS 2 orang 4 11
6 Ahli Prasarana kota 1 orang 4 8
7 Ahli Teknik Lingkungan 1 orang 4 8
8 Ahli Hukum/Kelembagaan 1 orang 4 10
9 Ahli Sosial Ekonomi 1 orang 4 8
10 Ahli Komunikasi / Desain Grafis 1 orang 0 8
XII. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisikan metoda atau cara pelaksanaan kegiatan, jadwal rinci
pelaksanaan kegiatan, dan personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan ini. Laporan pendahuluan ini akan disampaikan pada bulan ke 1 (satu)
setelah SPMK dikeluarkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
b. Laporan Antara 1
Laporan ini akan berisikan informasi dan data, hasil kajian dan analisa, hasil
sementara pelaksana kegiatan serta hasil sayembara. Laporan ini akan
diserahkan pada bulan ke 7 (tujuh) setelah SPMK dikeluarkan sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
c. Laporan Antara 2
Laporan ini akan berisikan informasi dan data, hasil kajian dan analisa, hasil
sementara pelaksana kegiatan, penyusunan RDTR dan PZ sesuai hasil
sayembara dan pembahasannya. Laporan ini akan diserahkan pada bulan ke 10
(sepuluh) setelah SPMK dikeluarkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
7
d. Laporan Draft Final
Laporan ini akan berisikan hasil penyusunan RDTR dan PZ ditambah KLHS untuk
RDTR yang disusun. Laporan ini akan diserahkan pada bulan ke 14 (empat belas)
setelah SPMK dikeluarkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
e. Laporan Akhir
Laporan akhir ini akan berisikan penyempurnaan sesuai dengan catatan tim teknis
atas hasil–hasil diskusi dengan Tim Ditjen Penataan Ruang, aparat pemerintah
daerah dan tokoh masyarakat setempat. Laporan ini diserahkan 18 (delapan
belas) bulan setelah SPMK dikeluarkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
Laporan akhir dilengkapi dengan:
Peta citra skala 1 : 5000 (data sekunder)
Album peta pada format dan ukuran A3 sebanyak 30 buah dengan CD/DVD
CD / DVD yang berisi dokumentasi seluruh kegiatan berupa: laporan
kegiatan, peta dasar, peta citra, album peta, peta hasil digitasi, bahan
presentasi rencana tata ruang wilayah kota, serta konsep Raperda sebanyak
30 buah
Semua data/buku dan citra dan peta hasil pengumpulan data di daerah yang
digunakan untuk proses pekerjaan ini.
m. Lain-lain
Softcopy dari seluruh naskah laporan yang dibuat oleh Konsultan harus
diserahkan kepada pemberi kerja dalam bentuk media elektromagnetis berupa CD
atau DVD yang digandakan sebanyak 30 (tigapuluh) keping dan menjadi salah
satu bagian dari dokumen yang dimiliki oleh pemberi kerja. Penyalinan (peng-
8
copy-an) dan penggunaan data/informasi yang terkait dengan pekerjaan ini harus
mendapat ijin terlebih dahulu dari pemberi pekerjaan.
Menyetujui,
Kasatker Pengembangan Perkotaan