Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif dengan studi kasus. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan yang masih bersifat tentatif atau

akan dapat berkembang seiring dengan dilakukannya penelitian. Masalah utama

dalam penelitian ini adalah menurunnya volume penjualan perusahaan, banyaknya

keluhan dari konsumen sebagai akibat adanya indikasi fungsi pemasaran yang

kurang dari PT Bali Alus dan ketidaksesuaian antara SOP Pemasaran terkait fungsi

pemasaran perusahaan dengan pelaksanaanya. Oleh karena itu metode kualitatif

deskriptif akan tepat dipilih sebagai metode penelitian untuk menjelaskan secara

rinci terkait dengan hasil temuan atas audit yang dilakukan dan rekomendasi audit

yang akan diberikan dalam penelitian ini.

B. Lokasi/Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT Bali Alus, dengan alamat Jalan Wibisana

Barat No. 100, Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Bali. PT

Bali Alus merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri kosmetika

dan perawatan tubuh, yang mana saat ini kita ketahui bahwa industri tersebut berada

pada situasi persaingan ketat sehingga perlu ditinjau kembali terkait fungsi

pemasarannya. Selain itu PT Bali Alus juga memiliki banyak keluhan dari

konsumen terkait dengan pengiriman produk, dan keluhan akan ketidaksesuaian

32
33

pesanan dengan yang diterima konsumen . Berdasarkan hal ini maka penulis merasa

bahwa PT Bali Alus tepat digunakan sebagai tempat penelitian. Adapun waktu

penelitian ini dilakukan adalah dilaksanakan dalam jangka waktu lima bulan yang

dimulai sejak bulan Februari tahun 2022 hingga bulan Juli tahun 2022.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah berupa transkrip audio

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dan kuisioner. Wawancara dan

pemberian kuisioner dilakukan dengan melibatkan tiga orang partisipan, yaitu

masing-masing satu orang manajer tim pemasaran PT Bali Alus, staff

pemasaran PT Bali Alus, dan store keeper (penjaga toko)/ sales marketing

(SPG). PT Bali Alus. Data primer diperoleh dengan mengajukan pertanyaan

yang telah disusun dalam daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner terkait

dengan fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh PT Bali Alus. Adapun jenis

pertanyaan yang disusun dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan

panduan wawancara dengan metode wawancara mendalam (in-depth

interview). Pertanyaan disusun terkait dengan kebijakan produk perusahaan,

penetapan harga produk perusahaan, distribusi produk yang dipasarkan oleh

perusahaan, dan kebijakan promosi serta publikasi yang dilakukan oleh

perusahaan. Data primer yang diperoleh ini akan digunakan sebagai bahan

untuk melakukan audit manajemen, khususnya pada tahapan review dan


34

pengujian pengendalian manajemen atas SOP yang telah ditetapkan

perusahaan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan fungsi pemasaran dari PT Bali Alus. Adapun dokumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen terkait standar

operasional prosedur (SOP) pemasaran yang telah ditetapkan oleh

perusahaan, yaitu mencakup SOP produk, penentuan harga, order (mencakup

pada penerimaan pesanan sampai distribusi produk pada konsumen), outlet

baru dan pameran (mencakup di dalamnya promosi produk), data biaya

pemasaran perusahaan dan data laporan penjualan produk PT Bali Alus. Data

terkait SOP pemasaran akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan

tahapan audit pendahuluan. Data terkait SOP ini juga akan digunakan sebagai

bahan untuk melakukan audit manajemen khususnya pada bagian review dan

pengujian pengendalian manajemen atas SOP yang telah ditetapkan

perusahaan. Data sekunder berupa data penjualan berdasarkan jenis produk

dan data biaya pemasaran akan digunakan sebagai bahan pertimbangan atas

penilaian efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi pelaksanaan fungsi

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data penelitian dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

mengolaborasikan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik pengumpulan data

dengan wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini


35

dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data sesuai dengan teknik

yang digunakan. Instrumen merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk

memperoleh data. Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data dalam

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan teknik wawancara yang dilakukan

dengan menyiapkan serangkaian pertanyaan runtut yang disusun dalam

bentuk daftar pertanyaan runtut dalam bentuk kuisioner. Pengumpulan data

dengan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih terarah

terkait pelaksanaan fungsi pemasaran perusahaan dari partisipan wawancara.

Hasil kuisioner yang diisi oleh partisipan juga akan digunakan untuk

melakukan audit pendahuluan. Partisipan dalam pengisian kuisioner adalah

masing-masing satu orang manajer tim divisi pemasaran, staff divisi

pemasaran, dan sales divisi pemasaran (SPG) PT Bali Alus.

b. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dipilih karena dalam

teknik wawancara ini wawancara dapat dilakukan dengan mengacu pada

serangkaian pertanyaan terbuka (open question). Metode wawancara ini juga

memungkinkan munculnya pertanyaan baru selama proses wawancara akibat

jawaban yang diberikan oleh narasumber, sehingga wawancara dapat

dilakukan secara lebih mendalam. Partisipan dalam wawancara dipilih

dengan mempertimbangkan pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan


36

fungsi pemasaran perusahaan dan turut serta berperan dalam penentuan

kebijakan yang terkait dengan fungsi pemasaran perusahaan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan melibatkan tiga orang

partisipan, yaitu masing-masing satu orang manajer tim divisi pemasaran,

staff divisi pemasaran, dan sales divisi pemasaran (SPG) PT Bali Alus. Hasil

wawancara yang dilakukan dengan narasumber akan digunakan sebagai

bahan dalam pelaksanaan tahapan review dan pengujian pengendalian

manajemen atas SOP yang telah ditetapkan perusahaan serta digunakan

sebagai bahan dalam pelaksanaan audit lanjutan. Hasil wawancara ini juga

digunakan untuk melakukan crosscheck terhadap hasil jawaban yang

diperoleh dari kuisioner.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan untuk

memperoleh data sekunder guna menunjang penelitian ini. Adapun yang

dikumpulkan dalam teknik pengumpulan data dokumentasi, yaitu dokumen

standar operasional prosedur (SOP) pemasaran yang terdiri dari SOP produk,

SOP penentuan harga, SOP order, serta SOP outlet dan pameran, data biaya

pemasaran perusahaan dan data terkait laporan penjualan produk PT Bali

Alus. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi juga dilakukan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan perusahaan melalui media sosial,

e-commerce, dan web.


37

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Kunci

Instrumen kunci dalam penelitian kualitatif adalah peneliti. Peneliti

berperan sebagai instrumen kunci karena dalam penelitian kualitatif peneliti

sendiri yang melakukan penggalian data, pengolahan data, menafsirkan data

yang telah diperoleh dan diolah, serta melakukan pengambilan kesimpulan

atas penelitian yang dilakukan.

b. Instrumen Wawancara Terstruktur

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara

terstruktur adalah berupa kuisioner. Kuisioner disiapkan dengan membuat

serangkaian daftar pertanyaan runtut sesuai dengan informasi yang ingin

diperoleh. Adapun pertanyaan yang disusun dalam kuisioner adalah untuk

memperoleh informasi terkait dengan pelaksanaan SOP produk (kebijakan

produk), penentuan harga (kebijakan penentuan harga), order (kebijakan

saluran distribusi), serta outlet baru dan pameran (kebijakan promosi dan

publikasi). Kuisioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan referensi dari

Bhayangkara (2018), penelitian oleh Admantyasyahri, (2018), dan

pertanyaan tambahan yang diperlukan, sebagaimana terlampir dalam

lampiran.

c. Instrumen Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan dengan menyiapkan instrumen

pengumpulan data berupa daftar pertanyaan wawancara terkait dengan fungsi

pemasaran perusahaan. Adapun pertanyaan tersebut terkait dengan


38

pelaksanaan SOP produk (kebijakan produk), penentuan harga (kebijakan

penentuan harga), order (kebijakan saluran distribusi), serta outlet baru dan

pameran (kebijakan promosi dan publikasi). Instrumen pengumpulan data

berupa handphone dan laptop digunakan sebagai sarana untuk merekam

wawancara dan membuat transkrip hasil wawancara. Buku catatan dan alat

tulis juga disiapkan untuk mencatat selama wawancara berlangsung.

d. Instrumen Dokumentasi

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik pengumpulan

data dokumentasi adalah berupa laptop dan handphone digunakan untuk

mengolah softcopy dokumen yang diperoleh dari perusahaan, e-commerce

tempat perusahaan berjualan, web, dan di media social perusahaan.

E. Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data, penulis menggunakan triangulasi. Triangulasi

merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu (Sugiyono, 2018). Adapun triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan melakukan pengecekan keabsahan

data melalui sumber data yang berbeda, yaitu sumber berdasarkan hasil kuisioner,

in-depth interview dan dokumen yang diperoleh. Data yang diperoleh melalui

kuisioner dan in-depth interview dengan tiga orang partisipan, yaitu masing-masing

satu orang manajer tim divisi pemasaran, staff divisi pemasaran, dan sales

pemasaran (SPG) dicocokkan satu sama lain hingga diperoleh data yang sama

antara ketiga jawaban tersebut. Setelah data yang sama diperoleh maka data
39

tersebut akan dicocokkan dengan dokumen SOP Pemasaran PT Bali Alus untuk

dilihat kesesuaiannya.

F. Analisis Data

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan pada tahapan audit

manajemen menggunakan pendekatan model Miles and Huberman. Dalam teknik

analisis data menggunakan Model Miles dan Huberman, analisis kualitatif

dilakukan pengumpulan data (data collection), penyederhanaan data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion

drawing) (Sugiyono, 2018). Penjelasan mengenai tahapan yang dilakukan dalam

analisis data menggunakan Model Miles dan Huberman dapat dilihat sebagai

berikut.

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

proses wawancara (terstruktur dan in-depth interview) dan dokumentasi.

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data terkait SOP Pemasaran yang

terkait dengan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan

proses wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner dilakukan untuk

mengumpulkan informasi terkait pelaksanaan SOP pemasaran perusahaan yang

terkait dengan fungsi pemasaran dan mengidentifikasi permasalahan yang ada

dalam pelaksanaan SOP tersebut. Dalam tahapan audit pendahuluan yang

Informasi dan data yang diperoleh dalam tahapan pengumpulan data ini akan

digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan tahapan audit pendahuluan. Selain

itu proses wawancara mendalam (in-depth interview) juga dilakukan sebagai


40

bagian dari pengujian pengendalian manajemen untuk mengetahui efektivitas,

efisiensi, dan ekonomisasi pelaksanaan fungsi pemasaran serta untuk

mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Reduksi Data (Data Collection)

Reduksi data merupakan suatu proses untuk merangkum data, memilih data

yang telah dirangkum, dan memfokuskan pada hal-hal penting terkait dengan

penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2018). Dalam melakukan reduksi data

dilakukan juga tahapan audit manajemen sebagai berikut.

a. Persiapan Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum data yang telah berhasil

diperoleh dari pengumpulan data. Hasil wawancara yang telah diperoleh

kemudian diketik yang selanjutnya akan dikaji. Pada tahapan persiapan data

ini dilakukan tahapan audit pendahuluan dengan mempersiapkan data SOP

Pemasaran perusahaan, mempersiapkan data atau informasi terkait

pelaksanaan SOP fungsi pemasaran perusahaan. Selain itu dilakukan juga

persiapan data terkait permasalahan yang ditemukan berdasarkan pada

wawancara telah dilakukan.

b. Membaca Ulang Data

Setelah data dipersiapkan, selanjutnya data yang telah diperoleh akan

dibaca ulang untuk memperoleh gambaran umum dari hasil data yang

dihimpun. Pada tahapan ini juga sekaligus dilakukan review terhadap

pengujian pengendalian manajemen yang telah dilaksanakan dalam

wawancara. Setelah dilakukan review terhadap pengujian pengendalian


41

manajemen dari hasil kuisioner dan wawancara, maka selanjutkan akan

didapatkan gambaran umum terkait permasalahan yang terjadi, penyebab

terjadinya permasalahan, dan akibat dari terjadinya permasalahan beserta

buktinya.

c. Penyederhanaan Data

Pada tahap penyederhanaan data dilakukan pengelompokkan data terhadap

gambaran umum permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Data

dikelompokkan dalam kolom kriteria, kondisi, penyebab, dan akibat. Setelah

data dikelompokkan, selanjutnya data akan disusun secara sistematis

berdasarkan acuan penelitian, yaitu SOP Pemasaran terkait dengan fungsi

pemasaran dari PT Bali Alus. Dalam tahapan audit manajemen, tahapan

penyederhanaan data ini juga sekaligus berperan sebagai tahapan audit

lanjutan karena pada tahapan ini bukti-bukti audit dikumpulkan dan disusun

secara sistematis serta dicari keterikatannya terkait dengan permasalahan

yang ada pada perusahaan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian

singkat, hubungan antar katagori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2018).

Dalam penelitian ini data disajikan dengan membuat uraian berupa teks yang

bersifat naratif untuk menjelaskan mengenai hasil audit terhadap fungsi

pemasaran perusahaan. Tahapan penyajian data ini menjadi bagian dalam

tahapan penyusunan dan pelaporan atas audit pada fungsi pemasaran yang telah

dilaksanakan. Dalam pelaporan hasil audit, diuraikan dan disusun hasil temuan
42

audit secara naratif meliputi kondisi yang terjadi di perusahaan, kriteria yang

seharusnya dilakukan berdasarkan SOP terkait fungsi pemasaran perusahaan,

akibat yang ditimbulkan dari kondisi tersebut dan rekomendasi yang diberikan

untuk menangani kondisi yang menimbulkan permasalahan tersebut. Setelah

laporan audit disusun, maka disusunlah saran terkait tindak lanjut yang harus

dilakukan oleh perusahaan atas laporan audit yang diberikan. Tindak lanjut ini

juga berisikan tenggang waktu untuk memulai melaksanakan rekomendasi audit

yang diberikan.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Setelah melakukan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data maka

akan melakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan

berdasarkan pada hasil audit yang telah diuraikan pada tahapan penyajian data.

Penarikan kesimpulan dilakukan atas efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi

pelaksanaan fungsi pemasaran perusahaan. Adapun penarikan kesimpulan atas

efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi pelaksanaan fungsi pemasaran PT Bali

Alus dilakukan sebagai berikut.

a. Efektivitas

Efektivitas perusahaan dinilai dengan menggunakan skala interval yang

diadopsi dari penelitian Ayu (2017). Penilaian dilakukan berdasarkan hasil

audit dengan menganalisis apakah pelaksanaan fungsi pemasaran perusahaan

sudah dapat memenuhi tujuan perusahaan, sebagaimana yang telah tercantum

dalam visi dan misi perusahaan. Adapun interval penilaian yang digunakan

adalah sebagai berikut.


43

Tabel 3.1
Tabel Interval Penilaian Efektivitas Pelaksanaan
Fungsi Pemasaran Perusahaan

No. Interval Keterangan


1. 0 s.d. 2 Belum Efektif
2. 2,1 s.d. 3 Cukup Efektif
3. 3,1 s.d. 4 Sangat Efektif
Sumber : Ayu, 2017

Apabila analisis menunjukkan hasil pada Interval 0 sampai dengan 2, maka

perusahaan dinilai belum dapat melaksanakan fungsi pemasarannya secara

efektif. Hasil pada interval 2,1 sampai dengan 3 menunjukkan hasil bahwa

pelaksanaan fungsi pemasaran perusahaaan telah cukup efektif dilakukan.

Sedangkan interval 3,1 sampai dengan 4 menunjukkan hasil bahwa

perusahaan telahdapat melaksanakan fungsi pemasarannya dengan sangat

efektif.

b. Efisiensi

Efisiensi pelaksanaan fungsi pemasaran dalam penelitian ini dianalisis

dengan mengadopsi perhitungan efisiensi pelaksanaan fungsi pemasaran

yang dilakukan oleh Wahyudi, et. all., (2017). Analisis dilakukan dengan cara

menganalisis persentase realiasasi antara biaya pemasaran dengan realisasi

pendapatan penjualan perusahaan. Adapun rumus penilaian efisiensi yang

digunakan adalah sebagai berikut.

Biaya Pemasaran
x 100%
Realisasi Penjualan

Apabila hasil perhitungan efisiensi menunjukkan persentase diatas 100%,

maka perusahaan dinilai belum mampu menjalankan fungsi pemasarannya


44

secara efisien. Sedangkan apabila perhitungan efisiensi menunjukkan

persentase dibawah 100% maka perusahaan dinilai sudah mampu

melaksanakan fungsi pemasarannya secara efisien

c. Ekonomisasi

Ekonomisasi merupakan suatu indikator yang digunakan untuk

mengetahui apakah pengorbanan yang digunakan oleh perusahaan dalam

mencapai tujuan dapat dilakukan semininal mungkin, namun tetap dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Rumenser, 2022). Ekonomisasi

merupakan keadaan dimana perusahaan telah dapat mencapai keadaan

perusahaan yang efektif dan efisien. Sehingga penilaian ekonomisasi

pelaksanaan fungsi pemasaran dilakukan dengan mempertimbangkan hasil

analisis atas efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pemasaran

perusahaan. apabila perusahaan telah mampu mencapai efektivitas dan

efisiensi secara bersamaan, maka perusahaan dapat dinilai telah ekonomis

dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Sedangkan apabila perusahaan

belum mampu mencapai salah satu keadaan, baik efektivitas atau efisiensi,

maka perusahaan dinilai belum mampu melaksanakan fungsi pemasarannya

secara ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai