BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Upaya pengendalian perkembangan Kota Surabaya yang sangat dinamis serta adanya
penetapan peraturan perundangan baru yang perlu diacu dalam penyusunan produk rencana tata
ruang, merupakan hal-hal yang mendasari perlunya pelaksanaan review rencana umum dan rencana
rinci yang pernah disusun sebelumnya. Pelaksanaan review rencana umum yaitu review RTRW Kota
Surabaya sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun Anggaran 2009 untuk
menjalankan amanat UU No. 26 Tahun 2007 dan saat ini masih dalam proses pengesahan hukum.
Sedangkan review rencana rinci, dalam hal ini adalah Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) di 12
Unit Pengembangan (UP) akan dilaksanakan secara bertahap mulai Tahun 2011.
Untuk tahun pertama, salah satu RDTRK yang akan direview oleh Pemerintah Kota Surabaya
adalah RDTRK UP II Kertajaya. UP II Kertajaya yang berlokasi di Kota Surabaya bagian timur memiliki
perkembangan yang cukup pesat sehingga memerlukan suatu perangkat pengendalian tata ruang yang
baik.
kawasan lindung Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Review penyusunan RDTRK UP II Kertajaya
yang akan dilaksanakan bersifat menyempurnakan produk perencanaan yang telah disusun Tahun
2008, salah satunya adalah penetapan batas kawasan lindung Pamurbaya yang belum mengacu pada
Review RTRW Kota Surabaya.
Review Penyusunan RDTRK UP II Kertajaya juga segera perlu dilakukan, mengingat naskah
hukum yang pernah disusun untuk pengesahan RDTRK UP II Kertajaya Tahun 2008 masih berupa
Rancangan Peraturan Walikota, bukan Rancangan Peraturan Daerah seperti yang diamanatkan dalam
PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Selain itu, RDTRK harus sudah
ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan RTRW Kota Surabaya.
Dengan disusunnya Review Penyusunan RDTRK UP II Kertajaya, diharapkan perencanaan
dan pengendalian pada kawasan UP II Kertajaya ini dapat dilakukan secara terpadu dan konsisten
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada saat mengacu pada peraturan perundangan
yang sudah ditetapkan.
LAPORAN AKHIR
I-1
4. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
1.2.1. Tujuan
Ekosistemnya;
Secara umum, Tujuan Penyusunan Review RDTRK UP. Kertajaya adalah untuk mendapatkan
pengesahan hukum rencana rinci yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada dan
mengacu pada peraturan perundangan yang sudah ditetapkan. Meski demikian, secara khusus tujuan
yang ingin dicapai dalam Penyusunan Review RDTRK UP. Kertajaya ini antara lain sebagai berikut :
Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 94).
keterpaduan antar kegiatan dan antar kawasan di wilayah UP. Kertajaya secara selaras,
8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477).
Menciptakan lingkungan yang sehat, teratur, aman serta efisien dengan memberikan
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
fasilitas pelayanan yang lengkap, tepat sesuai dengan rencana tata ruang dengan
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
Kertajaya sesuai dengan muatan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya;
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 No.132,
Tambahan Lembaran Negara No.4444).
12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
1.2.2. Sasaran
Adapun sasaran dan manfaat dari Penyusunan Review RDTRK UP. Kertajaya ini antara lain :
Tersusunnya penyempurnaan RDTRK UP. Kertajaya yang telah disusun sebelumnya sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan saat ini dan sesuai dengan peraturan perundangan
yang telah ditetapkan sehingga dapat mewujudkan tertib penataan ruang serta tertib
Terwujudnya
wilayah
UP.
Kertajaya
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722).
14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
pengembangan
(RPJPN);
sebagai
salah
satu
15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
pusat
perkembangan wilayah Kota Surabaya dengan fungsi utama sebagai kawasan permukiman,
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Tahun 2005 No.108, Tambahan
Lembaran Negara No.4548).
perdagangan, pendidikan dan lindung terhadap alam. (Berdasarkan Kota Surabaya Nomor
3 Tahun 2007 tentang RTRW Kota Surabaya dan Review RTRW Kota Surabaya).
17. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956).
18. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025).
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar Dalam
19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara
20. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5188).
21. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
I-2
42. Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam
Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan
24. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar (Lembaran Negara Tahun 1998 No.51 Tambahan Lembaran Negara No.3745);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan Hidup
43. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pedoman Perubahan Pemanfaatan
Lahan Perkotaan;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
44. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan.
45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan
Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 9No.20, Tambahan Lembaran Negara 3943).
27. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4242).
28. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
Perkotaan;
46. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
47. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;
48. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan
Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
49. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
50. Keputusan Menteri PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang Kebakaran di Gedung;
51. Keputusan
Menteri
PU
Nomor
11/KPTS/2000
tentang
ketentuan
Teknis
Manajemen
33. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
54. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
35. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103).
36. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat
Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5160);
37. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern;
38. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat
Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.
39. Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisa Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
40. Peraturan Menteri PU Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.
bahwa kedudukan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dalam konstelasi penataan ruang adalah
41. Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
sebagai berikut :
I-3
RDTR ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian semua rencana dan ketentuan sektoral baik
horizontal, vertikal, diagonal seperti UU, PP, Kepres, Kepmen, Perda, KepGub, KepWal, SKB,
NSPM, dan pedoman-pedoman yang menunjang termasuk produk pra desain serta desain kegiatan
sektoral tersebut.
g. RDTR merupakan pedoman berkekuatan hukum yang merupakan arahan pembangunan daerah
untuk :
Penyusunan zonasi
Dalam jenjang perencanaan tata ruang, Rencana Detail Tata Ruang Kota merupakan produk rencana
untuk :
Gambar 1.1.
Kedudukan RDTRK Dalam Penataan Ruang Kota
Sumber : Pedoman RDTR Kab Kota Tahun 2010
1.4.
1.4.1.
Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah Review Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota UP. II Kertajaya
1.
2.
3.
Panduan untuk rencana aksi dan panduan rancang bangun (urban design guidelines).
meliputi wilayah administrasi Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Sukolilo dengan luas
wilayah perencanaan sebesar 4.579,66 Ha. Batas Wilayah UP. Kertajaya adalah :
Secara umum, kriteria dan faktor perencanaan yang dapat dipertimbangkan dalam penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kota dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Semampir,
Kelurahan
Keputih
(Kecamatan Sukolilo)
Sebelah Barat
: UP. IV Dharmahusada
yaitu : batas Kelurahan Kalijudan, Kelurahan
Mulyorejo,
LAPORAN AKHIR
Kelurahan
Manyar
Sabrangan
I-4
1.4.2.
Sebelah Timur
Lingkup Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam Review Penyusunan Rencana Detail Tata
: Selat Madura
I.
Pendataan dan Identifikasi yang diantaranya adalah melakukan survei dan observasi dalam rangka
mengumpulkan data - data yang diperlukan, khususnya kawasan yang memiliki perkembangan
a. Identifikasi perubahan pola ruang dan struktur ruang dari pola ruang dan struktur ruang yang
ada di dalam RDTRK Kertajaya Tahun 2008 dan kondisi saat ini di lapangan.
e. Penyempurnaan data karakteristik struktur ruang yang terdiri dari kondisi kependudukan,
(sepertiga)
jaringan utilitas
dari
wilayah
kewenangan
f. Kondisi eksisting pola ruang dengan menggunakan interpretasi terhadap citra satelit dan hasil
pendataan di lapangan ;
Adapun beberapa kelurahan yang termasuk dalam wilayah perencanaan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Wilayah Administrasi di UP. Kertajaya
LUAS WILAYAH
KECAMATAN
KELURAHAN
(HA)
Mulyorejo
Sukolilo
j.
Kalijudan
189,38
Mulyorejo
330,21
Manyar Sabrangan
146,61
Dukuh Sutorejo
194,60
Kejawan Putih
269,37
b. Analisa Review Kebijakan RDTRK Kertajaya Tahun 2008 (perubahan rencana pola ruang dan
Kalisari
436,53
rencana struktur ruang sesuai dengan Perda 3 Kota Surabaya Tahun 2007 dan Review RTRW
Sub Total
1566,70
Keputih
1989,09
analisa persebaran penduduk, analisa fungsi dan sistem perwilayahan, analisa sistem jaringan
Gebang Putih
136,57
(sistem jaringan pergerakan dan sistem jaringan utilitas). Sedangkan analisa pola ruang meliputi
Klampis Ngasem
205,92
Menur Pumpungan
156,86
Nginden Jangkungan
109,77
Semolowaru
190,32
Medokan Semampir
224,43
Sub Total
3012,96
Total
4579,66
II. Kompilasi dan Analisa terhadap hasil pendataan dan identifikasi, meliputi antara lain :
LAPORAN AKHIR
I-5
LAPORAN AKHIR
I-6
1.5.
METODOLOGI RENCANA
Secara keseluruhan metodologi rencana akan dijelaskan melalui pendekatan perencanaan dan
pekerjaan ini akan dijelaskan secara sistematis dalam diagram kerangka pemikiran Review
c. Penyempurnaan Rencana Fasilitas Umum yang meliputi rencana fasilitas kesehatan, rencana
fasilitas pendidikan, rencana fasilitas peribadatan, rencana fasilitas perdagangan dan jasa,
rencana fasilitas rekreasi dan olahraga, rencana fasilitas pemerintahan, rencana ruang terbuka
hijau, rencana ruang terbuka non hijau, rencana ruang sektor informal;
Penyusunan RDTRK UP. Kertajaya yang dapat dilihat pada Gambar 1.2
1.5.1. Pendekatan Perencanaan
A. Pendekatan Pemikiran secara Deduksi
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota berdasarkan deduksi dilakukan dengan
mempertimbangkan teori, kasus dan peraturan penataan ruang yang relevan. Rencana Detail Tata
Ruang Kota dengan pendekatan ini cepat dihasilkan, tetapi hasilnya tidak selalu sesuai dengan
kebutuhan pengendalian di suatu kawasan karena adanya perbedaan karakteristik dan kebutuhan
rawan bencana alam, kawasan lindung lainnya) dan rencana kawasan budidaya (perumahan,
pengendalian daerah tersebut dengan kondisi dan persoalan pada daerah rujukan. Dengan demikian,
perdagangan dan jasa, fasilitas umum, industri dan pergudangan, pariwisata, Ruang Terbuka
hasil dari pendekatan ini masih perlu disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan daerah. Cakupan
e. Penyempurnaan rencana penataan bangunan dan lingkungan yang meliputi rencana lansekap
a. Kajian literatur mengenai Rencana Detail Tata Ruang Kota meliputi pengertian, filosofi dasar,
substansi/materi, kelemahan maupun kelebihan serta beberapa isu stategis pembangunan
kota baik yang ada di dalam wilayah perencanaan maupun diluar wilayah perencanaan yang
b. Kajian literatur mengenai tata guna lahan dan hirarkinya, kegiatan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang, eksterior bangunan, bangun-bangunan dan prasarana.
j. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah sebagai unsur kelengkapan legalitas RDTRK UP.
Kertajaya.
B. Pendekatan Pemikiran secara Induksi
1.4.3. Dimensi Waktu Perencanaan.
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah menetapkan bahwa
dimensi waktu perencanaan rencana teknis dalam hal ini adalah RDTRK adalah 20 (dua puluh) tahun.
Dengan demikian, maka dimensi waktu perencanaan untuk penyusunan Review RDTRK UP. Kertajaya
ini adalah 20 tahun dengan masa perencanaan mulai Tahun 2011-2031.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota dengan pendekatan induksi didasarkan pada
kajian yang menyeluruh, rinci dan sistematik terhadap karakteristik pemanfaatan ruang dan persoalan
pengendalian pemanfaatan ruang yang dihadapi suatu daerah. Cakupan pendekatan ini meliputi :
a.
b.
Penyusunan klasifikasi dan pengkodean zonasi dan desain kawasan, serta daftar jenis dan
hirarki pemanfaatan ruang yang ada di kawasan.
c.
d.
Kajian standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari perturan-peraturan
perundangan nasional maupun daerah.
e.
Penetapan standar teknis dan administratif yang akan diterapkan untuk daerah yang
bersangkutan.
LAPORAN AKHIR
I-7
EVALUASI
Kebijakan :
LATAR
BELAKANG
RTRW KOTA
SURABAYA
KAJIAN
TEORITIS
ARAHAN RENCANA :
METODE
TEKNIS
SOSIALISASI
SURVEY DAN
PENGUKURAN
KONSEPSI
Kependudukan :
Jumlah & Perkembangan, Komposisi
serta Karakteristik Penduduk
RPJP Kota
Surabaya
RPJM Kota
Surabaya
Studi /
Kebijakan
terkait yang
ada
RTRK/RDTR
K sekitar
Peraturan
Perundangan
Analisa Fisik :
SKLK dan ADDL
Transportasi
Analisa Transportasi
Legalisasi
RDTRK UP.
Kertajaya
(Raperda)
PERSIAPAN
SEMINAR
LAPORAN AKHIR
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran Review RDTRK UP. Kertajaya
LAPORAN AKHIR
I-8
d. Dimensi Hukum
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota dengan pendekatan Sustainable Area
Persyaratan yang diajukan secara hukum lebih bersifat personal yaitu mensyaratkan pengendalian
konsep
ketentuan perencanaan yang dapat menunjang dimensi hukum ini antara lain :
pendekatan
ini
dapat
diaktualisasikan
melalui
strategi
pembangunan
berdasarkan
Adapun beberapa
perencanaan yang dihasilkan mampu menjadi pedoman teknis rencana pembangunan yang
a. Dimensi Ekologis
1. Keharmonisan sosial, bahwa dalam suatu kawasan pembangunan hendaknya tidak seluruhnya
4. Aspiratif, yaitu perencanaan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
diperuntukkan bagi zona pemanfaatan tetapi harus pula dialokasikan untuk zona preservasi dan
Proses aktualisasi dari dasar pendekatan aspiratif ini dapat dilakukan melalui Konsep
konservasi.
Participatory Planning. Konsep Participatory Planning adalah suatu model pendekatan dalam
2. Kapasitas asimilasi, dimana setiap limbah yang masuk dalam kawasan ini harus sesuai dengan
rencana pembangunan yang secara optimal sudah berusaha untuk melibatkan masyarakat
daya asimilasinya yaitu kemampuan lingkungan untuk menerima suatu jumlah limbah tertentu
dengan asumsi bahwa kebutuhan masyarakat perlu digali dari masyarakat itu sendiri (bottom
sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan atau kesehatan yang tidak dapat
up) dan masyarakat mempunyai peluang yang sangat besar untuk mengintervensi proses-
ditoleransi.
proses penentuan keputusan dalam kegiatan pembangunan sesuai dengan cara-cara, serta
kebiasaan yang sudah berkembang pada masyarakat itu sendiri. Salah satu teknik yang dapat
sumber daya. Untuk sumber daya yang dapat pulih (renewable resources) adalah bahwa laju
digunakan yaitu model Brainstorming (curah pendapat). Dengan demikian, Konsep Participatory
pemanfaatannya (ekstraksi) tidak boleh melebihi kemampuannya untuk memulihkan pada suatu
Planning adalah perencanaan yang bersifat partisipatif dengan secara optimal melibatkan peran
periode tertentu. Sedangkan untuk sumber daya tidak dapat pulih (non renewable resources)
serta masyarakat dalam proses perencanaannya, sehingga dalam perencanaan seperti ini akan
harus dilakukan dengan cermat, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Setiap orang harus mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dan memiliki akses
menuju informasi yang lengkap
manfaat/keuntungan yang diperoleh dari penggunaan suatu kawasan perkotaan serta sumber daya
Struktur komunikasi dalam masyarakat terjadi dalam suatu dialog dua arah dan keinginan
berkomunikasi dapat dilakukan dengan bebas.
(proyek) tersebut, terutama mereka yang tingkat ekonominya termasuk lemah, guna menjamin
Keterlibatan pemangku kepentingan dapat dimulai dari munculnya ide atau gagasan
pengelolaan, penyusunan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.
c.
5. Terprogram; yaitu mempunyai program yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan
maupun rencana pengembangan kawasan.
pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam sistem dan suasana politik yang
demokratis dan transparan.
LAPORAN AKHIR
I-9
Pendekatan Keterpaduan Perencanaan dari Atas dan dari Bawah (Top Down and Bottom Up
Planning)
Pendekatan perencanaan ini bertitik tolak dari kebutuhan dan tuntutan akan perlunya keterpaduan
arahan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di satu sisi dengan aspirasi dari
masyarakat di sisi lainnya. Pendekatan ini menggunakan 2 (dua) terminologi perencanaan yaitu ;
Perencanaan dari atas (top down planning) berupa perencanaan program-program serta
merupakan penjabaran dari kebijakan tata ruang oleh Pemerintah Kota Surabaya.
digunakan dalam proses analisa, maka dilakukan proses pengumpulan data (survey) yang terdiri
Perencanaan dari bawah (bottom up planning). Perencanaan ini memberikan penekanan bahwa
Riview Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) UP. Kertajaya mengakomodasi aspirasi
masyarakat
sebagai
pelaku
pembangunan
dengan
melibatkan
masyarakat
Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian. Untuk mendapatkan data yang
dalam
atas :
1. Data Primer
proses
Bentuk data primer yang diambil adalah dengan observasi atau pengamatan langsung di
lapangan mengenai kondisi wilayah perencanaan terutama yang berkaitan dengan aspek fisik,
perencanaan kerakyatan dan untuk mengembangkan segala potensi dan seoptimal mungkin
agar dapat diketahui potensi dan kendala yang ada, sehingga pada akhirnya dapat menunjang
menyelesaikan permasalahan serta menanggulangi segala ancaman atau tantangan yang muncul dari
keakuratan dalam perolehan data. Pengamatan lapangan adalah mengamati semua aspek yang
berkaitan dengan wilayah perencanaan dan mencatat dengan menggunakan alat bantu seperti
alat pencatat, peta dan kamera untuk mendokumentasikan apa yang diamati.
banyak aspek, sektor-sektor lain serta kawasan yang lebih luas dari wilayah perencanaan.
Perencanaan ini dimulai dengan tahapan diagnosis secara umum terhadap kawasan perencanaan
diidentifikasi berdasarkan karakter kondisi alamiah (fisik dasar), karakter pemanfaatan ruang,
(mikro) maupun dalam konteks yang luas yaitu Kota Surabaya (makro). Dari tahapan diagnosis akan
pergerakan (linkage).
dirumuskan konteks dan kerangka makro pengembangan wilayah perencanaan. Tahapan selanjutnya
adalah analisis dan arahan pada setiap rencana sektoral yang ada. Setelah tahapan tersebut,
Mencari informasi mengenai perspektif masyarakat terhadap wilayah perencana, baik itu
potensi dan permasalahan yang ada di wilayahnya maupun keinginan yang diharapkan
masyarakat di wilayah perencanaan. Informasi ini dapat diperoleh melalui tokoh masyarakat
setempat dan masyarakat yang berada atau menetap di wilayah perencanaan. Untuk dapat
Pendekatan ini digunakan dengan pemahaman bahwa masyarakat setempat adalah masyarakat
yang paling tahu kondisi di wilayahnya. Setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-
nilai sosial budaya pembangunan. Oleh karena itu langkah perencanaan tata ruang kawasan harus
mencerminkan masyarakat lokal yang ikut terlibat dalam proses perencanaan dan pengambilan
keputusan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah berupa data-data dari instansi yang terkait yang berhubungan dengan
Review penyusunan RDTRK UP. Kertajaya, yang dilakukan untuk memperoleh data ini adalah
dengan survey instansional berupa pengumpulan atau pengambilan data-data pada dinas,
lembaga dan instansi terkait. Data tersebut umumnya berupa uraian, angka, peta, gambar
ataupun diagram terkait dengan kondisi di lapangan.
LAPORAN AKHIR
I - 10
Kertajaya Tahun 2008 yang masih relevan untuk tetap dimasukkan dalam rencana yang
Merupakan tinjauan dari teori-teori dan aturan teknis yang mendukung atau berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan materi yang akan dibahas dalam Review penyusunan RDTRK
UP. Kertajaya, antara lain RDTRK UP. Kertajaya Tahun 2008 dan Perwali RDTRK UP.
Tujuan dari inventarisasi kondisi eksisting adalah untuk mengidentifikasi perubahan dan
Kertajaya, Review RTRW Kota Surabaya, RTRW Propinsi, Rencana Rinci Tata Ruang terkait,
perkembangan yang terjadi, sekaligus melakukan updating atas data dan peta wilayah
rencana atau kebijakan sektoral lainnya yang terkait, dan studi lain yang terkait.
perencanaan. Inventarisasi kondisi eksisting wilayah perencanaan di lakukan dengan dua kegiatan,
yaitu :
1. Survey Instansional
Untuk mencapai kepada tujuan Review penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)
Survey instansional dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang tidak
didapatkan di lapangan. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan diharapkan terdapat pada
bisa
instansi yang terkait dengan anggapan adanya relevansi antara data dan informasi tersebut
dengan tugas dan fungsi instansi terkait.
2. Survey Lapangan
Pemerintah Kota Surabaya, tujuan yang diinginkan oleh masyarakat, tujuan yang ingin dicapai
dari sisi
pada wilayah yang direncanakan, yang berkaitan dengan penyusunan Review RDTRK UP.
pelaku usaha, serta tujuan pembangunan kota yang dirumuskan oleh stakeholder
lainnya.
Updating Aspek Fisik Dasar yang meliputi Topografi, Geologi, Jenis Tanah, Kemampuan
Tanah, Klimatologi, Hidrologi.
menyangkut arahan pembangunan kawasan yang telah dicanangkan serta memiliki pengaruh
Updating Aspek Pemanfaatan Ruang yang meliputi, Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung.
signifikan terhadap pola ruang kawasan saat ini maupun dimasa mendatang. Informasi
Pola Pergerakan.
Kesehatan, Fasilitas Perdagangan dan Jasa, Fasilitas Bangunan Umum dan Pemerintahan,
Updating Aspek Pariwisata yang meliputi Jenis Wisata, Obyek Wisata, Pengelolaan
Updating Aspek Lingkungan Hidup yang meliputi Sumberdaya Air, Sumberdaya Udara,
maka dalam kegiatan review kebijakan ini juga dilakukan review terhadap RDTRK UP Kertajaya
Sumberdaya Tanah
Tahun 2008 secara spesifik terhadap semua aspek dalam substansi RDTRK UP. Kertajaya
Tahun 2008 (mulai dari review terhadap kondisi eksisting, review terhadap analisa maupun
masih mampu mengakomodir kecenderungan perkembangan yang terjadi saat ini ataupun
kebutuhan masa depan. Dengan demikian, maka ada beberapa substansi rencana RDTRK UP.
apakah secara substansi, rencana yang tertuang dalam RDTRK UP. Kertajaya Tahun 2008
LAPORAN AKHIR
Updating Aspek Utilitas yang meliputi Air Bersih, Pematusan, Persampahan, Sanitasi, Listrik,
Gas, Telekomunikasi
Mengingat kegiatan yang dilakukan saat ini adalah Review penyusunan RDTRK UP. Kertajaya,
Updating Aspek Fasilitas yang meliputi Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas
Ketenagakerjaan
I - 11
Dengan mempertimbangkan kesimpulan evaluasi pada tahap sebelumnya, maka tahap selanjutnya
Tahap akhir dari proses perencanaan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK UP. Kertajaya),
adalah perumusan rencana yang merupakan pengejawantahan dari tujuan pengembangan serta
Kebutuhan pengembangan perlu dire-estimasi sampai dengan akhir tahun perencanaan, yang
perkiraan kebutuhan pengembangan. Dengan demikian rencana umum ini merupakan pedoman
meliputi kebutuhan fasilitas, kebutuhan utilitas, kebutuhan ruang kota, serta kebutuhan jaringan
jalan. Pada saat estimasi kebutuhan pengembangan ini juga dilakukan terhadap review terhadap
Rencana detail ini merupakan acuan pengembangan kawasan, yang selanjutnya digunakan
estimasi kebutuhan pengembangan kawasan yang telah dilakukan pada RDTRK UP. Kertajaya
sebagai pedoman bagi perencanaan tata ruang khususnya bagi perumusan visi pengembangan
Tahun 2008, dengan tujuan untuk menetapkan kebutuhan pengembangan kawasan dalam RDTRK
secara individu. Adapun muatan Review Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) UP.
UP. Kertajaya Tahun 2008 yang masih relevan untuk dimasukkan/dipertimbangkan dalam
1) Rencana Struktur Ruang terdiri dari: rencana persebaran penduduk (pola distribusi
penduduk, tingkat kepadatan penduduk); struktur ruang (kawasan lindung dan budidaya
dengan pembagian zona utama, zona pendukung dan zona pelengkap); rencana blok;
Berdasarkan estimasi kebutuhan seluruh komponen sampai akhir tahun perencanaan, maka
rencana skala pelayanan kegiatan (sentra primer; sentra sekunder dan sentra tersier);
rencana sistem jaringan (rencana sistem jaringan pergerakan: jaringan jalan raya, fasilitas
jalan raya, jalan kereta api, angkutan air, angkutan udara; rencana sistem jaringan utilitas: air
Berdasarkan estimasi kebutuhan seluruh komponen dalam wilayah perencanaan sampai akhir
minum, drainase, sewarage; sanitasi; drainase; jaringan listrik; jaringan komunikasi; gas;
pengolahan sampah)
3) Rencana Pola Ruang meliputi rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.
Kebutuhan Fasiltas
5) Indikasi Program
6) Pengendalian Kawasan terdiri dari komponen pengendalian (zonasi, aturan insentif dan
2) Rencana Fasilitas Umum terdiri dari fasilitas sosial umum, fasilitas ekonomi, bangunan
Prioritas Pengembangan
Indikasi Program
Peraturan Zonasi
Perijinan
Sanksi
LAPORAN AKHIR
I - 12
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, dasar hukum dan pengertian serta batasan
RDTRK, tujuan dan sasaran, ruang
bangunan dan
lingkungan,
rencana
mitigasi
kawasan
bencana,
rencana
Pembahasan
kelembagaan
mencakup
kewenangan
dan
kelembagaan.
Sedangkan hak, kewajiban dan peran serta masyarakat masing-masing membahas hak
masyarakat, kewajiban masyarakat serta peran serta mereka.
LAPORAN AKHIR
I - 13