BAB I
PENDAHULUAN
1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN DELI SERDANG
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
I-1
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
10. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
12. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
13. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
I-2
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
17. Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang –
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
18. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
19. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
20. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 959);
21. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
22. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
23. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
24. Undang - Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3293);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3293);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3405);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;
I-3
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
30. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
132 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3924);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 40 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4090);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4206);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4624);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
I-4
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
43. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan
Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
83 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
51. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2010 tentang Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);
I-5
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
54. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Kegiatan
Usaha Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
29Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
55. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);
56. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum;
57. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
58. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi
Pembangunan Kawasan Industri.
59. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Perkotaan;
60. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2007 tentang Batas Daerah
Kabupaten Deli Serdang dengan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera
Utara;
61. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2007 tentang Rencana Induk
Bandar Udara Baru Medan Propinsi Sumatera Utara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 2007;
62. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57 Tahun 2007 tentang Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar Bandar Udara Udara Baru Medan
Propinsi Sumatera Utara;
63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
64. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
65. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
66. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;
68. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 tahun 2009 Tentang
Pedoman Penyusunan Rancangan Penetapan Cekungan Air Tanah;
I-6
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
70. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan
dan Materi Muatan Produk-produk Hukum Daerah;
71. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk-
produk Hukum Daerah;
72. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Prosedur
Penyusunan Produk Hukum Daerah;
73. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah
dan Berita Daerah;
74. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang Fungsi dan
Status Jalan Nasional;
75. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005-2025;
76. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Gambaran umum mengenai kondisi fisik Kabupaten Deli Serdang antara lain
meliputi uraian mengenai letak geografis wilayah, batas administrasi, kondisi topografi
dan kemiringan lereng, geologi dan jenis tanah serta kondisi dan pola penggunaan
lahannya. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Letak Geografis
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu dari 33 (tiga puluh tiga)
Kabupaten/Kota yang ada saat ini di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak
geografisnya Kabupaten Deli Serdang berada pada Kawasan Pantai Timur Sumatera
Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Secara geografis Kabupaten
Deli Serdang terletak diantara koordinat 2 o 57’’ sampai dengan 3 o 16’’ Lintang Utara,
dan 98o 33’’ sampai dengan 99 o 27’’ Bujur Timur. Untuk lebih jelasnya mengenai
orientasi wilayah Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar 1.1.
I-7
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.1
I-8
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
B. Batas Administrasi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 berikut :
TABEL I.1
LUAS WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN DELI SERDANG
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase Wilayah (%)
1 Gunung Meriah 7.665 3,07
2 STM Hulu 22.338 8,94
3 Sibolangit 17.996 7,20
4 Kutalimbaru 17.492 7,00
5 Pancur Batu 12.253 4,91
6 Namo Rambe 6.230 2,49
7 Biru-biru 8.969 3,59
8 STM Hilir 19.050 7,63
9 Bangun Purba 12.995 5,20
10 Galang 15.029 6,02
11 Tanjung Morawa 13.175 5,27
12 Patumbak 4.679 1,87
13 Deli Tua 936 0,37
14 Sunggal 9.252 3,70
15 Hamparan Perak 23.015 9,21
16 Labuhan Deli 12.723 5,09
17 Percut Sei Tuan 19.079 7,64
18 Batang Kuis 4.034 1,62
19 Pantai Labu 8.185 3,28
20 Beringin 5.269 2,11
21 Lubuk Pakam 3.119 1,25
22 Pagar Merbau 6.289 2,52
Jumlah 249.772 100,00
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2009
I-9
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.2
I - 10
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
1. Kawasan Dataran Pantai, terdapat seluas ± 63.002 Ha (26,30%) yang terdiri dari 4
kecamatan, yaitu: Kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan
Kecamatan Pantai Labu, dengan panjang garis pantai sekitar 65 Km.
2. Kawasan Dataran Rendah, terdapat seluas ± 68.965 Ha (28,80%) yang terdiri dari 11
kecamatan, yaitu: Kecamatan Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang
Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan
Kecamatan Galang.
3. Kawasan Dataran Tinggi, terdapat seluas ± 111.970 Ha (44,90%) yang terdiri dari 7
kecamatan, yaitu: Kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu,
Gunung Meriah dan Kecamatan Bangun Purba.
Pada umumnya Kabupaten Deli Serdang berada pada ketinggian 0 – 500 meter
diatas permukaan laut. Namun pada kawasan bagian Selatan terdapat wilayah dengan
ketinggian diatas 500 M diatas permukaan laut. Sedangkan berdasarkan kemiringan
lerengnya, pada dasarnya Kabupaten Deli Serdang memiliki wilayah yang relatif datar
hingga bergelombang dengan kemiringan berkisar antara 0 - 15 %. Namun pada daerah
tertentu, terdapat kemiringan yang relatif bergelombang hingga terjal dengan kemiringan
lereng berkisar antara 15 - 40 %. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
Keadaan ketinggian lereng Kabupaten Deli Serdang secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Ketinggian 0 - 500 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 218.157 Ha
(87,34 %), yang terdapat diseluruh kecamatan kecuali Kecamatan Gunung Meriah.
b. Ketinggian 500 - 1.000 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 28.731 Ha
(11,50 %), yang meliputi lima kecamatan, yaitu : Kecamatan Gunung Meriah, STM
Hulu, Sibolangit, Kutalimbaru dan Kecamatan STM Hilir.
c. Ketinggian diatas 1.000 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 2.884 Ha
(1,15 %), yang terdapat di Kecamatan Gunung Meriah, STM Hulu, Sibolangit, dan
Kecamatan Kutalimbaru.
Keadaan kemiringan lereng Kabupaten Deli Serdang secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
I - 11
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi topografi wilayah administrasi Kabupaten Deli
Serdang dapat dilihat pada Tabel 1.2 – Tabel 1.3 dan Gambar 1.3 – Gambar
1.4 berikut :
TABEL 1.2
KETINGGIAN LERENG KABUPATEN DELI SERDANG
TABEL 1.3
I - 12
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.3
I - 13
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
I - 14
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.4
I - 15
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
D. Kondisi Geologi
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang umumnya didominasi oleh 6
(jenis) tanah, yaitu : jenis tanah alluvial, litosol, regosol, andosol, latosol dan
podsolik. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
b. Tanah Hidromorfik kelabu, gley humus dan regosol terdapat seluas 57.294
Ha yang tersebar pada bagian tengah wilayah kabupaten seperti di Kecamatan
Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Beringin, Lubuk Pakam dan Pagar
Merbau.
d. Tanah Podsolik Merah kekuningan terdapat sekitar 58.696 Ha. Jenis tanah
ini umumnya terdapat dibagian tengah wilayah kabupaten seperti di Kecamatan
Tanjung Morawa, Galang, STM Hilir sebelah Utara dan Kecamatan Bangun Purba
di sebelah Utara.
I - 16
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.5
I - 17
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
1.2.2 Kependudukan
A. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 terdapat sekitar
1.738.431 Jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,09 % dari tahun
sebelumnya yaitu jumlah penduduk pada tahun 2007 hanya sebesar 1.686.366 Jiwa
atau mengalami pertambahan sebesar 52.065 Jiwa. Jika dilihat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir yaitu
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 maka rata-rata laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 2,93% pertahun. Kecamatan
dengan jumlah laju pertumbuhan penduduk terbesar adalah Kecamatan Sunggal
yaitu mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,98% pertahunnya. Sedangkan
kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terkecil adalah Kecamatan Gunung
Meriah yaitu mengalami penurunan jumlah penduduk sebesar – 0,62% setiap
tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :
GAMBAR 1.6
GRAFIK LAJU PERTUMBUHANPENDUDUK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2005 – 2008
400.000
350.000
300.000
Tahun
250.000
2005
200.000 2006
2007
150.000
2008
100.000
50.000
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kecamatan
I - 18
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
TABEL 1.4
LAJU PERTUMBUHANPENDUDUK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2005 – 2008
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertum-
No Kecamatan
2005 2006 2007 2008 buhan (%)
1 Gunung Meriah 2.536 2.521 2.502 2.489 -0,62
2 STM Hulu 11.617 11.998 12.382 12.764 3,19
3 Sibolangit 19.724 20.371 21.022 21.671 3,19
4 Kutalimbaru 34.216 35.338 36.468 37.594 3,19
5 Pancur Batu 77.207 79.740 82.290 84.831 3,19
6 Namo Rambe 25.701 26.544 27.393 28.239 3,19
7 Biru-biru 31.526 32.560 33.601 34.638 3,19
8 STM Hilir 28.144 29.165 30.098 31.027 3,30
9 Bangun Purba 34.926 36.072 37.225 38.374 3,19
10 Galang 65.752 67.909 68.080 70.182 2,21
11 Tanjung Morawa 166.728 172.197 175.703 181.128 2,80
12 Patumbak 68.552 70.801 74.065 76.352 3,66
13 Deli Tua 54.127 55.903 56.691 58.441 2,59
14 Sunggal 208.134 214.962 226.935 233.941 3,98
15 Hamparan Perak 133.348 137.722 141.126 145.483 2,95
16 Labuhan Deli 51.691 53.387 54.094 55.764 2,56
17 Percut Sei Tuan 310.016 320.186 333.424 343.718 3,50
18 Batang Kuis 46.759 48.293 49.837 51.376 3,19
19 Pantai Labu 41.264 42.618 43.981 45.339 3,19
20 Beringin 49.172 50.785 52.409 54.027 3,19
21 Lubuk Pakam 88.738 91.649 92.579 95.528 2,49
22 Pagar Merbau 32.335 33.394 34.461 35.525 3,19
Jumlah 1.582.213 1.634.115 1.686.366 1.738.431 2,93
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2005 - 2008
Jika dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah, maka rata-rata
kepadatan penduduk di Kabupaten Deli Serdang telah mencapai sekitar 696
Jiwa/Km2. Kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Deli Tua yaitu
6.244 Jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah terdapat di
Kecamatan Gunung Meriah yaitu 32 Jiwa/Km 2. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.7 dan Tabel 1.5.
Dari 1.738.431 Jiwa penduduk Kabupten Deli Serdang pada tahun 2008, sebanyak
870.289 Jiwa diantaranya adalah penduduk Laki-laki dan sebanyak 868.142 Jiwa
penduduk Perempuan dengan angka Sex Ratio sebesar 100. Jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan, yaitu sebanyak 343.718 Jiwa dan
jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu 2.489 Jiwa.
Lebih Jelasnya lihat Tabel 1.8.
I - 19
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.7
I - 20
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
TABEL 1.5
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Luas Jumlah Kepadatan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Penduduk
(Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Gunung Meriah 76,65 2.489 32
2 STM Hulu 223,38 12.764 57
3 Sibolangit 179,96 21.671 120
4 Kutalimbaru 174,92 37.594 215
5 Pancur Batu 122,53 84.831 692
6 Namo Rambe 62,30 28.239 453
7 Biru-biru 89,69 34.638 386
8 STM Hilir 190,50 31.027 163
9 Bangun Purba 129,95 38.374 295
10 Galang 150,29 70.182 467
11 Tanjung Morawa 131,75 181.128 1.375
12 Patumbak 46,79 76.352 1.632
13 Deli Tua 9,36 58.441 6.244
14 Sunggal 92,52 233.941 2.529
15 Hamparan Perak 230,15 145.483 632
16 Labuhan Deli 127,23 55.764 438
17 Percut Sei Tuan 190,79 343.718 1.802
18 Batang Kuis 40,34 51.376 1.274
19 Pantai Labu 81,85 45.339 554
20 Beringin 52,69 54.027 1.025
21 Lubuk Pakam 31,19 95.528 3.063
22 Pagar Merbau 62,89 35.525 565
Jumlah 2.497,72 1.738.431 696
I - 21
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka dapat dilihat
persentase antara jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 65 Tahun) dengan
jumlah penduduk usia non produktif (0 – 14 tahun dan penduduk yang berumur
diatas 65 tahun). Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun terdapat sebanyak 588.035
Jiwa (33,83 %) dan punduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 57.449 Jiwa (3,30 %).
Sedangkan jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun terdapat sebanyak 1.092.947 Jiwa
(62,87 %). Dengan demikian maka rasio beban ketergantungan sebesar 62,87 yang
artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 63 orang
penduduk usia non produktif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut :
TABEL 1.7
STRUKTUR PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Jenis Kelamin Jumlah
No Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 0-4 99.404 94.477 193.881
2 5-9 98.199 93.541 191.740
3 10 - 14 103.285 99.129 202.414
4 15 - 19 105.039 104.298 209.337
5 20 - 24 82.598 88.646 171.244
6 25 - 29 74.249 80.336 154.585
7 30 - 34 67.517 69.608 137.125
8 35 - 39 60.186 61.350 121.536
9 40 - 44 53.130 50.702 103.832
10 45 - 49 39.885 35.926 75.811
11 50 - 54 24.847 23.858 48.705
12 55 - 59 18.939 18.968 37.907
13 60 - 64 16.292 16.573 32.865
14 65 - 69 10.075 11.888 21.963
15 70 - 75 8.513 9.096 17.609
16 75 + 8.131 9.746 17.877
Jumlah 870.289 868.142 1.738.431
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008
GAMBAR 1.8
GRAFIK STRUKTUR PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
120.000
100.000
80.000
60.000 Laki-laki
Perempuan
40.000
20.000
-
E. Rumah Tangga
1 2 Sasaran
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I - 22
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Dari 382.731 Rumah Tangga yang ada pada tahun 2008 di Kabupaten Deli Serdang,
77.203 Rumah Tangga atau sebesar 20,17% diantaranya merupakan Rumah Tangga
Sasaran (RTS)/Rumah Tangga Miskin. Suatu rumah tangga dikatagorikan sebagai
Rumah Tangga Miskin/Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan pendekatan minimal
konsumsi 2100 kalori perkapita perhari dan memenuhi syarat minimal 9 (sembilan)
variable kemiskinan, antara lain : luas bangunan, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas
buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk
memasak, frekuensi membeli daging, ayam dan susu dalam satu minggu, frekuensi
makan sehari-hari, jumlah stel pakaian baru yang dibeli setahun, akses ke
puskesmas/poliklinik, lapangan pekerjaan, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga,
serta kepemilikan beberapa asset.
Jika dilihat perkecamatan maka kecamatan yang memiliki Rumah Tangga Sasaran
paling tinggi adalah Kecamatan Gunung Meriah yaitu dari 761 RT yang ada 475 RT
diantaranya merupakan Rumah Tangga Sasaran atau 62,42 % penduduknya berada
pada garis kemiskinan. Sedangkan kecamatan yang paling kecil jumlah Rumah
Tangga Sasaran adalah Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu hanya sekitar 11,71 % saja
yang berada dibawah garis kemiskinan. Lebih jelasnya lihat Table 1.8.
TABEL 1.8
BANYAKNYA RUMAH TANGGA SASARAN
DI Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Jumlah Jumlah Rumah Tangga
No Kecamatan Persentase (%)
Rumah Tangga Sasaran
1 Gunung Meriah 761 475 62,42
2 STM Hulu 3.076 1.238 40,25
3 Sibolangit 5.418 1.156 21,34
4 Kutalimbaru 8.662 3.313 38,25
5 Pancur Batu 19.682 3.374 17,14
6 Namo Rambe 6.805 1.914 28,13
7 Biru-biru 7.819 1.733 22,16
8 STM Hilir 7.476 2.652 35,47
9 Bangun Purba 8.924 2.182 24,45
10 Galang 16.060 2.073 12,91
11 Tanjung Morawa 41.072 8.438 20,54
12 Patumbak 15.940 3.353 21,04
13 Deli Tua 12.201 2.211 18,12
14 Sunggal 50.527 6.155 12,18
15 Hamparan Perak 34.312 8.901 25,94
16 Labuhan Deli 12.044 3.444 28,60
17 Percut Sei Tuan 72.668 8.511 11,71
18 Batang Kuis 11.217 2.499 22,28
19 Pantai Labu 9.310 4.562 49,00
20 Beringin 12.420 3.049 24,55
21 Lubuk Pakam 18.300 3.384 18,49
22 Pagar Merbau 8.037 2.586 32,18
Jumlah 382.731 77.203 20,17
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008
1.2.3 Potensi Bencana Alam
I - 23
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Peristiwa bencana alam terjadi oleh adanya interaksi dari unsur-unsur alam seperti
geologi, topografi, klimatologi, hidrologi dan biologis. Berdasarkan kondisi geologi dan
topografinya Kabupaten Deli Serdang juga memiliki potensi terjadinya bencana alam.
Potensi bencana alam di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan rawan banjir dan
gelombang pasang. Kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana alam
geologi di Kabupaten Deli Serdang, adalah Kawasan rawan letusan gunung, Kawasan
rawan gerakan tanah, Zona patahan aktif dan Zona rawan bahaya gas beracun.
Gerakan tanah atau tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut : air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
1. Hujan Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi
retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada
awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga
kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada
awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air
akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat
dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.
2. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang
terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3. Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 450. Tanah jenis ini
I - 24
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan.
Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi
lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.
4. Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran
antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan
terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan
adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya
kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek
dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah
perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus
bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran
mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah
tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan akibat susutnya muka air yang cepat di
danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan
waduk 450 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti
oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan
akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar
tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya
penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
11. Bekas longsoran lama Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah
terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau
pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama
memilki ciri:
Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya
gembur dan subur.
I - 25
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran
kecil.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) yang memiliki cirri :
Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan
yang tidak melewatkan air (kedap air).
Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
13. Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.
14. Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam
jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan
guyuran hujan.
Berdasarkan keterangan diatas dan dikaitkan dengan kondisi geologi dan topografi
Kabupaten Deli Serdang, maka Kawasan Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Deli
Serdang pada umumnya terdapat pada bagian Selatan, yaitu di Kecamatan Sibolangit,
Biru-biru, Bangun Purba, STM Hilir, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah. Di
Kabupaten Deli Serdang telah terjadi beberapa kali gerakan tanah/longsor yang disertai
dengan dengan banjir bandang, diantaranya bencana alam dan banjir bandang di
Kecamatan Sibolangit (22 November 1994), gerakan tanah di Desa Sembahe Kecamatan
Sibolangit pada tanggal 28 Mei 2007, bencana alam Tanah Longsor di Desa Rumah
Kinangkung dan Desa Tambunan di Kecamatan Sibolangit pada tanggal 4 Januari 2009.
I - 26
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
TABEL I.9
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
DI KABUPATEN DELI SERDANG
Keterangan :
Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada
Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama
pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika
lereng mengalami gangguan.
Tinggi Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona
ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan
gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
I - 27
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material
yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Pada dasarnya di Kabupaten Deli Serdang tidak terdapat gunung berapi yang aktif,
namun pada daerah Selatan yang berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Deli
Serdang terdapat dua Gunung Berapi yang aktif yaitu Gunung Sinabung dan Gunung
Sibayak yang terdapat di Kabupaten Karo. Dengan demikian maka wilayah di
Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai daerah yang rawan
terkena dampak dari letusan gunung berapi adalah wilayah-wilayah yang berdekatan
atau berbatasan dengan Kabupaten Karo, diantaranya adalah di Kecamatan
Kutalimbaru dan Kecamatan Sibolangit;
Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan rawan bencana di Kabupaten Deli Serdang
dapat dilihat pada gambar berikut :
I - 28
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Gambar 1.9
I - 29
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
1. Berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu perairan yang
paling padat di Dunia;
2. Mengelilingi Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
Pusat Kegiatan Nasional dan pintu utama perdagangan internasional;
Potensi letak geografis dan keadaan bentang alam Kabupaten Deli Serdang yang
cukup beragam juga didukung oleh potensi Sumber Daya Alam yang cukup melimpah,
antara lain: Sumber Daya Kelautan, Sumber Daya Air, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Pertambangan dan Pariwisata.
Kondisi sumber daya air di Kabupaten Deli Serdang sangat potensial untuk
dikembangkan, sebagai; sumber air minum, pengairan, pengendalian banjir, pariwisata,
pembangkit listrik (hidro-mikro) dan sebagainya. Mengenai potensi sumber daya air yang
terdapat di Kabupaten Deli Serdang dapat diuraikan sebagai berikut:
B. Pengairan (Irigasi)
Berdasarkan kondisi topografinya, di Kabupaten Deli Serdang banyak terdapat
potensi pengembangan Daerah Irigasi untuk persawahan. Sampai dengan tahun
2009, pendataan terhadap potensi pengairan (Daerah Irigasi/DI) yang menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah meliputi
sebanyak 115 DI dengan luas total areal 23.253 Ha. Dari luas tersebut seluas 3.719
Ha merupakan irigasi teknis dan seluas 19.534 Ha adalah merupakan irigasi semi
teknis. Lihat Tabel I.10 berikut.
I - 30
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
TABEL I.10
LUAS DAN SEBARAN LOKASI DAERAH IRIGASI
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009
I - 31
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
I - 32
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
I - 33
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Dari 115 DI tersebut 18 diantaranya telah ditetapkan sebagai Daerah Irigasi Program
Water Resources And Irrigation Sector Managament Program (WISMP) tahun 2009
dengan luas total 7.931 Ha. Daerah Irigasi yang paling luas adalah DI Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawa (874 Ha), DI Sumber Rejo Baru Kecamatan Pagar
Merbau/Lubuk Pakam (846 Ha), DI Parbarakan Kecamatan Pagar Merbau/Lubuk
Pakam (820 Ha) dan DI Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa (800 Ha).
Sedangkan Daerah Irigasi yang luasannya paling kecil adalah DI Bintang Meriah I
Kecamatan STM Hilir (170 Ha) dan DI Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (175 Ha).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.11.
TABEL I.11
LUAS DAN SEBARAN LOKASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009
I - 34
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Selain Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang, juga terdapat Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, yaitu :
TABEL I.12
DAERAH IRIGASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
DI KABUPATEN DELI SERDANG
C. Daerah Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus-menerus atau
musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara
fisika, kimiawi dan biologis. Daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat
air surut dapat juga diklasifikasikan sebagai daerah rawa yakni rawa dan tanah
pasang surut. Daerah rawa adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang
potensinya belum termanfaatkan secara optimal, dan untuk pengembangannya
memerlukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang kaitannya
dengan daerah kawasan hutan bakau.
I - 35
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
dan penghidupan masyarakat, karena fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok
sehari-hari. Keberadaan air tanah di Kabupaten Deli Serdang cukup melimpah karena
dipengaruhi oleh kondisi geologi, topografi dan curah hujan. Air tanah terdapat di
bawah permukaan tanah, letaknya di daratan dengan pelamparan dapat sampai di
bawah dasar laut mengikuti sebaran serta karakteristik lapisan tanah atau batuan
pada cekungan air tanah. Air tanah dapat berada pada lapisan jenuh air (saturated
zone), lapisan tidak jenuh air ( unsaturated zone), atau rongga-rongga dan saluran-
saluran dalam wujud sungai bawah tanah di daerah batu gamping. Dalam cekungan,
air tanah dapat mengisi sungai, waduk, atau danau dan sebaliknya air sungai, waduk,
atau danau dapat mengisi akuifer. Oleh karena itu pengelolaan air tanah harus
dilakukan secara terpadu dengan pengelolaan air permukaan.
Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan
pelepasan air tanah berlangsung. Suatu daerah dapat disebut sebagai cekungan air
tanah hanya apabila memenuhi kriteria : mempunyai batas hidrogeologis yang
dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau kondisi hidraulik air tanah; mempunyai
daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu system pembentukan air
tanah; serta memiliki satu kesatuan sistem akuifer.
I - 36
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
GAMBAR 1.10
PETA WILAYAH CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) PROVINSI SUMATERA UTARA
I - 37
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk dalam WS Belawan-Ular-Padang ada lima
DAS, yaitu :
DAS Belawan dengan Sub DAS Belawan Hulu, Belawan Hilir dan Karang Gading
dengan luas areal 76.003 Ha. Sebagian DAS ini melintasi Kota Medan dan
Kabupaten Langkat.
DAS Deli dengan Sub DAS Lau Petani, Sei Deli, Babura, Bekala, Sei Kambing, dan
Sei Paluh Besar dengan luas areal 48.162 Ha.
DAS Percut dengan Sub DAS Percut Hulu dan Percut Hilir dengan luas areal
51.420 Ha.
DAS Belumai dengan Sub DAS Belumai dan Sungai Serdang dengan luas areal
75.460 Ha.
DAS Ular dengan Sub DAS Bah Karai, Sei Buaya, Sei Ular, Karang dan Sungai
Perbaungan dengan luas areal 127.796 Ha. Sebagian DAS ini melintasi Kabupaten
Serdang Bedagai.
I - 38
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Luas kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Pebruari 2005
terdapat seluas 80.083,68 Ha (32,06%), yang meliputi Hutan Suaka Alam/Pelestarian
Alam (22.184,87 Ha), Hutan Lindung (7.465,18 Ha), Hutan Produksi Terbatas (7.654,28
Ha), Hutan Produksi (41.843,27 Ha) dan Hutan yang dapat dikonversi seluas 936,08 Ha.
Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan
jenis tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam
glugur dan sebagainya yang tersebar di 13 (tiga belas) kecamatan.
Berdasarkan hasil kajian kriteria penetapan lahan kritis dari Ditjen RLPS, lahan
kritis di wilayah Kabupaten Deli serdang adalah seluas 63.350,51 Ha yang tersebar di
kawasan hutan lindung seluas 18.812,44 Ha, kawasan lindung diluar kawasan hutan
seluas 16.628,65 Ha dan kawasan budidaya pertanian seluas 27.909,42 Ha dengan
kriteria kritis seluas 9.327,43 Ha, agak kritis seluas 30.777,22 Ha dan potensial kritis
seluas 23.245,86 Ha.
Potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya terdiri
dari pertambangan mineral dan pertambangan batuan. Jenis potensi pertambangan
mineral yang ada di Kabupaten Deli Serdang antara lain :
Batu Kapur, tersebar di Kecamatan STM Hulu, STM Hilir dan Kecamatan Birubiru;
Sirtu, tersebar di Kecamatan STM Hilir, Birubiru, Namorambe, Bangun Purba, Galang
dan Pancur Batu;
I - 39
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
1.2.4.4 Pariwisata
Kabupaten Deli Serdang memiliki objek wisata yang terkenal, baik wisata alam
maupun wisata buatan. Beberapa diantaranya seperti pemandangan alam, mata air
panas, wisata alam dengan kondisi yang masih alami. Sampai dengan tahun 2009, objek
wisata yang telah dikembangkan dan telah mempunyai izin antara lain : Taman Rekreasi
Sinar Bulan Purnama Ancol, Pantai Sari Laba Biru Indah, Pantai Kasanova, Pantai Ginbers,
Pemandian Alam Loknya, Taman Rekreasi Dewi, Taman Rekreasi Hairos Indah, dan Hill
Park Sibolangit.
Selain obyek wisata yang sudah dikembangkan, juga terdapat objek wisata yang
potensial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata (DTW) baru di Kabupaten
Deli Serdang, 11 diantaranya telah dikelola sesuai dengan Perda No. 23 Tahun 2003
tentang Retribusi Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, dan 13 obyek wisata lainnya
masih merupakan potensi yang belum dikelola. Objek wisata yang ada, sebenarnya
memiliki potensi cukup menjanjikan untuk dikembangkan yang terdiri dari wisata alam,
pemandian alam, panorama, air panas, cagar alam dan wisata pantai. Lebih jelasnya lihat
tabel berikut :
TABEL 1.14
OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA POTENSIAL Di Kabupaten Deli Serdang
N
NAMA OBYEK WISATA LOKASI
O
1 Bendungan Namo Rambe Kecamatan Namo Rambe, 18 Km dari Medan dan
45 Km dari Lubuk Pakam
2 Pantai Sarilaba (Sibiru-biru) Kecamatan Biru-biru, 25 Km dari Kota Medan dan
1 Km dari Kota Kecamatan Biru-biru
3 Tuntungan Kecamatan Pancur Batu, 35 Km dari Lubuk Pakam
dan 15 Km dari Medan
4 Pantai Cassanova 25 Km dari Lubuk Pakam, 15 Km dari Medan dan
9 Km dari ibukota Kecamatan Patumbak
5 Pagar Manik Kecamatan Bangun Purba, 25 Km dari Lubuk
Pakam dan 40 Km dari Medan
6 Taman Rekreasi Dewi Kecamatan Sibolangit, 66 Km dari Lubuk Pakam
dan 66 Km dari Kota Medan
7 Lapangan Golf Martabe 24 Km dari Medan, 54 Km dari Lubuk Pakam dan
berada di lokasi Kecamatan Pancur Batu
8 Lapangan Golf Tuntungan Di Kecamatan Pancur Batu, 20 Km dari Medan dan
I - 40
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
N
NAMA OBYEK WISATA LOKASI
O
50 Km dari Lubuk Pakam
9 Lapangan Golf Tamora Di Kecamatan Tanjung Morawa, 16 Km dari Medan
dan 14 Km dari Lubuk Pakam
10 Pantai Loknya Di Kecamatan STM Hulu, 67 Km dari Lubuk Pakam
dan 47 Km dari Medan
11 Lau Sigembur Kecamatan STM Hilir, 31 Km dari Lubuk Pakam
dan 28 Km dari Kota Medan serta 7 Km dari Kota
Kecamatan STM Hulu
12 PTPN II (Tembakau Deli) -
13 Danau Linting Kecamatan STM Hulu
14 Taman Hutan Wisata Kecamatan Sibolangit, 37 Km dari Medan dan 67
Sibolangit Km dari Lubuk Pakam
15 Pantai Ancol Pantai Labu
16 Hill Park Sibolangit
17 Siba Island Kecamatan Hamparan Perak
18 Taman Rekreasi Hairos Kecamatan Pancur Batu
19 Ginbers Kecamatan Namorambe
20 Air Panas Gunung Manumpa Kecamatan STM Hilir
21 Air Panas Penen Kecamatan Sibiru-biru
22 Lau Sitellu Kecamatan Namorambe
23 Pemandian Alam Sembahe Kecamatan Sibolangit
24 Desa Wisata Bunga Kecamatan Tanjung Morawa
25 Taman Pramuka Kecamatan Sibolangit
26 Retreat Center Kecamatan Sibolangit
27 Pantai Rosari Kecamatan Namorambe
28 Pantai Adil Kecamatan Namorambe
29 Sampuran Putih Kecamatan Sibolangit
30 Air Terjun Dua Warna Kecamatan Sibolangit
31 Sungai Dua rasa Kecamatan Sibolangit
32 Uruk Perkentangen Kecamatan Sibolangit
33 Pantai Serambi Deli Kecamatan Pantai Labu
34 Pantai Indah Alam Sari Kecamatan Kutalimbaru
35 Pantai Salju Kecamatan Bangun Purba
Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi perikanan yang cukup besar mengingat
wilayahnya sebagian besar merupakan kawasan pantai dengan panjang garis pantai 65
Km, yang dapat dikembangkan untuk berbagai komoditi perikanan laut, pertambakan,
budidaya laut dan budidaya air tawar. Jumlah produksi ikan yang dihasilkan dari budidaya
perikanan laut pada tahun 2008 mencapai sekitar 18.684,67 Ton. Sedangkan produksi
I - 41
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
ikan dari budidaya air payau/tambak mencapai 3.979,74 Ton. Produksi ikan dari budidaya
air tawar mencapai sekitar 1.384 Ton.
1.2.4.6 Pertanian
Luas lahan pertanian untuk padi sawah di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan
tahun 2008 terdapat seluas 73.148 Ha dengan jumlah produksi sebesar 381.046 Ton.
Selain padi sawah komoditi pertanian lainnya yang mengalami perkembangan cukup
signifikan diantaranya adalah; tanaman Jagung dengan luas lahan 21.449 Ha dengan
jumlah produksi sebesar 74.572 Ton. Tanaman Ubikayu dengan luas lahan 6.352 Ha
dengan jumlah produksi sebesar 135.647 Ton.
1.2.4.7 Perkebunan
Kondisi Fasilitas Umum yang ada di Kabupaten Deli Serdang saat ini telah
memadai, hal ini dapat dilihat dari penyebaran fasilitas umum seperti, pendidikan,
kesehatan maupun peribadatan telah menyebar secara merata di setiap kecamatan.
Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Sarana Pendidikan
Ketersediaan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan
dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama. Jumlah fasilitas pendidikan umum di
Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 terdapat sekitar 1.197 Sekolah yang terdiri
dari 772 unit Sekolah Dasar, 213 unit SLTP, 113 unit SMU dan 99 unit Sekolah
Menengah Kejuruan. Fasilitas pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei
Tuan yaitu sebanyak 163 unit sekolah. Sedangkan fasilitas pendidikan terkecil
terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu sebanyak 8 unit sekolah.
Jumlah fasilitas pendidikan Agama di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008
terdapat sekitar 767 unit sekolah yang terdiri dari 237 unit Sekolah TK/RA, 300 unit
Sekolah MDA, 100 unit Sekolah MI, 98 unit Sekolah MTs dan sebanyak 32 unit
Sekolah MA. Fasilitas pendidikan agama terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei
Tuan yaitu sebanyak 155 unit sekolah. Sedangkan kecamatan yang belum memiliki
sekolah agama adalah Kecamatan Gunung Meriah.
I - 42
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
TABEL 1.15
JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN UMUM
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
SD SLTP SMU SLTA
No Kecamatan Jumlah
Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw.
1 Gunung Meriah 6 - 1 - 1 - - - 8
2 STM Hulu 15 - 1 2 - 1 - - 19
3 Sibolangit 27 2 2 4 1 2 - - 38
4 Kutalimbaru 21 1 1 4 1 1 1 - 30
5 Pancur Batu 28 8 3 8 1 5 - 8 61
6 Namo Rambe 14 10 2 4 1 3 - 1 35
7 Biru-biru 17 5 1 4 - 3 - 2 32
8 STM Hilir 22 4 1 4 - 2 - - 33
9 Bangun Purba 25 5 3 1 - 2 - 4 40
10 Galang 42 4 2 6 1 3 - 8 66
11 Tanjung Morawa 53 12 3 14 1 11 - 11 105
12 Patumbak 19 11 2 5 1 4 - - 42
13 Deli Tua 9 4 2 14 1 7 - 5 42
14 Sunggal 42 32 4 19 1 7 - 10 115
15 Hamparan Perak 64 10 2 13 1 7 - 6 103
16 Labuhan Deli 11 11 2 6 1 4 - 7 42
17 Percut Sei Tuan 68 36 5 26 1 15 1 11 163
18 Batang Kuis 20 2 1 4 1 3 - 2 33
19 Pantai Labu 20 3 2 3 - 2 - - 30
20 Beringin 23 3 1 8 - 4 - 7 46
21 Lubuk Pakam 32 12 3 15 2 10 1 14 89
22 Pagar Merbau 18 1 1 4 - 1 - - 25
Jumlah 596 176 45 168 16 97 3 96 1.197
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008
TABEL 1.16
JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN AGAMA
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Sekolah
No Kecamatan Jumlah
RA/TK MDA MI MTs MA
1 Gunung Meriah - - - - - -
2 STM Hulu 3 2 - - - 5
3 Sibolangit 1 1 1 2 1 6
4 Kutalimbaru 1 1 - 1 - 3
5 Pancur Batu 7 12 1 2 - 22
6 Namo Rambe 4 5 2 2 1 14
7 Biru-biru 2 6 - - - 8
8 STM Hilir 1 4 3 3 1 12
9 Bangun Purba 1 11 1 1 1 15
10 Galang 6 22 1 6 3 38
I - 43
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
B. Sarana Kesehatan
Jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008
terdapat sekitar 471 Unit, yang terdiri 14 unit Rumah Sakit Umum, 19 Unit Pukesmas
Rawat Inap, 13 Unit Pukesmas Rawat Jalan, 103 Unit Puskesmas Pembantu, 144 Unit
Rumah Bersalin, 97 Unit Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 95 Unit Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) yang telah tersebar di 19 (Sembilan belas kecamatan). Fasilitas
kesehatan terbanyak terdapat di Kecamatan Sunggal, yaitu sebanyak 62 Unit.
Sedangkan fasilitas kesehatan terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah dan
Kecamatan Pantai Labu, yaitu masing-masing hanya mempunyai sebanyak 7 Unit
fasilitas kesehatan. Lebih jelasnya lihat table berikut :
TABEL 1.17
BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Rumah Puskesmas
Puskesmas Rumah Poske
No Kecamatan Sakit Rawat Rawat BPU Jumlah
Pembantu Bersalin sdes
Umum Inap Jalan
1 Gunung Meriah - 1 - 2 - - 4 7
2 STM Hulu - 1 - 3 - - 11 15
3 Sibolangit - 1 1 5 - - 6 13
4 Kutalimbaru - 1 - 4 - 2 6 13
5 Pancur Batu - 1 1 6 8 3 7 26
6 Namo Rambe - - 1 5 4 3 2 15
7 Biru-biru - - 1 3 3 2 8 17
8 STM Hilir - - 1 5 3 4 4 17
9 Bangun Purba - - 1 5 - - 3 9
10 Galang - 2 - 6 2 4 10 24
11 Tanjung Morawa 4 1 1 8 5 11 5 31
12 Patumbak - 1 - 2 10 11 - 24
13 Deli Tua 3 1 - 1 7 1 - 10
14 Sunggal 1 2 1 7 35 16 1 62
I - 44
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
15 Hamparan Perak - 1 1 6 12 4 5 29
16 Labuhan Deli 1 1 - 3 10 3 - 17
17 Percut Sei Tuan 2 1 2 10 34 18 6 71
18 Batang Kuis - - 1 4 3 4 5 17
19 Pantai Labu - - 1 5 - - 1 7
20 Beringin - 1 - 5 3 3 4 16
21 Lubuk Pakam 3 2 - 4 5 8 3 22
22 Pagar Merbau - 1 - 4 - - 4 9
Jumlah 14 19 13 103 144 97 95 471
C. Sarana Peribadatan
Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya
penduduk di Kabupaten Deli Serdang mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah tempat ibadah umat Islam lebih banyak bila dibandingkan dengan sarana
ibadah agama lainnya walalupun pada dasarnya masyarakat di Kabupaten Deli
Serdang terdiri dari beragam suku dan agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat
ini di Kabupaten terdapat sebanyak 2.341 Unit, yang terdiri dari 826 Unit Mesjid, 892
Unit Langgar/Musholla, 559 Unit Gereja, 14 Unit Kuil dan 50 Unit Vihara. Jumlah
sarana ibadah yang terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak
354 Unit. Sedangkan jumlah sarana ibadah yang terkecil terdapat di Kecamatan
Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit. Lihat Tabel berikut :
TABEL 1.18
BANYAKNYA FASILITAS PERIBADATAN
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Rumah Ibadah
No Kecamatan Jumlah
Mesjid Langgar Gereja Kuil Vihara
1 Gunung Meriah 7 1 15 - - 23
2 STM Hulu 12 18 24 - - 54
3 Sibolangit 20 9 37 1 - 67
4 Kutalimbaru 5 4 21 - - 30
5 Pancur Batu 37 13 45 1 4 100
6 Namo Rambe 16 12 16 - - 44
7 Biru-biru 15 12 41 - - 68
8 STM Hilir 21 22 44 - - 87
9 Bangun Purba 40 22 14 1 1 78
10 Galang 67 62 20 1 1 151
11 Tanjung Morawa 94 113 21 - 13 241
12 Patumbak 36 38 11 - - 85
13 Deli Tua 13 15 10 - 1 39
14 Sunggal 85 55 39 - 3 182
15 Hamparan Perak 87 140 24 1 10 262
I - 45
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
16 Labuhan Deli 24 32 9 1 - 66
17 Percut Sei Tuan 119 165 63 1 6 354
18 Batang Kuis 28 27 15 1 4 75
19 Pantai Labu 27 44 19 - 4 94
20 Beringin 18 12 13 - 1 44
21 Lubuk Pakam 27 42 50 3 2 124
22 Pagar Merbau 28 34 8 3 - 73
Jumlah 826 892 559 14 50 2.341
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008
Sampai dengan tahun 2008, panjang jaringan jalan yang ada di Kabupaten Deli
Serdang telah mencapai 3.075,554 Km, yang meliputi jalan telah diaspal sepanjang
1.186,314 Km, jalan kerikil 1.568,375 Km, jalan batu sepanjang 34,559 Km, jalan beton
(concrete) sepanjang 15,958 Km dan jalan tanah sepanjang 270,848 Km. Selain jalan
kabupaten, di Kabupaten Deli Serdang juga terdapat jalan Negara dan Provinsi, yaitu
Jalan Negara/Nasional sepanjang 109,410 Km dan Jalan Provinsi Sepanjang 187,880 Km.
Jika dilihat dari kondisi jalan yang ada maka pada umumnya jalan yang ada berada dalam
kondisi yang baik sepanjang 1.442,618 Km dan jalan dalam kondisi sedang terdapat
sepanjang 1.693,080 Km. Berdasarkan kelas jalan, maka pada umumnya jalan Kabupaten
Deli Serdang adalah merupakan kelas jalan IIIA sepanjang 1.186,314 Km dan jalan kelas
IV sepanjang 1.618,392 Km. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jaringan jalan yang
ada di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut :
TABEL 1.19
DAFTAR KONDISI JALAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
I - 46
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
a. Kelas I - - - -
b. Kelas II 109,410 - - 109,410
c. Kelas III - 187,887 - 187,880
d. Kelas IIIA - - 1.186,314 1.186,314
e. Kelas IV - - 1.618,392 1.618,392
f. Kelas V - - 270,848 270,848
g. Tidak Diperinci - - - -
Jumlah 109,410 187,880 3.075,554 3.372,844
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Deli Serdang
GAMBAR 1.11
PETA KONDISI JALAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
I - 47
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Selain dari pada Potensi Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Deli Serdang
saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang sektor Industri, Jasa dan Perdagangan
yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian daerah dan
menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Diantara kegiatan ekonomi tersebut yang
mempunyai pelayanan regional diantaranya adalah:
1. Kawasan Industri Medan (KIM II dan KIM III), Kawasan Industri Deli Serdang (KIDS)
di Kecamatan Percut Sei Tuan;
2. Kawasan Industri, di Kecamatan Tanjung Morawa;
3. Kawasan Industri Hamparan Perak, di Kecamatan Hamparan Perak;
4. Kawasan Perdagangan dan Jasa Pancing Trade Centre seluas 80 Ha, Medan Mega
Trade Centre (MMTC) di Kecamatan Percut Sei Tuan,
5. Zona Industri di Kecamatan Sunggal, Patumbak, Tanjung Morawa dan Delitua;
6. Bandara Internasional Kualanamu, di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu;
A. Potensi/Kekuatan
1. Sungai-sungai yang memiliki debit sepanjang tahun dan melintas di wilayah
Kabupaten Deli Serdang ada sebanyak 5 sungai yakni: (1) Sungai Belawan; (2)
Sungai Deli; (3) Sungai Percut; (4) Sungai Serdang; dan (5) Sungai Ular. Empat
dari 5 sungai tersebut sudah dipakai oleh PDAM Tirtanadi sebagai sumber
pengadaan air bersih untuk Kota Medan dan Deli Serdang, yakni: (1) Sungai
Belawan dengan 2 unit bangunan pengolah air dengan kapasitas 1600 l/det di
Sunggal dan 500 l/det di Hamparan Perak; (2) Sungai Deli dengan 1 unit
bangunan pengolahan air dengan kapasitas 1700 l/det; (3) Sungai Belumai (anak
sungai Serdang) dengan 1 unit bangunan pengolah air dengan kapasitas 1000
l/det, dan (4) Sungai Ular dengan kapasitas 120 liter/detik. Dalam hal ini,
kapasitas debit ketiga sungai tersebut secara natural sudah maksimal
dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih Kota Medan dan sekitarnya.
2. Pada saat ini sumber air bersih yang potensial seperti air permukaan Sungai
Belawan, Sungai Deli, Sungai Serdang, dan Sungai Ular sudah dieksploitasi oleh
PDAM Tirtanadi Medan untuk memenuhi kebutuhan air untuk kota Medan dan
I - 48
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
7. Pengembangan Waduk Lau Simeme yang merupakan waduk multi fungsi yang
terdapat di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-biru. Waduk Lausimeme
direncanakan seluas ± 385,2 Ha, tinggi 74 Meter dan daya tampung air total ±
22.200 M3. Waduk Lausimeme nantinya akan berfungsi sebagai;
a. Pengendalian banjir (skala perencanaan 40 tahun);
b. Penyediaan air minum (3.700 Liter/Detik);
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 2.800 Kw;
d. Pariwisata;
e. Pengairan, dan perikanan.
B. Permasalahan Pengembangan
1 Terjadinya konversi lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan Budidaya, dari
lahan pertanian menjadi kawasan non pertanian/urban, sehingga pengurangan
luas hutan dan semak/alang-alang akan terus terjadi dan berakibat terganggunya
ekosistem. Meningkatnya kegiatan pertanian dibagian upstram yang
berbukit/bergelombang hingga kaki pegunungan berarti berkurangnya luas hutan
dan semak-belukar akan mengakibatkan volume sedimentasi bertambah besar
pada aliran-aliran sungai dan berpotensi mengakibatkan tanah longsor. Tanah
longsor dimaksud dapat menutup aliran sungai dan kemudian jebol dan
I - 49
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
I - 50
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
dan diawasi. Limba cair industri dan industri rumah tangga yang menyatu dengan
kawasan permukiman tersebut terdapat di wilayah Patumbak, Delitua, dan
Batang Kuis.
7. Ruas-ruas jalan negara yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang seperti
Medan – Deli Serdang – Binjai, Medan – Lubuk Pakam – Serdang Bedagai, dan
Medan – Pancur Batu - Sibolangit – Karo akan menurun tingkat daya hubungnya
dari tahun ke tahun dan dalam 20 tahun kedepan tingkat daya hubungnya akan
bisa mencapai kelas E atau macet total;
8. Ruas-ruas jalan propinsi dan kabupaten yang ada di wilayah Kabupaten Deli
Serdang membutuhkan biaya peningkatan yang besar sesuai dengan kebutuhan
layanan transportasi;
9. Moda angkutan pada jalan-jalan utama seperti jalan arteri, jalan kolektor dan
jalan lokal primer akan bercampur dan sulit dikendalikan;
C. Peluang
I - 51
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
relatif mudah karena dekat dengan pusat pemasaran yakni kota Medan sehingga
peluang pengembangan irigasi sangat besar;
5. Melakukan eksploitasi air tanah secara terbatas pada wilayah-wilayah yang sulit
dicapai sistim perpipaan; Mendukung dan memanfaatkan program pemerintah
dalam memfungsikan Dam/Waduk Lau Simeme; Membangun bangunan pengolah
air baru pada sungai Ular yang secara alami memiliki debit yang cukup besar dan
mampu menyediakan air untuk wilayah Kabupaten Deli Serdang.
6. Menyusun dan mempedomani rencana tata ruang yang detail sehingga sistim tata
letak perumahan teratur dan pengelolaan sistim sanitasinya mudah dilaksanakan;
10. Dalam beberapa tahun terakhir ini dengan diberlakukannya UU No. 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi menjadi
jelas dan sudah banyak daerah irigasi di wilayah Deli Serdang yang di rehabilitasi
dan dipelihara.
D. Ancaman
1. Sebagian dari pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam 20 tahun kedepan
akan berubah menjadi wilayah perkotaan yakni merupakan bagian dari pada Kota
Metropolitan Mebidangro. Perubahan ini akan mempengaruhi karakter dan
perilaku penduduk (terutama generasi muda) yakni dari budaya masyarakat
pedesaan menjadi budaya masyarakat perkotaan. Dengan meningkatnya
mobilitas penduduk dan dibarengi dengan tingginya akses kedunia luar baik
melalui media informasi dan transportasi antar wilayah dan negara, maka
pengaruh luar yang negative seperti pergaulan bebas, konsumerisme, dan
individualisme akan merupakan ancaman yang potensial bagi masyarakat Deli
Serdang.
2. Semua jalan negara yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang apabila tidak di
kembangkan dengan sistim jalan bebas hambatan ( tool road) atau tanpa
penambahan jaringan jalan arteri tambahan maka ruas-ruas jalan Medan –
I - 52
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
Sunggal (Deli Serdang) - Binjai, Medan – Lubuk Pakam – Serdang Bedagai, dan
Medan – Pancur Batu - Sibolangit – Karo akan merupakan ruas jalan arteri
termacet di Provinsi Sumatera Utara;
3. Ruas-ruas jalan kabupaten akan dimasuki oleh kenderaan dengan tonase yang
melebihi kapasitasnya sehingga menjadi mahal pemeliharaannya;
4. Jumlah angkutan kota akan bertambah banyak dan akan bercampur dengan
sistem moda angkutan luar kota.
I - 53
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
pertanian kering seluas 1 ha, maka setiap pertambahan penduduk satu orang
diperlukan tambahan lahan pertanian baru seluas 0,2 ha. Jadi apabila tidak
tercipta lapangan kerja baru diluar sektor pertanian maka perambahan kawasan
lindung dan penggarapan lahan perkebunan negara akan tambah marak dan sulit
dikendalikan, dan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diiringi
oleh peningkatan lapangan kerja akan dapat menimbulkan kerawanan sosial dan
mengancam stabilitas keamanan.
10. Apabila sustainibilitas sumber daya air tidak dapat dipertahankan maka konflik
antar pengguna air, baik antar daerah maupun antara pertanian dan perkotaan
akan meningkat dengan tajam.
11. Masalah serius lainnya yang akan dihadapi adalah memenuhi kebutuhan
infrastuktur perkotaan pada wilayah permukiman-permukiman baru di wilayah
kabupaten Deli Serdang yang lokasinya menyebar disekitar wilayah yang
berbatasan dengan Kota Medan. Infrastruktur perkotaan dimaksud meliputi
pengadaan air bersih, pengendalian banjir, pengadaan jaringan jalan, sanitasi
dan energi.
E. Faktor Strategis.
1. Letak Geografis yang Strategis: wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota
Medan dan merupakan satu-satunya alternatif yang dapat menampung
limpasan/kejenuhan pembangunan Kota Medan. Kota Medan sebagai pusat
pemerintahan Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan kota perdagangan
terbesar di luar pulau Jawa sehingga letak geografis wilayah Kabupaten Deli
Serdang yang mengelilingi kota Medan strategis untuk berbagai kegiatan seperti
industri, pariwisata, pertanian, perdagangan dan kegiatan lainnya yang tidak
tertampung oleh wilayah Kota Medan;
2. Memiliki jumlah angkatan kerja yang banyak: Penduduk Kabupaten Deli Serdang
pada tahun 2008 telah mencapai 1,7 juta lebih, merupakan sumber daya manusia
yang potensial bagi pembangunan. Dalam tahun 2010-2030 jumlah penduduk usia
I - 54
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030
4. Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh jalan Trans Sumatera: Dengan adanya jalan
Trans Sumatera yang melintas di wilayah Kabupaten Deli Serdang maka akses
angkutan barang dan orang antara Kabupaten Deli Serdang dengan wilayah-
wilayah lainnya di Sumatera dan Jawa relatif lancar dan mendukung
pembangunan ekonomi masyarakat;
I - 55