1
dapat terjadi di area pit 3 tetapi tidak sering terjadi dan risiko yang ditimbulkanpun
termasuk risiko rendah.
Ketiga, Zat Kimia yaitu debu hal ini menjadi faktor yang utama dan
mendapat pehatian khusus dari pihak manajemen karena pemaparanya sangat
signifikan memapar pekerja yang berada di lokasi pit 3 maupun pekerja yang tidak
terlibat langsung dalam kegiatan penambangan selama mereka berada dalam
lokasi penambangan yang terdapat banyak sekali debu, baik itu debu jalan
maupun debu batubara.
1 Manager Site 1
2 Pengawas Operasional 6
3 Mekanik 4
5 Security 2
6 Administrasi 2
7 Operator 42
8 Geologis 2
9 Sopir Mess 2
10 Helper 4
Total 65
2
4.3. Identifikasi aktivitas kerja
Kegiatan penambangan batubara perlu melakukan pengendalian,
pengawasan pengalaman kerja yang baik untuk mencegah bahaya yang
diakibatkan dari proses penambangan tersebut. Pencegahan kecelakaan dalam
kaitanya dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu dan
bertitik tolak pada konsep sebab dan akibat kecelakaan. Penyebab kecelakaan
kerja disebabkan langsung oleh tindakan tidak aman, dan kondisi tidak aman
sehingga terhentinya suatu kegiatan baik terhadap manusia maupun alat.
Dalam melakukan identifikasi bahaya, penulis melakukan pengamatan
dan tanya jawab dengan pekerja, pengawas, ataupun operator yang bekerja secara
langsung di area tersebut. Ada beberapa lokasi yang diidentifikasi serta beberapa
aspek yang digunakan penulis sebagai pertimbangan yaitu kegiatan aktivitas kerja
yang dapat menimbulkan potensi akan bahaya dari observasi yang dilakukan.
3
Responden pertama yaitu 2 pengawas lapangan yang pengawas pertama
berumur 34 tahun masa kerja 10 tahun dan pendidikan terakhir SMA, pengawas
kedua berumur 28 tahun masa kerja selama 4 tahun pendidikan terakhir SMA.
Responden kedua yaitu 2 operator pengambilan batubara yang menggunakan
excavator PC 400 pada kegiatan pengambilan batubara operator pertama berumur
31 tahun masa kerja selama 9 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Operator
kedua berumur 33 tahun masa kerja selama 4 tahun dan pendidikan terakhir
SMA. identifikasi bahaya dapat dilihat pada tabel 13.
4
4.3.2. Kegiatan pengupasan overburden
Jumlah
No Unit kerja Masa Kerja
Pekerja
5
Tabel 15. Identifikasi Pada kegiatan pengupasan overburden
6
Tabel 16. Karakteristik Pekerja
Pada kegiatan topografi area hanya satu shift dimulai dari pagi jam 06.00
pagi sampai 17.00 sore. Dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh pekerja memiliki
potensi bahaya. Aktivitas yang telah diidentifikasi oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel 17.
7
Pertama – tama pekerja dari post satpam menuju front kurang lebih 500
meter lalu pekerja tersebut bersiap – siap menuju perbukitan,1 pekerja melakukan
pencatatan, pekerja kedua melakukan pengukuran, pekerja ketiga melakukan
pengamatan,kemudian memasang theodolite untuk melakukan pengukuran area,
kemudian setelah melakukan pengukuran di daerah pemrukaan tinggi lalu
melakukan pengukuran jalan hauling. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh pekerja
memiliki potensi bahaya.
No Jumlah
Unit kerja Masa Kerja
Pekerja
8
Pada kegiatan mengangkut batubara operator menaiki mobil truk di
workshop menuju front kerja untuk melakukan loading lalu truk menuju stockpile
untuk melakukan dumping , dari setiap aktivitas memiliki potensi bahaya, pada
saat melakukan pengangkutan batubara terjadi kecelakaan yaitu truk terbalik
hanya saja operator tidak mengalami luka yang serius, penyebab truk terbalik ini
dikarenakan muatan yang berlebih saat melintasi penanjakan.
2 3 Operator 3 – 5 tahun
9
Tabel 21. Identifikasi Pada kegiatan Perawatan jalan
2 3 Mekanik 3 – 5 tahun
10
Tabel 23. Identifikasi Pada kegiatan mengganti oli
11
Pada kegiatan mengganti air filter pekerja mengambil peralatan yang di
perlukan dan saringan baru untuk mengganti saringan yang lama menuju tempat
parkirnya excavator,kemudian operator membuka kap mesin excavator tersebut
untu mengganti saringan yang baru dalam aktivitas ini memiliki potensi bahaya
yang berdampak cidera ringan pada pekerja dan kerusakan pada unit excavator,
akan tetapi bisa menyebabkan kerugian. Adapun aktivitas yang sudah diamati dan
diidentifikasi da[at dilihat pada tabel 25
digunakan
bocor
Kemungkinan selang terpelanting apabila
Pada kegiatan aktivitas mengisi angin pada ban mobil, Mekanik mengambil
peralatan yang akan digunakan seperti kunci untuk membuka ban tersebut dan
alat lainya, kemudian mekanik tersebut menghidupkan kompresor untuk mengisi
angin pada ban mobil tersebut, pekerjaan ini dilakukan pada waktu tertentu dilihat
dari aktivitas ini memiliki potensi bahaya dan sangat beresiko dikarenakan
mekanik tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.
12
4.4. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah proses evaluasi resiko – resiko yang diakibatkan
adanya bahaya – bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang
dimiliki dan menentukan apakah resikonya dapat diterima atau tidak.
Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja, dapat
menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi peluang terjainya sebuah kecelakaan yang diamati oleh peneliti
yaitu:
No Peluang Keterangan
5 Kondisi lingkungan -
berbahaya
13
4.4.1. Penilaian Kegiatan Pengambilan Batubara
Pada kegiatan pengambilan batubara memiliki potensi bahaya diantaranya
yaitu saat operator menaiki excavator, menjalankan excavator ke area front kerja,
melakukan pengambilan batubara, serta melakukan pemuatan batubara. Dari 4
aktivitas tersebut memiliki tingkatan risiko yang berbeda diantaranya risiko
rendah, risiko sedang, risiko tinggi, dan risiko ekstrim.
Hal yang paling utama diprioritaskan yaitu risiko ekstrim karena brdampak
sangat fatal dan sangat merugikan baik bagi operator maupun alat. Upaya
pengendalian yaitu berupa pemeriksaan operator agar mengetahui operator
memiliki kondisi yang baik serta menggunakan pengendalian tambahan (Additional
Control) yaitu dengan menggunakan metode top loading yang merupakan pemuatan
yang dilakukan dengan posisi excavator lebih tinggi daripada mobil truk. Hasil
evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 27.
1.8
3 0.3 2
1 Menaiki Excavator Risiko
Tertentu Sedang Minor
Rendah
Menjalankan 3
6 0.1 5
2 excavator ke area Risiko
front kerja Berkala Jarang Sedang
Sedang
Melakukan 10 15
0.3 5
3 pengambilan Terus Risiko
batubara Sedang Sedang
menerus Tinggi
Melakukan 10 30
5
4 pemuatan Terus 0.6 Risiko
batubara Sedang
menerus Ekstrim
14
Pada aktivitas pengambilan batubara memiliki kemungkinan adanya potensi
bahaya yaitu excavator tertimpa tanah ataupun tegelincir akibat longsor hal ini
memiliki tingkat risiko yang tinggi yang disebabkan paparan terhadap potensi
bahaya secara terus menerus, karena pekerjaan ini dilakukan 2 shif kerja dalam 1
hari. Adapun konsekuensi jika bahaya tersebut dapat terjadi akan berdampak
kerugian besar terhadap manusia dan alat. Upaya pengendalian yaitu pengendalian
tambahan (Additional Control) perlu melakukan pemadatan material untuk
dudukan excavator serta perlu adanya pengawas operator.
15
Tabel 28. Penilaian Risiko Pada kegiatan pengupasan overburden
1 1.8
Menaiki 3 0.3 2
Risiko
Excavator Tetentu Sedang Minor
Rendah
2 Menjalankan
3
Excavator ke front 6 0.1 5
penambangan Risiko
Berkala Jarang Sedang
Sedang
3 Melakukan 10 15
0.3 5
Pengupasan Terus Risiko
Sedang Sedang
Overburden menerus Tinggu
4 Melakukan 10 15
0.3 5
Pemuatan Terus Risiko
Sedang Sedang
Overburden menerus Tinggi
16
4.4.3. Penilaian Kegiatan Topografi Area
Aktivitas pada kegiatan topografi area memiliki potensi bahaya dimulai dari
tingkatan risiko tingg, risiko sedang, dan risiko rendah. Saat karyawan menaiki
area pemukaan tinggi memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjatuh
dari permukaan tinggi yang menyebabkan keugian pada karyawan yang dapat
mengalami cidera patah tulang, upaya pengendalianmya yaitu dengan
menggunakan safety yang lengkap karena karyawan tersebut tidak memakai APD
yang lengkap maka pelu pengendalian administrasi yaitu berupa Helm safety dan
rompi. Saat karyawan melakukan pengukuran jalan di daerah hauling memiliki
potensi bahaya yaitu karyawan dapat mengalami kelilipan pada mata, dan terhirup
debu batubara, namun hal ini sering diabaikan pekerja dan dianggap sepeleh,
bahaya terlilip pada mata yaitu bisa menyebabkan iritasi pada mata dan dampak
tehirup debuh batubara yaitu sesak pada pernafasan,batuk ringan, serta batuk
berdahak yang cenderung menetap. Upaya pengendaliannya yaitu pengendalian
tambahan (Additional Control) dengan menggunakan masker anti debu yaitu tipe
solid dusk, masker tipe solid dusk ini tahan debu ataupun juga tahan pada zat
cair. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 29.
1 Menaiki Area 18
6 0.6 5
Permukaan tinggi
Risiko
Berkala Sering Sedang
Tinggi
2 Memasang Theodolite 9
6 0.3 5
di area permukaan
Risiko
tinggi Berkala Sedang Sedang
Sedang
3 Melakukan
pengukuran suatu 9
6 0.3 5
area menggunakan Risiko
theodolite di area Berkala Sedang Sedang
Sedang
permukaan tinggi
4 Melakukan 1.8
pengukuran jalan 3 0.3 2
menggunakan Risiko
Tertentu Sedang Minor
theodolite Rendah
17
Pada kegiatan aktivitas mengangkut batubara memiliki potensi bahaya, saat
operator menaiki mobil truk memiliki kemungkinan akan mengalami bahaya
terbentur, terpeleset, dan terjatuh berdasarkan tingkatan risiko yang sudah di nilai
yaitu risiko sedang karena tingkat paparan menaiki truk secara tertentu, aktivitas
menaiki truk. Pekerjaan ini dilakukan 2 shif dalam 1 hari. Hal yang harus
diperhatikan yaitu upaya pengendalian berupa pengendalian tambahan yaitu
berupa APD helm safety karena operator tidak memakai helm safety. Aktivitas
menjalankan mobil truk memiliki potensi bahaya tebalik, tertabrak, serta tertimpa
longsor karena sisi kanan yang curam dan sisi kiri lereng yang terlalu tinggi. Upaya
pengendalianya yaitu menggunakan pengendalian tambahan (additional control)
rambu – rambu jalan dan rambu tanda bahaya. Aktivitas dumping memiliki potensi
bahaya saat dumpman berada di area stockpile memiliki kemungkinan terjatuh,
terbentur, terhirup debu batubara, kelilipan, pekerjaan ini dilakukan 2 shift siang
dan malam, peluang bahaya kemungkinan kecil untuk terjadi. Adapun upaya
pengendalian yang pelru dilakukan yaitu dengan pengendalian tambahan
(Additional control) berupa APD yaitu helm safety, rompi, masker anti debu untuk
dumpman serta lampu led parkir. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat
dilihat pada tabel 30.
2 Menjalankan mobil 3
6 0.1 5
truk
Risiko
Berkala Jarang Sedang
Sedang
3 Dumping 3.6
6 0.3 2
Risiko
Berkala Sedang Sedang
Sedang
18
Pada kegiatan perawatan jalan memiliki potensi bahaya saat operator
menaiki grader memiliki kemungkinan terbentur, terjatuh, dan terpeleset, hal ini
disebabkan terpaparnya terhadap potensi bahaya secara tertentu karena pekerjaan
ini dilakukan saat keadaan becek sesudah hujan dan pemadatan jalan, saat
mengoperasikan grader juga memiliki kemungkinan potensi terbalik, tertabrak,
serta tertimpa longsor peluang potensi bahaya hampir tidak pernah teradi dengan
konsekuensi jika terjadi bahaya dapat mengakibatkan cedera berat terhadap
pekerja serta kerusakan pada alat. Adapun pengendalian yang perlu dilakukan
yaitu (Additional Control) APD seperti helm safety untuk operator dan rambu –
rambu jalan.
Pada Aktivitas menaiki water truk memiliki potensi bahaya ketika operator
akan menaiki water truk tersebut, operator memiliki kemukinan bahaya terbentur,
terjatuh, dan terpeleset. Hal ini disebabkan terpaparnya terhadap potensi bahaya
secara tertentu karena pekerjaan ini dilakukan saat keadaan berdebuh pada jalan
dan pemadaman asap batubara di stockpile. Saat operator mengoperasikan water
truk memiliki kemungkinan terbalik, tertabrak, serta tertimpa longsor. Peluang
potensi bahaya jarang tetapi konsekuensi jika tejradi bahaya dapat mengakibatkan
cedera ringan dan kerusakan pada water truk. Upaya pengendalian yang perlu
dilakukan yaitu (Additional Control) berupa APD seperti helm safety untuk operator
dan rompi karena operator tidak menggunakan APD yang lengkap dan rambu –
rambu jalan. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 31.
19
Pada kegiatan mengganti oli memiliki potensi bahaya yang dapat
menimbulkan cidera pada mekanik dan kerusakan pada alat. Pada kegiatan
mengisi oli terdapat beberapa potensi bahaya yaitu oli tumpah sehingga
menyebabkan area licin memiliki kemungkinan mekanik terpeleset, terjatuh, dan
tertimpa ember. Saat mekanik membuka baut tanki oli memiliki kemungkinan
bahaya luka gores saat membuka tanki oli tersebut serta baut terpental ke wajah
mekanik. Terjadnya potensi bahaya dapat memungkinkan terjadi pada kondisi
tertentu. Adapun upaya pengendalianya yaitu perlu dibersihkan area pijakan
sebelum melakukan pekerjaan dan untuk pengendalian tambahan (Additional
Control) perlu menggunakan sarung tangan safety dan APD yang lengkap seperti
helm safety, rompi, sepatu safety. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat
dilihat pada tabel 32.
1 Mengambil 1.8
3 0.3 2
peralatan yang
Risiko
akan digunakan Tertentu Sedang Minor
Rendah
20
Kegiatan mengganti air filter memiliki kemungkinan potensi bahaya ada 3
aktifitas yaitu mengambil peralatan yang diperlukan dan saringan baru, membuka
kap mesin, dan mengganti saringan udara pada filter. Ketika membuka kap mesin
mekanik memiliki kemungkinan tertimpa kap mesin. Hal ini disebabkan tingkat
paparan terhadap potensi bahaya terjadi pada kondisi tertentu karena pekerjaan
tersebut dilakukan 1 kali dalam sebulan. Dengan demikian peluang potensi bahaya
rendah, ketika terjadi bahaya tersebut memiliki konsekuensi mengakibatkan cidera
berat pada mekanik. Mengganti saringan udara pada filter kemungkinan mekanik
terjatuh saat menaiki excavator, ketika memasang saringan udara yang
diakibatkan pijakan licin dan tersandung oleh peralatan mesin. Hal ini disebabkan
tingkat paparan terhadap potensi bahaya terjadi pada kondisi tertentu karena
pekerjaan tersebut dilakukan 1 kali dalam sebulan. Upaya pengendalian yaitu
pengendalian tambahan (Additional Control) dengan menggunakan sarung tangan
safety agar ketika memegang saringan tidak licin. Hasil evaluasi yang dilakukan
peneliti dapat dilihat pada tabel 33.
1 Mengambil 1.8
peralatan yang 3 0.3 2
21
4.4.8. Penilaian Risiko Kegiatan mengisi Angin pada Ban
Pada kegiatan mengisi angin pada ban ada 3 aktivitas yang memiliki potensi
bahaya yaitu pada saat mengambil peralatan yang akan digunakan, menghidupkan
mesin kompresor dan mengisi angin pada ban. Potensi bahaya yang terjadi pada
kegiatan mengisi angin pada ban yaitu ketika mekanik menghidupkan mesin
kompresor kemungkinan tali yang di Tarik saat mengihidupkan kompresor terkena
wajah dan saat mekanik mengisi angin pada ban memiliki kemungkinan tuli
karena terlalu dekat dengan kompresor dan memiliki kemungkinan selang
terpelanting terkena mekanik apabila tekanan kompresor terlalu tinggi. Upaya
pengendalian yaitu (Additional Control) yaitu mekanik harus menggunakan APD
yang lengkap berupa sarung tangan safety, helm safety, earmuff protector dan pada
alat kompresor tali yang dipakai perlu diganti dan di pebaruhi. Hasil evaluasi yang
dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 34.
Tabel 34. Penilaian Risiko Pada kegiatan mengisi angin pada ban
22