Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

 DEFAN FIRNANDA
 MUHAMMAD ANWAR SODIQ
 ULFA ZAHRANI

KELAS: Xll IPS-3

GURU PENGAMPUH: YUYUN OKTAFIYANI M.PD

MA AL- MA'RUF MARGODADI


KEC.SUMBEREJO KAB.TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang dibuat berdasarkan
hasil rangkuman dari berbagai buku yang telah dibaca dan beberapa sumber dari
internet. Makalah ini disusun dengan maksud untuk dapat dijadikan pedoman
tambahan bagi yang membaca makalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan pengetahuan kita tentang Tata ruang wilayah.

Namun kami menyadari bahwa hasil yang sederhana ini masih banyak kekurangan.
Kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya konstruktif sangatlah kami hargai
dan butuhkah, guna kesempurnaan makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila
laporan ini terlalu sederhana dan banyak kesalahan dalam menyampaikannya.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua untuk menambah sedikit pengetahuan yang kita miliki.

Sumberejo, 05 Agustus 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI …………………………..……………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………...……………5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………. 5

BAB II LANDASAN TEORI 6


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ……………6

BAB III PEMBAHASAN


A. Rencana tata ruang wilayah Nasional …………………………………………….8
B. Rencana tata ruang wilayah Provinsi ……………………………………………10
C. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota …………………………………...12
D. Azas dan Tujuan Tata Ruang ……………………………………………………14
E. Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang ………………………...15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 17
B. Saran …………………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kamu berpikir kenapa pemerintah


melakukan penataan ruang wilayah? Apakah dengan penataan ruang wilayah
oleh pemerintah, kita tidak leluasa mengolah dan memanfaatkan lahan milik
kita? Dalam hal ini, tentu saja pemerintah tidak serta merta melakukan
pengaturan tanpa dilandasi dasar hukum.
Di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) yang berbunyi “bumi, air dan kekayaan
alam yang mengandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Berdasarkan pengertian 2, dapat
disimpulkan bahwa pemerintah menguasai segala sumber daya alam selama
pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat dan melestarikan fungsi-
fungsi lingkungan sebagaimana mestinya.

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata


ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun
berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi
mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata
ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan atau
kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga
penetapan blok dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut
dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai
dasar penetapan peraturan zonasi.

Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan


pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok atau zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata

4
ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi
yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam
pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata
ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan


pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai
upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang
harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang
diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang
tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara,
dan/atau sanksi pidana denda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Nasional ?
2. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Provinsi ?
3. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota?
4. Apa saja Azas dan Tujuan Tata Ruang ?
5. Apa saja Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan menyusun makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Nasional
2. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Provinsi
3. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota
4. Untuk mengetahui Azas dan Tujuan Tata Ruang
5. Untuk mengetahui Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota


Dalam pembuatan makalah ini, terdapat landasan teori yang kami ambil dari buku
paket siswa. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota ada beberapa alasan pemerintah melakukan penataan wilayah
adalah sebagai berikut :

a. Perlunya ketersediaan lahan untuk kepentingan umum (jalan, lapangan olahraga,


jaringan listrik, jaringan air, jaringan telepon, fasilitas kesehatan dan lainnya.
b. Terdapat faktor eksternal dari kegiatan manusia yang berdampak buruk, seperti
kegiatan industri berdampak pada kesehatan, sehingga perlu pengaturan dan
penentuan lokasi industri (kawasan berikat).
c. Informasi tidak sempurna berkaitan dengan apa yang dimanfaatkan manusia diatas
lahan, sehingga berpengaruh terhadap nilai kegunaan saat ini maupun masa yang
akan datang.
d. Kemampuan masyarakat berbeda-beda dalam hal ini ada masyarakat yang
menguasai lahan secara luas, tetapi ada juga masyarakat yang tidak mamou membeli
lahan. Padahal lahan dibutuhkan oleh setiap manusia minimal untuk tempat tinggal.
e. Pada beberapa masyarakat menilai, bahwa pemanfaatan lahan dalam jangka
pendek (saat ini) lebih penting dibandingkan dengan jangka panjang (generasi akan
datang). Hal ini dapat mengancam kelangsungan sumber daya alam, sehingga
generasi akan datang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Atas dasar hal tersebut, pemerintah berhak mengatur dan merencanakan tata ruang
wilayah dalam skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Pembangun dan
perkembangan kota yang sesuai dengan RTRW dapat memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat.
Tahukah kamu, mengapa rencana RTRW dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat
nasinal, provinsi, hingga kabupaten/kota? RTRW dibuat berjenjang karena setiap

6
wilayah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini dapat
digeneralisasi, sementara RTRWN berfungsi sebagai dasar perencanaan RTRW
tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dengan pembentukan RTRE di setiap daerah,
diharapkan pemerintah daerah dapat menyesuaikan dengan potensi dan karakteristik
yang ada.

Penataan ruang di Indonesia harus sesuai dengan undang-undang Nomor 26 Tahun


2007 tentang Penataan Ruang. Penataan ruang wilayah yang dilakukan pada tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota harus mencakup aspek tujuan pemanfaatan ruang,
struktur ruang, pola ruang, dan pola pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.
Tujuan dari pemanfaatan ruang adalah menciptakan hubungan yang seimbang antara
berbagai wilayah, sehingga pembangunan dapat tercapai di bidang ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang sesuai dengan
fungsinya. Pola pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya dan strategi supaya
pemanfaatan ruang dapat dikendalikan agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A . Rencana tata ruang wilayah Nasional


Dapat dikatakan bahwa RTRW Nasional atau yang disingkat RTRWN merupakan
arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Sementara
Rencana Tata Ruang Wilayah adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah
yang merupakan satuan geografis beserta unsur yang ditentukan berdasarkan aspek
admimistratif

1) Muatan RTRW Nasionam


RTRW tingkat nasional berisikan tentang beberapa hal berikut.
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional.
b) Rencana struktur ruang wilayah nasional.
c) Rencana pola ruang wilayah yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
d) Penetapan kawasan strategis nasional.
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah jangka pendek dan menengah.
f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional

2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


Rencana struktur ruang wilayah nasional merupakan rencana yang meliputi sistem
wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah nasional yang
mengintegrasijan wilayah nasional, meliputi sistem perkantoran nasional,
transportasi nasional, energi nasional, telekomunikasi nasional, dan sumber daya air.
Rencana struktur ruang wilayah nasional digambarkan dalam bentuk peta dengan
skala 1:1.000.000.

8
3) Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah
nasional yang meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang
memiliki nilai strategis nasional. Pola ruang wilayah nasional berfungsi sebagai
alokasi ruang untuk kawasan lindung nasional dan budi daya bagi berbagai kegiatan
ekonomi, sosial dan lingkungan.
4) Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Kawasan Strategis
Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan, dan
keamanan negara, ekonomj, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis
nasional berdasarkan kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan misalnya
kawasan Natuna. Di bidang ekonomi misalnya Batam yang berdekatan dengan
Singapura. Di pulau tersebut kegiatan ekonomi berkembang pesat, sehingga menjadi
daya tarik masyarakat untuk meningkatan kualitas hidupnya.

5) Arahan Pemanfaatan Ruang Nasional


Arahan pemanfaatan ruang adalah arahan pengembangan wilayah untuk
mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah nasionam sesuai dengan RTRWN.
Arahan pemanfaatan ruang nasional menggambarkan bagaimana suatu ruang dapat
dimanfaatkan dan tidak dapat dimanfaatkan. Berdasarkan karakteristik tertentu ruang
dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Hal ini bertujuan supaya
pembangunan nasionak dapat selaras dan seimbang antara pembangunan
ekonomi,sosial, dan lingkungan.

6) Arahan pengendalian Pemanfaatan Ruang Nasional


Arahan pengendalian pemanfaatan ruang disusun sebagai dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang supaya ruang sesuai dengan fungsinya dan RTRWN. Sampai saat

9
ini ruang di Indonesia dimanfaatkan tanpa terkendali, sehingga menimbulkan
permasalahan baru seperti kerusakan lingkungan, degradasi lahan, kelangkaan
pangan, dan sebagainya. Atas dasar tersebut pemanfaatan ruang nasional harus
dikendalikan sesuai dasar-dasar yang telah ditetapkan.

B . Rencana tata ruang wilayah Provinsi


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari
RTRWN yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi.
1) Muatan RTRW Provinsi mencakup beberapa aspek sebagai berikut.
a) Sebagai pedoman, arahan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi.
b) Rencana struktur ruang wilayah provinsi (kawasan pedesaan, perkotaan, dan
kawasan tertentu).
c) Rencana pola ruang wilayah provinsi yang terdiri atas kawasan lindung dan
budidaya.
d) Penetapan kawasan strategis provinsi.
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi jangka pendek dan menengah.
f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi sistem.

2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi


Rencana struktur ruang wilayah provinsi adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan dalam wilayah provinsi yang berkaitan dengan kawasan pedesaan dalam
wilayah pelayanannya, dan rencana disisten prasarana wilayah provinsi serta
melayani kegiatan skala provinsi. Misalnya pada rencana tata ruang wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timhr yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Tinur Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2010-2030.

3) Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, rencana pola ruang

10
provinsi merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah provinsi yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungai lindung dan budidaya. Ruang untuk fungsi
lindung berperan dalam menjaga keseimbangan alam yang pemanfaatannya tidak
boleh digunakan untuk kegiatan ekonomi maupun sosial.

4) Penetapan Kawasan Strategis Wilayah


Kawasan startegis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi yang penataannya
diutamakan karena memiliki pengaruh yang besar terhadap bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan. Kawasan strategis dibidang ekonomi misalnya wilayah
perkotaan. Kota memegang peranan penting sebagai kawasan strategis, maka dalan
RTRW Provinsi wilayah tersebut pembangunannya akan diprioritaskan.

5) Arahan Pemanfaatan Ruang Provinsi


Arahan pemanfaatan ruang provinsi merupakan arahan pengembangan wilayah
untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai RTRW provinsi. Ruang dalam
pemanfaatannya diarahkan supaya tidak menimbulkan permasalahan. Karena setiap
ruang wilayah memiliki daya tampung yang berbeda-beda. Arahan pemanfaatan
ruang provinsi berfungsi sebagai acuan untuk mengembangkan atau penataan
provinsi.

6) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi


Arahan pemanfaatan ruang provinsi merupakan arahan yang disusun supaya ruang
provinsi dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Wilayah yang pemanfaatannya
berlebihan dapat menyebabkan permasalahan baru bagi provinsi tersebut. Arahan
pengendalian pemanfaatan ruang provinsi berfungsi untuk menjaga kesesuaian
pemanfaatan ruang, menghindari lahan yang tidak sesuai RTRW, menjaga
keseimbangan dan keserasian ruang, dan mencegah pembangunan yang justru
merugikan.

11
C . Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
RTRW tingkat kabupaten merupakan penjabaran dari RTRW provinsi yang disertai
dengan strategi pengelolaan kawasan tersebut. Perencanaan tingkat kabupaten/kota
harus diuraikan lebih detail yang ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Teknik Ruang (RTR). Dalam Penyusunannya
RTRW kabupaten harus berpedoman pada RTRWN dan RTRWP. RTRW
kabupaten/kota meliputi beberapa hal berikut.

1) Muatan RTRW Kabupaten/Kota Beberapa hal yang memuat tentang RTRW


kabupaten/kota adalah sebagai berikut.
a) Sebagai tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
b) Pedoman rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi kawasan
perkotaan, pedesaan, dan lainnya.
c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi kawasan lindung dan
budi daya.
d) Penetapan kawasan strategis kabupaten/kota.
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota yang terdiri dari program
jangka pendek dan jangka menengah.
f) Pengendalian pemanfaatan ruang

2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten/Kota


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota adalah rencana sistem perkotaan
dalam perencanaannya yang dikembangman untuk mengintegrasikan wilayah kota
dengan wilayah lainnya. Struktur ruang wilayah kabupaten/kota juga dapat diartkan
sebagai susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana yang
mendukung kegiatan ekonomi sosial masyarakat.

3) Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten/Kota


Perencanaan pola ruang wilayah kabupaten/kota merupakan rencana distribusi
pemanfaatan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang memberikan gambaran
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota sampai dua puluh tahun mendatang.
Kawasan lindung yang memberikan perlindungan bagi kawasan dibawahnya.

12
4) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
Kawasan strategis kabupaten/kota merupakan bagian wilayah kabupaten/kota yang
pengembangan dan pembangunannya diutamakan karena wilayah tersebut memiliki
potensi yang besar bagi kelangsungan dan penopang kegiatan ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Contoh penetapan kawasan strategis misalnya Kabuoaten Sumba Timur.
Jangka waktu 20 tahun mendatang, diharaokan adanya pemusatan atau aglomerasi
ekonomi dengan pengembangan potensi yang ada. Penetapan kawasan strategis tidak
hanya ditekankan pada kegiatan ekonomi saja tetapi juga semua bidang seperti
pertahanan dan keamanan, sosial budaya, dan lingkungan. Penetapan kawasan
strategis yang hanya ditekankan pada salah satu aspek saja dapat menimbulkan
permasalahan dalam pembangunan wilayah tersebut, karena pembangunan yang
ditetapkan penekanannya tidak merata.

5) Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota


Penyusunan pemanfaatan ruang harus disesuaikan dengan struktur dan pola ruang.
Ruang yang ada dalam suatu wilayah kabupaten/kota harus ditetapkan
pemanfaatannya untuk pemukiman, industri, pertanian, hutan, perikanan, waduk,
atau lainnha. Ruang wilayah harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan kesesuaian
lahan, kebutuhan, daya dukung, daya tampung lahan, dan kondisi penduduk.
Misalnya untuk Industri, lahan yang dibutuhkan dan sesuai harus memiliki kriteria
topografi datar, aksebilitas yang mudah, fasilitas umum lengkap, dan sarana
prasarana penunjang kegiatan industri tersedia. Pemilihan lokasi industri tersebut
juga harus menyesuaikan dengan struktur dan pola ruang wilayah yang telah ada,
sehingga diharapkan dalam waktu dua puluh tahun ke depan kegiatan industri
maupun lainnya sesuai RTRW yang berlaku. Pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota harus berpedoman pada RTRW nasional dan provinsi yang berlaku,
sehingga antarlembaga pemerintah saling bersinergi sebagai upaya pembangunan.

6) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota


Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk menjamin tercapainya
tujuan dan sarana rencana tata ruang wilayah. Pengendalian tata ruang wilayah
berpedoman pada arahan yang telah ditetapkan pada struktur dan pola ruang wilayah.
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui peraturan zonasi wilayah,

13
perizinan, pemberian insentif dan disinsentud, serta sanksi. Pengendalian
pemanfaatan ruang bertujuan untuk mengendalikan agar ruang wilayah tidak
disalahgunakan. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW
kabupaten/kota baik yang dilengkapi izin maupun tidak akan dikenai sanksi
administratif, pidana, atau denda.

D . Azas dan Tujuan Tata Ruang


1. Azas
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan asas:
Keterpaduan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan mengitegrasikan
berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku
kepentingan.
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, maksudnya penataan ruang
diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola
ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antar daerah dan kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.
Keberlanjutan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin
kelestarian dan kelangsungan daya dukung (kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung kehidupan yang berlangsung padanya secara wajar, yang berimplikasi
dengan kerusakan lingkungan hidup) dan daya tampung (menyangkut kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat dan benda lainnya yang masuk pada badan
lingkungan hidup tersebut, dan berimplikasi dengan pencemaran lingkungang hidup)
lingkungan hidup dengan memerhatikan kepentingan generasi mendatang.
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, maksudnya penataan ruang diselenggrakan
dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya (SDA) yang terkandung di
dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkulitas.
Keterbukaan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses
yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan penataan ruang. kebersamaan dan kemitraan, maksudnya penataan
ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Perlindungan kepentingan umum, maksudnya penataan ruang diselenggarakan

14
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat. kepastian hukum dan keadilan,
maksudnya penataan runag diselenggarakan dengan berlandaskan hukum atau
ketentuan peraturan perundang-rundangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan
dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan
kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
2. Tujuan
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional, yaitu :
Mewujudkan wilayah nasional yang aman, maksudnya situasi masyarakat dapat
menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.
Mewujudkan wilayah nasional yang nyaman, yakni suatu keadaan masyarakat dapat
mengartikulasikan (berperan mewujudkan atau mengaktualisasikan sesuatu dalam
kehidupannya secara nyta) nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang
tenang dan damai.
Mewujudkan wilayah nasional yang produktif, maksudnya proses produksi dan
distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi
untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing.
Mewujudkan wilayah nasional yang berkelanjutan, maksudnya kondisi kualitas
lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, termasuk pula
antisipasi untuk mengembangkan orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya SDA
tak terbarukan.

E . Klasifikasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang


1. Klasifikasi Tahapan Penataan Ruang
Menurut UU RI NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG penataan
ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan, yaitu :
Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:
kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap
bencana;
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi
ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup,

15
serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan
ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.
Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah
kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang
tersendiri.
2. Perencanaan Pembangunan Tata Ruang
Dalam PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG
TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, disebutkan
perencanaan pembangunan tata ruang daerah meliputi, yaitu :
• Prinsip penataan
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional.
Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.
Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan
rencana pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi
yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan
nasional.
• Tahapan Rencana Pembangunan Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) :
Penyusunan Rancangan Awal :
Bappeda menyusun rancangan awal RPJPD.

16
BAB IV
PENUTUP

A . Kesimpulan
1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka
panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh)
tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun.

2.Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional


Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :Ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; Keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan; Keterpaduan perencanaan tata ruang
wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; Keterpaduan pemanfaatan ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka
negara kesatuan republik indonesia;
3.Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunannya harus mengacu pada
RTRWN, pedoman bidang penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka
panjang daerah.4. Perencanaan 4.Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi
penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten,
rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten,
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

17
B . Saran
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi, maupun sebagai sumber daya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai dengan makna yang
terkandung dalam falsafah dan dasar negara Pancasila. Dalam Undang-Undang
tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa negara menyelenggarakan penataan
ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifi, aji. 2016. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas XII
edisi revisi K13. Surakarta : CV Meditama.

Wahid, yunus. 2014 . Pengantar Hukum Tata Ruang . Jakarta : Kencana

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,


Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan


Ruang.

19

Anda mungkin juga menyukai