Anda di halaman 1dari 55

RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN DELI SERDANG

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, dilakukan


dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro serta
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota perbatasan. Sesuai dengan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 26 ayat 2,
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang disusun sebagai dasar dan
pedoman untuk :

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;


b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
d. Perwujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan


Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (pasal 7
ayat 1) dan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (pasal 78
ayat 1 huruf c) mengamanatkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli
Serdang harus segera disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dengan demikian maka dasar hukum yang menjadi pedoman dalam penyusunan
RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030, antara lain:

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3470);

I-1
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888);

6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);

7. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4169);

8. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247);

9. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir


dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4346)

10. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);

11. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

12. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);

13. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

14. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);
15. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
16. Undang – Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau – Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

I-2
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

17. Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang –
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
18. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
19. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
20. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 959);
21. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
22. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
23. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
24. Undang - Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3293);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3293);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3405);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;

I-3
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

30. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
132 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran


dan/atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
32 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3924);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 40 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4090);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan


Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4146);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4206);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 33);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4532);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4624);

41. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);

I-4
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

42. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan
Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

48. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang


Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 129 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);

49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2009 tentang


Kepelabuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070);

50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
83 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

51. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2010 tentang Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

52. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
53. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

I-5
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

54. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Kegiatan
Usaha Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
29Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
55. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);
56. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum;
57. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
58. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi
Pembangunan Kawasan Industri.
59. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Perkotaan;
60. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2007 tentang Batas Daerah
Kabupaten Deli Serdang dengan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera
Utara;
61. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2007 tentang Rencana Induk
Bandar Udara Baru Medan Propinsi Sumatera Utara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 2007;
62. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57 Tahun 2007 tentang Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar Bandar Udara Udara Baru Medan
Propinsi Sumatera Utara;
63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
64. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
65. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
66. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;

67. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman


Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, Beserta Rencana Rincinya;

68. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 tahun 2009 Tentang
Pedoman Penyusunan Rancangan Penetapan Cekungan Air Tanah;

I-6
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

70. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan
dan Materi Muatan Produk-produk Hukum Daerah;

71. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk-
produk Hukum Daerah;

72. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Prosedur
Penyusunan Produk Hukum Daerah;

73. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah
dan Berita Daerah;

74. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang Fungsi dan
Status Jalan Nasional;

75. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005-2025;

76. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Deli Serdang.

1.2 PROFIL WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG

1.2.1 Kondisi Fisik Dasar

Gambaran umum mengenai kondisi fisik Kabupaten Deli Serdang antara lain
meliputi uraian mengenai letak geografis wilayah, batas administrasi, kondisi topografi
dan kemiringan lereng, geologi dan jenis tanah serta kondisi dan pola penggunaan
lahannya. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Letak Geografis

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu dari 33 (tiga puluh tiga)
Kabupaten/Kota yang ada saat ini di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak
geografisnya Kabupaten Deli Serdang berada pada Kawasan Pantai Timur Sumatera
Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Secara geografis Kabupaten
Deli Serdang terletak diantara koordinat 2 o 57’’ sampai dengan 3 o 16’’ Lintang Utara,
dan 98o 33’’ sampai dengan 99 o 27’’ Bujur Timur. Untuk lebih jelasnya mengenai
orientasi wilayah Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

I-7
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.1

Orientasi Wilayah Kabupaten Deli Serdang

I-8
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

B. Batas Administrasi

Secara administratif Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 (Duapuluh Dua)


Kecamatan, 14 Kelurahan dan 380 Desa, dengan luas wilayah 249.772 Ha (2.497,72
Km2). Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Hamparan Perak
yaitu seluas 23.015 Ha atau sebesar 9,21% dari luas total Kabupaten Deli Serdang.
Sedangkan kecamatan yang memiliki luas paling kecil adalah Kecamatan Deli Tua
yaitu hanya seluas 936 Ha atau sebesar 0,37% dari luas Kabupaten Deli Serdang.

Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Deli Serdang, dapat


diuraikan sebagai berikut :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka


 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten karo dan Kabupaten Simalungun
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Langkat, Kota Binjai, dan
Kabupaten karo
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.
 Mengelilingi Kota Medan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 berikut :
TABEL I.1
LUAS WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN DELI SERDANG
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase Wilayah (%)
1 Gunung Meriah 7.665 3,07
2 STM Hulu 22.338 8,94
3 Sibolangit 17.996 7,20
4 Kutalimbaru 17.492 7,00
5 Pancur Batu 12.253 4,91
6 Namo Rambe 6.230 2,49
7 Biru-biru 8.969 3,59
8 STM Hilir 19.050 7,63
9 Bangun Purba 12.995 5,20
10 Galang 15.029 6,02
11 Tanjung Morawa 13.175 5,27
12 Patumbak 4.679 1,87
13 Deli Tua 936 0,37
14 Sunggal 9.252 3,70
15 Hamparan Perak 23.015 9,21
16 Labuhan Deli 12.723 5,09
17 Percut Sei Tuan 19.079 7,64
18 Batang Kuis 4.034 1,62
19 Pantai Labu 8.185 3,28
20 Beringin 5.269 2,11
21 Lubuk Pakam 3.119 1,25
22 Pagar Merbau 6.289 2,52
Jumlah 249.772 100,00
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2009

I-9
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.2

Batas Administrasi Kabupaten Deli Serdang

I - 10
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

C. Topografi dan Kemiringan Lereng

Berdasarkan kondisi topografinya, secara umum Kabupaten Deli Serdang terbagi


menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Kawasan Dataran Pantai, terdapat seluas ± 63.002 Ha (26,30%) yang terdiri dari 4
kecamatan, yaitu: Kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan
Kecamatan Pantai Labu, dengan panjang garis pantai sekitar 65 Km.

2. Kawasan Dataran Rendah, terdapat seluas ± 68.965 Ha (28,80%) yang terdiri dari 11
kecamatan, yaitu: Kecamatan Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang
Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan
Kecamatan Galang.

3. Kawasan Dataran Tinggi, terdapat seluas ± 111.970 Ha (44,90%) yang terdiri dari 7
kecamatan, yaitu: Kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu,
Gunung Meriah dan Kecamatan Bangun Purba.

Pada umumnya Kabupaten Deli Serdang berada pada ketinggian 0 – 500 meter
diatas permukaan laut. Namun pada kawasan bagian Selatan terdapat wilayah dengan
ketinggian diatas 500 M diatas permukaan laut. Sedangkan berdasarkan kemiringan
lerengnya, pada dasarnya Kabupaten Deli Serdang memiliki wilayah yang relatif datar
hingga bergelombang dengan kemiringan berkisar antara 0 - 15 %. Namun pada daerah
tertentu, terdapat kemiringan yang relatif bergelombang hingga terjal dengan kemiringan
lereng berkisar antara 15 - 40 %. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1). Ketinggian Lereng

Keadaan ketinggian lereng Kabupaten Deli Serdang secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Ketinggian 0 - 500 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 218.157 Ha
(87,34 %), yang terdapat diseluruh kecamatan kecuali Kecamatan Gunung Meriah.

b. Ketinggian 500 - 1.000 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 28.731 Ha
(11,50 %), yang meliputi lima kecamatan, yaitu : Kecamatan Gunung Meriah, STM
Hulu, Sibolangit, Kutalimbaru dan Kecamatan STM Hilir.

c. Ketinggian diatas 1.000 Meter diatas permukaan laut, terdapat seluas ± 2.884 Ha
(1,15 %), yang terdapat di Kecamatan Gunung Meriah, STM Hulu, Sibolangit, dan
Kecamatan Kutalimbaru.

2). Kemiringan Lereng

Keadaan kemiringan lereng Kabupaten Deli Serdang secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :

a. Kemiringan lereng antara 0 – 15%, terdapat seluas ± 172.242 Ha (68,96 %),


yang meliputi seluruh kecamatan;

I - 11
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

b. Kemiringan lereng antara 15 – 40%, terdapat seluas ± 51.285 Ha (20,53 %),


yang meliputi sepuluh kecamatan, yaitu : Kecamatan Gunung Meriah, STM Hulu,
Sibolangit, Kutalimbaru, Pancur Batu, Namorambe, Biru-biru, STM Hilir, Bangun
Purba, dan Kecamatan Patumbak.

c. Kemiringan lereng diatas 40%, terdapat seluas ± 26.245 Ha (10,51%), yang


terdapat di Kecamatan Gunung Meriah, STM Hulu, Sibolangit, Kutalimbaru, Biru-
biru, STM Hilir dan Kecamatan Bangun Purba.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi topografi wilayah administrasi Kabupaten Deli
Serdang dapat dilihat pada Tabel 1.2 – Tabel 1.3 dan Gambar 1.3 – Gambar
1.4 berikut :
TABEL 1.2
KETINGGIAN LERENG KABUPATEN DELI SERDANG

Ketinggian Lahan (Ha)


No Kecamatan Jumlah (Ha)
0 - 500 M 500 - 1000 M > 1000 M
1 Gunung Meriah - 7.415 250 7.665
2 STM Hulu 12.835 9.128 375 22.338
3 Sibolangit 8.289 8.824 883 17.996
4 Kutalimbaru 14.033 2.083 1.376 17.492
5 Pancur Batu 12.253 - - 12.253
6 Namo Rambe 6.230 - - 6.230
7 Biru Biru 8.969 - - 8.969
8 STM Hilir 17.769 1.281 - 19.050
9 Bangun Purba 12.995 - - 12.995
10 Galang 15.029 - - 15.029
11 Tanjung Morawa 13.175 - - 13.175
12 Patumbak 4.679 - - 4.679
13 Deli Tua 936 - - 936
14 Sunggal 9.252 - - 9.252
15 Hamparan Perak 23.015 - - 23.015
16 Labuhan Deli 12.723 - - 12.723
17 Percut Sei Tuan 19.079 - - 19.079
18 Batang Kuis 4.034 - - 4.034
19 Pantai Labu 8.185 - - 8.185
20 Beringin 5.269 - - 5.269
21 Lubuk Pakam 3.119 - - 3.119
22 Pagar Merbau 6.289 - - 6.289
Persentase (%) 87,34 11,50 1,15 100,00
Kab. Deli serdang 218.157 28.731 2.884 249.772

Sumber : Data Pokok Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000

TABEL 1.3

I - 12
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

KEMIRINGAN LERENG KABUPATEN DELI SERDANG

Kemiringan Lereng (Ha) Jumlah


No Kecamatan
0 - 15 % 15 - 40 % > 40 % (Ha)

1 Gunung Meriah 190 4.280 3.195 7.665


2 STM Hulu 4.082 10.989 7.267 22.338
3 Sibolangit 2.548 10.634 4.814 17.996
4 Kutalimbaru 7.012 7.758 2.722 17.492
5 Pancur Batu 9.121 3.132 - 12.253
6 Namo Rambe 2.650 3.580 - 6.230
7 Biru Biru 2.481 6.191 297 8.969
8 STM Hilir 11.370 1.060 6.620 19.050
9 Bangun Purba 8.260 3.405 1.330 12.995
10 Galang 15.029 - - 15.029
11 Tanjung Morawa 13.175 - - 13.175
12 Patumbak 4.423 256 - 4.679
13 Deli Tua 936 - - 936
14 Sunggal 9.252 - - 9.252
15 Hamparan Perak 23.015 - - 23.015
16 Labuhan Deli 12.723 - - 12.723
17 Percut Sei Tuan 19.079 - - 19.079
18 Batang Kuis 4.034 - - 4.034
19 Pantai Labu 8.185 - - 8.185
20 Beringin 5.269 - - 5.269
21 Lubuk Pakam 3.119 - - 3.119
22 Pagar Merbau 6.289 - - 6.289
Persentase (%) 68,96 20,53 10,51 100,00
Kab. Deli serdang 172.242 51.285 26.245 249.772

Sumber : Data Pokok Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000

Gambar 1.3

I - 13
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Kemiringan Lereng Kabupaten Deli Serdang

I - 14
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.4

Ketinggian Lereng Kabupaten Deli Serdang

I - 15
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

D. Kondisi Geologi

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang umumnya didominasi oleh 6
(jenis) tanah, yaitu : jenis tanah alluvial, litosol, regosol, andosol, latosol dan
podsolik. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Jenis Tanah alluvial, regosol dan organosol terdapat sekitar 20.024 Ha


yang terdapat disepanjang pinggiran pantai Timur.

b. Tanah Hidromorfik kelabu, gley humus dan regosol terdapat seluas 57.294
Ha yang tersebar pada bagian tengah wilayah kabupaten seperti di Kecamatan
Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Beringin, Lubuk Pakam dan Pagar
Merbau.

c. Sedangkan tanah jenis andosol coklat terdapat seluas 24.136 Ha yang


umumnya terdapat di sebelah Barat kabupaten seperti di Kecamatan Sunggal,
Hamparan Perak, Kutalimbaru, Sibolangit dan Pancur Batu.

d. Tanah Podsolik Merah kekuningan terdapat sekitar 58.696 Ha. Jenis tanah
ini umumnya terdapat dibagian tengah wilayah kabupaten seperti di Kecamatan
Tanjung Morawa, Galang, STM Hilir sebelah Utara dan Kecamatan Bangun Purba
di sebelah Utara.

e. Tanah Podsolik Coklat kekuningan terdapat sekitar 68.249 Ha yang


terdapat pada bagian Selatan wilayah Kabupaten seperti di Kecamatan STM Hulu,
Bangun Purba, Kutalimbaru, Sibolangit, Sibiru-biru dan STM Hilir.

f. Jenis tanah podsolik/litosol/regosol terdapat seluas 17.684 Ha. Jenis tanah


ini terdapat pada daerah pegunungan di sebelah Utara kabupaten seperti di
Kecamatan STM Hulu, Kutalimbaru, Sibolangit dan Gunung Meriah.
g. Sedangkan jenis tanah latosol/regosol hanya terdapat di Kecamatan
Kutalimbaru seluas 1.617 Ha.

E. Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang umumnya didominasi oleh


penggunaan untuk perkebunan baik itu perkebunan besar maupun perkebunan
rakyat yang hampir merata diseluruh wilayah kecamatan, dengan luas Perkebunan
Besar seluas 54.286 Ha dan Perkebunan Rakyat Seluas 29.908 Ha. Penggunaan
tanah untuk daerah persawahan umumnya berada pada bagian Utara kabupaten,
dengan luas sekitar 44.444 Ha. Sedangkan pada bagian Selatan umumnya didominasi
oleh penggunaan untuk ladang/tegalan/huma/kebun campuran dengan luas sekitar
52.897 Ha atau 22,09 % dari luas Kabupaten Deli Serdang. Di Kabupaten Deli
Serdang juga telah berkembang kawasan perkotaan antara lain perumahan dan
permukiman dengan luas 12.907 Ha, kawasan Industri seluas 550 Ha, dan Bandara
Kualanamu seluas 1.365 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.5
berikut :

I - 16
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.5

Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Deli Serdang

I - 17
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

1.2.2 Kependudukan

Gambaran mengenai kondisi kependudukan di Kabupaten Deli Serdang dapat


dilihat dari pertumbuhan penduduk perkecamatan setiap tahunnya, jumlah dan sebaran
penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, kepadatan penduduk maupun
jumlah penduduk yang masih hidup dalam garis kemiskinan (Rumah Tangga
Sasaran/RTS). Uraian singkat mengenai kondisi kependudukan di Kabupaten Deli Serdang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 terdapat sekitar
1.738.431 Jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,09 % dari tahun
sebelumnya yaitu jumlah penduduk pada tahun 2007 hanya sebesar 1.686.366 Jiwa
atau mengalami pertambahan sebesar 52.065 Jiwa. Jika dilihat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir yaitu
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 maka rata-rata laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 2,93% pertahun. Kecamatan
dengan jumlah laju pertumbuhan penduduk terbesar adalah Kecamatan Sunggal
yaitu mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,98% pertahunnya. Sedangkan
kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terkecil adalah Kecamatan Gunung
Meriah yaitu mengalami penurunan jumlah penduduk sebesar – 0,62% setiap
tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :

GAMBAR 1.6
GRAFIK LAJU PERTUMBUHANPENDUDUK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2005 – 2008

400.000

350.000

300.000
Tahun
250.000
2005
200.000 2006
2007
150.000
2008
100.000

50.000

-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kecamatan

I - 18
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

TABEL 1.4
LAJU PERTUMBUHANPENDUDUK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2005 – 2008
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertum-
No Kecamatan
2005 2006 2007 2008 buhan (%)
1 Gunung Meriah 2.536 2.521 2.502 2.489 -0,62
2 STM Hulu 11.617 11.998 12.382 12.764 3,19
3 Sibolangit 19.724 20.371 21.022 21.671 3,19
4 Kutalimbaru 34.216 35.338 36.468 37.594 3,19
5 Pancur Batu 77.207 79.740 82.290 84.831 3,19
6 Namo Rambe 25.701 26.544 27.393 28.239 3,19
7 Biru-biru 31.526 32.560 33.601 34.638 3,19
8 STM Hilir 28.144 29.165 30.098 31.027 3,30
9 Bangun Purba 34.926 36.072 37.225 38.374 3,19
10 Galang 65.752 67.909 68.080 70.182 2,21
11 Tanjung Morawa 166.728 172.197 175.703 181.128 2,80
12 Patumbak 68.552 70.801 74.065 76.352 3,66
13 Deli Tua 54.127 55.903 56.691 58.441 2,59
14 Sunggal 208.134 214.962 226.935 233.941 3,98
15 Hamparan Perak 133.348 137.722 141.126 145.483 2,95
16 Labuhan Deli 51.691 53.387 54.094 55.764 2,56
17 Percut Sei Tuan 310.016 320.186 333.424 343.718 3,50
18 Batang Kuis 46.759 48.293 49.837 51.376 3,19
19 Pantai Labu 41.264 42.618 43.981 45.339 3,19
20 Beringin 49.172 50.785 52.409 54.027 3,19
21 Lubuk Pakam 88.738 91.649 92.579 95.528 2,49
22 Pagar Merbau 32.335 33.394 34.461 35.525 3,19
Jumlah 1.582.213 1.634.115 1.686.366 1.738.431 2,93
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2005 - 2008

B. Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Jika dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah, maka rata-rata
kepadatan penduduk di Kabupaten Deli Serdang telah mencapai sekitar 696
Jiwa/Km2. Kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Deli Tua yaitu
6.244 Jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah terdapat di
Kecamatan Gunung Meriah yaitu 32 Jiwa/Km 2. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.7 dan Tabel 1.5.

C. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Dari 1.738.431 Jiwa penduduk Kabupten Deli Serdang pada tahun 2008, sebanyak
870.289 Jiwa diantaranya adalah penduduk Laki-laki dan sebanyak 868.142 Jiwa
penduduk Perempuan dengan angka Sex Ratio sebesar 100. Jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan, yaitu sebanyak 343.718 Jiwa dan
jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu 2.489 Jiwa.
Lebih Jelasnya lihat Tabel 1.8.

I - 19
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.7

Peta Sebaran Penduduk Kabupaten Deli Serdang

I - 20
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

TABEL 1.5
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Luas Jumlah Kepadatan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Penduduk
(Km2) (Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Gunung Meriah 76,65 2.489 32
2 STM Hulu 223,38 12.764 57
3 Sibolangit 179,96 21.671 120
4 Kutalimbaru 174,92 37.594 215
5 Pancur Batu 122,53 84.831 692
6 Namo Rambe 62,30 28.239 453
7 Biru-biru 89,69 34.638 386
8 STM Hilir 190,50 31.027 163
9 Bangun Purba 129,95 38.374 295
10 Galang 150,29 70.182 467
11 Tanjung Morawa 131,75 181.128 1.375
12 Patumbak 46,79 76.352 1.632
13 Deli Tua 9,36 58.441 6.244
14 Sunggal 92,52 233.941 2.529
15 Hamparan Perak 230,15 145.483 632
16 Labuhan Deli 127,23 55.764 438
17 Percut Sei Tuan 190,79 343.718 1.802
18 Batang Kuis 40,34 51.376 1.274
19 Pantai Labu 81,85 45.339 554
20 Beringin 52,69 54.027 1.025
21 Lubuk Pakam 31,19 95.528 3.063
22 Pagar Merbau 62,89 35.525 565
Jumlah 2.497,72 1.738.431 696

Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008


TABEL 1.6
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
DI Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Jenis Kelamin Jumlah
No Kecamatan Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 Gunung Meriah 1.292 1.197 2.489 108
2 STM Hulu 6.505 6.259 12.764 104
3 Sibolangit 10.709 10.962 21.671 98
4 Kutalimbaru 18.817 18.777 37.594 100
5 Pancur Batu 42.227 42.604 84.831 99
6 Namo Rambe 13.732 14.507 28.239 95
7 Biru-biru 17.375 17.263 34.638 101
8 STM Hilir 15.423 15.604 31.027 99
9 Bangun Purba 19.224 19.150 38.374 100
10 Galang 35.137 35.045 70.182 100
11 Tanjung Morawa 90.614 90.514 181.128 100
12 Patumbak 38.553 37.799 76.352 102
13 Deli Tua 29.050 29.391 58.441 99
14 Sunggal 116.690 117.251 233.941 100
15 Hamparan Perak 73.247 72.236 145.483 101
16 Labuhan Deli 28.111 27.653 55.764 102
17 Percut Sei Tuan 172.819 170.899 343.718 101
18 Batang Kuis 25.941 25.435 51.376 102
19 Pantai Labu 23.043 22.296 45.339 103
20 Beringin 27.084 26.943 54.027 101
21 Lubuk Pakam 46.879 48.649 95.528 96
22 Pagar Merbau 17.817 17.708 35.525 101
Jumlah 870.289 868.142 1.738.431 100
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

I - 21
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

D. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka dapat dilihat
persentase antara jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 65 Tahun) dengan
jumlah penduduk usia non produktif (0 – 14 tahun dan penduduk yang berumur
diatas 65 tahun). Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun terdapat sebanyak 588.035
Jiwa (33,83 %) dan punduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 57.449 Jiwa (3,30 %).
Sedangkan jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun terdapat sebanyak 1.092.947 Jiwa
(62,87 %). Dengan demikian maka rasio beban ketergantungan sebesar 62,87 yang
artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 63 orang
penduduk usia non produktif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut :
TABEL 1.7
STRUKTUR PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Jenis Kelamin Jumlah
No Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 0-4 99.404 94.477 193.881
2 5-9 98.199 93.541 191.740
3 10 - 14 103.285 99.129 202.414
4 15 - 19 105.039 104.298 209.337
5 20 - 24 82.598 88.646 171.244
6 25 - 29 74.249 80.336 154.585
7 30 - 34 67.517 69.608 137.125
8 35 - 39 60.186 61.350 121.536
9 40 - 44 53.130 50.702 103.832
10 45 - 49 39.885 35.926 75.811
11 50 - 54 24.847 23.858 48.705
12 55 - 59 18.939 18.968 37.907
13 60 - 64 16.292 16.573 32.865
14 65 - 69 10.075 11.888 21.963
15 70 - 75 8.513 9.096 17.609
16 75 + 8.131 9.746 17.877
Jumlah 870.289 868.142 1.738.431
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

GAMBAR 1.8
GRAFIK STRUKTUR PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
120.000

100.000

80.000

60.000 Laki-laki
Perempuan
40.000

20.000

-
E. Rumah Tangga
1 2 Sasaran
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

I - 22
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Dari 382.731 Rumah Tangga yang ada pada tahun 2008 di Kabupaten Deli Serdang,
77.203 Rumah Tangga atau sebesar 20,17% diantaranya merupakan Rumah Tangga
Sasaran (RTS)/Rumah Tangga Miskin. Suatu rumah tangga dikatagorikan sebagai
Rumah Tangga Miskin/Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan pendekatan minimal
konsumsi 2100 kalori perkapita perhari dan memenuhi syarat minimal 9 (sembilan)
variable kemiskinan, antara lain : luas bangunan, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas
buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk
memasak, frekuensi membeli daging, ayam dan susu dalam satu minggu, frekuensi
makan sehari-hari, jumlah stel pakaian baru yang dibeli setahun, akses ke
puskesmas/poliklinik, lapangan pekerjaan, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga,
serta kepemilikan beberapa asset.

Jika dilihat perkecamatan maka kecamatan yang memiliki Rumah Tangga Sasaran
paling tinggi adalah Kecamatan Gunung Meriah yaitu dari 761 RT yang ada 475 RT
diantaranya merupakan Rumah Tangga Sasaran atau 62,42 % penduduknya berada
pada garis kemiskinan. Sedangkan kecamatan yang paling kecil jumlah Rumah
Tangga Sasaran adalah Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu hanya sekitar 11,71 % saja
yang berada dibawah garis kemiskinan. Lebih jelasnya lihat Table 1.8.
TABEL 1.8
BANYAKNYA RUMAH TANGGA SASARAN
DI Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Jumlah Jumlah Rumah Tangga
No Kecamatan Persentase (%)
Rumah Tangga Sasaran
1 Gunung Meriah 761 475 62,42
2 STM Hulu 3.076 1.238 40,25
3 Sibolangit 5.418 1.156 21,34
4 Kutalimbaru 8.662 3.313 38,25
5 Pancur Batu 19.682 3.374 17,14
6 Namo Rambe 6.805 1.914 28,13
7 Biru-biru 7.819 1.733 22,16
8 STM Hilir 7.476 2.652 35,47
9 Bangun Purba 8.924 2.182 24,45
10 Galang 16.060 2.073 12,91
11 Tanjung Morawa 41.072 8.438 20,54
12 Patumbak 15.940 3.353 21,04
13 Deli Tua 12.201 2.211 18,12
14 Sunggal 50.527 6.155 12,18
15 Hamparan Perak 34.312 8.901 25,94
16 Labuhan Deli 12.044 3.444 28,60
17 Percut Sei Tuan 72.668 8.511 11,71
18 Batang Kuis 11.217 2.499 22,28
19 Pantai Labu 9.310 4.562 49,00
20 Beringin 12.420 3.049 24,55
21 Lubuk Pakam 18.300 3.384 18,49
22 Pagar Merbau 8.037 2.586 32,18
Jumlah 382.731 77.203 20,17
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008
1.2.3 Potensi Bencana Alam

I - 23
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Peristiwa bencana alam terjadi oleh adanya interaksi dari unsur-unsur alam seperti
geologi, topografi, klimatologi, hidrologi dan biologis. Berdasarkan kondisi geologi dan
topografinya Kabupaten Deli Serdang juga memiliki potensi terjadinya bencana alam.
Potensi bencana alam di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan rawan banjir dan
gelombang pasang. Kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana alam
geologi di Kabupaten Deli Serdang, adalah Kawasan rawan letusan gunung, Kawasan
rawan gerakan tanah, Zona patahan aktif dan Zona rawan bahaya gas beracun.

A. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

Gerakan tanah atau tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut : air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor.

1. Hujan Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi
retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada
awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga
kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada
awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air
akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat
dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.

2. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang
terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

3. Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 450. Tanah jenis ini

I - 24
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan.
Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi
lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

4. Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran
antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan
terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

5. Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan
adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya
kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek
dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah
perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus
bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

6. Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran
mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah
tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan akibat susutnya muka air yang cepat di
danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan
waduk 450 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti
oleh retakan.

8. Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan
akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar
tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya
penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

10. Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan


pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah
tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di
bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian
diikuti dengan retakan tanah.

11. Bekas longsoran lama Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah
terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau
pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama
memilki ciri:

 Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.

 Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya
gembur dan subur.

I - 25
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

 Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.

 Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.

 Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil


pada longsoran lama.

 Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran
kecil.

 Longsoran lama ini cukup luas.

12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) yang memiliki cirri :

 Bidang perlapisan batuan

 Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar

 Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.

 Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan
yang tidak melewatkan air (kedap air).

 Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.

Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai


bidang luncuran tanah longsor.

13. Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.

14. Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam
jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan
guyuran hujan.

Berdasarkan keterangan diatas dan dikaitkan dengan kondisi geologi dan topografi
Kabupaten Deli Serdang, maka Kawasan Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Deli
Serdang pada umumnya terdapat pada bagian Selatan, yaitu di Kecamatan Sibolangit,
Biru-biru, Bangun Purba, STM Hilir, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah. Di
Kabupaten Deli Serdang telah terjadi beberapa kali gerakan tanah/longsor yang disertai
dengan dengan banjir bandang, diantaranya bencana alam dan banjir bandang di
Kecamatan Sibolangit (22 November 1994), gerakan tanah di Desa Sembahe Kecamatan
Sibolangit pada tanggal 28 Mei 2007, bencana alam Tanah Longsor di Desa Rumah
Kinangkung dan Desa Tambunan di Kecamatan Sibolangit pada tanggal 4 Januari 2009.

I - 26
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

TABEL I.9
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
DI KABUPATEN DELI SERDANG

No. Kecamatan Potensi Gerakan


Tanah
1 Sibolangit Bag. Selatan Menengah - Tinggi
2 Biru - Biru Bag. Selatan Menengah - Tinggi
3 Bangun Purba Menengah
5 Sinembah Tg. Muda Hilir Bag. Selatan Menengah - Tinggi
6 Sinembah Tg. Muda Hulu Bag. Barat Menengah - Tinggi
7 Gunung Meriah Menengah - Tinggi
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian
ESDM RI, 2010.

Keterangan :

Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada
Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama
pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika
lereng mengalami gangguan.

Tinggi Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona
ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan
gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

B. Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami


Gelombang pasang/tsunami adalah satu rangkaian ombak/gelombang yang
dihasilkan manakala serombongan air, seperti suatu samudera atau danau dengan
cepat dipindahkan pada suatu skala yang sangat besar / raksasa. Gempa bumi, tanah
longsor, letusan vulkanik dan bintang jatuh/meteor yang besar berpotensi untuk
menghasilkan suatu tsunami. Efek dari suatu tsunami dapat terbentang dari yang
kecil tidak terasa sampai yang sangat berbahaya dan membinasakan segalanya,
seperti yang pernah terjadi di Aceh Desember, 2004.
Di Indonesia wilayah rawan bencana tsunami meliputi 21 wilayah, salah satu
diantaranya adalah Provinsi Sumatera Utara termasuk didalamnya Kabupaten Deli
Serdang, karena berada pada daerah dataran pantai yang berbatasan langsung
dengan selat Malaka. Dengan demikian maka Kecamatan-kecamatan di sepanjang
garis pantai Kabupaten Deli Serdang dapat dikatagorikan sebagai kawasan rawan
gelombang pasang/tsunami antara lain Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak,
Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pantai Labu.

I - 27
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

C. Kawasan Rawan Banjir


Kawasan berpotensi rawan banjir, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran
rendah dengan kemiringan lereng antara 0-8%. Kecamatan di Kabupaten Deli
Serdang yang termasuk kedalam daerah rawan banjir diantaranya; Kecamatan Percut
Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe, Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu,
Batang Kuis, Beringin, Tanjung Morawa dan Kecamatan Lubuk Pakam. Salah satu
bencana alam banjir yang pernah terjadi di Kabupaten Deli Serdang antara lain,
bencana alam dan banjir bandang di Kecamatan Sibolangit pada tanggal 22
November 1994 (akibat gerakan tanah/longsor) dan bencana alam banjir di
Kecamatan Tanjung Morawa pada tanggal 4 Januari 2009.

D. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material
yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Pada dasarnya di Kabupaten Deli Serdang tidak terdapat gunung berapi yang aktif,
namun pada daerah Selatan yang berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Deli
Serdang terdapat dua Gunung Berapi yang aktif yaitu Gunung Sinabung dan Gunung
Sibayak yang terdapat di Kabupaten Karo. Dengan demikian maka wilayah di
Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai daerah yang rawan
terkena dampak dari letusan gunung berapi adalah wilayah-wilayah yang berdekatan
atau berbatasan dengan Kabupaten Karo, diantaranya adalah di Kecamatan
Kutalimbaru dan Kecamatan Sibolangit;

E. Zona patahan aktif


Zona patahan aktif yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Kecamatan
Pancur Batu, dan Kecamatan Namorambe;
F. Zona Rawan Bahaya Gas Beracun
Zona rawan bahaya gas beracun yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang di
Kecamatan Sibolangit, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah.
G. Kawasan Rawan Bencana Puting Beliung
Pada dasarnya penelitian tentang kawasan yang rawan akan terjadi angin puting
beliung di Kabupaten Deli Serdang belum ada, namun pada kenyataannya pada
setiap pergantian musim di Kabupaten Deli Serdang sering terjadi bencana alam
puting beliung. Bencana alam berupa angin puting beliung yang terjadi selama tahun
2009 telah mengakibatkan kerusakan rumah penduduk sebanyak 691 unit yang
terdiri dari rusak berat sebanyak 291 unit dan rusak ringan sebanyak 406 unit,
Poskesdes 1 unit dan SD 1 Unit.

Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan rawan bencana di Kabupaten Deli Serdang
dapat dilihat pada gambar berikut :

I - 28
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Gambar 1.9

Kawasan Rawan Bencana

I - 29
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

1.2.4 Potensi Sumber Daya Alam

Secara administrasi, seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam


Kawasan Perkotaan Mebidang-ro yang merupakan Kawasan Stategis Nasional (KSN).
Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentang alam yang cukup bervariasi,
mulai dari dataran pantai, dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara geografis
Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi yang sangat strategis karena:

1. Berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu perairan yang
paling padat di Dunia;

2. Mengelilingi Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
Pusat Kegiatan Nasional dan pintu utama perdagangan internasional;

3. Termasuk kedalam Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merupakan Kawasan


Strategis Nasional sekaligus juga sebagai Kawasan Andalan Provinsi Sumatera Utara;

4. Kerjasama segitiga pertumbuhan antara Indonesia - Malaysia - Thailand (IMT- GT).

Potensi letak geografis dan keadaan bentang alam Kabupaten Deli Serdang yang
cukup beragam juga didukung oleh potensi Sumber Daya Alam yang cukup melimpah,
antara lain: Sumber Daya Kelautan, Sumber Daya Air, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Pertambangan dan Pariwisata.

1.2.4.1 Sumber Daya Air

Kondisi sumber daya air di Kabupaten Deli Serdang sangat potensial untuk
dikembangkan, sebagai; sumber air minum, pengairan, pengendalian banjir, pariwisata,
pembangkit listrik (hidro-mikro) dan sebagainya. Mengenai potensi sumber daya air yang
terdapat di Kabupaten Deli Serdang dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Potensi sumber air minum


Banyak sumber-sumber air minum di Kabupaten Deli Serdang yang dapat
dimanfaatkan untuk sumber air baku untuk air minum yang bukan saja untuk
melayani Kabupaten Deli Serdang tapi juga daerah sekitarnya seperti Kota Medan.
Sumber-sumber air tersebut yang telah dimanfaatkan untuk sumber air minum
diantaranya adalah: (a) mata air Sibolangit dengan kapasitas 46.000 M 3/d, (b) Sungai
Belawan (Sunggal) dengan kapasitas 90.720 M 3/d, (c) Sungai Deli (Deli Tua) dengan
kapasitas 30.240 M3/d, (d) Sungai Ular, dan (e) Sungai Belumai.

B. Pengairan (Irigasi)
Berdasarkan kondisi topografinya, di Kabupaten Deli Serdang banyak terdapat
potensi pengembangan Daerah Irigasi untuk persawahan. Sampai dengan tahun
2009, pendataan terhadap potensi pengairan (Daerah Irigasi/DI) yang menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah meliputi
sebanyak 115 DI dengan luas total areal 23.253 Ha. Dari luas tersebut seluas 3.719
Ha merupakan irigasi teknis dan seluas 19.534 Ha adalah merupakan irigasi semi
teknis. Lihat Tabel I.10 berikut.

I - 30
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

TABEL I.10
LUAS DAN SEBARAN LOKASI DAERAH IRIGASI
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

Luas Areal (Ha)


No. Nama Daerah Irigasi (DI) Kecamatan Sumber Air Semi Seder
Baku Teknis
Teknis -hana
1 Kulasar Bangun Purba Sei Buaya 276 - 276 -
2 Ujung Rambe Bangun Purba Sei Buaya 105 - 105 -
3 Batang Kuis Batang Kuis Sei Belumai 950 - 950 -
4 Aras Kabu (Pompanisasi) Beringin Sei Serdang 100 - 100 -
5 Tumpatan Beringin Beringin 150 - 150 -
6 Ajibaho Biru-biru Sei Seruai 150 - 150 -
7 Buluh Nipes Biru-biru Sei Seruai 58 - 58 -
8 Mbaruai Biru-biru Sei Seruai 80 - 80 -
9 Namo Suro Baru Biru-biru Sei Seruai 80 - 80 -
10 Sarilaba Jahe Biru-biru Sei Seruai 100 - 100 -
11 Urug Sigedang Biru-biru Sei Seruai 25 - 25 -
12 Jaharum A Galang Sei Galang 500 - 500 -
13 Jaharum B Galang Sei Galang 60 - 60 -
14 Johar Baru Galang Johar Baru 60 - 60 -
15 Kelapa 1 Galang Batu Perak 150 - 150 -
16 Kotangan Galang Sal. Pembuangan 120 - 120 -
17 Kotasan Galang Sei Keling 100 - 100 -
18 Paya Itik Galang/Pagar Merbau Sei Bt. Gingging 300 - 300 -
19 Petangguhan Galang Sei Tumbukan 500 - 500 -
20 Petumbukan Galang Sei Keling 100 - 100 -
21 Pisang Pala Galang Sei Keling 100 - 100 -
22 Siporkis Galang Sei Galang 450 - 450 -
23 Timbang Deli Galang/Pagar Merbau Sei Ular 520 520 - -
24 Gunung Meriah Gunung Meriah Betimus 205 - 205 -
25 Gunung Panribuan Gunung Meriah Sei Buaya 150 - 150 -
26 Gunung Sinembah Gunung Meriah Sinembah 179 - 179 -
27 Marjanji Tonga Gunung Meriah Bah Kasihan 90 - 90 -
28 Huta Bayu Gunung Meriah Bah Buangan 50 - 50 -
29 Kota Rantang Hamparan Perak Sei Diski 890 - 890 -
30 Kuta Datar Hamparan Perak Lau Muka 150 - 150 -
Sei Diski/Sei
31 Paluh Manan Hamparan Perak Hitam 235 - 235 -
32 Paya Bakung Hamparan Perak Sei Diski 730 - 730 -
Sei Baung/Sei
33 Tandem Hilir II Hamparan Perak Marlintang 600 - 600 -
34 Kampung Merdeka Kutalimbaru Sei Belawan 130 - 130 -
35 Kelahun Pinang Kutalimbaru/Pancur Batu Lau Tembengan 490 490 - -
36 Lau Kelumat Kutalimbaru Lau Kelumat 30 - 30 -
37 Namo Bintang Kutalimbaru Lau Kelumat 160 - 160 -
38 Namo Mirik Kutalimbaru Lau Kelumat 32 - 32 -

I - 31
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Luas Areal (Ha)


No. Nama Daerah Irigasi (DI) Kecamatan Sumber Air Semi Seder
Baku Teknis
Teknis -hana
39 Suka Makmur Kutalimbaru Lau Bekaca 40 - 40 -
40 Suka Rende Kutalimbaru Lau Kelumat 150 - 150 -
41 Pematang Johar Labuhan Deli Sei Kera 542 - 542 -
42 Telaga Tujuh Labuhan Deli Parit Tuan 600 - 600 -
43 Paluh Kemiri Lubuk Pakam Sei Kualanamu 250 250 - -
Lubuk Pakam/Pagar Sei Batu
44 Perbarakan Merbau Gingging 820 - 820 -
Lubuk Pakam/Pagar
45 Sumber Rejo Baru Merbau Sei Ular 846 846 - -
46 Batu Gemuk Namo Rambe Lau Petani 45 - 45 -
47 Cinta Rakyat Namo Rambe Lau Petani 150 - 150 -
48 Gunung Kelawas Namo Rambe Lau Petani 34 - 34 -
49 Lau Simeme Namo Rambe/Deli Tua Lau Simeme 220 - 220 -
50 Lubang Ido Namo Rambe Lau Petani 40 - 40 -
51 Namo Batang Namo Rambe Lau Petani 150 - 150 -
52 Namo Pakam Namo Rambe Lau Petani 35 - 35 -
53 Silue-lue Namo Rambe Lau Petani 45 - 45 -
54 Tanjung Selamat Namo Rambe Lau Petani 40 - 40 -
55 Ujung Labuhan Namo Rambe Lau Petani 110 - 110 -
Pagar Merbau/Tanjung Sei Batu
56 Bandar Dolok Morawa Gingging 451 451 - -
57 Jati Baru Pagar Merbau Sei Galang 100 - 100 -
58 Tanjung Garbus Kampung Pagar Merbau Sei Bt. Gingging 50 - 50 -
59 Belabon Pancur Batu Sei Betimus 500 - 500 -
60 Namoriam Pancur Batu Sei Betimus 130 - 130 -
61 Suka Raya Pancur Batu Wdk. Tirta Deli 180 - 180 -
62 Tiang Layar Pancur Batu Lau Tengah 60 - 60 -
63 Serdang Pantai Labu/Beringin Sei Serdang 290 - 290 -
64 Lantasan Baru Patumbak Sei Seruai 160 160 - -
65 Sigara-gara Patumbak Sei Batang Kuis 60 - 60 -
66 Amplas Percut Sei Tuan Amplas 229 - 229 -
67 Kolam Percut Sei Tuan Sei Batang Kuis 250 - 250 -
68 Batu Mbelin Sibolangit Lau Petani 40 - 40 -
69 Bengkurung Sibolangit Lau Petani 30 - 30 -
70 Batu Sianggehen Sibolangit Lau Petani 150 - 150 -
71 Bukum I Sibolangit Sei Seruai 345 - 345 -
72 Bukum II Sibolangit Sei Seruai 40 - 40 -
73 Bukum III Sibolangit Sei Seruai 30 - 30 -
74 Buluh Awar Sibolangit Lau Petani 40 - 40 -
75 Durian Sirunggun Sibolangit Lau Petani 80 - 80 -
76 Martelu Sibolangit Lau Petani 50 - 50 -
77 Negeri Gugung Sibolangit Lau Pai-Pai 40 - 40 -
78 Rumah Kinangkung Sibolangit Lau Petani 65 - 65 -
79 Sala Bulan Sibolangit Lau Petani 40 - 40 -

I - 32
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Luas Areal (Ha)


No. Nama Daerah Irigasi (DI) Kecamatan Sumber Air Semi Seder
Baku Teknis
Teknis -hana
80 Sayum Sabah Sibolangit Lau Petani 40 - 40 -
81 Sibolangit Sibolangit Lau Petani 230 - 230 -
82 Sikeben Sibolangit Lau Petani 60 - 60 -
83 Suka Maju Sibolangit Lau Petani 41 - 41 -
84 Suka Makmur Sibolangit Lau Petani 60 - 60 -
85 Suka Sama Sibolangit Lau Petani 35 - 35 -
86 Silangge-langge Sibolangit Lau Petani 60 - 60 -
87 Tanjung Beringin Sibolangit Lau Petani 60 - 60 -
88 Bintang Meriah I STM Hilir Lau Kaca 200 - 200 -
89 Bintang Meriah II STM Hilir Lau Kaca 230 - 230 -
90 Gunung Rintih STM Hilir Sei Belumai 150 - 150 -
91 Kuta Jurung STM Hilir Batu Karang 50 - 50 -
92 Talun Kenas STM Hilir Batu Karang 34 - 34 -
93 Bah Kasihan STM Hulu Bah Kasihan 20 - 20 -
94 Durian Tinggung STM Hulu Bah Kasihan 60 - 60 -
95 Gunung Manumpak STM Hulu Bah Kasihan 40 - 40 -
96 Liang Pematang STM Hulu Bah Kasihan 30 - 30 -
97 Mabar STM Hulu Sei Buaya 65 - 65 -
98 Rumah Rih STM Hulu Bah Kasihan 70 - 70 -
99 Rumah Pilpil STM Hulu Sei Bagerpang 205 - 205 -
10
0 Rumah Sumbul STM Hulu Lau Muka 70 - 70 -
10
1 Sibinga-binga STM Hulu Bah Kasihan 84 - 84 -
10
2 Tanah Sigara STM Hulu Bah Kasihan 70 - 70 -
10
3 Teratak STM Hulu Sei Buaya 150 - 150 -
10
4 Tiga Juhar STM Hulu Sei Wampu 225 - 225 -
10
5 Tanjung Raya STM Hulu Bah Kasihan 35 - 35 -
10
6 Bangun Mulia Sunggal Sengkol 360 - 360 -
10
7 Lau Bakeri Sunggal Sei Glugur 315 - 315 -
10
8 Serba Jadi Sunggal Sei Glugur 285 - 285 -
10
9 Sumber Mulyo Rejo Sunggal Sei Diski 550 - 550 -
11
0 Bandar Labuhan Tanjung Morawa Lau Kaca 750 - 750 -
11
1 Naga Timbul Tanjung Morawa Sei Bagerpang 800 - 800 -
11
2 Penara Tanjung Morawa Sei Bt. Gingging 421 421 - -
11
3 Tanjung Mulia Baru Tanjung Morawa Sei Bt. Gingging 85 - 85 -
11
4 Tanjung Mulia Lama Tanjung Morawa Sei Bt. Gingging 50 - 50 -

I - 33
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Luas Areal (Ha)


No. Nama Daerah Irigasi (DI) Kecamatan Sumber Air Semi Seder
Baku Teknis
Teknis -hana
11
5 Wonosari Tanjung Morawa Sei Bt. Gingging 581 581 - -
      Jumlah 23.253 3.719 19.534 -

Sumber : Dinas PU Kabupaten Deli Serdang, 2009

Dari 115 DI tersebut 18 diantaranya telah ditetapkan sebagai Daerah Irigasi Program
Water Resources And Irrigation Sector Managament Program (WISMP) tahun 2009
dengan luas total 7.931 Ha. Daerah Irigasi yang paling luas adalah DI Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawa (874 Ha), DI Sumber Rejo Baru Kecamatan Pagar
Merbau/Lubuk Pakam (846 Ha), DI Parbarakan Kecamatan Pagar Merbau/Lubuk
Pakam (820 Ha) dan DI Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa (800 Ha).
Sedangkan Daerah Irigasi yang luasannya paling kecil adalah DI Bintang Meriah I
Kecamatan STM Hilir (170 Ha) dan DI Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (175 Ha).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.11.

TABEL I.11
LUAS DAN SEBARAN LOKASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

Nama Daerah Luas (Ha)


No. Kecamatan Sumber Air
Irigasi (DI) Baku
1 Perbarakan Lubuk Pakam/Pagar Merbau Sei Batu Gingging 820
2 Naga Timbul Tanjung Morawa Sei Bagerpang 874
3 Paya Bakung Hamparan Perak Sei Diski 730
4 Wonosari Tanjung Morawa Sei Batu Gingging 581
5 Bandar Labuhan Tanjung Morawa Lau Kaca 800
6 Bandar Dolok Pagar Merbau/Tanjung Morawa Sei Batu Gingging 451
7 Paya Itik Galang/Pagar Merbau Sei Batu Gingging 270
8 Serba Jadi Sunggal Sei Glugur 285
9 Kolam Percut Sei Tuan Sei Batang Kuis 175
10 Amplas Percut Sei Tuan Amplas 229
11 Bangun Mulia Sunggal Sengkol 360
12 Timbang Deli Galang/Pagar Merbau Sei Ular 530
13 Belabon Pancur Batu Sei Betimus 160
14 Sumber Rejo Baru Lubuk Pakam/Pagar Merbau Sei Ular 846
15 Sibolangit Sibolangit Lau Petani 230
16 Lau Simeme Namo Rambe/Deli Tua Lau Simeme 220
17 Bintang Meriah I STM Hilir Lau Kaca 170
18 Bintang Meriah II STM Hilir Lau Kaca 200
      Jumlah 7.931

Sumber : Dinas PU Kabupaten Deli Serdang, 2009

I - 34
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Selain Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang, juga terdapat Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, yaitu :

1. Daerah Irigasi di Kabupaten Deli Serdang yang menjadi kewenangan dan


tanggung jawab Pemerintah Pusat antara lain DI Bandar Sidoras di Kecamatan
Percut Sei Tuan dengan luas areal baku 3.017 Ha.

2. Daerah Irigasi di Kabupaten Deli Serdang yang menjadi kewenangan dan


tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sumatera, dapat dilihat pada Tabel berikut :

TABEL I.12
DAERAH IRIGASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
DI KABUPATEN DELI SERDANG

Nama Daerah Irigasi Luas Baku


No. Kecamatan Sumber Air
(DI) (Ha)
1 Namorambe Namorambe Lau Petani 1.036
2 Ramonia Beringin/Pantai Labu Sei Ular 1.880
3 Rantau Panjang Pantai Labu Sei Serdang 2.309
4 Medan Krio Sunggal Lau Tuntungan 2.800
5 Sumber Rejo Pagar Merbau/L. Pakam/Beringin Sei Ular 2.064
Jumlah 10.089
Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum

C. Daerah Rawa

Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus-menerus atau
musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara
fisika, kimiawi dan biologis. Daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat
air surut dapat juga diklasifikasikan sebagai daerah rawa yakni rawa dan tanah
pasang surut. Daerah rawa adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang
potensinya belum termanfaatkan secara optimal, dan untuk pengembangannya
memerlukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang kaitannya
dengan daerah kawasan hutan bakau.

Berdasarkan kondisi geografisnya daerah rawa di Kabupaten Deli Serdang tersebar di


sepanjang pantai Timur Kabupaten Deli Serdang. Luas daerah rawa yang potensial
dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang terdapat seluas 10.200 Ha yang tersebar di
empat kecamatan, yaitu Daerah Rawa Sisir Gunting di Kecamatan Sunggal, Percut Sei
Tuan, Pantai Labu dan Hamparan Perak. Lebih jelasnya lihat Tabel berikut :
TABEL I.13
LUAS DAN SEBARAN LOKASI DAERAH RAWA
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

No. Nama Daerah Rawa Kecamatan Luas Potensial (Ha)

I - 35
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

1 Sisir Gunting Sunggal 3.800


2 Percut Percut Sei Tuan 2.100
3 Paluh Manan Hamparan Perak 4.000
4 Sei Tuan Pantai Labu 300
Jumlah 10.200

Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum.


D. Daerah Cekungan Air Tanah (CAT)

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
dan penghidupan masyarakat, karena fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok
sehari-hari. Keberadaan air tanah di Kabupaten Deli Serdang cukup melimpah karena
dipengaruhi oleh kondisi geologi, topografi dan curah hujan. Air tanah terdapat di
bawah permukaan tanah, letaknya di daratan dengan pelamparan dapat sampai di
bawah dasar laut mengikuti sebaran serta karakteristik lapisan tanah atau batuan
pada cekungan air tanah. Air tanah dapat berada pada lapisan jenuh air (saturated
zone), lapisan tidak jenuh air ( unsaturated zone), atau rongga-rongga dan saluran-
saluran dalam wujud sungai bawah tanah di daerah batu gamping. Dalam cekungan,
air tanah dapat mengisi sungai, waduk, atau danau dan sebaliknya air sungai, waduk,
atau danau dapat mengisi akuifer. Oleh karena itu pengelolaan air tanah harus
dilakukan secara terpadu dengan pengelolaan air permukaan.

Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan
pelepasan air tanah berlangsung. Suatu daerah dapat disebut sebagai cekungan air
tanah hanya apabila memenuhi kriteria : mempunyai batas hidrogeologis yang
dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau kondisi hidraulik air tanah; mempunyai
daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu system pembentukan air
tanah; serta memiliki satu kesatuan sistem akuifer.

Berdasarkan kriteria tersebut, Kabupaten Deli Serdang mempunyai daerah Cekungan


Air Tanah CAT pada wilayah I Medan mulai dari Utara hingga ke Selatan sampai
dengan Kabupaten Karo. Cekungan Air Tanah CAT Kabupaten Deli Serdang termasuk
kedalam CAT lintas kabupaten/kota yang meliputi 7 kabupaten dan 4 kota dengan
Nomor 15. CAT Medan. Sedangkan Daerah imbuhan air tanahnya berada di sebelah
selatan Kabupaten Deli Serdang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut :

I - 36
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

GAMBAR 1.10
PETA WILAYAH CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) PROVINSI SUMATERA UTARA

I - 37
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

E. Waduk dan Bendungan

Waduk/dam yang dapat dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang diantaranya


adalah: Waduk Tembengan di hulu Sungai Belawan, Waduk Namobatang di hulu
Sungai Deli, Waduk Lausimeme di hulu Sungai Percut, dan Waduk Buaya di hulu
Sungai Ular.

F. Daerah Aliran Sungai

Berdasarkan Permen PU No.11A Tahun 2006, Sumatera Utara memiliki 10 (sepuluh)


Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Alas-Singkil, WS Toba-Asahan, WS Bahbolon, WS
Barumun-Kualuh, WS Batang Angkola-Batang Gadis, WS Batang Natal-Batang
Batahan, WS Sibundong-Batang Toru, WS Belawan - Ular - Padang, WS Nias dan
WS Wampu Besitang. Dari Kesepuluh WS tersebut 4 (empat) WS dikelola Pemerintah
Pusat yang tanggung jawab pelaksanaan pengelolaannya berada pada Balai Wilayah
Sungai Sumatera. Dari ke empat WS tersebut satu diantaranya berada di Kabupaten
Deli Serdang yaitu WS Belawan - Ular - Padang. WS Belawan - Ular - Padang meliputi
DAS Deli yang melintasi kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara yang
berpotensi rawan banjir, DAS Ular yang merupakan sumber air bagi areal
persawahan Irigasi Sungai Ular seluas 19.000 Ha serta DAS Padang yang melintasi
Kota Tebing Tinggi, kota berpenduduk padat dan rawan banjir.

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk dalam WS Belawan-Ular-Padang ada lima
DAS, yaitu :

 DAS Belawan dengan Sub DAS Belawan Hulu, Belawan Hilir dan Karang Gading
dengan luas areal 76.003 Ha. Sebagian DAS ini melintasi Kota Medan dan
Kabupaten Langkat.

 DAS Deli dengan Sub DAS Lau Petani, Sei Deli, Babura, Bekala, Sei Kambing, dan
Sei Paluh Besar dengan luas areal 48.162 Ha.

 DAS Percut dengan Sub DAS Percut Hulu dan Percut Hilir dengan luas areal
51.420 Ha.

 DAS Belumai dengan Sub DAS Belumai dan Sungai Serdang dengan luas areal
75.460 Ha.

 DAS Ular dengan Sub DAS Bah Karai, Sei Buaya, Sei Ular, Karang dan Sungai
Perbaungan dengan luas areal 127.796 Ha. Sebagian DAS ini melintasi Kabupaten
Serdang Bedagai.

I - 38
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

1.2.4.2 Sumber Daya Kehutanan

Luas kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Pebruari 2005
terdapat seluas 80.083,68 Ha (32,06%), yang meliputi Hutan Suaka Alam/Pelestarian
Alam (22.184,87 Ha), Hutan Lindung (7.465,18 Ha), Hutan Produksi Terbatas (7.654,28
Ha), Hutan Produksi (41.843,27 Ha) dan Hutan yang dapat dikonversi seluas 936,08 Ha.
Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan
jenis tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam
glugur dan sebagainya yang tersebar di 13 (tiga belas) kecamatan.

Berdasarkan hasil kajian kriteria penetapan lahan kritis dari Ditjen RLPS, lahan
kritis di wilayah Kabupaten Deli serdang adalah seluas 63.350,51 Ha yang tersebar di
kawasan hutan lindung seluas 18.812,44 Ha, kawasan lindung diluar kawasan hutan
seluas 16.628,65 Ha dan kawasan budidaya pertanian seluas 27.909,42 Ha dengan
kriteria kritis seluas 9.327,43 Ha, agak kritis seluas 30.777,22 Ha dan potensial kritis
seluas 23.245,86 Ha.

Volume Produksi Hutan Rakyat di Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Laporan


Mutasi Kayu (LMK) yang didata oleh Petugas Penerima Pemeriksa Kayu Bulat (P3KB) yaitu
sebanyak 83.528 M3, sedangkan laporan hasil produksi hutan produksi 0 (nihil) m 3.
Industri perkayuan yang ada di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 82 industri, yaitu :

a. Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) – Integrated sebanyak 16 industri


berkapasitas 48.000 M3/tahun dengan kebutuhan bahan baku kayu bulat sekitar
100.000 M3/tahun.

b. Industri Pengolahan Kayu lanjutan (IPKL) sebanyak 66 industri berkapasitas 275.000


m3/tahun dengan kebutuhan kayu gergajian sekitar 340.000 m3/tahun.

1.2.4.3 Sumber Daya Pertambangan

Potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya terdiri
dari pertambangan mineral dan pertambangan batuan. Jenis potensi pertambangan
mineral yang ada di Kabupaten Deli Serdang antara lain :

 Emas, terdapat di Desa Gunung Meriah, Kecamatan Gunung Meriah;


 Merkuri, terdapat di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan.

Sedangkan potensi pertambangan batuan (bahan galian Golongan C) tersebar di


beberapa kecamatan antara lain :

 Batu Kapur, tersebar di Kecamatan STM Hulu, STM Hilir dan Kecamatan Birubiru;

 Sirtu, tersebar di Kecamatan STM Hilir, Birubiru, Namorambe, Bangun Purba, Galang
dan Pancur Batu;

 Tanah Timbun, tersebar di semua Kecamatan;

I - 39
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

 Pasir (darat, sungai, laut), tersebar di Kecamatan Patumbak, Bangun Purba,


Namorambe, Galang, Pantai Labu, Kutalimbaru, dan Kecamatan Biru-biru;

1.2.4.4 Pariwisata

Kabupaten Deli Serdang memiliki objek wisata yang terkenal, baik wisata alam
maupun wisata buatan. Beberapa diantaranya seperti pemandangan alam, mata air
panas, wisata alam dengan kondisi yang masih alami. Sampai dengan tahun 2009, objek
wisata yang telah dikembangkan dan telah mempunyai izin antara lain : Taman Rekreasi
Sinar Bulan Purnama Ancol, Pantai Sari Laba Biru Indah, Pantai Kasanova, Pantai Ginbers,
Pemandian Alam Loknya, Taman Rekreasi Dewi, Taman Rekreasi Hairos Indah, dan Hill
Park Sibolangit.

Selain obyek wisata yang sudah dikembangkan, juga terdapat objek wisata yang
potensial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata (DTW) baru di Kabupaten
Deli Serdang, 11 diantaranya telah dikelola sesuai dengan Perda No. 23 Tahun 2003
tentang Retribusi Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, dan 13 obyek wisata lainnya
masih merupakan potensi yang belum dikelola. Objek wisata yang ada, sebenarnya
memiliki potensi cukup menjanjikan untuk dikembangkan yang terdiri dari wisata alam,
pemandian alam, panorama, air panas, cagar alam dan wisata pantai. Lebih jelasnya lihat
tabel berikut :
TABEL 1.14
OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA POTENSIAL Di Kabupaten Deli Serdang

N
NAMA OBYEK WISATA LOKASI
O
1 Bendungan Namo Rambe Kecamatan Namo Rambe, 18 Km dari Medan dan
45 Km dari Lubuk Pakam
2 Pantai Sarilaba (Sibiru-biru) Kecamatan Biru-biru, 25 Km dari Kota Medan dan
1 Km dari Kota Kecamatan Biru-biru
3 Tuntungan Kecamatan Pancur Batu, 35 Km dari Lubuk Pakam
dan 15 Km dari Medan
4 Pantai Cassanova 25 Km dari Lubuk Pakam, 15 Km dari Medan dan
9 Km dari ibukota Kecamatan Patumbak
5 Pagar Manik Kecamatan Bangun Purba, 25 Km dari Lubuk
Pakam dan 40 Km dari Medan
6 Taman Rekreasi Dewi Kecamatan Sibolangit, 66 Km dari Lubuk Pakam
dan 66 Km dari Kota Medan
7 Lapangan Golf Martabe 24 Km dari Medan, 54 Km dari Lubuk Pakam dan
berada di lokasi Kecamatan Pancur Batu
8 Lapangan Golf Tuntungan Di Kecamatan Pancur Batu, 20 Km dari Medan dan

I - 40
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

N
NAMA OBYEK WISATA LOKASI
O
50 Km dari Lubuk Pakam
9 Lapangan Golf Tamora Di Kecamatan Tanjung Morawa, 16 Km dari Medan
dan 14 Km dari Lubuk Pakam
10 Pantai Loknya Di Kecamatan STM Hulu, 67 Km dari Lubuk Pakam
dan 47 Km dari Medan
11 Lau Sigembur Kecamatan STM Hilir, 31 Km dari Lubuk Pakam
dan 28 Km dari Kota Medan serta 7 Km dari Kota
Kecamatan STM Hulu
12 PTPN II (Tembakau Deli) -
13 Danau Linting Kecamatan STM Hulu
14 Taman Hutan Wisata Kecamatan Sibolangit, 37 Km dari Medan dan 67
Sibolangit Km dari Lubuk Pakam
15 Pantai Ancol Pantai Labu
16 Hill Park Sibolangit
17 Siba Island Kecamatan Hamparan Perak
18 Taman Rekreasi Hairos Kecamatan Pancur Batu
19 Ginbers Kecamatan Namorambe
20 Air Panas Gunung Manumpa Kecamatan STM Hilir
21 Air Panas Penen Kecamatan Sibiru-biru
22 Lau Sitellu Kecamatan Namorambe
23 Pemandian Alam Sembahe Kecamatan Sibolangit
24 Desa Wisata Bunga Kecamatan Tanjung Morawa
25 Taman Pramuka Kecamatan Sibolangit
26 Retreat Center Kecamatan Sibolangit
27 Pantai Rosari Kecamatan Namorambe
28 Pantai Adil Kecamatan Namorambe
29 Sampuran Putih Kecamatan Sibolangit
30 Air Terjun Dua Warna Kecamatan Sibolangit
31 Sungai Dua rasa Kecamatan Sibolangit
32 Uruk Perkentangen Kecamatan Sibolangit
33 Pantai Serambi Deli Kecamatan Pantai Labu
34 Pantai Indah Alam Sari Kecamatan Kutalimbaru
35 Pantai Salju Kecamatan Bangun Purba

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang.

1.2.4.5 Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi perikanan yang cukup besar mengingat
wilayahnya sebagian besar merupakan kawasan pantai dengan panjang garis pantai 65
Km, yang dapat dikembangkan untuk berbagai komoditi perikanan laut, pertambakan,
budidaya laut dan budidaya air tawar. Jumlah produksi ikan yang dihasilkan dari budidaya
perikanan laut pada tahun 2008 mencapai sekitar 18.684,67 Ton. Sedangkan produksi

I - 41
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

ikan dari budidaya air payau/tambak mencapai 3.979,74 Ton. Produksi ikan dari budidaya
air tawar mencapai sekitar 1.384 Ton.

1.2.4.6 Pertanian

Luas lahan pertanian untuk padi sawah di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan
tahun 2008 terdapat seluas 73.148 Ha dengan jumlah produksi sebesar 381.046 Ton.
Selain padi sawah komoditi pertanian lainnya yang mengalami perkembangan cukup
signifikan diantaranya adalah; tanaman Jagung dengan luas lahan 21.449 Ha dengan
jumlah produksi sebesar 74.572 Ton. Tanaman Ubikayu dengan luas lahan 6.352 Ha
dengan jumlah produksi sebesar 135.647 Ton.

1.2.4.7 Perkebunan

Tanaman perkebunan yang cukup menonjol di Kabupaten Deli Serdang adalah


Kelapa Sawit, Karet, Coklat dan Kelapa. Sampai dengan tahun 2008 luas areal tanaman
Kelapa Sawit yang telah menghasilkan mencapai sekitar 9.844,40 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 178.451,32 Ton. Tanaman Karet seluas 4.462 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 5.559,22 Ton. Tanaman coklat seluas 5.528,45 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 6.371,53 Ton. Dan Tanaman Kelapa seluas 2.709,30 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 2.609,90,22 Ton.

1.2.5 Kondisi Sarana Umum

Kondisi Fasilitas Umum yang ada di Kabupaten Deli Serdang saat ini telah
memadai, hal ini dapat dilihat dari penyebaran fasilitas umum seperti, pendidikan,
kesehatan maupun peribadatan telah menyebar secara merata di setiap kecamatan.
Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Sarana Pendidikan
Ketersediaan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan
dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama. Jumlah fasilitas pendidikan umum di
Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 terdapat sekitar 1.197 Sekolah yang terdiri
dari 772 unit Sekolah Dasar, 213 unit SLTP, 113 unit SMU dan 99 unit Sekolah
Menengah Kejuruan. Fasilitas pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei
Tuan yaitu sebanyak 163 unit sekolah. Sedangkan fasilitas pendidikan terkecil
terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu sebanyak 8 unit sekolah.

Jumlah fasilitas pendidikan Agama di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008
terdapat sekitar 767 unit sekolah yang terdiri dari 237 unit Sekolah TK/RA, 300 unit
Sekolah MDA, 100 unit Sekolah MI, 98 unit Sekolah MTs dan sebanyak 32 unit
Sekolah MA. Fasilitas pendidikan agama terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei
Tuan yaitu sebanyak 155 unit sekolah. Sedangkan kecamatan yang belum memiliki
sekolah agama adalah Kecamatan Gunung Meriah.

Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Deli


Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :

I - 42
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

TABEL 1.15
JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN UMUM
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
SD SLTP SMU SLTA
No Kecamatan Jumlah
Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw.
1 Gunung Meriah 6 - 1 - 1 - - - 8
2 STM Hulu 15 - 1 2 - 1 - - 19
3 Sibolangit 27 2 2 4 1 2 - - 38
4 Kutalimbaru 21 1 1 4 1 1 1 - 30
5 Pancur Batu 28 8 3 8 1 5 - 8 61
6 Namo Rambe 14 10 2 4 1 3 - 1 35
7 Biru-biru 17 5 1 4 - 3 - 2 32
8 STM Hilir 22 4 1 4 - 2 - - 33
9 Bangun Purba 25 5 3 1 - 2 - 4 40
10 Galang 42 4 2 6 1 3 - 8 66
11 Tanjung Morawa 53 12 3 14 1 11 - 11 105
12 Patumbak 19 11 2 5 1 4 - - 42
13 Deli Tua 9 4 2 14 1 7 - 5 42
14 Sunggal 42 32 4 19 1 7 - 10 115
15 Hamparan Perak 64 10 2 13 1 7 - 6 103
16 Labuhan Deli 11 11 2 6 1 4 - 7 42
17 Percut Sei Tuan 68 36 5 26 1 15 1 11 163
18 Batang Kuis 20 2 1 4 1 3 - 2 33
19 Pantai Labu 20 3 2 3 - 2 - - 30
20 Beringin 23 3 1 8 - 4 - 7 46
21 Lubuk Pakam 32 12 3 15 2 10 1 14 89
22 Pagar Merbau 18 1 1 4 - 1 - - 25
Jumlah 596 176 45 168 16 97 3 96 1.197
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

TABEL 1.16
JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN AGAMA
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Sekolah
No Kecamatan Jumlah
RA/TK MDA MI MTs MA
1 Gunung Meriah - - - - - -
2 STM Hulu 3 2 - - - 5
3 Sibolangit 1 1 1 2 1 6
4 Kutalimbaru 1 1 - 1 - 3
5 Pancur Batu 7 12 1 2 - 22
6 Namo Rambe 4 5 2 2 1 14
7 Biru-biru 2 6 - - - 8
8 STM Hilir 1 4 3 3 1 12
9 Bangun Purba 1 11 1 1 1 15
10 Galang 6 22 1 6 3 38

I - 43
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

11 Tanjung Morawa 30 41 18 13 4 106


12 Patumbak 20 17 4 3 - 44
13 Deli Tua 3 5 2 2 - 12
14 Sunggal 37 30 12 7 2 88
15 Hamparan Perak 16 24 14 15 7 76
16 Labuhan Deli 5 3 4 3 1 16
17 Percut Sei Tuan 54 59 20 18 4 155
18 Batang Kuis 14 10 4 6 2 36
19 Pantai Labu 4 4 5 5 1 19
20 Beringin 6 10 5 4 - 25
21 Lubuk Pakam 13 19 2 3 3 40
22 Pagar Merbau 9 14 1 2 1 27
Jumlah 237 300 100 98 32 767
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

B. Sarana Kesehatan

Jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008
terdapat sekitar 471 Unit, yang terdiri 14 unit Rumah Sakit Umum, 19 Unit Pukesmas
Rawat Inap, 13 Unit Pukesmas Rawat Jalan, 103 Unit Puskesmas Pembantu, 144 Unit
Rumah Bersalin, 97 Unit Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 95 Unit Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) yang telah tersebar di 19 (Sembilan belas kecamatan). Fasilitas
kesehatan terbanyak terdapat di Kecamatan Sunggal, yaitu sebanyak 62 Unit.
Sedangkan fasilitas kesehatan terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah dan
Kecamatan Pantai Labu, yaitu masing-masing hanya mempunyai sebanyak 7 Unit
fasilitas kesehatan. Lebih jelasnya lihat table berikut :

TABEL 1.17
BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Rumah Puskesmas
Puskesmas Rumah Poske
No Kecamatan Sakit Rawat Rawat BPU Jumlah
Pembantu Bersalin sdes
Umum Inap Jalan
1 Gunung Meriah - 1 - 2 - - 4 7
2 STM Hulu - 1 - 3 - - 11 15
3 Sibolangit - 1 1 5 - - 6 13
4 Kutalimbaru - 1 - 4 - 2 6 13
5 Pancur Batu - 1 1 6 8 3 7 26
6 Namo Rambe - - 1 5 4 3 2 15
7 Biru-biru - - 1 3 3 2 8 17
8 STM Hilir - - 1 5 3 4 4 17
9 Bangun Purba - - 1 5 - - 3 9
10 Galang - 2 - 6 2 4 10 24
11 Tanjung Morawa 4 1 1 8 5 11 5 31
12 Patumbak - 1 - 2 10 11 - 24
13 Deli Tua 3 1 - 1 7 1 - 10
14 Sunggal 1 2 1 7 35 16 1 62

I - 44
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

15 Hamparan Perak - 1 1 6 12 4 5 29
16 Labuhan Deli 1 1 - 3 10 3 - 17
17 Percut Sei Tuan 2 1 2 10 34 18 6 71
18 Batang Kuis - - 1 4 3 4 5 17
19 Pantai Labu - - 1 5 - - 1 7
20 Beringin - 1 - 5 3 3 4 16
21 Lubuk Pakam 3 2 - 4 5 8 3 22
22 Pagar Merbau - 1 - 4 - - 4 9
Jumlah 14 19 13 103 144 97 95 471

Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

C. Sarana Peribadatan

Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya
penduduk di Kabupaten Deli Serdang mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah tempat ibadah umat Islam lebih banyak bila dibandingkan dengan sarana
ibadah agama lainnya walalupun pada dasarnya masyarakat di Kabupaten Deli
Serdang terdiri dari beragam suku dan agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat
ini di Kabupaten terdapat sebanyak 2.341 Unit, yang terdiri dari 826 Unit Mesjid, 892
Unit Langgar/Musholla, 559 Unit Gereja, 14 Unit Kuil dan 50 Unit Vihara. Jumlah
sarana ibadah yang terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak
354 Unit. Sedangkan jumlah sarana ibadah yang terkecil terdapat di Kecamatan
Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit. Lihat Tabel berikut :

TABEL 1.18
BANYAKNYA FASILITAS PERIBADATAN
di Kabupaten Deli Serdang TAHUN 2008
Rumah Ibadah
No Kecamatan Jumlah
Mesjid Langgar Gereja Kuil Vihara
1 Gunung Meriah 7 1 15 - - 23
2 STM Hulu 12 18 24 - - 54
3 Sibolangit 20 9 37 1 - 67
4 Kutalimbaru 5 4 21 - - 30
5 Pancur Batu 37 13 45 1 4 100
6 Namo Rambe 16 12 16 - - 44
7 Biru-biru 15 12 41 - - 68
8 STM Hilir 21 22 44 - - 87
9 Bangun Purba 40 22 14 1 1 78
10 Galang 67 62 20 1 1 151
11 Tanjung Morawa 94 113 21 - 13 241
12 Patumbak 36 38 11 - - 85
13 Deli Tua 13 15 10 - 1 39
14 Sunggal 85 55 39 - 3 182
15 Hamparan Perak 87 140 24 1 10 262

I - 45
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

16 Labuhan Deli 24 32 9 1 - 66
17 Percut Sei Tuan 119 165 63 1 6 354
18 Batang Kuis 28 27 15 1 4 75
19 Pantai Labu 27 44 19 - 4 94
20 Beringin 18 12 13 - 1 44
21 Lubuk Pakam 27 42 50 3 2 124
22 Pagar Merbau 28 34 8 3 - 73
Jumlah 826 892 559 14 50 2.341
Sumber : Deli Serdang Dalam Angka, Tahun 2008

1.2.6 Kondisi Infrastruktur

Sampai dengan tahun 2008, panjang jaringan jalan yang ada di Kabupaten Deli
Serdang telah mencapai 3.075,554 Km, yang meliputi jalan telah diaspal sepanjang
1.186,314 Km, jalan kerikil 1.568,375 Km, jalan batu sepanjang 34,559 Km, jalan beton
(concrete) sepanjang 15,958 Km dan jalan tanah sepanjang 270,848 Km. Selain jalan
kabupaten, di Kabupaten Deli Serdang juga terdapat jalan Negara dan Provinsi, yaitu
Jalan Negara/Nasional sepanjang 109,410 Km dan Jalan Provinsi Sepanjang 187,880 Km.
Jika dilihat dari kondisi jalan yang ada maka pada umumnya jalan yang ada berada dalam
kondisi yang baik sepanjang 1.442,618 Km dan jalan dalam kondisi sedang terdapat
sepanjang 1.693,080 Km. Berdasarkan kelas jalan, maka pada umumnya jalan Kabupaten
Deli Serdang adalah merupakan kelas jalan IIIA sepanjang 1.186,314 Km dan jalan kelas
IV sepanjang 1.618,392 Km. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jaringan jalan yang
ada di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut :

TABEL 1.19
DAFTAR KONDISI JALAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

NO KEADAAN NEGARA PROVINSI KABUPATEN JUMLAH


I. Jenis Permukaan
a. Aspal 109,410 187,880 1.186,314 1.48,604
b. Kerikil - - 1.568,375 1.568,375
c. Batu - - 34,059 34,059
d. Beton (Concrete) - - 15,958 15,958
e. Tanah - - 270,848 270,848
f. Tidak Diperinci - - - -
Jumlah 109,410 187,880 3.075,554 3.372,844
II. Kondisi
a. Baik 109,410 103,210 1.229,998 1.442,618
b. Sedang - 20,000 1.673,080 1.693,080
c. Rusak - 22,500 74,240 96,74
d. Rusak Berat - 42,170 98,236 140,406
e. Tidak Diperinci - - - -
Jumlah 109,410 187,880 3.075,554 3.372,844
III. Kelas Jalan

I - 46
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

a. Kelas I - - - -
b. Kelas II 109,410 - - 109,410
c. Kelas III - 187,887 - 187,880
d. Kelas IIIA - - 1.186,314 1.186,314
e. Kelas IV - - 1.618,392 1.618,392
f. Kelas V - - 270,848 270,848
g. Tidak Diperinci - - - -
Jumlah 109,410 187,880 3.075,554 3.372,844
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Deli Serdang

GAMBAR 1.11
PETA KONDISI JALAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

I - 47
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

1.2.7 Potensi Ekonomi Wilayah

Selain dari pada Potensi Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Deli Serdang
saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang sektor Industri, Jasa dan Perdagangan
yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian daerah dan
menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Diantara kegiatan ekonomi tersebut yang
mempunyai pelayanan regional diantaranya adalah:

1. Kawasan Industri Medan (KIM II dan KIM III), Kawasan Industri Deli Serdang (KIDS)
di Kecamatan Percut Sei Tuan;
2. Kawasan Industri, di Kecamatan Tanjung Morawa;
3. Kawasan Industri Hamparan Perak, di Kecamatan Hamparan Perak;
4. Kawasan Perdagangan dan Jasa Pancing Trade Centre seluas 80 Ha, Medan Mega
Trade Centre (MMTC) di Kecamatan Percut Sei Tuan,
5. Zona Industri di Kecamatan Sunggal, Patumbak, Tanjung Morawa dan Delitua;
6. Bandara Internasional Kualanamu, di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu;

1.3 ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Deli Serdang, maka Deli Serdang


memiliki potensi wilayah yang cukup strategis untuk dikembangkan serta didukung oleh
kebijakan nasional dan provinsi yang telah ditetapkan dalam wilayah Kabupaten Deli
Serdang, seperti Bandara Kualanamu, RTR Perkotaan Mebidangro, Jalan Tol Medan –
Tebing Tinggi, Jalan Tol Medan – Binjai dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai
Isu-isu strategis Kabupaten Deli Serdang, dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Potensi/Kekuatan
1. Sungai-sungai yang memiliki debit sepanjang tahun dan melintas di wilayah
Kabupaten Deli Serdang ada sebanyak 5 sungai yakni: (1) Sungai Belawan; (2)
Sungai Deli; (3) Sungai Percut; (4) Sungai Serdang; dan (5) Sungai Ular. Empat
dari 5 sungai tersebut sudah dipakai oleh PDAM Tirtanadi sebagai sumber
pengadaan air bersih untuk Kota Medan dan Deli Serdang, yakni: (1) Sungai
Belawan dengan 2 unit bangunan pengolah air dengan kapasitas 1600 l/det di
Sunggal dan 500 l/det di Hamparan Perak; (2) Sungai Deli dengan 1 unit
bangunan pengolahan air dengan kapasitas 1700 l/det; (3) Sungai Belumai (anak
sungai Serdang) dengan 1 unit bangunan pengolah air dengan kapasitas 1000
l/det, dan (4) Sungai Ular dengan kapasitas 120 liter/detik. Dalam hal ini,
kapasitas debit ketiga sungai tersebut secara natural sudah maksimal
dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih Kota Medan dan sekitarnya.

2. Pada saat ini sumber air bersih yang potensial seperti air permukaan Sungai
Belawan, Sungai Deli, Sungai Serdang, dan Sungai Ular sudah dieksploitasi oleh
PDAM Tirtanadi Medan untuk memenuhi kebutuhan air untuk kota Medan dan

I - 48
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

sebagian wilayah Deli Serdang. Dengan demikian permasalahan yang timbul


adalah terbatasnya sumber-sumber air permukaan untuk digunakan sebagai
sumber air bersih;

3. Pengembangan Kawasan Potensial Cepat Tumbuh di Desa Paluh Merbau,


Kecamatan Percut Sei Tuan;

4. Pengembangan Kawasan Wisata di Sibolangit, dimana Hill Park sebagai pusat


bangkitan pariwisata;

5. Pengembangan Kawasan Industri Deli Serdang (KIDS), Kawasan Industri Medan


(KIM II dan KIM III), di Kecamatan Percut Sei Tuan; Kawasan Industri di
Kecamatan Tanjung Morawa, dan Kawasan Industri Hamparan Perak.

6. Menghidupkan kembali Perkebunan Tembakau Deli, sebagai salah satu produk


khas Kabupaten Deli Serdang;

7. Pengembangan Waduk Lau Simeme yang merupakan waduk multi fungsi yang
terdapat di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-biru. Waduk Lausimeme
direncanakan seluas ± 385,2 Ha, tinggi 74 Meter dan daya tampung air total ±
22.200 M3. Waduk Lausimeme nantinya akan berfungsi sebagai;
a. Pengendalian banjir (skala perencanaan 40 tahun);
b. Penyediaan air minum (3.700 Liter/Detik);
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 2.800 Kw;
d. Pariwisata;
e. Pengairan, dan perikanan.

8. Pengembangan lahan-lahan HGU Perkebunan PTPN II sebagai pengembangan


Kawasan Industri Terpadu dan Kota Mandiri. Luas lahan HGU PTPN II, yang
sudah tidak diperpanjang lagi terdapat sekitar ± 3.000 Ha dan lahan yang masih
memiliki HGU seluas ± 8000 Ha di Kabupaten Deli Serdang yang potensial untuk
dikembangkan sebagai pengembangan Kota Mandiri, yang diarahkan untuk
pengembangan permukiman, industri, RTH (taman, hutan kota, tempat wisata,
tempat pemakaman), perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, olah raga, dan
sebagainya.

B. Permasalahan Pengembangan

1 Terjadinya konversi lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan Budidaya, dari
lahan pertanian menjadi kawasan non pertanian/urban, sehingga pengurangan
luas hutan dan semak/alang-alang akan terus terjadi dan berakibat terganggunya
ekosistem. Meningkatnya kegiatan pertanian dibagian upstram yang
berbukit/bergelombang hingga kaki pegunungan berarti berkurangnya luas hutan
dan semak-belukar akan mengakibatkan volume sedimentasi bertambah besar
pada aliran-aliran sungai dan berpotensi mengakibatkan tanah longsor. Tanah
longsor dimaksud dapat menutup aliran sungai dan kemudian jebol dan

I - 49
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

mengakibatkan banjir bandang. Deforestasi ini disebabkan oleh peralihan fungsi


kawasan hutan menjadi pertanian, kawasan perkebunan dan pertanian menjadi
pemukiman; serta makin meningkatnya penebangan liar. Berkurangnya kawasan
hutan selanjutnya menyebabkan terganggunya kondisi tata air.

2. Perubahan penggunaan lahan di wilayah administrasi Kabupaten Deli Serdang


terjadi dengan sangat cepat, sehingga mengakibatkan tingkat kerusakan
ekosistem yang cukup besar dan merugikan. Penambahan luas permukiman
mengakibatkan pengurangan luas lahan lainnya seperti pertanian berupa tegalan,
kebun campuran dan sawah. Bertambah luasnya kawasan permukiman berarti
bertambah luas pula permukaan lahan yang kedap air sehingga limpasan air
hujan (run off) akan bertambah besar. Kawasan permukiman yang padat
penduduk dimaksud berada pada dataran rendah alluvial dimana permukaan air
relatif tinggi sehingga daya serap tanah atas air hujan rendah. Kondisi ini
mengakibatkan daerah ini, bila berkembang menjadi kawasan
permukiman/perkotaan akan memiliki permasalah serius yakni rentan terhadap
bahaya banjir.

3. Pemenuhan kebutuhan dasar sarana dan prasarana permukiman merupakan


permasalahan yang menonjol saat ini dan diperkirakan akan semakin bertambah
besar pada masa mendatang. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi
penurunan kualitas lingkungan permukiman karena pertumbuhan perumahan
lebih cepat dari pengadaan sarana dan prasarana permukiman dasar, sehingga
banyak kawasan permukiman yang tumbuh dan berkembang jauh dari kondisi
lingkungan yang sehat, selain hal tersebut, tingginya biaya investasi dalam
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana tersebut karena lokasinya menyebar
dan berjauhan satu dengan yang lainnya. Sarana dan prasarana dimaksud
meliputi pengadaan air bersih, pengendalian banjir, pengadaan jaringan jalan,
sanitasi dan energi.

4. Tingginya laju pertumbuhan permukiman di wilayah Kabupaten Deli Serdang,


terutama yang berbatasan dengan Kota Medan akan mengakibatkan volume
limbah permukiman seperti sampah (solid waste) dan tinja (sanitation)
bertambah besar. Peningkatan pencemaran sungai tersebut akan berdampak
kepada kelangsungan hidup satwa air dan kesehatan penduduk yang
menggunakan badan air tersebut sebagai tempat mandi dan cuci.

5. Kegiatan industri di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang terdapat di Tanjung


Morawa terletak di watershed Sungai Serdang, sehingga buangan limbah cair
yang tidak dikendalikan pada kawasan industri tersebut akan mencemari sungai
Belumai/Serdang. Hal yang sama juga dapat terjadi pada kegiatan industri dan
pabrik di Kecamatan Sunggal yang akan mencemari Sungai Belawan. Disamping
limbah dari kawasan dan atau zona industri seperti disebutkan diatas, limbah
industri dan industri rumah tangga yang letaknya menyatu dengan kawasan
permukiman juga akan menjadi permasalahan tersendiri yang perlu diantisipasi

I - 50
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

dan diawasi. Limba cair industri dan industri rumah tangga yang menyatu dengan
kawasan permukiman tersebut terdapat di wilayah Patumbak, Delitua, dan
Batang Kuis.

6. Dengan pindahnya Bandara Polonia ke Kualanamu maka wilayah sekitar Bandara


Kualanamu akan berkembang menjadi kawasan permukiman perkotaan. Kawasan
permukiman dan perkotaan disekitar Bandara Kualanamu tersebut diperkirakan
membutuhkan sarana dan prasarana permukiman yang cukup besar dan biaya
yang besar pula. Sistem arus lalu lintas dan jaringan transportasi di wilayah
Kabupaten Deli Serdang menjadi berubah dan mengakibatkan kebutuhan
peningkatan jaringan jalan lama dan kebutuhan pembukaan jaringan jalan baru;

7. Ruas-ruas jalan negara yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang seperti
Medan – Deli Serdang – Binjai, Medan – Lubuk Pakam – Serdang Bedagai, dan
Medan – Pancur Batu - Sibolangit – Karo akan menurun tingkat daya hubungnya
dari tahun ke tahun dan dalam 20 tahun kedepan tingkat daya hubungnya akan
bisa mencapai kelas E atau macet total;

8. Ruas-ruas jalan propinsi dan kabupaten yang ada di wilayah Kabupaten Deli
Serdang membutuhkan biaya peningkatan yang besar sesuai dengan kebutuhan
layanan transportasi;

9. Moda angkutan pada jalan-jalan utama seperti jalan arteri, jalan kolektor dan
jalan lokal primer akan bercampur dan sulit dikendalikan;

C. Peluang

1. Berdasarkan rancangan pembangunan yang ada di kawasan Mebidangro dan


perencanaan pembangunan nasional maka peluang-peluang sistim peningkatan
jalan dan transportasi di Kabupaten Deli Serdang yang dapat dimanfaatkan
antara lain, Konsep pembangunan sistim transportasi pembangunan yang
menekankan penghematan energi melalui sistem transportasi massal (kereta api
dan bus way) akan merupakan pilihan transportasi yang efisien di masa
mendatang; dalam hal ini Kabupaten Deli Serdang dapat menggunakan peluang
ini untuk memiliki sarana transportasi dimaksud.

2. Sistim perencanaan Mebidangro tidak mengenal batas administrasi sehingga


merupakan peluang bagi Deli Serdang untuk menata sistim transportasi dengan
wilayah sekitarnya secara terintegrasi.

3. Dengan dipindahkannya Bandara Polonia ke Kualanamu maka akan terbuka


peluang untuk membuka jaringan-jaringan jalan baru sehingga beban lalu lintas
pada jaringan jalan yang lama dapat berkurang;

4. Letak geografis Deli Serdang memiliki keunggulan dibandingkan dengan wilayah-


wilayah lain dalam budidaya pertanian, sehingga pengembangan pertanian/irigasi
lebih kompetitif, selain itu pemasaran hasil pertanian Kabupaten Deli Serdang

I - 51
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

relatif mudah karena dekat dengan pusat pemasaran yakni kota Medan sehingga
peluang pengembangan irigasi sangat besar;

5. Melakukan eksploitasi air tanah secara terbatas pada wilayah-wilayah yang sulit
dicapai sistim perpipaan; Mendukung dan memanfaatkan program pemerintah
dalam memfungsikan Dam/Waduk Lau Simeme; Membangun bangunan pengolah
air baru pada sungai Ular yang secara alami memiliki debit yang cukup besar dan
mampu menyediakan air untuk wilayah Kabupaten Deli Serdang.

6. Menyusun dan mempedomani rencana tata ruang yang detail sehingga sistim tata
letak perumahan teratur dan pengelolaan sistim sanitasinya mudah dilaksanakan;

7. Wilayah pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Deli Serdang sebagian


besar masih mudah ditata sehingga merupakan peluang bagi pemerintah daerah
Kabupaten Deli Serdang untuk menyusun rencana Kawasan Siap Bangun (Kasiba),
dan Lingkungan Siap Bangun (lisiba) yang akan mudah terlaksana melalui
program Bapertarum sebagai program pemerintah pusat.

8. Adanya program Clean Development Mechanism (CDM) oleh negara-negara


industri maju untuk ‘menurunkan emisinya’ melalui kompensasi berupa investasi
proyek di negara berkembang yang meningkatkan luasan kawasan hutannya.

9. Sistem perencanaan Mebidangro tidak mengenal batas administrasi sehingga


merupakan peluang bagi Deli Serdang untuk menata sistim transportasi dengan
wilayah sekitarnya secara terintegrasi.

10. Dalam beberapa tahun terakhir ini dengan diberlakukannya UU No. 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi menjadi
jelas dan sudah banyak daerah irigasi di wilayah Deli Serdang yang di rehabilitasi
dan dipelihara.

D. Ancaman

1. Sebagian dari pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam 20 tahun kedepan
akan berubah menjadi wilayah perkotaan yakni merupakan bagian dari pada Kota
Metropolitan Mebidangro. Perubahan ini akan mempengaruhi karakter dan
perilaku penduduk (terutama generasi muda) yakni dari budaya masyarakat
pedesaan menjadi budaya masyarakat perkotaan. Dengan meningkatnya
mobilitas penduduk dan dibarengi dengan tingginya akses kedunia luar baik
melalui media informasi dan transportasi antar wilayah dan negara, maka
pengaruh luar yang negative seperti pergaulan bebas, konsumerisme, dan
individualisme akan merupakan ancaman yang potensial bagi masyarakat Deli
Serdang.

2. Semua jalan negara yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang apabila tidak di
kembangkan dengan sistim jalan bebas hambatan ( tool road) atau tanpa
penambahan jaringan jalan arteri tambahan maka ruas-ruas jalan Medan –

I - 52
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

Sunggal (Deli Serdang) - Binjai, Medan – Lubuk Pakam – Serdang Bedagai, dan
Medan – Pancur Batu - Sibolangit – Karo akan merupakan ruas jalan arteri
termacet di Provinsi Sumatera Utara;

3. Ruas-ruas jalan kabupaten akan dimasuki oleh kenderaan dengan tonase yang
melebihi kapasitasnya sehingga menjadi mahal pemeliharaannya;

4. Jumlah angkutan kota akan bertambah banyak dan akan bercampur dengan
sistem moda angkutan luar kota.

5. Desakan Kota Medan terhadap kota-kota kecamatan di Kabupaten Deli Serdang


yang berbatasan langsung dengan Kota Medan seperti Percut Sei Tuan,
Patumbak, Delitua, Namorambe, Pancur Batu, Sunggal, Hamparan Perak dan
Labuhan Deli sangat pesat sekali, sehingga perubahan penggunaan lahan di
wilayah tersebut sulit untuk dibendung. Perubahan peruntukan lahan di wilayah
administrasi Kabupaten Deli Serdang sangat cepat sekali, dan apabila peruntukan
ruang tidak dikendalikan berdasarkan prinsip-prinsip keseimbangan ekosistem
maka tingkat kerusakan ekosistem akan cukup besar dan merugikan bagi
manusia umumnya, masyarakat Deli Serdang dan Medan khususnya.

6. Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Deli Serdang bukan hanya


dikarenakan angka fertilitas, tetapi lebih dikarenakan migrasi penduduk dari
daerah lain, hal ini mengakibatkan pertumbuhan perumahan atau kawasan
permukiman juga tinggi sehingga beban Pemerintah Kabupaten Deli Serdang
akan semakin tinggi untuk menyediakan kebutuhan akan sarana dan prasarana
permukiman, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan memperkirakan
kebutuhan lahan untuk perumahan adalah rata-rata 200 m2 per keluarga (5
orang) ditambah dengan kebutuhan ruang terbuka dan infrastruktur kota sekitar
60% maka kebutuhan lahan rata-rata untuk perumahan per kepala keluarga
diperkirakan sebesar 320 m2. Jadi dengan demikian setiap pertambahan satu
orang penduduk diperlukan tambahan lahan untuk perumahan/permukiman
seluas 64 m2. Disamping kebutuhan lahan untuk perumahan, kegiatan industri
juga membutuhkan lahan yang cukup luas karena luas lahan untuk kegiatan
industri di Kota Medan sudah terbatas. Untuk mengantisipasi permasalahan ini
maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang perlu menata ruang yang potensi
berkembang menjadi daerah permukiman dengan cermat guna menghindari
pertumbuhan permukiman yang kumuh dan tidak teratur.

7. Lapangan kerja di sektor perkebunan dan pertanian cenderung menurun akibat


pelepasan beberapa HGU perkebunan dan perubahan penggunaan lahan
pertanian menjadi permukiman. Sementara disisi lain jumlah angkatan kerja terus
meningkat, sehingga apabila tidak ada alternative lapangan kerja pengganti maka
akan terjadi perambahan kawasan lindung oleh masyarakat untuk
mempertahankan hidup. Dengan perkiraan bahwa untuk menghidupi satu
‘keluarga petani' dengan jumlah anggota keluarga lima orang memerlukan lahan

I - 53
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

pertanian kering seluas 1 ha, maka setiap pertambahan penduduk satu orang
diperlukan tambahan lahan pertanian baru seluas 0,2 ha. Jadi apabila tidak
tercipta lapangan kerja baru diluar sektor pertanian maka perambahan kawasan
lindung dan penggarapan lahan perkebunan negara akan tambah marak dan sulit
dikendalikan, dan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diiringi
oleh peningkatan lapangan kerja akan dapat menimbulkan kerawanan sosial dan
mengancam stabilitas keamanan.

8. Meningkatnya permintaan atau kebutuhan akan lahan untuk kegiatan industri,


perdagangan dan perumahan di wilayah Kabupaten Deli Serdang mengakibatkan
harga lahan naik, dan oleh karena itu maka masalah-masalah pertanahan akan
meningkat di Kabupaten Deli Serdang, terutama perebutan hak atas lahan-lahan
perkebunan ex-PTP yang HGUnya tidak atau belum diperpanjang.

9. Beban keuangan Kabupaten Deli Serdang akan meningkat dari waktu-kewaktu


seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana publik.

10. Apabila sustainibilitas sumber daya air tidak dapat dipertahankan maka konflik
antar pengguna air, baik antar daerah maupun antara pertanian dan perkotaan
akan meningkat dengan tajam.

11. Masalah serius lainnya yang akan dihadapi adalah memenuhi kebutuhan
infrastuktur perkotaan pada wilayah permukiman-permukiman baru di wilayah
kabupaten Deli Serdang yang lokasinya menyebar disekitar wilayah yang
berbatasan dengan Kota Medan. Infrastruktur perkotaan dimaksud meliputi
pengadaan air bersih, pengendalian banjir, pengadaan jaringan jalan, sanitasi
dan energi.

E. Faktor Strategis.

Faktor-faktor strategis yang dapat mendukung pembangunan Kabupaten Deli


Serdang antara lain adalah:

1. Letak Geografis yang Strategis: wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota
Medan dan merupakan satu-satunya alternatif yang dapat menampung
limpasan/kejenuhan pembangunan Kota Medan. Kota Medan sebagai pusat
pemerintahan Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan kota perdagangan
terbesar di luar pulau Jawa sehingga letak geografis wilayah Kabupaten Deli
Serdang yang mengelilingi kota Medan strategis untuk berbagai kegiatan seperti
industri, pariwisata, pertanian, perdagangan dan kegiatan lainnya yang tidak
tertampung oleh wilayah Kota Medan;

2. Memiliki jumlah angkatan kerja yang banyak: Penduduk Kabupaten Deli Serdang
pada tahun 2008 telah mencapai 1,7 juta lebih, merupakan sumber daya manusia
yang potensial bagi pembangunan. Dalam tahun 2010-2030 jumlah penduduk usia

I - 54
RTRW Kabupaten Deli Serdang 2010-2030

produktif akan terus meningkat dan dapat mendukung kegiatan pembangunan


dan investasi di Kabupaten Deli Serdang.

3. Bandar Udara Internasional Kualanamu pengganti Bandar Udara Polonia sedang


dibangun di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan rencananya akan beroperasi
pada akhir Tahun 2012. Dengan ditempatkannya lapangan udara internasional
Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang maka kegiatan ikutan lainnya seperti
kegiatan perdagangan, jasa dan permukiman akan segera tumbuh disekitar
bandar udara tersebut. Demikian juga dengan akses transportasi barang dan
orang lintas Negara menjadi strategis bagi Kabupaten Deli Serdang;

4. Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh jalan Trans Sumatera: Dengan adanya jalan
Trans Sumatera yang melintas di wilayah Kabupaten Deli Serdang maka akses
angkutan barang dan orang antara Kabupaten Deli Serdang dengan wilayah-
wilayah lainnya di Sumatera dan Jawa relatif lancar dan mendukung
pembangunan ekonomi masyarakat;

I - 55

Anda mungkin juga menyukai