METODE PENELITIAN
42
3) Memberikan kuesioner kepada responden untuk menentukan bobot dan rating
pada masing-masing faktor kunci perusahaan.
4) Mengolah hasil pengisian kuesioner pada matriks EFE dan IFE, kemudian
menentukan skor matriks EFE dan IFE yang menempatkan posisi perusahaan
pada sel matriks IE.
5) Merumuskan alternatif strategi yang cocok dengan posisi perusahaan dengan
matriks SWOT.
6) Mendiskusikan hasil perumusan strategi SWOT
7) Memberikan kuesioner QSPM kepada responden untuk menentukan prioritas
strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan perusahaan.
43
4.4.2 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan dengan pendekatan
fungsional. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi internal
perusahaan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada
bidang-bidang fungsional yang meliputi manajemen, pemasaran, keuangan/
akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan.
44
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal (EFE) dan
lingkungan internal (IFE), analisis matriks IE, analisis SWOT, dan analisis
QSPM.
1. Tahap Masukan (Input Stage)
Hasil analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan menjadi input
dasar yang akan diformulasikan ke dalam matriks External Factor Evaluation
(EFE) dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks IFE dan EFE
merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang penting dan merupakan
langkah pertama dari perumusan formulasi strategi yang disebut dengan tahap
input, yaitu tahap meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi. Menurut David (2006), tahap-tahap yang harus dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam matriks IFE dan EFE adalah sebagai
berikut:
1) Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor
internal, yaitu mendaftar semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Identifikasi faktor eksternal perusahaan dengan melakukan
pendataan semua peluang dan ancaman perusahaan. Data internal
diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal Mitra Alam
sedangkan data eksternal didapat dari wawancara kuesioner dengan pihak
Mitra Alam yang dianggap ahli atau mendaftarkan peluang dan ancaman
yang dimiliki perusahaan tersebut.
2) Penentuan Bobot Variabel
Pada analisis eksternal dan internal, penentuan bobot dilakukan
dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen dan ahli strategi
dengan menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor,
1991). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot
setiap faktor strategis. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif
dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri
(industry-based). Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang
digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan
adalah 1, 2, dan 3.
45
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical
Menurut Kinnear (1991), bobot setiap variabel diperoleh dengan
menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan
variabel dengan menggunakan rumus
Dimana, Xi
i = n
xi
i=1
a i = Bobot variabel ke-i n = Jumlah data
Xi = Nilai variabel x ke-i i = 1, 2, 3, …, n
Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 9 dan 10.
A Xi ai
B
C
…
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)
A Xi ai
B
C
…
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)
47
berada pada kisaran 1,0 (terendah) sampai 4,0 (tertinggi) dengan nilai rata-
rata 2,5. Arti dari nilai ini adalah bahwa semakin tinggi total nilai
tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE mengindikasikan
perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau
kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik pula,
demikian sebaliknya. Bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada
Tabel 11 dan 12.
Skor Bobot
Faktor Strategis Internal Bobot Rating
(Bobot x Rating)
Kekuatan:
1. ….
2. ….
Kelemahan:
1. ….
2. ….
Total
Sumber : David (2006)
Skor Bobot
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating
(Bobot x Rating)
Peluang:
1. ….
2. ….
Ancaman:
1. ….
2. ….
Total
Sumber : David (2006)
Tinggi I II III
rata Menengah IV V VI
Tertimbang
EFE 2,00
VII VIII IX
Rendah
1,00
Pada sumbu X terdiri dari tiga skor yaitu: skor 1,00 - 1,99 menyatakan
bahwa posisi internal lemah; skor 2,00 - 2,99 posisinya adalah rata-rata; dan skor
3,00 - 4,00 adalah kuat. Sedangkan pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks
EFE, skor 1,00 - 1,99 menyatakan bahwa posisi eksternal rendah; skor 2,00 - 2,99
posisinya adalah menengah; dan skor 3,00 - 4,00 adalah tinggi. Matriks IE
memiliki tiga implikasi strategi berbeda, yaitu:
49
1) Pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh (Growth) dan
Kembangkan (Build). Strategi-strategi yang cocok adalah Strategi Intensif
seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk
atau Strategi Terintegrasi seperti Backward Intergration, Forward
Integration, dan Horizontal Intergration.
2) Pada sel-sel III, V, atau VII paling baik dikendalikan dengan strategi-
strategi Pertahankan (Hold) dan Pelihara (Maintain). Strategi-strategi yang
umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan penetrasi produk.
3) Pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan strategi Panen (Harvest) atau
Divestasi (Divestiture)
50
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan ancaman-ancaman
eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi S-T.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal perusahaan dan ancaman-
ancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-T.
Langkah selanjutnya menyusun hasil analisis ke dalam format tabel matriks
SWOT (Gambar 4)
Strength-W Weakness-W
Internal
Daftar kekuatan internal Daftar kelemahan internal
Eksternal
Strategi S-O Strategi W-O
Opportunities-O
Daftar peluang Gunakan kekuatan untuk Meminimalkan kelemahan
Eksternal memanfaatkan peluang untuk memanfaat peluang
51
Tabel 13. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Alternatif Strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Peluang
-
-
Ancaman
-
-
Total
Sumber: David (2006)
Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam pembuatan QSPM antara lain:
1) Menuliskan peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal kunci perusahaan pada kolom sebelah kiri matriks QSPM.
2) Menuliskan bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Nilai ini
harus identik dengan nilai yang diberikan pada matriks IFE dan EFE.
3) Menuliskan alternatif strategi yang akan dibandingkan yang diperoleh dari
matriks SWOT dan matriks IE yang layak diimplementasikan.
4) Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Score-AS) untuk masing-masing
strategi alternatif yang terpilih (nilai 1 = tidak dapat diterima, 2 = mungkin
dapat diterima, 3 = mungkin besar diterima, 4 = dapat diterima). Kolom AS
dikosongkan atau tidak diberi nilai bila faktor yang bersangkutan tidak
berpengaruh terhadap alternative strategi yang sedang dipertimbangkan.
5) Menjumlahkan total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score-TAS) yang
diperoleh dari perkalian bobot dengan nilai daya tarik (AS) pada masing-
masing baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap
alternatif strategi.
6) Menjumlahkan total nilai daya tarik (TAS) pada setiap kolom QSPM.
Alternatif strategi yang memiliki jumlah total nilai daya tarik terbesar
merupakan strategi yang paling baik.
52