Anda di halaman 1dari 68

BUKU RENCANA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. DASAR HUKUM
Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sijunjung, meliputi :

y
l

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan


Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Tengah;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1958 tentang

O
t

Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat,
Jambi, dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

f
a
r

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran


Negara Nomor 1646) Jo Peraturan Pemerintah Nomor
1979);

29 Tahun

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 tentang
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3260);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-1

BUKU RENCANA

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang


Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3469);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470);

y
l

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun

1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

O
t

Republik Indonesia Nomor 3406);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 tentang

f
a
r

Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3647);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 3699);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-2

BUKU RENCANA

13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang


Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten
Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat;

y
l

15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 134
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3477);

O
t

16. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

f
a
r

Republik Indonesia Nomor 4389);

17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang


Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


4411);

18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2004 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4412);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-3

BUKU RENCANA

20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor

4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4844);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

y
l

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor


132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 444);

22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

O
t

23

Tahun

2007

Tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);

f
a
r

23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan

Bencana

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4723);

24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);

25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang
Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746 );

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-4

BUKU RENCANA

27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang


Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

y
l

29. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

O
t

Nomor 4851);

30. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang

f
a
r

Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009


Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4956);

31. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan

32. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup
33. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
34. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4959);
35. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-5

BUKU RENCANA

Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


4966);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Dati II Sawahlunto, Kabupaten Dati II
Sawahlunto/Sijunjung, dan Kabupaten Dati II Solok;
37. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1996
tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk Tata Cara
Peran

Serta

Masyarakat

y
l

dalam Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998

O
t

tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,

f
a
r

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);


39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000
tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia 3034);

40. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000


tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3952);
41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004
Tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4452);
42. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-6

BUKU RENCANA

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005
tentang

Pembinaan

dan

Pengawasan

Atas

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);

y
l

44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006


tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4624);

O
t

45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006


tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

f
a
r

4655);

46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007


tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4696);

47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007


tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan

Daerah

Provinsi

dan

Pemerintahan

Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007


Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
48. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Nama

Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung

menjadi

Kabupaten

Sijunjung Propinsi Sumatera Barat;

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-7

BUKU RENCANA

49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembar
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
50. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
51. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 174

y
l

Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;


52. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

53. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008

O
t

tentang Air Tanah;

54. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

f
a
r

tentang Perubahan Peruntukan dan fungsi kawasan hutan;


55. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

56. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010


tentang Wilayah Pertambangan;
57. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan;
58. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Penggunaan Kawasan Hutan;
59. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16 tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-8

BUKU RENCANA

1.2. PROFIL WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG


Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas)
kabupaten/kota di Sumatera Barat, terletak diantara 01843 LS 14146
LS dan 1004650 BT 1015350 BT dengan ketinggian dari permukaan
laut antara 100 1.250 meter. Kabupaten Sijunjung berada di bagian Timur
Provinsi Sumatera Barat, pada jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau
dan Propinsi Jambi. Mengingat letaknya di persimpangan jalur tersebut,

y
l

Sijunjung merupakan jalur ekonomi dan jalur pariwisata. Secara administratif


wilayah Kabupaten Sijunjung dengan luas 313.080 Ha meliputi 8 Kecamatan,
60 Nagari dan 1 desa dengan

263 Jorong, yang wilayahnya berbatasan

dengan:

O
t

Sebelah Utara dengan Kab. Tanah Datar dan Lima Puluh Kota,
Sebelah Timur dengan Kabupaten Kuantan Singingi (Prov.Riau),

f
a
r

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Dhamasraya, dan


Sebelah Barat dengan Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto

TABEL 1.1:

PEMBAGIAN KECAMATAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010


NO

KECAMATAN

KAMANG BARU

TANJUNG GADANG

SIJUNJUNG

LUAS WILAYAH

PERSENTASE

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

(Ha)

THD LUAS KAB

PENDUDUK

NAGARI

JORONG

88,593

28.29

41,375

11

52

50,651

16.18

22,868

37

56,388

18,01

41,030

53

LUBUK TAROK

19,233

6.14

14,125

24

5
6

IV NAGARI
KUPITAN

12,529
6,966

3.99
2.23

14,065
12,540

5
3+1

14
9+1

KOTO VII

13,608

4.35

32,851

32

SUMPUR KUDUS

65,112

20.81

22,969

11

42

313,080

100

201,823

60+1

263

JUMLAH

Sumber: Kabupaten Sijunjung Dalam Angka Tahun, 2010 dan Hasil Hitung Cepat
Sensus Penduduk oleh BPS
Ket: 3+1 adalah 3 nagari dan 1 desa

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I-9

BUKU RENCANA

Gambar I.1: Peta Administrasi Kabupaten

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 10

y
l

BUKU RENCANA

1.2.1. Kondisi Fisik Dasar


Topografi wilayah Kabupaten Sijunjung memiliki ciri yang berbukit-bukit, terletak
pada ketinggian antara 100 sampai 1.250 m di atas permukaan laut. Secara
umum, luasan terbesar Kabupaten Sijunjung berada pada:
a. ketinggian <100 mdpl hanya seluas 2.691 Ha (0,86%) terdapat di
Kecamatan Kamang Baru, IV Nagari, Koto VII, dan Sijunjung.
b. ketinggian 100-200 meter dari permukaan laut dengan perkiraan
79.257 Ha (25,32%) tersebar pada seluruh kecamatan dengan

y
l

luasan terbesar berada pada Kecamatan Kamang Baru dan yang


terkecil berada di Kecamatan Tanjung Gadang.

c. ketinggian 200-300 mdpl seluas 65.163 Ha( 20,9%) tersebar pada


seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan

O
t

Kamang Baru dan yang terkecil berada di Kecamatan Koto VII


d. ketinggian 300-400 mdpl seluas 53.719 ha (17,15%) tersebar pada

f
a
r

seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan


Sumpur Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamatan Koto VII
e. ketinggian 400-500 mdpl seluas 43.553 (13,91%) tersebar pada
seluruh Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan

Sumpur Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
f. ketinggian 500-600 mdpl seluas 27.482 Ha (8,78%) tersebar pada
seluruh Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan
Sumpur Kudus dan yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
g. ketinggian 600-700 mdpl seluas 18.016 Ha (5,76 %) tersebar pada
seluruh wilayah kecamatan kecuali di Kecamatan Kupitan
h. ketinggian 700-800 mdpl seluas 10.285 Ha (3,29%) hanya tersebar di
Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk
Tarok, dan Sijunjung
i.

ketinggian >800 mdpl seluas 12.914 Ha (4,12%) hanya tersebar di


Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk
Tarok, dan Sijunjung. Ketinggian 1.250 mdpl hanya berada pada
Kecamatan

Sumpur

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

Kudus.

I - 11

BUKU RENCANA

Gambar I.2: Peta Ketinggian

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 12

y
l

BUKU RENCANA

Dari bentangan alam maka kemiringan/kelerengan Kabupaten Sijunjung saat ini


dapat dijelaskan:
a.

Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-3,00 % seluas 417 Ha atau


0,14 %

dari luas wilayah, yang dijumpai di Kecamatan IV Nagari,

Kamang Baru, dan Tanjung Gadang;


b.

Wilayah dengan kemiringan antara 3,01-8,00 % seluas 37.207 Ha atau


11,88 % dari luas wilayah, terdapat hampir di keseluruhan kecamatan
dengan jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Kamang Baru dan yang

y
l

paling sedikit terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang.


c.

Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 % seluas 58.902 Ha atau

18.81 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh kecamatan dengan


luasan terbesar terdapat di kecamatan Kamang Baru dan yang terkecil

O
t

terdapat di kecamatan Kupitan.


d.

Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas 87.794 Ha

f
a
r

atau 28,04 % dari seluruh luas wilayah, yang terdapat di seluruh wilayah
kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung
Gadang dan luasan terkecil di Kecamatan Koto VII;
e.

Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-30,00 % seluas 1.685 Ha

atau 0,54 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh wilayah


kecuali di Kecamatan Koto VII dan Kecamatan Kupitan;
f.

Wilayah dengan kemiringan 30-40% seluas 10.399 Ha atau 3,32 %


dari luas wilayah yang hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan
kecuali di Kecamatan Koto VII

g.

Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 116,676 Ha atau


37,27 % dari seluruh luas wilayah, merupakan bagian terbesar dari
keseluruhan

wilayah

kabupaten

terdapat

di

seluruh

wilayah

kecamatan-kecamatan dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan


Sumpur Kudus dan yang terkecil di Kecamatan Kupitan. Daerah
dengan kemiringan seperti ini merupakan wilayah yang harus dilindungi
(dihutankan) agar dapat berfungsi sebagai pelindung hidrologis dan
menjaga

keseimbangan

ekosistim

dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

lingkungan

hidup.

I - 13

BUKU RENCANA

Gambar I.3; Peta Kelerengan

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 14

y
l

BUKU RENCANA

Kondisi Geologi Kabupaten Sijunjung merupakan daerah yang


dipenuhi perbukitan dengan lembah yang masih curam. Secara
geologi, kabupaten Sijunjung didominasi oleh jenis bebatuan Batu
Apung Tufa (76.549 Ha atau 24,45%) ,, Batu Andesit Campur Tufa
(61,833 Ha atau 19,75%), Batu Sabah campur Kwarsa (60.880 Ha
atau 19,44%), Batu Napal dan Lempung(36.850 atau 11,77%), Batu
Napal Gamping (34.640 atau 11,06%), Batu Sabah campur Batu
Gamping (24,405 atau 7,8%), serta beberapa jenis batuan lainnya
dalam

jumlah

yang

relatif

kecil.

y
l

Keadaan

yang

demikian

menyebabkan sering timbul bencana alam seperti tanah longsor (land

slide), gerakan tanah runtuh atau gerakan tanah merayap.

O
t

Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Sijunjung adalah:

1. Jenis tanah alluvial disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah

f
a
r

endapan, kandungan bahan arganiknya rendah, reaksi tanah asam


sampai netral, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur dan
konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab, kandungan
unsur haranya relatif kaya dan banyak bergantung pada bahan

induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempuyai sifat fisik


kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik,
sehingga produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi. Luasan jenis
tanah ini adalah 443 Ha (0,15%) hanya terdapat di Kecamatan
Kamang Baru

2. Jenis tanah andosol yaitu jenis tanah yang berwarna hitam kelam,
sangat sarang, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf,
silika, alumina, atau hidroxida besi. Tanah jenis ini sangat gembur
dan memilki Ph antara 4,5-6. Luasan tanah jenis ini hanya terdapat
di Kecamatan IV Nagari, Koto VII, Kupitan, Sijunjung dan Sumpur
Kudus dengan jumlah luasan 21.352 Ha (6,82%) dari luas wilayah
kabupaten

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 15

BUKU RENCANA

3. Jenis tanah Glei Humus yatu jenis tanah yang pada umumnya
mempunyai solum kurang dari satu meter dengan warna umum
kelabu kelam sampai hitam, lekat jika basah dan keras jika kering
serta mengandung bahan organik lebih dari 3% sehingga Ph nya
sedikit asam sampai netral , tingkat kesunburannya sedang dengan
derajat kejenuhan basa lebih dari 60%. Luasan tanah jenis ini lebih
kurang 45.555 Ha(14,55%) dari luas wilayah yang ada. Jenis tanah
ini terdapat di Kecamatan Sijunjung, Sumpur Kudus, Tanjung

y
l

Gadang dan yang terbesar luasannya di Kecamatan Kamang Baru


4. Jenis Tanah Kambisol yaitu jenis tanah yang sedikit mengalami

pelapukan dengan bahan induk bertekstur pasir sangat halus


145.481 (45,45%). Jenis tanah ini terdapat di seluruh wilayah

O
t

kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan Tanjung


Gadang.

f
a
r

5. Jenis tanah Latosol yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan


intensif

dan

perkembangan

tanah

lanjut

sehingga

terjadi

pengurangan unsur basa, bahan organik dan silika, dan rata-rata


berwarna merah. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan IV Nagari,

Kamang Baru, Lubuk Tarok, Sijunjung, dan Tanjung Gadang dengan


jumlah luasan keseluruhan 23.124 Ha (7,38%) dari luas wilayah
kabupaten.

6. Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang agak tebal, yaitu 90180 cm,tektur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya
gembur dibagian atas dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan
organiknya kurang dari 5%, kandungan unsur hara tanaman rendah,
reaksi tanah (PH) sangat rendah sampai rendah yaitu antara 4 4,5.
Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia yang kurang baik,
sifat kimia tidak mantap karena stabilitas agregatifnya kurang,
sehingga mudah terjadi erosi. Produktifitas tanah ini rendah sampai
sedang tumbuh dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 16

BUKU RENCANA

untuk mencegah erosi, karena tanah yang bertekstur sedang lebih


peka terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar menyerap air
sangat tinggi, tetapi daya simpan air sangat rendah, sehingga kurang
cocok untuk tanaman pangan lahan kering. Jenis tanah ini luasannya
mencapai 77.125 Ha (24,64%) hampir terdapat di seluruh
kecamatan dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Sumpur
Kudus dan yang terkecil di Kecamatan Tanjung Gadang.
Jenis tanah tersebut akan mewarnai sifat-sifat lahan yang memungkinkan

y
l

pemanfaatan lahan yang bervariasi sesuai dengan sifat, kekhasannya untuk


kegunaan tertentu.

O
t

f
a
r

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 17

BUKU RENCANA

Gambar I.4: Peta Geologi Kab. Sijunjung

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 18

y
l

BUKU RENCANA

Gambar I.5: Peta Jenis Tanah

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 19

y
l

BUKU RENCANA

Dasar pertimbangan penetapan lahan pertanian di Kabupaten Sijunjung


dilakukan dengan membagi kelas kemampuan lahan, sesuai dengan fisik dasar
di wilayahnya. Difinisi Kemampuan Lahan adalah kemampuan suatu lahan
untuk digunakan sebagai usaha pertanian paling intensif termasuk penentuan
tindakan pengelolaanya, tanpa meyebabkan lahan usaha menjadi rusak. Hirarki
kelas kemampuan lahan adalah sebagai berikut :

O
t

f
a
r

y
l

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 20

BUKU RENCANA

O
t

f
a
r

y
l

Adapun sebaran kemampuan lahan yang ada di wilayah Kabupaten Sijunjung


dijabarkan pada uraian dibawah ini :

Kelas II

Kelas III : dengan luas 17.328 Ha tersebar Kec. Sumpur Kudus,

: dengan luas 6.777 Ha. tersebar di Kec. Kamang Baru

Lubuk Tarok, Sijunjung, Kamang Baru dan Tanjung


Gadang

Kelas IV : dengan luas 141.626 Ha tersebar diseluruh Kecamatan

Kelas V

: dengan luas 222.829 Ha tersebar diseluruh Kecamatan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 21

BUKU RENCANA

Gambar I.6: Peta Kesesuaian Lahan 1

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 22

y
l

BUKU RENCANA

1.2.2.

Kondisi Iklim, Hidrologi, dan Penggunaan Lahan

Kondisi iklim Kabupaten Sijunjung termasuk pada daerah tropis dengan suhu
rata-rata 21 - 33 C dengan curah hujan rata-rata 2.451 mm/tahun.
Keadaan iklim ini menurut Oldeman (Climatology Map Of West Sumatera) adalah
termasuk type B2, dengan bulan kering 34 bulan. Kondisi ini
menyebabkan sulitnya masyarakat tani melakukan pertanaman padi sawah 2
kali setahun (IP 200%) pada lahan sawah tadah hujan. Sementara, kondisi
hidrologi di Kabupaten Sijunjung sangat bervariasi antara satu tempat dengan

y
l

tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah perbedaan
iklim, topografi dan struktur geologi. Keadaan hidrologi tersebut dapat

dibedakan menjadi:
1.

Air Permukaan

O
t

a. Air yang mengalir, yaitu yang mengalir di Batang Ombilin,


Batang Sukam, Batang Sumpur, Batang Kuantan, Batang

f
a
r

Palangki, dan lainnya.

b. Air yang menggenang di telaga/bendungan hampir terdapat di


seluruh wilayah kecamatanan.

2. Air Tanah, yaitu jebakan air yang menurut letaknya dapat dibedakan

menjadi:

a. Confined Aquifer, merupakan air tanah tertekan yang berada di


antara dua lapisan kedap air, pada umumnya merupakan air
tanah dalam bersifat lebih stabil.
b. Uncofined Aquifer, merupakan air tanah tidak tertekan yang
berada pada zone jenuh air, merupakan air tanah dangkal dan
sangat tergantung pada musim, sehingga air tanah jenis ini relatif
stabil.
Air tanah tersebut, apabila keluar akan membentuk mata air. Untuk
Kabupaten Sijunjung terdapat beberapa mata air yang tersebar di
setiap kecamatan.
Dari segi penggunaan lahan saat ini, secara umum penggunaan lahan di
Kabupaten Sijunjung di dominasi oleh Lahan Pertanian dan perkebunan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 23

BUKU RENCANA

dengan luas kurang lebih 47% dari luas keseluruhan Kabupaten Sijunjung.
untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung
adalah sebagai berikut:

TABEL 1.2:
LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009
GUNA LAHAN
KECAMATAN
IV NAGARI

Hutan

Kebun
Campuran Perkebunan

Permukiman
Perumahan

TOTAL
sawah

Semak

1,250

9,236

84

190

1,337

43,160

32,818

4,672

932

1,898

KOTO VII

616

9,895

28

505

2,056

KUPITAN

331

5,417

61

114

19

825

6,872

10,599

128

143

SIJUNJUNG

32,694

18,518

36

753

SUMPUR KUDUS

46,183

15,428

114

305

TANJUNG GADANG

29,031

18,446

194

160,137

120,358

5,123

3,136

KAMANG BARU

LUBUK TAROK

JUMLAH

f
a
r

y
l

Tambang

Tanah
Terbuka

98

268

28

38

12,529

4,597

298

155

63

88,593

45

403

34

26

13,608

184

15

6,966

339

318

13

12

19,233

929

603

179

56,388

O
t

Per.
Darat

809

36

2,637

1,631

1,026

287

27

111

65,112

1,110

1,532

270

68

50,651

55

12,303

8,566

2,631

275

497

313,080

Sumber : Hasil Interpretasi pada peta Citra satelit Spot V, 2010

Komposisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Sijunjung meliputi


penggunaan lahan hutan dengan luas mencapai 160.137 Ha (51,15%);
pemukiman/perumahan seluas 3.191 Ha (1,02%); pertanian/sawah
seluas12.303 Ha (3,93%); perkebunaan intensif seluas 5.123 Ha (1,64 %);
Kebun Campuran seluas 120.357 Ha (38,44 %), pertambangan 275 Ha
(0,89 %), perairan darat seluas 2.631 Ha (0,84 %), Semak Belukar seluas
8.566 Ha (2,73%) serta tanah terbuka seluas 497 Ha (0,16%)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 24

BUKU RENCANA

Gambar I.7;Peta Penggunaan Lahan 2010

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 25

y
l

BUKU RENCANA

1.3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM


1.3.1. Perkebunan
Perkebunan merupakan salah satu tiang utama struktur perekonomian
Kabupaten Sijunjung. Beberapa komoditi perkebunan yang ditanam di
antaranya adalah karet, kelapa, sawit, coklat, manggis, dan kopi, baik oleh
perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. Perkebunan karet merupakan

y
l

perkebunan yang yang hampir merata ada diseluruh wilayah Kabupaten


Sijunjung. Berdasarkan analisa GIS yang dilakukan, luas lahan perkebunan
yang dikelola secara intensif/perkebunan besar/plasma di Kabupaten Sijunjung

adalah 5.123 ha (1.6% dari luas Kabupaten) dan 120.357 Ha ( 38.44%) dari
total luas wilayah Kabupaten merupakan kebun campuran. Komoditas

O
t

perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah karet, kelapa


sawit dan kakao (coklat). Sesuai

data dari Dinas Tanaman Pangan dan

f
a
r

Perkebunan, produksi kakao Sijunjung mencapai 581,53 ton setiap tahun, karet
sebesar 62.164 ton serta kelapa sawit sebesar 51.702 ton setiap tahun atau 7%
dari produksi kelapa sawit Sumatera Barat. Produksi kelapa sawit dan karet
tertinggi berada di Kecamatan Kamang Baru yaitu sebesar 51.372 ton untuk

kelapa sawit atau 99,36% produksi di Kabupaten Sijunjung dan 19.035,2 ton
untuk karet atau 30,6% dari produksi kabupaten.

1.3.2. Pertambangan

Kabupaten Sijunjung merupakan wilayah yang kaya akan hasil


pertambangan, terutama: batubara dan berbagai pertambangan mineral
lainnya seperti emas, Sirtu, dan Tanah Urug. Kegiatan ini dilakukan oleh
individu dengan status kepemilikan tanah pertambangan berupa milik sendiri,
sewa dan termasuk wilayah sungai. Penambangan dengan status individu ini
(berijin/tidak berijin) dilakukan di beberapa tempat dengan sistem tambang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 26

BUKU RENCANA

terbuka sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan pada satu daerah


terlihat luas.
Berdasarkan peta tambang berizin dan potensi penyebaran bahan
tambang di Kabupaten Sijunjung beberapa potensi bahan tambang dapat
dikembangkan. Untuk lebih jelasnya penyebaran potensi bahan tambang di
Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 1.3:

y
l

POTENSI BAHAN GALIAN DAN MINERAL


DI KABUPATEN SIJUNJUNG

JENIS
BAHAN GALIAN
I.

O
t

KETERANGAN

BAHAN GALIAN BATUBARA

1.

PRAKIRAAN
POTENSI

LOKASI
PENYEBARAN

NO

Batubara

II

Sei Tambang

f
a
r

Terukur 5.904837
ton

Nilai Kalori 4.000 5.000 kkal/kg PT


Karbindo Abessyapadhy
Nilai kalori 6.0007000 kkal/kgKUD
Sisawah
KUD Muaro

Sisawah

Muaro

Lubuk Tarab

1.215.000 ton

KUD Muaro
Penyelidikanumum

Parambahan/Bukit
Bual

Terukur 14.093.000
ton

Nilai kalori 6.800


kkal/kg. PT. Allied
Indo Coal.

Tereka 4.000.000
ton

BAHAN GALIAN LOGAM

Tersebar di
Sibalabu, Sei Tapir
Batu Anjung, dan
Gade Talang

Sumberdaya

Tahap inventarisasi

Besi (Bijih)

Batu Manjulur

Sumberdaya

Tahap inventarisasi

Emas

Tersebar di Sungai
Batang Kuantan,
Mundam Sakti dan
Sungai Betung

Sumberdaya

Penyelidikan umum

1.

Air Raksa

2.
3.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 27

BUKU RENCANA

III

BAHAN GALIAN INDUSTRI

1.

Andesit

2.

Batukapur

3.

4.
5.

Tersebar di
Perbukitan Salo
(Tanjung Gadang),

Batu permata/
Permata

Batutulis
Dolomit

Sumpur

Muaro

Bukit Sumanik,
Tanjung Lolo,
Tanjung Gadang

Merupakan btuan
beku intermediet,
Andesit berwarna
abu-abu muda

Hipotetik
1.018.750.000 ton
Hipotetik
2.082.500.000 ton

Penyeledikan umum
Penyelidikan umum

Tereka
348.260.000 ton
(210 Ha)

y
l

O
t

f
a
r

Sumberdaya

Penyelidikan umum
Batu kapur
(Dolomitan
setempat), berwarna
abu-abu muda-tua,
putih-kemerahan,
masif, hampir tidak
dijumpai berbentuk
kristal-kristal halus,
pejal dan kompak.
Kandungan unsur (%)
:
Ca) 29,39-55,40,
MgO 0,16-15,31,
Fe2O3 ttd 2,55,
SiO2

Bukit Kulipat dan


Kiliran Jao, Muara
Takung, Tanjung
Gadang

Sumberdaya

Tahap Inventarisasi
Batu silika, berwarna
putih kecoklatan,
dalam bentuk primer
dan hasil rombakan

Taratak

Hipotetik 1.875.00
Ton

Penyelidikan umum

Bukit Batang
Dareh, Tanjung
Lolo, Tanjung
Gadang

Terduga

Penyelidikan umum.

40.000.000 ton

Dolomit berwarna
abu-abu hingga
merah kehitaman,
masif, keras dan
pejal

6.

Fospat

Ngalau Buo,
Ngalau Kecil dan
Muko-muko

Sumberdaya

Penyelidikan umum

7.

Grafit

Muaro Takung,
Tanjung Gadang

Sumberdaya

Penyelidikan umum

8.

Granit

Perbukitan
Sibiluru-Sumpur
(Bukit Talang,
Lajang, Mambut
dam Lawan),

Terduga
2
2.400.000.000M

Penyelidikan umum.
Granit berwarna abuabu bintik hitam, abuabu kemerahan bintik
putih, keras dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 28

BUKU RENCANA

Tamparungo,
Sumpur Kudus.

Lubuk Talang,
Bancah Sibakur
(Tj. Gadang), Bukit
Langki, Langki (Tj.
Gadang) B. Giri
Loyo (Koto Baru),
B. Dadap,
Kampung Dalam
(Sijunjung)

Sumberdaya

kompak, komposisi
utama kuarsa dan
felspar
Penyelidikan umum
Granit berwarna abuabu kemerahan

10.

Kuarsit

Tamparungo
(Sumpur Kudus)

Sumberdaya

Penyelidikan umum

11.

Marmer

Bukit Talang Liang


dan Bukit Talaung,
j. Lolo, Tj. gadang

Terduga 90 ha
75.000.000 Ton

Penyelidikan umum

Tampurungo, S.
Kudus

Terduga 50 ha
3
2.500.000.000 M

Penyelidikan umum

Bukit Sangkar
Ayam Tj. Lolo Tj.
Gadang

Terduga 25 ha
3
700.000 M

Penyelidikan umum

f
a
r

Sumberdaya

Penyelidikan umum

Sumberdaya

Penyelidikan umum

Sumberdaya

Penyelidikan umum
Kandungan
Unsure(%)
Al2O3 20,75, SiO2
58,42, Fe2O3 6,39,
Na2O 0,30, MgO 0,29,
CaO 0,12

Tanjung Lolo,
Tanjung Gadang

Sumberdaya 210 Ha

Kandungan
29nsure(%)
Al2O3 17,34-22,84,
Na2O 0,0011-0,0454,
MgO ttd-1,40, CaO
ttd-1,57

Palangki

Hipotetik 62,5 juta


ton

Penyelidikan umum

12.

Tanahliat

Perbukitan dan
pendataran
Padang Laweh, Tj.
Ampalu
Padang Sibusuk,
Kupitan

D
13.

Pasir Kuarsa

O
t

Tersebar disekitar
Bukit Buluh Kasok,
Taratak dan
Simpang IV
Pematang Panjang
(Sijunjung

y
l

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatera Barat

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 29

BUKU RENCANA

Namun, potensi besar tersebut masih belum di ekploitasi secara optimal,


indikasinya dapat dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan dari batu-bara
dan sirtukil. Untuk batubara, pada tahun 2009 ini menurun dari tahun
sebelumnya yaitu 223.254 Ton di Tahun 2008 menjadi 217.910 Ton di Tahun
2009. Selanjutnya, produksi Sirtukil di Kabupaten Sijunjung produksinya
meningkat pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 yang
produksinya hanya sebesar 9.679 M3 menjadi sebesar 21.856,96 M3 di Tahun
2009.

1.3.3. Pariwisata

y
l

O
t

Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang


memiliki potensi wisata yang sangat potensial. Potensi wisata tersebut meliputi

f
a
r

potensi wisata alam, budaya dan wisata buatan yang tersebar di beberapa
kecamatan. Sebagai daerah tujuan wisata dalam wilayah provinsi, Sijunjung
termasuk dalam DPP V destinasi wisata Sumatera Barat yang meliputi wisata
alam, wisata budaya/sejarah, dan wisata buatan yang sudah dapat dijangkau

dari segala penjuru dan didukung prasarana jalan yang memadai. Beberapa
potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel
berikut:

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 30

BUKU RENCANA

TABEL 1.4:
POTENSI WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNG
KECAMATAN
Kamang Baru

Tanjung Gadang
Sijunjung

NAMA OBJEK

LOKASI

Wahana Wisata

Alam

Kamang Baru

Murai Tujuah Basanggik

Alam

Aie Amo

Danau Batang Karing

Alam

Batang Karing

Panorama Bukik Sabalah

Alam

Pandam

Ngalau Pandam

Alam

Pandam

Ngalau Loguang

Alam

Aie Angek

Pemandian Aie Angek

Alam

Aie Angek

Ngalau Palukahan

Alam

Silokek

Arung Jeram

Minat Khusus

Batang Kuantan

Ngalau Cigak

Alam

Silokek

Bersafar

Budaya

Budaya

Ngalau Solok Ambah

Alam

O
t

Kerajaan Jambu Lipo

y
l

Perkampungan Adat
Ngalau Talago
Batu Ajuang

Lubuk Tarok

JENIS

Alam
Alam

Calau Ma Sijunjung
Pdg Ranah Sijunjung

Solok Ambah

Silokek
Batu Ajuang

Budaya

Jambu Lipo

Rumah Gadang 13 Ruang

Budaya

Lubuk Tarok

Aia Tajun Buluah Kasok

Alam

Taratak

f
a
r

IV Nagari

Tabek Silacan

Alam

Ranah Tibarau

Kupitan

Goa Bukik Panjang

Alam

Kampung Baru

Lobang Japang

Alam

Padang Sibusuak

Alam

Padang Sibusuak

Pemandian Aia Angek


Koto VII

Sumpur Kudus

Rumah Gadang Piliang

Budaya

Padang Sibusuak

Tabek Gadang

Alam

Padang Lawas

Makam Syekh Burhanudin

Alam

Aur Gading

Lubuk Pandakian

Alam

Sumpur Kudus

Air Terjun Koto Salo

Alam

Koto Salo

Ngalau Sisawah

Alam

Sisawah

Makam Rajo Ibadat

Budaya

Sumpur Kudus

Monumen Sejarah PDRI

Budaya

Sumpur Kudus

Lubuk Hijau

Alam

Sumpur Kudus

Lubuk Pandakian

Alam

Sumpur Kudus

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Sijunjung

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 31

BUKU RENCANA

Gambar I.8:Peta Sebaran Potensi Wisata

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 32

y
l

BUKU RENCANA

1.4. POTENSI BENCANA ALAM DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN


1.4.1. Bencana Alam
Bencana alam merupakan fenomena alam yang sering terjadi di suatu daerah.
Kondisi tersebut dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam. Beberapa
kejadian bencana yang sering terjadi di Kabupaten Sijunjung antara lain Banjir, Angin
Ribut, Longsor, Kekeringan dan Kebakaran. Kejadian bencana yang cukup sering
terjadi di Kabupaten Sijunjung yaitu longsor yang meliputi beberapa kejadian pada
tahun 2009. Untuk lebih jelasnya kejadian bencana alam di Kabupaten Sijunjung
dapat dilihat pada tabel berikut:

y
l

TABEL 1.5:

n
-

23

KEJADIAN BENCANA ALAM DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009


NO

KECAMATAN

ANGIN

BANJIR

RIBUT

Kamang Baru

Tanjung Gadang

Sijunjung

Lubuk Tarok

IV Nagari

Koto VII

Kupitan

Sumpur Kudus

Jumlah 2009

O
t

f
a
r

D
-

LONGSOR KEKERINGAN

1
-

HAMA

TANAMAN

KEBAKARAN

Sumber: Kabupaten Sijunjung dalam Angka, 2010

1.4.2. Permasalahan Lingkungan


Permasalahan lingkungan pada suatu daerah dapat disebabkan oleh alam
maupun ulah manusia. Permasalahan lingkungan di Kabupaten Sijunjung
berupa lahan kritis dan pencemaran daerah aliran sungai:
1.

Lahan Kritis

Lahan kritis didasarkan pada kondisi penutupan lahan, kelerengan,


tingkat erosi, kondisi batuan dan produktivitas lahan dan diuraikan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 33

BUKU RENCANA

untuk masing-masing kawasan dengan perincian kondisi Agak


Kritis (AK), Kritis (K), dan Sangat Kritis (SK) yang tersebar di Lahan
budidaya pertanian, kawasan lindung diluar hutan, Kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung. Berikut merupakan data luas
lahan kritis dirinci tiap kecamatan Kabupaten Sijunjung Tahun
2009:

TABEL 1.6:

y
l

LUASAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009


KONDISI LAHAN (Ha)
No

KECAMATAN

Agak Kritis

Krtitis

Kamang Baru

22,297.35

Tanjung Gadang

13,273.70

8,726.91

Sijunjung

14,722.76

4
5

Lubuk Tarok
Kupitan

IV Nagari

Koto VII

Sumpur Kudus

JUMLAH

414.50

24,884.13

22,000.61

15,680.60

405.93

30,809.29

4,689.21
0

6,913.81
3,231.92

0
0

11,603.02
3231.921

3,775.64

3,775.64

293.90

12,778.54

13,072.44

11,361.07

20,642.83

409.12

32,413.02

O
t

f
a
r

2,172.29

Sangat Kritis

66,637.99
73,922.53
1,229.55
141,790.07
Sumber: Buku RTK RHL-DAS Indragiri Rokan di Dinas Kehutanan Kabupaten Sijunjung

2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Daerah Aliran Sungai berasal dari berbagai sumber.
Pencemaran ini mempunyai dampak negatif terutama pada sekitar
daerah aliran sungai tersebut, seperti menimbulkan pencemaran
lingkungan, menimbulkan berbagai macam penyakit, menurunkan
estetika dan kualitas sungai, dan sebagainya. Sumber pencemaran
ini sebagain kegiatan industri, jasa pelayanan kesehatan dan
kegiatan pemotongan hewan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 34

BUKU RENCANA

1.5 POTENSI KEPENDUDUKAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA


1.5.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data penduduk hasil Sensus Penduduk 2010, selama sepuluh tahun
terakhir terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penduduk Kabupaten
Sijunjung, hal ini dapat dilihat selisih antara jumlah penduduk tahun 2009 dan
2000 sebanyak 30.491 Jiwa atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar
1,9%. Kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk cukup besar yaitu
Kecamatan IV Nagari dan Kamang Baru dengan rata-rata pertumbuhan 2.99 dan

y
l

2,93 .% dan terendah yaitu Kecamatan Lubuk Tarok yang mengalami


pertumbuhan penduduk hanya 1,13%. Penyebaran penduduk di masing-masing

kecamatan belum merata, jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan


Kamang Baru yang merupakan pusat aktivitas ekonomi dengan jumlah 41.375
jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan Kupitan dengan

O
t

jumlah penduduk 12.540 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung Tahun 2000-2010 berikut:

f
a
r

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 35

BUKU RENCANA
TABEL1.7: JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2000-2010 DAN PROYEKSI TAHUN 2030
NO

2000

2001

2002

2003

2005

2006

2007

2008

31,822

32,589

33,394

34,237

36,048

37,020

38,041

39,111

Sungai Lansek

4,152

4,211

4,273

4,337

4,473

4,546

4,622

Muaro Takung

3,509

3,632

3,762

3,898

4,191

4,348

4,514

Kamang

5,862

6,111

6,374

6,650

7,248

7,571

7,911

Kunangan parit rantang

8,890

9,011

9,137

9,268

9,547

9,695

9,850

Aia Amo

1,903

1,988

2,077

2,171

2,374

Sei. Batuang

1,641

1,672

1,704

1,738

1,811

Lubuk Tantang

995

1,022

1,050

1,079

1,141

Siaur

967

992

1,017

1,044

1,101

Maloro

1,561

1,583

1,606

1,630

1,681

Tanjung Kaliang

1,380

1,387

1,395

1,403

1,420

962

980

999

1,019

1,061

20,073

20,316

20,563

20,817

21,350

Langki

1,421

1,448

1,475

1,503

Sibakur

1,245

1,276

1,307

Pulasan

2,908

2,932

Tanjung Lolo

3,239

Tj.Gadang

Nagari
1

KAMANG BARU

2010

2015

2020

2025

2030

40,235

41,375

46,092

53,087

61,403

71,315

4,701

4,783

4,858

5,173

5,601

6,065

6,567

4,688

4,871

5,065

5,844

7,021

8,435

10,133

O
t

2009

y
l

8,269

8,647

9,034

10,729

13,328

16,556

20,565

10,011

10,179

10,334

10,972

11,840

12,778

13,789

2,722

2,850

2,985

3,566

4,467

5,595

7,008

1,931

1,975

2,022

2,189

2,430

2,697

2,993

1,247

1,286

1,325

1,481

1,709

1,973

2,277

1,198

1,234

1,271

1,412

1,618

1,855

2,126

2,484

2,600

1,849

1,889

1,175

1,210

1,132

1,164

1,708

1,736

1,765

1,795

1,827

1,940

2,099

2,271

2,456

1,429

1,438

1,448

1,458

1,470

1,504

1,552

1,601

1,652

1,083

1,107

1,131

1,157

1,184

1,282

1,422

1,577

1,749

21,627

21,911

22,206

22,506

22,868

24,025

25,687

27,501

29,479

1,561

1,592

1,623

1,656

1,689

1,736

1,858

2,046

2,252

2,479

1,339

1,407

1,442

1,479

1,517

1,555

1,597

1,761

1,993

2,257

2,555

2,957

2,982

3,036

3,063

3,091

3,120

3,150

3,191

3,293

3,444

3,602

3,767

3,309

3,382

3,457

3,614

3,696

3,780

3,867

3,957

4,061

4,423

4,946

5,531

6,186

6,400

6,430

6,460

6,491

6,555

6,588

6,622

6,657

6,692

6,738

6,860

7,033

7,211

7,393

Taratak baru

2,131

2,162

2,193

2,225

2,292

2,327

2,363

2,400

2,438

2,477

2,627

2,832

3,053

3,291

Timbulun

2,729

2,759

2,789

2,820

2,885

2,919

2,953

2,989

3,025

3,068

3,203

3,393

3,595

3,808

34,697

35,243

35,807

36,388

37,601

38,236

38,890

39,562

40,255

41.030

43,750

47,599

51,815

56,434

Muaro

9,999

10,215

10,438

10,668

11,150

11,403

11,664

11,934

12,211

12,528

13,644

15,254

17,055

19,067

Kandang Baru

1,563

1,590

1,618

1,648

1,709

1,741

1,774

1,808

1,843

1,880

2,020

2,216

2,430

2,665

Pamatang panjang

4,991

5,063

5,137

5,213

5,371

5,454

5,539

5,626

5,716

5,809

6,163

6,649

7,172

7,738

Padang Tarok
2

JUMLAH PENDUDUK

KECAMATAN/

TANJUNG GADANG

SIJUNJUNG

f
a
r

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 36

BUKU RENCANA

Sijunjung

8,505

8,601

8,700

8,802

9,013

9,123

9,237

9,353

9,473

9,617

10,057

10,683

11,347

12,053

Aia angek

2,641

2,662

2,683

2,704

2,749

2,772

2,796

2,820

2,845

2,871

2,965

3,091

3,223

3,360

Solok Ambah

2,161

2,193

2,227

2,262

2,335

2,373

2,412

2,452

2,493

2,539

2,700

2,925

3,169

3,433

Paru

1,499

1,527

1,555

1,584

1,645

1,677

1,710

1,744

1,779

1,814

1,956

2,151

2,367

2,604

Muaro silokek

984

995

1,007

1,019

1,044

1,057

1,070

1,084

1,098

1,118

1,167

1,241

1,320

1,404

Durian gadang

2,354

2,397

2,442

2,488

2,585

2,636

2,688

2,741

2,797

2,854

3,078

3,389

3,732

4,110

LUBUK TAROK

12,671

12,801

12,931

13,068

13,344

13,487

13,633

13,781

13,933

14,125

14,796

15,732

16,740

17,820

Buluh Kasok

1,899

1,921

1,942

1,965

2,011

2,035

2,059

2,083

2,107

2,137

2,233

2,366

2,507

2,657

Lubuk Tarok

5,171

5,248

5,325

5,405

5,568

5,652

5,738

5,825

5,915

6,016

6,373

6,868

7,401

7,976

Lalan

2,649

2,656

2,663

2,670

2,684

2,705

2,713

2,731

2,749

2,786

2,823

2,861

938

931

924

918

904

883

876

871

928

991

1,064

1,137

1,274

1,294

1,315

1,337

1,382

1,454

1,479

1,513

1,606

1,745

1,896

2,061

740

751

762

831

843

857

907

976

1,049

1,128

10,674

10,948

11,234

13,240

13,629

14,065

15,619

17,933

20,598

23,674

Latang
Kampung Dalam
Silongo
5

IV NAGARI

f
a
r
773

795

11,533

12,171

Mundam Sakti

1,898

1,957

2,018

2,082

2,218

Koto baru

2,222

2,286

2,353

2,423

2,573

Muaro Bodi

2,192

2,255

2,321

2,391

2,539

Palangki

3,098

3,158

3,221

3,286

Koto tuo

1,264

1,292

1,321

KUPITAN

O
t
2,691

2,698

897

890

1,405

1,429

807

819

12,512

12,868

y
l

2,292

2,368

2,448

2,532

2,628

2,971

3,490

4,100

4,817

2,653

2,737

2,824

2,916

3,023

3,391

3,949

4,598

5,354

2,618

2,701

2,788

2,878

2,972

3,347

3,898

4,540

5,288

3,425

3,498

3,575

3,655

3,739

3,837

4,150

4,612

5,125

5,696

1,351

1,416

1,451

1,487

1,525

1,564

1,605

1,760

1,984

2,235

2,519

10,680

10,840

11,006

11,177

11,534

11,721

11,914

12,113

12,317

12,540

13,504

14,825

16,279

17,882

Batu Manjulur

1,402

1,427

1,453

1,480

1,535

1,564

1,595

1,626

1,658

1,696

1,820

1,998

2,195

2,410

Pd.Sibusuk

6,249

6,374

6,504

6,637

6,917

7,064

7,215

7,371

7,531

7,698

8,354

9,272

10,291

11,423

Desa Kampung Baru

1,390

1,404

1,418

1,433

1,464

1,480

1,496

1,513

1,530

1,548

1,614

1,703

1,798

1,897

Pamuatan

1,639

1,635

1,631

1,627

1,618

1,613

1,608

1,603

1,598

1,598

1,716

1,852

1,995

2,152

KOTO VII

26,569

27,103

27,656

28,230

29,443

30,083

30,747

31,436

32,151

32,851

35,755

39,811

44,339

49,399

Limo koto

9,220

9,429

9,646

9,871

10,347

10,599

10,860

11,131

11,413

11,687

12,848

14,477

16,313

18,381

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 37

BUKU RENCANA

Pd.Laweh

8,657

8,794

8,935

9,081

9,390

9,552

9,720

9,894

10,075

10,251

10,958

11,930

12,988

14,141

Tanjung

4,393

4,479

4,568

4,661

4,857

4,960

5,067

5,178

5,293

5,404

5,871

6,517

7,234

8,031

Palaluar

2,600

2,668

2,739

2,812

2,967

3,049

3,135

3,224

3,316

3,407

3,795

4,348

4,980

5,705

Guguk

1,699

1,733

1,768

1,805

1,882

1,923

1,965

2,009

2,054

2,102

2,283

2,539

2,824

3,141

19,336

19,618

19,915

20,225

20,892

21,251

21,628

22,024

22,437

22,969

24,619

27,084

29,846

32,934

Kumanis

2,096

2,094

2,092

2,090

2,086

2,084

2,082

2,080

2,077

2,094

2,248

2,431

2,636

2,857

Tj.Bonai aur

3,367

3,453

3,544

3,639

3,844

3,955

4,071

4,193

4,322

4,476

4,963

5,710

6,569

7,557

SUMPUR KUDUS

Sisawah

2,967

2,991

3,017

3,043

3,100

3,130

3,162

Tamparungo

2,010

2,061

2,115

2,172

2,294

2,360

2,429

Sp.Kudus

4,122

4,172

4,225

4,280

4,398

Manganti

936

962

989

1,017

1,078

Silantai

1,581

1,599

1,617

1,636

1,677

Unggan

2,257

2,286

2,316

2,348

2,415

166,522

169,458

172,506

175,675

182,383

KDA

f
a
r

Sumber:Hasil Hitung Cepat Sensus Penduduk oleh BPS 2010

O
t
4,461

4,527

1,111

1,146

1,699

1,722

2,451

2,489

185,937

189,632

3,229

3,265

3,384

3,550

3,724

3,906

2,579

2,668

2,960

3,405

3,916

4,504

4,596

4,668

4,773

5,001

5,364

5,754

6,172

1,183

1,221

1,261

1,415

1,642

1,906

2,212

1,746

1,771

1,799

1,887

2,012

2,145

2,288

2,529

2,570

2,613

2,761

2,970

3,196

3,438

193,473

197,463

201,823

218,160

241,758

268,521

298,937

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

y
l

3,195

2,502

I - 38

BUKU RENCANA

1.5.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk


Berdasarkan data jumlah penduduk di Kabupaten Sijunjung, kepadatan
penduduk bruto terbesar terdapat di Kecamatan Koto VII (241,70 Jiwa/Km2)
kemudian Kecamatan Kupitan yaitu 179,77 Jiwa/Km2. Sedangkan untuk
kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Sumpur Kudus yaitu 35,10
jiwa/Km2 dan Kecamatan Kamang Baru sebanyak 46,67 jiwa/Km2.
Sedangkan kepadatan netto/kepadatan lingkungan pemukiman terbesar
terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang (117,62 jiwa/ha) dan terkecil
terdapat di Kecamatan Kamang Baru (44,4 jiwa/ha). Untuk lebih jelasnya

y
l

kepadatan penduduk di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel


berikut:

TABEL 1.8:

KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010

No KECAMATAN
1 Kamang Baru

f
a
r

88,593
2
3

Tanjung
Gadang
Sijunjung

466,7

44.44

194

22,868

450,7

117.62

789

41,030

728,4

51.93

19,233

143

14,125

734,2

98.53

6,966

133

12,540

1.797,7

94.21

12,529

190

14,065

1.122,1

73.88

13,608

505

32,851

2.417,0

65.01

65,112

305

22,969

351,0

74.98

313,080

3,191

Kupitan

IV Nagari

Koto VII

Sumpur
Kudus
Jumlah 2010

Kepadatan Kepadatan
Bruto
Netto

41,375

56,388

Lubuk Tarok

Jumlah
Penduduk

932

50,651

O
t

Luas
Luas
Wilayah Pemukiman
(Ha)
(ha)

201,823

Sumber: Hasil Analisis, 2010

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 39

BUKU RENCANA

1.5.3. Adat Istiadat Penduduk


Penduduk

Kabupaten

Sijunjung

sebagian

besar

merupakan

suku

Minangkabau yaitu 186.176 jiwa (92.33%), lainnya adalah penduduk


dengan suku bangsa Jawa, Batak, Kerinci dan Melayu. Keanekaragaman
suku bangsa ini telah mampu memperluas khasanah budaya di Kabupaten
Sijunjung.
Kembali ke sistem pemeritahan nagari salah satu tujuannya adalah untuk
mempertahankan adat isitiadat yang ada di nagari, yang sampai saat ini
dinilai berjalan cukup efektif. Sebagaiman masayarakat Minangkabau

y
l

lainnya, masyarakat Kabupaten Sijunjung sangat terkenal dan teguh dalam


menjalankan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Ini artinya

masyarakat menjalankan agama beriringan dengan mempertahankan adat


istiadatnya.

O
t

Suatu hal menarik yang bisa menjadi modal bagi Kabupaten Sijunjung
dalam menjalankan pembangunan adalah sebuah hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa masyarakat melalui sub-suku yang ada pada masing-

f
a
r

masing nagari dalam Kabupaten Sijunjung ternyata mempunyai hubungan


kultural/adat/tali persaudaraan antara satu nagari dengan nagari lainnya.
Jika kenyataan ini terus digali dan disosialisasikan keberadaanya kepada
tiap masyarakat dalam nagari maka hal ini akan menjadi modal sosial

pemersatu masyarakat dalam Kabupaten Sijunjung. Selain itu masyarakat


dalam kesehariannya juga masih melakukan aktifitas dalam rangka
mempertahankan budaya seperti kegiatan randai, tari, Baillau, batobo,
berkaul adat, dan lainnya.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 40

BUKU RENCANA
Gambar I.9: Peta Penduduk Bruto 2010

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 41

y
l

BUKU RENCANA
Gambar I.10: Peta Penduduk Bruto 2031

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 42

y
l

BUKU RENCANA
Gambar I.11: Peta Penduduk Netto 2010

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 43

y
l

BUKU RENCANA
Gambar I.12;Peta Penduduk Netto 2031

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 44

y
l

BUKU RENCANA

1.6 KONDISI PENYEDIAAN SARANA PRASARANA WILAYAH


1.6.1.

Sarana Perumahan

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, rumah tidak hanya
berfungsi sebagai tempat berlindung tetapi lebih menonjol berfungsi sebagai
tempat tinggal, sehingga aspek kesehatan dan kenyamanan menjadi hal penting
dalam rangka pemenuhan rumah tinggal. Kualitas rumah tinggal ditentukan oleh
kualitas bahan bangunan yang digunakan, dan secara nyata dapat digunakan
dalam menentukan tingkat kesejahteraan penghuninya. Selain kualitas rumah
tinggal,

fasilitas

yang

digunakan

sehari-hari

juga

menentukan

tingkat

y
l

kesejahteraan seseorang yang menghuninya.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan rumah tangga di

Kabupaten Sijunjung selama tahun 2010, maka kebutuhan rumah untuk


segala jenis tipe juga mengalami peningkatan. Pembangunan pada sektor

O
t

Perumahan dan Permukiman dalam rangka upaya peningkatan kualitas


hidup masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan

f
a
r

sarana perumahan dan permukiman baik di kawasan perkotaan maupun


perdesaan.

Penyediaan perumahan di Kabupaten Sijunjung dari tahun ke tahun terus


meningkat

seiring

dengan

pertumbuhan/perkembangan

penduduk,

meskipun prosentasenya masih belum sebanding antara kebutuhan dan

penyediaannya. Jumlah rumah tinggal penduduk di Kabupaten Sijunjung


tahun 2010, sebanyak 48.960 unit. Berdasarkan konstruksinya. rumah
permanen berjumlah 22.521 unit, semi permanen 10.772 Unit, sedangkan
non permanen berjumlah 15.667 unit. Ketersediaan rumah tidak merata,
ada daerah yang cukup padat tapi ada yang sangat jarang. Dilihat dari luas
wilayah masih sangat memungkinkan untuk ada pembangunan rumah
baru, artinya kepadatan rumah bruto rata-rata di Kabupaten Sijunjung
masih sangat kecil yaitu < 1 Unit rumah per hektar. Kebutuhan rumah
hingga tahun perencanaan 36.642 unit.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 45

BUKU RENCANA

1.6.2. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian dari integrasi pembangunan. Pendidikan


dapat dijadikan indikator kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah salah
satu faktor untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Karena
pembangunan tidak bisa mengandalkan pada sumber daya alam sematamata, maka usaha dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
mutlak diperlukan. Dengan pendidikan, kualitas penduduk akan meningkat
dan menjadi lebih baik. Makin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa, maka

y
l

semakin tinggi pula kemajuan bangsa tersebut. Selama Tahun 2009 jumlah
Sekolah Dasar di Kabupaten Sijunjung meningkat menjadi sebanyak 200
unit,

dengan

jumlah

lokal

yang

tersedia

sebanyak

1.072

lokal.

Sebagaimana halnya dengan SD, jumlah SLTP pada Tahun 2009 juga

O
t

mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2008 jumlahnya tercatat sebanyak


45 unit maka pada Tahun 2009 menjadi sebanyak 50 unit. Pada tingkat
SLTA, selama Tahun 2009 jumlahnya tercatat sebanyak 20 unit yang

f
a
r

tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Sijunjung. Sekolah dengan


konsentrasi yang cukup besar pada pendidikan agama, terdapat cukup
banyak. Untuk MIS ada 2 unit, sementara MTs sebanyak 15 unit, terdiri
dari 10 unit swasta dan 5 unit Negeri. Sementara jumlah MAN hanya 3 unit

Selain fasilitas pendidikan seperti di atas, di Kabupaten Sijunjung juga


terdapat 2 unit perguruan tinggi masing-masing STIT Al Yaqin yang resmi
beroperasi sejak tahun 2001 dan SekolahTinggi Ilmu Petanian (STIPER)
Yapsas Muaro Sijunjung yang beroperasi sejak tahun 2000.

Prakiraan kebutuhan prasarana pedidikan hingga tahun 2031 adalah


sebagai berikut:
TK

sebanyak 250 unit

SD

sebanyak 179 unit

SMP

sebanyak

59 unit

SLTA

sebanyak

59 unit

PT/D3

sebanyak

2 unit

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 46

BUKU RENCANA

TABEL 1.9:
JUMLAH SEKOLAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009
SEKOLAH
DASAR
NO

KECAMATAN

UNIT

SLTP

LOKAL

SLTA

UNIT

LOKAL

UNIT

LOKAL

Kamang Baru

37

214

14

70

29

Tanjung Gadang

25

135

33

Sijunjung

38

231

44

69

Lubuk Tarok

16

97

13

IV Nagari

13

65

26

Kupitan

14

86

25

18

Koto VII

28

121

41

34

Sumpur Kudus

38

14

50
45
42
26

290
226
257
215

20
11
13
14

183
86
126
141

Jumlah 2009

O
t

f
a
r
2008
2007
2006

y
l

29

123

200
199
197
160

1 072
1 297
1 200
991

Sumber : Kabupaten Sijunjung Dalam Angka, 2009

1.6.3. Sarana Peribadatan

Suasana kerukunan hidup antar dan intern umat beragama dan


kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sangat didambakan
masyarakat. Karena dengan adaya kerukunan dan kedamaian,
masing-masing umat beragama dapat melaksanakan ibadah menurut
agama

dan

kepercayaannya.

Beragam

tempat

peribadatan

merupakan salah satu bukti terjadinya kerukunan hidup umat


beragama. Secara keseluruhan tempat peribadatan di Kabupaten
Sijunjung tahun 2009 tercatat sebanyak 1.060 buah yang meliputi
Musholla 392 buah, surau 491 buah, dan Masjid 177 buah,
sedangkan Gereja, Kapel dan Vihara belum terdapat di Kabupaten
Sijunjung.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 47

BUKU RENCANA

Prakiraan kebutuhan prasarana peribadatan hingga tahun 2031


adalah sebagai berikut :
-

Mesjid sebanyak 9 unit

1.6.4. Sarana Kesehatan


Peningkatan sarana kesehatan memang sangat diperlukan sebagai
salah satu upaya untuk menigkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Sarana kesehatan di Kabupaten Sijunjung. Setelah
terjadinya

pemekaran

dengan

Kabupaten

Dharmasraya

maka

y
l

Kabupaten Sijunjung selaku kabupaten induk akhirnya belum memilki


Rumah sakit Umum Daerah, namun pada saat ini sedang dalam

tahap penyelesaian pembangunannnya. Jumlah sarana kesehatan


seperti Puskesmas pada Tahun 2009 masih tetap yakni sebanyak 12

O
t

unit. Sedangkan sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas Keliling


dan Puskesmas Pembantu masing-masing tercatat sebanyak 21 unit
dan 46 unit.

Sementara itu, jumlah tenaga kesehatan mengalami

f
a
r

perubahan terutama jumlah dokter. Pada Tahun 2009 jumlah dokter


umum tercatat sebanyak 25 orang yang tersebar di seluruh
kecamatan dan jumlah dokter gigi hanya 8 orang. Sementara itu
jumlah bidan tercatat sebanyak 145 orang dan perawat sebanyak 158

orang. Untuk tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat pada Tahun 2009


sebanyak 13 orang. Sementara itu tenaga asisten apoteker sebanyak
3 orang pada Tahun 2009.

Prakiraan kebutuhan prasarana kesehatan hingga tahun 2031


mencapai :
Rumah Sakit

: 1 unit

Puskesmas

: 9 unit

Pustu

: 28 unit

Apotik

: 28 unit

Pos Yandu

: 208 unit

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 48

BUKU RENCANA

TABEL 1.10:
JUMLAH SARANA KESEHATAN KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009
SARANA KESEHATAN
NO

Kecamatan

Pustu

Klinik
ABRI

Poskesri

Klinik/
Praktek
Dokter

Ap
otik

Tok
o
Ob
at

Gudang
Farmasi

"-

"-

Posyandu

Puskes

Puskes
Keliling

24

"-

12

35

"-

13

KAMANG BARU
TANJUNG
GADANG

SIJUNJUNG

41

14

LUBUK TAROK

18

"-

IV NAGARI

"-

KUPITAN

"-

KOTO VII

40

"-

SUMPUR KUDUS

23

"-

46

y
l

Total

198
12
21
Sumber : Sijunjung Dalam Angka, 2009

O
t

1.6.5. Sarana Perekonomian

f
a
r

70

4
1

2
4

29

"-

"-

"-

"-

"-

"-

26

Perekonomian sebagai salah satu aspek penting dalam pembangunan


memang perlu ditingkatkan. Karena, perekonomian merupakan salah satu
aspek pendukung utama dalam perkembangan masing-masing daerah,
terutama untuk menjawab tuntutan dari otonomi daerah dan sekaligus

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Oleh


karena itu, sarana perekonomian juga perlu ditingkatkan untuk mendukung
aktivitas perekonomian tersebut.
Sarana perekonomian di Kabupaten Sijunjung meliputi berbagai macam
pasar dan berbagai bank serta koperasi yang tersebar merata di seluruh
Kabupaten Sijunjung. Lembaga perbankan di Kabupaten Sijunjung terdapat
2 buah yaitu BRI, dan BPD. Disamping itu masih terdapat BPR sebanyak 7
buah dan BMT/KSM/Koperasi sebanyak 172 buah. Selain itu, jumlah
Koperasi Simpan Pinjam (Kosipa) pada tahun 2009 mengalami penurunan,
permasalahan ini hampir sama dengan penurunan jumlah Koperasi
Pertanian dan non pertanian.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 49

BUKU RENCANA

1.6.6. Jaringan Telekomunikasi dan Informasi


Keberadaan

jaringan telepon

kabel di Kabupaten

Sijunjung tidak

menjangkau seluruh wilayah kecamatan. Hanya terdapat Pemakaian


telepon kabel di Kecamatan Sijunjung, Koto VII, Kupitan dan IV Nagari
sedangkan Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Lubuk Tarok, dan
Tanjung Gadang belum dilalui oleh jaringan telepon kabel. dari tahun 20052009 paling banyak terdapat di Kecamatan Sijunjung sebanyak 824
pelanggan pada tahun 2009 sedangkan pemakaian terendah di Kecamatan
IV Nagari sebanyak 62 pelanggan. Saat ini telekomunikasi nirkabel sudah

y
l

bertumbuh kembang di Kabupaten Sijunjung, dimana sampai tahun 2009


sudah beroperasi 4 operator telekomunikasi nirkabel. Total BTS yang telah

terpasang di wilayah Kabupaten Sijunjung adalah 14 unit yang tersebar di


seluruh kecamatan.

O
t

1.6.7. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih di Kabupaten Sijunjung dikelola oleh Perusahaan

f
a
r

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sanjung Buana Kabupaten Sijunjung.


Jaringan ini memenuhi kebutuhan daerah permukiman baik di ibokota
kabupaten

maupun

ibukota

kecamatan.

Sumber

air

baku

yang

dimanfaatkan berasal dari air permukaan (sungai) dan air tanah (sumber

mata air). Dari data yang tersedia, PDAM Tirta Sanjung Buana baru dapat
melayani 20,36% dari seluruh penduduk Kabupaten Sijunjung. Kecamatan
Kupitan merupakan kecamatan yang terbesar tingkat pelayanannya, yaitu
68,85% penduduknya telah menikmati sambungan rumah dari PDAM.
Sumpur Kudus merupakan daerah yang paling sedikit dilayani PDAM, yaitu
hanya 2,68% masyarakatnya menikmati sambungan rumah PDAM. Bagi
masyarakat yang belum mempunyai sambungan rumah, memenuhi
kebutuhannya

dari

sumur

yang

dibangun

secara

swadaya

memanfaatkan sumber air lainnya.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 50

atau

BUKU RENCANA

1.6.8. Jaringan Listrik


Kabupaten Sijunjung dipenuhi kebutuhan listriknya oleh PLN melalui 3
Ranting, yaitu Ranting Sitiung, Ranting Sijunjung dan Ranting Silungkang.
Ranting Sitiung melingkupi sebagian besar wilayah Kamang Baru dan
sebagian Tanjung Gadang. Ranting Sijunjung melayani wilayah Sijunjung
Koto VII, Sumpur Kudus, dan Lubuk Tarok. Sedangkan Ranting Silungkang
melayani wilayah IV Nagari dan Kupitan.Pemenuhan kebutuhan listrik di
Kabupaten Sijunjung sampai saat ini dilayani oleh PLN Cabang Solok
Ranting Sijunjung dengan kapasitas daya sebesar 22.603.260 VA.

y
l

Sampai saat ini jumlah pelanggan PLN Ranting Sijunjung sebanyak 24.643
pelanggan yang pada umumnya pelanggan rumah tangga, sementara

pelanggan untuk industri masih sedikit. Pelayanan jaringan listrik telah


mencapai semua kecamatan di Kabupaten Sijunjung. Namun masih

O
t

terdapat beberapa nagari yang belum dapat terjangkau listrik, diantaranya


di Nagari Solok Ambah, Nagari Durian Gadang, Nagari Silokek Kecamatan
Sijunjung, Nagari Lubuk Tarantang Kecamatan Kamang Baru, sebagian

f
a
r

daerah di Nagari Sisawah Kecamatan Sumpur Kudus, Nagari Langki


Kecamatan Tanjung Gadang. Secara keseluruhan jika dilihat kertersediaan
listrik Negara pada masing-masing jorong dalam nagari maka masih
terdapat 22 jorong pada 11 nagari yang belum teraliri listrik Negara.

Selama tahun 2009 tidak terdapat penambahan jaringan listrik baru untuk
wilayah Kabupaten Sijunjung dengan jumlah jorong yang telah dialiri listrik
sebanyak 241 di Tahun 2009, dari seluruh jorong yang ada di Kabupaten
Sijunjung yakni sebanyak 263 jorong. Kecamatan Kamang Baru, sejauh ini
memiliki jorong yang paling banyak teridentifikasi yang teraliri listrik yaitu
sebanyak 90.70 persen, sementara Tanjung Gadang sebanyak 80.00
persen, Sijunjung sebanyak 84.91 persen, serta Sumpur Kudus sebanyak
97.44 persen. Sedangkan Kecamatan IV Nagari, Kupitan dan Koto VII telah
100 persen seluruh jorongnya sudah teraliri listrik.
Prakiraan kebutuhan daya energi listrik hingga tahun 2031 adalah :
-

Kebutuhan domestik

: 79.780 Kwh

Kebutuhan non domestic : 23.934 Kwh.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 51

BUKU RENCANA

1.6.9. Persampahan
Selama tahun 2005-2009 sarana pengumpulan sampah di Kabupaten
Sijunjung dikumpulkan oleh truk sampah, pick up, gerobag sampah, TPS,
TPA. Diantara sekian banyak sarana pengumpul sampah tersebut, TPS
merupakan sarana yang banyak digunakan dari tahun ketahun.

Prakiraan timbulan sampah di Kabupaten Sijunjung tahun 2031 mencapai


588 M3/Hari, dari prediksi timbulan sampah dapat diprediksi kebutuhan
prasarana dan sarana pelayanan persampahan seperti berikut :
-

Truk Sampah

: 22 unit

Gerobak Sampah

: 157 unit

TPS

: 54 unit

TPA

1.6.10.

y
l

2 unit

O
t

Jaringan Irigasi

Irigasi yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang

f
a
r

pertanian baik air permukaan maupun air tanah. Di Kabupaten Sijunjung


terdapat 168 unit irigasi yang potensial untuk dikembangkan. Dari jumlah
tersebut akan mampu mengaliri sawah seluas 12.303 Ha sawah namun
yang berfungsi dengan cukup baik hanya 4.495,50 hektar saja dan tidak

lagi berfungsi 1.150 hektar sawah


Penggunaan lahan sawah paling banyak menggunakan pengairan
sederhana

dengan

jumlah

10.509,33

Ha,

sedangkan

dengan

menggunakan pengairan teknis hanya 1.061,17 Ha. Hal ini menunjukkan


irigasi yang digunakan untuk mengairi luas lahan sawah memang masih
sangat sederhana dan tradisional.

1.6.11.

Jaringan Tansportasi

Ditinjau dari terminologinya, sistem jaringan transportasi merupakan suatu


sistem yang meliputi jaringan prasarana dan pelayanan yang dikelompokan
antara lain menurut hirarki, wilayah, kelas dan sifat pelayanannya. Jaringan
prasarana terdiri atas simpul dan ruang lalu lintas. Simpul berfungsi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 52

BUKU RENCANA

sebagai

ruang

yang

digunakan

untuk

keperluan

menaikkan

dan

menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang, mengatur


jadwal perjalanan serta perpindahan intra dan antarmoda. Sedangkan
ruang lalu lintas berfungsi sebagai ruang gerak untuk lalu lintas sarana
transportasi dan khusus untuk ruang lalu lintas jalan disamping untuk lalu
lintas kendaraan juga lalu lintas orang dan barang (Setijowarno, 2001).
Transportasi

di

wilayah

Kabupaten

Sijunjung

ini

mengarah

pada

penggunaan transportasi jalan. Jaringan transportasi jalan merupakan


serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang

y
l

lalu lintas, sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk


keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.

Kondisi Jaringan Jalan: Transportasi Kabupaten Sijunjung berada

O
t

pada jalur Jalan Lintas Tengah Sumatera. Pada kondisi wilayah yang
unik ini menyebabkan Kabupaten Sijunjung memiliki karakteristik unik
dengan pintu hubungan transportasi eksternal memiliki banyak pintu

f
a
r

utama masuk wilayah Kabupaten Sijunjung maupun sebaliknya.


Sebagai wilayah yang diapit lima kabupaten di sekitarnya dan memiliki
aksesbilitas pada wilayah-wilayah tersebut, membuat Kabupaten
Sijunjung memiliki karakteristik yang istimewa didalam aksesbilitas

transportasi pada wilayah Sijunjung dengan wilayah eksternal di


sekitarnya.

Pada Kabupaten Sijunjung ini pengembangan sistem transportasi yang


ada saat ini pada transportasi jalan. Pada masa lalu sebenarnya
Kabupaten Sijunjung ini memiliki transportasi kereta api namun saat ini
transportasi kereta api tersebut sudah tidak digunakan lagi dan bahkan
jaringan rel yang ada sudah banyak yang hilang dan beberapa
bangunan bekas stasiun juga digunakan untuk kegiatan lainnya,
meskipun

beberapa

bangunan-bangunan

tersebut

masih

dapat

ditelurusi keberadaannya.
Secara infrastruktur (prasarana) jalan Kabupaten Sijunjung dilayani
dengan adanya perbaikan kondisi jalan, permukaan jalan yang diaspal

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 53

BUKU RENCANA

mengalami perubahan pada tahun 2009 jalan dengan permukaan aspal


tercatat sepanjang 566,36 Km, kemudian jalan dengan permukaannya
kerikil menjadi sepanjang 230,43 Km pada tahun 2009. Selanjutnya
jalan tanah sepanjang 354,55 Km dari total panjang jalan 1.179,91 Km.
Dari panjang jalan tersebut 39,23 % (462,84 km ) dalam kondisi baik,
15,01% (177,10 km) dalam kondisi sedang, 18,97 % ( 223,87 km )
dalam kondisi rusak dan 26,7% persen ( 316,10 km ) dalam kondisi
rusak berat.
Sedangkan jalan nagari/desa sepanjang 555,70 km dalam dua tahun

y
l

terakhir pada umumnya dalam kondisi stabil, hal ini dikarenakan tingkat
kepedulian masyarakat (gotong royong) masih sangat tinggi dalam

merawat kondisi jalan, disamping itu secara bertahap dana APBD


KabupatenSijunjung untuk membangun dan merehab jalan nagari/desa

O
t

terus berlanjut.

Jembatan di Kabupaten Sijunjung selama dua tahun terakhir berjumlah

f
a
r

316 buah dengan panjang jembatan 4.224 meter keadaannya relatif


baik.

Kondisi Transportasi: Sarana trasportasi pada wilayah Kabupaten


Sijunjung relatif beragam mulai dari kendaraan pribadi sampai dengan

angkutan

umum.

Kondisi

saat

ini

jumlah

kendaraan

pribadi

dibandingkan dengan jumlah kendaraan umum memiliki perbandingan


70 persen untuk kendaraan pribadi dan 30 persen untuk angkutan
umum. Pada sarana angkutan umum Kabupaten Sijunjung terbagi
menjadi beberapa pelayanan yaitu Angkutan Kota Antar Propinsi,
Angkutan Kota Dalam Propinsi dan Angkutan pedesaan serta
perkotaan. Untuk pelayanan angkutan AKAP pada wilayah Kabupaten
Sijunjung

dilayani

untuk

trayek

penghubung

kota

Jambi

dan

Pekanbaru. Pada angkutan AKDP pada wilayah ini dilayani angkutan


penghubung

kabupaten/kota

Sawahlunto,

Kota

Solok,

Kota

PAyakumbuh, Kota Padang, Kota Bukitinggi, Kabupaten Tanah Datar,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 54

BUKU RENCANA

Kabupaten Darmasraya dan Kabupaten Solok, Kabupaten Lima Puluh


Kota.

Mobilitas

Orang

dan

Barang:

Pada

dasarnya

transportasi

mengupayakan untuk memobilisasi angkutan orang maupun barang.


Mobilitas angkutan orang pada wilayah Kabupaten Sijunjung ini masih
banyak

mengandalkan

penggunaan

sepeda

angkutan
motor.

kendaraan

Hal

ini

pribadi

dikarenakan

terutama

kemudahan

aksesbilitas angkutan di dalam mobilitasnya pada jaringan jalan yang

y
l

ada di Kabupaten Sijunjung ini. Selain itu kendaraan roda empat atau
mobil juga relatif menjadi sarana mobilitas yang ada. Selain

penggunaan tersebut, untuk pengguna jasa angkutan umum pelayanan


mobilitas orang juga relatif baik dengan pelayanan angkutan umum

O
t

mencapai 1 trayek perkotaan dan 6 trayek pedesaan serta beberapa


trayek untuk AKDP dan AKAP. Untuk angkutan barang pada wilayah
Kabupaten Sijunjung pada pelayanannya hanya melintas pada jalur-

f
a
r

jalur tertentu pada wilayah Kabupaten Sijunjung. Jaringan angkutan


barang ini keberadaannya belum terkontrol di dalam pengaturan rute
angkutan barang dengan jaringan jalan yang boleh dilayani untuk
angkutan barang. Namun secara umum biasanya angkutan barang ini

melintas pada jaringan jalan utama yang ada di wilayah Kabupaten


Sijunjung untuk angkutan truk, sedangkan untuk jaringan jalan lokal
pendistribusian angkutan barang menggunakan angkutan pick up.
Angkutan barang digunakan terutama sebagai angkutan hasil bumi
maupun produksi yang di wilayah Kabupaten Sijunjung. Komoditi
terbesar hasil yang diangkut ini adalah komoditas pertanian. Angkutan
pengangkut ini berupa truk, trailer, pickup bak terbuka, truk box dan
kendaraan lainnya. Berdasarkan komodiiti angkutan barang yang
didistribusikan melalui angkutan barang kebanyakan dari maupun
keluar Kabupaten. Selain hasil komoditas pertanian tanaman pangan
komoditi lain yang didistribusikan adalah hasil ternak, hasil tanaman
produksi,

bahan

galian

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

dan

tambang.

I - 55

BUKU RENCANA
Gambar I.13: Peta Jaringan Infrastruktur Eksisting Tahun 2010

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 56

y
l

BUKU RENCANA

1.7 POTENSI PEREKONOMIAN


1.7.1. Produktifitas/Kegiatan Usaha
Produktivitas Pertanian: Kabupaten Sijunjung adalah salah satu
kabupaten di Sumatera Barat yang pergerakan ekonominya diungkit dari
sector pertanian. Luasan lahan yang masih luas serta daya dukung lahan
yang baik menjadikan sektor pertanian
pencaharian utama bagi masyarakat.

menjadi salah satu mata


Berdasarkan data dari Dinas

Tanaman Pangan dan Perkebunan, luasan sawah di Kabupaten Sijunjung


adalah 12.303 ha dengan luas panen rata-rata dalam setahun adalah

y
l

17.792,8 (atau IP=1,45). Produktivitas padi sampai dengan tahun 2009


sebesar 4,67 ton/ha. Kecamatan Sijunjung adalah kecamatan yang memiliki

jumlah produksi dan angka produktivitas tertinggi dibanding dengan


kecamatan lain. Durian, Rambutan dan manggis adalah tiga komoditas buah

O
t

yang paling banyak dihasilkan oleh Kabupaten Sijunjung, Kecamatan Koto


VII dan Lubuk Tarok merupakan penghasil utamanya. Rata-rata produksi
durian setiap tahun mencapai 8.546 ton per tahun, produksi manggis

f
a
r

mencapai 6.653 ton per tahun dan rambutan mencapai 3.251 ton per tahun.
Komoditas sayur-sayuran dataran rendah sampai tahun 2009 merupakan
salah satu komoditas yang turut menjadi perhatian pemerintah khususnya
dalam upaya pewujudan ketahanan pangan tingkat keluarga. Kacang

panjang, kangkung darat, dan bayam merupakan komoditas sayur dataran


rendah yang dikembangkan di Sijunjung dengan produksi 51.78 ton setiap
tahunnya.

Produktivitas Perkebunan: Berdasarkan analisa GIS yang dilakukan,


luas lahan perkebunan yang dikelola secara intensif di Kabupaten Sijunjung
adalah 5.123 ha (1.6% dari luas Kabupaten) dan 120.357 ha atau 38.44%
dari total luas wilayah Kabupaten merupakan kebun campuran. Komoditas
perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah karet,
kelapa sawit dan kakao (coklat). Sesuai data dari Dinas Tanaman Pangan
dan Perkebunan, produksi kakao Sijunjung mencapai 581,53 ton setiap
tahun, karet sebesar 62.164 ton serta kelapa sawit sebesar 51.702 ton
setiap tahun atau 7% dari produksi kelapa sawit Sumatera Barat.. Produksi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 57

BUKU RENCANA

kelapa sawit dan karet tertinggi berada di kecamatan Kamang Baru yaitu
sebesar 51.372 ton untuk kelapa sawit atau 99,36% produksi di Kabupaten
Sijunjung dan 19.035,2 ton untuk karet atau 30,6% dari produksi kabupaten.
Produksi Peternakan dan Perikanan: Peternakan besar seperti sapi
bali dan kerbau adalah jenis ternak besar yang banyak dikembangkan oleh
masyarakat Sijunjung. Populasi sapi di Kabupaten Sijunjung setiap tahun
rata rata mencapai 24.310 ekor dan populasi kerbau mencapai 24.640 ekor.
Ternak kecil yang dikembangkan masyarakat adalah kambing

dengan

populasi 21.663 ekor per tahun. Ternak unggas terbanyak adalah ayam ras
mencapai 528.123 ekor,

ayam buras

sebanyak 26.145 ekor. Populasi

y
l

sebanyak

249.596 ekor dan itik

ternak besar, ternak kecil dan unggas

terpadat berada di kecamatan Sijunjung. Sektor perikanan khususnya


perikanan budidaya dengan komoditas ikan nila dan perairan umum memiliki

O
t

produksi yang cukup baik. Kabupaten Sijunjung mampu menghasilkan


produksi ikan sebesar 3.808 ton setiap tahunnya.

Sektor Industri dan Perdagangan: Dalam rangka pemerataan dan

f
a
r

peningkatan pendapatan serta untuk meningkatkan iklim usaha maka sektor


industry dan perdagangan perlu mendapatkan perhatian. Kesempatan kerja
yang dapat diberikan dari sektor ini selain bertujuan untuk mengurangi
tingkat

pengangguran

juga

dapat

meningkatkan

perekonomian

dan

kemandirian masyarakat. Pembangunan sektor industri untuk menumbuh


kembangkan industri kecil dan industri rumah tangga, meningkatkan peran
industri kecil dan menengah dalam memperdayakan ekonomi kerakyatan,
dan memperkuat penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian
akses pasar dan penguasaan modal. Tersebarnya berbagai jenis industri
pengolahan di Kabupaten Sijunjung menjadikan sektor industri pengolahan
sebagai salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan. Keberadaan
industri pengolahan juga merupakan penyumbang pada PDRB Kabupaten.
Industri yang ada di Kabupaten Sijunjung meliputi industri pangan, industri
sandang, dan kerajinan umum.Kegiatan industri di Kabupaten Sijunjung
terdiri dari 486 unit usaha sedangkan kegiatan perdagangan di Kabupaten
Sijunjung ditandai dengan keberadaan pasar sebagai pusat bertemunya

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 58

BUKU RENCANA

penjual dan pembeli.Sarana perdagangan di Kabupaten Sijunjung berupa 1


(satu) unit pasar daerah/lokal dan 51 unit pasar nagari/desa. Selain itu pada
tahun 2009, terdapat koperasi 133 buah yang terdiri dari 39 KUD dan 94
Koperasi Non KUD.
1.7.2. Struktur Perekonomian
Tingkat Inflasi
Inflasi

pada

dasarnya

merupakan

salah

satu

indikator

pembangunan ekonomi. Inflasi sendiri diartikan sebagai suatu keadaan

y
l

dimana harga-harga umum meningkat secara terus menerus. Melalui


kenaikan harga umum tersebut berarti semua unit ekonomi (konsumen

dan produsen) akan membeli barang dengan jumlah sedikit tetapi dengan
pengeluaran sama, sehingga mereka akan mengurangi konsumsi. Namun

O
t

demikian inflasi yang terlalu deras harus dihindari karana dapat


mengganggu struktur perekonomian, sehingga pembangunan justru akan
berhenti. Disamping itu dengan inflasi yang terlalu besar juga akan

f
a
r

merusak struktur upah, struktur harga dan menghentikan investasi yang


digantikan oleh usaha spekulasi.

Rata-rata Inflansi di Kabupaten Sijunjung dari tahun

2005 s/d 2009

adalah sebesar 9,93%,adapun inflansi yg paling tinggi terjadi pada tahun


2005 sebesar 12,65 %, yang tergolong pada inflasi tingkat menengah
karna masih di antara 10 % s/d 30 %, tahun 2004 sebesar 12,17% dan
tahun 2008 sebesar 10,55%.tingkat inflasi tertinggi dalam lima

tahun

terakhir Pada tahun 2005 ini terjadi karena adanya penyesuaian harga
bahan bakar minyak BBM oleh pemerintah Pusat yang menyebabkan
kanaikan harga dari berbagai komoditi. Pada tahun 2007 Inflasi
Kabupaten Sijunjung lebih rendah dari pada 2 tahun sebelumnya,
rendahnya tingkat inflasi pada tahun 2007 ini terjadi karena adanya
penyesuaian kondisi stabilitas harga yang melambung setelah kenaikan
harga BBM yang berdampak inflasi tinggi selama tahun 2005 dan 2006.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 59

BUKU RENCANA

TABEL1. 12:

INFLASI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2005 s.d. 2009


KAB. SIJUNJUNG

NO

TAHUN

PDRB HARGA
BERLAKU

PDRB HARGA
KONSTAN

IHI

Laju
Pertumbuhan
PDBR (Harga
berlaku)

Laju
Pertumbuhan
PDBR (Harga
Konstan)

INFLASI
KAB.
SIJUNJUNG

2004

1,291,210.75

971,540.46

132.90

0.00

0.00

2005

1,531,897.95

1,023,241.24

149.71

18.64

5.32

12.65

2006

1,820,531.61

1,084,134.39

167.92

18.84

5.95

12.17

2007

2,072,308.67

1,145,007.18

180.99

13.83

5.61

7.78

2008

2,420,981.86

1,209,978.39

200.08

16.83

5.67

10.55

2009

2,712,528.65

1,273,140.01

12.04

5.22

6.48

Rata-Rata

O
t
213.06

f
a
r

y
l

9,93

Sumber: BAPPEDA KAB.Sijunjung dan Hasil Olahan

Investasi:

Investasi atau penanaman modal merupakan determinan penting dalam

pembentukan modal tetap bruto terhadap product domestik bruto (PDB)


setiap tahunnya. Nilai investasi yang masuk ke Kabupaten Sijunjung pada
dasarnya terdiri dari investasi Pemerintah melalui proyek-proyek yang
bersifat belanja modal atau penambahan aset dan investasi yang berasal
dari sektor swasta.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 60

BUKU RENCANA

TABEL 1.13:
INVESTASI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2005 S/D 2009
(dlm Jutaan Rp)
INVESTASI BERDASARKAN HARGA BERLAKU
INV.
INV.
INV.
PEMERINTAH
SWASTA
MASYARAKAT
TOTAL INV

NO

TAHUN

2005

31,945,595

2006

63,895,373

2007

4
5

0,030

PERTUMBUHAN
Rp

358,202,375

390,147,970

90,013,019

314,269,209

468,177,601

78,029,631

20.00

79,562,159

23,150,018

468,464,494

571,176,671

102,999,070

22.00

2008

88,857,448

25,387,842

520,450,768

634,696,058

63,519,387

11.12

2009

99,681,630

28,480,466
Rata-Rata

583,849,549

712,011,645

77,315,587
64,372,735

12.18
13.06

y
l

Sumber: BAPPEDA KAB.Sijunjung dan Hasil Olahan

Kinerja investasi dari tahun ke tahun menunjukkan iklim investasi

O
t

yang cukup baik. Pertumbuhan rata-rata jumlah industri besar,


menengah dan besar kecil non PMA/PMDN, serta rumah tangga

f
a
r

meningkat. Ketika kebutuhan untuk penyelenggaraan pemerintahan


dan pembangunan semakin bertambah, maka perlu usaha untuk
menarik

investasi

Pemerintah

Pusat

dan

Propinsi.

Guna

mengakselerasi pertumbuhan investasi, maka berbagai hambatan


dalam

bidang

investasi

perlu

dibenahi utamanya

dalam

hal

penyederhanaan prosedur perijinan, kepastian hukum dan jaminan


keamanan berinvestasi.

PDRB KabupatenSijunjung: Perkembangan perekonomian

Kabupaten Sijunjung selama kurun waktu 5 (lima) untuk tahun terakhir


menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Artinya kondisi
perekonomian di Kabupaten Sijunjung relatif optimis, hal ini bisa
dilihat dari kinerja ekonomi yang salah satunya diukur dari PDRB.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 61

BUKU RENCANA

TABEL 1.14:
PDRB SIJUNJUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000)
MENURUT LAPANGAN USAHA 2005 - 2009 (JUTAAN RUPIAH)

NO

LAPANGAN USAHA/ INDUSTRIAL


ORIGIN

(1)

2005

2006

2007

(3)

(4)

(5)

2008

2009

(6)

(6)

1.

PERTANIAN /AGRICULTURE

293,014.72

302,901.00

306,011.88

320,343.21

337,904.89

2.

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN/

167,425.21

173,796.26

194,172.52

205,682.87

221,786.57

3.
4.
5.

INDUSTRI PENGOLAHAN /
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH /
BANGUNAN / CONSTRUCTION
PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTORAN /

51,755.00
9,302.66
103,435.56

55,106.48
12,790.24
113,653.96

59,024.55
14,215.94
117,135.08

63,378.27
14,681.93
123,179.25

66,281.29
15,720.89
129,543.15

117,167.44

124,033.19

130,404.07

137,576.07

143,848.12

77,911.98

82,221.95

87,264.34

6.

y
l

7.

PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI /

66,609.34

72,740.80

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA


PERUSAHAAN

38,209.65

39,533.09

41,666.12

44,435.34

46,370.45

9.

JASA-JASA / SERVICES

176,321.67

189,579.37

204,465.03

214,204.06

224,420.32

1,145,007.18

1,205,702.95

1,273,140.01

O
t

PDRB/GRDP

1,023,241.24

1,084,134.39

Sumber: BAPPEDA KAB.Sijunjung dan Hasil Olahan

f
a
r

Dilihat dari PDRB Kabupaten Sijunjung bahwa tingkat pertumbuhan


ekonomi di Kabupaten Sijunjung hampir merata setiap tahunnya. Hal
ini menunjukan bahwa ekonomi Kabupaten Sijunjung masih bertahan

selama lima tahun terakhir dengan pertumbuhan yang relatif hampir


sama dari tahun 2005 s/d 2009 rata-rata sebesar 5,56%, tidak terlalu
bertambahnya nilai produk kabupaten Sijunjung seiring dengan
peningkatan investasi dari tahun 2005 s/d 2009 rata-rata seesar
13,06%. Dilihat dari angka PDRB tersebut maka dapat dikatakan
Kabupaten

Sijunjung

masih

tergolong

daerah

memiliki

tingkat

kestabilan ekonomi yang cukup baik.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 62

BUKU RENCANA

TABEL 1.15:
KONTRIBUSI PDRB PER SEKTOR KAB. SIJUNJUNG TAHUN 2005 S/D
2009
ATAS DASAR HARGA BERLAKU/TAHUN

ATAS DASAR HARGA KONSTAN/TAHUN

NO

SEKTOR

2005

2006

2007

2008

2009

RataRata

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik Gas Air
Bersih

27.04

27.03

26.39

26.65

27.19

26.86

28.64

27.94

26.73

26.57

26.54

27.28

15.20

15.20

16.37

16.01

16.03

15.76

16.36

16.03

16.96

17.06

17.42

16.77

4.37

4.23

4.31

4.41

4.28

4.32

5.06

5.08

5.15

5.26

5.21

5.15

1.21

1.46

1.55

1.43

1.40

1.41

0.91

1.18

1.24

1.22

1.23

1.16

12.11

12.47

12.07

11.97

11.91

12.11

10.11

10.23

10.22

10.18

10.24

11.70

11.27

11.14

11.26

11.08

11.29

11.44

11.39

11.41

11.30

11.40

7.84

8.53

8.35

8.36

8.25

8.27

6.71

6.80

6.82

6.85

6.74

3.75

3.54

3.33

3.48

10.48

Bangunan
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
Pengankutan dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahaan

3.73

3.65

3.64

3.69

3.64

3.67

Jasa-jasa

16.77

16.26

16.52

16.50

17.23

17.49

17.86

17.75

17.63

17.59

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

2
3
4
5
6
7

f
a
r

O
t

3.39

3.39

16.43

16.53

100.00

100.00

100.00

2005

2006

2007

2008

2009

RataRata

11.45
6.51

y
l

Sumber: BAPPEDA KAB.Sijunjung dan Hasil Olahan

Nilai

kontribusi

per

sektor

pada

PDRB

Kabupaten

Sijunjung

berdasarkan harga konstan paling besar pada sektor pertanian yakni


rata-rata dari tahun 2005 s/d 2009 sebesar 27,28% yang selanjutnya
diikuti oleh sektor Pertambangan yakni sebesar 16,77% dan sektor
perdagangan sebesar 11,40%.
Sektor Pertanian masih merupakan tumpuan hidup masyarakat
Kabupaten Sijunjung terutama pada sub sektor Kehutanan karena
banyaknya masyarakat Kabupaten Sijunjung yang bekerja sebagai
penggarap hasil hutan baik dalam bentuk kayu maupun non kayu, yang
selanjutnya pada sub sektor tanaman pangan dan holtikultura karena
bertani masih merupakan sebagian besar pekerjaan utama masyarakat
Kabupaten Sijunjung.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 63

BUKU RENCANA

Selain sektor Pertanian, sektor jasa juga merupakan sektor terbesar


kedua memberikan kontribusi setelah pertanian yakni rata-rata dari
tahun 2005 s/d 2009 sebesar 17,63% terutama pada sub sektor
Pemerintahan Umum dan Pertahanan karena penduduk Kabupaten
Sijunjung sebagaian besar juga bekerja sebagai PNS, POLRI dan TNI.
Sektor Pertambangan juga merupakan sektor yang cukup besar
memberikan

sumbangan

kontribusi

terhadap

PDRB

Kabupaten

Sijunjung karena sebagaimana yang telah diketahui Kabupaten


Sijunjung adalah merupakan daerah yang memilki potensi hasil

y
l

tambang. Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB Kabupaten


Sijunjung rata-rata sebesar 16,77% dari tahun 2005 s.d 2009 paling

besar pada sub sektor Pertambangan Non Migas seperti Batu Bara,
Mangan, Emas dan hasil tambang lainnya dan untuk kedepannya juga

O
t

terdapat potensi pertambangan minyak dan gas yang mana pada saat
ini sudah dilakukan ekplorasi terhadap potensi migas tersebut.

f
a
r

1.8 ISU-ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN


A. Belum Optimalnya Pengelolaan Potensi Pertanian, Perikanan,
Pertambangan dan Pariwisata.
1.

Produksi pertanian di Kabupaten Sijunjung terutama untuk karet,

kelapa sawit dan ternak sapi selama ini belum didukung oleh
pengembangan sektor hilir, disisi lain produksi tersebut secara
kuantitas layak untuk dikembangkan menjadi sebuah industri
pengolahan (agroindustri), oleh karena itu dibutuhkan suatu
perencanaan dalam rangka pengembangan pada sektor tersebut.
2.

Keberadaan tiga Balai Benih Ikan di wilayah Kabupaten Sijunjung,


belum memberikan pengaruh besar terhadap pengembangan
perikanan oleh masyarakat petani Kabupaten Sijunjung, untuk itu
perlu suatu upaya yang dapat mendorong pengembangan usaha
perikanan darat ditingkat masyarakat.

3.

Pada sektor pertambangan dan migas di Kabupaten Sijunjung


potensinya telah lama diketahui secara umum. Pada pertengahan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 64

BUKU RENCANA

2010 dilakukan kajian ketersediaan minyak bumi dan gas tersebut


oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hasil kajian
sementara menunjukkan bahwa ketersediaan minyak dan gas di
Kabupaten Sijunjung telah memungkinkan/layak untuk eksplorasi.
Hal ini jelas memerlukan perhatian dan antisipasi penggunaan
ruang nantinya.
4.

Dibidang pariwisata terlihat bahwa banyaknya lokasi wisata yang


potencial yang belum terkelola secara optimal, seperti adanya goagoa, lokasi arung jeram, air terjun, sumber air panas dan

y
l

sebagainya, yang membutuhkan perhatian dan perencanaan untuk


pengembangannnya di masa yang akan datang.

B. Perubahan Lingkungan
1.

O
t

Kondisi luas lahan persawahan di Kabupaten Sijunjung setiap tahun


mangalami penyusutan. Hal ini merupakan akibat maraknya
konversi

lahan

sawah

f
a
r

menjadi

lahan

permukiman

dan

pertambangan liar yang dilakukan masyarakat. Pengalihan fungsi


lahan persawahan tidak

dibarengi dengan pembukaan lahan

pertanian baru sehingga berdampak pada berkurangnya jumlah


produksi hasil pertanian terutama padi. Berdasarkan analisa

ketahanan pangan maka mulai tahun 2025 beberapa kecamatan di


Kabupaten Sijunjung akan mengalami kekurangan pangan.
2.

Besarnya jumlah luasan kawasan hutan di Kabupaten Sijunjung


yang hampir 65,46 % dari luas wilayah yang ada merupakan salah
satu

permasalahan

tersendiri

bagi

pengembangan

wilayah

Kabupaten Sijunjung saat ini. Hal ini mengingat dari jumlah tersebut
sebagian besarnya merupakan hutan lindung, HSAW, HP, HPT,
dan HPK yang dalam pemanfaatannya mempunyai mekanisme dan
prosedur yang diatur oleh Kementerian Kehutanan. Kondisi saat ini
di dalam kawasan tersebut telah terdapat perkampungan/desa.
Dalam

hal

ini

perlu

kiranya

upaya

secara

intensif

untuk

mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehutanan dalam upaya

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 65

BUKU RENCANA

perubahan fungsi sebagian kawasan hutan

menjadi bukan

kawasan hutan sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.


3.

Terganggunya

keseimbangan

fungsi

lingkungan

hidup

juga

diakibatkan oleh semakin maraknya usaha pertambangan tanpa


izin. Hal ini berpengaruh pada perubahan bentang lahan, kondisi
ekosistem dan habitat asli yang dalam skala besar akan
mengganggu keseimbangan fungsi lingkungan hidup.

C. Pemerataan Pembangunan

y
l

1. Kota Muaro Sijunjung selaku ibukota Kabupaten Sijunjung setelah


sekian lama menjadi ibukota kabupaten ternyata tidak mengalami

perkembangan yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan Muaro


Sijunjung dapat dinyatakan stagnan dan berada pada titik kejenuhan.

O
t

Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sijunjung


selama ini tidak mampu memberikan stimulus atau dorongan bagi
perkembangan

kota

ini.

f
a
r

Untuk

itu

kiranya

perlu

melakukan

pengembangan fisik kota ke wilayah pinggiran kota Muaro Sijunjung


dengan menata ulang rencana rinci/detail penataan ruang Kota Muaro
Sijunjung.
2. Kebijakan

kembali

ke

pemerintahan

nagari

dari

sebelumnya

pemerintahan desa telah dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung sejak


tahun 2003. Kenyataan di lapangan menunjukkan luasan wilayah
nagari yang sangat luas, namun anglomerasi penduduk yang
berjauhan, dan adanya perkembangan jumlah penduduk yang cukup
signifikan di masing-masing wilayah nagari memunculkan keinginan
masyarakat untuk menjadi nagari tersendiri. Untuk itu, pemerintah
daerah mengeluarkan kebijakan untuk mengakomodir keinginan
masyarakat tersebut dengan tetap memperhatikan kesinambungan
adat istiadat setempat akhirnya menghasilkan beberapa nagari baru di
Kabupaten Sijunjung. Pada tahun 2003 hanya terdapat 43 nagari plus
2 desa berkembang menjadi 54 nagari plus 1 desa pada tahun 2009,
dan pada akhir tahun 2010 ini terdapat 6 nagari persiapan. Secara

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 66

BUKU RENCANA

langsung perubahan-perubahan ini tidak berpengaruh signifikan


terhadap pentaan ruang namun tentu perlu mendapat perhatian dalm
perencanaan wilayahnya.
3. Jika dilihat jangkauan listrik ke nagari maka memang sebagian besar
nagari dan jorong yang ada telah teraliri oleh listrik negara/PLN.
Berdasarkan data yang ada pada akhir tahun 2010, dari 263 jorong
masih terdapat 32 jorong pada 11 nagari yang belum teraliri listrik
negara. Pada sisi yang lain, dari 48.617 Bangunan Rumah Tangga
hasil sensus BPS menunjukan bahwa ternyata hanya 64 % saja rumah

y
l

masyarakat yang dialiri listrik. Ini artinya masih banyak rumah yang
belum teraliri listrik walaupun wilayah mereka telah dilalui jaringan

listrik negara. Hal ini jelas memerlukan perhatian yang serius dari
pemerintah daerah.

O
t

f
a
r

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 67

BUKU RENCANA
Gambar I.14; Peta Orientasi Kabupaten Sijunjung

f
a
r

O
t

D
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SIJUNJUNG 2011-2031

I - 68

y
l

Anda mungkin juga menyukai