Disusun oleh:
AGNES PUTRI RAHAYU H
5415151850
JAWABAN
1. Peraturan Pemerintah/PP. No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yaitu
Pasal 4
(1) Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) disusun oleh Pemrakarsa pada
tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
(2) Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
sesuai dengan rencanatata ruang.
(3) Dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata
ruang, dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa.
Pasal 5
(1) Penyusunan Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan ke dalam
dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menjadi dasar
penyusunan Andal dan RKL-RPL.
Pasal 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan dokumen Amdal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 7
-Pasal 8
(1) Dalam menyusun dokumen Amdal, Pemrakarsa wajib menggunakan pendekatan studi:
a. tunggal;
b. terpadu; atau
c. kawasan.
(2) Pendekatan studi tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a dilakukan apabila
Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan 1 (satu) jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang
kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah 1 (satu) kementerian,
lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja
pemerintah kabupaten/kota.
(3) Pendekatan studi terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
apabila Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan lebih dari 1 (satu) jenis Usaha dan/atau
Kegiatan yang perencanaan dan pengelolaannya saling terkait dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem serta pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah lebih dari
1 (satu kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah
provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota.
(4) Pendekatan studi kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
apabila Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan lebih dari 1 (satu) Usaha dan/atau
Kegiatan yang perencanaan dan pengelolaannya saling terkait, terletak dalam satu kesatuan
zona rencana pengembangan kawasan, yang pengelolaannya dilakukan oleh pengelola
kawasan.
Pasal 9
(1) Pemrakarsa, dalam menyusun dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
mengikutsertakan masyarakat:
b. konsultasi publik.
(3) Pengikutsertaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelum
penyusunan dokumen Kerangka Acuan.
(4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat(1), dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari
kerja sejak pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berhak mengajukan
saran, pendapat, dan tanggapan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
(5) Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan
secara tertulis kepada Pemrakarsadan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam
penyusunan Amdal diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10
(1) Pemrakarsa dalam menyusun dokumen Amdal dapat dilakukan sendiri atau meminta
bantuan kepada pihak lain.
(2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penyusun Amdal:
a. perorangan; atau
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan untuk mendirikan lembaga
penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 11
(1) Penyusunan dokumen Amdal wajib dilakukan oleh penyusun Amdal yang memiliki
sertifikat kompetensi penyusun Amdal.
2) Sertifikat kompetensi penyusun Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
melaluiuji kompetensi.
(3) Untuk mengikuti uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap orang
harus mengikuti pendidikan dan pelatihan penyusunan Amdal dan dinyatakan lulus.
(4) Pendidikan dan pelatihan penyusunan Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kompetensi di bidang Amdal.
(5) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan penerbitan sertifikat kompetensi
dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusun Amdal yang ditunjuk oleh
Menteri.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi penyusun Amdal,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penyusunan Amdal, serta lembaga sertifikasi
kompetensi penyusun Amdal diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 12
(1) Pegawai negeri sipil yang bekerja pada instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau
kabupaten/kota dilarang menjadi penyusun Amdal.
(2) Dalam hal instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/kota bertindak
sebagai Pemrakarsa, pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi
penyusun Amdal.
Pasal 13
(1) Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
apabila:
a. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki Amdal
kawasan;
b. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah
memiliki rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota; atau
2) Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b,
wajib menyusun UKL-UPL berdasarkan:
b. rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan
strategiskabupaten/kota.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengecualian untuk Usaha dan/atau Kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan Menteri.
2. Pihak - pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
a. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
b. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
c. Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL.
3. Upaya nyata saya dalam menyadarkan masyarakat di tempat tinggal saya untuk sadar
lingkungan adalah
Walaupun diharapkan agar setiap orang peduli akan lingkungan, namun kenyataannya
masih banyak manusia yang belum sadar akan makna lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan
melalui penyuluhan, penerangan, pendidikan, penegakan hukum disertai pemberian rangsangan
atau motivasi atas peran aktif masyarakat menjaga lingkungan hidup seperti adanya lomba
kebersihan lingkungan antar desa dengan sebuah hadiah untuk memotivasi atau lain sebagainya.
Peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara misalnya
dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup, manfaat serta
pengolahan lingkungan hidup, mengembalikan pikiran serta perilaku kita kembali bercermin
kepada syariat agama Islam, pemerintah harus tegas menindak pelaku-pelaku pengerusakan
lingkungan agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya. Selain itu
berbagai langkah kebijaksanaan penting sebagai berikut :
Di mulai dari hal terkecil untuk menjaga lingkungan dapat kita lakukan seperti menyapu
halaman, membersihkan saluran air, dan memisahkan sampah non-organik dengan sampah
organik agar dapat di olah kembali menjadi pupuk sehingga sampah yang di hasilkan dari limbah
rumah tangga dapat berkurang. Kemudian dapat kita lanjutkan dengan sesuatu hal yang bisa di
katakan besar seperti kita membuat program penanaman pohon di daerah-daerah perkotaan dan
di samping-samping jalan agar gas karbon monoksida dapat di minimalisir dengan adanya
pepohonan. Sesuatu hal yang di lakukan secara terus menerus akan menjadi suatu kebiasaan,
kebiasaan yang buruk misalnya dengan tidak menghargai lingkungan seperti membuang sampah
di sembarang tempat dapat kita ubah menjadi sebuah kebiasaan yang baik untuk menjaga
lingkungan misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya apalagi sampah plastik yang
sukar terurai.
Dilingkungan saya sendiri masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan terutama akibat dari pembuangan air kotor secara sembarangan ,
pembuangan sampah yang tidak bertanggung jawab serta kurang nya kepedulian antar tetangga .
Dengan itu saya ingin melakukan di perubahan dilingkungan saya untuk meningkatkan
kesadaran masyarakatnya , yaitu:
1
Di era yang globalisasi seperti sekarang, pertumbuhan dan pembangunan semakin kian
nampak megah dan terlihat sangat modern. Namun di balik kemegahan dan kemodernan
bangunan-bangunan tersebut terdapat sebuah masalah yang kian hari dampaknya dapat kita
rasakan seperti pengrusakan lingkungan.
Masyarakat di zaman ini semakin tidak mementingkan lingkungan seperti yang dapat kita
amati sebagaimana bangunan-bangunan besar seperti hotel banyak menggunakan kaca untuk
memperindah hotelnya serta memasang AC di tiap sudut hotelnya, padahal sudah kita ketahui
tindakan-tindakan tersebut dapat memicu pemanasan global dan apabila itu terus di lakukan
dengan skala yang besar dapat berdampak buruk kepada kita kedepannya. Seperti apabila sampai
lapisan ozon itu berlubang dapat menyebabkan sinar ultraviolet masuk ke dalam bumi dan akan
menyebabkan radiasi. Serta sekarang semakin marak penggundulan hutan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab yang semakin membuat udara di Indonesia panas. Jadi perlu adanya
kesadaran lingkungan dari tiap-tiap individu untuk saling berkomitmen menjaga lingkungan
demi kelangsungan manusia sekarang dan untuk kedepannya.
Tidak tegasnya pemerintah melaksanakan peraturan dan atau belum lengkapnya perangkat
perundang-undangan.
Pemerintah tikak cakap dalam mengatasi hal-hal yang dianggap penting dalam
menjalankan pemerintahan ini, misalnya saja dalam hal penegakan hukum, pemerintah tidak
membuat undang-undang mengenai suatu permasalahan yang dianggap penting dalam kehidupan
sehari-hari sebelum terjadi suatu kejadian itu di masyarakat. Seharusnya pemerintah lebih tegas
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, jangan menunggu peristiwa terjadi baru
membuat undang-undang.
Tidak lengkapnya peraturan perundang-undangan di dalam pemerintahan membuat
masyarakat semakin bertindak semaunya sendiri, mereka tidak terlalu menghiraikanundang-
undang yang berlaku, karena pemerintahnya sendiri juga tidak tegas dalam menykapinya.
Termasuk dalam masalah menjaga kebersihan lingkungan, seha rusnya pemerintah membuat
peraturan mengenai peraturan akan kesadaran terhadap lingkungan. Atau misalnya saja
diwajibkan untuk kerja bakti setiap minggu sekali sekitar tempat tinggalnya, atau juga dapat
dibuat suatu perlombaan mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal sekitar agar masyarakat
semakin giat dan rajin untuk membersihkan lingkungan sekitarnya.
6. Perbedaan ANDAL dengan AMDAL yaitu
Definisi AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang
d ir en ca na ka n p ad a l in gk un ga nh id up ya ng di pe rl uk an ba gi pr os e s pe ng am bi l an
k ep ut us an te nt an g pe ny el en gg ar a an us a ha at au k eg ia ta n. D as ar hu ku m
A M D A L Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang di dukung oleh
paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha atau kegiatan yang
wajib dilengkapidenganA M D A L
d an ke pu tu s a n k ep al a BA P ED A L t en ta ng p ed om an
p en en tu an d am pa k be s a r da n penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup.
Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip
dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup. Tanggung jawab pelaksanaan
AMDAL. Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan
AMDAL adalahBAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
AMDAL digunakan untuk:
Pengertian ANDAL
Analisa dampak lingkungan atau disingkat menjadi Andal sudah dikembangkan oleh beberapa
negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau
EnvironmentalImpact Assesment yang kedua-duanya disingkat menjadi EIA.Di dalam bahasa
Indonesia environmental diterjemahkan menjadi lingkungan, analisis pada permulaannya
diterjemahkan menjadi analisa kemudian oleh ahli bahasa disarankan untuk diterjemahkan
menjadi analisis.
Peranan Andal Dalam Pengelolaan Lingkungan
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat disusun rencana
pengelolaan lingkungan, sedang rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah
diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang
akan dibangun.Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat
berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan, sehingga program
pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tak mampu menghindarkan rusaknya
lingkungan.Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan
oleh :
a. Penyusun laporan Andal kurang tepat atau kurang baik di dalam melakukan pendugaan dan
biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator dari berbagai instansi
pemerintah yang terlibat, sehingga konsep atau draft laporan Amdal yang tidak baik sudah
disetujui menjadi laporan akhir.
b. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di dalam
laporan Andal yang telah diterima pemerintah terutama saran-saran dan pedoman di dalam
mengendalikan dampak negatif. Misalnya di dalam laporan Andal jelas bahwa proyek harus
membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya tidak
dilakukan atau, walaupun dilakukan, tidak bekerja dengan baik, dan kalaupun diketahui
dibiarkan saja.
Andal mencakup
a. Batas wilayah yang terkena harus diseleksi semua wilayah.
b. Rona awal (sebelum kegiatan) kerusakan daerah lingkungan.
c. Rona kegiatan yang akan di usulkan.
d. Perkiraan dampak yang mungkin timbul.
e. Evaluasi dari berbagai dampak dan alternatif tindakan pengendalian.
f. Tata cara prosedur monitoring evaluasi.
Makhluk hidup tersebar dari dasar samudera terdalam hingga pegunungan tertinggi.
Tentu saja, keanekaragaman hayati ini harus dieksplorasi oleh manusia. Selain untuk
menginventarisasi jenis-jenis makhluk hidup tersebut dan memperkaya pengetahuan
manusia akan spesies makhluk hidup, cara hidup makhluk hidup dan lingkungannya
teresebut dapat dipelajari untuk kemudian dapat dimanfaatkan manusia.
c. Pengertian Term Of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah suatu
dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran
kegiatan yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga
yang memuat latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, waktu pencapaian,
dan biaya yang diperlukan." ujar Joko Riswanto, ST memulai.
Adapun fungsi TOR ini menurut Joko Riswanto, ST: pertama: Alat bagi pimpinan untuk
melakukan pengendalian kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. kedua: Alat bagi
para Perencana Anggaran untuk menilai urgensi pelaksanaan kegiatan tersebut dari sudut
pandang keterkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi. ketiga: Alat bagi pihak-pihak
pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan realisasi kegiatan tersebut. dan keempat:
Sebagai informasi bagaimana output kegiatan dilaksanakan/didukung oleh komponen
input, serta apa saja input (tahapan-tahapan) yang dibutuhkan dan bagaimana
pelaksanaannya untuk mencapai output.
d. Pengertian RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan
dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya
tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan
dari kajian ANDAL.
e. Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melakukan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi
kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola
dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelola lingkungan hidup untuk pengembalian
keputusan dan dasar untuk menertibkan izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. Proses
dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL, tetapi dengan mengguanakan
formulir isian yang berisi hal-hal berikut.
Identitas pemrakarsa.
- Rencana usaha dan/atau kegiatan.
- Dampak Lingkungan yang akan terjadi.
- Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
- Tanda tangan dan cap.
Formulir isian diajukan oleh pemrakarsa kegiatan kepada instansi berikut.
- Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/
kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/ kota.
- Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup provinsi
untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu kabupaten/ kota.
- Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan
pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu provinsi
atau lintas batas negara.