Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai persyaratan OHSAS 18001, setiap organisasi harus menetapkan


prosedur mengenai identifikasi bahaya. Kegiatan idenfitikasi bahaya merupakan
tahap pertama dalam manajemen risiko untuk mengetahui masalah K3 yang ada
dalam proses kerja di perusahaan. Identifikasi bahaya sangat penting untuk
menentukan bentuk program K3 dan implementasi pengendalian yang akan
dilakukan perusahaan.
Hasil identifikasi bahaya menjadi masukan utama dalam menyusun
rencana kerja untuk mengendalikan dan mencegah suatu kejadian yang tidak
diinginkan dari keberadaan bahaya tersebut, tetapi kenyataanya perusahaan
seringkali mengalami kesulitan dalam merumuskan bahaya yang terdapat disetiap
proses kerja. Hal ini disebabkan begitu banyak kegiatan yang harus diidentifikasi.

4.1. Bahaya Potensial


Jambi Mineral Alam adalah salah satu dari 5 kontraktor di perusahaan PT.
sarolangun bara prima, JMA ini merupakan kegiatan penghasil batubara di area pit
3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di paparkan, didapatlah beberapa
sumber bahaya potensial yang ada di JMA yaitu, lingkungan kerja, Energi
Gravitasi, dan zat kimia.
Pertama, lingkungan kerja di area pit 3 merupakan tempat yang dilalui oleh
banyak pekerja ( pengawas, supervisor, mekanik, cleaning service,visitor ). Semakin
banyak akses lingkungan kerja semakin besar peluang terjadinya kecelakaan kerja.
Hal ini yang menjadikan lingkungan kerja menjadi salah satu sumber bahaya
potensial. Selain itu temperature di area pit 3 ini cenderung panas 310 – 340 yang
disebabkan oleh batubara dan alat – alat berat yang bekerja. Setiap alat berat yang
bekerja menghasilkan panas, debu, asap, bunyi, dan kelembaban udara, dimana
semua faktor tersebut menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan kerja. Tingginya
temperature di tempat kerja mempengaruhi banyaknya kejadian kecelakaan kerja
karena para pekerja dapat menjadi malas, tidak senang, pecah konsentrasi, dan
acuh tak acuh terhadap pekerjaanya.
Kedua, Energi yang merupakan salah satu sumber bahaya potensial yang
dapat berakibat fatal. Bahaya potensial energi dapat bersumber dari getaran,
kebisingan, gravitasi. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat gravitasi bumi adalah
tertimpah benda, terjatuh, tersandung, dan tergelincir. Bahaya akibat gravitasi ini

1
dapat terjadi di area pit 3 tetapi tidak sering terjadi dan risiko yang ditimbulkanpun
termasuk risiko rendah.
Ketiga, Zat Kimia yaitu debu hal ini menjadi faktor yang utama dan
mendapat pehatian khusus dari pihak manajemen karena pemaparanya sangat
signifikan memapar pekerja yang berada di lokasi pit 3 maupun pekerja yang tidak
terlibat langsung dalam kegiatan penambangan selama mereka berada dalam
lokasi penambangan yang terdapat banyak sekali debu, baik itu debu jalan
maupun debu batubara.

4.2. Karyawan Perusahaan

Kontraktor Jambi Mineral Alam mempunyai beberapa karyawan yang


terdaftar. Berikut daftar jumlah karyawan di Kontraktor Jambi Mineral Alam:

Tabel 11. Jumlah Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja Jumlah Orang

1 Manager Site 1

2 Pengawas Operasional 6

3 Mekanik 4

5 Security 2

6 Administrasi 2

7 Operator 42

8 Geologis 2

9 Sopir Mess 2

10 Helper 4

Total 65

Dari jumlah tenaga kerja sebanyak 65 orang karyawan memiliki tugas


masing – masing dan ada juga yang merangkap. Responden yang dibutuhkan yaitu
pengawas operasional, mekanik, operator, dan geologis yang berhubungan
langsung dengan kegiatan aktivitas penambangan batubara.

2
4.3. Identifikasi aktivitas kerja
Kegiatan penambangan batubara perlu melakukan pengendalian,
pengawasan pengalaman kerja yang baik untuk mencegah bahaya yang
diakibatkan dari proses penambangan tersebut. Pencegahan kecelakaan dalam
kaitanya dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu dan
bertitik tolak pada konsep sebab dan akibat kecelakaan. Penyebab kecelakaan
kerja disebabkan langsung oleh tindakan tidak aman, dan kondisi tidak aman
sehingga terhentinya suatu kegiatan baik terhadap manusia maupun alat.
Dalam melakukan identifikasi bahaya, penulis melakukan pengamatan
dan tanya jawab dengan pekerja, pengawas, ataupun operator yang bekerja secara
langsung di area tersebut. Ada beberapa lokasi yang diidentifikasi serta beberapa
aspek yang digunakan penulis sebagai pertimbangan yaitu kegiatan aktivitas kerja
yang dapat menimbulkan potensi akan bahaya dari observasi yang dilakukan.

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan pada kegiatan pengambilan


batubara dengan menggunakan excavator, CV. Jambi mineral alam memiliki 2
excavator yang hanya beroperasi untuk pengambilan batubara. Penelitian ini
dmulai saat pekerja berada di daerah workshop untuk mengoperasikan excavator
dan menuju front kerja mengambil batubara. Adapun aktivitas kegiatan yang
diidentifikasi yaitu pada tabel dibawah ini :

4.3.1. Kegiatan pengambilan batubara

Pada pengamatan yang dilakukan peneliti operator menggunakan excavator


PC 400. Berdasarkan informasi yang didapat CV. Jambi Mineral Alam memiliki 3
unit excavator yang beroperasi dengan tugasnya masing – masing diantaranya
yaitu kegiatan pengambilan batubara, kegiatan pengambilan batubara ini operator
berjumlahkan 2 orang dan 2 pengawas, pekerjaan pengambilan batubara ini dibagi
2 shift yaitu malam dan siang. Adapun karakteristik pekerja yaitu:

Tabel 12. Karakteristik Pekerja

No Jumlah Unit kerja Masa Kerja


Pekerja

1 2 Pengawas Lapangan 4 – 10 tahun

2 2 Operator pengambilan batubara 5 – 9 tahun

3
Responden pertama yaitu 2 pengawas lapangan yang pengawas pertama
berumur 34 tahun masa kerja 10 tahun dan pendidikan terakhir SMA, pengawas
kedua berumur 28 tahun masa kerja selama 4 tahun pendidikan terakhir SMA.
Responden kedua yaitu 2 operator pengambilan batubara yang menggunakan
excavator PC 400 pada kegiatan pengambilan batubara operator pertama berumur
31 tahun masa kerja selama 9 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Operator
kedua berumur 33 tahun masa kerja selama 4 tahun dan pendidikan terakhir
SMA. identifikasi bahaya dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Identifikasi Pada kegiatan pengambilan Batubara

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Menaiki Operator memiliki kemungkinan terbentur,


Workshop
Excavator terpeleset, dan terjatuh.

2 Menjalankan Pit Excavator memiliki kemungkinan tertabrak


excavator ke area Tambang dan terbalik saat dijalankan
front kerja

3 Melakukan Pit Excavator memiliki kemungkinan tertimpa


pengambilan Tambang tanah ataupun tergelincir jatuh akibat
batubara longsor

4 Melakukan Pit Bucket memiliki kemungkinan terhantam


pemuatan Tambang bak mobil truk
batubara

Kegiatan pengambilan batubara operator menuju lokasi di workshop untuk


menaki excavator PC 400 lalu menjalankan excavator ke area front kerja dengan
jarak tempuh 500 meter lalu operator melakukan pengambilan batubara dan
pemuatan batubara, dari setiap jenis aktivitas yang dilakukan operator terdapat
potensi bahaya, potensi bahaya ada 2 faktor yaitu kepada manusia dan kepada alat
hal ini apabila bahaya tersebut terjadi maka akan sangat merugikan baik bagi
manusia maupun alat dari perusahaan.

4
4.3.2. Kegiatan pengupasan overburden

Kegiatan pengupasan overburden dengan kegiatan pengambilan batubara


cenderung sama, karena setiap tahapan dikegiatan dijelaskan tidak berbeda,
namun memiliki perbedaan pada potensi bahaya yang terjadi. Pekerjaan
pengupasan overburden ini dibagi menjadi 2 shift yaitu siang dan malam dimulai
dari jam 06.00 pagi sampai jam 17.00 sore dan 18.30 sampai 05.00 pagi. Dalam
kegiatan pengupasan overburden ini operator berjumlah 2 orang dan pengawas 2
orang. Adapun karakteristik pekerja yang melakukan kegiatan pengupasan
overburden yaitu :

Tabel 14. Karakteristik Pekerja

Jumlah
No Unit kerja Masa Kerja
Pekerja

1 2 Pengawas Lapangan 4 – 10 tahun

2 2 Operator pengupasan 5 – 9 tahun


overburden

Responden pertama yaitu pengawas lapangan 2 pengawas lapangan yang


pengawas pertama berumur 34 tahun masa kerja 10 tahun dan pendidikan
terakhir SMA, pengawas kedua berumur 28 tahun masa kerja selama 4 tahun
pendidikan terakhir SMA, dalam pekerjaan ini pengawasnya sama saja dengan
kegiatan pengambilan batubara karena pekerja ditempatkan di tempat yang sama.
Responden yang kedua yaitu operator yang berumur 27 tahun masa kerja selama
11 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Operator kedua berumur 28 tahun masa
kerja selama 4 tahun dan pendidikan terakhir SD. Untuk setiap aktivitas yang
sudah di identifikasi bisa dilihat pada tabel 15.

5
Tabel 15. Identifikasi Pada kegiatan pengupasan overburden

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Menaiki Operator memiliki kemungkinan terpeleset,


Workshop
Excavator terbentur, dan terjatuh.

2 Menjalankan Pit Excavator memiliki kemungkinan tergelincir


Excavator ke front Tambang tertabrak dan terbalik saat dijalankan
penambangan

3 Melakukan Pit Excavator memiliki kemungkinan tertimpa


Pengupasan Tambang tanah ataupun tergelincir jatuh tertimpa
Overburden longsor

4 Melakukan Pit Bucket memiliki kemungkinan terhantam


Pemuatan Tambang bak mobil truk
Overburden

Pada kegiatan pengupasan overburden pertama – tama, operator menuju


workshop untuk menaiki excavator, operator tersebut menggunakan excavator PC
400, kemudia excavator tersebut menuju front dengan jarak 500 meter kurang
lebih, setelah sampai ke front excavator melakukan pengupasan overburden dan
melakukan pemuatan overburden. Dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh
operator dan pengawas memiliki potensi bahaya, ada 2 faktor yang mempengaruhi
bahaya yaitu pada manusia dan pada alat.

4.3.3. Kegiatan Topografi Area

Pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pekerja berjumlah 3 orang,


yang pertama berumur 24 tahun masa kerja baru 2 tahun dan Pendidikan terakhir
yaitu S1,pekerja yang ke 2 berumur 26 tahun masa kerja 4 tahun dan Pendidikan
terakhir SMA, pekerja yang ke 3 berumur 31 tahun masa kerja 5 tahun
Pendidikan terakhir S1.

6
Tabel 16. Karakteristik Pekerja

No Jumlah Unit kerja Masa Kerja


Pekerja

1 3 Pekerja Topografi area 2 – 10 tahun

Pada kegiatan topografi area hanya satu shift dimulai dari pagi jam 06.00
pagi sampai 17.00 sore. Dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh pekerja memiliki
potensi bahaya. Aktivitas yang telah diidentifikasi oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel 17.

Tabel 17. Identifikasi Pada kegiatan Topografi Area

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Menaiki Area Pit Pekerja memiliki kemungkinan terjatuh dan


Permukaan tinggi Tambang terpeleset serta tertimpa theodolite

2 Memasang Pit Pekerja memiliki kemungkinan terjatuh dan


Theodolite di area Tambang tepeleset serta tertimpa theodolite
permukaan tinggi

3 Melakukan Pit Pekerja memiliki kemungkinan terjatuh dan


pengukuran Tambang terpeleset serta tertimpa theodolite
suatu area
menggunakan
theodolite di area
permukaan tinggi

4 Melakukan Pit Pekerja memiliki kemungkinan tertabrak


pengukuran jalan Tambang mobil muatan batubara, terjatuh, dan
menggunakan tertimpa theodolite
theodolite

7
Pertama – tama pekerja dari post satpam menuju front kurang lebih 500
meter lalu pekerja tersebut bersiap – siap menuju perbukitan,1 pekerja melakukan
pencatatan, pekerja kedua melakukan pengukuran, pekerja ketiga melakukan
pengamatan,kemudian memasang theodolite untuk melakukan pengukuran area,
kemudian setelah melakukan pengukuran di daerah pemrukaan tinggi lalu
melakukan pengukuran jalan hauling. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh pekerja
memiliki potensi bahaya.

4.3.4. Kegiatan Mengangkut Batubara

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pekerja berjumlah 4 orang, yang


pertama berumur 30 tahun masa kerja 4 tahun dan pendidkan terakhir SMP,
pekerja yang kedua berumur 28 tahun masa kerja 6 tahun dan Pendidikan terakhir
SMA, pekerja yang ke tiga berumur 35 tahun masa kerja 7 tahun dan Pendidikan
terakhir SD, dan pekerja terakhir berumur 32 tahun masa kerja 4 tahun dan
Pendidikan terakhir SMA. Kegiatan mengangkut batubara dibagi menjadi 2 shift
yaitu siang dan malam dari jam 06.00 pagi sampai sore jam 17.00 dan 18.30
sampai 05.00 pagi. Aktivitas yang diamati peneliti yang sudah diidentifikasi dapat
dilihat di tabel 19.

Tabel 18. Karakteristik Pekerja

No Jumlah
Unit kerja Masa Kerja
Pekerja

1 4 Operator truk 4 – 7 tahun

Tabel 19. Identifikasi Pada kegiatan mengangkut batubara

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Menaiki mobil Workshop Pekerja memiliki kemungkinan terbentur,


truk tepeleset, dan terjatuh

2 Menjalankan Stockpile Mobil truk memiliki kemungkinan terbalik,


mobil truk tertabrak, serta tertimpa longsor

3 Dumping Stockpile Truk memiliki kemungkinan tertumbur ,


terbalik

8
Pada kegiatan mengangkut batubara operator menaiki mobil truk di
workshop menuju front kerja untuk melakukan loading lalu truk menuju stockpile
untuk melakukan dumping , dari setiap aktivitas memiliki potensi bahaya, pada
saat melakukan pengangkutan batubara terjadi kecelakaan yaitu truk terbalik
hanya saja operator tidak mengalami luka yang serius, penyebab truk terbalik ini
dikarenakan muatan yang berlebih saat melintasi penanjakan.

4.3.5. Kegiatan Perawatan Jalan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pekerja berjumlah 4 orang


diantaranya yaitu, yang pertama berumur 30 tahun masa kerja 5 tahun dan
Pendidikan terakhir S1, yang kedua yaitu berumur 27 tahun masa kerja 3 tahun
Pendidikan terakhir SMA, yang ke tiga berumur 29 tahun dengan masa kerja 4
tahun Pendidikan terakhir SMA, dan yang ke empat berumur 30 tahun dengan
masa kerja 5 tahun. Berikut karakteristik pekerja bisa dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel 20. Karakteristik pekerja

No Jumlah Unit kerja Masa Kerja


Pekerja

1 1 Pengawas Lapanga 5 – 10 tahun

2 3 Operator 3 – 5 tahun

Pada kegiatan perawatan jalan, operator menuju workshop untuk menaiki


grader kemudian mengoperasikan grader tersebut untuk melakukan pengrataan
jalan serta pemeliharaan jalan tanah, aktivitas melakukan pengrataan jalan dalam
waktu kondisi tertentu yaitu ketika sesudah hujan jalan menjadi becek dan licin
yang menyebabkan potensi bahaya dapat terjadi. Aktivitas yang sudah diamati oleh
peneliti dapat dilihat pada tabel 21.

9
Tabel 21. Identifikasi Pada kegiatan Perawatan jalan

No Aktivitas Lokasi Identifikas Bahaya

1 Menaiki Grader Workshop Pekerja memiliki kemungkinan terbentur,


terjatuh, dan terpeleset

2 Mengoperasikan Jalan Grader memiliki kemungkinan terbalik


Grader Tambang tertabrak, serta tertimpa longsor

3 Menaiki Water Jalan Pekerja memilki kemungkinan terbentur,


truk Tambang terjatuh, dan terpeleset

4 Mengoperasikan Jalan Water truk memiliki kemungkinan terbalik,


Water truk Tambang tertabrak, serta tertimpa longsor

Pada Aktivitas penyiraman jalan, operator menuju workshop untuk menaiki


water truk, pekerjaan ini dilakukan pada waktu tertentu ketika panas terik
matahari dan jalan kering bedebu, pekerjaan ini biasanya dilakukan pada jam
10.00 pagi, 13.00 siang, dan 14.00 sore.

4.3.6. Kegiatan mengganti Oli

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ada 4 pekerja sebagai mekanik


yang berpengalaman di tahapan kegiatan mengganti oli, mengganti air filter,
mengisi angin pada ban. Mekanik yang pertama berumur 30 tahun dengan masa
kerja 3 tahun dan Pendidikan terakhir SMA,mekanik kedua berumur 26 tahun
dengan masa kerja 3 tahun dan Pendidikan terakhir SMA, yang ke tiga berumur 28
tahun dengan masa kerja 4 tahun dan Pendidikan terakhir S1, dan pekerja yang ke
4 berumur 31 tahun dengan masa kerja 5 tahun dan Pendidikan terakhir SMA.

Tabel 22. Karakteristik Pekerja

No Jumlah Unit kerja Masa Kerja


Pekerja

1 1 Pengawas Lapangan 5 – 10 tahun

2 3 Mekanik 3 – 5 tahun

10
Tabel 23. Identifikasi Pada kegiatan mengganti oli

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Mengambil Workshop Mekanik memiliki kemungkinan tertimpa


peralatan yang peralatan
akan digunakan

2 Membuka baut Workshop Mekanik memiliki kemungkinan luka gores


tanki oli saat membuka tank oli, baut terpental ke
wajah mekanik

3 Mengambil ember Workshop Mekanik memiliki kemungkinan terpeleset,


untuk terjatuh, dan tertimpa ember
menampung oli

4 Membersihkan Workshop Mekanik memiliki kemungkinan terkena


tanki oli dengan angin kompresor
angin kompresor

Aktivitas melakukan penggantian oli excavator PC 400 dilakukan sebulan


sekali,pada kegiatan mengisi oli ada potensi bahaya diantaranya oli tumpah dan
permukaan tempat pijakan licin yang menyebabkan pekerja terpeleset dan terjatuh.
Perlu diperhatikan juga untuk para pekerja selalu menggunakan sarung tangan
safety agar lebih mudah membuka tank oli pada PC 400. Adapun aktivitas yang
sudah diamati oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24. Identifikasi Pada kegiatan mengganti air filter

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Mengambil Workshop Mekanik memiliki kemungkinan tertimpa


peralatan yang peralatan
diperlukan dan
saringan baru

2 Membuka kap Workshop Mekanik memiliki kemungkinan tertimpa


mesin kap mesin

3 Mengganti Workshop Mekanik memiliki kemungkinan terjatuh


saringan udara

11
Pada kegiatan mengganti air filter pekerja mengambil peralatan yang di
perlukan dan saringan baru untuk mengganti saringan yang lama menuju tempat
parkirnya excavator,kemudian operator membuka kap mesin excavator tersebut
untu mengganti saringan yang baru dalam aktivitas ini memiliki potensi bahaya
yang berdampak cidera ringan pada pekerja dan kerusakan pada unit excavator,
akan tetapi bisa menyebabkan kerugian. Adapun aktivitas yang sudah diamati dan
diidentifikasi da[at dilihat pada tabel 25

Tabel 25. Identifikasi Pada kegiatan mengisi angin pada ban

No Aktivitas Lokasi Identifikasi Bahaya

1 Mengambil Workshop Mekanik memiliki kemungkinan tetimpa

peralatan yang peralatan

digunakan

2 Menghidupkan Workshop Mekanik memiliki kemungkinan terkena tali

mesin kompresor Tarik ke wajah

3 Mengisi angin Workshop Mekanik memiliki kemungkinan tuli terlalu

pada ban yang dekat dengan kompresor

bocor
Kemungkinan selang terpelanting apabila

tekanan terlalu tingi

Pada kegiatan aktivitas mengisi angin pada ban mobil, Mekanik mengambil
peralatan yang akan digunakan seperti kunci untuk membuka ban tersebut dan
alat lainya, kemudian mekanik tersebut menghidupkan kompresor untuk mengisi
angin pada ban mobil tersebut, pekerjaan ini dilakukan pada waktu tertentu dilihat
dari aktivitas ini memiliki potensi bahaya dan sangat beresiko dikarenakan
mekanik tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.

12
4.4. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah proses evaluasi resiko – resiko yang diakibatkan
adanya bahaya – bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang
dimiliki dan menentukan apakah resikonya dapat diterima atau tidak.
Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja, dapat
menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi peluang terjainya sebuah kecelakaan yang diamati oleh peneliti
yaitu:

Tabel 26. Kriteria Paparan yang diamati

No Peluang Keterangan

1 Beberapa kali situasi Semakin besar frekuensi paparan semakin

terjadinya besar peluang insiden yang akan terjadi

2 Beberapa orang yang Semakin banyak orang yang terkena, maka

terpapar semakin banyak pula insiden yang akan terjadi

3 Durasi Paparan Semakin lama seorang terkena maka semakin

tinggi peluang insiden yang akan terjadi

4 Pengaruh posisi seorang Semakin dekat seorang dengan sumber bahaya

terjadap bahaya maka semakin tinggi peluang terkena insiden

5 Kondisi lingkungan -

6 Kondisi Peralatan Semakin lama kondisi peralatan yang dipakai

maka memiliki kemungkinan peralatan tersebut

berbahaya

Setelah melakukan identifikasi bahaya, maka bahaya yang didapat akan


dinilai menurut 3 aspek yaitu paparan, peluang, dan konsekuensi bahaya. Nilai
dari 3 aspek tersebut akan dikalikan dan kemudian akan menghasilkan tingkatan
risiko yang berbeda. Untuk mempermudah dalam menganalisa penulis sajikan
penilaian risiko tersebut dalam bentuk tabel matriks 3D berdasarkan kegiatan
serta kondisi lingkungan yang ada di PT. Sarolangun Bara Prima. Adapun penilaian
yang sudah dilakukan peneliti sebagai berikut :

13
4.4.1. Penilaian Kegiatan Pengambilan Batubara
Pada kegiatan pengambilan batubara memiliki potensi bahaya diantaranya
yaitu saat operator menaiki excavator, menjalankan excavator ke area front kerja,
melakukan pengambilan batubara, serta melakukan pemuatan batubara. Dari 4
aktivitas tersebut memiliki tingkatan risiko yang berbeda diantaranya risiko
rendah, risiko sedang, risiko tinggi, dan risiko ekstrim.
Hal yang paling utama diprioritaskan yaitu risiko ekstrim karena brdampak
sangat fatal dan sangat merugikan baik bagi operator maupun alat. Upaya
pengendalian yaitu berupa pemeriksaan operator agar mengetahui operator
memiliki kondisi yang baik serta menggunakan pengendalian tambahan (Additional
Control) yaitu dengan menggunakan metode top loading yang merupakan pemuatan
yang dilakukan dengan posisi excavator lebih tinggi daripada mobil truk. Hasil
evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Penilaian Pada kegiatan pengambilan Batubara

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1.8
3 0.3 2
1 Menaiki Excavator Risiko
Tertentu Sedang Minor
Rendah

Menjalankan 3
6 0.1 5
2 excavator ke area Risiko
front kerja Berkala Jarang Sedang
Sedang

Melakukan 10 15
0.3 5
3 pengambilan Terus Risiko
batubara Sedang Sedang
menerus Tinggi

Melakukan 10 30
5
4 pemuatan Terus 0.6 Risiko
batubara Sedang
menerus Ekstrim

14
Pada aktivitas pengambilan batubara memiliki kemungkinan adanya potensi
bahaya yaitu excavator tertimpa tanah ataupun tegelincir akibat longsor hal ini
memiliki tingkat risiko yang tinggi yang disebabkan paparan terhadap potensi
bahaya secara terus menerus, karena pekerjaan ini dilakukan 2 shif kerja dalam 1
hari. Adapun konsekuensi jika bahaya tersebut dapat terjadi akan berdampak
kerugian besar terhadap manusia dan alat. Upaya pengendalian yaitu pengendalian
tambahan (Additional Control) perlu melakukan pemadatan material untuk
dudukan excavator serta perlu adanya pengawas operator.

Pada aktivitas menjalankan excavator ke area front kerja memiliki


kemungkinan adanya potensi bahaya yaitu terbalik saat dijalankan serta tertabrak
dengan alat berat yang lainya. Hal ini memiliki tingkat risiko sedang yang
disebabkan paparan terhadap potensi bahaya secara berkala karena pekerjaan ini
dilakukan sekali dalam sehari. Adapun konsekuensi jika bahaya tersebut terjadi
akan berdampak kerugian terhadap manusia dan alat, walaupun peluangnya kecil
tetapi dapat terjadi bahaya. Upaya pengendalian yaitu pengendalian tambahan
(Additional Control) berupa rambu – rambu bahaya.

4.4.2. Penilaian Kegiatan Pengupasan Overburden

Pada kegiatan pengupasan overburden memiliki tingkatan risiko bahaya


yaitu diantaranya risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Dimulai dari
operator menaiki excavator memiliki peluang terjadinya bahaya yang dapat
menyebabkan operator mengalami terpeleset, terbentur, dan terjatuh saat menaiki
excavator tersebut, menaiki excavator memiliki tingkatan paparan secara tertentu
karena operator melakukan pekerjaan ini sekali dalam sehari. Upaya pengendalian
dalam enaiki excavator yaitu pengendalian administrasi dengan menggunakan helm
safety Saat operator menjalankan excavator ke front penambangan memiliki
potensi bahaya yaitu excavator tebalik akibat jalan yang dilalui karna disisi kanan
yang curam serta tertimpa longsor disisi kiri sehingga memerlukan pirioritas
pengendalian tambahan (additional control) yaitu berupa rambu – rambu jalan serta
plang tanda peringatan. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada
tabel 28.

15
Tabel 28. Penilaian Risiko Pada kegiatan pengupasan overburden

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 1.8
Menaiki 3 0.3 2
Risiko
Excavator Tetentu Sedang Minor
Rendah

2 Menjalankan
3
Excavator ke front 6 0.1 5
penambangan Risiko
Berkala Jarang Sedang
Sedang

3 Melakukan 10 15
0.3 5
Pengupasan Terus Risiko
Sedang Sedang
Overburden menerus Tinggu

4 Melakukan 10 15
0.3 5
Pemuatan Terus Risiko
Sedang Sedang
Overburden menerus Tinggi

Aktivitas melakukan pengupasan overburden memiliki potensi bahaya


excavator terguling karna disisi kiri dan disisi kanan curam tanpa adanya safety
berm, tingkatan risiko pada aktivitas pengupasan overburden ini temasuk
tingkatan risiko tinggi karena konsekuensi jika bahaya terjadi akan berdampak
kerugian besar yaitu pada alat yang rusak serta operator yg mengalami cedera dan
patah tulang. Dengan tingkatan paparan terhadap potensi bahaya terjadi secara
terus menerus. Upaya pengendalian yaitu dengan membuat safety berm dengan
tinggi setengah diameter ban alat yang paling besar disetiap jalan yang disisi kiri
dan kanan yang curam dan memberikan plang rambu rambu peringatan bahaya.

16
4.4.3. Penilaian Kegiatan Topografi Area

Aktivitas pada kegiatan topografi area memiliki potensi bahaya dimulai dari
tingkatan risiko tingg, risiko sedang, dan risiko rendah. Saat karyawan menaiki
area pemukaan tinggi memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjatuh
dari permukaan tinggi yang menyebabkan keugian pada karyawan yang dapat
mengalami cidera patah tulang, upaya pengendalianmya yaitu dengan
menggunakan safety yang lengkap karena karyawan tersebut tidak memakai APD
yang lengkap maka pelu pengendalian administrasi yaitu berupa Helm safety dan
rompi. Saat karyawan melakukan pengukuran jalan di daerah hauling memiliki
potensi bahaya yaitu karyawan dapat mengalami kelilipan pada mata, dan terhirup
debu batubara, namun hal ini sering diabaikan pekerja dan dianggap sepeleh,
bahaya terlilip pada mata yaitu bisa menyebabkan iritasi pada mata dan dampak
tehirup debuh batubara yaitu sesak pada pernafasan,batuk ringan, serta batuk
berdahak yang cenderung menetap. Upaya pengendaliannya yaitu pengendalian
tambahan (Additional Control) dengan menggunakan masker anti debu yaitu tipe
solid dusk, masker tipe solid dusk ini tahan debu ataupun juga tahan pada zat
cair. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 29.

Tabel 29. Penilaian Risiko Pada kegiatan Topografi Area

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Menaiki Area 18
6 0.6 5
Permukaan tinggi
Risiko
Berkala Sering Sedang
Tinggi
2 Memasang Theodolite 9
6 0.3 5
di area permukaan
Risiko
tinggi Berkala Sedang Sedang
Sedang
3 Melakukan
pengukuran suatu 9
6 0.3 5
area menggunakan Risiko
theodolite di area Berkala Sedang Sedang
Sedang
permukaan tinggi
4 Melakukan 1.8
pengukuran jalan 3 0.3 2
menggunakan Risiko
Tertentu Sedang Minor
theodolite Rendah

4.4.4. Penilaian Kegiatan Mengangkut Batubara

17
Pada kegiatan aktivitas mengangkut batubara memiliki potensi bahaya, saat
operator menaiki mobil truk memiliki kemungkinan akan mengalami bahaya
terbentur, terpeleset, dan terjatuh berdasarkan tingkatan risiko yang sudah di nilai
yaitu risiko sedang karena tingkat paparan menaiki truk secara tertentu, aktivitas
menaiki truk. Pekerjaan ini dilakukan 2 shif dalam 1 hari. Hal yang harus
diperhatikan yaitu upaya pengendalian berupa pengendalian tambahan yaitu
berupa APD helm safety karena operator tidak memakai helm safety. Aktivitas
menjalankan mobil truk memiliki potensi bahaya tebalik, tertabrak, serta tertimpa
longsor karena sisi kanan yang curam dan sisi kiri lereng yang terlalu tinggi. Upaya
pengendalianya yaitu menggunakan pengendalian tambahan (additional control)
rambu – rambu jalan dan rambu tanda bahaya. Aktivitas dumping memiliki potensi
bahaya saat dumpman berada di area stockpile memiliki kemungkinan terjatuh,
terbentur, terhirup debu batubara, kelilipan, pekerjaan ini dilakukan 2 shift siang
dan malam, peluang bahaya kemungkinan kecil untuk terjadi. Adapun upaya
pengendalian yang pelru dilakukan yaitu dengan pengendalian tambahan
(Additional control) berupa APD yaitu helm safety, rompi, masker anti debu untuk
dumpman serta lampu led parkir. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat
dilihat pada tabel 30.

Tabel 30. Penilaian Risiko Pada kegiatan mengangkut batubara

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Menaiki mobil truk 1.8


3 0.3 2
Risiko
Tertentu Sedang Minor
Sedang

2 Menjalankan mobil 3
6 0.1 5
truk
Risiko
Berkala Jarang Sedang
Sedang

3 Dumping 3.6
6 0.3 2
Risiko
Berkala Sedang Sedang
Sedang

4.4.5. Penilaian Kegiatan Peratawan Jalan

18
Pada kegiatan perawatan jalan memiliki potensi bahaya saat operator
menaiki grader memiliki kemungkinan terbentur, terjatuh, dan terpeleset, hal ini
disebabkan terpaparnya terhadap potensi bahaya secara tertentu karena pekerjaan
ini dilakukan saat keadaan becek sesudah hujan dan pemadatan jalan, saat
mengoperasikan grader juga memiliki kemungkinan potensi terbalik, tertabrak,
serta tertimpa longsor peluang potensi bahaya hampir tidak pernah teradi dengan
konsekuensi jika terjadi bahaya dapat mengakibatkan cedera berat terhadap
pekerja serta kerusakan pada alat. Adapun pengendalian yang perlu dilakukan
yaitu (Additional Control) APD seperti helm safety untuk operator dan rambu –
rambu jalan.

Pada Aktivitas menaiki water truk memiliki potensi bahaya ketika operator
akan menaiki water truk tersebut, operator memiliki kemukinan bahaya terbentur,
terjatuh, dan terpeleset. Hal ini disebabkan terpaparnya terhadap potensi bahaya
secara tertentu karena pekerjaan ini dilakukan saat keadaan berdebuh pada jalan
dan pemadaman asap batubara di stockpile. Saat operator mengoperasikan water
truk memiliki kemungkinan terbalik, tertabrak, serta tertimpa longsor. Peluang
potensi bahaya jarang tetapi konsekuensi jika tejradi bahaya dapat mengakibatkan
cedera ringan dan kerusakan pada water truk. Upaya pengendalian yang perlu
dilakukan yaitu (Additional Control) berupa APD seperti helm safety untuk operator
dan rompi karena operator tidak menggunakan APD yang lengkap dan rambu –
rambu jalan. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 31.

Tabel 31. Penilaian Risiko Pada kegiatan Perawatan jalan

Penilaian Risiko Tingkat


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Menaiki Grader 1.8


3 0.3 2
Risiko
Tertentu Sedang Minor
Rendah
2 Mengoperasikan 4.5
3 0.3 5
Grader Risiko
Tertentu Sedang Sedang
Sedang
3 Menaiki Water truk 4.5
3 0.3 5
Risiko
Tertentu Sedang Sedang
Sedang
4 Mengoperasikan 0.6
Water truk 3 0.1 2
Risiko
Tertentu Jarang Minor
Rendah
4.4.6. Penilaian Kegiatan mengganti Oli

19
Pada kegiatan mengganti oli memiliki potensi bahaya yang dapat
menimbulkan cidera pada mekanik dan kerusakan pada alat. Pada kegiatan
mengisi oli terdapat beberapa potensi bahaya yaitu oli tumpah sehingga
menyebabkan area licin memiliki kemungkinan mekanik terpeleset, terjatuh, dan
tertimpa ember. Saat mekanik membuka baut tanki oli memiliki kemungkinan
bahaya luka gores saat membuka tanki oli tersebut serta baut terpental ke wajah
mekanik. Terjadnya potensi bahaya dapat memungkinkan terjadi pada kondisi
tertentu. Adapun upaya pengendalianya yaitu perlu dibersihkan area pijakan
sebelum melakukan pekerjaan dan untuk pengendalian tambahan (Additional
Control) perlu menggunakan sarung tangan safety dan APD yang lengkap seperti
helm safety, rompi, sepatu safety. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dapat
dilihat pada tabel 32.

Tabel 32. Penilaian Risiko Pada kegiatan mengganti oli

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Mengambil 1.8
3 0.3 2
peralatan yang
Risiko
akan digunakan Tertentu Sedang Minor
Rendah

2 Membuka baut 1.8


3 0.3 2
tanki oli
Risiko
Tertentu Sedang Minor
Rendah

3 Mengambil ember 0.6


3 0.1 2
untuk menampung
Risiko
oli Tetentu Jarang Minor
Rendah

4 Membersihkan tanki 4.5


3 0.3 5
oli dengan angin
kompresor
Risiko
Tertentu Sedang Sedang
Sedang

4.4.7. Penilaian Risiko Kegiatan mengganti Air Filter

20
Kegiatan mengganti air filter memiliki kemungkinan potensi bahaya ada 3
aktifitas yaitu mengambil peralatan yang diperlukan dan saringan baru, membuka
kap mesin, dan mengganti saringan udara pada filter. Ketika membuka kap mesin
mekanik memiliki kemungkinan tertimpa kap mesin. Hal ini disebabkan tingkat
paparan terhadap potensi bahaya terjadi pada kondisi tertentu karena pekerjaan
tersebut dilakukan 1 kali dalam sebulan. Dengan demikian peluang potensi bahaya
rendah, ketika terjadi bahaya tersebut memiliki konsekuensi mengakibatkan cidera
berat pada mekanik. Mengganti saringan udara pada filter kemungkinan mekanik
terjatuh saat menaiki excavator, ketika memasang saringan udara yang
diakibatkan pijakan licin dan tersandung oleh peralatan mesin. Hal ini disebabkan
tingkat paparan terhadap potensi bahaya terjadi pada kondisi tertentu karena
pekerjaan tersebut dilakukan 1 kali dalam sebulan. Upaya pengendalian yaitu
pengendalian tambahan (Additional Control) dengan menggunakan sarung tangan
safety agar ketika memegang saringan tidak licin. Hasil evaluasi yang dilakukan
peneliti dapat dilihat pada tabel 33.

Tabel 33. Penilaian Risiko Pada kegiatan mengganti air filter

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Mengambil 1.8
peralatan yang 3 0.3 2

diperlukan dan Risiko


Tertentu Sedang Minor
saringan baru Rendah

2 Membuka kap 0.6


3 0.1 2
mesin
Risiko
Tertentu Jarang Minor
Rendah

3 Mengganti saringan 4.5


3 0.3 5
udara pada filter
Risiko
Tetentu Sedang Sedang
Sedang

21
4.4.8. Penilaian Risiko Kegiatan mengisi Angin pada Ban
Pada kegiatan mengisi angin pada ban ada 3 aktivitas yang memiliki potensi
bahaya yaitu pada saat mengambil peralatan yang akan digunakan, menghidupkan
mesin kompresor dan mengisi angin pada ban. Potensi bahaya yang terjadi pada
kegiatan mengisi angin pada ban yaitu ketika mekanik menghidupkan mesin
kompresor kemungkinan tali yang di Tarik saat mengihidupkan kompresor terkena
wajah dan saat mekanik mengisi angin pada ban memiliki kemungkinan tuli
karena terlalu dekat dengan kompresor dan memiliki kemungkinan selang
terpelanting terkena mekanik apabila tekanan kompresor terlalu tinggi. Upaya
pengendalian yaitu (Additional Control) yaitu mekanik harus menggunakan APD
yang lengkap berupa sarung tangan safety, helm safety, earmuff protector dan pada
alat kompresor tali yang dipakai perlu diganti dan di pebaruhi. Hasil evaluasi yang
dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 34.

Tabel 34. Penilaian Risiko Pada kegiatan mengisi angin pada ban

Penilaian Risiko Tingkatan


No Aktivitas
Paparan Peluang Konsekuensi Risiko

1 Mengambil peralatan 1.8


3 0.3 2
yang digunakan Risiko
Tertentu Sedang Minor
Rendah
2 Menghidupkan mesin 4.5
3 0.3 5
kompresor Risiko
Tertentu Sedang Sedang
Sedang
3 Mengisi angin pada 9
3 0.3 10
ban yang bocor Risiko
Tertentu Sedang Major
Sedang

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap penilaian risiko adalah risiko


ekstrim berada di peringkat yang paling tinggi, kemudian dilanjuti dengan risiko
tinggi, risiko sedang dan risiko rendah. Penilaian dilakukan berdasarkan
pertimbangan paparan, peluang, dan konsekuensi dari sumber bahaya yang
dihaslkan. Setiap risiko ini akan ditetapkan pengendalianya berdasarkan prioritas
tinggi maka didapatlah 4 macam risiko dengan rank yang berbeda.
Berdasarkan hasil penilaian, risiko exkstrim berada diurutan terakhir tetapi
apabila dilihat dari dampak yang akan ditimbulkan, maka risiko tinggi perlu
diprioritaskan, karna pengendalian risiko dimulai dari risiko yang paling tinggi ke
risiko yang paling rendah.

22

Anda mungkin juga menyukai