WILAYAH
I-1
BAB
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Keberadaan otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
menuntut kemandirian setiap wilayah untuk dapat mengoptimalkan potensi wilayah dan
ruangnya agar dapat dimanfaatkan sedemikian rupa untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Kondisi yang demikian menjadikan perlunya suatu kebijaksanaan yang mengatur dan
mengarahkan penataan ruang di wilayah Kabupaten Manggarai Barat secara jelas sehingga
kebutuhan atas kebijaksanaan tersebut dimaksudkan dapat menciptakan suatu pola atau
sistem keruangan yang efisien serta mendukung terciptanya tahapan kegiatan.
Perencanaan wilayah tersebut dituangkan dalam bentuk Rencana Tata Ruang
Wilayah. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang, dengan pengertian, struktur ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk
lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu dengan lainnya, dan pola
pemanfaatan ruang adalah tata guna tanah air, udara, dan sumberdaya alam lainnya dalam
wujud penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam
lainnya. Sedangkan wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur yang terkait dengan batas dan sistem ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka kewenangan daerah sebagai Daerah Otonomi ini mencakup
kewenangan dalam bidang pemerintahan dapat diartikan dengan pola pendekatan ruang
(kawasan). Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
pada Bab XII, Pasal 78 (poin 4) terkait dengan berlakunya Undang-undang, untuk :
1. Peraturan Pemerintah (PP) RTRWN disesuaikan paling lambat 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan terhitung sejak undang-undang ini diberlakukan;
2. Semua peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi disusun
atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak undangundang ini diberlakukan; dan
3. Semua peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota disusun atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak undang-undang ini diberlakukan.
Pada tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang tertuang dalam Perda Nomor 8
Tahun 2003 dimana mengacu pada UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
sehingga dirasa perlu untuk ditetapkannya rencana tata ruang wilayah. Namun dalam kurun
waktu pelaksanaannya ternyata terjadi perubahan perundangan penataan ruang khususnya
I-2
Dasar Hukum
Penyusunan RTRW Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur,
terdapat beberapa ketentuan atau hukum yang digunakan sebagai acuan dan bahan
pertimbangan. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649)
2.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2043).
3.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Peternakan Dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824).
4.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3419).
I-3
I-4
I-5
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
51.
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
837/KPTS/UM/1980
dan
No.
683/KPTS/UM/II/1981 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
52.
Keputusan Menteri Perhubungan No. 54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
53.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10 Tahun 2004 tentang
Pelabuhan Perikanan;
54.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 50 Tahun 1997 tentang
Standar Teknis Kawasan Industri;
55.
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai;
56.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak
dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;
57.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah;
58.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
59.
Peraturan Menteri Agraria No. 2 Tahun 1993 tentang Ijin Lokasi;
60.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999, tentang Tata
Cara bagi Perusahaan untuk Memperoleh Pencadangan Tanah, Ijin Lokasi, Pemberian
Perpanjangan dan Pembaharuan Hak Atas Tanah serta Penerbitan Sertifikatnya;
61.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 1 Tahun 2011 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pe,berian Hak Atas Tanh dan Kegiatan Pendaftaran Tanah
Tertentu;
62.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.2 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan
Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah.
1.3.
I-6
Tabel 1.1.
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai Barat
Jumlah
No Kecamatan
Kelurahan/Desa
1.
Komodo
2.
Sano Nggoang
3.
Mbeliling
4.
Lembor
5.
Lembor Selatan
6.
Welak
7.
Kuwus
8.
Ndoso
9.
Boleng
10 Macang Pacar
.
16
11
13
11
10
11
17
10
9
13
I-7
I-8
I-9
I-10
I-11
I-12
I-13
I-14
I-15
I-16
Jumlah Penduduk
Luas wilayah
Kepadat
(jiwa)
(Km2)
an
40936
928,79
44
16556
275,79
60
13356
11773
28949
295,2
259,6
363,5
45
45
80
20860
19113
21977
18291
227,3
144,03
101
107,3
92
133
218
170
29546
221357
406,11
3108,62
73
I-17
I-18
Tabel 1.3.
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2007
N
o
Kecamatan
Kristen
Katolik
Kristen
Protestan
1
2
3
4
5
6
7
Komodo
15463
696
Boleng
9429
3
Sano Nggoang
18830
14
Lembor
39650
114
Welak
17430
22
Kuwus
39080
7
Macang Pacar
24690
59
Jumlah
164572
915
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2008
Islam
Hindu
20061
4933
5623
7712
136
30
2559
41054
140
0
10
0
2
5
2
159
Budha
17
0
0
3
0
1
0
21
Jumlah
36377
14365
24477
47479
17590
39123
27310
206721
Tingkat
Pendidikan
TK
SD/MI
SMPUmum/MTS
SMU Negri
Sekola
h
8
238
40
5
Guru
38
1584
598
128
Murid
387
38422
8635
1030
I-19
Laki-laki
Perempuan Jumlah
38174
31248
69422
0
0
0
1778
3455
5233
68
0
68
1460
0
1460
2603
3783
6386
872
245
1117
68
68
3542
67
48632
1158
0
39889
4700
67
88521
B. Karakteristik Budaya
Adat istiadat masyarakat Manggarai Barat sangat berkaitan erat dengan sistem mata
pencaharian masyarakat. Oleh sebab itu sistem mata pencaharian merupakan bagian dari
unsur budaya masyarakat. Sistem mata pencaharian masyarakat di Manggarai Barat pada
umumnya adalah nelayan, petani dan pedagang. Di Manggarai Barat, Suku Manggarai pada
umumnya menggeluti bidang pertanian, sementara Suku Bugis pada umumnya di bidang
perdagangan, dan Suku Bajo serta Bima menggantungkan diri dari hasil laut, sesuai tradisi
nenek moyang mereka. Masyarakat yang mendiami wilayah Manggarai Barat di daratan
Pulau Flores (sebagai pulau utama) mendominasi bidang pertanian, sementara masyarakat
yang mendiami pulau-pulau kecil lainnya tersebar di dalam dan di sekitar wilayah Taman
Nasional Komodo mendominasi pekerjaan sebagai nelayan dan berdagang. Adanya
perkembangan masyarakat menuju budaya perkotaan terasa di Kota Labuan Bajo,
masyarakat Labuan Bajo yang dulunya dominan bekerja di perikanan laut, bergeser ke
sektor jasa dan perdagangan yang mendukung kegiatan pariwisata.
Hubungan kekerabatan/kekeluargaan dipahami sebagai hubungan yang terjalin
karena pertalian darah perkawinan, karena tempat tinggal yang berdekatan, dan pergaulan
I-20
I-21
I-22
Labuhan Bajo
Puncak Waringin
P. Bidadari
P. Sture
Wae Cicu
Wae Rana
Bukit Binongko
P. Sabolo
P. Seraya Kecil
Batu Gosok
I-23
Batu Cermin
Gorontalo
Komodo (TNK)
Pasir
Panjang(TNK)
Nama Objek
Gua Alam
Gua Alam
Gua Alam
Budidaya Mutiara
Taman Laut
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Panorama
Atraksi
P. Kalong
Binatang Komodo,
Kerbau Liar,
Kuda Liar, Rusa, Babi
Hutan,
Monyet dan aneka
Jenis Burung
Loh Kima
P. Mote
Loh Desairing
Fosil Kayu
Lemes
Warloka
Kompo Napa
Tanjung Boleng
Watu Wangka
Tebedo
Pontianak
P. Longos
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut dan Pasir
Merah
Burung Kalong
Atraksi
Taman Laut
Taman Laut
Taman Lau
Fosil Kayu yang
membatu
Fosil Kayu yang
membatu
Fosil Kayu yang
membantu
Fosil Manusia Purba
Pasir Putih
Taman Laut
Pasir Putih
Taman Laut
Fosil Kayu yang
membantu
Taman Laut
I-24
Nama Objek
Golo Mori
M. Tanggar
Golo Mori
Danau
Panorama
Dolat Danau
Desa/
Kelurahan
Wae Sano
Golo Ndaring
Golo Manting
Nama Objek
Kecamatan Lembor
Tabel 1.8.
Objek Wisata Kecamatan Lembor
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/
Kelurahan
Nama Objek
Repi
Pantai Repi
Pong welak
Nangalili
Ponto Ara
Suru Numbeng
Daleng
Pantai Mberenang
Benteng Tana
Benteng Wongkol Wu'a
Compang Lale
Benteng Ledang
Bukit Perisai
Poco Rutang
Kecamatan Welak
Tabel 1.10.
Objek Wisata Kecamatan Welak
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/ Kelurahan Nama Objek
Galang
Gua Istana Ular
Tabel 1.12.
Data Hasil Pemetaan Bahan Galian Logam
Kecamatan Macang Pacar
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2008
No
1.
2.
Lokasi
Desa Nggilat
Desa Mbakung
Kadar
Mn Total = 7,66%
Mn Total = 19,96%
Luas Perkiraan
15,0 Ha
331,9 Ha
I-26
Lokasi
3.
Desa Bari
4.
5.
Desa Pacar
6.
7.
Kadar
Butiran Kalkopirit
Butiran Galena
Mn Total = 28,75%
Butiran Kalkopirit,
Butiran Galena,
Butiran Emas
Butiran Galena,
Butiran Kalkopirit
Mn Total = 44,02%
Desa Rokap
Desa Nggilat
Mangan
Mn total = 7,66 %
(Dusun Nanga Acu)
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai Barat.
Luas Perkiraan
2,7 Ha
5,8 Ha
251,3 Ha
4,5 Ha
5,2 Ha
Tabel 1.13.
Data Hasil Pemetaan Bahan Galian Non Logam
Kecamatan Macang Pacar
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2008
No
1.
Lokasi
Desa Raba
Kwalitas
Tekstur halus, warna
merah jambu, dan
abu-abu
Lempung
Tembikar, genteng,
2.
Desa Kombo
bata merah dan
semen portland
3.
Desa Loha
Marmer, Batu
Kilap bagus, halus,
Gamping
warna krem
4.
Desa Nggilat
Sirtu
Andregat
5.
Desa Loha
Andesit Basaltik
Marmer, ornamen
6.
Desa Rego
Andesit Basaltik
Marmer, ornamen
7.
Desa Rego
Tembikar, genteng,
Lempung
bata merah, dan
semen portland
Marmer, Batu
Kilap bagus, halus,
8.
Desa Rokab
Gamping
warna krem
Tembikar, genteng,
9.
Desa Kombo
Lempung
bata merah, dan
semen portland
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai Barat.
Sumberdaya
1,9 Milyar m3
9,8 juta m3
110,6 juta m3
60.000 m3
150.000 m3
60.000 m3
6,9 juta m3
90,8 juta m3
120.000 m3
1.3.5
a.
I-27
Kecamatan
1. Komodo
2. Sano Nggoang
3. Lembor
4. Kuwus
5. Macang Pacar
6. Welak
7. Boleng
Total
Irigasi
Teknis
665
3.275
120
4.660
Irigasi
setengah
Teknis
245
525
581
365
60
60
1.836
Irigasi
Sederhan
a
197
1.642
234
120
321
2.514
Irigasi
Desa
170
413
578
16
300
158
1.635
Tadah
Hujan
47
733
397
910
291
970
1.279
4.627
Memperhatikan lahan fungsional yang pengairannya terjamin seperti data pada tabel
tersebut diatas, sehingga dalam setahun dapat ditanami padi sawah 2 kali dan palawija 1
kali.
Kondisi ketersediaan pangan khususnya padi (beras) di Kabupaten Manggarai Barat
selama 3 tahun terakhir (2008-2010) menunjukkan peningkatan, walaupun terjadi
penurunan luas tanam dan luas panen pada tahun 2009. Luas areal tanam padi (sawah dan
lading) tahun 2008 sebesar 21.553 Ha, pada tahun 2009 menurun 21.391 Ha (0,75%) dan
pada tahun 2010 meningkat seluas 28.280 Ha (24,36 Ha). Luas areal panen padi sawah
dan padi lading tahun 2008 seluas 21.553 Ha, dan pada tahun 2009menjadi 21.335 ha
(10,11%), tahun 2010 meningkat menjadi 22.490 Ha (5,14%).
Demikian juga produksi beras terus meningkat 3 tahun terakhir yaitu tahun 2008
sebesar 89.085,3 ton GKG, meningkat 7,31% dari tahun 2007 (produksi tahun 2007 sebesar
82.575 ton GKG) dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 96.151,4 ton GKG atau
meningkat sebesar 7,35%. Pada tahun 2010 produksi terus meningkat menjadi 96.546,8 ton
GKG atau meningkat sebesar 0,41%. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini produksi beras
di Kabupaten Manggarai Barat meningkat rata-rata 5,02%.
Sedangkan perkembangan dan produksi komoditi palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedelai dan kacang hijau) mengalami fluktuasi.
Data perkembangan areal tanam, panen dan produksi per komoditi dari tahun 2008 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
I-28
2008
2009
2010
N
o
Komoditi
Kecamatan
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
1.
Padi Sawah
Komodo
2.334,0
2.334,0
11.670,0
2.262,0
1.426,0
6.616,6
2.697,0
2.752,0
12.734,2
Boleng
2.530,0
2.530,0
12.144,0
2.218,0
2.547,0
12.276,5
4.480,0
2.736,0
12.363,4
Sano Nggoang
2.067,0
2.067,0
9.301,5
2.104,0
2.261,0
10.264,3
2.052,0
1.319,0
5.889,8
Lembor
4.781,0
4.781,0
27.060,5
4.875,0
5.361,0
26.644,2
10.738,0
6.981,0
33.184,9
Welak
2.120,0
2.120,0
9.858,0
2.155,0
2.300,0
10.766,3
2.325,0
1.809,0
8.320,5
Kuwus
3.104,0
3.104,0
12.416,0
3.110,0
3.140,0
14.098,6
3.087,0
2.716,0
13.126,9
Macang Pacar
1.042,0
1.042,0
4.480,6
1.328,0
1.592,0
7.515,8
1.384,0
1.085,0
4.765,8
Jumlah
17.978,0
17.978,0
86.930,6
18.052,0
18.672,0
88.182,4
26.763,0
19.398,0
90.385,5
Komodo
244,0
244,0
610,0
252,0
244,0
612,4
187,0
252,0
554,4
Boleng
187,0
187,0
467,0
152,0
187,0
467,5
152,0
152,0
372,4
Sano Nggoang
618,0
618,0
1.483,0
630,0
618,0
1.521,5
415,0
630,0
1.386,0
2.
Padi Ladang
I-29
3.
4.
Komoditi
Jagung
kedele
2009
2010
Kecamatan
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Lembor
397,0
397,0
992,0
450,0
397,0
998,4
550,0
Welak
680,0
680,0
1.700,0
690,0
627,0
1.548,1
400,0
543,0
1.276,1
Kuwus
610,0
610,0
1.464,0
615,0
560,0
1.372,0
190,0
615,0
1.386,5
Macang Pacar
575,0
575,0
1.473,5
550,0
575,0
1.449,0
215,0
550,0
1.265,0
Jumlah
3.311,0
3.311,0
8.154,7
3.339,0
3.208,0
7.969,0
2.109,0
2.742,0
6.240,4
Komodo
427,0
427,0
1.195,6
447,0
375,0
1.050,0
220,0
372,0
910,0
Boleng
410,0
410,0
1.148,0
414,0
165,0
462,0
29,0
313,0
797,0
Sano Nggoang
630,0
630,0
1.763,4
645,0
630,0
1.712,0
460,0
615,0
1660,5
Lembor
2.140,0
2.140,0
5.992,0
1.814,0
1.265,0
3.542,0
698,0
1.268,0
3.550,4
Welak
902,0
902,0
2.525,6
910,0
380,0
1.064,0
700,0
800,0
2.167,5
Kuwus
1.670,0
1.670,0
4.509,0
1.495,0
1.340,0
2.860,0
1.000,0
685,0
1.586,0
Macang Pacar
1.300,0
1.300,0
3.770,0
1.187,0
1.048,0
3.774,0
283,0
1.139,0
3.164,0
Jumlah
7.479,0
7.479,0
20.903,6
6.912,0
5.203,0
14.464,0
3.390,0
5.192,0
13.835,4
Komodo
I-30
5.
Komoditi
Kacang
Tanah
2009
2010
Kecamatan
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Boleng
555,0
548,0
767,2
781,0
635,0
826,1
278,0
220,0
241,5
Sano Nggoang
Lembor
Welak
50,0
50,0
70,0
65,0
65,0
97,5
Kuwus
Macang Pacar
140,0
140,0
196,0
236,0
236,0
312,5
225,0
176,0
219,6
Jumlah
745,0
738,0
1.033,2
1.082,0
936,0
1.236,1
503,0
396,0
461,1
Komodo
9,0
5,0
6,0
7,0
9,0
11,5
Boleng
35,0
35,0
49,0
32,0
2,0
2,0
2,6
Sano Nggoang
Lembor
250,0
250,0
350,0
249,0
140,0
180,0
50,0
36,0
45,0
Welak
60,0
60,0
84,0
75,0
32,0
38,4
65,0
65,0
84,5
Kuwus
102,0
102,0
142,8
105,0
105,0
147,0
106,0
125,0
151,1
Macang Pacar
20,0
20,0
28,0
27,0
10,0
11,0
2,0
I-31
6.
7.
Komoditi
Kacang Hijau
Ubi Kayu
2009
2010
Kecamatan
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Jumlah
467,0
467,0
653,8
497,0
292,0
382,4
232,0
237,0
294,7
Komodo
26,0
26,0
31,2
27,0
12,0
14,4
24,0
24,0
21,6
Boleng
329,0
329,0
394,8
335,0
168,0
189,8
123,0
123,0
135,3
Sano Nggoang
35,0
35,0
42,0
45,0
40,0
44,0
Lembor
206,0
206,0
247,2
210,0
62,0
74,4
99,0
113,0
124,3
Welak
261,0
261,0
313,2
265,0
10,0
11,0
137,0
150,7
Kuwus
381,0
381,0
457,2
385,0
160,0
180,8
177,0
177,0
165,3
Macang Pacar
329,0
329,0
394,8
282,0
118,0
146,8
191,0
122,0
119,4
Jumlah
1.567,0
1.567,0
1.880,4
1,549,0
570,0
661,2
614,0
696,0
716,6
Komodo
487,0
487,0
13.636,0
494,0
464,0
12.987,8
287,0
167,0
2.505,0
Boleng
50,0
50,0
1.400,0
56,0
50,0
1.400,0
68,0
66,0
1.188,0
Sano Nggoang
410,0
410,0
11.480,0
425,0
400,0
10.800,0
360,0
212,0
3.180,0
Lembor
585,0
585,0
16.380,0
955,0
585,0
16.380,0
470,0
1.093,0
16.942,0
Welak
800,0
800,0
22.400,0
810,0
735,0
19.845,0
380,0
372,0
5.580,0
I-32
8.
Komoditi
Ubi Jalar
2009
2010
Kecamatan
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Luas
Tanaman
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Kuwus
800,0
800,0
22.400,0
810,0
800,0
21.688,0
900,0
764,0
11.078,0
Macang Pacar
365,0
365,0
10.220,0
372,0
358,0
10.024,0
537,0
209,0
3.135,0
Jumlah
3.497,0
3.497,0
97.916,0
3.922,0
3.392,0
93.124,8
3.002,0
2.883,0
43.608,0
Komodo
73,0
73,0
1.095,0
82,0
71,0
1.065,0
55,0
32,0
256,0
Boleng
10,0
10,0
150,0
15,0
10,0
150,0
127,0
15,0
120,0
Sano Nggoang
50,0
50,0
750,0
55,0
50,0
750,0
35,0
44,0
352,0
Lembor
285,0
285,0
4.275,0
301,0
195,0
2.926,0
54,0
263,0
2.436,0
Welak
200,0
200,0
3.000,0
210,0
180,0
2.700,0
210,0
164,0
1.476,0
Kuwus
450,0
450,0
6.750,0
265,0
445,0
6.675,0
196,0
227,0
1.816,0
Macang Pacar
10,0
10,0
150,0
70,0
10,0
150,0
192,0
63,0
504,0
16.170,0
998,0
961,0
14.415,0
869,0
808,0
6.960,0
Jumlah
1.078,0
1.078,0
Sumber : ....................................................................
I-33
No
1
Kemiri
2
Rotan
3
Asam
4
Kayu Kuning
5
Cendana
6
Kayu gaharu
7
Kayu ramuan
8
Kayu Bakar
9
Kayu Kulit manis
10
Kayu Kemedangan
11
Pinang Iris
12
Kemiri Kupas
13
Madu
14
Kayu Nangka
15
Resah
16
Kayu Jati
17
Kayu Rimba Campuran
Sumber : Dinas Kehutanan
Satuan
Hasil
2008
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
M3
M3
Ton
Ton
Ton
Ton
Liter
M3
Ton
M3
M3
7.001,00
29
100,90
51
48,30
1.230,56 1.438,46
2.354,57 3.178,71
2009
2010
8,453
0,62
157,6
169
1.232
2.771
Untuk tabel luas dan keadaan kawasan hutan untuk tahun 2010 di Kabupaten
Manggarai Barat, diketahui bahwa masih ada dari kelompok hutan yang belum memilikii
pilar batas, terutama yang lintas kabupaten. Sedangkan untuk total luas hutan tahun 2010
adalah 75.368,35 Ha.
Tabel 1.17.
Luas & Keadaan Kawasan Hutan
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010
No
Nama Kelompok
RTK
Hutan
A. Kelompok Hutan Definitif
1. Puntu I
10
2. Mbeliling
109
Luas (Ha)
208,17
25.793,55
Keterangan
Nama Kelompok
Hutan
3.
Todo
4.
RTK
Luas (Ha)
14
4.359,94
Nggorang Bowosie
108
24.627,70
5.
Meler Kuwus
111
1.382,86
6.
Sesok
5.576,64
7.
Mung
11
351,63
Keterangan
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
Tata batas fungsi tahun 2010
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
Batas dan buku ukur tidak ada
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
-
8. Nggalak Rego
103
9.755,00
9. Golo Rata
103. B
1.309,32
10
Golo Tantong
109. A
108,37 .
11. Golo Ndisi
109. B
87,61 12
Golo Leleng
109. C
15,72 .
B. Areal Penggunaan Lain (APL) yang dicadangkan Kawasan Hutan Cadangan
1. Golo Ronggot
500,00 Sudah survey tahun 2006
Sudah rintis tahun 2010, belum
2. Pael Lombe
1000,00
temu gelang
3. Golo Warloka
500,00 Tahap sosialisasi tahun 2010
Jumlah A + B
75.368,35
*RTK
Tabel 1.18.
Hasil Produksi Kelapa
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
I-35
No
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 1.20.
Hasil Produksi Cengkeh
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Tabel 1.21.
Hasil Produksi Kakao
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Tabel 1.22.
Hasil Produksi Jambu Mete
Kabuapaten Manggarai Barat Tahun 2008
No
Kecamatan
1 Komodo
1294,75
Kecamatan
2 Boleng
3 Sano Nggoang
678
3311,85
31,24
316,58
4 Lembor
5 Welak
2394
1061
183,4
66,96
6 Kuwus
7 Macang Pacar
786,4
512,7
51,14
61,7
10038,7
771,17
Jumlah
Tabel 1.23.
Hasil Produksi Kemiri
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Tabel 1.24.
Hasil Produksi Kapuk
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
165
153
323,1
224
222
649,75
120
1856,85
13,33
12,41
28,48
29,52
27,88
94,45
11
218,71
I-37
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Tabel 1.26.
Hasil Produksi Vanili
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
b.
Kawasan Peternakan
No
Kecamatan
1 Komodo
2 Boleng
3 Sano Nggoang
I-38
Kecamatan
4
5
6
7
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Ternak Kecil
Beberapa jenis ternak kecil yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat, di
antaranya adalah kambing yang memiliki jumlah populasi tertinggi di Kecamatan Lembor
sebesar 2213 ekor, demikian halnya dengan ternak jenis babi yang terbanyak di Kecamatan
Lembor dengan jumlah populasi sebesar 5895 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.28.
Hasil Produksi Ternak Kecil
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2009
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Ternak Unggas
Ternak unggas terbanyak di Kabupaten Manggarai Barat dengan jenis Ayam
Kampung sebanyak 27.604 ekor berada di Kecamatan Lembor, sedangkan jenis itik
terbanyak di Kecamatan Sano Nggoang sebanyak 420 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.29.
Hasil Produksi Ternak Unggas
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2009
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
198
22
420
198
82
310
I-39
Kecamatan
c.
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah
Jumlah (ton)
Total
Laut
Darat
18.319,64
4,10 18.323,74
13.739,73
1,60 13.741,33
11,16
11,16
4.579,91
8,67
4.588,58
2,40
2,40
36,05
36,05
9.159,82
1,30
9.161,12
45.799,10
65,28 45.864,38
Hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pada masing-masing Kecamatan yang ada
di Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai dengan potensi
perikanan yang ada.
d.
Industri
Tingkat perkembangan kegiatan industri di Kabupaten Manggarai Barat masih sangat
terbatas, baik dari segi jenisnya maupun jumlahnya. Jenis kegiatan indsutri tersebut baru
meliputi jenis industri formal dan industri non formal. Pada tahun 2009 jenis industri formal
berjumlah 318, sedangkan untuk industri non formal berjumlah 608 unit. Untuk industri formal dan
industri non formal mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 1412 orang. Hal ini memperlihatkan
bahwa Usaha non formal dinilai efektif dalam penyerapan tenaga kerja khudusnya dari sektor industri
hasil pertanian dan kehutanan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 1.31.
Hasil Industri
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2009
I-40
Jenis Industri
Unit Usaha
Formal
Non Formal
Jumlah
Jumlah
Tenaga Kerja
Industri Aneka
120
125
142
Industri Kimia
14
24
38
69
26
14
40
20
273
450
723
1181
Jumlah
318
608
926
1412
1.3.6 Transportasi
A. Transportasi Laut
Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas wilayah 9,450,00 km2,(daratan dan
lautan), Dari total luas Manggarai Barat 64% merupakan lautan (perairan) yaitu
6,050,50 km2, sedangkan potensi perairan terdapat di Laut Flores dan Laut Sawu,
dalam perairan tersebut terdapat sumber daya kelautan yang dapat dikembangkan
dalam multisektor ekonomi meliputi perikanan, pertambangan laut, industri maritim,
transportasi laut dan jasa kelautan lainnya,
Hamparan
ekosistem
terumbukarang
yang
sangat
kaya
dengan
keanekaragaman biota lautnya juga banyak dijumpai di perairan laut Kabupaten
Manggarai Barat, Potensi trumbu karang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
wisata bahari, Bererapa yang telah dikembangkan antara lain kawasan kawasan
pulau-pulau di TNK dan pulau Komodo dijadikan kawasan konservasi laut, potensi
kehidupan laut di TNK tercatat sebanyak 259 jenis karang dan 1 000 jenis ikan seperti
barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang dan lain-lain (sumber TNK),,
oleh karena itu pengembangan kepariwisataan daerah pantai perlu ditangani dengan
serius mengingat ekosistem panatai sangat rentan terhadap gangguan perusakan/
pencemaran lingkungan,
Prasarana transportasi laut berupa dermaga pelabuhan di Kabupaten Manggarai
Barat terdiri dari:
1. Pelabuhan Labuan Bajo (Pelabuhan Umum) yang dibangun Tahun 2004
dengan panjang 100 m, lebar 8 m, dan trestle 100 m x 6 m
2. Pelabuhan penyeberangan ferry (pelabuhan khusus) dibangun tahun 2004
B. Perhubungan Udara
Kabupaten Manggarai Barat mempunyai Bandara udara yang merupakan pintu
masuk ke NTT bagian barat melalui Labuan Bajo, Namun secara kondisi fisi yang
kurang memungkinkan bandara udara tersebut masih dibawah standar khususnya
landasan pacu yang kurang memungkinkan bagi penerbangan maupun pendaratan
pesawat berbadan lebar, Sementara ini pesawat yang datang pergi ke Labuan Bajo
adalah Lion Air, Batavia Air dan Avia start, Kondisi demikian kurang mendukung
pengembangan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Oleh karena itu, sarana
dan prasarana transportasi sebagai penunjang dan penopang pemgembangan
pariwisata perlu ditingkatkan sehingga masa depan Manggarai Barat akan menjadi
penting dan bernilai sangat strategis,
Pelabuhan udara yang berada di Kabupaten Manggarai Barat adalah pelabuhan
udara domestik Komodo dengan fasilitas landasan ukuran 1,650m x 30m, konstruksi
I-41
No
Status Jalan
1.
2.
4.
Jalan Negara
Jalan Propinsi
Jalan Kabupaten
Panjang
Jalan
(km)
Kondisi
Baik
(km)
89,70
155,05
2098,83
Sedang
(km)
67,00
70,65
255,16
19,90
66,20
163,44
Rusak
(km)
Rusak
Berat
(km)
2,80
18,20
246,58
1421,65
Sedangkan data untuk jalan per kecamatan sendiri juga terlihat bahwa kondisi yang
mendominasi adalah kondisi rusak berat untuk semua kecamatan yang ada. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada rabel di bawah ini.
Tabel 1.33.
Data Kondisi Jalan Per Kecamatan
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010
No
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Kuwus
Macang Pacar
Welak
Panjang
Jalan (km)
Kondisi (km)
Baik
358,18
112,80
376,70
341,55
396,60
333,90
179,10
Sedang
61,86
2,00
45,50
49,00
51,00
27,30
18,50
55,54
2,00
14,90
36,00
21,00
24,20
9,80
Rusak
112,28
11,30
44,00
11,00
12,00
30,50
25,50
Rusak
Berat
128,5
97,50
272,30
245,55
312,60
251,90
113,30
1.4.
Issue-Issue Strategis
I-42
I-43
Misi Pembangunan
Adapun misi pembangunan Kabupaten Manggarai Barat adalah :
1. Melaksanakan kepemerintahan yang baik (good governance) melalui penciptaan
pemerintahan yang demokratis, transparan, professional, bersih, dan bebas KKN
2. Melakukan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) berspektif gender.
3. Melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui upaya pemberdayaan ekonomi
rakyat dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Manggarai Barat, maka uraian aspek yang
akan kembangkan adalah :
1. Terbentuknya struktur ruang kegiatan perkotaan yang berwawasan lingkungan dengan
memelihara kawasan berfungsi lindung yang terhindar dari pembangunan fisik.
2. Pengembangan sektor pariwisata sebagai leading factor guna memicu perkembangan
sektor lainnya. Sektor ini dapat mendukung program investasi dalam negeri dan luar
negeri sehingga akan memberikan multiplier effect terhadap sektor lainnya.
3. Dikembangkannya kegiatan-kegiatan yang menjadi potensi bagi Kabupaten Manggarai
Barat sebagai penunjang sektor pariwisata yaitu sektor kelautan dan pertanian.
4. Berkembangnya Kota Labuhan Bajo yang berada di wilayah Kabupaten Manggai Barat
yang memiliki peran disamping sebagai ibukota kabupaten juga menjadi kawasan
strategis/Pusat Kegiatan Wilayah (RTRW Provinsi Nusa Tenggara Timur), kawasan
wisata, sarana dan prasarana umum
5. Meningkatkan kegiatan perekonomian seperti peningkatan produktifitas dan keterkaitan
antar sektor.
6. Meningkatkan intelektualitas, keterampilan, dan derajat kesehatan masyarakat guna
mendukung pengembangan di berbagai sektor.
1.6.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum ini disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, yakni
memuat tentang pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan Penyusunan
Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur,
sebagai berikut :
I-44
I-45
u.
v.
w.
x.
y.
z.
1.8.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Manggarai Barat ini terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, dasar hukum penyusunan RTRW, profil wilayah, isuisu strategis, visi dan misi pembangunan, dimensi waktu perencanaan,
ketentuan umum dan sistematika pembahasan.
BAB II
BAB III
I-46
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat
sebagai arahan pengembangan pada masa yang akan datang, serta
rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang kegiatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.
I-47