Anda di halaman 1dari 47

RENCANA TATA RUANG

WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-1

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

BAB
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Keberadaan otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
menuntut kemandirian setiap wilayah untuk dapat mengoptimalkan potensi wilayah dan
ruangnya agar dapat dimanfaatkan sedemikian rupa untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Kondisi yang demikian menjadikan perlunya suatu kebijaksanaan yang mengatur dan
mengarahkan penataan ruang di wilayah Kabupaten Manggarai Barat secara jelas sehingga
kebutuhan atas kebijaksanaan tersebut dimaksudkan dapat menciptakan suatu pola atau
sistem keruangan yang efisien serta mendukung terciptanya tahapan kegiatan.
Perencanaan wilayah tersebut dituangkan dalam bentuk Rencana Tata Ruang
Wilayah. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang, dengan pengertian, struktur ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk
lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu dengan lainnya, dan pola
pemanfaatan ruang adalah tata guna tanah air, udara, dan sumberdaya alam lainnya dalam
wujud penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam
lainnya. Sedangkan wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur yang terkait dengan batas dan sistem ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka kewenangan daerah sebagai Daerah Otonomi ini mencakup
kewenangan dalam bidang pemerintahan dapat diartikan dengan pola pendekatan ruang
(kawasan). Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
pada Bab XII, Pasal 78 (poin 4) terkait dengan berlakunya Undang-undang, untuk :
1. Peraturan Pemerintah (PP) RTRWN disesuaikan paling lambat 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan terhitung sejak undang-undang ini diberlakukan;
2. Semua peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi disusun
atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak undangundang ini diberlakukan; dan
3. Semua peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota disusun atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak undang-undang ini diberlakukan.
Pada tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang tertuang dalam Perda Nomor 8
Tahun 2003 dimana mengacu pada UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
sehingga dirasa perlu untuk ditetapkannya rencana tata ruang wilayah. Namun dalam kurun
waktu pelaksanaannya ternyata terjadi perubahan perundangan penataan ruang khususnya

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-2

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
terkait dengan perubahan istilah maupun substansi dan cakupan materi rencana tata ruang
kabupaten seperti yang terdapat dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Dengan adanya perubahan paradigma dan dasar hukum dalam penyusunan
Penataan ruang yang sangat mendasar, maka pada Tahun Anggaran 2009, Pemerintahan
Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur memprioritaskan untuk
Kabupaten Manggarai Barat segera menyusun kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan wilayah dan sebagai dasar dalam penyusunan rencana berikutnya (rencana
detail dan rencana terperinci).
Adapun tujuan kegiatan Penyusunan RTRW Kabupaten Manggarai Barat, adalah
sebagai berikut:
1.
Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup serta kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah.
2.
Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung, kawasan
budidaya dengan memperhatikan sumber daya manusia.
3.
Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
a) Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera
b) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
c) Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya buatan agar berdaya
gunan dan berhasil guna.
d) Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun materi yang yang diatur dalam rencana tata ruang wilayah ini adalah terkait
dengan pokok-pokok arahan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang telah disusun ini
kemudian perlu dipatuhi dan dijadikan pedoman oleh semua elemen stakeholder, mulai dari
pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai suatu ketentuan hukum yang dijadikan
pedoman untuk pemanfaatan ruang.
1.2.

Dasar Hukum
Penyusunan RTRW Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur,
terdapat beberapa ketentuan atau hukum yang digunakan sebagai acuan dan bahan
pertimbangan. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649)
2.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2043).
3.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Peternakan Dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824).
4.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3419).

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-3

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
5.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman


(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469).
6.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470).
7.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478).
8.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480).
9.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481).
10.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493).
11.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699)
12.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881).
13.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412).
14.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 20000000000000000000000000000
15.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanaan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4169).
16.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor1226).
17.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor4377).
18.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
19.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor4389).
20.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan.
21.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433).
22.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437).
23.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444).
24.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
25.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penataan Kawasan Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
26.
Undang-Undang nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara (Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 4)
27.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 11)
28.
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 140)

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-4

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
29.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara


Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226).
30.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran Negara tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3373).
31.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan hal dan
kewajiban, serta Bentuk dan Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 38, Nomor 104).
32.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang RTRW Nasional
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721).
33.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3747).
34.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3776).
35.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3838).
36.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3934).
37.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).
38.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4385).
39.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan
40.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
41.
Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
42.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
43.
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan
44.
Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelola Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
45.
Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan kawasan
Lindung.
46.
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Penataan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
47.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang RTRW Propinsi dan RTRW Kabupaten/Kota.
48.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Di Lengkapi Dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
49.
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327 Tahun 2002
tentang Penetapan 6 (enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-5

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
50.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
51.
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
837/KPTS/UM/1980
dan
No.
683/KPTS/UM/II/1981 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
52.
Keputusan Menteri Perhubungan No. 54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
53.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10 Tahun 2004 tentang
Pelabuhan Perikanan;
54.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 50 Tahun 1997 tentang
Standar Teknis Kawasan Industri;
55.
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai;
56.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak
dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;
57.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah;
58.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
59.
Peraturan Menteri Agraria No. 2 Tahun 1993 tentang Ijin Lokasi;
60.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999, tentang Tata
Cara bagi Perusahaan untuk Memperoleh Pencadangan Tanah, Ijin Lokasi, Pemberian
Perpanjangan dan Pembaharuan Hak Atas Tanah serta Penerbitan Sertifikatnya;
61.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 1 Tahun 2011 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pe,berian Hak Atas Tanh dan Kegiatan Pendaftaran Tanah
Tertentu;
62.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.2 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan
Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah.
1.3.

Profil Wilayah Kabupaten Manggarai Barat


Profil wilayah perencanaan merupakan gambaran mengenai kondisi wilayah
secara umum yang meliputi : Gambaran umum wilayah, Kependudukan & Sumber daya
manusia (SDM), Potensi bencana Alam, Potensi Sumber Daya alam (SDA), dan Potensi
ekonomi wilayah
1.3.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Manggarai Barat
Luas wilayah Kabupaten Manggarai Barat adalah 9.450,00 km2 atau setara dengan
945.000 Ha. Secara Geografis Kabupaten Manggarai Barat terletak antara diantara 8 13'
LS - 9 55' LS dan 119 30' BT - 120 58' BT. Secara administratif Kabupaten Manggarai
Barat berbatasan:
Sebelah Timur
: Kabupaten Manggarai
Sebelah Barat
: Selat Sape
Sebelah Selatan
: Laut Sawu
Sebelah Utara
: Laut Flores

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-6

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Dari total luas wilayah tersebut, luas daratan, yang terdiri dari daratan di Pulau Flores,
Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Longos, dan beberapa pulau kecil lainnya adalah
3.108,62 km2 dan 64% luas sisanya sebesar 6.341,38 km2 adalah wilayah lautan.
Kabupaten Manggarai Barat terbagi menjadi 10 kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan adalah sebanyak 121 kelurahan/desa.

Tabel 1.1.
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai Barat
Jumlah
No Kecamatan
Kelurahan/Desa
1.
Komodo
2.
Sano Nggoang
3.
Mbeliling
4.
Lembor
5.
Lembor Selatan
6.
Welak
7.
Kuwus
8.
Ndoso
9.
Boleng
10 Macang Pacar
.

16
11
13
11
10
11
17
10
9
13

Sumber: BPS Kabupaten Manggarai Barat

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Manggarai Barat No. 5 Tahun 2011


tentang pembentukan Kecamatan Ndoso, No. 6 Tahun 2011 tentang pembentukan
Kecamatan Lembor Selatan, dan No. 7 Tahun 2011 tentang pembentukan Kecamatan
Mbeliling, maka Kabupaten Manggarai Barat memiliki 10 kecamatan dan 121
kelurahan/desa.
Kecamatan Ndoso ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Kuwus. Adapun
ibukota kecamatan terletak di Tentang. Sedangkan untuk Kecamatan Lembor Selatan,
merupakan pemekaran dari Kecamatan Lembor dan beribukota kecamatan di Lengkong
Cepang. Untuk Kecamatan Mbeliling sendiri, merupakan pemekaran dari Kecamatan Sano
Nggoang dan beribukota di Warsawe.
Untul lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut ini.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-7

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-8

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-9

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
A. Kondisi Topografi
Ketinggian wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang diukur dengan ketinggian
wilayah tersebut terhadap (diatas) permukaan laut, menunjukan ketinggian 100 m dpl, 100 500 m dpl, 500 - 1000 m dpl dan di atas 1000 m dpl. Prosentase ketinggian yang terbesar
yaitu kawasan/kecamatan yang berada pada ketinggian 100 - 500 m dpl, sebesar 47,95 %
dari seluruh wilayah Kabupaten Manggarai dengan wilayah terbesar berada di Kecamatan
Komodo, dan Kecamatan Sano Nggoang. Kemudian wilayah kecamatan yang berada pada
ketinggian 500 - 1000 m dpl sebesar 25,89 % dari luas total Kabupaten manggarai barat
dengan wilayah terbesar berada di Kecamatan Kuwus dan dan Sano Nggoang dan
sebagian kecil lainnya adalah wilayah yang berada pada ketinggain di atas 1000 m dpl
sebesar 3,23 %.
B. Kondisi Geologi
Kabupaten Manggarai Barat mempunyai kondisi geologi yang cukup kompleks.
Satuan geologi yang dijumpai dalam wilayah ini dibagi dalam 4 jenis yaitu :
Intermediate basic (basa menengah)
Neoger
Alluvium terrace deposite dan coral reef (alluvium rendah dan terumbu koral)
Silific efusives ( effusive berasam kersik)
Selain jenis-jenis tanah, yang termasuk karakteristik tanah adalah gerakan tanah
dengan ciri-cirinya dapat dikelompokan kedalam beberapa zona, yaitu seperti dikelompokan
di bawah ini:
zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah
zona gerakan tanah rendah
zona kerentanan gerakan tanah menengah
zona kerentanan gerakan tanah tinggi
C. Jenis Tanah
Berdasarkan hasil survey dan interpretasi peta jenis tanah yang dikeluarkan oleh
Lembaga Penelitian Tanah Bogor, Kabupaten Manggarai Barat yang mempunyai tekstur
tanah datar sampai bergunung-gunung dijumpai jenis tanah yang bervariasi. Pada
umumnya di wilayah Kabupaten Manggarai Barat ditemukan jenis tanah mediteran, litosol
dan latosol.
Latosol
Tanah latosol semula tergolong mineral yang sudah mempunyai perkembangan profil
dalam horizon terselubung merah hingga kuning, liat lemah hingga gurapal. Jenis tanah ini
meliputi tiga golongan, yaitu latosol coklat, latosol coklat merah dan latosol merah kuning.
Golongan latosol coklat memiliki kemampuan dan potensi yang baik, karena kadar NPU
cukup tersedia. Jenis latosol coklat merah dan latosol merah kuning memiliki kemampuan
untuk pertanian sangat kecil, karena terdapat indikasi kekurangan sulfur. Penyebaran untuk
jenis-jenis tanah Latosol banyak dijumpai di Kecamatan Sano Nggoang
Mediteran
Tanah ini mempunyai lapisan solum yang tebal. Kadar unsure basa yang terkandung
umumnya tinggi, daya menahan airnya sedang sehingga kepekaan terhaddap erosi juga
sedang. Sifat-sifat fisik dan kimianya baik, sehingga nilai produksinya cukup tinggi dan

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-10

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
apabila persediaan air cukup untuk pengeolahan/tumbuh tanam, maka jenis tanah ini dapat
dimanfaatkan untuk persawahan. Penyebaran untuk jenis-jenis tanah mediteran banyak
dijumpai di Kecamatan Sano Nggoang dan Lembor Latosol
Jenis tanah ini tergolong tanah yang memiliki kandungan mineral dengan profil kuning
atau liat lemah atau bergumpal (latosol coklat kadar NPU cukup tersedia sehingga baik
untuk pertanian, latosol coklat merah dan merah kuning kurang kandungan sulfur sehingga
kurang baik untuk lahan pertanian)
Litosol
Merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembangan di atas batuan kukuh , dengan
kedalaman profil kurang dari 50 cm. Jenis tanah ini mempunyai hambatan kedangkalan
profil disertai kurangnya kadar air, kemungkinan dipergunakaa sebagai lahan pertanian
sangat terbatas. Penyebaran untuk jenis-jenis tanah litosol banyak dijumpai di Kecamatan
Komodo. Untuk gambaran yang lebih jelas penyebaran jenis tanah di Kabupaten Manggarai
Barat dapat dilihat pada Peta 1.3.
D. Kondisi Klimatologi
Perolehan mengenai kadaan iklim/curah hujan erat kaitannya dengan supply air,
terutama dalam penentuan musim tanam dan pemilihan usaha tani di wilayah Kabupaten
manggarai Barat. Besarnya curah hujan tahunan rata-rata 1905, 22 mm/tahun . Curah hujan
yang tertinggi terdapat di dataran yang mempunyai ketinggian di atas 1000 meter diatas
permukaan laut, sedangkan curah hujan pada daerah-daerah lain relatif rendah.
Menurut LR. Oldeman, yang membagi wilayah dalam zona-zona agroclimatic, yaitu
berdasarkan criteria bulan basah ( lebih dari 200 mm/bulan ) dan bulan kering (kurang dari
100 mm/bulan) , rnenunjukan bahwa Kabupaten Manggarai Barat cenderung termasuk
dalam wilayah basah. Pada daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1000 m diatas
permukaan laut, bulan basah antara 9-10 bulan dan bulan kering antara 2 - 4 bulan.
E. Hidrologi
Gambaran tentang keadaan hidrologi di Kabupaten Manggarai Barat terbagi dalam
138 DAS (Daerah Aliran Sungai) tersebar di 7 kecamatan. DAS tersebut terdiri dari 11 DAS
si pulau besar dan 126 DAS pulau-pulau kecil. Dari 138 DAS di Kabupaten Manggarai Barat
ada 3 DAS besar, yaitu DAS Jamal Lembor yang mencakup 8 kecamatan, dan bahkan lintas
Kabupaten Manggarai, sebagai hulu DAS, DAS Reo mencakup wilayahKecamatan Kuwus
dan Macang Pacar sebagai hulu DAS dan Kecamatan Reo Kabupaten Manggarai sebagai
hilir. DAS Nanga Nae melintas 3 kecamtan yaitu Kecamatan Komodo, Sano Nggoang, dan
Boleng.
Mengingat ada 2 DAS yang lintas kabupaten, maka pengelolaan DAS tersebut harus
dilakukan secara bersama-sama antara 2 kabupaten terkait, dan perlu dibentuk suatu
wadah yang disebut Forum DAS baik tingkat lokal maupun kabupaten. Kondisi DAS di
Kabupaten Manggarai Barat saat ini telah mengalami degradasi, hal ini dapat dilihat ketika
kondisi iklim yang sangat ekstrim selalu berdampak buruk bagi pertanian baik musim hujan
maupun musim kemarau.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-11

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-12

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-13

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-14

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-15

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-16

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
1.3.2

Kependudukan dan Sumberdaya Manusia


Pembahasan kondisi kependudukan akan berhubungan langsung dengan
masyarakat/penduduk. Peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai
ikatan yang cukup kuat sesuai dengan tempat tinggalnya. Karakteristik sosial yang
dimaksud disini adalah karakter dari masing-masing penduduk.
A. Jumlah Penduduk
Untuk kebutuhan pembangunan, maka masalah yang paling mendasar guna
diketahui dalam perencanaan adalah jumlah penduduk, komposisi, dan persebaran
penduduk. Hal ini tidak terlepas dari indikator pertumbuhan penduduk setiap tahun sebagai
data dasar, kemudian kepadatan penduduk dan luas lahan guna mendukung kehidupan
bermasyarakat dan sekaligus juga merupakan ukuran kemampuan lahan. Selain itu adalah
bentuk dan komposisi dan rasio jenis kelamin penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah pada hakekatnya disebabkan oleh tiga
faktor yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Manggarai Barat lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
kelahiran dan kematian, namun saat ini faktor perpindahan penduduk juga mempunyai
pengaruh yang cukup besar.
Kepadatan penduduk merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui proporsi jumlah
penduduk terhadap luas daerah yang di huni. Perhitungan kepadatan penduduk diperoleh
dari jumlah penduduk dibagi dengan luas daerah.
Keadaan jumlah penduduk di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2010 sebesar
221357 jiwa dengan jumlah penduduk tertinggi ada di Kecamatan Komodo sebesar 40936
jiwa yang diikuti oleh Kecamatan Macang Pacar sebesar 29546 jiwa. Namun demikian jika
dibandingkan dengan luas wilayahnya masing-masing, maka dapat diketahui tingkat
kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Kuwus 218 jiwa/km2 diikuti oleh Kecamatan
Ndoso 170 jiwa / km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk, Luas Daerah Dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2010
N
o
Kecamatan
1 Komodo
2 Boleng
Sano
3 Nggoang
4 Mbeliling
5 Lembor
Lembor
6 Selatan
7 Welak
8 Kuwus
9 Ndoso
1 Macang
0 Pacar
Total

Jumlah Penduduk
Luas wilayah
Kepadat
(jiwa)
(Km2)
an
40936
928,79
44
16556
275,79
60
13356
11773
28949

295,2
259,6
363,5

45
45
80

20860
19113
21977
18291

227,3
144,03
101
107,3

92
133
218
170

29546
221357

406,11
3108,62

73

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat dan


Hasil Analisa

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-17

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-18

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Dilihat dari keyakinan dan agama yang dipeluk oleh masyarakat Manggarai Barat,
maka penduduk Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2007 sebagian besar beragama
Kristen Katolik. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Penduduk yang beragama
Kristen Katolik sebesar 164572 jiwa, berikutnya yang beragama Islam sebesar 41054 jiwa,
yang beragama Kristen Protestan sebesar 915, yang beragama Hindu 159 jiwa dan yang
beragama Budha sebesar 21 jiwa.

Tabel 1.3.
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2007
N
o

Kecamatan

Kristen
Katolik

Kristen
Protestan

1
2
3
4
5
6
7

Komodo
15463
696
Boleng
9429
3
Sano Nggoang
18830
14
Lembor
39650
114
Welak
17430
22
Kuwus
39080
7
Macang Pacar
24690
59
Jumlah
164572
915
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2008

Islam

Hindu

20061
4933
5623
7712
136
30
2559
41054

140
0
10
0
2
5
2
159

Budha
17
0
0
3
0
1
0
21

Jumlah
36377
14365
24477
47479
17590
39123
27310
206721

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan


Pendidikan sebetulnya adalah semacam tiket untuk meraih masa depan yang lebih
baik. Tetapi, bagi keluarga dengan sosiai ekonomi rendah, pendidikan seringkali menjadi
barang mahal karena mereka tidak memiliki kemampuan dan akses yang cukup untuk bisa
melangsungkan pendidikan sampai jenjang yang maksimal.
Berbicara mengenai masalah pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat, 8 TK
dengan 38 guru dan 387 murid, memiliki 238 sekolah SD/MI dengan jumlah guru 1584
orang dan 38422 orang murid, memiliki 40 SMP Umum/MTS dengan 40 orang guru dan
598 orang siswa, memiliki sebanyak 5 buah SMU Negri dengan jumlah guru sebanyak 128
orang dan 1030 siswa, kemudian 7 buah SMU Swasta dengan jumlah guru sebanyak 142
orang dan 1510 orang siswa, serta 2 SMKN dengan 53 orang guru dan 561 orang murid.
Tabel 1.4.
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2007
No
1
2
3
4

Tingkat
Pendidikan
TK
SD/MI
SMPUmum/MTS
SMU Negri

Sekola
h

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

8
238
40
5

Guru
38
1584
598
128

Murid
387
38422
8635
1030
I-19

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Tingkat
Sekola
Guru
Murid
Pendidikan
h
5
SMU Swasta
7
142
1510
6
SMKN
2
53
561
Jumlah
300
2543 50545
Sumber : Manggarai Barat Dalam Angka 2008
No

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Berdasarkan data manggarai Barat dalam angka 2008 maka jumlah lapangan
pekerjaan utama terbanyak pada sektor Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan
dengan jumlah pekerja sebanyak 69422 jiwa. Dan sektor yang menempati urutan pekerja
paling sedikit yaitu berjumlah 68 jiwa terdapat pada sektor Listrik, Gas dan Air serta
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan dan Bangunan
Tabel 1.5.
Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaaan
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2007
No Lapangan Pekerjaan Utama
1
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air
5
Bangunan
6
Perdangan Besar dan Eceran, Rumah Makan
7
Angkutan, Pergudangan, Komunikasi
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan dan
8
Bangunan
9
Jasa Kemasyarakatan
10 Lainnya/Tidak Terjawab
Jumlah
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2008

Laki-laki
Perempuan Jumlah
38174
31248
69422
0
0
0
1778
3455
5233
68
0
68
1460
0
1460
2603
3783
6386
872
245
1117
68

68

3542
67
48632

1158
0
39889

4700
67
88521

B. Karakteristik Budaya
Adat istiadat masyarakat Manggarai Barat sangat berkaitan erat dengan sistem mata
pencaharian masyarakat. Oleh sebab itu sistem mata pencaharian merupakan bagian dari
unsur budaya masyarakat. Sistem mata pencaharian masyarakat di Manggarai Barat pada
umumnya adalah nelayan, petani dan pedagang. Di Manggarai Barat, Suku Manggarai pada
umumnya menggeluti bidang pertanian, sementara Suku Bugis pada umumnya di bidang
perdagangan, dan Suku Bajo serta Bima menggantungkan diri dari hasil laut, sesuai tradisi
nenek moyang mereka. Masyarakat yang mendiami wilayah Manggarai Barat di daratan
Pulau Flores (sebagai pulau utama) mendominasi bidang pertanian, sementara masyarakat
yang mendiami pulau-pulau kecil lainnya tersebar di dalam dan di sekitar wilayah Taman
Nasional Komodo mendominasi pekerjaan sebagai nelayan dan berdagang. Adanya
perkembangan masyarakat menuju budaya perkotaan terasa di Kota Labuan Bajo,
masyarakat Labuan Bajo yang dulunya dominan bekerja di perikanan laut, bergeser ke
sektor jasa dan perdagangan yang mendukung kegiatan pariwisata.
Hubungan kekerabatan/kekeluargaan dipahami sebagai hubungan yang terjalin
karena pertalian darah perkawinan, karena tempat tinggal yang berdekatan, dan pergaulan

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-20

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
hidup sehari-hari. Ada beberapa pengelompokan hubungan kekerabatan/kekeluargaan
menurut budaya Manggarai, yaitu asekae (keluarga patrilineal), paang ngaung (keluarga
tetangga), anak rona- anak wina/woenelu (keluarga kerabat istri dan keluarga kerabat
penerima istri), da hae reba (kenalan terdekat).
1.3.3

Potensi Rawan Bencana Alam


Potensi rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Manggarai dibedakan
berdasarkan jenis bencana.
1. Bencana Gempa Bumi
Mengingat kondisi dataran Flores yang merupakan daerah patahan, maka untuk
Kabupaten Manggarai Barat secara keseluruhan diperlukan penanganan secara khusus
untuk mengurangi dampak yang akan terjadi.
2. Bencana Banjir
Potensi bencana banjir di Kabupaten Manggarai Barat umumnya terjadi di daerah
hulu sungai. Bencana ini terjadi satu kali dala satu tahun tepatnya pada musim penghujan
disertai dengan pasang air laut. Bencana banjir terjadi di Desa Gorontalo, Macan Tanggar,
Nanga Lili, dan Bari (berada di di daerah hulu). Intensitas banjir terlama terjadi selama 2
hari.
3. Bencana Tanah Longsor.
Untuk potensi bencana longsor terjadi pada daerah-daerah sekiar kawasan hutan
yang telah mengalami kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan secara liar. Bencana
tanah longsor selama ini terjadi di Desa Golo Kempo Kecamatan Sano Nggoang (adanya
patahan tanah) dan beberapa desa di Kecamatan Kuwus (karena alih fungsi lahan dari
hutan rakyat menjadi kebun warga). Potensi bencana longsor juga terjadi di Wae Bangka
diakibatkan karena aktifitas pertambangan galian golongan C yang dilakukan oleh
masyarakat setempat.
1.3.4 Potensi Sumberdaya Alam
1.3.4.1 Potensi Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu industri yang ramah lingkungan dan
berperan besar bagi pendapatan wilayah jika dapat dikelola secara baik. Kabupaten
Manggarai Barat memiliki banyak potensi Pariwisata yang beraneka ragam yang tersebar di
beberapa wilayah kecamatan.
Objek Wisata di Kabupaten Manggarai Barat Secara umum di klasifikasikan
menjadi wisata budaya dan wisata alam.
Obyek Wisata Budaya
Di Kabupaten Manggarai Barat obyek wisata budaya yang ada sangat banyak
dan ini dapat dimanfaatkan sebagai atraksi pariwisata, selain obyek ini dapat berupa artifak
atau bangunan peninggalan sejarah/benda purbakala dan
kerajinan juga sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan. Obyek tersebut adalah sebagai berikut :

Wisata bangunan peninggalan budaya :


Wisata alam-budaya sebenarnya tak kalah menarik dari wisata bahari, namun
relatif kurang dikenal sebagai obyek wisata. Alam Manggarai Barat yang bergununggunung dan berlembah memiliki obyek-obyek wisata yang bisa dikembangkan menjadi
obyek dan daya tarik wisata (ODTW) baru. Keindahan panorama alam, gua alam,

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-21

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
air terjun, danau, fosil kayu, ratusan jenis satwa burung dan reptil serta obyek budaya
seperti bangunan budaya, upacara adat dan tarian tradisional yang terkenal: Caci.
Obyek wisata alam dan budayaini merupakan suatu potensi bagi Kabupaten
Manggarai Barat, tetapi belum sepenuhnya teridentifikasi.

Lokasi Cagar Budaya dan peninggalan sejarah :


Compang Naga / Liang Panas, Desa Tondong Belang Sano Nggoang
Situs Altar Compang Tureng, Desa Mbuit, Boleng
Benteng Ledang, Desa Surunumbeng, Lembor Selatan
Watu Tiri, Desa Surunumbeng, Lembor Selatan
Watu Kina, Desa Munting, Lembor
Situs Altar Compang Runa, Desa Pangga, Kuwus
Situs Altar Compang Suka, Kubur Tua Desa Nantal, Kuwus
Situs Altar Compang Pacar, Benteng Nojar, Meriam Tua Desa Pacar, Macang
Pacar
Benteng Ledek di Dangka , Benteng Nojar,
Meriam Tua, Desa Compang, Macang Pacar
Lebah Pusaka, Batu Tungku, Watu Kurit Desa Nanga Kantor, Macang Pacar
Situs Altar, Empo Mehe/Insari, Kubur Tua di
Serempe, Belut Jinak Desa Nanga Kantor, Macang Pacar
Watu Tentang/Kubur Tua, Situs Altar Compang
Uling Desa Tondong Raja, Sano Nggoang
Liang Panas Desa Tondong Belang Komodo
Compang Cereng, Desa Tondong Raja, Sano Nggoang
Benteng Dewa, Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor
Benteng Ndope Desa Loha, Macang Pacar

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-22

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Kubur Tua/Nggerang Desa Ndoso, Kecamatan Kuwus
Watu Ranggu Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus

Obyek Wisata Alam


Obyek wisata alam hingga saat ini merupakan andalan pariwisata Manggarai Barat,
khususnya dengan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) satwa komodo (varanus
komodoensis) yang terletak di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). TNK meliputi Pulau
Komodo (33.937 hektar), Pulau Rinca (19.625 hektar), dan Pulau Padar (2.017 hektar),
serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Di Kawasan ini selain menawarkan eksotisme satwa
komodo, juga menawarkan obyek wisata perairan yang tak kalah menarik, yakni kehidupan
bawah laut yang indah, baik ragam terumbu karang dan fauna bawah laut yang indah,
merupakan pemandangan menarik bagi wisatawan. Diving dan snorkling juga menjadi
wisata andalan di kawasan ini. Mengingat Manggarai Barat terdiri dari 162 pulau sedangkecil, hal itu merupakan obyek wisata bahari yang potensial.
Selain Taman Nasional Komodo yang merupakan obyek wisata alam sebagai obyek
wisata andalan/utama, Kabupaten Manggarai Barat juga memiliki obyek wisata alam lain
yang cukup menarik yaitu:
1. Kawasan Mbeliling sebagai kawasan hutan hujan dataran rendah menyimpan
berbagai potensi wisata seperti 3 jenis burung Endemic Flores yang hanya
terdapat di hutan ini yaitu Serindit Flores, Gagak Flores dan Kehicap Flores
serta panorama hutan alam yang masih alami.
2. Obyek wisata air terjun/cunca, Danau Vulkanik Sano Nggoang, Istana Ular,
Danau Dolat, Wisata Hutan Pantai Nanga Nae dan Terang (sebagai
Mangrove Center).
Kecamatan Komodo
Tabel 1.6.
Objek Wisata Kecamatan Komodo
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/ Kelurahan
Nama Objek

Labuhan Bajo

Puncak Waringin
P. Bidadari
P. Sture
Wae Cicu
Wae Rana
Bukit Binongko
P. Sabolo
P. Seraya Kecil
Batu Gosok

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Daya Tarik Wisata


Panorama
Pasir Putih dan Taman
Laut
Taman Laut
Pasir Putih
Pasir Putih
Panorama
Taman Laut
Taman Laut
Pasir Putih

I-23

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Desa/ Kelurahan

Batu Cermin

Gorontalo

Komodo (TNK)

Pasir
Panjang(TNK)

Nama Objek

Daya Tarik Wisata

Gua Batu Cermin


Batu susun
Verhoven
Kelumpang
Tanjung Rangko
Toru Sitangga
P. Ular
P. Burung
Pantai Menjerite
Pantai Pede
Puncak Pramuka
Binatang Komodo,
Rusa,Babi
Hutan, Monyet
P. Lasa
P. Penya
Loh Sera
Loh Gili Lawa
Loh Tala
Loh Udasami
P. Penya Besar
Pantai Merah

Gua Alam
Gua Alam
Gua Alam
Budidaya Mutiara
Taman Laut
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Pasir Putih
Panorama
Atraksi

P. Kalong
Binatang Komodo,
Kerbau Liar,
Kuda Liar, Rusa, Babi
Hutan,
Monyet dan aneka
Jenis Burung
Loh Kima
P. Mote
Loh Desairing
Fosil Kayu
Lemes

Warloka
Kompo Napa

Tanjung Boleng

Fosil Manusia Purba


P. Ungu
P. Kanawa
P. Sitonda
P. Sebabi

Watu Wangka

Tebedo

Pontianak

P. Longos

Pasir Putih (TNK)

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut
Taman Laut dan Pasir
Merah
Burung Kalong
Atraksi

Taman Laut
Taman Laut
Taman Lau
Fosil Kayu yang
membatu
Fosil Kayu yang
membatu
Fosil Kayu yang
membantu
Fosil Manusia Purba
Pasir Putih
Taman Laut
Pasir Putih
Taman Laut
Fosil Kayu yang
membantu
Taman Laut
I-24

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Desa/ Kelurahan

Nama Objek

Daya Tarik Wisata

Golo Mori
M. Tanggar

Golo Mori
Danau

Panorama
Dolat Danau

Kecamatan Sano Nggoang


Tabel 1.7.
Objek Wisata Kecamatan Sano Nggoang
Kabupaten Manggarai Barat

Desa/
Kelurahan
Wae Sano
Golo Ndaring
Golo Manting

Nama Objek

Daya Tarik Wisata

Danau Sano Nggoang


Cunca Rami
Watu Panggai
Dangka Pat

Danau Berkadar Belerang


Air Terjun
Batu Bertanduk Kerbau
Panorama

Kecamatan Lembor
Tabel 1.8.
Objek Wisata Kecamatan Lembor
Kabupaten Manggarai Barat

Desa/
Kelurahan

Nama Objek

Repi

Pantai Repi

Pong welak

Patung Manusia Batu

Nangalili
Ponto Ara
Suru Numbeng
Daleng

Pantai Mberenang
Benteng Tana
Benteng Wongkol Wu'a
Compang Lale
Benteng Ledang
Bukit Perisai
Poco Rutang

Daya Tarik Wisata


Pasir Putih dan Sarang
Burung Walet
Patung Batu Sepasang
suami Istri
Pasir Putih dan Ombak
Benteng Perang
Benteng Perang
Benteng Perang
Benteng Perang
Panorama
Panorama

Kecamatan Macang Pacar


Tabel 1.9.
Objek Wisata Kecamatan Macang Pacar
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/ Kelurahan Nama Objek
Rego
Watu Timbang Raung

Daya Tarik Wisata


Panorama

Kecamatan Welak
Tabel 1.10.
Objek Wisata Kecamatan Welak
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/ Kelurahan Nama Objek
Galang
Gua Istana Ular

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Daya Tarik Wisata


Istana Ular
I-25

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Kecamatan Mbeliling
Tabel 1.11.
Objek Wisata Kecamatan Mbeliling
Kabupaten Manggarai Barat
Desa/ Kelurahan Nama Objek
Cunca Lolos
Cunca Lolos
Cunca wulang
Cunca wulang
Liang Dara
Gua Liang Dara
Gua Liang Rodak

Daya Tarik Wisata


Air Terjun
Air Terjun
Gua Alam
Gua Alam

1.3.4.2 Potensi Pertambangan


Sebagai bagian dari busur dalam kepulauan vulkanik Indonesia yang memanjang
dari pantai barat Sumatera - Jawa hingga Banda, dalam tatanan stratigrafi didapatkan jenis
intrusi batuan yang berkembang adalah intrusi diorit dan granodiorit dengan batuan dominan
yang diterobos adalah batuan gamping/karbonat. Untuk tatanan tektonik Oceanic Island Arc
(busur kepulauan), logam yang ditemukan adalah Fe, Cu, Co, Au dengan mineral biji
magnetit kalkoporit, cobaltit, dan pirhotit.
Pada kenyataannya, di Manggarai Barat, jenis batuanlogam yang sudah diketahui
adalah emas, timah hitam, mangan dan pasir besi. Hasil pemetaan yang dilakukan Pemda
Manggarai Barat tahun 2009 pada 4 kecamatan yakni Kecamatan Komodo, Boleng, Macang
Pacar, dan Kuwus; menunjukkan bahwa Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi
pertambangan mineral yang cukup besar.
Hampir semua komoditas pertambangan mineral terdapat di Kabupaten Manggarai
Barat, antara lain;
1. Mineral logam seperti : mangan, tembaga, timah hitam, seng, emas, riodasit, batuan
dasit, galena (Pb), perak dan tobeki.
2. Mineral non logam seperti : bentonit, toseki, batu gamping, fosil kayu, tras, lempung,
pasir kuarsa, dan andesit basaltik.
3. Pertambangan batuan seperti : marmer, batu granit, tanah liat, kerikil, batu kali/batu
gunung, dan pasir.
4. Air bawah tanah yang tersebar hampir di semua wilayah kecamatan di Manggarai
Barat.
5. Potensi energi seperti : PLTMH/PLTA, PLTS, tenaga angin, panas bumi, dan arus
laut (Selat Molo).
Sebaran dari semua komoditas pertambangan diatas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.12.
Data Hasil Pemetaan Bahan Galian Logam
Kecamatan Macang Pacar
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2008
No
1.
2.

Lokasi
Desa Nggilat
Desa Mbakung

Jenis Bahan Galian


Mangan
Mangan, Tembaga,

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Kadar
Mn Total = 7,66%
Mn Total = 19,96%

Luas Perkiraan
15,0 Ha
331,9 Ha

I-26

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
No

Lokasi

3.

Desa Bari

4.

Desa Golo Lajang

5.

Desa Pacar

6.
7.

Jenis Bahan Galian


Timah Hitam, Seng dan
Emas
Mangan
Tembaga, Timah
Hitam, Emas
Tembaga, Timah
Hitam, Seng, Emas
Mangan

Kadar
Butiran Kalkopirit
Butiran Galena
Mn Total = 28,75%
Butiran Kalkopirit,
Butiran Galena,
Butiran Emas
Butiran Galena,
Butiran Kalkopirit
Mn Total = 44,02%

Desa Rokap
Desa Nggilat
Mangan
Mn total = 7,66 %
(Dusun Nanga Acu)
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai Barat.

Luas Perkiraan
2,7 Ha
5,8 Ha
251,3 Ha
4,5 Ha
5,2 Ha

Tabel 1.13.
Data Hasil Pemetaan Bahan Galian Non Logam
Kecamatan Macang Pacar
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2008
No
1.

Lokasi
Desa Raba

Jenis Bahan Galian


Marmer, Batu
Gamping

Kwalitas
Tekstur halus, warna
merah jambu, dan
abu-abu
Lempung
Tembikar, genteng,
2.
Desa Kombo
bata merah dan
semen portland
3.
Desa Loha
Marmer, Batu
Kilap bagus, halus,
Gamping
warna krem
4.
Desa Nggilat
Sirtu
Andregat
5.
Desa Loha
Andesit Basaltik
Marmer, ornamen
6.
Desa Rego
Andesit Basaltik
Marmer, ornamen
7.
Desa Rego
Tembikar, genteng,
Lempung
bata merah, dan
semen portland
Marmer, Batu
Kilap bagus, halus,
8.
Desa Rokab
Gamping
warna krem
Tembikar, genteng,
9.
Desa Kombo
Lempung
bata merah, dan
semen portland
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai Barat.

Sumberdaya
1,9 Milyar m3

9,8 juta m3
110,6 juta m3
60.000 m3
150.000 m3
60.000 m3
6,9 juta m3
90,8 juta m3
120.000 m3

1.3.5
a.

Potensi Ekonomi Wilayah


Kawasan Pertanian
Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah penghasil pangan utama (beras) di Propinsi
Nusa tenggara Timur. Hal ini didukung dengan potensi lahan pertanian. Adapun luas untuk lahan
sawah adalah 14.672 Ha yang meliputi sawah irigasi teknis 4.030 Ha, irigasi setengah teknis 2.927
Ha, irigasi sederhana 3.370 Ha, irigasi desa 2.573 Ha dan sawah tadah hujan 1.772 Ha.
Selain lahan sawah, Kabupaten Manggarai Barat juga memiliki lahan kering seluas 289.266
Ha. Dari luas tersebut terdapat 72.945,58 Ha yang berpotensi untuk pengembangan komoditas
pertanian lahan kering seperti komoditi perkebunan, hortikultura, dan komoditi pangan semusim.
Luas lahan sawah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.14.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-27

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Luas Lahan Sawah
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010
Luas (Ha)
N
o

Kecamatan

1. Komodo
2. Sano Nggoang
3. Lembor
4. Kuwus
5. Macang Pacar
6. Welak
7. Boleng
Total

Irigasi
Teknis
665
3.275
120
4.660

Irigasi
setengah
Teknis
245
525
581
365
60
60
1.836

Irigasi
Sederhan
a
197
1.642
234
120
321
2.514

Irigasi
Desa
170
413
578
16
300
158
1.635

Tadah
Hujan
47
733
397
910
291
970
1.279
4.627

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat

Memperhatikan lahan fungsional yang pengairannya terjamin seperti data pada tabel
tersebut diatas, sehingga dalam setahun dapat ditanami padi sawah 2 kali dan palawija 1
kali.
Kondisi ketersediaan pangan khususnya padi (beras) di Kabupaten Manggarai Barat
selama 3 tahun terakhir (2008-2010) menunjukkan peningkatan, walaupun terjadi
penurunan luas tanam dan luas panen pada tahun 2009. Luas areal tanam padi (sawah dan
lading) tahun 2008 sebesar 21.553 Ha, pada tahun 2009 menurun 21.391 Ha (0,75%) dan
pada tahun 2010 meningkat seluas 28.280 Ha (24,36 Ha). Luas areal panen padi sawah
dan padi lading tahun 2008 seluas 21.553 Ha, dan pada tahun 2009menjadi 21.335 ha
(10,11%), tahun 2010 meningkat menjadi 22.490 Ha (5,14%).
Demikian juga produksi beras terus meningkat 3 tahun terakhir yaitu tahun 2008
sebesar 89.085,3 ton GKG, meningkat 7,31% dari tahun 2007 (produksi tahun 2007 sebesar
82.575 ton GKG) dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 96.151,4 ton GKG atau
meningkat sebesar 7,35%. Pada tahun 2010 produksi terus meningkat menjadi 96.546,8 ton
GKG atau meningkat sebesar 0,41%. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini produksi beras
di Kabupaten Manggarai Barat meningkat rata-rata 5,02%.
Sedangkan perkembangan dan produksi komoditi palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedelai dan kacang hijau) mengalami fluktuasi.
Data perkembangan areal tanam, panen dan produksi per komoditi dari tahun 2008 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-28

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Tabel 1.15.
Luas Potensi, Fungsional, dan Luas Tanam
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010

2008

2009

2010

N
o

Komoditi

Kecamatan

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

1.

Padi Sawah

Komodo

2.334,0

2.334,0

11.670,0

2.262,0

1.426,0

6.616,6

2.697,0

2.752,0

12.734,2

Boleng

2.530,0

2.530,0

12.144,0

2.218,0

2.547,0

12.276,5

4.480,0

2.736,0

12.363,4

Sano Nggoang

2.067,0

2.067,0

9.301,5

2.104,0

2.261,0

10.264,3

2.052,0

1.319,0

5.889,8

Lembor

4.781,0

4.781,0

27.060,5

4.875,0

5.361,0

26.644,2

10.738,0

6.981,0

33.184,9

Welak

2.120,0

2.120,0

9.858,0

2.155,0

2.300,0

10.766,3

2.325,0

1.809,0

8.320,5

Kuwus

3.104,0

3.104,0

12.416,0

3.110,0

3.140,0

14.098,6

3.087,0

2.716,0

13.126,9

Macang Pacar

1.042,0

1.042,0

4.480,6

1.328,0

1.592,0

7.515,8

1.384,0

1.085,0

4.765,8

Jumlah

17.978,0

17.978,0

86.930,6

18.052,0

18.672,0

88.182,4

26.763,0

19.398,0

90.385,5

Komodo

244,0

244,0

610,0

252,0

244,0

612,4

187,0

252,0

554,4

Boleng

187,0

187,0

467,0

152,0

187,0

467,5

152,0

152,0

372,4

Sano Nggoang

618,0

618,0

1.483,0

630,0

618,0

1.521,5

415,0

630,0

1.386,0

2.

Padi Ladang

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-29

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
2008
N
o

3.

4.

Komoditi

Jagung

kedele

2009

2010

Kecamatan

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Lembor

397,0

397,0

992,0

450,0

397,0

998,4

550,0

Welak

680,0

680,0

1.700,0

690,0

627,0

1.548,1

400,0

543,0

1.276,1

Kuwus

610,0

610,0

1.464,0

615,0

560,0

1.372,0

190,0

615,0

1.386,5

Macang Pacar

575,0

575,0

1.473,5

550,0

575,0

1.449,0

215,0

550,0

1.265,0

Jumlah

3.311,0

3.311,0

8.154,7

3.339,0

3.208,0

7.969,0

2.109,0

2.742,0

6.240,4

Komodo

427,0

427,0

1.195,6

447,0

375,0

1.050,0

220,0

372,0

910,0

Boleng

410,0

410,0

1.148,0

414,0

165,0

462,0

29,0

313,0

797,0

Sano Nggoang

630,0

630,0

1.763,4

645,0

630,0

1.712,0

460,0

615,0

1660,5

Lembor

2.140,0

2.140,0

5.992,0

1.814,0

1.265,0

3.542,0

698,0

1.268,0

3.550,4

Welak

902,0

902,0

2.525,6

910,0

380,0

1.064,0

700,0

800,0

2.167,5

Kuwus

1.670,0

1.670,0

4.509,0

1.495,0

1.340,0

2.860,0

1.000,0

685,0

1.586,0

Macang Pacar

1.300,0

1.300,0

3.770,0

1.187,0

1.048,0

3.774,0

283,0

1.139,0

3.164,0

Jumlah

7.479,0

7.479,0

20.903,6

6.912,0

5.203,0

14.464,0

3.390,0

5.192,0

13.835,4

Komodo

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-30

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
2008
N
o

5.

Komoditi

Kacang
Tanah

2009

2010

Kecamatan

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Boleng

555,0

548,0

767,2

781,0

635,0

826,1

278,0

220,0

241,5

Sano Nggoang

Lembor

Welak

50,0

50,0

70,0

65,0

65,0

97,5

Kuwus

Macang Pacar

140,0

140,0

196,0

236,0

236,0

312,5

225,0

176,0

219,6

Jumlah

745,0

738,0

1.033,2

1.082,0

936,0

1.236,1

503,0

396,0

461,1

Komodo

9,0

5,0

6,0

7,0

9,0

11,5

Boleng

35,0

35,0

49,0

32,0

2,0

2,0

2,6

Sano Nggoang

Lembor

250,0

250,0

350,0

249,0

140,0

180,0

50,0

36,0

45,0

Welak

60,0

60,0

84,0

75,0

32,0

38,4

65,0

65,0

84,5

Kuwus

102,0

102,0

142,8

105,0

105,0

147,0

106,0

125,0

151,1

Macang Pacar

20,0

20,0

28,0

27,0

10,0

11,0

2,0

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-31

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
2008
N
o

6.

7.

Komoditi

Kacang Hijau

Ubi Kayu

2009

2010

Kecamatan

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Jumlah

467,0

467,0

653,8

497,0

292,0

382,4

232,0

237,0

294,7

Komodo

26,0

26,0

31,2

27,0

12,0

14,4

24,0

24,0

21,6

Boleng

329,0

329,0

394,8

335,0

168,0

189,8

123,0

123,0

135,3

Sano Nggoang

35,0

35,0

42,0

45,0

40,0

44,0

Lembor

206,0

206,0

247,2

210,0

62,0

74,4

99,0

113,0

124,3

Welak

261,0

261,0

313,2

265,0

10,0

11,0

137,0

150,7

Kuwus

381,0

381,0

457,2

385,0

160,0

180,8

177,0

177,0

165,3

Macang Pacar

329,0

329,0

394,8

282,0

118,0

146,8

191,0

122,0

119,4

Jumlah

1.567,0

1.567,0

1.880,4

1,549,0

570,0

661,2

614,0

696,0

716,6

Komodo

487,0

487,0

13.636,0

494,0

464,0

12.987,8

287,0

167,0

2.505,0

Boleng

50,0

50,0

1.400,0

56,0

50,0

1.400,0

68,0

66,0

1.188,0

Sano Nggoang

410,0

410,0

11.480,0

425,0

400,0

10.800,0

360,0

212,0

3.180,0

Lembor

585,0

585,0

16.380,0

955,0

585,0

16.380,0

470,0

1.093,0

16.942,0

Welak

800,0

800,0

22.400,0

810,0

735,0

19.845,0

380,0

372,0

5.580,0

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-32

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
2008
N
o

8.

Komoditi

Ubi Jalar

2009

2010

Kecamatan

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Luas
Tanaman
(ha)

Luas
Panen
(ha)

Produksi
(ton)

Kuwus

800,0

800,0

22.400,0

810,0

800,0

21.688,0

900,0

764,0

11.078,0

Macang Pacar

365,0

365,0

10.220,0

372,0

358,0

10.024,0

537,0

209,0

3.135,0

Jumlah

3.497,0

3.497,0

97.916,0

3.922,0

3.392,0

93.124,8

3.002,0

2.883,0

43.608,0

Komodo

73,0

73,0

1.095,0

82,0

71,0

1.065,0

55,0

32,0

256,0

Boleng

10,0

10,0

150,0

15,0

10,0

150,0

127,0

15,0

120,0

Sano Nggoang

50,0

50,0

750,0

55,0

50,0

750,0

35,0

44,0

352,0

Lembor

285,0

285,0

4.275,0

301,0

195,0

2.926,0

54,0

263,0

2.436,0

Welak

200,0

200,0

3.000,0

210,0

180,0

2.700,0

210,0

164,0

1.476,0

Kuwus

450,0

450,0

6.750,0

265,0

445,0

6.675,0

196,0

227,0

1.816,0

Macang Pacar

10,0

10,0

150,0

70,0

10,0

150,0

192,0

63,0

504,0

16.170,0

998,0

961,0

14.415,0

869,0

808,0

6.960,0

Jumlah
1.078,0
1.078,0
Sumber : ....................................................................

Catatan : luas panen lebih besar dari luas tanam

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-33

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Berdasarkan hasil hutan menurut jenis kayu maka terlihat bahwa hanya 7 jenis hasil
hutan yang dihasilkan di Kabupaten Manggarai barat yaitu cendana, kayu gaharu, pinang
iris, kemiri kupas, resah, kayu jati, dan kayu rimba campuran. Dari jenis cendana dihasilkan
8,453 ton dan untuk kayu gaharu dihasilkan 7.001,ton. Lain halnya dengan pinang iris yang
dihasilkan sebanyak 0,62 ton. Kemudian untuk kemiri kupas dan resah untuk tahun terakhir
masing-masing dihasilkan 157,6 ton dan 169 ton. Sedangkan produksi untuk kayu jati tahun
2010 sebanyak 1.232 m3 dan kayu rimba campuran sebanyak 2.771 m 3. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.16.
Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Kayu
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008 - 2010

No

Jenis Hasil Hutan

1
Kemiri
2
Rotan
3
Asam
4
Kayu Kuning
5
Cendana
6
Kayu gaharu
7
Kayu ramuan
8
Kayu Bakar
9
Kayu Kulit manis
10
Kayu Kemedangan
11
Pinang Iris
12
Kemiri Kupas
13
Madu
14
Kayu Nangka
15
Resah
16
Kayu Jati
17
Kayu Rimba Campuran
Sumber : Dinas Kehutanan

Satuan

Hasil
2008

Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
M3
M3
Ton
Ton
Ton
Ton
Liter
M3
Ton
M3
M3

7.001,00
29
100,90
51
48,30
1.230,56 1.438,46
2.354,57 3.178,71

2009

2010
8,453
0,62
157,6
169
1.232
2.771

Untuk tabel luas dan keadaan kawasan hutan untuk tahun 2010 di Kabupaten
Manggarai Barat, diketahui bahwa masih ada dari kelompok hutan yang belum memilikii
pilar batas, terutama yang lintas kabupaten. Sedangkan untuk total luas hutan tahun 2010
adalah 75.368,35 Ha.
Tabel 1.17.
Luas & Keadaan Kawasan Hutan
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010
No

Nama Kelompok
RTK
Hutan
A. Kelompok Hutan Definitif
1. Puntu I
10
2. Mbeliling
109

Luas (Ha)

208,17
25.793,55

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Keterangan

Tata batas fungsi tahun 2010


I-34

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
No

Nama Kelompok
Hutan

3.

Todo

4.

RTK

Luas (Ha)
14

4.359,94

Nggorang Bowosie

108

24.627,70

5.

Meler Kuwus

111

1.382,86

6.

Sesok

5.576,64

7.

Mung

11

351,63

Keterangan
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
Tata batas fungsi tahun 2010
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
Batas dan buku ukur tidak ada
Lintas kabupaten (belum pilar
batas)
-

8. Nggalak Rego
103
9.755,00
9. Golo Rata
103. B
1.309,32
10
Golo Tantong
109. A
108,37 .
11. Golo Ndisi
109. B
87,61 12
Golo Leleng
109. C
15,72 .
B. Areal Penggunaan Lain (APL) yang dicadangkan Kawasan Hutan Cadangan
1. Golo Ronggot
500,00 Sudah survey tahun 2006
Sudah rintis tahun 2010, belum
2. Pael Lombe
1000,00
temu gelang
3. Golo Warloka
500,00 Tahap sosialisasi tahun 2010
Jumlah A + B
75.368,35
*RTK

: Register Tanah Kehutanan

Sumber : Dinas Kehutanan


Sedangkan untuk jenis tanaman perkebunan, seluruhnya meliputi tanaman kelapa, kopi,
cengkeh, jambumete, kakao, kemiri, kapuk, pinang, vanili.Beberapa jenis tanaman perkebunan
diantaranya pada tahun 2007 menunjukan jumlah produksi yang besar. Yang terbesar yaitu kopi
dengan jumlah produksi sebesar 1654,74 ton, kelapa 825,03 ton, jambu mete 771,17 ton dan kemiri
841,7 ton.. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tanaman perkebunan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 1.18.
Hasil Produksi Kelapa
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha)


Total Produksi (Ton)
434,5
75,55
413
38,46
982,6
119,26
604
107,1
339
56,1
575,75
86,19
1239,8
342,37
4588,65
825,37

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-35

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Tabel 1.19.
Hasil Produksi Kopi
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008

No

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

1
2
3
4
5
6
7

Luas Areal (Ha)


Total Produksi (Ton)
124,5
37,22
301,75
91,71
1086,2
394,02
181
46,75
923,8
294,03
2697,4
656,86
737,25
134,15
6051,9
1654,74

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.20.
Hasil Produksi Cengkeh
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha) Total Produksi (Ton)


4,5
0,76
43,5
4,9
289,75
14,31
72
1,7
63
4,96
377,75
19,52
107,5
5,87
958
52,02

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.21.
Hasil Produksi Kakao
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2010

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha) Total Produksi (Ton)


123,25
8,31
274
17,02
811,5
54,05
1195,75
66,54
600,75
33,67
757
40,35
316,05
17,3
4078,3
237,24

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.22.
Hasil Produksi Jambu Mete
Kabuapaten Manggarai Barat Tahun 2008

No

Kecamatan

Luas Areal (Ha)

1 Komodo

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

1294,75

Total Produksi (Ton)


60,15
I-36

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
No

Kecamatan

Luas Areal (Ha)

2 Boleng
3 Sano Nggoang

Total Produksi (Ton)

678
3311,85

31,24
316,58

4 Lembor
5 Welak

2394
1061

183,4
66,96

6 Kuwus
7 Macang Pacar

786,4
512,7

51,14
61,7

10038,7

771,17

Jumlah

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.23.
Hasil Produksi Kemiri
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha) Total Produksi (Ton)


138
15,13
161
17,62
2674,5
542,39
321
54,6
706
71,06
578,3
8,42
598,7
132,45
5177,5
841,67

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.24.
Hasil Produksi Kapuk
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha)

Total Produksi (Ton)

165
153
323,1
224
222
649,75
120
1856,85

13,33
12,41
28,48
29,52
27,88
94,45
11
218,71

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-37

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Tabel 1.25.
Hasil Produksi Pinang
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha)


Total Produksi (Ton)
19,35
1,2
73,5
5,34
114,7
7,34
40
2,76
78
5,72
17,31
1,28
142
14,76
484,86
38,4

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

Tabel 1.26.
Hasil Produksi Vanili
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan
Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Luas Areal (Ha) Total Produksi (Ton)


16,9
0,7
48,6
1,98
87,25
7,97
25
1,4
47
2,21
392,5
22,63
149
12,48
766,25
49,37

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan


Kabupaten Manggarai Barat

b.

Kawasan Peternakan

Produksi peternakan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat terdapat pada


seluruh kecamatan yang terdiri dari ternak besar dan kecil. Ternak besar terdiri dari sapi
potong, sapi perah, kerbau dan kuda. Sedangkan ternak kecil lebih didominasi oleh kambing
dan domba. Ternak unggas terdiri dari ayam buras, ayam ras, itik dan itik manila.
Ternak Besar
Kabupaten Manggarai Barat memiliki beberapa jenis ternak besar, di antaranya
adalah sapi potong yang memiliki jumlah populasi tertinggi di Kecamatan Lembor sebesar
2300 ekor, jenis kerbau sebesar 4714 ekor tertinggi di Kecamatan Sano Nggoang
sedangkan kuda memiliki populasi terbanyak di Kecamatan Sano Nggoang sebesar 347
ekor.
Tabel 1.27.
Hasil Produksi Ternak Besar
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2009

No

Kecamatan
1 Komodo
2 Boleng
3 Sano Nggoang

Jumlah Ternak (ekor)


Sapi
Kerbau
Kuda
2209
4306
66
79
1494
60
883
4714
347

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-38

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
No

Kecamatan
4
5
6
7

Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Jumlah Ternak (ekor)


Sapi
Kerbau
Kuda
2300
2899
191
284
914
4
132
1121
9
541
1316
33
6427
16764
710

Sumber : Sub Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat

Ternak Kecil
Beberapa jenis ternak kecil yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat, di
antaranya adalah kambing yang memiliki jumlah populasi tertinggi di Kecamatan Lembor
sebesar 2213 ekor, demikian halnya dengan ternak jenis babi yang terbanyak di Kecamatan
Lembor dengan jumlah populasi sebesar 5895 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.28.
Hasil Produksi Ternak Kecil
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2009

No

Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7

Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Jumlah Ternak (ekor)


Babi
Kambing
697
1820
2036
771
2704
803
5895
2213
2339
158
3764
350
2848
299
20283
6414

Sumber : Sub Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat

Ternak Unggas
Ternak unggas terbanyak di Kabupaten Manggarai Barat dengan jenis Ayam
Kampung sebanyak 27.604 ekor berada di Kecamatan Lembor, sedangkan jenis itik
terbanyak di Kecamatan Sano Nggoang sebanyak 420 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.29.
Hasil Produksi Ternak Unggas
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2009

No

Kecamatan
1
2
3
4
5
6

Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Jumlah Ternak (ekor)


Ayam kampung Itik
8521
4282
19049
27604
7262
10465

198
22
420
198
82
310
I-39

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Jumlah Ternak (ekor)
Ayam kampung Itik
7 Macang Pacar
6877
79
Jumlah
84060
1302
Sumber : Manggarai Barat Dalam Angka 2008
No

Kecamatan

c.

Perikanan dan Kelautan


Jenis kegiatan perikanan yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat meliputi
perikanan laut dan darat. Namun demikian kegiatan perikanan laut jauh lebih dominan
dibandingkan dengan perikanan darat, hal tersebut dapat dilihat dari banyak produksi yang dapat
dicapai dari kedua jenis perikanan tersebut. Pada tahun 2009 produksi perikanan laut mencapai berat
45.799,10 ton sedangkan perikanan darat hanya mencapai berat 65,28 ton. Utuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 1.30.
Hasil Perikanan
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2009

No

Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7

Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Welak
Kuwus
Macang Pacar
Jumlah

Jumlah (ton)
Total
Laut
Darat
18.319,64
4,10 18.323,74
13.739,73
1,60 13.741,33
11,16
11,16
4.579,91
8,67
4.588,58
2,40
2,40
36,05
36,05
9.159,82
1,30
9.161,12
45.799,10
65,28 45.864,38

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Manggarai Barat

Hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pada masing-masing Kecamatan yang ada
di Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai dengan potensi
perikanan yang ada.
d.

Industri
Tingkat perkembangan kegiatan industri di Kabupaten Manggarai Barat masih sangat
terbatas, baik dari segi jenisnya maupun jumlahnya. Jenis kegiatan indsutri tersebut baru
meliputi jenis industri formal dan industri non formal. Pada tahun 2009 jenis industri formal
berjumlah 318, sedangkan untuk industri non formal berjumlah 608 unit. Untuk industri formal dan
industri non formal mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 1412 orang. Hal ini memperlihatkan
bahwa Usaha non formal dinilai efektif dalam penyerapan tenaga kerja khudusnya dari sektor industri
hasil pertanian dan kehutanan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 1.31.
Hasil Industri
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2009

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-40

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
No

Jenis Industri

Unit Usaha
Formal
Non Formal

Jumlah

Jumlah
Tenaga Kerja

Industri Aneka

120

125

142

Industri Kimia

14

24

38

69

Industri Logam, mesin dan Elektronika

26

14

40

20

Industri hasil pertanian dan kehutanan

273

450

723

1181

Jumlah

318

608

926

1412

Sumber : Dinas Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Manggarai Barat

1.3.6 Transportasi
A. Transportasi Laut
Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas wilayah 9,450,00 km2,(daratan dan
lautan), Dari total luas Manggarai Barat 64% merupakan lautan (perairan) yaitu
6,050,50 km2, sedangkan potensi perairan terdapat di Laut Flores dan Laut Sawu,
dalam perairan tersebut terdapat sumber daya kelautan yang dapat dikembangkan
dalam multisektor ekonomi meliputi perikanan, pertambangan laut, industri maritim,
transportasi laut dan jasa kelautan lainnya,
Hamparan
ekosistem
terumbukarang
yang
sangat
kaya
dengan
keanekaragaman biota lautnya juga banyak dijumpai di perairan laut Kabupaten
Manggarai Barat, Potensi trumbu karang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
wisata bahari, Bererapa yang telah dikembangkan antara lain kawasan kawasan
pulau-pulau di TNK dan pulau Komodo dijadikan kawasan konservasi laut, potensi
kehidupan laut di TNK tercatat sebanyak 259 jenis karang dan 1 000 jenis ikan seperti
barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang dan lain-lain (sumber TNK),,
oleh karena itu pengembangan kepariwisataan daerah pantai perlu ditangani dengan
serius mengingat ekosistem panatai sangat rentan terhadap gangguan perusakan/
pencemaran lingkungan,
Prasarana transportasi laut berupa dermaga pelabuhan di Kabupaten Manggarai
Barat terdiri dari:
1. Pelabuhan Labuan Bajo (Pelabuhan Umum) yang dibangun Tahun 2004
dengan panjang 100 m, lebar 8 m, dan trestle 100 m x 6 m
2. Pelabuhan penyeberangan ferry (pelabuhan khusus) dibangun tahun 2004
B. Perhubungan Udara
Kabupaten Manggarai Barat mempunyai Bandara udara yang merupakan pintu
masuk ke NTT bagian barat melalui Labuan Bajo, Namun secara kondisi fisi yang
kurang memungkinkan bandara udara tersebut masih dibawah standar khususnya
landasan pacu yang kurang memungkinkan bagi penerbangan maupun pendaratan
pesawat berbadan lebar, Sementara ini pesawat yang datang pergi ke Labuan Bajo
adalah Lion Air, Batavia Air dan Avia start, Kondisi demikian kurang mendukung
pengembangan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Oleh karena itu, sarana
dan prasarana transportasi sebagai penunjang dan penopang pemgembangan
pariwisata perlu ditingkatkan sehingga masa depan Manggarai Barat akan menjadi
penting dan bernilai sangat strategis,
Pelabuhan udara yang berada di Kabupaten Manggarai Barat adalah pelabuhan
udara domestik Komodo dengan fasilitas landasan ukuran 1,650m x 30m, konstruksi

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-41

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
aspal hotmix, shoulder 1,760m x 30m x 2 sisi dan taxi way seluas 31m x 23m,
Pelabuhan ini melayani arus penumpang, barang (bagasi), barang (cargo), dan barang
(Posindo) dengan jenis pesawat yang beroperasi adalah Lion Air, Batavia Air dan F-28
C. Transportasi Darat
Kabupaten Manggarai barat memiliki 3 status jalan dan 4 kriteria kondisi jalan.
Untuk panjang Jalan Nasional di kabupaten Mannggarai Barat pada tahun 2010
berhotmix adalah sebanyak 89,70 km, data panjang jalan propinsi seluruhya 155,05
km. Sedangkan untuk jalan kabupaten 2098,83 km. Sedangkan untuk kondisi jalan
baik jalan negara dan propinsi didominasi oleh jalan dengan kondisi baik. Sedangkan
untuk jalan kabupaten mayoritas kondisi jalannya adalah rusak berat. Hal ini
diakibatkan oleh adanya jalan yang belum dibuka atau belum tembus ke daerah
lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.32.
Data Kondisi Jalan
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010

No

Status Jalan

1.
2.
4.

Jalan Negara
Jalan Propinsi
Jalan Kabupaten

Panjang
Jalan
(km)

Kondisi
Baik
(km)

89,70
155,05
2098,83

Sedang
(km)

67,00
70,65
255,16

19,90
66,20
163,44

Rusak
(km)

Rusak
Berat
(km)

2,80
18,20
246,58

1421,65

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat

Sedangkan data untuk jalan per kecamatan sendiri juga terlihat bahwa kondisi yang
mendominasi adalah kondisi rusak berat untuk semua kecamatan yang ada. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada rabel di bawah ini.
Tabel 1.33.
Data Kondisi Jalan Per Kecamatan
Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2010
No

Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komodo
Boleng
Sano Nggoang
Lembor
Kuwus
Macang Pacar
Welak

Panjang
Jalan (km)

Kondisi (km)
Baik

358,18
112,80
376,70
341,55
396,60
333,90
179,10

Sedang
61,86
2,00
45,50
49,00
51,00
27,30
18,50

55,54
2,00
14,90
36,00
21,00
24,20
9,80

Rusak
112,28
11,30
44,00
11,00
12,00
30,50
25,50

Rusak
Berat
128,5
97,50
272,30
245,55
312,60
251,90
113,30

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat

1.4.

Issue-Issue Strategis

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-42

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
Adapun isu-isu strategis yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat adalah :
1. Pengembangan sector pariwisata sebagai sektor unggulan untuk kedepannya
mengingat potensi alam dan budaya yang dapat dijadikan sebagai potensi
pengembangan di sektor ini (mengembangkan konsep agrowisata)
2. Mempertahankan adat budaya masyarakat setempat sebagai salah satu daya tarik
bagi kegiatan wisata.
3. Pelesatarian dan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki sebagai potensi
utama sektor pariwisata.
4. Mengembangkan sektor pertanian sebagai sektor penunjang keberadaan wisata dan
sejalan dengan kebijakan provinsi yang menjadikan Kabupaten Manggarai Barat
sebagai lumbung padi provinsi.
5. Pemanfaatan ruang berupa Lahan tidur untuk pengembangan sektor pertanian guna
meningkatkan hasil produksi pertanian.
6. Pengembangan kawasan-kawasan sentra produk pertanian sebagai kawasan
agropolitan berbasis pemberdayaan masyarakat setempat (dimulai dari tahap awal,
produksi, hingga pemasaran dikelola oleh masyarakat)
7. Pengembangan kawasan minapolitan mengingat potensi kelautan yang sangat
potensial di daerah Kabupaten Manggarai Barat.
8. Peningkatan peran lembaga sebagai wadah berbagai kegiatan di Kabupaten
manggarai untuk mendukung pengoptimalan pengembangan potensi lokal di
berbagai sektor terkait.
9. Penyediaan berbagai sarana penunjang aktifitas skala lokal untuk pemerataan
pembangunan sehingga tidak membebani satu wilayah (Labuhan Bajo)
10. Pengembangan sistem transportasi untuk mempermudah akses menuju berbagai
wilayah di Kabupaten Manggarai Barat
11. Penyediaan berbagai prasarana penunjang seperti sistem pengelolaan sampah
terpadu, jaringan drainase, penyediaan jaringan listrik dan telekomunikasi,
pengembangan energi alternatif, pengembangan jaringan air bersih untuk kebutuhan
air minum.
12. Pelestarian hutan.
1.5.

Visi Dan Misi Pembangunan


Adapun Visi dan Misi Pembangunan kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur antara lain:
1.5.1 Visi Pembangunan
Terwujudnya masyarakat Manggarai Barat yang Sejahtera melalui optimalisasi
pemanfaatan potensi daerah yang berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan
Pengertian visi tersebut adalah; Pertama, sejahtera, salah satu tujuan pembangunan
adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Sejahtera dalam hal ini menjadi
pengharapan akan kondisi daerah dan masyarakat Manggarai Barat yang mampu hidup
layak, mandiri dan dapat memenuhi berbagai kebutuhannya sendiri. Kedua optimalisasi
yaitu merupakan sebuah usaha dalam rangka memanfaatkan sumber daya yang ada
secara maksimal. Ketiga potensi daerah, merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh
Kabupaten Manggarai Barat baik sember daya alam maupun sumber daya manusia.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Manggarai Barat yang sangat besar ada pada sektor
pariwisata, pertanian, dan kelautan. Pariwisata merupakan sektor unggulan yang apabila
sektor ini maju akan mendorong majunya sektor sektor lain di Kabupaten Manggarai Barat

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-43

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
terutama sektor pertanian dan kelautan. Keempat berbasis masyarakat, merupaka suatu
kebijakan pemerintah daerah dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunanan. Berwawasan lingkungan artinya, setiap usaha atau kegiatan
pembangunan di Kabupaten Manggarai Barat harus memperhatikan daya dukung
lahan/ruang dan kelestarian lingkungan.
1.5.2

Misi Pembangunan
Adapun misi pembangunan Kabupaten Manggarai Barat adalah :
1. Melaksanakan kepemerintahan yang baik (good governance) melalui penciptaan
pemerintahan yang demokratis, transparan, professional, bersih, dan bebas KKN
2. Melakukan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) berspektif gender.
3. Melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui upaya pemberdayaan ekonomi
rakyat dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Manggarai Barat, maka uraian aspek yang
akan kembangkan adalah :
1. Terbentuknya struktur ruang kegiatan perkotaan yang berwawasan lingkungan dengan
memelihara kawasan berfungsi lindung yang terhindar dari pembangunan fisik.
2. Pengembangan sektor pariwisata sebagai leading factor guna memicu perkembangan
sektor lainnya. Sektor ini dapat mendukung program investasi dalam negeri dan luar
negeri sehingga akan memberikan multiplier effect terhadap sektor lainnya.
3. Dikembangkannya kegiatan-kegiatan yang menjadi potensi bagi Kabupaten Manggarai
Barat sebagai penunjang sektor pariwisata yaitu sektor kelautan dan pertanian.
4. Berkembangnya Kota Labuhan Bajo yang berada di wilayah Kabupaten Manggai Barat
yang memiliki peran disamping sebagai ibukota kabupaten juga menjadi kawasan
strategis/Pusat Kegiatan Wilayah (RTRW Provinsi Nusa Tenggara Timur), kawasan
wisata, sarana dan prasarana umum
5. Meningkatkan kegiatan perekonomian seperti peningkatan produktifitas dan keterkaitan
antar sektor.
6. Meningkatkan intelektualitas, keterampilan, dan derajat kesehatan masyarakat guna
mendukung pengembangan di berbagai sektor.
1.6.

Dimensi Waktu Perencanaan


Perubahan dalam skala nasional juga terjadi dengan terbitnya Undang-undang No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa dimensi waktu
perencanaan adalah 20 tahun, dan setiap wilayah harus memiliki kawasan strategis.
Sehingga berdasarkan peraturan terserbut maka dimensi perencanaan dokumen ini disusun
untyuk jangka waktu 25 tahun yaitu Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manggarai
Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2030.
1.7.

Ketentuan Umum
Ketentuan umum ini disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, yakni
memuat tentang pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan Penyusunan
Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur,
sebagai berikut :

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-44

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
b. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
c. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
d. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
e. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
f. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
g. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
h. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
i. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
j. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
k. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
l. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
m. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
n. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
o. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang.
p. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
q. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
r. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
s. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau budidaya, yang
dijelaskan sebagai berikut:
Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-45

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
t.

u.

v.

w.

x.

y.

z.

Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,


termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan
sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

1.8.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Manggarai Barat ini terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, dasar hukum penyusunan RTRW, profil wilayah, isuisu strategis, visi dan misi pembangunan, dimensi waktu perencanaan,
ketentuan umum dan sistematika pembahasan.

BAB II

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN


MANGGARAI BARAT
Memuat tujuan penataan ruang wilayah, kebijakan dan strategi penetapan
struktur ruang wilayah, kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang
wilayah, kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis wilayah, serta
kebijakan dan strategi pengembangan pesisir dan pulau-pulau kecil.

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI


BARAT
Memuat tentang rencana sistem perkotaan dan rencana sistem jaringan
prasarana wilayah.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-46

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH
BAB IV

RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT


Memuat tentang rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola
ruang kawasan budidaya.

BAB V

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MANGGARAI BARAT


Memuat tentang ketentuan umum penetapan kawasan strategis wilayah
kabupaten.

BAB VI

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI


BARAT
Memuat tentang kelembagaan penataan ruang daerah, prioritas dan tahapan
pembangunan serta indikasi program.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH


KABUPATEN MANGGARAI BARAT
Memuat tentang ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban
penataan ruang, meliputi peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
pemberian insentif dan disisentif, serta arahan sanksi.

BAB VIII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN


RUANG
Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan
ruang serta peran serta masyarakat di dalamnya.

BAB IX

PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat
sebagai arahan pengembangan pada masa yang akan datang, serta
rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang kegiatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

I-47

Anda mungkin juga menyukai