BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
EVALUASI KINERJA KOMISI PENILAI AMDAL
Tugas Komisi Penilai Amdal Pusat dicantumkan dalam Pasal 54 ayat (3)
yang menyatakan :
Pasal 54 ayat (6) menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang akan
diatur oleh Peraturan menteri.:
(3) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) paling sedikit dilakukan terhadap:
a. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan/atau kriteria di
bidang Amdal dan UKL-UPL;
b. kinerja Komisi Penilai Amdal provinsi dan kabupaten/kota;
dan
c. kinerja pemeriksa UKL-UPL di instansi lingkungan hidup
provinsi dan kabupaten/kota.
Pasal 67 yang mengatur evaluasi kinerja akan diatur lebih lanjut melalui
Peraturan menteri. Hal ini dinyatakan :
Hal yang terpenting adalah apabila ada pejabat negara yang menerbitkan
izin baik izin lingkungan maupun izin usaha tanpa memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam pasal ini yaitu Pasal 111 maka akan dikenakan
tindak pidana dan dikategorikan sebagai kejahatan. Tindak pidana seperti
yang tercantum diatas merupakan kejahatan lingkungan. Hal ini
ditegaskan dalam Pasal 97 yang menyatakan :
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku
mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang
telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan
lebih dari satu kali.
BAB III.
PENUTUP
3.4 Rangkuman
Pengawasan dan penegakan hukum lingkungan merupakan
komponen penting dalam sistem amdal. Tanpa adanya perangkat
ini, pelaksanaan Amdal akan sangat lemah dan tidak memiliki
kekuatan untuk dapat dilaksanakan dengan baik. Banyak
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa pihak.
Karena itu Komisi Penilai Amdal, lembaga penyusun, lembaga
pelatihan serta perseorangan harus dapat ditingkatkan kapasitas