Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba yang
semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu
sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya, yaitu
bila perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada
tingkat kualitas yang diharapkan, serta mampu mengatasi tantangan dari para pesaing
terutama dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu, menarik konsumen melakukan
pembelian, maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang
tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu riset dan analisis pasar, keputusan tentang
produk, penetapan harga, promosi, dan distribusi. Agar produk yang dipasarkan dapat
berhasil, maka perusahaan harus menggunakan konsep pemasaran yang meliputi
manfaat, mutu atau kualitas dan kepuasan antara kebutuhan dengan keinginan. Oleh
karena itu perusahaan harus bisa mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan
permintaan atas produknya. Sedangkan alat yang digunakan perusahaan untuk,
memperkenalkan produk dan mendorong masyarakat melakukan pembelian adalah
promosi. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi penyusunan makalah “Aspek
Pasar dan Pemasaran dalam Studi Kelayakan Proyek Peternakan ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah pentingnya Riset pasar?
1.2.2 Bagaimana Konsep Pemasaran?
1.2.3 Unsur apa saja yang mempengaruhi Pemasaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas kelompok pengantar Bisnis & untuk menambah pengetahuan
dalam memahami tentang Pemahaman Pasar & Pemasaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Riset Pasar

2.1.1 Pengertian

Riset Pasar Adalah  aktivitas riset/research/penelitian yang dilakukan di dalam bidang


pemasaran. Kegiatan di dalam riset ini meliputi pengumpulan informasi pasar yang sesuai
dengan bisnis yang dijalankan (target market, pesaing, lingkungan bisnis dll). Kegiatan riset
pasar dilakukan dengan sistematis yang harus memperhatikan beberapa langkah. Secara garis
besar proses riset pasar adalah sebagai berikut :

1. Perumusan masalah
2. Penentuan tujuan riset pasar
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Interpretasi hasil riset pasar
6. Perbedaan Riset Pasar dengan Riset Pemasaran
7. Banyak orang yang memiliki pemahaman yang keliru mengenai pengertian antara
Riset Pasar dan Riset Pemasaran. Sejatinya kedua hal tersebut memiliki arti yang
berbeda meski terdapat keterkaitan antara satu dengan lainnya. Riset pasar adalah
aktivitas riset yang menitikberatkan pada kondisi pasar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Disamping itu riset pemasaran mempunyai pengertian yang lebih luas.
Riset pemasaran tidak fokus pada variabel pasar maupun produk saja akan tetapi
meliputi variabel yang lainnya dalam tinjauan pemasaran. Secara sederhana riset
pasar merupakan bagian dari aktivitas riset pemasaran.

 
2.1.2 Informasi Yang Diperoleh dari Riset Pasar
Ada 4 informasi dasar yang dapat ditemukan saat melakukan riset, diantaranya :

1. Karakter Pelanggan. Salah satu informasi yang dapat ditemukan saat melakukan
riset pasar adalah karakteristik pelanggan yang merupakan target pasar sekaligus
perkiraan jumlah target pasar tersebut di area yang menjadi sasaran usaha. Melalui
informasi tersebut maka dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan produk
selanjutnya yang disesuaikan dengan profile target pasar.
2. Tingkat Kebutuhan Produk. Informasi selanjutnya adalah kita dapat mengetaui
apakah produk yang dijual di masyarakat merupakan produk yang benar-benar
diperlukan. Hal yang harus dihindari adalah jangan sampai produk yang kita jual
sama sekali tidak diperlukan oleh masyarakat yang menjadi target pasar karena
strategi pemasaran seperti apapun tidak akan efektif apabila informasi fundamental ini
tidak ditindaklanjuti.
3. Pesaing. Informasi mengenai pesaing maupun potensi pesaing juga dapat kita peroleh
melalui riset pasar. Dengan adanya informasi ini maka menjadi masukan bagi
penyusunan strategi pemasaran berikutnya.

2
4. Kendala. Hal yang tidak kalah penting adalah informasi mengenai kendala yang ada
di lapangan. Mengetahui kendala berarti dapat segera melakukan antisipasi terhadap
kendala tersebut. Kendala yang terjadi misalkan kurangnya sarana dan prasarana,
peraturan pemerintah yang tidak sesuai, atau sulitnya vendor yang ada. Kendala
lainnya juga dapat berupa ketidaksesuaian harga yang tertera dengan kemampuan dari
target pasar (pelanggan).

2.1.3 Jenis Riset Pasar


Terdapat dua jenis riset yang dapat dilakukan apabila akan mengetahui informasi mengenai pasar.
Jenis riset tersebut yaitu :
1. Riset Primer

Sumber dari riset primer merupakan target pasar atau target riset secara langsung. Tujuan
riset pasar primer ini yaitu melakukan pengumpulan informasi untuk mengetahui
kondisi/keadaan pasar terkini.

Cara yang dilakukan dalam memperoleh data melalui riset primer seperti :

 Interview/wawancara secara langsung/face to face maupun tidak langsung (melalui


telepon/skype/teleconfrence/videocall).
 Survey/Observasi
 Kuesioner
 Melakukan diskusi secara berkelompok dengan anggota terdiri dari sampel konsumen
maupun cutomer potensial untuk memperoleh feedback dari hasil diskusi tersebut.

2. Riset Sekunder

Pada riset sekunder data diperoleh laporan/publikasi/hal yang berkaitan yang telah diterbitkan
secara umum. Riset sekunder memiliki tujuan untuk menganalisis data yang telah tersedia
yang kemudian menjadi pertimbangan sebuah strategi pemasaran yang jitu.

Metode Pengumpulan Data Pada Riset Pasar


Pada bagian riset primer telah disebutkan berbagai cara untuk memperoleh data. Pada bab ini akan
dibahas secara lebih mendetail mengenai cara mengumpulkan data pada riset pasar.

1. Interview/Wawancara

Untuk mengetahui informasi pasar dapat dilakukan dengan melakukan wawancara


secara langsung kepada sasaran dari riset pasar baik target market berupa
pelanggan/pengguna maupun calon pelanggan/pengguna. Wawancara dapat dilakukan secara
langsung dengan tatap muka yang biasanya dilakukan pada titik-titik lokasi yang telah
ditentukan misalkan toko tempat pelanggan membeli produk kita. Selain itu wawancara juga
dapat dilakukan melalui telefon yang disesuaikan dengan database pelanggan yang dimiliki
oleh perusahaan. Contoh riset pasar ini biasa dilakukan oleh lembaga keuangan (BANK)
untuk mengetahui kepuasan pelanggan mereka dalam penggunaan produk keuangan.

3
2. Kuisioner

Wawancara langsung maupun tidak langsung kadangkala memiliki sisi yang


mengganggu pelanggan dan terkesan intimidatif karena dilakukan secara terbuka. Oleh
karena itu terdapat cara lain yaitu dengan memberikan kuisioner. Kuisioner diberikan secara
langsung maupun secara online yang berisi mengenai pertanyaan kepada pelanggan mengenai
informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Untuk lebih mengoptimalkan pengumpulan data
melalui metode ini biasanya pelanggan yang mengisi kueisioner akan diberi imbalan berupa
souvenir atau produk secara gratis.

3. Survey

Metode ini pada dasarnya memiliki sedikit kesamaan dengan metode kuisioner yaitu
dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pelanggan. Namun pada metode survey
dilakukan lebih menyeluruh dengan sampel pelanggan yang lebih banyak sehingga dapat
lebih mewakili responden (pelanggan) secara keseluruhan.

4. Focus Group Discussion

Langkah focus group discussion pada riset pasar yaitu membentuk grup diskusi yang
terdiri dari sample responden potensial atau pelanggan utama. Pembahasan diskusi adalah
lebih bersifat mengencourage peserta agar menyampaikan segala hal yang mereka butuhkan,
bagaimana kesan saat memakai produk kita, dan kritik dan saran terhadap produk yang kita
hasilkan. Informasi itulah yang nantinya akan menjadi pertimbangan bagi strategi pemasaran
selanjutnya. Seperti halnya dengan kuisioner dan survey maka diperlukan imbalan bagi
peserta grup diskusi ini.

5. Observasi

Cara ini merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kondisi yang ada di pasar. Terkait dengan jumlah penjualan suatu produk di
berbagai outlet maupun ketertarikan pelanggan/calon pelanggan terhadap produk pesaing.
Langkah ini cukup efektif namun memerlukan tenaga dan biaya yang besar karena
cakupannya yang luas.

4
2.2 Konsep Pemasaran
Dalam konsep dasar pemasaran ada enam konsep yaitu:

1. Konsep Produksi
Yaitu suatu konsep dimana konsumen lebih menyukai produk yang dapat ditemukan
dimana-mana dengan harga yang murah. Jadi orientasi konsep ini lebih mengarah pada upaya
pencapaian efisiensi produk yang tinggi dan distribusi yang sangat luas. Tugas manajemen
disini adalah memperbanyak produksi barang karena konsumen dianggap akan menerima
hasil produksinya yang terjangkau dimana-mana.

2. Konsep Produk

Menyatakan bahwa akan lebih menyukai produk yang menawarkan mutu, kualitas,
performansi dan karakter terbaik. Dimana tugas manajemen disini ialah membuat produk
yang berkualitas tinggi dan penampilan yang terbaik & menarik.

3. Konsep Penjualan
Menyatakan bahwa konsumen  dengan dibiarkan begitu saja atau apa adanya,
organisasi harus berusaha melaksanakan promosi yang menarik para konsumen.

4. Konsep Pemasaran
Menyatakan bahwa kunci dalam mencapai tujuan sebuah organisasi bisnis meliputi
penentuan kebutuhan & keinginan pasar sebagai sasaran serta memberi kepuasan yang sesuai
secara efektif & efisien dibandingkan dengan para pesaing.

5. Konsep Pemasaran Sosial


Dalam konsep ini tugas sebuah organisasi yaitu menentukan kebituhan , kepentingan,
keinginan pasar dan tetap memberi kepuasan serta tetap melestarikan & meningkatkan
kesejahteraan masyarakat atau konsumen.

6. Konsep Pemasaran Global


Dalam konsep ini manajer eksekutifnya harus berupaya memahami segala faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi pemasaran lewat manajemen yang strategis. Dimana
tujuan akhirnya ialah berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat dan
memberikan yang terbaik dan bermanfaat kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam suatu
perusahaan.

2.3 Biaya Pemasaran


A. Definisi Biaya Pemasaran
Dalam arti sempit biaya pemasaran hanya meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menjual produk ke pasar.Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi

5
sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk
tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai.

Menurut Mulyadi Biaya Pemasaran adalah biaya yang meliputi semua biaya yang terjadi saat
produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah
kembali dalam bentuk uang tunai.
Sedangkan menurut Supriyono, biaya pemasaran adalah sebagai berikut : “Biaya pemasaran
adalah meliputi semua biaya dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran.”

Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Thomson Learning menyatakan bahwa biaya
pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan
melayani produk atau jasa.

B. Karakteristik Biaya Pemasaran

1. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan


produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya belum tentu menempuh cara
pemasaran yang sama.
2. Kegiatan pemasaran sering mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan
kondisi pasar.
3. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variabel yang
tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya
tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang digunakan tetapi
tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang akan dilakukan oleh konsumen.
4. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama (joint cost)
yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya
produksi.”

C. Fungsi Biaya Pemasaran


Biaya pemasaran dalam operasi sehari-hari perusahaan memiliki fungsi yang bermacam-
macam, tergantung dari sifat usaha dari perusahaan itu sendiri, ukuran serta metode operasi.
Diantaranya adalah membantu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
pendapatan terus pada periode mendatang dan memberi nilai tambah bagi perusahaan. Setiap
fungsi merupakan unit yang homogen, dimana aktivitas dapat dihubungkan dengan bagian
khusus dari biaya pemasaran.

D. Penggolongan Biaya Pemasaran


1. Biaya untuk mendapatkan pesanan ( order getting costs). Yaitu semua dikeluarkan
dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang termasuk dalam
golongan ini adalah biaya wiraniaga ( salesperson),komisi penjualan, advertensi, dan
promosi

6
2. Biaya untuk memenuhi pesanan ( order filling costs). Yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan
biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk
dalam golongan ini adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman,
biaya angkutan, dan biaya penagihan.

E. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pemasaran


1. Biaya Penjualan. Biaya penjualan terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
pemenuhan pesanan yang diterima dari pelanggan. Biaya penjualan terdiri dari gaji
karyawan bagian penjualan, biaya depresiasi, biaya kantor, sewa kantor dan biaya
perjalanan salesmen.
2. Biaya Advertensi. Biaya advertensi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan pemasaran dan pelaksanaan kegiatan order-getting melalui kegiatan promosi.
Biaya advertensi terdiri dari gaji karyawan bagian advertensi, biaya iklan, biaya
pameran, biaya promosi, biaya contoh (sampel, model) dan lain-lain.
3. Biaya Pergudangan. Biaya pergudangan merupakan biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan pemesanan. Biaya pergudangan
terdiri dari gaji karyawan bagian gudang, biaya depresiasi gudang dan biaya sewa
gudang.
4. Biaya Pembungkusan dan Pengiriman. Biaya pembungkusan dan pengiriman
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pembungkusan pesanan hingga
pesanan tersebut dikirim kepada pembeli. Biaya pembungkusan dan pengiriman
terdiri dari gaji karyawan bagian pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan untuk
membungkus, biaya eksploitasi truk, biaya depresiasi kendaraan, biaya pengiriman
dan biaya angkut.
5. Biaya Pemberian Kredit. Biaya pemberian kredit dan penagihan terdiri dari biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan
penagihan piutang kepada pelanggan. Biaya pemberian kredit dan penagihan terdiri
dari gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang tak tertagih,
potongan tunai.
6. Biaya Administrasi Penjualan. Biaya bagian administrasi terdiri dari bagian
administrasi penjualan, supplies kantor, penyusutan peralatan, reparasi dan
pemeliharaan peralatan.

F. Cara Analisis Biaya Pemasaran


1. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya atau obyek pengeluaran. Biaya dipecah
sesuai dengan jenis-jenis biaya pemasaran seperti: gaji biaya iklan, biaya perjalanan,
biaya depresiasi peralatan kantor, biaya operasi dan pemeliharaan truk, dan
sebagainya.
2. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran adalah suatu
kegiatan pemasaran yang memerlukan pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran
menurut fungsi pemasaran bertujuan untuk pengendalian biaya dan untuk analisis
biaya pemasaran menurut usaha pemasaran.

7
3. Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran. Adalah. menurut jenis produk,
menurut daerah pemasaran, menurut besar pesanan dan menurut saluran distribusi.

2.4 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMPERTAHANKAN


MELINDUNGI USAHA KECIL DAN MENENGAH
Pemerintah harus mampu mengoptimalkan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, agar
angka permasalahan dalam proses pengembangan menJadi kecil dan mudah di atasi, serta agar tidak
menimbulkan kerugian oleh salah satu pihak, sejatinya pengoptimalan ini untuk menjawab
permasalahn yang ada di UMKM langkah pengoptimalan yang harus di lakukan pemerintah adalah:
 Memaksimalkan potensi yang ada dalam masyarakat, sehingga produktivtas dapat meningkat,
hal ini bisa di lakukan pemerintah dengan memberikan pelatihan terhadap wirausahawannya.
 Memudahkan akses terhadap pasar, sehingga UMKM dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
pasar, Oleh karena itulah, mulai saat ini baik pemerintah maupun UMKM harus mulai
berbenah guna menghadapi perilaku pasar yang semakin terbuka di masa mendatang.
 Bekerjasama dengan bank baik negeri maupun swasta, hal ini dapat menjadi jalan keluar
ketika biaya transaksi mulai tinggi. Peningkatan kontribusi pembiayaan perbankan kepada
UMKM memerlukan sinergi yang terarah dengan mengoptimalkan sumberdaya dari
masyarakat atau wirausaha nya.
 Kemudahan dalam mendapatkan legalitas formal, pemerintah di harapkan tidak hanya
memberikan peminjaman modal begitu saja, tanpa memperhitungkan kelangsungan
pertahanan wirausaha, namun juga memberikan legalitas terhadap usaha masyarakat, contoh
PKL di berikan lahan untuk usahanya, karna ketika PKL berada di tempat yang layak barulah
PKL tersebut dapat di katakana memperoleh legalitas formalnya.
 Penjaminan terhadap perlindungan dan kelangsungan usaha
 Memanfaatkan teknologi untuk pengembangan UMKM. Di era ini teknologi semakin
berkembang pesat, pengembanngan UMKM dengan menggunakan teknologi di harapkan
menguntungkan bagi UMKM karna bisa memperluas pasar
Adanya liberarisasi ekonomi menjadi tantangan serius bagi kelangsungan UMKM,
dimana usaha mikro kecil dan menengah harus mampu bersaing dengan pelaku usaha dari
luar negeri. Peranan pemerintah tentu menjadi penting terutama untuk mengantarkan mereka
agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Beberapa upaya yang perlu dilakukan
pemerintah untuk memperkuat daya saing UMKM menghadapi pasar global adalah:

1.    Meningkatkan kualitas dan standar produk, Guna dapat memanfaatkan peluang dan
potensi pasar di kawasan asia tenggara dan pasar global, maka produk yang dihasilkan

8
UMKM haruslah memenuhi kualitas dan standar yang sesuai dengan kesepakatan asia
tenggara dan negara tujuan.
2.    Meningkatkan akses finansial; seperti terhadap aspek formalitas, karena banyak UMKM
yang tidak memiliki legal status, aspek skala usaha, dimana sering sekali skema kredit yang
disiapkan perbankan tidak sejalan dengan skala usaha UMKM, dan aspek informasi, dimana
perbankan tidak tahu UMKM mana yang harus dibiayai, sementara itu UMKM juga tidak
tahu skema pembiayaan apa yang tersedia di perbankan. Oleh karena itu, maka ketiga aspek
ini harus diatasi, diantaranya dengan peningkatan kemampuan bagi SDM yang dimiliki
UMKM, perbankan, serta pendamping UMKM.
3.    Meningkatkan kualitas SDM dan jiwa kewirausahaan UMKM; Secara umum kualitas
SDM pelaku UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi spirit kewirausahaannya.
Pemerintah harus melakukan langkah kongkrit, seperti penyusunan grand strategy
pengembangan kewirausahaan dan pelaksanaan dilapangan yang dilakukan dalam kaitannya
dan bertanggung jawab. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya dukungan
modal awal terutama bagi wirausaha pemula.
4.    Memfasilitasi UKM berkaitan akses informasi dan promosi di luar negeri; Bagian
terpenting dari proses produksi adalah masalah pasar. Oleh karena itu maka pemberian
informasi dan promosi produk-produk UMKM, khususnya untuk memperkenalkan di pasar
asia tenggara harus ditingkatkan lagi. Promosi produk, bisa dilakukan melalui dunia maya
atau mengikuti kegiatan-kegiatan pameran di luar negeri. Manfaat dari regulasi tersebut dapat
dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi pemerintah sebagai pembuat regulasi dan dari sisi
pengusaha sebagai obyek perizinan. Bagi pemerintah, perizinan diperlukan untuk menjaga
ketertiban umum dan memberikan perlindungan kepada masyarakat secara luas. Bagi
pengusaha, perizinan seharusnya memberi manfaat sosial dan ekonomi. Bila suatu kebijakan
atau regulasi tidak sesuai dengan harapan, tentunya kebijakan tersebut harus dievaluasi
karena adanya evaluasi akan diperoleh masukan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian
kebijakan dengan kinerja yang diharapkan hasilnya. Jadi, evaluasi membantu pengambil
kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan. Evaluasi
kebijakan tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai berapa jauh masalah telah
terselesaikan, tetapi memberi masukan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian, dan perumusan kembali masalah.
Pemerintah membuat kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang terkait
langsung dengan UKM yaitu telah dicangkannya tiga butir kebijakan pokok di bidang

9
ekonomi. Pertama, adalah peningkatan layanan jasa keuangan khususnya untuk pelaku UKM,
yang meliputi perbaikan layanan jasa perbankan, pasar modal, multifinance, asuransi.
Kebijakan pokok kedua adalah peningkatan infrastruktur layanan jasa keuangan, berupa
akses pasar, layanan penagihan dan pembayaran, kemudahan investasi dan menabung, serta
dukungan umum atas pelaksanaan transaksi perdagangan. Peningkatan layanan jasa dan
infrastruktur pendukungnya tidak akan berarti banyak tanpa upaya pembenahan menyeluruh
untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurship bagi pelaku UKM. Kebijakan pokok
ketiga adalah meningkatkan kemampuan dan penguasaan aspek-aspek teknis dan manajemen
usaha, pengembangan produk dan penjualan, administrasi keuangan, dan kewirausahaan
secara menyeluruh.

Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor UKM tersebut bertujuan untuk


meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM di dalam proses pembangunan nasional,
khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan
melalui perluasan kerja dan peningkatan pendapatan. Menurut Abdul Rosid (2004: 1),
”Sasaran dan pembinaan usaha kecil adalah meningkatnya jumlah usaha kecil dan
terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri, sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat
berperan dalam perekonomian nasional, meningkatnya daya saing pengusaha nasional di
pasar dunia, serta seimbangnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan”.

Usaha dalam menjamin kemajuan dan pengembangan UKM juga diprogramkan oleh
Departemen Keuangan melalui SK Menteri Keuangan (Menkeu) No.316/KMK.016/1994. SK
tersebut mewajibkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyisihkan 1-5% laba
perusahaan bagi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Kewajiban BUMN untuk
menyisihkan labanya 1-5% belum dikelola dan dilaksanakan dengan baik. Studi oleh  Sri
Adiningsih (2003: 4) dijelaskan bahwa kebanyakan BUMN memilih persentase terkecil, yaitu
1 % dari labanya, sementara itu banyak UKM yang mengaku kesulitan mengakses dana
tersebut. Selain itu kredit perbankan juga sulit untuk diakses oleh UKM, di antaranya karena
prosedur yang rumit serta banyaknya UKM yang belum bankable.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jika kalian ingin memahami Pasar & Pemasaran maka yang harus kalian
pahami adalah tentang Riset Pasar , Konsep Pasar ,& Biaya Pemasaran yang
dimaksud dengan :
- Riset Pasar = Aktivitas riset/research/penelitian yang dilakukan di
dalam bidang pemasaran.
- Konsep Pasar = Konsep-konsep yang harus dipahami diantaranya
Konsep Produksi ,Konsep Produk,Konsep Penjualan,Konsep
Pemasaran,Konsep Pemasaran Sosial,& Konsep Pemasaran Global.
- Biaya Pemasaran = Semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai
diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah
kembali dalam bentuk uang tunai.

3.2 Saran

Penulis telah membahas tentang Pemahaman Pasar & Pemasaran,namun tidak


dipungkiri sangat banyak kesalahan & kekurangan di dalam makalah yang telah kami
susun.
Dari makalah yang kami buat ini,penulis sangat mengharapkan tanggapan,baik
kritik ataupun sarab dari Ibu Dosen & Teman-teman Mahasiswa agar penulis bisa
membuat makalah dgn lebih baik kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalmanajemen.com/riset-pasar/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/enam-konsep-pemasaran-dan-tujuannya.html

http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-riset-pasar-dan-tujuannya.html

12

Anda mungkin juga menyukai